Laporan Praktikum

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

MATA KULIAH
ZOOLOGI INVERTEBRATA

Dosen pembimbing :
Di susun oleh : Yustita Slamat
Nim: 18507160

Pendidikan Matemetika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengatahuan Alam
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
praktikum ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun  laporan ini. Oleh
karena itu,  kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan
makalah ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak  yang telah membantu ikut serta
dalam penyelesaian makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa khususnya dan bagi masyarakat
pada umumnya.

Tondano, April 2019

Yustita Slamat
DAFTAR ISI

Kata pengantar...........................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................................

a. Latar Belakang................................................................................................................
b. Tujuan.............................................................................................................................
c. Rumusan Masalah...........................................................................................................
d. Manfaat Penelitian...........................................................................................................

BAB II METODELOGI PRAKTIKUM....................................................................................................

a. Pelaksanaan......................................................................................................................
b. Alat dan Bahan.................................................................................................................
c. Prosedur Kerja.................................................................................................................

BAB III HASIL DAN PEMBAHSAN......................................................................................................

a. Foto-foto praktikum.........................................................................................................

BAB IV PENUTUP................................................................................................................................

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zoologi invertebrata merupakan salah satu cabang ilmu Biologi yang kajiannya mencakup
hewan tidak bertulang belakang. Habitat hewan invertebrata ini teradapat pada perairan tawar,
laut dan daratan. Namun lebih dominan pada perairan aquatic terutama pada daerah lautan.
Lautan merupakan rumah bagi kebanyakan filum hewan tersebut.

Untuk memahami dan lebih mengenal secara langsung spesies yang diamati baik secara
morfologi atau pun anotomi serta lebih mengenal habitat hewan yang diamati maka mahasiswa
diwajibkan untuk mengikuti praktikum lapangan Zoologi Invertebrata. Oleh karena itu,
mahasiswa Jurusan Biologi semester III Universitas Negeri Manado mengadakan praktikum
lapangan dengan objek kajian pantai Mangkit,Kab Minahasa Tenggara.

B. Tujuan Praktikum

Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan praktikum lapangan ini adalah

1.Memahami dan mengenal organisme yang tergolong pada filum hewan invertebrata pada
habitatnya masing-masing

2. Mengumpulkan organisme yang tergolong filum hewan invertebrata untuk membantu dalam
proses belajar.

3. Mengetahui cara mengawetkan organisme tersebut untuk koleksi di laboratorium guna


pendidikan.

C. Manfaat Praktikum

1. Kita dapat mengetahui habitat asli dari spesies yang di temukan

2. Kita dapat menemukan dan melihat secara langsung organisme yang tergolong filum pada
hewan invertebrata
BAB II

METODELOGI PRAKTIKUM

A. Tinjauan Pustaka

Echinodermata berasal dari kata Yunani, echinos = duri dan dermal = kulit. Jadi,
echinodermata berarti hewan yang memiliki kulit berduri. Echinodermata kebanyakan hidup di
laut, kebanyakan bersifat simetri radial. Tubuhnya terencanakan dengan 5 buah antimeter yang
tersusun radial , dengan mulut ditengah-tengahnya. Pada kulit terdapat papan-papan kapur dan
sebagian besar mempunayi duri-duri dermal. Hewan-hewan ini berselom. Sistem digesti lengkap,
walaupun anus mungkin tidak berfungsi. Bergerak lamban dengan telapak tabung. Gerakannya
diatur oleh sistem tekakanan hidrostatis, yang disebut sistem vaskular air. Sistem saraf terdiri
dari cincin oral dan tali-tali saraf radier. Pad echinodermata tidak terdapat sistem respirasi dan
sistem eksresi secara khusus. Fungsi dilakukan oleh proyeksi-proyeksi kulit yang disebut papula
yang terdapat di antara papan-papan kapur pada kulit ( Anonim, 2009 ).

