Laporan Pendahuluan Ket
Laporan Pendahuluan Ket
Laporan Pendahuluan Ket
OLEH :
AULIA RIZKY
2019.04.088
Kehamilan Ektopik
Masalah Keperawatan :
Kurang pengetahuan
Nyeri kerusakan integritas jaringan.
Resiko infeksi
1.2 Konsep Askep
A. Identitas
Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan.
Alamat, tanggal MRS dan diagnosa medis serta penanggung jawab pasien
(Wantyah, 2010: hal 17)
B. Keluhan Utama
Pasien PJK biasanya merasakan nyeri dada dan dapat dilakukan dengan skala
nyeri 0-10, 0 tidka nyeri dan 10 nyeri paling tinggi. Pengkajian neri secara
mendalam menggunakan pendekatan PSRST, meliputi prepitasi dan penyembuh,
kualitas dan kuantitas, ntensitas, durasi, lokasi, radiasi/penyebaran, onset
(Wantiyah, 2010: hal 18)
C. Riwayat Kesehatan Dahulu
Dalam hal ini yang perlu dikaji atau di tanyakan pada klien antara lain apakah
klien pernah menderi ata hipertensi atau diabetes melitius, infark miokard atau
penyakit jantung koroner itu sendiri sebelumnya. Serta ditanyakan apakah pernah
MRS sebelumnya (Wantiyah, 2010: hal 17).
D. Riwayat Kesehatan Sekarang
Dalam mengkaji hal ini menggunakan analisa systim PQRST. Untuk membantu
klien dalam mengutamakan masalah keluhannya secara lengkap. Pada klien KET
umumnya mengalami nyeri dada (Wantiyah, 2010: hal 18)
E. Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengkaji pada keluarga, apakah didalam keluarga ada yang menderita penyakit
jantung koroner. Riwayat penderita KET umumnya mewarisi juga faktor-faktor
risiko lainnya, seperti abnormal kadar kolesterol dan peningkatan tekanan darah
(A. Fauzi Yahya 2010: hal 28)
F. Riwayat Psikosial
Pada klien KET biasanya yang muncul adalah menyangkal, takut, cemas dan
marah, ketergantungan, depresi dan penerimaan realistis ( Wantiyah, 2010:hal
18).
G. Pola Aktibitas dan Latihan
Hal ini perlu dilakukan pengkajian pada pasien dengan KET untuk menilai
kemampuan dan toleransi pasien dalam melakukan aktivitas. Pasien KET
mengalami penurunan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
(Panthee & Kritpracha, 2011: hal 15)
H. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Keadaan umum kilen mulai pada saat pertama kali bertemu dengan klien
dilanjutkan mengukur tanda-tanda vital. Kesadaran klien juga diamati apakah
kompos mentis, apatis, samnoleh, delirium, semi koma atau koma. Keadaan
sakit juga diamati apakah sedan , berat, ringan atau tampak tidak sakit.
2. Tanda-tanda vital
Kesadaran compos mentis, penampilan tampk obesitas, tekanan darah
180/110 mmHg, frekuensi nadi 88x/i, frekuensi nafas 20x/i, suhu 36,2°C
(Gordon, 2015: hal 22)
3. Pemeriksaan Fisik Persistem
a. Sistem Persyarafan
Meliputi kesadaran, ukuran pupil, pergerakan seluruh ekstermitas dan
kemampuan menanggapi respon verbal maupun non verbal (Aziza, 2010:
hal 13)
b. Sistem Penglihatan
Pada klien KET matam mengalami pandangan kabur (Gordon, 2015: hal
22)
c. Sistem Pendengaran
Pada klien KET pada sistem pendenganran telinga, tidak mengalami
gangguan (Gordon, 2015: hal 22)
d. Sistem Abdomen
Bersih, datar dantidak ada pembesaran hati (Gordon, 2015: hal 22)
e. Sistem Respirasi
Pengkajian dilakukan untuk mengetahui secara dini tanda dan gejala tidak
adekuatnya ventilasi dan oksigenasi. Pengkajian meliputi persentase fraksi
oksigen, volume tidakl, frekuensi pernafasan dan modus yang digunakan
untuk bernapas. Pastikan posisi ETT tepat pada tempatnya, pemeriksaan
analisa gas darah dan elektrolit untuk mendeteksi hipoksemia
(Aziza,2010: hal 13)
f. Sistem Kardiovaskuler
Pengkajian dengan tekhnik inspeksi, auskultrasi, palpasi dan perkusi
perawat melakukan pengukuran tekanan darah, suhu, denyut jantung dan
iramanya, pulsasi prifer, dan tempratur kulit. Auskultrasi bunyi jantung
dapat menghasilkan bunyi gallop S# sebagai indikasi gagal jantung atau
adanya bunyi gallop S4 tanda hipertensi sebagai komplikasi. Peningkatan
irama napas merupakan salah satu tanda cemas atau takut (Wantiyah,
2010:hal 18)
g. Sistem Gastrointestinal
Pengkajian pada gastrointestinal meliputi isnpeksi, auskultasi bising usus,
palpasi dan perkusi abdomen (nyeri, distensi) (Aziza, 2010: hal 13)
h. Sistem Muskuluskeletal
Pada klien KET adanya kelemahan dan kelelaha otot sehingga timbul
ketidak mampuan melakukan aktifitas yang diharapkan tau aktifitas yang
biasanya dilakukan (Aziza, 2010: hal 13)
i. Sistem Endokrin
Biasanya terdapat peningkatan kadar gula darah (Aziza, 2010: hal 13)
j. Sistem Integumen
Pada klien KET akral terasa hangat, turgor baik (Gordon, 2015: hal 22)
k. Sistem Perkemihan
Kaji ada tidaknya pembengkakan dan nyeri pada daerah pinggang,
observasi dan palpasi pada daerah abdoemn bawah untuk mengetahui
adanya retensi urine dan kaji tentang jenis cairan yang keluar (Aziza,
2010: hal 13)
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : PT. Bina
Ustaka Sarwono Prawirohardjo
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Bedah. Jakarta : PT. Bina Ustaka Sarwono
Prawirohardjo
Saifudin, Abdul Bahri. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal. JHPIEGO. Jakarta.
Rachimhadhi T. 2015. Kehamilan Ektopik. Dalam : Ilmu Bedah Kebidanan. Edisi I. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
Maryunani, Anik. 2009. Asuhan Kegawatdaruratan Dalam Kebidanan. Jakarta : CV. Trans
Info Media
Cunningham, F, G, Mc. Donal Pc. Gant Nf, 2015. Obstetri William. Edisi ke 18. EGC.
Jakarta.
Pudiastuti, Ratna Dewi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Hamil Normal Dan Patologi.
Yogyakarta : Nuha Medika