PRAKARYA
PRAKARYA
PRAKARYA
tanaman hias
aglonema ( sri
rejeki )
DISUSUN OLEH :
MUTHIA HANUN PANGGARESTI
X MIPA 5
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Tanaman Hias
Bunga.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Tanaman Hias Bunga ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang 1
B. Rumusan masalah 2
C. Tujuan masalah 2
BAB II PEMBAHASAN
A. A.Teknik Budidaya Aglaonema Dalam Pot 3
B. Syarat Tumbuh Untuk Tanaman Hias Aglaonema 5
C. Jenis Dan Ciri Tanaman Hias Aglaonema 7
D. Manfaat Tanaman Aglaonema 8
E. Jenis Hama Dan penyakit Bunga Aglaonema 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 13
B. Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 15
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Aglaonema atau sri rejeki dijuluki dengan “ratu daun”. Nama aglaonema berasal dari
bahasa Yunani yang terdiri dari kata “aglaos” dan “nema/nematos” yang artinya
terang/mengkilap. Tanaman ini masih satu famili dengan talas-talasan (Aracaeae) serta kerabat
dekat dengan Spathipyllu danPhilodendron.Penyebaran utama di Asia Tenggara meliputi
Filipina, Indonesia, Malaysia, Thailand, Laos, Vietnam, Brunai Darussalam, dan Myanmar.
Kemudian tanaman ini menyebar ke Cina, Florida,dan Amerika ( Anonim, 2009 ).
Sejarah tanaman aglaonema di Indonesia tidak terlepas dari nama penyilngan pertama
aglaonema di Indonesia Gregorius Hambali yang sangat dikenal dengan sebutan pak Gren di
kalangan kolektor tanaman hias,berkat ketekunan dan keterampilannya dari tahun ketahun pak
Gren dapat menghasilkan tanaman atau melahirkan berbagai varietas baru dari tangannya ( Ika
Kurniawati,2010 ).
Orang yang memberikan nama aglaonema adalah Heinrich Wilhelm Schott, ahli botani
kelahiran Brunn, Morovia, Cekoslavakia, sebenarnya aglaonema telah populer di Indonesia dan
kian dikenal masyarakat sejak lama, Aglaonema atau nama akrabnya sri rejeki harganya kian
menjulang tinggi ( Ika Kurniawati,2010 ).
Aglaonema atau Sri Rejeki merupakan tanaman dari family Araceae. Genus Aglaonema
terdiri dari sekitar 30 spesies. Habitat asli tanaman ini adalah di bawah hutan hujan tropis,
tumbuh baik pada areal dengan intensitas penyinaran rendah dan kelembaban tinggi. Kini
berbagai macam aglaonema hybrida telah dikembangkan, memiliki penampilan tanaman yang
sangat menarik. Hybrida dari bermacam warna, bentuk, ukuran daun sehingga jauh berbeda dari
spesies alami ( Anonim ,2008 ).
Publik mengenal aglaonema sebagai tanaman eksklusif berdaun indah sepanjang masa.
Setiap saat, para pemulia mengeluarkan hibrida baru. Saat itulah, para kolektor memburu hasil
persilangan para pemulia ini. Aglaonema hasil persilangan ini diikutkan oleh para kolektor
dalam suatu kontes. Tanaman aglaonema yang mendapatkan juara harganya sangat tinggi.
Kolektor-kolektor yang lain rela mengeluarkan uang berapapun untuk mendapatkannya, daun-
daun aglaonema berwarna hijau, merah, putih dan kuning. Motif dan coraknya beraneka macam.
Hasil persilangan ditentukan oleh indukan yang dipakai. Tren warna yang sering diminati para
kolektor adalah aglaonema berwarna merah. Tren warna-warna lain mengalami pasang surut
untuk mendapatkan persilangan yang bagus, para pemulia aglaonema indonesia memburu
tanaman ini hingga ke pedalaman hutan. Tujuan mereka untuk memperoleh jenis bergalur murni,
Galur murni memiliki genotip yang masih asli Untuk keperluan persilangan. hal ini memudahkan
para pemulia dalam penelusuran genetiknya. Tidak heran aglaonema indonesia sering merebut
juara dalam kontes dunia ( Anonim, 2011 ).
