RPP KD 3.21
RPP KD 3.21
RPP KD 3.21
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui proses mencari informasi, menanya, berdiskusi dan presentasi peserta didik di harapkan
dapat menjelaskan mengevaluasi pengujian sediaan obat dengan penuh rasa ingin tahu,
tanggung jawab, disiplin selama proses pembelajaran, bersikap jujur, percaya diri dan pantang
menyerah, serta memiliki sikap responsif (berpikir kritis) dan proaktif (kreatif), serta mampu
berkomukasi dan bekerjasama dengan baik
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Pertemuan ke / Materi
1 / Pengujian 2 / Pengujian 3 / Pengujian 4 / Pengujian 5 / Pengujian
sediaan solid sediaan semi sediaan liquid sediaan sinjeksi sediaan
solid khusus
Pendahuluan Berdoa, menyiapkan pererta didik dan motivasi, apersepsi, menyampaikan
tujuan, dan menjelaskan garis besar kegiatan.
Kegiatan inti Model Model Model Model Model
Discovery Discovery Discovery Discovery Discovery
1. Stimulus
2. Identifikasi
masalah
3.
Pengumpulan
data
4. Pengolahan
data
5. Verifikasi/
pembuktian
6. Menarik
simpulan
Penutup Menyusun simpulan, refleksi/umpan balik, mendiskusikan tugas,
menjelaskan rencana pertemuan berikutnya.
Media/ alat Buku teks
bahan sumber pelayanan
belajar farmasi 1, dll
C. PENILAIAN HASIL BELAJAR
1. Penilaian sikap : observasi pada siswa selama pembelajaran
2. Penilaian pengetahuan : tes lisan, tes tulis
3. Penilaian ketrampilan : unjuk kerja (praktik/demontrasi)
Fransiska Shinta Mega Wardani, S.Si, Apt Fransiska Shinta Mega Wardani, S.Si, Apt
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN PJJ DARING
LAMPIRAN : RPP KD 3.21 DAN 4.21 Mengevaluasi pengujian sediaan obat
Langkah-langkah pembelajaran pertemuan ke-1-5 model discovery
Pendahuluan Pendahuluan
Berdoa, menyiapkan pererta didik dan motivasi, apersepsi, menyampaikan 15’ Anak-anak masuk dalam google class, mengisi 5‘
tujuan, dan menjelaskan garis besar kegiatan.
absen, menjawab salam dari guru dan guru
memberi motivasi pada anak-anak.
Sebelum dilepas ke masyarakat, semua sediaan obat harus melalaui tahapan uji untuk memastikan
keamanan, keamanan dan akseptabilitas sediaan tersebut. Beberapa uji diuraikan berikut ini.
a. Menggunakan hasil uji yang diperoleh pada prosedur penetapan kadar dan
b. Menggunakan hasil uji yang diperoleh dari prosedur khusus.
Jika
Penggunaan faktor koreksi tidak absah.
5. Koreksi yang absah dapat digunakan hanya jika F tidak kurang dari 1,03 juga tidak lebih dari
1,10 atau tidak kurang dari 0,9 juga tidak lebbih dari 0,97 atau jika F antara 0,97 dan 1,03 tidak
diperlukan koreksi.
6. Jika F terletak antara 1,03 dan 1,10 atau antara 0,9 dan 0,97, hitung bobot zat aktif dalam
tiap satuan sedian dengan mengalikan tiap bobot yang diperoleh menggunakan prosedur khusus
dengan F.
Kriteria
Gunakan kriteria sebagai berikut kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi. Jika harga rata-
rata dari harga batas (limit) yang tertera pada defennisi potensi dalam tiap monografi adalah 100 persen
atau kurang.
