Skripsi Rira
Skripsi Rira
Skripsi Rira
PROPOSAL SKRIPSI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
PADANG
2018
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL SKRIPSI
Judul :Profil ISPA Bawah Pada Anak di Rawat Inap RSUP M. Djamil Padang
Tahun 2016-2017
Disusun oleh
Telah disetujui
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Sp.DV)
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan skripsi ini.Penulisan skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah.Penulis menyadari
sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak sejak penyusunan proposal sampai dengan
terselesaikannya laporan hasil skripsi ini. Bersama ini penulis menyampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
3. Ibu, dr.Laura Zeffira Sp.A M.Biomed selaku dosen pembimbing I yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
4. Ibu, dr. Letvi Mona M.Kes (DV), Sp.DV selaku dosen pembimbing II yang
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis
dalam penyusunan skripsi ini.
7. Serta pihak lain yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu atas bantuannya
secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
i
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
2.8 KerangkaTeori..................................................................................................... 13
iii
BAB 3 METODE PENELITIAN............................................................................... 14
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR ISTILAH/ SINGKATAN
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang menyerang
salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung sampai alveoli
termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura).1 Definisi ISPA menurut
saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh agen infeksi yang menimbulkan gejala
dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari.2 ISPA terbagi atas 2 yaitu Infeksi
respiratori atas (IRAA) dan Infeksi respiratori bawah (IRAB). Infeksi respiratori atas
terdiri dari rinitis, faringitis, tonsilitis, rinosinusitis dan otitis media. Sedangkan
bronkitis, bronkiolitis, dan pneumonia. Sebagian besar IRA biasanya terbatas pada
IRAA saja, tetapi sekitar 5% melibatkan laring dan respiratori bawah berikutnya,
episode baru kejadian ISPA di dunia setiap tahun, dimana 151 juta episode (96,7%)
terjadi di negara berkembang. Penyakit ini lebih sering terjadi pada anak-anak,
dengan insiden menurut kelompok umur balita diperkirakan 0,29 episode per anak
setiap tahun di negara berkembang dan 0,05 episode setiap anak pertahun di negara
maju.1
dunia. Tingkat mortalitas sangat tinggi pada bayi, anak-anak, dan orang lanjut usia,
1
2
Hampir empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, sebanyak 98%
disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan bawah.4 Sebagian besar hasil penelitian
balita disebabkan oleh ISPA. Diperkirakan 2 – 5 juta bayi dan anak balita di berbagai
negara setiap tahun meninggal karena infeksi saluran pernafasan akut. Dua per tiga
dari kematian ini terjadi pada kelompok usia bayi, terutama bayi usia 2 bulan
pertama sejak kelahiran.5 Kasus terbanyak terjadi di India (43 Juta), China (21 Juta),
dan Pakistan (10 Juta). Sedangkan di Indonesia dan Nigeria masing-masing 6 juta
pada balita sebesar 0,08%, lebih rendah dibandingkan tahun 2013 yang sebesar
1,19%. Namun tahun 2015 angka kejadian pneumonia kembali meningkat yaitu
sebesar 0,16%. Pada tahun 2014 kelompok bayi angka kematian lebih tinggi yaitu
sebesar 0,11% dibandingkan pada kelompok umur 1-4 tahun sebesar 0,06%.7 Profil
provinsi yang mempunyai insiden pneumonia pada balita yaitu 15.373 orang.3
Profil kesehatan kota Padang, jumlah balita di kota Padang tahun 2015
sebanyak 82.187 orang. Perkiraan penderita adalah 10% dari jumlah balita yaitu
sebanyak 8.219 balita, sementara penderita yang ditemukan dan ditangani sebanyak
2.486 (30,25%). Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, maka balita laki-laki lebih
27,41%. Kasus pneumonia yang ditemukan dan ditangani beberapa tahun terakhir
adalah tahun 2014 sebanyak 1.850 orang, tahun 2013 sebanyak 1.183 orang, tahun
2012 sebanyak 340 orang, tahun 2011 sebanyak 586 kasus dan di tahun 2010
ISPA disebabkan oleh virus dan bakteri, faktor risiko terjadinya ISPA adalah
usia anak, jenis kelamin, status gizi, imunisasi. Serta keadaan lingkungan (polusi
udara dan ventilasi). Usia anak merupakan faktor predisposisi utama yang
mengetahui profil ISPA Bawah pada anak di Rawat Inap RSUP DR. M. Djamil
Padang selama tahun 2016-2017. RSUP DR. M. Djamil ini merupakan salah satu
rumah sakit rujukan di kota Padang. Rumah sakit ini banyak menerima pasien anak.
