Dual Speed Motor Starter 1
Dual Speed Motor Starter 1
Dual Speed Motor Starter 1
DISUSUN OLEH :
ASEP SURYA LESMANA
NIM. 161321008
KELAS 2A
A. PENGERTIAN
Dual speed motor starter adalah perangkat pengasutan atau starter yang
digunakan untuk mengoperasikan motor listrik 3 fasa pada dua kecepatan berbeda.
Kecepatan rotor motor induksi sedikit dibawah kecepatan medan putar (terdapat slip),
dimana kecepatan medan putar (kecepatan sikron) sebanding dengan frekuensi tegangan
supply dan berbanding terbalik dengan jumlah kutub pada stator.
Kecepatan motor dapat ditentukan dengan rumus :
120.𝑓
Ns =
𝑃
Dimana :
Ns = kecepatan sinkron (rpm)
f = frekuensi (Hz)
P = jumlah kutub
Pada motor induksi kecepatan ditentukan oleh frekuensi dan jumlah kutub.
Beberapa kecepatan dapat diperoleh dengan mengubah jumlah kutub.
Dual speed motor starter terdiri dari dua jenis, yaitu :
1. Dua lilitan terpisah (separate winding), adalah motor induksi 3 fasa yang mempunyai
belitan terpisah untuk dioperasikan dalam dua kecepatan. Motor dua kecepatan
dengan dua lilitan terpisah memiliki dua lilitan stator yang terpisah dimana masing-
masing lilitan dikonstruksi dengan jumlah kutub berbeda untuk menghasilkan
kecepatan yang berbeda. Perbandingan kecepatan motor separate winding ini tidak
selalu 1:2.
2. Satu tapped winding (dahlander), adalah motor induksi rotor sangkar 3 fasa yang
mempunyai lilitan untuk dua kecepatan. Perbandingan perubahan kecepatan motor
dahlander selalu 1:2. Hal ini disebabkan karena motor ini mempunyai lilitan yang
disusun demikian rupa sehingga jumlah kutub dapat diubah dengan membalik arus
pada lilitannya. Jumlah kutub dapat dipotong setengah dengan merubah polaritas
pasangan kutub.
Sumber : file:///D:/Dual%20Speed%20Motor%20Starter/324512996-Starter-Dua-
Speed-Untuk-Motor-Dengan-Lilitan-Terpisah-2.pdf
2. Motor Dahlander
Main Circuit
Control Circuit
Wiring Circuit
Sumber : file:///D:/Dual%20Speed%20Motor%20Starter/245156965-motor-dahlander.pdf
D. ELEMEN DASAR SISTEM
1. Separate Winding
2. Motor Dahlander
a. 1 MCB 1 pole
b. 1 Magnetik Circuit Breaker
c. 3 Kontaktor 3 kutub (KM1, KM2, dan KM3)
d. 2 Blok kontak bantu (2NO + 2NC)
e. 2 Thermal Overload Relay (F2 dan F3)
f. 3 Pushbutton stop (S0), low speed (S1), dan high speed (S2)
g. 3 Lampu indikator low speed (H1), high speed (H2), dan overload (H3)
h. 1 Motor Dahlander
i. Kabel penghubung secukupnya
E. MEKANISME OPERASI SISTEM
1. Separate Winding
Jika tombol S1 ditekan, kontaktor KM1 akan aktif menyebabkan kontak utama
KM1 menutup sehingga motor bekerja dengan low speed, kontak NO pada KM1
menutup sehingga meskipun tombol S1 dilepas kontaktor KM1 tetap bekerja, kontak
NO pada KM1 menutup sehingga lampu H3 menyala, dan kontak NC pada jalur KM2
membuka sehingga meskipun tombol S2 ditekan kontaktor KM2 tidak akan bekerja.