Aglaonema termsuk salah satu jenis tanaman yang bisa tumbuh di susud-sudut ruangan
yang gelap. Tanaman ini tumbuh baik di tempat yang mendapatkan sinar matahari. Tetapi
memiliki daya adaptasi yang baik terhadap tempat yang kurang cahaya. Oleh karena itu,
aglaonema sangat cocok sebagai tanaman hias di dalam ruangan ( AS. Sudarmono,1997 ).
Aglaonema terdiri dari kurang lebih 30 spesies yang sudah di lepaskan di pasaran, namun
hanya 3 jenis aglaonema yang akan di gunakan pada penelitian ini.
Aglaonema Treubii bentuk tanamannya ramping, daun berbentuk seperti daun tombak
dan keras,berwarna hijau dengan corak yang indah berwarna abu-abu keperakan. Aglaonema
Pseudu-bracteattum dengan bentuk daun panjang, berwarna hijau tua dengan corak warna hijau
terang dan agak kekuningan, bagian tengah daun berwarna putih krem, batangnya berwarna
putih. Dan aglaonema Splash pink, aglaonema ini berdaun besar,panjang 20 cm, dan lebar 15
cm. Penampilan memikat dengan sapuan warna merah mudah dijari-jari daun ( Ika kurniawati,
2010).
Membuat warna aglaonema menjadi cerah sebenarnya tidak terlalu rumit. Asalkan, kita
mengetahui cara dan perlakuannya, Salah satu cara untuk meningkatkan warna daun aglaonema
adalah dengan memberikan pupuk cair dan pupuk yang berkadar K tinggi . Pupuk cair umumnya
mengandung bakteri baik dan mampu menekan perkembangan bakteri yang merugikan tanaman.
Penyemprotan diarahkan ke bagian belakang daun.Dengan perlakuan tersebut, otomatis tanaman
akan sehat dan warna daun aglaonema semakin mengkila
Rumusan Masalah
· Pemisahan anakan
Teknik budidaya aglaonema dengan pemisahan anakan dapat dilakukan dengan memotong akar
sambung antara induk dengan anakan. Anakan yang dapat dipisahkan adalah anakan yang telah
memiliki daun yang mekar (sudah tak menggulung).Namun sebelum memustuskan untuk
memotong akar sambung, pastikan indukan memiliki akar yang kuat. Akar yang kuat ditandai
dengan warnanya yang putih dan gemuk.Untuk mempercepat proses penunasan kembali setelah
dilakukan pemisahan anakan, potong pucuk indukan hingga tersisa 1 daun saja. Cara ini akan
sangat berguna untuk merangsang aglaonema membentuk tunas baru.Agar kondisi tanaman
indukan tetep terjaga, oleskan cairan antiseptik khusus tanaman pada bagian yang telah dipotong
lalu padatkan daerah sekitar akar tanaman induk.
Tidak banyak Syarat tumbuh Untuk tanaman Hias aglaonema. Faktor lingkungan yang penting
yaitu pencahayaan dan temperatur Tanaman hias Aglaonema tersebut. Cahaya dibutuhkan
tanaman aglaonema untuk proses fotosintetis, yaitu merubah gas asam arang (CO2) dan air
(H2O) menjadi gula atau karbohidrat.
Pencahayaan
Sesuai dengan sifat aslinya, aglaonema memerlukan tempat teduh atau ada naungan. Aglaonema
masih dapat hidup walaupun ditempatkan di ruangan yang agak gelap (kurang dari 150 cahaya
lilin). Namu, pencahayaan yang baik ialah 1.000 sampai 25.000 cahaya lilin atau dinaungi
parenet 70-90% agar pertumbuhan optimal.
