LPJ Ibu Hamil 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN

KEGIATAN KELAS IBU HAMIL

DI POSKESDES DESA SEGURING KECAMATAN CURUP UTARA

Dosen Pembimbing : Dwie Yunita Baska, SST, M.Keb

Disusun Oleh Kelompok 8 :

1. Devi Permata Sari


2. Julia Nurhanifah
3. Lusi Lastari
4. Oktavia Pratiwi
5. Riza Anggita
6. Yana Oktavia

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU

PRODI DIII KEBIDANAN CURUP

TAHUN 2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut hasil berbagai survei, tinggi rendahnya Angka Kematian


Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) disuatu Negara dapat dilihat
dari kemampuan untuk memberikan pelayanan obstetric yang bermutu dan
menyeluruh. Dari hasil survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan
penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk
mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan
komitmen dan usaha keras yang terus menerus.

Berdasarkan evaluasi Millennium Development Goals (MDGs)


pada tahun 2015, kasus kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia
masih pada posisi 305 per 100.000 kelahiran. Padahal target yang
dicanangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah 102 per 100.000
kelahiran.

Kegiatan yang direncanakan adalah pembahasan materi Buku KIA


dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang diikuti diskusi dan tukar
pengalaman antara ibu-ibu hamil dan petugas kesehatan. Kegiatan
kelompok belajar ini diberi nama Kelas Ibu Hamil.

Pendidikan pada masa hamil (prenatal) sangat penting dalam


rangka mempersiapkan pasangan untuk menjadi orang tua. Kurangnya
pengetahuan merupakan salah satu bentuk ketidakberdayaan yang dapat
mendukung tingginya angka kematian ibu/ perinatal. Secara tradisional
wanita belajar tentang perawatan kehamilan, persalinan, nifas, dan
pengasuhan bayi dari orang tua mereka, ataupun saudara mereka. Tentu
saja pengetahuan yang didapatkan melalui keluarga ini hanya berupa
pengalaman individual yang tidak dapat dipertanggung jawabkan secara
ilmiah.
Dalam menjalankan perannya, ibu hamil membutuhkan
pengetahuan yang baik tentang kesehatan ibu dan anak, salah satunya
melalui pendidikan ibu hamil. Kelas ibu hamil merupakan sarana bagi ibu
hamil untuk belajar bersama dalam kelompok yang bertujuan
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan,
perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru
lahir, mitos, penyakit menular, dan akte kelahiran (Depkes, 2009).

Fasilitator kelas Ibu merupakan visi dan misi prodi DIII Kebidanan
Curup yang berorientasi pada adanya perubahan sikap, prilaku dan
pengetahuan ibu setelah diadakannya kegiatan kelas ibu, sehingga ibu
dapat bersikap serta memiliki pengetahuan yang dapat menekan angka
kematian ibu dan bayi, salah satunya dari penyuluhan-penyuluhan di
dalam kelas ibu hamil.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Secara umum kelas ibu hamil bertujuan meningkatkan


pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu hamil

2. Tujuan Khusus
a. Terjadinya interaksi dan berbagai pengalaman antar peserta (ibu
hamil dengan ibu hamil) dan antara ibu hamil dengan petugas
kesehatan/bidan.
b. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang
kehamilan, apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil dan pengaturan
gizi termasuk pemenuhan kebutuhan zat gizi besi
c. Mewujudkan visi dan misi Prodi DIII Kebidanan Curup
BAB II

RENCANA KEGIATAN

Pokok Pembahasan : Gizi Pada Ibu Hamil

Sub Pokok Pembahasan : Pendidikan Kesehatan Tentang Gizi Pada Ibu


Hamil Dengan Atika (Ati, telur, ikan)

Sasaran : Ibu Hamil TM 1, 2 & 3

Alokasi waktu : 30 menit (14.00-14.30 wib)

Tempat : Poskesdes Desa Seguring

Pelaksana : Kelompok 8

A. Tujuan Pembelajaran:

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) :


Setelah di berikan informasi penyuluhan 1 x 30 menit diharapkan ibu-ibu
mampu memahami dan menerapkan kedalam kehidupan sehari tentang
pemenuhan gizi pada ibu hamil dengan Atika (Ati, telur, ikan)
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :
Setelah dilakukan pemberian informasi penyuluhan, ibu-ibu hamil mampu
memahami tentang gizi pada ibu hamil yang meliputi :
a. Pengertian gizi pada ibu hamil
b. Faktor yang mempengaruhi gizi pada ibu hamil
c. Kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk ibu hamil
d. Manfaat dari pemenuhan gizi pada ibu hamil
e. Kandungan zat gizi pada Ati, Telur dan Ikan yang diperlukan untuk
ibu hamil
f. Dampak kekurangan gizi besi pada ibu hamil
B. Materi : (terlampir)

