RPL Tugas 1.1
RPL Tugas 1.1
RPL Tugas 1.1
BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2019/2020
>>THINK<<
Guru BK menggali pengetahuan awal peserta melalui kegiatan
demonstrasi
Guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Peserta didik mengerjakan LKS secara individu
>>PAIR<<
Guru BK membagi kelas menjadi 5 kelompok, 1 kelompok 6
orang
Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
mengenai jawaban LKS yang telah dikerjakan
>>SHARE<<
Setiap kelompok dipanggil ke depan kelas secara acak untuk
berbagi pendapat kepada seluruh siswa dengan dipandu oleh guru BK.
Tahap Penutup Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang
terkait dengan materi layanan
Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang
Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan
Tuhan dalam hidupnya
Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
N Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan memperhatikan proses
yang terjadi :
Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik menuliskan di kertas
yang sudah disiapkan.
Sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan
Cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau bertanya
Cara peserta didik memberikan penjelasan dari pertanyaan guru BK
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain :
Merasakan suasana pertemuan : menyenangkan/kurang
menyenangkan/tidak menyenangkan.
Topik yang dibahas : sangat penting/kurang penting/tidak penting
Cara Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor menyampaikan :
mudah dipahami/tidak mudah/sulit dipahami
Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak menarik untuk
diikuti
LAMPIRAN:
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
Instrumen penilaian proses
OPTIMIS
Apakah Anda orang yang optimis ? Ada sebuah test kuno untuk menguji apakah
seseorang itu optimis atau pesimis. Berikan padanya gelas berisi air separuh. Tanyakan apa yang ia
lihat. Orang optimis akan menjawab gelas itu “setengah penuh” ; orang pesimis akan
menjawab, “setengah kosong”. Atau, berikan dia sebuah kue donat. Orang optimis melihat
donatnya. Sedangkan orang pesimis memperlihatkan lubang di tengah donat. Atau dalam bahasa
puisi Kahlil Gibran,”Orang optimis melihat mawar bukan durinya ; orang pesimis memandang
duri, melupakan mawarnya.” Mungkin cara ini terlalu sederhana karena optimisme bukan
sekedar pernyataan namun lebih merupakan cara pandang dan sikap.
Apakah optimis itu ? Pada umumnya optimis dimengerti sebagai keyakinan bahwa apa
yang terjadi sekarang adalah baik, dan masa depan akan memberikan harapan yang kita angankan.
Meski sedang menghadapi kesulitan, optimis tetap yakin bahwa kesulitan itu baik bagi pengembangan
diri, dan di balik itu pasti ada kesempatan untuk mencapai harapan. Winston Churchill pernah
berkata,” Orang pesimis melihat kesulitan di setiap kesempatan, sedangkan orang optimis melihat
kesempatan di setiap kesulitan.” Secara fisik, orang optimis seringkali tampil dalam keadaan
tubuh sehat, bugar, ceria dan menebarkan senyum, karena mereka yakin hidup ini abik dan apa
pun yang terjadi tak perlu menyurutkan kebahagian dirinya. Pada pekerjaan, orang optimis
melihat tak ada kesulitan yang tak bisa diatasi.
Motto mereka, “ Yes I can.” Dalam dirinya, orang optimis menumbuhkan motivasi yang
melahirkan kegigihan berusaha, karena itu mereka yakin masa depan akan cerah.”Saya akan meraih
sukses,” demikian kata mereka. Sedangkan para pesimis digambarkan dengan wajah murung, penuh
keluh kesah, suasana jiwa tertekan dan masa depan yang suram. “Segalanya sulit dan tak
bermanfaat. Kita tak mungkin berhasil.” Kira-kira begitulah apa yang dikatakan pesimis. Dengan
membandingkan dua hal tersebut, tak heran bila pola pikir optimis menjadi salah satu bagian proses
pengembangan diri seseorang, baik sebagai pribadi atau professional.
Optimis berasal dari bahasa latin,” Optimus”, yang berarti “the best”, yang terbaik.
Optimisme, menurut Leibniz, adalah suatu doktrin yang menyatakan bahwa dunia sekarang ini
adalah dunia yang terbaik dari kemungkinan-kemungkinan yang ada (the best of all possible
worlds). Optimisme adalah keyakinan dan harapan yang ingin diraih. Mungkin diantara kita
sudah sering mendengar atau membaca slogan-slogan yang memotivasi kita. Orang lain bisa tentu
kita juga bisa. Tidak ada persoalan yang tidak ada jalan keluarnya. Kegagalan adalah pintu
gerbang menuju keberhasilan. Kata-kata mutiara atau slogan ini kalau diresapi dan dilaksanakan
dengan sepenuh hati akan menjadi mesin motivator yang dahsyat untuk menatap masa depan
yang gemilang.