Sesuai dengan sifat aslinya yang menyukai tempat teduh, tanaman ini sangat cocok ditempatkan
di ruangan dalam waktu yang relatif lama. Oleh sebab itu, tanaman ini pouler sebagai
tanaman indoor.
Bila cahaya terlalu intensif atau terang, daun aglaonema menjadi agak putih atau pucat dan bisa
terjadi titik-titik gosong atau terbakar. Pencahayaan yang berlebihan dapat diketahui dengan
melihat sudut antara daun dan batang tanaman yang lebih kecil dari 45 derejat (agak tegak).
Adapun posisi yang normal antara 45-90 derejat.
Temperatur dan kelembapan
Temperatur yang optimal untuk aglaonema antara 24-29 derejat C pada siang hari dan 18-21
derejat C pada malam hari. Adapun kelembapan optimal sekitar 50%. Dengan temperatur dan
kelembapan tersebut, agleonema cocok ditanam di dataran rendah.
Perkembangan aglaonema, terutama hibrida, dapat dilihat dari dua segi, yaitu dari negara-negara
yang menghasilkan dan dari tanaman itu sendiri, terutama dari harganya.
Perkembangan aglaonema di beberapa negara
Sejak Cina pertama kali membudidayakannya, belum ada perkembangan mengenai aglaonema
sampai sekitar tahun 1960. Nat Deleon dari USA melakukan persilangan antara Aglaonema
curtisii dan Aglaonema treubi. Aglaonema hibrida yang dihasilkan diberi nama Aglaonema
Silver Queen.
Sejak itu, aglaonema di Amerika tidak banyak mengalami perkembangan, hingga pada tahun
1974 diperkenalkan Aglaonema Abidjan dan Manila, kemudian sekitar tahun 1980
diperkenalkan Aglaonema B.J Freeman. Perkembangan yang lebih pada sekitar tahun 1990
dengan diperkenalkannya sekitar 15-20 kultivar baru. Silangan-silangan baru ini umumnya
berasal dari University of Florida.
Menjelang tahun 80-an, Sithiporn Donavanik dari Thailand sukses menghasilkan aglaonema
dengan daun yang berwarna-warni dari silangan A. rotundum x A. marantifolium-tricolor. Hasil
silangan tersebut diberi nama ‘Sithiporn’. Twyford Plant Laboratories Inc. of Sebring Florida
sedang mengembangbiakan tanaman ini dalam skala komersial dengan menggunakan teknologi
kultur jaringan (cloning/tissue culture) dengan nama dagang Aglaonema Red Gold.
Pada tahun 2000-an, di Thailand dibentuk suatu klub yang memproduksi aglaonema. Klub yang
hingga saat ini beranggotakan sekitar 60 anggota ini telah menghasilkan banyak sekali jenis-jenis
aglaonema baru dengan corak dan warna yang sangat menawan, walaupun dari segi daya tahan
tanaman belum teruji. Miss Ausa merupakan salah satu anggota yang berhasil nebghasilkan
aglaonema dengan daun berwarna merah, kuning, dan merah muda.
Di Indonesia, Gregori G. Hambali sekitar tahun 1980 secara bertahap mengembangkan
aglaonema yang berwarna-warni. Ada dua hasil silangannya yang sangat terkenal, baik di
Indonesia maupun di mancanegara. Kedua hibrida tersebut diberi nama Pride of Sumatera dan
Donna Carmen. Aglaonema ini dapat dikatakan aglaonema yang pertama berwarna merah.
Selain itu ada satu lagi hasil silangan lainnya masih banyak, tetapi kebanyakan tidak diberi nama.
Selain Gregori G. Hambali, Sukasdi dari Bogor juga menghasilkan aglaonema hibrida, salah satu
hasil silangannya diberi nama Sannera. Nursery Anggun Ayu juga turut meramaikan dalam
menghasilkan aglaonema hibrida pada tahun 1985-an. Namun, sayang sekali sebagian besar
aglaonema hibrida tidak diberi nama sehingga hanya dikenal dengan nama aglaonema hibrida.
