Pengukuran Listrik

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 38

PT PLN (Persero)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGUKURAN LISTRIK

2. PENGUKURAN LISTRIK

2.1. Pengertian Pengukuran


Pengukuran adalah suatu pembandingan antara suatu besaran dengan besaran
lain yang sejenis secara eksperimen dan salah satu besaran dianggap sebagai
standart.
Dalam pengukuran listrik terjadi juga pembandingan , dalam pembandingan ini
digunakan suatu alat Bantu (alat ukur). Alat ukur ini sudah dikalibrasi, sehingga
dalam pengukuran listrikpun telah terjadi pembandingan. Sebagai contoh
pengukuran tegangan pada jaringan tenaga listrik dalam hal ini tegangan yang
akan diukur diperbandingkan dengan penunjukkan dari Volt meter.
Pada pengukuran listrik dapat dibedakan dua hal :
a. Pengukuran besaran listrik, seperti arus (ampere), tegangan (Volt), daya
listrik (Watt), dll
b. Pengukuran besaran non listrik, seperti suhu, kuat cahaya, tekanan , dll.

Dalam melakukan pengukuran , pertama harus ditentukan cara pengukurannya.


Cara dan pelaksanaan pengukuran itu dipilih sedemikian rupa sehingga alat ukur
yang ada dapat digunakan dan diperoleh hasil dengan ketelitian seperti yang
dikehendaki. Juga cara itu harus semudah mungkin, sehingga diperoleh efisiensi
setinggi-tingginya. Jika cara pengukuran dan alatnya sudah ditentukan,
penggunaannya harus dengan baik pula. Setiap alat harus diketahui dan diyakini
cara kerjanya. Dan harus diketahui pula apakah alat-alat yang akan digunakan
dalam keadaan baik dan mempunyai klas ketelitian sesuai dengan
keperluannya.
Jadi jelas pada pengukuran listrik ada tiga unsur penting yang perlu diperhatikan
yaitu :
- Cara pengukuran
- Orang yang melakukan pengukuran
- Alat yang digunakan
Sehubungan dengan ketiga hal yang penting ini sering juga harus diperhatikan
kondisi dimana dilakukan pengukuran, seperti suhu, kelembaban, medan
magnet, dll.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan 17


Serta Nilai-Nilai Perusahaan
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGUKURAN LISTRIK

Mengenai alat ukur itu sendiri penting diperhatikan mulai dari pembuatannya
sampai penyimpanannya. Karena sejak pembuatannya, alat itu ditentukan
ketelitiannya sesuai dengan yang dikehendaki. Setelah itu dalam pemakaian,
pemeliharaan dan penyimpanan memerlukan perhatian kita agar ketelitiannya
tetap terpelihara.

Hal-Hal Yang Penting Diperhatikan Pada Pengukuran Listrik :


▪ Cara pengukuran → harus benar
Pada pengukuran listrik terdapat beberapa cara  Pilih cara yang ekonomis
▪ Alat ukur, harus dalam keadaan baik :
- Secara periodik harus dicek (kalibrasi)
- Penyimpanan, transportasi alat harus diperhatikan
▪ Operator (Orang) → Harus teliti
▪ Keadaan dimana dilakukan pengukuran harus diperhatikan
▪ Jika diperlukan laporan, maka pencatatan hasil pengukuran perlu
mendapat perhatian
- Untuk catatan digunakan buku tersendiri
- Gunakan FORMULIR tertentu

2.2. Besaran, Satuan Dan Dimensi


Alat ukur adalah alat yang dapat digunakan untuk mendapatkan / mengetahui
hasil perbandingan antara suatu besaran / ukuran yang ingin diketahui dengan
standar yang dipakai.
Fungsi penting dari alat ukur baik alat ukur listrik maupun mekanik adalah untuk
mengetahui nilai yang telah ditentukan sebagai batasan laik atau tidaknya
peralatan / jaringan akan dioperasikan.
Dalam pengukuran kita membandingkan suatu besaran dengan besaran
standard. Sehingga dalam pengukuran perlu mengetahui besaran, satuan dan
dimensi.

2.2.1. Besaran
▪ Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur. Besaran terdiri dari :
▪ Besaran dasar : besaran yang tidak tergantung pada besaran lain
▪ Besaran turunan : besaran yang diturunkan dari besaran-besaran dasar.
Jadi merupakan kombinasi dari besaran dasar.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan 18


Serta Nilai-Nilai Perusahaan
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGUKURAN LISTRIK

▪ Besaran pelengkap : besaran yang diperlukan untuk membentuk besaran


turunan.

