Laporan Praktikum
Laporan Praktikum
Laporan Praktikum
MATA KULIAH
ZOOLOGI INVERTEBRATA
Dosen pembimbing :
Di susun oleh : Yustita Slamat
Nim: 18507160
Pendidikan Matemetika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengatahuan Alam
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
praktikum ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun laporan ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan
makalah ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu ikut serta
dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa khususnya dan bagi masyarakat
pada umumnya.
Yustita Slamat
DAFTAR ISI
Kata pengantar...........................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................................
a. Latar Belakang................................................................................................................
b. Tujuan.............................................................................................................................
c. Rumusan Masalah...........................................................................................................
d. Manfaat Penelitian...........................................................................................................
a. Pelaksanaan......................................................................................................................
b. Alat dan Bahan.................................................................................................................
c. Prosedur Kerja.................................................................................................................
a. Foto-foto praktikum.........................................................................................................
BAB IV PENUTUP................................................................................................................................
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zoologi invertebrata merupakan salah satu cabang ilmu Biologi yang kajiannya mencakup
hewan tidak bertulang belakang. Habitat hewan invertebrata ini teradapat pada perairan tawar,
laut dan daratan. Namun lebih dominan pada perairan aquatic terutama pada daerah lautan.
Lautan merupakan rumah bagi kebanyakan filum hewan tersebut.
Untuk memahami dan lebih mengenal secara langsung spesies yang diamati baik secara
morfologi atau pun anotomi serta lebih mengenal habitat hewan yang diamati maka mahasiswa
diwajibkan untuk mengikuti praktikum lapangan Zoologi Invertebrata. Oleh karena itu,
mahasiswa Jurusan Biologi semester III Universitas Negeri Manado mengadakan praktikum
lapangan dengan objek kajian pantai Mangkit,Kab Minahasa Tenggara.
B. Tujuan Praktikum
Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan praktikum lapangan ini adalah
1.Memahami dan mengenal organisme yang tergolong pada filum hewan invertebrata pada
habitatnya masing-masing
2. Mengumpulkan organisme yang tergolong filum hewan invertebrata untuk membantu dalam
proses belajar.
C. Manfaat Praktikum
2. Kita dapat menemukan dan melihat secara langsung organisme yang tergolong filum pada
hewan invertebrata
BAB II
METODELOGI PRAKTIKUM
A. Tinjauan Pustaka
Echinodermata berasal dari kata Yunani, echinos = duri dan dermal = kulit. Jadi,
echinodermata berarti hewan yang memiliki kulit berduri. Echinodermata kebanyakan hidup di
laut, kebanyakan bersifat simetri radial. Tubuhnya terencanakan dengan 5 buah antimeter yang
tersusun radial , dengan mulut ditengah-tengahnya. Pada kulit terdapat papan-papan kapur dan
sebagian besar mempunayi duri-duri dermal. Hewan-hewan ini berselom. Sistem digesti lengkap,
walaupun anus mungkin tidak berfungsi. Bergerak lamban dengan telapak tabung. Gerakannya
diatur oleh sistem tekakanan hidrostatis, yang disebut sistem vaskular air. Sistem saraf terdiri
dari cincin oral dan tali-tali saraf radier. Pad echinodermata tidak terdapat sistem respirasi dan
sistem eksresi secara khusus. Fungsi dilakukan oleh proyeksi-proyeksi kulit yang disebut papula
yang terdapat di antara papan-papan kapur pada kulit ( Anonim, 2009 ).
Coelenterata berasal dari kata Yunani: koilos + enteron ; Koilos = rongga , enteron =
usus, sering disebut hewan berongga. Coelenterata ,merupakan hewan yang tidak mempunyai
usus yang sesungguhnya, tetapi pemberian nama dengan istilah “ Hewan Berongga “ itupun
masih belum tepat, mengingat coelentrata adalah hewan yang tidak mempunyai rongga tubuh
yang sebenarnya ( coelom ), yang dimiliki hanyalah sebuah rongga sentral yang ada di dalam
tubuh yang disebut coelenterata. Dalam kenyataan coelenteron tersebut merupakan alat yang
berfungsi ganda, yaitu sebagai alat pencernan makanan dan sebagai alat pendengar sari-sari
makanan keseluruh bagian tubuh. Coelenterata hidup di air laut, hanya beberapa yang hidup di
air tawar ( Jasin, 1992 ).
Mollusca tersebar luas dalam habitat laut, air tawar, dan darat, tetapi lebih banyak
terdapat dalam lautan. Semua molusca mempunyai massa muscular yang disebut kaki yang
bentuk dan fungsinya bervariasi menurut kelasnya. Molusca mempunyai sistem digesti, respirasi,
eksresi dan reproduksi yang kompleks. Beberapa jenis molusca mempunyai stadium larva
trokofor serupa yang terdapat pada annelida. Sitem sirkulasi terdiri dari jantung yang beruang-
ruang. Sistem pembuluh darah tertutup, menyangkut sistem kapiler spesial dalam organ-organ
eksresi dan respirasi. sistem sirkulasi pada molusca merupakan sistem yang paling majemuk dari
sistem sirkulasi pada invertebrata lainnya ( Anonim, 2011 ).