Bentuknya bulat dan agak memanjang serta cekung. Ketika terkena cahaya maka daun sri rejeki
sinar bulan akan memantulkan cahaya bergelombang dengan tekstur yang unik.
Jika dilihat lebih teliti, bentuk daunnya agak meruncuing denagn tulang-tulang dengan garis
tegas. Daunnya tidak tumbuh beraturan sehingga nampak sangat rimbun.
3. Sri Rejeki Legacy
Ciri utama dari aglaonema legacy adalah perpaduan warna hijau dan merah pada daun, serta
warna merah gelap pata tulang daun. Bentuk daunnya lonjong dan meruncing pada bagian
ujungnya. Pada beberapa jenis kultivar terdapat pula daun dengan semburat warna putih yang
lebih lembut.
Selain jenis-jenis yang telah dijelaskan, masih terdapat jenis aglaonema lain seperti sri rejeki
adelia, lipstik atau siam aurora, red kochin, dud anjamani, lady valentina, red ruby, tiara,
stardust, suroyo, donna carmen, angela, shinta, diana, utiara dan ariana.
Keindahan dan keunikan berbagai jenis aglaonema sebagian besar ditentukan oleh bentuk, corak,
serta warna daunnya. Akan tetapi lebih dari itu, tumbuhan cantik ini juga memberi manfaat
sebagai peluang bisnis melalui budidaya serta manfaat berupa jasa lingkungan, yaitu:
1. Tanaman Hias
Bentuk daun warna daun yang beragam dan menarik menjadikan tanaman ini salah satu pilihan
utama para dekorator untuk memperindah ruangan. Kelebihan lain yang dimiliki tumbuhan sri
rejeki adalah daya tahannya terhadap lingkungan ber-AC maupun tidak, oleh sebab itu tanaman
ini dapat ditanam di dalam ruangan maupun di ruang terbuka.
3. Budidaya Aglaonema
Tingginya minat masyarakat untuk menanam dan mengoleksi tanaman sri rejeki menjadi peluang
bisnis yang menguntungkan bagi para pembudidaya tanaman hias. Dari tangan dingin para
pembudidaya pula akan tercipta corak-corak warna daun baru yang lebih indah.
4. Menyerap Polutan
Terdapat penelitian yang mengatakan jika tanaman aglaonema dikombinasikan dengan tanaman
lidah mertua dapat menggantikan fungsi dari AC dalam memfilter udara. Perpaduan keduanya
dapat menyerap polutan di udara, seperti asap rokok dan menetralisirnya. Selain itu, tanaman sri
rejeki juga mempunyai khasiat sebagai anti bakteri yang menekan jumlah populasi spora jamur
hingga 50%.
HAMA
Hama adalah hewan penggangu tanaman yang secara fisik masih dapat dilihat secara kasat mata
tanpa bantuan alat. Hama pada aglaonema bermacam-macam dan gejalanya berbeda-beda..
Setiap hama memiliki cara penanggulangan tersendiri.
2. Ulat
Hama ulat ada yang menyerang daun, yaitu spodoptera sp., ditandai dengan daun muda atau
setengah tua yang rombeng dari pinggir. Ada juga ulat yang menyerang batang, yaitu noctuidae.
Penanggulangannya dapat dilakukan dengan menggambil ulat secara mekanis. Namun, bila
jumlahnya sudah banyak, ulat dapat dibasmi dengan menyemprotkan insektisida 2 minggu
sekali. Insektisida yang dapat digunakan adalah Decis 25 EC 0,5-1 ml/l, Atabron 1 ml/l, atau
Buldok 25 EC dosis 0.5-2 ml/l.
3. Belalang
Gejala penyerapan hama belalang ini sama dengan ulat, yaitu daun menjadi rombeng. Hama ini
dapat ditanggulangi dengan penangkapan secara manual. Tangkap belalang yang belum bersayap
atau saat masih pagi dan berembun-belalang tidak bisa terbang dengan sayap basah. Anda juga
dapat menyemprotkan Confidor 200 SL dosis 1 ml/l. Campurkan Decis 2,5 EC dosis 0,75-1 ml/l
dengan frekuensi penyemprotan 2 minggu sekali.