2.2.2. Satuan
Satuan adalah ukuran dari pada suatu besaran.
Sistem satuan dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :
a. Sistem satuan metrik (universal), yaitu :
→ Satuan Panjang dalam meter (m).
Satu meter (1 m) didefinisikan sepersepuluh juta bagian dari jarak
antara kutub dan katulistiwa sepanjang meredian yang melewati Paris.
Pada tahun 1960 satuan panjang meter didefinisikan kembali lebih teliti
dan dinyatakan dalam standard optik yang disebut radiasi merah jingga
dari sebuah atom Krypton. Sehingga Satu (1) meter sama dengan
1.650.763,73 panjang gelombang radiasi merah jingga dari atom
Krypton-86 dalam ruang hampa.
→ Satuan Massa dalam gram (g).
Satu gram (1 gram) didefinisikan massa 1 cm kubik air yang telah
disuling dengan suhu 4 derajat Celcius (C) dan pada tekanan udara
normal (760 mm air raksa atau Hg).
→ Satuan Waktu dalam sekon (s).
Satu sekon (1 sekon) didefinisikan sebagai 1/ 86400 hari matahari rata-
rata.

Satuan lainnya dijabarkan dari ketiga satuan dasar diatas yaitu panjang,
massa dan waktu. Semua pengalian dari satuan dasar diatas adalah dalam
sistem desimal (lihat Tabel 1.) Sistem absolut CGS atau sistem centi gram
sekon ini dikembangkan dari sisem metrik MKS atau meter kilogram sekon.

b. Sistem Internasional
Dalam sistem internasional (SI) digunakan enam sistem satuan dasar.
Keenam besaran dasar SI dan satuan-satuan pengukuran beserta
simbolnya diberikan pada Tabel 2.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan 19


Serta Nilai-Nilai Perusahaan
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGUKURAN LISTRIK

Satuan Arus
Nilai ampere Internasional didasarkan pada endapan elektrolit perak dari larutan
perak nitrat.
1 Ampere Internasional didefinisikan sebagai arus yang mengendapkan perak
dengan laja kecepatan sebesar 1,118 miligram per sekon darei statu larutan
perak nitrat Standard.
Nilai Ampere absolut dilakukan dengan menggunakan keseimbangan arus yakni
dengan mengukur gaya-gaya antara dua konduktor yang sejajar.
1 Amper didefinisikan sebagai arus searah konstan, yang jika dipertahankan
dalam konduktor lurus yang sejajar dan konduktor tersebut ditempatkan pada
jarak satu meter di dalam ruang hampa akan menghasilkan gaya antara kedua
konduktor tersebut sebesar 2/ 10.000.000 Newton per satuan panjang.

Satuan Temperatur
Derajat Kelvin (K) telah ditetapkan dengan mendefinisikan temperatur
termodinamik dari titik tripel air pada temperatur tetap sebesar 273,160 0 K.
Ttitik tripel air ialah suhu keseimbangan antara es dan uap air. Skala praktis
internasional untuk temperatur adalah derajat Celcius (0 C) dengan simbol ”t”.
Skala Celcius mempunyai dua skala dasar yang tetap yaitu :
→ Titik triple air yang sebenarnya 0,01 derajat
C
→ Titik didih air yang besarnya 100 derajat C, keduanya pada tekanan 1
atmosfer .
T (0 C) = T (0 K) - To
Dimana To = 273,16 derajat

Intensitas Penerangan
Intensitas penerangan disebut lilin (candela).
1 lilin didefinisikan sebagai 1/60 intensitas penerangan setiap centimeter kuadrat
radiator sempurna.
Radiator sempurna adalah benda radiator benda hitam atau Planck Standard
Primer untuk intensitas penerangan adalah sebuah radiator sempurna pad
temperatur pembekuan platina (kira-kira 20240 C).