Praktikum lapangan Zoologi Invertebrata ini dilaksanakan pada Sabtu, 02 November 2019
pukul 09.00 – 15.00 di Pantai Mangkit Kabupaten Minahasa Tenggara provinsi Sulawesi Utara.
Alat
Bahan
Alcohol 70%
Alcohol 95%
Sampel Echinodermata,Mollusca,dan Coelentrata (Cnidaria)
D. Prosedur Kerja
a. Persiapan
b. Pengambilan Sampel
4.Memotong sebagian sampel dan memasukkan sampel yang ditemukan ke dalam botol You C
1000 yang sudah di sterilkan.
5. Rendam dengan alcohol 70% dan selang sehari kemudian diganti dengan alcohol 95%
c. Pengidentifikasian
A. HASIL PENGAMATAN
A. Keterangan
1. Dinding Luar
(Epidermis)
2. Tentakel (Tentacle)
3. Mulut (Oral)
4. Lengan (Arm)
5. Saluran radial (Radial
canal)
6. Saluran lingkaran (Ring
canal)s
B. PEMBAHASAN
Coelentrata (Cnidaria)
Kingdom : Animalia
Filum : Coelenterata
Classis : Schyphozoa
Ordo : Depacoda
Familia : Aureliaceae
Genus : Aurelia
Species : Aurelia aurita (Jasin, 1992).
Kerang darah (Anadara granosa) adalah sejenis kerang yang biasa dimakan oleh warga Asia
Timur dan Asia Tenggara. Anggota suku Arcidae ini disebut kerang darah karena ia menghasilkan
hemoglobin dalam cairan merah yang dihasilkannya.
Kerang ini menghuni kawasan Indo-Pasifik dan tersebar dari pantai Afrika timur sampai ke
Polinesia. Hewan ini gemar memendam dirinya ke dalam pasir atau lumpur dan tinggal di
mintakat pasang surut. Dewasanya berukuran 5 sampai 6 cm panjang dan 4 sampai 5 cm lebar
Budidaya kerang darah sudah dilakukan dan ia memiliki nilai ekonomi yang baik. Meskipun
biasanya direbus atau dikukus, kerang ini dapat pula digoreng atau dijadikan satai dan makanan
kering ringan. Ada pula yang memakannya mentah.
Seperti kerang pada umumnya, kerang darah merupakan jenis bivalvia yang hidup pada dasar
perairan dan mempunyai ciri khas yaitu ditutupi oleh dua keping cangkang (valve) yang dapat
dibuka dan ditutup karena terdapat sebuah persendian berupa engsel elastis yang merupakan
penghubung kedua valve tersebut.
Kerang darah mempunyai dua buah cangkang yang dapat membuka dan menutup dengan
menggunakan otot aduktor dalam tubuhnya. Cangkang pada bagian dorsal tebal dan bagian
ventral tipis. Cangkang ini terdiri atas 3 lapisan, yaitu
(1) periostrakum adalah lapisan terluar dari kitin yang berfungsi sebagai pelindung
(2) lapisan prismatic tersusun dari kristal-kristal kapur yang berbentuk prisma,
(3) lapisan nakreas atau sering disebut lapisan induk mutiara, tersusun dari lapisan kalsit
(karbonat) yang tipis dan paralel.
Puncak cangkang disebut umbo dan merupakan bagian cangkang yang paling tua. Garis-garis
melingkar sekitar umbo menunjukan pertumbuhan cangkang. Mantel pada pelecypoda berbentuk
jaringan yang tipis dan lebar, menutup seluruh tubuh dan terletak di bawah cangkang. Beberapa
kerang ada yang memiliki banyak mata pada tepi mantelnya. Banyak diantaranya mempunyai
banyak insang. Umumnya memilikikelamin yang terpisah, tetapi diantaranya ada yang
hermaprodit dan dapat berubah kelamin.
Kakinya berbentuk seperti kapak pipih yang dapat dijulurkan keluar. Kaki kerang berfungsi
untuk merayap dan menggali lumpur atau pasir. Kerang bernapas dengan dua buah insang dan
bagian mantel. Insang ini berbentuk lembaran-lembaran (lamela) yang banyak mengandung
batang insang. Antara tubuh dan mantel terdapat rongga mantel yang merupakan jalan keluar
masuknya air.