Coelenterata berasal dari kata Yunani: koilos + enteron ; Koilos = rongga , enteron =
usus, sering disebut hewan berongga. Coelenterata ,merupakan hewan yang tidak mempunyai
usus yang sesungguhnya, tetapi pemberian nama dengan istilah “ Hewan Berongga “ itupun
masih belum tepat, mengingat coelentrata adalah hewan yang tidak mempunyai rongga tubuh
yang sebenarnya ( coelom ), yang dimiliki hanyalah sebuah rongga sentral yang ada di dalam
tubuh yang disebut coelenterata. Dalam kenyataan coelenteron tersebut merupakan alat yang
berfungsi ganda, yaitu sebagai alat pencernan makanan dan sebagai alat pendengar sari-sari
makanan keseluruh bagian tubuh. Coelenterata hidup di air laut, hanya beberapa yang hidup di
air tawar ( Jasin, 1992 ).

Mollusca tersebar luas dalam habitat laut, air tawar, dan darat, tetapi lebih banyak
terdapat dalam lautan. Semua molusca mempunyai massa muscular yang disebut kaki yang
bentuk dan fungsinya bervariasi menurut kelasnya. Molusca mempunyai sistem digesti, respirasi,
eksresi dan reproduksi yang kompleks. Beberapa jenis molusca mempunyai stadium larva
trokofor serupa yang terdapat pada annelida. Sitem sirkulasi terdiri dari jantung yang beruang-
ruang. Sistem pembuluh darah tertutup, menyangkut sistem kapiler spesial dalam organ-organ
eksresi dan respirasi. sistem sirkulasi pada molusca merupakan sistem yang paling majemuk dari
sistem sirkulasi pada invertebrata lainnya ( Anonim, 2011 ).

B . Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktikum lapangan Zoologi Invertebrata ini dilaksanakan pada Sabtu, 02 November 2019
pukul 09.00 – 15.00 di Pantai Mangkit Kabupaten Minahasa Tenggara provinsi Sulawesi Utara.

C. Alat Dan Bahan

Alat

 Botol you C 1000


 Cutter
 Buku gambar
 Spidol Label
 Label untuk botol sampel
 Kaca pembesar
 Alat pengukur

Bahan
 Alcohol 70%
 Alcohol 95%
 Sampel Echinodermata,Mollusca,dan Coelentrata (Cnidaria)

D. Prosedur Kerja

a. Persiapan

1. Menyiapkan alat yang di perlukan pada saat praktikum

2. Mendengarkan intruksi dan arahan dari dosen pendamping

b. Pengambilan Sampel

1. Berjalan ke lokasi pengambilan sampel dengan hati-hati secara berkelompok dengan


didampingi oleh dosen pendamping yang telah ditetapkan.
2. Memasuki laut/pesisir pantai dan menemukan sampel yang tergolong dalam filum hewan
invertebrata

3. Mengambil secara hati-hati sampel yang ditemukan

4.Memotong sebagian sampel dan memasukkan sampel yang ditemukan ke dalam botol You C
1000 yang sudah di sterilkan.

5. Rendam dengan alcohol 70% dan selang sehari kemudian diganti dengan alcohol 95%

c. Pengidentifikasian

1. Mengumpulkan semua sampel yang ditemukan

2. Gambarkan struktur tubuh dari filum yang diamati

3. Tulislah ciri – ciri dari filum yang ditemukan

4. Ukurlah panjang dan diameter tubuh filum tersebut.


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN

Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :


 Ubur –ubur (Aurelia aurita).   
 Kerang   
 Bulu babi
 Bintang laut  

A. Keterangan
1.   Dinding Luar
(Epidermis)
2.    Tentakel (Tentacle)
3.    Mulut (Oral)
4.    Lengan (Arm)
5.   Saluran radial (Radial
canal)
6.   Saluran lingkaran (Ring
canal)s
 

B. PEMBAHASAN

Adapun pembahasan dari hasil pengamatan adalah sebagai berikut:


1.      Pengamatan ubur-ubur (Aurelia aurita)
Morfologi Aurelia aurita antara lain tubuhnya seperti jeli (agar-agar) dan tampak seperti
payung atau lonceng, terdiri dari dua bentuk yaitu polip dan medusa. Polip Aurelia aurita
berukuran kurang lebih 5 mm, menempel pada substrat di dasar laut, sedangkan bentuk medusa
umumnya berukuran 2–40 cm. Dinding luar (Epidermis) yang menyerupai payung digunakan
untuk melindungi bagian dalam dari tubuh Aurelia aurita itu sendiri. Aurelia aurita memiliki
tentakel pinggiran tepi yang berfungsi untuk berenang dengan kontraksi otot-otot. Kontraksi
otot-otot mengencangkan bagian bawah. Hal ini akan memaksa air keluar melalui bagian bawah
dan mendorongnya ke depan.  Relaksasi otot membuka untuk mempersiapkan diri untuk
kontraksi lagi.  Pada  Aurelia aurita dengan  berbentuk piring  ini dapat mengakibatkan gerakan
dendeng, kontraksi kuat memberikan gerak kuat. Aurelia aurita memiliki mulut (oral) yang
digunakan untuk memasukkan mangsa yang kemudian memasukannya ke dalam manubrium
dalam proses pencernaan makanan. Aurelia aurita juga memiliki lengan (Arm) yang berfungsi
untuk menangkap dan menelan makanan, juga mengandung sel-sel penyengat.
Anatomi Aurelia aurita terdiri atas mesodermis yakni lapisan antara Epidermis dan
gastrodermis. Struktur tubuh bentuk Aurelia aurita memiliki mulut(oral) di tengah, dikelilingi
oleh empat lengan (Arm) dan organ reproduksi sebagai tempat perkembangbiakan, terdapat
empat mulut pusat. Dinding dalam (gastrodermis) dari tubuh Aurelia aurita berbentuk seperti
payung yang bersifat gelatin dimana pada tepinya terdapat deretan tentakel yang disebut tentakel
pelindung yang berfungsi melindunginya dari musuh. Aurelia aurita juga memiliki kantung
gastrik (Gastric cavity) yang berfungsi sebagai tempat pencernaan dan peredaran makanan ke
seluruh tubuh. Organ kelamin (gonad) yang berfungsi sebagai tempat reporoduksi.
Pada Aurelia aurita sistem pencernaan makanannya yaitu bersistem gastrovaskuler. Dari
tengah-tengah permukaan tubuh sebelah bawah (permukaan oral atau permukaan sub-umbrella)
muncullah semacam kerongkongan pendek menggantung ke bawah yang disebut manubrium. Di
ujung distal manubrium terdapat lubang mulut berjumlah empat, setiap sisi atau sudut mulut
dilengkapi semacam juluran pita yang merentang panjang disebut tangan mulut. Aurelia aurita
makanannya berupa zooplankton, udang-udang kecil, cacing, larva-larva serangga maupun telur-
telur hewan lain yang bersama plankton. Zat lendir atau mukosa yang ada pada tubuhnya sangat
membantu dalam pengumpulan hewan yang menjadi mangsanya. Bulu-bulu getar yang
menghiasi rumbai tangan mulut cukup selektif dalam hal memilih makanan. Makanan yang telah
terkumpul di bagian bawah tubuh akan disapu oleh flagella yang selanjutnya akan ditangkap
tangan-tangan mulut untuk dimasukkan ke dalam mulut. Bahan makanan yang masuk ke dalam
perut kemudian melalui lorong manubrium akan ditampung di dalam perut untuk digarap oleh
nematosit. Makanan bersama air masuk melalui celah mulut diatur oleh tentakel dan dicerna
secara interaseluler oleh sel gastrodermis dan ekstraseluler  di ruang gastrovaskuler. Selanjutnya
makanan diserap oleh sel-sel gastrodermis dan di pindahkan ke sel-sel epidermis secara difusi
osmosis. Sisa metabolisme dikeluarkan ke ruang gastrovaskuler dan selanjutnya di keluarkan
melalui mulut. Rongga gastrovaskuler berfungsi sebagai rongga transportasi atau sirkulasi.
Dalam hal respirasi Aurelia aurita tidak mempunyai alat pernapasan khusus. Begitu pula
dengan sistem ekskresi. Kedua proses tersebut dilakukan secara langsung melalui seluruh