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan 20


Serta Nilai-Nilai Perusahaan
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGUKURAN LISTRIK

Tabel 1. Perkalian faktor 10 (Satuan SI)


Faktor Perkalian Sebutan
dari Satuan Nama Simbol

1012 tera T

109 giga G
mega M
106
kilo k
103
hecto h
102
deca d
10
deci d
10-1
centi c
-2
10 milli mm
10 -3 micro μ
nano n
10-6
pico p
10-9
fento f
-12
10 atto a
-15
10

Tabel 2. Besaran Dasar dan Satuan SI

No. Besaran Simbol Satuan Simbol


Dimensi
1. Panjang L meter m
2. Massa M kilogram kg
3. Waktu T sekon s (det)
4. Kuat Arus I Ampere A
5. Temperatur Ө derajat Kelvin K
6. Intensitas Cahaya J lilin (Kandela) Cd
Besaran Pelengkap
a. Sudut dasar (plane angle) - Radian Rad
b. Sudut ruang (solid angle) - Steradian Sr

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan 21


Serta Nilai-Nilai Perusahaan
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGUKURAN LISTRIK

Kita mengenal berbagai besaran-besaran listrik antara lain :

Tabel 2. Besaran Dasar dan Satuan SI

BESARAN LISTRIK SATUAN ALAT UKUR

Tegangan volt Voltmeter


Tahanan ohm Ohmmeter
Arus ampere Amperemeter
Daya Energi watt Wattmeter
Frekuensi wattjam (kWh) kWhmeter
Induktansi hertz Frekuensimeter
Kapasitansi dll henry Induktasimeter
farad Kapasitasmeter

2.3. Karakteristik Dan Klasifikasi Alat Ukur

Karakteristik
Karakteristik dari suatu alat ukur adalah :
→ Ketelitian
→ Kepekaan
→ Resolusi (deskriminasi)
→ Repeatibility

Efisiensi

2.3.1. Ketelitian
Ketelitian ini didefinisikan sebagai persesuaian antara pembacaan alat ukur
dengan nilai sebenarnya dari besaran yang diukur. Ketelitian alat ukur diukur
dalam derajat kesalahannya.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan 22


Serta Nilai-Nilai Perusahaan
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGUKURAN LISTRIK

Kesalahan (Error)
Kesalahan ialah selisih antara nilai pembacaan pada alat ukur dan nilai
sebenarnya .
Dalam rumusan dapat ditulis :

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan 23


Serta Nilai-Nilai Perusahaan
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGUKURAN LISTRIK

I → T x100%
E=I–T atau dalam % E T
Dimana : E = Kesalahan
I = Nilai pembacaan
T = Nilai sebenarnya
Kesalahan (Error)
Koreksi ialah selisih antara nilai sebenarnya dari besaran yang diukur dan
nilai pembacaan pada alat ukur.

C=T-I atau dalam %


T x100%
C →I
T
Dari kedua rumus diatas yaitu kesalahan dan koreksi dapat dilihat bahwa :
C= - E

Kesalahan pada alat ukur umumnya dinyatakan dalam klas ketelitian yang
dinyatakan dengan klas 0.1; 0.5 ; 1,0 dst. Julat ukur dinyatakan
mempunyai ketelitian klas 0,1 bila kesalahan maksimum ialah ± 1 % dari
skala penuh efektif. Tergantung dari besar kecilnya ketelitian tersebut alat-
alat ukur dibagi menjadi :
• Alat cermat atau alat presisi, alat ukur dengan ketelitian tinggi
(< 0,5%).
• Alat kerja, alat ukur dengan ketelitian menengah (± 1 ÷ 2 %).
• Alat ukur kasar, alat ukur dengan ketelitian rendah (≥ 3 %).

Alat cermat / alat presisi :


Alat ukur yang mempunyai salah ukur dibawah 0,5% termasuk golongan
alat ccermat / alat persisi. Alat ukur ini sangat mahal harganya dan hanya
dipakai untuk pekerjaan yang memerlukan kecermatan yang tinggi,
umpamanya dilaboraturium.
Alat ukur cermat / alat persisi dibuat dalam bentuk transfortable dan untuk
menjaga terhadap perlakuan-perlakuan yang kasar, maka alat tesebut

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan 24


Serta Nilai-Nilai Perusahaan
dimasukan dalam peti/kotak dan dibuat dalam bentuk dan rupa yang bagus
sekali, yang tujuannya untuk memperingatkan sipemakai bahwa alat yang
tersimpan dalam kotak yang bagus tersebut adalah alat berharga dan
harus diperlakukan secara hati-hati.