Untuk melakukan high speed motor harus dihentikan terlebih dahulu dengan
menekan tombol S0. Jika tombol S0 ditekan, kontaktor KM1 akan mati sehingga motor
akan berhenti berputar dan kontak NO pada KM1 kembali membuka, dan kontak NC
pada jalur KM2 kembali menutup. Jika tombol S2 ditekan, kontaktor KM2 akan aktif
menyebabkan kontak utama pada KM2 menutup sehingga motor bekerja dengan high
speed, kontak NO pada KM2 menutup sehingga meskipun tombol S2 dilepas kontaktor
KM2 tetap bekerja, kontak NO pada KM2 menutup sehingga lampu H4 menyala, dan
kontak NC pada jalur 10 membuka sehingga meskipun tombol S1 ditekan kontaktor
KM1 tidak akan bekerja. Untuk menghentikan motor beroperasi dengan menekan
tombol S0. Jika tombol S0 ditekan, kontaktor KM2 akan mati sehingga motor akan
berhenti berputar dan kontak NO pada KM2 kembali membuka, dan kontak NC pada
jalur KM1 kembali menutup.
2. Motor Dahlander
Jika tombol S1 ditekan, kontaktor KM1 akan aktif menyebabkan kontak utama
pada jalur 4 menutup sehingga motor bekerja dengan low speed, kontak NO pada jalur
9 menutup sehingga meskipun tombol S1 dilepas kontaktor KM1 tetap bekerja, kontak
NO pada jalur 12 menutup sehingga lampu H1 menyala, dan kontak NC pada jalur 10
membuka sehingga meskipun tombol S2 ditekan kontaktor KM2 tidak akan bekerja.
Untuk melakukan high speed motor harus dihentikan terlebih dahulu dengan
menekan tombol S0. Jika tombol S0 ditekan, kontaktor KM1 akan mati sehingga motor
akan berhenti berputar dan kontak NO pada jalur 9 dan 12 kembali membuka, dan
kontak NC pada jalur 10 kembali menutup. Jika tombol S2 ditekan, kontaktor KM2
akan aktif menyebabkan kontak utama pada jalur 6 menutup yang membuat sebuah
jumper, kontak NO pada jalur 11 menutup sehingga kontaktor KM3 akan aktif
menyebabkan kontak utama pada jalur 2 menutup sehingga motor akan bekerja
dengan high speed, kontak NO pada jalur 11 menutup sehingga meskipun tombol S2
dilepas kontaktor KM2 dan KM3 akan tetap aktif, kontak NO pada jalur 13 akam
menutup sehingga lampu H2 menyala yang menandakan motor bekerja secara high
speed, dan kontak NC pada jalur 8 membuka sehingga meskipun tombol S1 ditekan
kontaktor KM1 tidak akan aktif. Untuk mematikan, tekan tombol S0.
F. PEMILIHAN DAN PENENTUAN KAPASITAS
Contoh :
DIketahui Nameplate Motor Listrik 3 Fasa sebagai berikut :
1. Penghantar
KHA (minimum) = 125% x In
= 125% x 6,15 A
= 7,69 A
(PUIL 2011 510.5.3.1)
Luas penampang = 1,5 𝑚𝑚2
2. TOLR
Setting (maksimum) ≤ In
≤ 6,15 A
(PUIL 2011 2.2.8.3)
3. Kontaktor magnet
Kapasitas (minimum) = 115% x In
= 115% x 6,15 A
= 7,07 A
4. MCB
Type of Motor Instantaneous Trip Inverse Time
1 Phasa 800% 250%
3 Phasa 800% 250%
Synchronous 800% 250%
Wound rotor 800% 150%
DC 200% 150%
(NEC 430-52)
file:///D:/Dual%20Speed%20Motor%20Starter/324512996-Starter-Dua-Speed-Untuk-
Motor-Dengan-Lilitan-Terpisah-2.pdf
file:///D:/Dual%20Speed%20Motor%20Starter/245156965-motor-dahlander.pdf
file:///D:/Dual%20Speed%20Motor%20Starter/1453193559_MCS-2S_Cutsheet.pdf
file:///D:/Dual%20Speed%20Motor%20Starter/gi-wd005_-en-p.pdf