permukaan tubuh. Dalam hal ini sistem saluran air dan sistem saluran gastrovaskuler sangat
membantu dalam memperlancar proses respirasi maupun ekskresi. Gas oksigen yang terlarut
dalam air yang berada di dalam daerah eksternal secara difusi-osmosis akan masuk ke dalam
lapisan epidermis maupun gastrodermis, tetapi sebaliknya gas karbondioksida yang terbentuk
dari proses pernapasan juga akan dikeluarkan dari daerah intern secara difusi-osmosis. Begitu
pula zat-zat sampah, terutama berupa zat-zat nitrogen.
Dalam bereproduksi Aurelia aurita memiliki kelamin yang terpisah, yang berarti ada
Aurelia aurita jantan dan ada Aurelia aurita betina. Spermatozoid yang dikeluarkan oleh Aurelia
aurita jantan itu kemudian berenang-renang mencari tubuh Aurelia aurita betina. Bila telah
bertemu akan masuk ke dalam tubuh melalui mulut selanjutnya sampai ke dalam enteron maka
spermatozoid membuahi sel telur yang dihasilkan ovarium dan terbentuklah zigot dan
dikeluarkan kembali melalui mulut. Setelah keluar dari dalam mulut, selanjutnya zigot akan
berkembang menjadi larva yang berambut getar disebut planula. Kemudian planula mengembara
untuk sementara waktu dan beristirahat mengikatkan diri pada suatu substrat yang berada di
dasar laut untuk tumbuh menjadi polip baru yang disebut scyphistoma bentuknya seperti
terompet dengan bagian cakram basal, batang tubuh, mulut (oral), dan tentakel (tentacle). Bila
scyphistoma telah mencapai ukuran penuh (± 12 mm) maka akan membelah secara transversal
sehingga terbentuk setumpukkan ruas-ruas yang masing-masing berbentuk seperti cakram,
scyphistoma dalam fase demikian disebut strobila, sedang bentuk cangkram sebagai hasil
pembelahan dinamakan ephyra. Selanjutnya ruas ephyra yang telah tua yaitu yang terletak di
ujung strobila akan melepaskan diri dan berenang-renang bebas untuk hidup secara mandiri
kemudian itulah yang disebut Aurelia aurita dewasa.
Sistem ekskresi pada Aurelia aurita yaitu proses terjadi dimana gas karbondioksida di
keluarkan dari daerah interna secara difusi osmosis begitupun juga zat-zat sampah yang terutama
berupa zat-zat nitrogen yang merupakan sisa metabolisme akan berlangsung di buang oleh sel-sel
epidermia maupun gastrodermis ke dalam eksternal. Sistem saraf pada tersusun Aurelia aurita
seperti jala dan sinaptik. Pusat saraf terletak dalam rhopalium yang berbentuk seperti tonjolan di
antara lappet. Sistem saraf ini terdiri atas sel-sel saraf berkutub satu, berkutub dua, dan berkutub
banyak yang membentuk sistem yang saling berhubungan seperti jala. Meskipun demikian
impuls dari satu sel ke sel yang lainnya lewat melalui sinaps.
Habitat dari Aurelia aurita berada  di perairan dangkal dan dalam di laut.
Adapun peranan dari Aurelia aurita adalah jika ditinjau dari segi positifnya Aurelia
aurita dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai tepung ubur- ubur dan sebagai bahan kosmetik,
dan jika ditinjau dari segi negatifnya Aurelia aurita dapat menyebabkan gatal-gatal.
Aurelia aurita termasuk filum Coelenterata karena tidak mempunyai rongga tubuh yang
sebenarnya dimiliki hanyalah sebuah rongga sentral yang ada di dalam tubuh yang disebut
coelenteron. Temasuk dalam kelas Schypozoa karena memiliki bentuk dominan berupa medusa
dalam siklus hidupnya dan habitatnya di laut. Termasuk dalam Depacoda karena memiliki mulut
(oral) yang dikelilingi oleh empat lengan (arm). Termasuk dalam famili Aureliaceae karena
merupakan keluarga dari ubur-ubur. Termasuk dalam genus Aurelia karena tubuhnya yang
seperti jeli. Adapun susunan klasifikasi dari Aurelia aurita yaitu sebagai berikut:

 Coelentrata (Cnidaria)

Kingdom : Animalia
Filum : Coelenterata
Classis : Schyphozoa
Ordo : Depacoda
Familia : Aureliaceae
Genus : Aurelia
Species : Aurelia aurita (Jasin, 1992).

2. Pengamatan kerang darah ( Anadara granosa).

Kerang darah (Anadara granosa) adalah sejenis kerang yang biasa dimakan oleh warga Asia
Timur dan Asia Tenggara. Anggota suku Arcidae ini disebut kerang darah karena ia menghasilkan
hemoglobin dalam cairan merah yang dihasilkannya.
Kerang ini menghuni kawasan Indo-Pasifik dan tersebar dari pantai Afrika timur sampai ke
Polinesia. Hewan ini gemar memendam dirinya ke dalam pasir atau lumpur dan tinggal di
mintakat pasang surut. Dewasanya berukuran 5 sampai 6 cm panjang dan 4 sampai 5 cm lebar
Budidaya kerang darah sudah dilakukan dan ia memiliki nilai ekonomi yang baik. Meskipun
biasanya direbus atau dikukus, kerang ini dapat pula digoreng atau dijadikan satai dan makanan
kering ringan. Ada pula yang memakannya mentah.
Seperti kerang pada umumnya, kerang darah merupakan jenis bivalvia yang hidup pada dasar
perairan dan mempunyai ciri khas yaitu ditutupi oleh dua keping cangkang (valve) yang dapat
dibuka dan ditutup karena terdapat sebuah persendian berupa engsel elastis yang merupakan
penghubung kedua valve tersebut.
Kerang darah mempunyai dua buah cangkang yang dapat membuka dan menutup dengan
menggunakan otot aduktor dalam tubuhnya. Cangkang pada bagian dorsal tebal dan bagian
ventral tipis. Cangkang ini terdiri atas 3 lapisan, yaitu
(1) periostrakum adalah lapisan terluar dari kitin yang berfungsi sebagai pelindung
(2) lapisan prismatic tersusun dari kristal-kristal kapur yang berbentuk prisma,
(3) lapisan nakreas atau sering disebut lapisan induk mutiara, tersusun dari lapisan kalsit
(karbonat) yang tipis dan paralel.
Puncak cangkang disebut umbo dan merupakan bagian cangkang yang paling tua. Garis-garis
melingkar sekitar umbo menunjukan pertumbuhan cangkang. Mantel pada pelecypoda berbentuk
jaringan yang tipis dan lebar, menutup seluruh tubuh dan terletak di bawah cangkang. Beberapa
kerang ada yang memiliki banyak mata pada tepi mantelnya. Banyak diantaranya mempunyai
banyak insang. Umumnya memilikikelamin yang terpisah, tetapi diantaranya ada yang
hermaprodit dan dapat berubah kelamin.
Kakinya berbentuk seperti kapak pipih yang dapat dijulurkan keluar. Kaki kerang berfungsi
untuk merayap dan menggali lumpur atau pasir. Kerang bernapas dengan dua buah insang dan
bagian mantel. Insang ini berbentuk lembaran-lembaran (lamela) yang banyak mengandung
batang insang. Antara tubuh dan mantel terdapat rongga mantel yang merupakan jalan keluar
masuknya air.
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Classis : Bivalvia
Subkelas : Pteriomorphia
Ordo : Arcoida
Familia : Arcidae
Genus : Anadara
Species : Anadara granosa