Bagaimana Profil pasien ISPA Bawah pada anak di RSUP DR. M. Djamil
Untuk mengetahui profil ISPA Bawah pada anak di Rawat Inap RSUP
usia.
jenis kelamin.
4
status gizi.
ISPA Bawah pada anak di Rawat Inap RSUP DR. M. Djamil Padang
7. Untuk mengetahui lama rawat inap pasien ISPA Bawah pada anak di
3. Dapat dijadikan sebagai informasi yang tepat dan aktual terkait dengan
TINJAUAN PUSTAKA
ISPA yaitu infeksi yang terjadi mulai dari saluran pernapasan bagian atas dan
penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh agen infeksius yang
Batasan istilah ISPA menurut Depkes RI, mengandung tiga unsur yaitu infeksi,
2) Saluran pernapasan adalah organ yang mulai dari hidung hingga alveoli
pleura.
untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan ISPA proses ini dapat
disebabkan oleh berbagai etiologi. Etiologi ISPA terdiri dari berbagai jenis bakteri,
virus, dan protozoa. Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari Streptokokus sp,
5
6
carinii.11
2.2 Epidemiologi
data SKRT (Survei Kesehatan Rumah Tangga) 2001, menunjukkan bahwa proporsi
ISPA sebagai penyebab kematian bayi < 1 tahun adalah 27,6% sedangkan proporsi
ISPA sebagai penyebab kematian anak balita 22,68%.12 Hasil survei program
Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat) selama kurun waktu 2000-2002
prevalensi ISPA terlihat berfluktuasi, tahun 2000 prevalensi sebesar 30,1% (479.283
kasus), tahun 2001 prevalensi sebesar 22,6% (620.147 kasus) dan tahun 2002
2.3.1 Epiglotitis
Merupakan infeksi yang sangat serius dari epiglotis dan struktur supraglotis,
yang berakibat obstruksi jalan napas akut dan menyebabkan kematian jika tidak
manifestasi klinis dari epiglotitis adalah demam tinggi mendadak dan berat, nyeri
tenggorok, sesak napas, diikuti dengan gejala obstruksi saluran respiratori yang
7
progresif (dalam beberapa jam dapat memburuk menjadi obstruksi pernapasan total
menggoggong, stridor inspirasi, dengan atau tanpa adanya stres pernapasan. Virus
penyebab tersering sindrom croup adalah Human parainfluenzae virus tipe 1 (HPIV-
I), HPIV-2,3, dan 4, virus influenzae A dan B, adenovirus, respiratori syncytial virus
(RSV), dan virus campak. Manifestasi klinis biasanya didahului dengan demam yang
tidak begitu tinggi selama 12-72 jam, hidung berair, nyeri menelan dan batuk ringan.
Kondisi ini akan berkembang menjadi batuk nyaring, suara menjadi parau dan kasar.
Gejala sistemik yang menyertai seperti demam, malaise. Bila keadaan berat dapat
terjadi sesak napas, stridor inspiratorik yang berat, retraksi, dan anak tampak gelisah,
2.3.3 Bronkitis
dan menengah yang bermanifestasi sebagai batuk, serta biasanya akan membaik
tanpa terapi dalam 2 minggu.16 Virus merupakan penyebab tersering pada bronkitis,
seperti Rhinovirus, Respiratory sincytial virus (RSV), Virus Influenzae, Virus para-
influenzae, adenovirus dan coxsackie virus.17 Manifestasi klinis dari bronkitis adalah
batuk biasanya muncul 3-4 hari setelah rinitis. Batuk pada mulanya keras dan kering,
kemudian seringkali berkembang menjadi batuk lepas yang ringan dan produktif.