Alat kerja :
Alat ukur dengan kesalahan ukur diatas 0,5% termasuk golongan alat kerja.
Untuk alat ukur kerja yang mempunyai kesalahan ukur ± 1 – ± 2 % juga
dibuat dalam bentuk transportable dan dipakai dibengkel-bengkel, pabrik-
pabrik dan lain-lain. Untuk alat kerja dengan kesalahan ukur ± 2 -3 %
dipakai untuk pengukuran pada papan penghubung baik dipusat-pusat
tenaga listrik, pabrik-pabrik dan lain-lain.

Alat Ukur Kasar :


Alat ukur yang mempunyai kesalahan ukur > 3% termasuk golongan alat
kasar dan hanya digunakan sebgai petunjuk umpama arah aliran untuk
melihat apakah accumulator dari sebuah mobil yang sedang diisi atau
dikosongkan.
Pada beberapa alat ukur yang akan ditempatkan pada panel-panel
maka untuk mengurangi kesalahan membaca karena paralaks, jarum
petunjuk dan skala pembacaan ditempatkan pada bidang-bidang yang
sama seperti yang diperlihatkan dalam gambar.
(b).

Gambar Skala dan Plat skala pada alat ukur

Ketelitian hasil ukur ditentukan oleh 2 ( dua ) hal, yaitu :


 Kondisi alat ukur, yaitu ketelitiannya harus sesuai dengan yang
dipersyaratkan untuk pengukuran pada pemeliharaan kubikel.

Ketelitian alat ukur dapat berkurang disebabkan antara lain, umur alat
ukur yang memang sudah melebihi yang direncanakan sehingga
mengalami kerusakan atau sumber listrik yang harusnya terpasang
dengan kondisi tertentu, sudah tidak memenuhi seperti yang
dipersyaratkan.

 Operator atau pengguna alat ukur tidak memahami cara yang benar,
sehingga terjadi kesalahan pemakaian atau cara membaca skala salah
padahal alat ukur pada kondisi yang baik.
Alat ukur yang dimaksud disini selain merupakan alat yang
menghasilkan nilai dengan satuan listrik maupun mekanik, ada alat
yang hanya menunjukkan indikasi benar atau tidaknya suatu rangkaian
/ sirkit. Alat seperti ini disebut dengan indikator.

Tabel 3. Klas ketelitian alat ukur dan penggunaannya.

Klas Kesalahan yang Penggunaan Keterangan


diijinkan (%)
0,1 ± 0,1 Laboratorium Presisi
0,2 ± 0,2 Laboratorium Presisi
0,5 ± 0,5 Laboratorium Menengah
1,0 ± 1,0 Industri Menengah
1,5 ± 1,5 Industri Menengah
2,0 ± 2,0 Industri Menengah
2,5 ± 2,5 Industri Menengah
3,0 ± 3,0 Hanya untuk cek Rendah
5,0 ± 5,0 Hanya untuk cek Rendah

2.3.2. Kepekaan
Kepekaan ialah perbandingan antara besaran akibat (respone) dan besaran
yang diukur. Kepekaan ini mempunyai satuan, misalnya mm / μA. Sering
kepekaan ini dinyatakan sebgai sebaliknya. Jadi besarannya / satuannya
menjadi μA / mm atau disebut faktor penyimpangan (kebalikan dari kepekaan).

2.3.3. Resolusi ( Deskriminasi)


Resolusi dari suatu alat ukur adalah pertambahan yang terkecil dari besaran
yang diukur yang dapat dideteksi alat ukur dengan pasti.
Misalnya suatu Volt meter mempunyai skala seragam yang terbagi atas 100
bagian dan berskala penuh sama dengan 200 V. Satu perseratus jelas, maka
deskriminasi alat ukur sama dengan 1/100 atau 2 V.

2.3.4. Repeatibility
Banyak alat ukur mempunyai sifat bahwa nilai penunjukkannya bertendensi
bergeser, yaitu dengan satu nilai masukan yang sama, nilai pembacaan berubah
dengan waktu.
Hal tersebut disebabkan antara lain oleh :
a. Fluktuasi medan listrik disekitarnya. Untuk mencegah hal ini harus dipasang
pelindung.
b. Getaran makanis. Untuk menghindari hal ini dipasang peredam getaran.
c. Perubahan suhu. Dalam hal ini ruangan diusahakan suhunya tetap dengan
cara pemasangan alat pendingin (AC).