Tablet bersalut atau tidak bersalut, supositoria, suspensi dalam wadah dosis tunggal, dan bahan padat
steril untuk parental. Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan keseragaman
monografi, persyaratan dalam keseragaman dosis dipenuhi, jika jumlah zat aktif dalam masing-masing dari
10 satuan sediaan seperti yang ditetapkan dari cara keseragaman bobot atau keseragaman kandungan
terletak antara 85,0% hingga 115,0% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif kurang dari
atau sama dengan 6,0 %.
Jika 1 satuan terletak diluar rentang 85,0% hingga 115,0% seperti yang tertera pada etiketdan tidak ada
satuan terletak antara 75,0% hingga 125,0% dari yang tertera pada etiket, atau jika simpangan baku relatif
lebih besar dari 6 % atau jika kedua kondisi tidak dipenuhi, lakukan uji 20 satuan tambahan. Persyratan
terpenuhi jika tidak lebih dari 1 satuan dari 30 terletak diluar rentang 85.0% hingga 115,0% dari yang
tertera pada etiket dan simpangan baku relatif dari 30 satuan sediaan tidak lebih dari 7,8%.
Gunakan kelinci dewasa yang sehat. Tempatkan kelinci satu ekor dalam satu kandang dalam ruangan
dengan suhu yang seragam antara 20 – 23 °C danbebas dari gangguan yang menimbulkan kegelisahan.
Beda suhu tidak boleh berbeda ± 3° dari suhu yang telah ditetapkan. Untuk kelinci yang belum pernah
digunakan untuk uji pirogen, adaptasikan kelinci tidak lebih dari 7 hari dengan uji pendahuluan yang
meliputi semua tahap pengujian yang tertera pada Prosedur, kecuali penyuntikan. Kelinci tidak boleh
digunkan untuk uji pirogen lebih dari sekali dalam waktu 48 jam atau sebelum 2 minggu setelah digunakan
untuk uji pirogen bila menunjukkan kenaikan suhu maksimum 0,60 ° atau lebih, atau bila setelah digunakan
untuk melakukan uji sediaan uji yang mengandung pirogen. Prosedur
Lakukan pengujian dalam ruang terpisah yang khusus untuk uji pirogen dan dengan kondisi lingkungan yang
sama dengan ruang pemeliharaan, bebas dari keributan yang menyebabkan kegelisahan. Kelinci tidak diberi
makan selama waktu pengujian, minum dibolehkan pada setiap saat, tetapi dibatasi pada saat pengujian.
Apabila pengujian menggunakan termisor; masukkan kelinci kedalam kotak penyekap sedemikian rupa
sehingga kelinci tertahan dengan letak leher yang longgar sehingga dapat duduk dengan bebas. Tidak lebih
dari 30 menit sebelum penyuntikan larutan uji, tentukan “suhu awal’ masing-masing kelinci yang
merupakan dasar untuk menentukan kenaikkan suhu. Beda suhu tiap kelinci dalam satu kelompok tidak
boleh lebih dari 1 ° dan suhu awal setiap kelinci tidak boleh lebih dari 39,8
°.
Kecuali dinyatakan lain pada masing-masing monografi, suntikan 10 mL per kg bobot badan, melalui vena
tepi telinga3 ekor kelinci dan penyuntikan dilakukan dalam waktu 10 menit. Larutan uji berupa sediaan
yang bila perlu dikonstitusi seperti yang tertera pada etiket maupun bahan ujiyang diperlakukan seperti
yang tertera pada masing-masing monografi dan disuntikkan dengan dosis seperti yang tertera. Untuk uji
pirogen alat atau perangkat injeksi, gunakan sebagai larutan uji hasil cucian atau bilasan dari permukaan
alat yang berhubungan langsung dengan sediaan parenteral, tempat penyuntikan atau jaringan tubuh
pasien. Semua larutan harus bebasa dai kontaminasi. Hangatkan larutan pada suhu 37 ± 2 °C sebelum
penyuntikan. Rekam suhu berturut-turut antara jam ke-1 dan jam ke-3 setelah penyuntikan dengan selang
waktu 30 menit.