Karena anak-anak biasnaya tidak membuang lendir tetapi menelannya, maka dapat
terjadi gejala muntah pada saat batuk keras dan memuncak. Pada anak yang lebih
tua, keluhan utama dapat berupa produksi sputum dengan batuk, serta nyeri dada
2.3.4 Bronkiolitis
penyakit ini ditandai oleh pilek dan batuk, diikuti distress pernapasan, takipnea,
retraksi dada, dan mengi pada ekspirasi. Bronkiolitis berat dapat ditemukan adanya
grunting , napas cuping hidung, dan kesulitan masuknya udara melalui jalan napas. 19
2.3.5 Pneumonia
dan jamur. Penyebab paling umum pneumonia bakteri pada anak adalah
syncytial virus (RSV) adalah virus penyebab tersering pada pneumonia virus. Pada
Gambaran klinis pneumonia pada bayi dan anak bergantung pada berat-ringannya
a) Gejala infeksi umum, yaitu demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan
b) Gejala gangguan respiratori, yaitu batuk, sesak nafas, retraksi dada, takipnea,
1) Usia
melaporkan bahwa penyebab utama dari empat penyebab kematian anak di negara
berkembang adalah ISPA, dengan kasus terbanyak pada anak berusia dibawah 1
tahun. Kejadian ISPA pada bayi dan balita akan memberikan gambaran klinis yang
lebih buruk, disebabkan ISPA pada bayi merupakan kejadian infeksi pertama serta
belum terbentuknya secara optimal proses kekebalan alamiah. Pada orang dewasa
2) Jenis kelamin
Pada umumnya tidak ada perbedaan kejadian ISPA pada laki-laki dan
kejadian ISPA lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan perempuan.
3) Status gizi
Status gizi merupakan faktor predisposisi terjadinya ISPA pada anak. Dalam
keadaan status gizi yang baik, tubuh mempunyai cukup kemampuan untuk
mempertahankan diri terhadap infeksi. Apabila status gizi menjadi buruk maka reaksi
4) Pemberian ASI
dengan kejadian ISPA. ASI berfungsi sebagai proteksi karena kandungan imunologik
yang dimilikinya.
BBLR yaitu berat lahir kurang dari 2500 gram. Sebanyak 22% kematian
akibat ISPA terjadi pada bayi dengan BBLR. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan
10
dan perkembangan paru yang belum sempurna dan otot pernapasan yang masih
lemah.
6) Sosial ekonomi
nutrisi, penerimaan layanan kesehatan, dan lingkungan. Status sosial ekonomi yang
7) Imunisasi
penyakit tertentu. Maka jika ada kuman yang masuk ke dalam tubuh, secara langsung
8) Lingkungan
ISPA ditularkan melalui udara yang tercemar dan masuk ke dalam tubuh
melalui saluran pernafasan (Air Borne Diseases).25 Jasad renik yang berada di udara
akan masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan dan menimbulkan infeksi,
penyakit ISPA dapat pula berasal dari penderita yang kebetulan mengandung bibit
penyakit, baik yang sedang jatuh sakit maupun karier. Jika jasad renik bersal dari
tubuh manusia maka umumnya dikeluarkan melalui sekresi saluran pernafasan dapat
berupa saliva dan sputum. Penularan juga dapat terjadi melalui kontak langsung/tidak
langsung dari benda yang telah dicemari jasad renik (hand to hand transmission).24
11
Ditujukan pada orang sehat dengan usaha peningkatan derajat kesehatan (health
kegiatan ini diharapkan dapat mengubah sikap dan perilaku masyarakat terhadap hal-
hal yang dapat meningkatkan faktor resiko penyakit ISPA. Kegiatan penyuluhan ini
imunisasi, penyuluhan gizi seimbang pada ibu dan anak, penyuluhan kesehatan
kesakitan ISPA
c) Program KIA yang menangani kesehatan ibu dan bayi berat badan lahir
rendah.