Sehingga dalam pengukuran sebaiknya perlu diperhatikan kondisi alat ukur


dengan memperhatikan syarat-syarat dari alat ukur, yaitu :

✓ Alat ukur tidak boleh membebani / mempengaruhi yang diukur atau


disebut mempunyai impedansi masuk yang besar
✓ Mempunyai keseksamaan yang tinggi, yaitu alat harus mempunyai
ketepatan dan ketelitian yang tinggi (mempunyai accuracy error dan
precision error yang tinggi)
✓ Mempunyai kepekaan (sensitifitas) yang tinggi, yaitu batas input
signal yang sekecil-kecilnya sehingga mampu membedakan gejala-
gejala yang kecil
✓ Mempunyai stabilitas yang tinggi sehingga menolong dalam
pembacaan dan tidak terganggu karena keadaan yang tidak
dikehendaki
✓ Kemampuan baca (readibilitas) yang baik, hal ini banyak tergantung
dari skala dan alat penunjuknya serta piranti untuk menghindari
kesalahan paralak.
✓ Kemantapan (realibilitas) alat yang tinggi, yaitu alat yang dapat
dipercaya kebenarannya untuk jangka waktu yang lama.

2.4. Macam – Macam Alat Ukur Dan Penggunaanya


2.4.1. Menurut Macam Arus
- Arus searah
- Arus bolak balik
- Arus searah dan arus bolak balik
2.4.2. Menurut Tipe / Jenis
- Tipe Jarum Petunjuk
Harga / nilai hasil ukur yang dibaca adalah yang ditunjuk oleh jarum petunjuk,
harga tersebut adalah harga sesaat pada waktu meter tersebut dialiri arus
listrik
- Tipe Recorder
Harga / nilai hasil ukur yang dibaca adalah harga yang ditulis / dicatat pada
kertas, pencatat ini dilakukan secara otomatis dan terus menerus selama
meter tersebut dialiri arus listrik.
- Tipe Integrator
Harga / nilai hasil ukur yang dibaca adalah harga dari hasil penjumlahan
yang dicatat pada selang waktu tertentu selama alat tersebut digunakan
- Digital
Harga / nilai hasil ukur yang dibaca adalah harga sesaat

2.4.3. Menurut Prinsip Kerja


✓ Besi putar, tanda ( S )
Prinsip kerja : gaya elektromagnetik pada suatu inti besi dalam
suatu medan magnet. (kumparan tetap, besi yang
berputar) penggunaan pada rangkaian AC/DC.

✓ Kumparan putar, tanda (M)


Prinsip kerja : gaya elektromagnetik antar medan magnet suatu
tetap dan arus (kumparan berputar magnit tetap),
pengunaan pada rangkaian DC, alat ukur yang
menggunakan sistem ini VA/Ω.

✓ Elektrodinamik, tanda (D)

Prinsip kerja: gaya elektromagnetik antar arus-arus. (kumparan


tetap & kumparan berputar), pemakaian pada
rangkaian AC/DC, alat yang menggunakan system
ini V / A / W / F.
✓ Induksi, tanda (I)
Prinsip kerja : gaya elektromagnetik yang ditimbulkan oleh medan
magnit bolak-balik dan arus yang terimbas oleh
medan magnet, (arus induksi dalam hantaran).

✓ Kawat panas
Prinsip kerja : gerakan jarum diakibatkan oleh pemuaian panas
dan tarikan pegas, (pemakaian pada rangkaian
AC/DC, alat yang menggunakan sistem ini A/V/.

2.4.4. Menurut Sumber Tegangan

Pengukuran untuk kebesaran-kebesaran


= DC
arus searah
 Pengukur untuk kebesaran arus bolak-
AC
balik
=  Pengukur untuk kebesaran arus searah
DC/AC
dan bolak-balik
3  Pengukur phasa tiga AC 3

2.4.5. Menurut Tegangan Pengujiannya

2 Tegangan uji 2 kv

Tegangan uji 3 kv
3

Tegangan uji 4 kv
4
2.4.6. Menurut Posisi Pengoperasian

Dipasang untuk posisi mendatar .

Di pasang dengan posisi tegak.


Di pasang dengan posisi miring 60o
o
60

Gambar Alat Ukur dengan Posisi Mendatar

Gambar Alat Ukur Dengan Posisi Tegak


Gambar Alat Ukur dengan Posisi Miring

2.4.7. Menurut Sifat Penggunaannya


• Portable
Alat ini mudah dipergunakan dan dibawa pergi kemana-mana sesuai
kehendak hati kita dalam pengukuran.