Kualifikasi materi :

a. Pengertian gizi pada ibu hamil


b. Faktor yang mempengaruhi gizi pada ibu hamil
c. Manfaat dari pemenuhan gizi pada ibu hamil
d. Kandungan zat gizi pada Ati, Telur dan Ikan yang diperlukan untuk ibu
hamil
e. Dampak kekurangan gizi pada ibu hamil

C. Metode : Ceramah dan tanya jawab


D. Media/alat bantu : Leaflet
E. Kegiatan belajar mengajar :

No Kegiatan Pendidikan Kesehatan Waktu

Fasilitaror Peserta (klien)

1 Pembukaan:  Menjawab salam 5 menit


 Mengajukan
 Memberi salam
pertanyaan
 Memberikan
 Menjawab
pertanyaan
pertanyaan
appersepsi
 Menyimak
 Mengkomunikasikan
pokok bahasan
 Mengkomunikasikan
tujuan
2 Kegiatan Inti :  Menyimak 15 menit
 Mengajukan
 Menjelaskan materi
pertanyaan
 Memberi kesempatan
 Memperhatikan dan
bertanya
mengikuti saran yang
 Menjawab diberikan
pertanyaan  Menyimak dan
 Memberikan menjawab
reinforcement pertanyaan
3 Penutup :  Menyimak 10 menit
 Menjawab
 Menyimpulkan
pertanyaan
materi
 Menjawab salam
 Melaksanakan
evaluasi
 Mengucapkan salam
penutup

F. Evaluasi
1. Jenis tes : formatif
2. Bentuk tes : lisan
3. Pertanyaan :
a. Pengertian gizi pada ibu hamil
b. Faktor yang mempengaruhi gizi pada ibu hamil
c. Manfaat dari pemenuhan gizi pada ibu hamil
d. Kandungan zat gizi pada Ati, Telur dan Ikan yang diperlukan untuk
ibu hamil
e. Dampak kekurangan gizi pada ibu hamil
Lampiran 1

MATERI PENYULUHAN

POKOK BAHASAN : Gizi Pada Ibu Hamil

SUB POKOK BAHASAN : Pendidikan Kesehatan Tentang Pemenuhan Zat


Besi Pada Ibu Hamil dengan ATIKA

A. Pengertian gizi pada ibu hamil


Makanan dan Gizi seimbang merupakan makan yang cukup mengandung
karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat
pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur. Kebutuhan nutrisi
akan meningkat selama ibu hamil, oleh karena itu Selama hamil calon ibu
memerlukan lebih banyak zat-zat gizi pada wanita yang tidak hamil, karena
makanan ibu hamil di butuhkan untuk dirinya dan janin yang dikandungnya.
(Purwita, 2006)

B. Faktor yang mempengaruhi gizi pada ibu hamil


1. Umur
Lebih muda umur ibu hamil, maka energi yang dibutuhkan akan lebih
banyak.

2. Berat badan
Berat badan lebih atau kurang dari berat badan rata-rata untuk umur
tertentu, merupakan faktor yang dapat menentukan jumlah zat
makanan yang harus di cukupi selama hamil.

3. Suhu lingkungan
Suhu tubuh di pertahankan pada 36,5-37°c yang digunakan untuk
metabolisme optimum. Lebih besar perbedaan suhu tubuh dan
lingkungan berarti lebih besar pula masukan energi yang di perlukan.
4. Pengetahuan ibu hamil dan keluarga tentang zat Gizi dalam makanan
Perencanaan dan penyusunan makanan kaum ibu atau wanita dewasa
mempunyai peranan yang penting. Faktor yang mempengaruhi
perencanan dan penyusunan makanan yang sehat dan seimbang bagi
ibu hamil yaitu kemampuan keluarga dalam membeli makanan serta
pengetahuan tentang gizi. Dengan demikain, tubuh ibu akan menjadi
lebih efisien dalam menyerap zat gizi dari makanan sehari-hari.

5. Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan


Pada umumnya, kaum ibu atau wanita lebih memperhatikan keluarga
dari pada saat ibu hamil. ibu hamil sebaiknya memeriksakan
kehamiannya minimal empat kali selama kehamilan.