4. Kutu Perisai
Hama ini menyerang bagian daun. Kutu ini biasanya terdapat koloni dengan membentuk barisan
di bagian tulang punggung daun, Sesuai namanya, kutu ini memiliki bentuk fisik seperti perisai
pada bagian punggungnya. Kutu perisai diatasi dengan menggunakan insektisida sistemik
dengan bahan aktif acephate.
6. Kutu Sisik
Menyerang bagian daun, pelepah, batang, dan bunga. Bentuknya seperti lintah dengan ukuran
yang jauh lebih kecil. Kutu sisik dapat menyebabkan daun mengerut, kuning, layu dan akhirnya
mati. Bersihkan kutu sisik dengan cara dikerik. Anda juga dapat menyemprotkan insektisida
Confidor 200-SL atau Agrimex 18 EC dosis 1 ml/l dengan frekuensi 1 minggu sekali.
PENYAKIT
Penyakit pada tanaman khususnya aglaonema disebabkan oleh 2 patogen, yaitu cendawan dan
bakteri. Jumlah cendawan yang menyebabkan penyakit umumnya lebih banyak dibanding
bakteri. Bagian tanaman yang terkena bakteri biasanya mengeluarkan bau tidak sedap.
1. Busuk Akar
Penyakit ini ditandai dengan daun yang menjadi pucat lalu busuk, batang yang berlubang dan
layu, serta akarnya berwarna coklat kehitaman. Busuk akar disebabkan karena media yang terlalu
lembap sehingga menyebabkan cendawan cepat berkembang. Tanggulangi busuk akar dengan
mengganti media baru yang lebih porous, lalu potong bagian akar yang busuk dan oleskan
fungisida pada bekas potongan. Bisa juga dengan menyemprotkan fingisida Previcur N dosis 1
ml/l dengan frekuensi 2 minggu sekali.
2. Layu Fusarium
Gejala serangan ditandai dengan tulang daun yang pucat berubah warna menjadi cokelat keabuan
lalu tangkainya membusuk. Penyababnya adalah media yang selalu basah sehingga media tanam
jadi ber-pH rendah. Kondisi tersebut membuat cendawan fusarium oxysporium leluasa
berkembang. Penyakit ini dapat ditanggulangi dengan cara mengganti media tanam. Dapat juga
dengan menyiramkan fungisida Derosol 500 SC dosis 1,5 ml/l setiap 2 minggu. Bisa juga diatasi
dengan menyemprotkan fungsida Folicur 25 WP 1-2 g/l atau Folocur 250 EC 1-2 ml/l atau
Delsane MX 200 dosis1 g/l. Penyakit ini dapat dicegah dengan menyiramkan Folicur 250 EC
dengan konsentrasi 2 ml/l setiap 2 minggu sekali.
3. Layu Bakteri
Dari namanya tentu dapat diketahui bahwa penyakit tanaman disebabkan oleh bakteri. Layu
bakteri ditandai dengan daun dan batang yang melunak serta bau yang tak sedap. Untuk
mencegahnya, media tanam harus tetap dijaga agar tidak terlalu basah dan lingkungan sekitar
tidak terlalui lembap. Atasi layu fusariumdengan menyemprotkan bakterisida Agrept dosis 1-2
ml/l atau Starner dosis 1 g/l setiap 2 minggu sekali.
4. Bercak Daun
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan. Sesuai namanya, penyakit ini ditandai dengan adanya
bercak daun yang lama kelamaan akan membusuk. Bercak daun ini dapat diatasi dengan
langsung memotong daun yang busuk. Dapat juga menyemprotkan fungisida folicur 25 WP dosis
1-2 g/l atau folicur 250 EC dosis 1-2 ml/l. Selain itu, dapat juga dengan menggunakan Score
dosis 1 cc/l. Frekuensi penyemprotan 2 minggu sekali. Pupuk berkadar kalsium tinggi juga dapat
membantu mengatasi penyakit ini.