• Papan hubung/panel
Alat ini dipasang pada panel secara permanent atau tempat-tempat tertentu,
sehingga tidak dapat dibawa pergi untuk mengukur ditempat lain.
2.4.8. Menurut Besaran Yang Diukur

Nama Alat Besaran Tanda Rangkaian


Keterangan
Ukur yang diukur Satuan Penggunaan
Amper Meter
Arus A AC & DC VR
Volt Meter
I.R
Tegangan E AC & DC
Watt Meter
Daya W AC & DC V.I
Ohm Meter
Tahanan Ohm DC
kWh Meter
V
kVArh Meter I
Energi Energi AC & DC
Frekwensi kWh
Getaran/detik AC & DC V.I.t cosφ
Cos Phi Meter kVArh
Faktor Kerja AC
Hz
AC V.I.t sinφ
Cos phi

2.4.9. Menurut Pengawatannya


✓ Ampere-meter .
Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui besarnya arus/aliran listrik baik
berupa :
- Arus listrik yang diproduksi mesin pembangkit
- Arus listrik yang didistribusikan ke jaringan distribusi
Cara penyambungan dari ampere meter adalah dengan menghubungkan
seri dengan sumber daya lsitrik (power source).
Amperemeter harus dihubungkan seri dengan rangkaian yang akan diukur
karena mempunyai tahanan dalam ( RA ) yang kecil , sehingga apabila
amperemeter dihubungkan paralel akan terjadi dua aliran ( I1 dan I2 ) ,
karenanya pengukuran tidak benar (salah) akan tetapi merusak
amperemeter karena dihubungsingkat dengan batere/tegangan sumber alat
ukur tersebut.
1. Amperemeter 1 ( A1 )  RA = 100 
Tegangan antara P dan Q tetap 1000 volt
1000
Req = 100  + 100  = 200   I  5Amper
200

2. Amperemeter 2 ( A2 )  RA = 10 
Tegangan antara P dan Q tetap 1000 volt
1000
Req = 100  + 10  = 110   I  9.09 Amper
110

3. Amperemeter 3 ( A3 )  RA = 0,1 
Tegangan antara P dan Q tetap 1000 volt
1000
Req = 100  + 0,1  = 100,1   I  9,99 Amper
100,1
Tahanan amperemeter harus kecil , agar pengaruh terhadap rangkaian kecil
Juga harus kecil agar daya yang hilang menjadi kecil

Plosses = I2 RA

A
P
sumber beban
~ daya

✓ Volt-meter Meter .
Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui besarnya tegangan
Cara penyambungan dari Volt-meter adalah dengan menghubungkan
parallel dengan sumber daya lsitrik (power source )

P
sumber
~ daya beban V

Voltmeter harus dihubungkan paralel dengan rangkaian yang akan diukur


karena mempunyai tahanan dalam ( RA ) yang besar.

Tahanan voltmeter harus besar , agar tidak mempengaruhi sistem pada saat
digunakan, juga agar daya yang hilang pada voltmeter itu kecil.
E2
PLosses 
RV
✓ Cosphi meter (Cos φ).
Alat ini digunakan untuk mengetahui, besarnya factor kerja (power factor)
yang merupakan beda fase antara tegangan dan arus. Cara penyambungan
adalah tidak berbeda dengan watt meter sebagaiman gambar dibawah ini :

Cos phi meter banyak digunakan dan terpasang pada :


→ Panel pengukuran mesin
pembangkit
→ Panel gardu hubung gardu induk
→ Alat pengujian, alat penerangan, dan lain-lain.

✓ Frekwensi Meter
Frekwensi meter digunakan untuk mengetahui frekwensi (berulang)
gelombang sinusoidal arus bolak-balik yang merupakan jumlah siklus
sinusoidal tersebut perdetiknya (cycle / second).

Cara penyambungannya adalah sebagai berikut :


Frekwensi meter mempunyai peranan cukup penting khususnya dalam
mensinkronisasikan (memparalelkan) 2 unit mesin pembangkit dan stabilnya
frekwensi merupakan petunjuk kestabilan mesin pembangkit.