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Classis : Bivalvia
Subkelas : Pteriomorphia
Ordo : Arcoida
Familia : Arcidae
Genus : Anadara
Species : Anadara granosa
3. Bulu babi
Binatang laut ini mempunyai bentuk yang khas yaitu berbentuk seperti bola atau bundar
pipih dengan cangkang yang keras berkapur dan dipenuhi dengan duri-duri tajam. Bulu babi
bergerak atau merayap dengan kaki tabung yang langsing panjang yang mencuat diantara duri-
duri yang menempel pada bulu babi tersebut. Mulut bulu babi terletak di bagian bawah dengan
gigi tajam dan kuat yang digunakan untuk mengunyah dan mengambil makanan sedangkan
anusnya menghadap keatas di puncak bulatan cangkang. Di Indonesia, terdapat kurang lebih 84
jenis bulu babi yang berasal dari 31 famili dan 48 genera (Clark dan Rowe, 1971). Morfologi
bulu babi terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian oral yang terletak dibawah dimana terdapat
mulut, aboral yang terletah diatas dimana terdapat anus dan bagian samping. Bulu babi dewasa
mempunyai lima sisi simetri radial, berulit keras dan plat berkapur disebut test. Bulu babi
mempunyai badan berbentuk bulat dan tulang belakang yang panjang menyebar dari badan.
Tulang belakang digunakan untuk perlindungan, bergerak dan mengapung mengerat ganggang
untuk makanan. Makanan bulu babi sebagian besar adalah ganggang, tetapi dapat juga hidup
dengan cakupan luas dari hewan tak bertulang belakang seperti kupang, spons (bunga karang),
bintang rapuh dan crinoids.
Bulu babi memiliki bentuk tubuh segilima, mempunyai lima pasang garis
kaki tabung dan duri panjang yang dapat digerakkan. Kaki tabung dan duri
memungkinkan binatang ini merangkak di permukaan karang dan juga dapat
digunakan untuk berjalan di atas pasir. Cangkang luarnya tipis dan tersusun dari
lempeng-lempeng yang berhubungan satu sama lain. Diadema setosum
merupakan salah satu jenis dari bulu babi yang memiliki nilai konsumsi penting di
Indonesia (Aziz, 1993).
Suwignyo et al. (2005) menyebutkan bahwa tubuh bulu babi berbentuk
bulat atau pipih bundar, tidak bertangan, mempunyai duri-duri panjang yang dapat
digerakkan. Semua organnya umumnya terdapat di dalam tempurung, yang terdiri
dari 10 keping pelat ganda, biasanya bersambung dengan erat, yaitu pelat
ambulakral selain itu terdapat pelat ambulakral yang berlubang-lubang tempat
keluarnya kaki tabung. Pada permukaan tempurung terdapat tonjolan-tonjolan
pendek yang membulat, tempat menempelnya duri. Kebanyakan bulu babi
mempunyai dua duri, duri panjang atau utama dan duri pendek atau sekunder.
Selanjutnya, mulut bulu babi terletak di daerah oral, dilengkapi dengan lima gigi
tajam dan kuat untuk mengunyah yang dikenal sebagai aristotle’s lantern. Anus,
lubang genital dam madreporit terletak di sisi aboral.
Salah satu diantara keping genital yang berukuran paling besar merupakan
tempat bermuaranya sistem pembuluh air (waste vascular system). Sistem ini
menjadi ciri khas filum Echinodermata, berfungsi dalam pergerakan, makan,
respirasi, dan ekskresi. Pada sistem peristomial terdapat pada selaput kulit tempat
menempelnya organ “lentera aristotle”, yakni semacam rahang yang berfungsi
sebagai alat pemotong dan penghancur makanan. Organ ini juga mampu
memotong cangkang teritip, moluska ataupun jenis bulu babi lainnya (Azis,
1987).
Klasifikasi Ilmiah :
Domain : Eukaryota
Kerajaan : Animalia
Upakerajaan : Eumetazoa
Superfilum : Deuterostomia
Filum : Echinodermata
Kelas : Echinoidae
Ordo : Camiodonia
family : Echinoiceae
Genus : Deadema
Spesies : Deadema Setosum
4. Bintang Laut
Klasifikasi bintang laut yaitu
Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Asteroidea
Ordo : Forcipulata
Genus : Asterias
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ialah bahwa struktur tubuh Aurelia
aurita terdiri atas dinding luar (epidermis), lapisan tengah (mesodermis), dinding dalam
(gastrodermis), tentakel (tentacle), saluran radial (radial canal), saluran lingkaran (Ring canal),
mulut (oral), lengan (Arm), kantung gastrik (Gastric cavity) dan organ kelamin (gonad).
Klasifikasi Aurelia aurita yaitu merupakan filum dari Coelenterata, kelas dari Schyphozoa, ordo
dari Decapoda, famili dari Aureliaceae dan genus dari Aurelia.
B. Saran
Adapun saran dalam praktikum ini yaitu dalam melakukan pengamatan seharusnya
dilakukan dengan sabar dan teliti ketika mengamati suatu objek, agar memperoleh hasil yang
jelas dan baik dengan melakukan pengamatan sesuai cara kerja di penuntun yang ada serta
mintalah bantuan kepada dosen pembimbing atau asisten praktikum untuk menyempurnakan
hasilnya.
DAFTAR PUSTAKA