3. Bulu babi
Binatang laut ini mempunyai bentuk yang khas yaitu berbentuk seperti bola atau bundar
pipih dengan cangkang yang keras berkapur dan dipenuhi dengan duri-duri tajam. Bulu babi
bergerak atau merayap dengan kaki tabung yang langsing panjang yang mencuat diantara duri-
duri yang menempel pada bulu babi tersebut. Mulut bulu babi terletak di bagian bawah dengan
gigi tajam dan kuat yang digunakan untuk mengunyah dan mengambil makanan sedangkan
anusnya menghadap keatas di puncak bulatan cangkang. Di Indonesia, terdapat kurang lebih 84
 
 jenis bulu babi yang berasal dari 31 famili dan 48 genera (Clark dan Rowe, 1971). Morfologi
bulu babi terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian oral yang terletak dibawah dimana terdapat
mulut, aboral yang terletah diatas dimana terdapat anus dan bagian samping. Bulu babi dewasa
mempunyai lima sisi simetri radial, berulit keras dan plat berkapur disebut test. Bulu babi
mempunyai badan berbentuk bulat dan tulang belakang yang panjang menyebar dari badan.
Tulang belakang digunakan untuk perlindungan, bergerak dan mengapung mengerat ganggang
untuk makanan. Makanan bulu babi sebagian besar adalah ganggang, tetapi dapat juga hidup
dengan cakupan luas dari hewan tak bertulang belakang seperti kupang, spons (bunga karang),
bintang rapuh dan crinoids.

Bulu babi memiliki bentuk tubuh segilima, mempunyai lima pasang garis
kaki tabung dan duri panjang yang dapat digerakkan. Kaki tabung dan duri
memungkinkan binatang ini merangkak di permukaan karang dan juga dapat
digunakan untuk berjalan di atas pasir. Cangkang luarnya tipis dan tersusun dari
lempeng-lempeng yang berhubungan satu sama lain. Diadema setosum

merupakan salah satu jenis dari bulu babi yang memiliki nilai konsumsi penting di
Indonesia (Aziz, 1993).
Suwignyo et al. (2005) menyebutkan bahwa tubuh bulu babi berbentuk
bulat atau pipih bundar, tidak bertangan, mempunyai duri-duri panjang yang dapat
digerakkan. Semua organnya umumnya terdapat di dalam tempurung, yang terdiri
dari 10 keping pelat ganda, biasanya bersambung dengan erat, yaitu pelat
ambulakral selain itu terdapat pelat ambulakral yang berlubang-lubang tempat
keluarnya kaki tabung. Pada permukaan tempurung terdapat tonjolan-tonjolan
pendek yang membulat, tempat menempelnya duri. Kebanyakan bulu babi
mempunyai dua duri, duri panjang atau utama dan duri pendek atau sekunder.
Selanjutnya, mulut bulu babi terletak di daerah oral, dilengkapi dengan lima gigi
tajam dan kuat untuk mengunyah yang dikenal sebagai aristotle’s lantern. Anus,
lubang genital dam madreporit terletak di sisi aboral.
Salah satu diantara keping genital yang berukuran paling besar merupakan
tempat bermuaranya sistem pembuluh air (waste vascular system). Sistem ini
menjadi ciri khas filum Echinodermata, berfungsi dalam pergerakan, makan,
respirasi, dan ekskresi. Pada sistem peristomial terdapat pada selaput kulit tempat
menempelnya organ “lentera aristotle”, yakni semacam rahang yang berfungsi
sebagai alat pemotong dan penghancur makanan. Organ ini juga mampu
memotong cangkang teritip, moluska ataupun jenis bulu babi lainnya (Azis,
1987).
Klasifikasi Ilmiah :