✓ Watt Meter
Alat ukur ini untuk mengetahui besarnya daya nyata (daya aktif). Pada watt
meter terdapat spoel/belitan arus dan spoel / belitan tegangan, sehingga
cara penyambungan watt pada umumnya merupakan kombinasi cara
penyambungan volt meter dan ampere meter sebagaimana pada gambar
dibawah ini :

Jenis lain dari watt meter berdasarkan besarannya adalah :


→ KW – meter (kilo watt
meter)
→ MW – meter (mega watt
meter)

Alat untuk mengukur daya pada beban atau pada rangkaian daya itu adalah
nilai-nilai rata-rata dari perkalian e. i , yaitu nilai sesaat dari tegangan dan
arus pada beban atau rangkaian tersebut
Rangkaian potensial wattmeter dibuat bersifat resistip, sehingga arus dan
tegangan pada rangkaian tersebut satu fasa iV satu fasa dengan e karena
Zv = Rv
Wattmeter yang didasarkan atas instruments elektrodinamik .
dM
TORSI pada alat ini  d  K. .i1 .i2
d

dM
Maka  d  K. .iv .i
d

dM e
dimana iv  e  e  i  d  K. .
Z v Rv d Rv

Nilai rata-rata dalam 1 (satu ) Siklus ( Cycle ) :

T
1 d M e.i
 d rata → rata   K. . .dt
T 0
d Rv

✓ KWH – Meter
Kwh meter digunakan untuk mengukur energi arus bolak balik, merupakan
alat ukur yang sangat penting, untuk Kwh yang diproduksi, disalurkan
ataupun kWh yang dipakai konsumen-konsumen listrik.
Alat ukur ini sangat popular dikalangan masyarakat umum, karena banyak
terpasang pada rumah-rumah penduduk (konsumen listrik A) dan
menentukan besar kecilnya rekening listrik si pemakai.
Mengingat sangat pentingnya arti kWh meter ini baik bagi PLN ataupun
sipemakai, maka agar diperhatikan benar cara penyambungan alat ukur ini.
Gambar penyambungan adalah sebagai berikut :
P : Spoel Arus
~ sumber beban
daya : Spoel Tegangan

✓ Megger
Megger dipergunakan untuk mengukur tahanan isolasi dari alat-alat listrik
maupun instalasi-instalasi, output dari alat ukur ini umumnya adalah
tegangan tinggi arus searah, yang diputar oleh tangan.
Besar tegangan tersebut pada umumnya adalah : 500, 1000, 2000 atau
5000 volt dan batas pengukuran dapat bervariasi antara 0,02 sampai 20
meter ohm dan 5 sampai 5000 meter ohm dan lain-lain sesuai dengan
sumber tegangan dari megger tersebut.
Dengan demikian, maka sumber tegangan megger yang dipilih tidak hanya
tergantung dari batas pengukur, akan tetapi juga terhadap tegangan kerja
(system tegangan) dari peralatan ataupun instansi yang akan diuji
isolasinya.

Dewasa ini telah banyak pula megger yang mengeluarkan tegangan tinggi,
yang didapatkannya dari baterai sebesar 8 – 12 volt (megger dengan sistem
elektronis).
Megger dengan bateri umumnya membangkitkan tegangan tinggi yang jauh
lebih stabil dibanding megger dengan generator yang diputar dengan
tangan.
Gambar rangkaian dasar megger adalah sebagaimana dibawah ini :

Megger ini banyak digunakan petugas dalam mengukur tahanan isolasi


pada :
→ Kabel instalasi pada rumah-rumah / bangunan
→ Kabel tegangan rendah
→ Kabel tegangan tinggi
→ Transformator, OCB dan peralatan listrik
lainnya.

✓ Phasa Squence
Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui benar/tidaknya urutan phasa
system tegangan listrik-3 phasa. Alat ini sangat penting arti khususnya
dalam melaksanakan penyambungan gardu-gardu ataupun konsumen
listrik, karena kesalahan urutan phasa dapat menimbulkan :
→ Kerusakan pada peralatan/mesin antara lain putaran motor listrik
terbalik
→ Putaran piringan kWh meter menjadi lambat ataupun terhenti sama
sekali, dll
Cara penyambungannya adalah sebagaimana terlihat pada gambar
dibawah ini :
Phasa
Squence
R
S
R
S
Sesuai dengan keterangan diatas alat ukur ini sangat diperlukan petugas
dalam melaksanakan penyambungan listrik pada :

→ Pusat-pusat pembangkit, gardu hubung, Gardu induk, gardu


distribusi, konsumen listrik lainnya.

2.5. Cara Pengukuran


Untuk mengetahui dan bagaimana memilih alat ukur yang akan dipergunakan
sesuai dengan kebutuhan dilapangan, berikut dijelaskan tentang cara
pembacaan dan pengertian simbol-simbol maupun kode non teknis yang
terdapat pada alat ukur.

