Artikel Kegagalan Kloning Pada Manusia
Artikel Kegagalan Kloning Pada Manusia
Artikel Kegagalan Kloning Pada Manusia
Isya Anjani
Prodi Pendidikan Kimia, FSTT, UNDIKMA Mataram, Jl. Pemuda No. 59A, Mataram, Indonesia
83125
Email Korespondensi: [email protected]
ABSTRAKS : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab kegagalan kloning pada
manusia dengan menggunakan metode deskriptif. Data penelitian diperoleh dengan studi
pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab timbulnya berbagai masalah dalam
kloning adalah adanya kesalahan saat pemrograman material genetik (reprogramming) dari sel
donor. Sehingga kloning tidak cocok pada manusia, karena hasil kloning cepat mengalami
kecacatan dan kematian.
ABSTRACT : This study aims to determine the causes of cloning failure in humans by using
descriptive methods. Research data obtained by library research. The results showed that the
cause of various problems in cloning was an error when programming genetic material
(reprogramming) from donor cells. So that cloning is not suitable for humans, because the
results of cloning quickly experience disability and death.
PENDAHULUAN
Di zaman modern ini berbagai teknologi telah banyak dikembangkan, salah satunya yaitu
bioteknologi yang mempelajari cara pemanfaatan pada makhluk hidup. Kemajuan dalam bidang
bioteknologi telah membuka banyak peluang dan wajah baru dalam banyak sektor seperti
perhutanan, agrikultur, perubatan, genetik, rawatan air kumbahan, dan sebagainya, yang dimana
salah satu bentuk dari bioteknologi adalah kloning. Secara etimologi, istilah kloning sebenarnya
berasal dari bahasa Yunani yaitu kata clon, yang berarti tangkai. Clon, adalah “suatu populasi sel
atau organisme yang terbentuk melalui pembelahan yang berulang (aseksual) dari satu sel”.
Sedangkan kloning berasal dari bahasa Inggris, cloning adalah “suatu usaha untuk menciptakan
duplikat suatu organisme melalui proses yang aseksual”. Dengan kata lain, kloning adalah proses
memperoleh keturunan (reproduksi) secara aseksual suatu sel tunggal. Sel tunggal yang
dimaksudkan di sini adalah inti sel tubuh hewan dan manusia atau sel daun pada tumbuhan. Hasil
kloning adalah klon, yaitu populasi yang berasal dari satu sel atau organisme yang mempunyai
rangkaian kromosom yang sama dan sifat yang identik dengan induk asalnya. Menurut La Jamaa
(2016) Teknologi kloning reproduksi mampu memfasilitasi pembuahan buatan dengan
menggunakan sel tubuh suami dan ovum istri, serta embrionya ditransfer ke rahim istri. Sehingga
kloning manusia dapat memberikan kemaslahatan terhadap pasangan suami istri yang tidak
subur untuk memperoleh keturunan. Masrudi (2014) mendefinisikan bahwa Kloning adalah
kreasi secara aseksual dari suatu sel atau organisme yang merupakan salinan genetik dari
organisme pendahulu.
Eka (2013) menjelaskan Kloning hewan dapat dilakukan dengan teknik embryo splitting,
blastomere dispersal, dan somatic cell nuclear transfer (SCNT). Keberhasilan teknik SCNT
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya spesies, tipe sel donor inti, ovum resipien, dan
teknik transfer inti.
Secara teknis, kloning berarti meniru. Teknik ini bermaksud membentuk organ hidup
buatan yang mirip dengan organ aslinya. Caranya dengan mengambil inti sel dari sel tubuh ke sel
telur (Aman, 2011). Sudjana (2015) menyatakan metode yang digunakan adalah dengan kloning
embrio, hasil penggabungan sel sperma dan sel telur di luar tubuh manusia, sehingga didapatkan
beberapa duplikat embrio yang merupakan calon-calon manusia duplikat yang setiap saat siap
dimasukkan ke dalam rahim ibu.