Pengalaman orang-orang sukses adalah orang-orang yang selalu yakin dan percaya
bahwa mereka bahwa mereka akan mencapai tujuan yang diinginkannya dalam hidup ini. Sekali
tujuan ditetapkan mereka akan mengerahkan segala energy dan upayanya untuk meraih cita-citanya.
Jatuh bangun dalam mengejar cita-cita dianggap sebagai variasi dalam hidupnya. Dan yang terpenting
mereka teap focus pada apa yang dicita-citakan dan pantang menyerah sebelum semuanya itu
tercapai. Pengalaman dari Thomas Alfa Edison menunjukkan kegigihan dia dalam menemukan lampu
pijar setelah sampai 10.000 kali percobaan akhirnya dia berhasil. Keuletan dan ketekunan semangat
pantang menyerah akan menuai keberhasilan. Membangun optimis adalah kekuatan dahsyat yang
akan menggiring kita untuk meraih apa yang kita inginkan. Paling tiak rasa opitimis membuat
kita nyaman dalam melangkah. Perlu diingat bahwa untuk menuju suatu tempat dimulai dari satu
langkah kita. Demikian pula untuk mewujudkan kesuksesan juga dimulai dari sata langkah yaitu
optimis. Permsalahannya adalah bagaimana dapat mematrikan rasa optimis dalam segala
perbuatan dan tindakan yang kita lakukan.
Tentu, ada beberapa catatan yang bisa kita rujuk untuk membangun rasa optimisme
tersebut.
1. Tumbuhkan semangat kalau orang lain bisa kitapun juga bisa.
2. Jangan memandang remeh diri sendiri atau kalah sebelum bertanding. Sering kita dengar
keluhan seseorang yang gagal menyalahkan diri sendiri karena orang lain lebih pintar sehingga
berhasil.
3. Kita harus yakin dan percaya bahwa setiap usaha keras yang kita lakukan sepanjang berada di
jalan yang benar pasti akan mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.
4. Selalu berpikir positif bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
5. Tumbuhkan semangat pantang menyerah.
6. Dukungan keluarga perlu ditingkatkan
Enam tips diatas kalau kita jalankan dengan sungguh-sungguh akan membawa kita
menjadi pribadi yang tangguh dan tidak mudah menyerah. Dengan demikian akan berhasil
membawa kita pada setiap tujuan yang Anda inginkan, semoga…
INSTRUMEN
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Tuliskanlah pengertian Optimis anda!
2. Tulislkanah nilai-nilai inti dalam membangun rasa optimisme
3. Coba ceritakan apa saja yang akan kamu lakukan untuk menjadi siswa yang optimis
4. Apakah menjadi pribadi yang optimis itu sangat penting untukmu?
TIDAK
NO. PERNYATAAN SETUJU
SETUJU
Saya merasa senang menerima materi layanan BK
1.
tentang pribadi yang optimis
Setelah menerima materi layanan BK tentang
Menjadi Pribadi Yang optimis, timbul kesadaran
2.
saya untuk menjadi pribadi yang pesimis mnjadi
pribadi yang optimis
Setelah menerima materi layanan BK tentang
Menjadi Pribadi yang optimis bahwa saya harus
4.
menerapkan nilai-nilai dalam membangun rasa
optimisme
Materi layanan BK tentang Menjadi Pribadi yang
optimis, menyadarkan saya akan pentingya
4.
menjadi pribadi yang optimis yang baik di
lingkungan keluarga dan di sekolah
INSTRUMEN
PENILAIAN PROSES
HASIL
NO PROSES YANG DINILAI PENGAMATAN KET
YA TIDAK
A Keterlaksanaan program
1. Program layanan terlaksana sesuai dengan RPL
2. Waktu pelaksanaan sesuai dengan RPL
3. Metode yang digunakan variatif dan menarik
4. Menggunakan media layanan BK
5. RPL minimal terdiri dari Tujuan, Materi Layanan,
Kegiatan, Sumber, Bahan dan Alat, Penilaian
B Perolehan Siswa Pasca Layanan
1. Peserta didik memperoleh pemahaman baru
2. Peserta didik mempunyai perasaan positif
3. Peserta didik berkurang masalahnya
4. Peserta didik terentaskan masalahannya
5. Berkembangnya PTSDL
C Perhatian Peserta Didik
1. Peserta didik antusias mengikuti materi layanan BK
2. Peserta didik aktif bertanya
3. Peserta didik aktif menjawab
4. Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan konselor
5. Peserta didik hadir semua
D Kesesuaiaan Program
1. Program disusun sesuai dengan kebutuhan peserta didik
2. Materi layanan sesuai kebutuhan peserta didik
3. Materi layanan sesuai tugas perkembangan peserta
didik
4. Materi layanan mengacu pada sumber yang jelas
5. Program dilaksanakan sesuai waktu yang telah
ditentukan
Power point
https://www.youtube.com/watch?v=0kv9hspdpYA