Posisi pembacaan
Pembacaan harga pada alat ukur secara cermat harus dilakukan dengan
melihat tepat diatas jarum penunjuk. Dengan demikian dibaca harga pada
garis skala yang tertulis tepat dibawah runcing jarum.
Bila tidak melihat tepat diatas penunjuk akan terbaca harga sebelah kiri
atau disebelah kanan dari garis sebenarnya, kesalahan ini disebut
paralaks.

Untuk menghindari paralaks tersebut runcing jarum dari alat cermat dibuat
berupa sayap tipis dan dipasang cermin kecil dibawah runcing jarum skala.
Dalam posisi baca yang benar, maka jarum runcing dan bayangannya
pada cermin harus tepat satu garis tipis.
Contoh cara membaca skala pada alat ukur :

2.6. Macam-Macam Alat Ukur Untuk Keperluan Pemeliharaan


Berdasarkan fungsinya pada kegiatan pemeliharaan alat ukur yang digunakan
antara lain :

✓ Meter Tahanan Isolasi


Biasa disebut Meger, untuk mengukur tahanan isolasi instalasi tegangan
menengah maupun tegangan rendah.
Untuk instalasi tegangan menengah digunakan Meger dengan batas ukur
Mega sampai Giga Ohm dan tegangan alat ukur antara 5.000 sampai dengan
10.000 Volt arus searah.
Untuk instalasi tegangan rendah digunakan Meger dengan batas ukur
sampai Mega Ohm dan tegangan alat ukur antara 500 sampai 1.000 Volt
arus searah.
Ketelitian hasil ukur dari meger juga ditentukan oleh cukup tegangan batere
yang dipasang pada alat ukur tersebut.

✓ Meter Tahanan Pentanahan


Biasa disebut dengan Meger Tanah atau Earth Tester, digunakan untuk
mengukur tahanan pentanahan kerangka kubikel dan pentanahan kabel.
Terminal alat ukur terdiri dari 3 ( tiga ) buah, 1 ( satu ) dihubungkan dengan
elektroda yang akan diukur nilai tahanan pentanahannya dan 2 ( dua )
dihubungkan dengan elektroda bantu yang merupakan bagian dari alat
ukurnya. Ketelitian hasil tergantung dari cukupnya energi yang ada pada
batere.
✓ Meter Tahanan Kontak
Biasa disebut dengan Micro Ohm meter dan digunakan untuk mengukur
tahanan antara terminal masuk dan terminal keluar pada alat hubung utama
kubikel. Nilai yang dihasilkan adalah dalam besaran micro atau sepersatu
juta ohm.
Dua terminal alat ukur yang dihubungkan ke terminal masuk dan keluar akan
mengalirkan arus searah dengan nilai minimal 200 Amper. Sebenarnya yang
terukur pada alat ukurnya adalah jatuh tegangan antara 2 ( dua ) terminal
yang terhubung dengan alat ukur, tetapi kemudian nilainya dikalibrasikan
menjadi satuan micro ohm.

✓ Tester Tegangan Tinggi Arus Searah ( HVDC Test )


Test terhadap bagian yang bertegangan terhadap kerangka / body kubikel
dengan tegangan listrik arus searah 40 KV selama 1 menit. Kubikel
dinyatakan laik operasi bila arus yang mengalir tidak lebih dari 1 mili amper.
✓ Tester 20 KV
Untuk memeriksa adanya tegangan pada kabel masuk / keluar kubikel

✓ Test Keserempakan Kontak Alat Hubung


Alatnya disebut Breaker Analizer , yaitu untuk mengukur waktu pembukaan
atau penutupan Kontak ketiga fasa Alat Hubung.
✓ Test Tegangan Tembus ( Dielectricum Test )
Untuk menguji tegangan tembus minyak isolasi bagi PMT atau LBS yang
menggunakan media peredam berupa minyak.
Kemampuan Alat Test minimal sampai 60 KV arus searah dengan arus
minimal 1 mA.
Alat Ukur Mekanik
 Manometer
Untuk mengukur tekanan Gas SF 6 yang berada didalam tabung Alat
Hubung LBS atau PMT. Dapat dilakukan bila disediakan Klep / pentil dan
indikator penunjuk tekanan tidak ada.

Anda mungkin juga menyukai