6. Aktivitas
Semakin banyak aktivitas yang dilakukan maka semakain banyak
energi yang di butuhkan oleh tubuh.

7. Status kessehatan
Pada saat kondisi tidak sehat maka asupan energi tetap harus
diperhatikan.

8. Status ekonomi
Status ekonomi maupun sosial mempengaruhi terhadap pemilihan
makanan. (Kartasapoerta,2003)

C. Kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk ibu hamil


1. Kebutuhan energi
Kebutuhan energi pada ibu hamil tergantung pada BB sebelum hamil
dan pertambahan BB selama kehamilan, karena adanya peningkatan
metabolisme dan pertumbuhan janin yang meningkat terutama pada
trimester II dan III. Disarankan penambahan jumlah kalori sebesar
285-300 kalori perhari dibanding saat tidak hamil. berdasarkan
perhitungan, pada akhir kehamilan dibutuhkan sekitar 80.000 kalori
lebih banyak dari kebutuhan kalori sebelum hamil.
Pada trimester I energi masih sedikit dibutuhkan, pada trimester II
energi dibutuhkan untuk penambahan darah, perkembangaan uterus,
pertumbuhan massa payudara, dan penimbunan lemak. Sedangkan
pada trimester III energi di butuhkan untuk pertumbuhan janin dan ari-
ari.

2. Protein
Tambahan protein diperlukan untuk pertumbuhan janin, uterus,
jaringan payudara, hormon, penambahan cairan darah ibu serta
persiapan laktasi. 2/3 dari protein yang dikonsumsi sebaiknya berasal
dari protein hewani seperti daging, ikan, unggas, telur, Sumber energi
nabati banyak terdapat pada kacang-kacangan. Tambahan protein yang
dipelukan selama kehamilan sebanyak12 gr/hari.

3. Karbonhidrat
Karbonhidrat merupakan sumber utama untuk tambahan kalori yang
dibutuhkan selama kehamilan. Pertumbuhan dan perkembangan janin
selama dalam kandungan membutuhkan karbonhidrat sebagai sumber
kalori utama. Selain mengandung vitamin dan mineral, karbonhidrat
juga meningkatkan asupan serat serta untuk mencegah terjadinya
konstipasi atau sulit buang air besar dan wasir.

4. Vitamin dan Mineral


Wanita hamil juga membutuhkan lebih banyak vitamin dan mineral
dibanding sebelum hamil. Ini perlu untuk mendukung pertumbuhan
dan perkembangan janin. Tambahan zat gizi lain yang penting juga
dibutuhkan untuk membantu proses metabolisme energi seperti
vitamin B1, vitamin B2, niasin, dan asam patotenat. Vitamin B6 dan
vitamin B12 diperlukan untuk membentuk DNA dan sel-sel darah
merah, sedangkan vitamin B6 juga berperan penting dalam
metabolisme asam amino. Kebutuhhan vitamin A dan vitamin C juga
meningkat selama hamil. Begitu juga kebutuhan mineral, terutama
magnesium dan zat besi. Magnesium dibutuhkan untuk mendukung
pertumbuhan dari jaringan lunak. Sedangkan zat besi dibutuhkan
untuk membentuk sel darah merah dan sangat penting untuk
pertumbuhan metabolisme energi, disamping untuk meminimalkan
peluang terjadinya anemia, kebutuhan zat besi juga dua kali lipat
dibandingkan saat hamil.

D. Kandungan Gizi Pada Ati, telur, dan ikan


Kondisi ibu hamil harus menerapkan pola makanan yang sehat dengan Isi
Piringku. Kemudian di masa kehamilan, ibu hamil juga diwajibkan untuk
membiasakan diri mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi tinggi,
yakni ATIKA (ati ayam, telur, ikan). Dimana, kandungan zat besi dalam 1 ati
ayam setara dengan 1 gelas nasi x 9, atau satu setengah kilo nasi. 1 ikan setara
dengan 3,5 gelas nasi atau 3,5 ons, dan 1 telur setara dengan 4 gelas nasi atau 4
ons. Sehingga kebutuhan makanan tersebut sangat diperlukan bagi ibu hamil,
karena seorang anak bisa mengalami stunting salah satu penyebabnya karena
kelurangan zat gizi saat bayi masih dalam kandungan.
1. Ati Ayam
Bahan makanan yang kaya akan kandungan zat besi berasal dari hewani
yang merupakan sumber protein dan berperan dalam proses hemopoesis
(Astawan, 2012). Salah satu sumber protein hewani yang mudah dijumpai di
kalangan masyarakat yaitu hati ayam buras atau yang lebih dikenal dengan hati
ayam kampong yang memiliki kandungan zat besi sebanyak 18,7 gram per 75
gram. Zat besi merupakan mineral yang berperan penting dalam proses
pembentukkan sel darah merah. Apabila produksi sel darah merah dalam tubuh
dapat tercukupi, maka kadar hemoglobin dalam darah akan normal (Arisman,
2007).
Zat besi yang banyak terkandung dalam hati ayam merupakan unsur
penting dalam pembentukan sel darah merah. Terjadinya gangguan dalam
pembentukkan sel darah merah itulah yang menyebabkan kadar hemoglobin
dalam darah menjadi tidak normal (Astawan, 2012). Intervensi berupa
pemberian hati ayam kepada kelompok eksperimen dapat dianggap sebagai
upaya memperbaiki keadaan anemia yang sering terjadi pada ibu hamil dengan
meningkatkan kadar hemoglobin melalui asupan nutrisi. Zat besi dalam hati
ayam kampung yang sudah dalam bentuk ferro (Fe2+) sehingga lebih mudah
diserap tubuh tanpa dipengaruhi faktor penghambat zat besi dan tidak
membutuhkan reduksi. Pada proses pencernaan besi dalam bentuk ferro (Fe2+)
tersebut akan dioksidasi di dalam usus untuk berikatan dengan apoferritin,
kemudian ditransformasikan menjadi ferritin dan dibebaskan ke dalam plasma
darah yang kemudian terjadi proses pengikatan transferin dan diangkut ke
sumsum tulang belakang untuk bergabung membentuk hemoglobin (Adriani,
2013)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan kadar


