Teori Struktural Fungsional
Teori Struktural Fungsional
Teori Struktural Fungsional
8 November 2007
oleh adjhee
Pendahuluan
Teori Fungsional-struktural adalah sesuatu yang urgen dan sangat bermanfaat dalam
suatu kajian tentang analisa masalah social. Hal ini disebabkan karena studi struktur dan
fungsi masyarakat merupakan sebuah masalah sosiologis yang telah menembus karya-karya
para pelopor ilmu sosiologi dan para ahli teori kontemporer.[1]
Oleh karena itu karena pentingnya pembahasan ini maka kami dari kelompok 3
mengangkat tema ini. Mudah-mudahan dapat bermanfaat.
Pokok-pokok para ahli yang telah banyak merumuskan dan mendiskusikan hal ini telah
menuangkan berbagai ide dan gagasan dalam mencari paradigma tentang teori ini, sebut
saja George Ritzer ( 1980 ), Margaret M.Poloma ( 1987 ), dan Turner ( 1986 ). Drs. Soetomo (
1995 ) mengatakan apabila ditelusuri dari paradigma yang digunakan, maka teori ini
dikembangkan dari paradigma fakta social. Tampilnya paradigma ini merupakan usaha
sosiologi sebagai cabang ilmu pengetahuan yang baru lahir agar mempunyai kedudukkan
sebagai cabang ilmu yang berdiri sendiri.[2]
Secara garis besar fakta social yang menjadi pusat perhatian sosiologi terdiri atas dua tipe
yaitu struktur social dan pranata social. Menurut teori fungsional structural, struktur sosial
dan pranata sosial tersebut berada dalam suatu system social yang berdiri atas bagian-
bagian atau elemen-elemen yang saling berkaitan dan menyatu dalam keseimbangan.
Robert K. Merton, sebagai seorang yang mungkin dianggap lebih dari ahli teori
lainnya telah mengembangkan pernyataan mendasar dan jelas tentang teori-teori
fungsionalisme, ( ia ) adalah seorang pendukung yang mengajukan tuntutan lebih terbatas
bagi perspektif ini. Mengakui bahwa pendekatan ini ( fungsional-struktural ) telah
membawa kemajuan bagi pengetahuan sosiologis.
Merton telah mengutip tiga postulat yang ia kutip dari analisa fungsional dan
disempurnakannya, diantaranya ialah :
Talcott Parsons dalam menguraikan teori ini menjadi sub-sistem yang berkaitan
menjelaskan bahwa diantara hubungan fungsional-struktural cenderung memiliki empat
tekanan yang berbeda dan terorganisir secara simbolis :
Walaupun fungsionalisme struktural memiliki banyak pemuka yang tidak selalu harus
merupakan ahli-ahli pemikir teori, akan tetapi paham ini benar-benar berpendapat bahwa
sosiologi adalah merupakan suatu studi tentang struktur-struktur social sebagai unit-unit
yang terbentuk atas bagian-bagian yang saling tergantung.
Penutup
Teori fungsional struktural bukan hal yang baru lagi didalam dunia sosiologi modern, teori
ini pun telah berkembang secara meluas dan merata. Sehingga tak ayal banyak Negara yang
menggunakan teori ini di dalam menjalankan pemerintahannya baik itu mengatur suatu
pola interaksi maupun relasi diantara masyarakat. Dalam kesempatan ini setidaknya
pemakalah dapat mengambil keseimpulan bahwa secara singkat dan sederhana teori sosial
ini merupakan seperti rantai sosiologi manusia, dimana didalam hubungannya terdapat
suatu keterkaitan dan saling berhubungan. Juga adanya saling ketergantungan, layaknya
suatu jasad maka apabila salah satu bagian tubuh jasad tersebut ada yang sakit ataupun
melemah sangat ber-implikasi pula pada bagian yang lain.
Sekiranya hanya ini yang dapat kami selesaikan dalam penyusunan makalah ini, terasa bagi
kami kesulitan dalam mencari refrensi tentang pengertian yang mendalam dari teori ini.
Sehingga nantinya dapat dijadikan bahan pembelajaran yang lebih mendalam bagi kawan-
kawan yang haus akan suatu ilmu. Kami memohon maaf bila banyak kekurangan dan
mungkin ada yang bingung terhadap bahsa yang dipergunakan dalam penulisan. Oleh karena
itu input kalian sangat berarti bagi kami penyusun makalah.
Referensi
Soetomo, Drs, Masalah Sosial dan Pembangunan, Jakarta: Pustaka Jaya, 1995