METODE
Pada penelitian menggunakan metode deskriptif, metode ini merupakan metode yang
digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan
untuk membuat kesimpulan yang lebih jelas. Teknik pengumpulan data menggunakan studi
pustaka dengan mengamati dan mengumpulkan informasi dari berbagai literatur yang
berhubungan dengan pokok permasalahan yang diangkat berupa tulisan atau jurnal.
Berdasarkan data yang telah diperoleh setelah melakukan studi pustaka yaitu menurut Evi
(2019) hanya ada sebagian kecil embrio hasil klon yang berkembang secara normal sampai lahir.
banyak dari hasil klon tersebut yang menunjukkan kecacatan. Misalnya mencit hasil klon rentan
obesitas, pneumonia, gagal hati, dan kematian prematur. Masrudi (2014) mengemukakan proses
penciptaan manusia melalui teknologi yang demikian ini dikhawatirkan akan menghancurkan
harkat martabat manusia. Hal ini jelas akan berdampak pada etika dan hukum. Walaupun
Indonesia belum menjadi Negara yang memiliki kemampuan kloning manusia, perlu memiliki
aturan hukum yang tegas tentang kloning manusia untuk mengatur pengembangan dan penelitian
tentang kloning manusia.
Menurut Eka (2013) embrio yang dihasilkan setelah kelahiran seringkali mengalami
kelainan, seperti obesitas dan kematian pada usia dini. Ada beberapa variabel yang
mempengaruhi tingkat keberhasilan kloning diantaranya adalah spesies, tipe sel donor inti,
modifikasi genetik, ovum resipien, perlakuan terhadap sel donor sebelum transfer inti, dan teknik
transfer inti. Penyebab timbulnya berbagai masalah dalam kloning adalah adanya kesalahan saat
pemrograman material genetik (reprogramming) dari sel donor. Faktor penyebab
ketidakefisiensian kloning, yaitu tahapan siklus sel donor, ketidaklengkapan pemprograman
ulang nukleus, dan tipe sel donor yang digunakan. Banyak tipe sel yang telah digunakan untuk
transfer inti, diantaranya adalah sel-sel cumulus dan mural granulose. Sehingga kloning tidak
cocok pada manusia, karena hasil kloning cepat mengalami kecacatan dan kematian.
KESIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan dapat kita simpulkan bahwa penyebab dari kegagalan kloning
pada manusia disebabkan oleh tingkat keberhasilan kloning yang diantaranya adalah spesies, tipe
sel donor inti, modifikasi genetik, ovum resipien, perlakuan terhadap sel donor sebelum transfer
inti, dan teknik transfer inti. Penyebab timbulnya berbagai masalah dalam kloning adalah adanya
kesalahan saat pemrograman material genetik (reprogramming) dari sel donor.
SARAN
Dalam penelitian ini sebaiknya disediakan juga referensi dari kampus sehingga penulis
dapat menambah referensi.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu penelitian ini, terutama kepada dosen
pengampu mata kuliah Biokimia I
DAFTAR PUSTAKA
Aman. 2011. Kloning Manusia Dan Masalah Sosial-Etik. Dimensia. Volume I. No. 1.
Eka, P. T. 2013. Kloning Hewan. Jurnal Dinamika. Halaman 49 – 6.
Evi Suryanti. 2019. Tinjauan Etika Terhadap Kloning Manusia. Jurnal Ilmiah Multi Sciences.
Vol. 11 No. 1. Hal: 10-19.
La Jamaa. 2016. Kloning Manusia Perspektif Hukum Islam Di Indonesia. Jurnal Sosial &
Budaya Syar’i. Vol. 3 No. 1.
Masrudi, M. 2014. Kloning Manusia Dalam Perspektif Etika Keilmuan Dan Pengaturan
Hukumnya Di Indonesia. Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Sudjana. 2015. Aspek Hukum Penggunaan Deoxyribonucleic Acid (DNA) Pada Proses Kloning
Embrio Manusia. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. Vol 6(3):145-159.