hemoglobin yang signifikan setelah pemberian intervensi berupa konsumsi hati
ayam selama 4 minggu. Hal tersebut berarti bahwa konsumsi hati ayam dapat
dianjurkan untuk ibu hamil dalam membantu meningkatkan kadar hemoglobin
dan memenuhi kebutuhan zat besi, sehingga diharapkan dapat mengurangi
kejadian anemia bahkan mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat
anemia dalam kehamilan.
2. Telur

3. Ikan
Konsumsi ikan ibu menjadi faktor yang berpengaruh terhadap outcome
bayi yang dilahirkan. Seiring dengan meningkatnya konsumsi ikan harian ibu
maka akan cenderung meningkatkan berat, panjang, dan lingkar kepala lahir
bayi. Bersama dengan tinggi badan ibu, konsumsi ikan memiliki pengaruh
terhadap berat lahir bayi. Begitupun terhadap panjang dan lingkar kepala lahir
bayi juga dipengaruhi oleh konsumsi ikan ibu.
Pengaruh konsumsi ikan ibu terhadap berat lahir bayi utamanya karena
kandungan lemak pada ikan. Penambahan berat, panjang, dan lingkar kepala lahir
bayi dapat dijelaskan karena kandungan omega-3 dalam ikan yang mungkin akan
mengganggu prostaglandin yang terlibat dalam proses persalinan sehingga
memperpanjang durasi kehamilan dan juga dengan cara menurunkan viskositas
darah sehingga aliran darah dan zat gizi ke plasenta terpenuhi dengan baik,
dengan demikian pertumbuhan janin dapat meningkat. Selain itu, ikan juga
merupakan sumber dari beberapa zat gizi yang penting untuk perkembangan
janin, seperti iodium. Iodium merupakan bahan baku hormon tiroid. Hormon ini
berperan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Pengaruh konsumsi ikan ibu
dengan lingkar kepala lahir mungkin juga karena kandungan asam lemak tak
jenuh ganda terutama asam lemak omega-3, EPA (eicosapentaenoic acid) dan
DHA (docosahexaenoic acid) yang terkandung dalam ikan sehingga konsumsi
ikan ibu yang cukup selama kehamilan menunjukkan perkembangan syaraf bayi
yang lebih baik.

E. Manfaat dari pemenuhan gizi pada ibu hamil


1. Untuk pertumbuhan dan perkembangan janin yang ada dalam
kandungan.
2. Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan untuk sang ibu
sendiri.

3. Agar luka-luka persalinan cepat sembuh.

4. Guna untuk mengadakan cadangan untuk masa laktasi.

F. Dampak kekurangan gizi pada ibu hamil


Dampak yang akan terjadi jika ibu mengalami kekurangan gizi saat hamil
bisa menyebabkan seperti :
1. Anemia gizi besi
Kunci penting untuk mengoptimalkan kesehatan ibu dan
perkembangan janin dalam kandungan adalah dengan memenuhi
kebutuhan gizi selama masa kehamilan. Ibu hamil menjadi salah satu
kelompok yang rentan kekurangan gizi karena sering tidak terpenuhinya
kebutuhan gizi yang meningkat sehingga menimbulkan gangguan gizi,
diantaranya yang paling sering terjadi adalah anemia dalam kehamilan.

Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, terdapat 37,1% ibu hamil


dengan anemia. Hal ini meningkat jika dibandingkan dengan prevalensi
anemiapada ibu hamil di tahun 2010 yaitu sebesar 24,5%. Anemia dalam
kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin kurang dari 11
g/dl pada trimester I dan III, serta kurang dari 10,5 g/dl pada trimester II
(Fatimah, 2011). Laporan World Health Organization (WHO) tahun 2010
menunjukkan bahwa sekitar 56% dari seluruh jenis anemia diperkirakan
akibat dari defisiensi zat besi.

Anemia defisiensi besi pada kehamilan yang tidak segera ditangani dapat
menyebabkan banyak masalah serius baik pada ibu maupun janinnya.
Risiko yang mungkin terjadi pada ibu, yaitu meningkatkan kejadian
perdarahan saat persalinan dan trauma setelah melahirkan, sedangkan pada
bayi akan meningkatkan risiko kelahiran kurang bulan (premature) bahkan
kejadian kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah (Prawirohardjo,
2010).
Kebutuhan besi meningkat selama hamil untuk memenuhi kebutuhan besi
akibat peningkatan volume darah menyediakan besi bagi janin dan
plasenta, serta menggantikan kehilangan darah saat persalinan. Zat besi
dibutuhkan untuk pembentukan sel-sel darah merah janin sebesar 246 mg,
kebutuhan plasenta 134 mg, untuk perbanyakan sel-sel darah merah ibu
hamil sebesar 290 mg, serta untuk meningkatkan massa hemoglobin
termasuk simpanan sebanyak 500 mg. Jika dijumlahkan maka tambahan
kebutuhan zat besi selama kehamilan adalah 1.050 mg atau setara dengan
1,1 gram.

Anemia pada kehamilan terjadi karena adanya perubahan fisiologis yang


terjadi karena adanya proses hemodilusi yang mempengaruhi jumlah sel
darah merah dalam kehamilan. Peningkatan volume darah tersebut terjadi
akibat peningkatan plasma darah yang besar, namun peningkatan sel darah
merah tidak seimbang dengan peningkatan plasma.

Ketidakseimbangan inilah yang terlihat dalam bentuk penurunan kadar


hemoglobin, jika dibawah batas normal maka akan mengalami anemia
(Cunningham, 2006). Anemia gizi besi yang terjadi karena kandungan zat
besi pada makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi kebutuhan. Secara
umum, upaya yang dilakukan untuk menangani kasus anemia pada wanita
hamil dengan mengkonsumsi suplemen zat besi guna memenuhi
kebutuhan sintesis hemoglobin baik untuk ibu maupun janin (Fatimah,
2012). Terapi pemenuhan kebutuhan zat besi dengan zat besi oral banyak
menimbulkan efek samping, seperti mual, dyspepsia, dan konstipasi yang
menimbulkan rasa tidak nyaman pada wanita hamil (More, 2014).

2. Kenaikan berat badan yang rendah selama hamil


Di negara maju rata-rata kenaikan berat badan selama hamil 12-14 kg.
Bila ibu hamil kurang gizi kenaikan berat badan hanya 7-8 kg
berakibat melahirkan bayi BBLR. Tetapi, bedasarkan perkembangan
terkini juga disampaikan bahwa ternyata penambahan berat badan
selama kehamilan tidak terlalu mempengaruhi berat badan janin,
karena ada kalanya ibu yang penambahan berat badannya cukup
ternyata berat badan janinnya masih berkurang dan ada juga ibu yang
penambahan berat badannya kurang selama kehamilan tetapi janinnya
sesuai.

3. Ngidam dan mual muntah selama kehamilan (hiperemisis garvidarum)


Hipermisis garvidarum merupakan komplikasi dari kehamilan yang
menyebabkan mual dan muntah yang terjadi secara terus menerus
sehingga menggangu kehidupan sehari-hari dan menimbulkan
kekurangan cairan. Ini juga bisa menyebabkan ibu pingsan dan lemah
sehingga memerlukan penangan yang khusus. Namun, biasanya hal ini
hanya terjadi pada awal-awal kehamilan saat kebutuhan gizi janin
belum terlalu besar.
G. Daftar Pustaka

Almatsier, S. Perinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit: PT.Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta: 2006.

Kartasapoerta, Drs. G. Ilmu Gizi. Penerbit : Rineka Cipta. Jakarta : 2003.

Purwita, Sari. Ilmu Gizi. Penerbit : Dian Rakyat. Jakarta : 2006.

http://www.safiyhati.com/2013/04/kebutuhan-gizi-ibu-hamil.html
DOKUMENTASI

KELAS IBU HAMIL

Anda mungkin juga menyukai