klasifikasi bukan pneumonia apabila ditandai dengan batuk, serak, pilek, panas
atau demam (suhu tubuh lebih dari 370C), maka dianjurkan untuk segera diberi
perawatan di rumah. Adapun beberapa hal yang perlu dilakukan ibu untuk
dengan kompres dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak
sering., memberi ASI lebih sering. Usahakan memberikan cairan (air putih,
Tingkat pencegahan ini ditujukan kepada balita yang bukan pneumonia agar
berat) dan berakhir dengan kematian. Upaya yang dapat dilakukan pada pencegahan
Penyakit bukan pneumonia pada bayi dan balita yaitu perhatikan apabila timbul
gejala pneumonia seperti nafas menjadi sesak, anak tidak mampu minum dan sakit
menjadi bertambah parah, agar tidak bertambah parah bawalah anak kembali pada
13
BAB IV
METODE PENELITIAN
retrospektif menggunakan data sekunder dari catatan rekam medis pasien ISPA
bawah anak di rawat inap RSUP DR. M. Djamil Padang pada tahun 2016-2017.
4.4.1 Populasi
Populasi target adalah semua rekam medis penderita ISPA bawah anak yang
tercatat di rawat inap RSUP DR. M. Djamil Padang. Populasi terjangkau adalah
semua rekam medis penderita ISPA bawah anak di rawat inap RSUP DR. M. Djamil
4.4.2 Sampel
Sampel penelitian adalah semua populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan
Data rekam medis anak yang berumur 0-14 tahun dengan diagnosis ISPA
Data rekam medis pasien dengan diagnosis ISPA bawah anak tahun 2016-
2017 yang tidak memiliki salah satu data dari data yang ingin dicatat (umur, jenis
2. Usia, jenis kelamin, status gizi, lama rawat inap dan ISPA bawah terbanyak.
a. Definisi : data rekam medis yang mencatat ISPA bawah anak sebagai
diagnosis baik primer maupun skeunder sesuai ICD 10 pada tahun 2016-
2017
2) Usia anak
16
bawah
2. 5- <10 tahun
3. 10 -14 tahun
3) Jenis kelamin
2. Perempuan
4) Status Gizi
berat badan lalu dilanjutkan dengan ketentuan eid indeks dari BB/TB.
2: Bronkhitis
3: Bronkiolitis
4: Croup
5: Pneumonia
6) Lama Rawatan
2. 4-7 hari
3. > 7 hari
Data yang telah terkumpul akan diolah secara manual dan elektronik dengan
menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS. Rekam medis pasien dan
DAFTAR PUSTAKA
Maret 2017.
8. Dinas Kesehatan Kota Padang. Profil Kesehatan Tahun 2015. Padang: Dinas
Maret 2017).
9. Dinas Kesehatan Kota Padang. Profil kesehatan tahun 2012. Padang: Dinas
10. Rahajoe, N., Supriyanto, B., Seyanto, DB. Buku Ajar Respiralogi Anak, edisi
ke 1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2013.h. 268-83.
11. Behrman, Kliegman, Arvin. Ilmu Kesehatan Anak Nelson, volume ke 2, edisi
ke 15. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2000.h.174-7.
12. Volk & Wheeler, 1990. Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga, Jakarta.
20
Respirologi Anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI): Jakarta; 2013. h.320-
322.
16. Naning, Roni dkk. Bronkitis Akut. Dalam: Buku Ajar Respirologi Anak. Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI): Jakarta; 2013. h.330.
17. Staf pengajar ilmu kesehatan anak. Pulmonologi. Dalam: Buku Ajar Ilmu
h.1197.
18. Zain, Magdalena Sidhartani. Bronkiolitis. Dalam: Buku Ajar Respirologi Anak.
Jakarta; 2011.h.113.
20. Misnadiarly. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia pada Balita, Orang