Domain : Eukaryota
Kerajaan : Animalia
Upakerajaan : Eumetazoa
Superfilum : Deuterostomia
Filum : Echinodermata
Kelas : Echinoidae
Ordo : Camiodonia
family : Echinoiceae
Genus : Deadema
Spesies : Deadema Setosum

4. Bintang Laut
Klasifikasi bintang laut yaitu  

Kingdom  : Animalia

Filum  : Echinodermata

Kelas   : Asteroidea  

Ordo   : Forcipulata  

Genus   : Asterias

Species   : Asterias amuneris

Bintang laut mempunyai 7 kelompok ordo yaitu forcipulata, bringisida, notomyotida,


paxillosida, spinulosida, valvatida, dan velatida. Masing-masing ordo mempunyai ciri
dan species berbeda.  

Echinodermata merupakan sekelompok hewan yang  tubuhnya diselubungi oleh


kulit yang berduri. Echiodermata berarti hewan berkulit duri. Contoh dari filum ini antara
lain bintag laut, landak laut dan lilia laut. Echinodermata termasuk dalam golongan
avertebrata. Kelompok hewan ini tidak mempuyai tulang belakang.

Ciri atau karakteristik dari filum ini sebagai berikut:  


 Tubuh Echinodermata tidak memiliki segmen-segmen, umumnya simetri radial
dan bilateral.
 Sel kelamin terpisah antara jantan dan betina.
 Kulit tubuh berdiri dan tersusun atas lempeng- lempeng zat kapur.
 Biasanya berukuran besar dengan bentuk badan memipih dan seperti bintang,
globuler (bulat seperti bola), memanjang dengan permukaan oral dan aboral yang
nyata.
 Warna tubuhnya berkilauan dan transparan.
 Semua anggotanya hidup di laut, mulai di daerah intertidal sampai kedalaman
beberapa  ribu meter.  
 Sebagian bergerak aktif akan tetapi ada juga yang menetap seperti tumbuhan dan
membentuk koloni.
 Sistem eksresi dan pernafasan menggunakan papula
 Sistem pencernaan lengkap, namun tidak memiliki anus
 Fertilisasi terjadi di luar tubuh.
 Sistem saraf dengan cincin saraf melingkar mengelilingi kerongkongan dan
bercabang ke semua lengan
 Terdapat kaki tabung atau podia yang merupakan alat tambahan pada sistem
ambulakral.
BAB IV

PENUTUP

A.    Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ialah bahwa struktur tubuh Aurelia
aurita terdiri atas dinding luar (epidermis), lapisan tengah (mesodermis), dinding dalam
(gastrodermis), tentakel (tentacle), saluran radial (radial canal), saluran lingkaran (Ring canal),
mulut (oral), lengan (Arm), kantung gastrik (Gastric cavity) dan organ kelamin (gonad).
Klasifikasi Aurelia aurita yaitu merupakan filum dari Coelenterata, kelas dari Schyphozoa, ordo
dari Decapoda, famili dari Aureliaceae dan genus dari Aurelia.

B.     Saran
Adapun saran dalam praktikum ini yaitu dalam melakukan pengamatan seharusnya
dilakukan dengan sabar dan teliti ketika mengamati suatu objek, agar memperoleh hasil yang
jelas dan baik dengan melakukan pengamatan sesuai cara kerja di penuntun yang ada serta
mintalah bantuan kepada dosen pembimbing atau asisten praktikum untuk menyempurnakan
hasilnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Laporan Praktikum ZoologI Invertebrata. www.febmoet.blogspot.com. Diakses


pada tanggal 27 Desember 2011

Gusnawati.2011.Laporan Lengkap Praktikum Zoologi Invertebrata. Universitas Cokroaminoto


Palopo : Palopo

Jasin. 1992. Zoologi Invertebrata. Sinar Wijaya : Jakarta

Muliyanti. 2011. Laporan Zoologi Invertebrata. www.Muliyanti’s.blogspot.com . Diakses pada


tanggal 27 Desember 2011

Anda mungkin juga menyukai