VIRUS
Adanya virus pada aglaonema ditandai dengan daun yang berlubang menjadi kekuningan atau
menjadi keriting. Perubahan tersebut karena virus dapat menghancurkan klorofil dan jaringan
lainnya pada daun. Tanaman yang terjangkit virus tidak dapat ditanggulangi. Perawatan dan
pengendalian lingkungan yang baik merupakan cara pencegahan yang paling efektif. Virus dapat
menyebar dengan bantuan vektor seperti hama pengisap cairan tanaman dan penggunaan alat
potong yang tidak steril.
Kelainan Fisiologis
Gejala fisiologis disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan seperti sinar matahari, suhu, defisiensi
hara, air, dan tingkat keasaman. Sinar matahari yang berlebihan dapat menyebabkan daun
mengering dan layu. Bercak coklat akan timbul bila daun yang tidak berklorofil terbakar sinar
matahari.
Sumber cahaya yang tidak merata dan posisi tanaman yang tidak pernah diputar menyebabkan
pertumbuhan tanaman menjadi miring. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan warna
daun pada aglaonema menjadi memucat. Selain itu, kelebihan air dapat menyebabkan daun
menguning
Disamping gejala-gejala tersebut, pernahkah Anda melihat daun aglaonema menjadi kecil dan
kerdil? Hal itu bisa disebabkan oleh defisiensi hara, media yang sudah lama tidak diganti, atau
aglaonema tidak cocok dengan ketinggian tempat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hal-hal yang harus di perhatikan dalam budidaya TAMANAN HIAS BUNGA adalah:
1. Media Tanam: yang terdiri dari wadah atau pot tanaman dan juga tanah yang merupakan unsur
pokok dalam penanaman. Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap tanaman, jadi sebaiknya
perhatikan kesesuaian antara media tanam dengan jenis tanaman yang yang akan di tanam.
2. Pemilihan tanaman: Pilihlah tanaman yang cukup mudah dalam perawatannya agar
memudahkan pekerjaan anda. Setiap tanaman memiliki karakterisik yang berbeda dalam
perawatan dan juga bisa sangat sensitife.
3. Perawatan: perawatan tanaman hias terdiri dari penyiraman dan pemupukan tanaman. Siram
tanaman secukupnya untuk menhindari pembusukan pada akar tanaman. Gunakan pupuk
kompos untuk pemupukan, bila sulit anda juga bisa menggunakan pupuk buatan pabrik.
4. Tempat: Usahakan tanaman tidak terlalu seing terkena sinar matahari, buatlah semacam
peneduh dari jaring -jaring untuk atap tanaman anda.
a. Air juga sangat berperan penting terhadap tanaman, karena air berguna untuk mengontrol suhu
saat udara panas. Oleh karena itu penyiraman sangat berpengaruh terhadap kehidupan tanaman,
kekurangan dan bahkan terlambat menyiram tanaman berdampak layu.
B. Saran
Kita perlu mengetahui lebih banyak macam – macam tanaman hias dan manfaatnya . dan
dapat memperindah halaman rumah kita .Perlu adanya sosialisai kepada masyarakat luar
mengenai hasil-hasil yang tepat kegunaannya.Para petani dan juga masyarakat hendaknya dapat
menjaga dan membudidayakan jenis TAMANAN HIAS BUNGA di Indonesia tetap terjaga .
DAFTAR PUSTAKA
http://tanamanbunga.com/cara-budidaya-tanaman-hias.html
http://istono-girimulyo.blogspot.com/2012/11/cara-budidaya-tanaman-hias.html
http://yusrilabd.blogspot.co.id/2015/10/makalah-proses-budidaya-tanaman-hias.html
http://tanamanhiasdanobatstppyogyakarta.blogspot.co.id/2016/02/makalah-budidaya-tananam-
hias-bonsai.html