Alat Ukur Dasar Dan Pembanding

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

ALAT UKUR DASAR DAN PENGUKURAN

Indikator :
1. Siswa dapat mendefinisikan tentang pengukuran dan metrologi.
2. Siswa dapat menyebutkan prinsip-prinsip dasar pada pengukuran.
3. Siswa dapat membedakan jenis dan macam alat ukur pembanding dan atau alat ukur dasar.
4. Siswa dapat menggunakan alat ukur pembanding dan atau alat ukur dasar sesuai prosedur.

A. PENDAHULUAN
Setiap produk memiliki dimensi dan standar yang baku. Kualitas dimensi ditentukan
dalam proses produksi yang telah melalui beberapa proses panjang. Dimensi dapat
mempengaruhi nilai suatu produk baik nilai fungsi maupun nilai estetis. Sebagai contoh kita
pernah membeli baut di toko bangunan untuk mengikat bagian peralatan rumah tangga. Saat
membeli baut pasti kita memilih ukuran tertentu agar dapat dipasangkan dengan benda yang
akan dibaut. Ukuran inilah yang menjadikan suatu produk memilki dimensi yang telah
disepakati secara nasional maupun internasional. Penentuan dimensi baut tersebut telah
melewati riset dan pengembangan agar aman untuk digunakan. Oleh karena itu dalam setiap
produksi pengukuran menjadi hal yang sangat penting dalam menentukan dimensi suatu
produk.

B. PENGUKURAN
Mengukur benda kerja berarti membandingkan suatu besaran yang diukur dengan suatu
ukuran pembanding yang telah ditera. Dalam melakukan proses pengukuran, terdapat istilah-
istilah yang selalu mengikuti pebacaan pengukuran yaitu :
 Besaran pengukuran ialah panjang yang akan diukur.
 Nilai pengukuran (ukuran pengukuran) ialah ukuran yang dibaca pada
pengukuran dengan alat pengukur.
 Ukuran nominal adalah ukuran yang tertera pada gambar.
 Ukuran nyata adalah ukuran benda kerja sebenarnya yang selesai dikerjakan
(benda jadi).
 Toleransi ukuran ialah penyimpangan ukuran yang masih diizinkan dari ukuran
yang telah ditentukan.
Dari pemaparan tersebut dapat diketahui bahwa pengukuran adalah serangkaian
kegiatan yang bertujuan untuk menetapkan nilai besaran ukur. Sedangkan Metrologi Industri
adalah ilmu untuk melakukan pengukuran karakteristik geometric suatu produk atau komponen
mesin dengan alat dan cara yang tepat sehingga hasil pengukurannya dianggap sebagai hasil
yang paling dekat dengan geometri sesungguhnya dari komponen mesin tersebut.
Di Indonesia, mempunyai sebuah lembaga yang berwenang menangani secara khusus
bidang metrology yaitu, Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi-Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (Puslit KIM-LIPI). Lembaga ini berada di kawasan Puspiptek
Serpong-Cilegon, Banten. Berperan sebagai Pengelola Teknis Ilmiah Standar Nasional untuk
Satuan Ukuran (SNSU) atau dikenal dengan sebutan Lembaga Metrologi Nasional. Di dunia
internasional dikenal sebagai National Metrology Institute (NMI).

C. STANDAR PENGUKURAN
Standar pengukuran merupakan pernyataan fisis dari sebuah satuan pengukuran.
Dengan adanya satuan dasar dan turunan dalam pengukuran, terdapat beberapa jenis standar
pengukuran yang di kelompokkan menurut fungsi dan pemakaiannya.
1. Standar Internasional
Pada awal perkembangan teknik pengukuran, dikenal dua sistem satuan yaitu sistem
metrik (dipelopori Perancis sejak 1795) dan sistem CGS (centimeter-gram-second) yang
dipelopori oleh Amerikat Serikat dan Inggris (kedua Negara ini juga menggunakan sistem
metrik untuk kepentingan internasional). Dan sejak tahun 1960 dikenalkan Sistem
Internasional (SI Unit) sebagai kesepakatan internasional.
Dalam sistem SI terdapat 7 satuan dasar/pokok SI dan 2 satuan tanpa dimensi. Selain
itu, dalam sistem SI terdapat standar awalan-awalan (prefix) yang dapat digunakan untuk
penggandaan atau menurunkan satuan-satuan yang lain.
Tabel 1. Besaran Pokok dan Satuan

Dua satuan SI tanpa dimensi adalah Radian (rad) dan Steradian (sr).
2. Standar Primer
Standar primer adalah turunan pertama dari standar internasional yang merupakan
standar tertinggi di suatu negara (Standar Nasional).
3. Standar sekunder
Standar sekunder merupakan turunan dari standar primer yang disimpan atau dipelihara
di berbagai industri alat ukur atau di laboratorium kalibrasi. Standar sekunder dapat diproduksi
dan di gunakan untuk kalibrasi alat standar di bawahnya. Standar sekunder waktu berupa alat
yang disebut frequency counter dijual secara bebas.
4. Standar kerja
Standar kerja adalah standar kalibrasi yang digunakan untuk mengalibrasi alat ukur atau
alat uji. Dengan kata lain standar kerja merupakan Standar yang di kalibrasi dengan standar
lain dan digunakan secara kontinu untuk mengalibrasi dan mengecek alat ukur atau material
yang diukur. Standar kerja sering disebut sebagai calibrator karena digunakan untuk
memeriksa dan mengkalibrasikan instrumen-instrumen laboratorium yang umum.

D. JENIS DAN CARA PENGUKURAN


Dalam Standar Internasional terdapat tujuh Besaran Dasar: Panjang, massa, waktu, arus
listrik, temperature, jumlah zat, intensitas cahaya. Pada pengukuran Geometris besaran dasar
yang digunakan yaitu besaran panjang yang diberi nama meter. Syarat Besaran Standar: Dapat
didefinisikan secara jelas, jelas dan tidak berubah dengan waktu dan dapat digunakan sebagai
pembanding.
1. Jenis Pengukuran:
a. Pengukuran Linier
b. Pengukuran Sudut Dan Kemiringan
c. Pengkuran Kedataran
d. Pengukuran Profil
e. Pengukuran Ulir
f. Pengukuran Roda Gigi
g. Penyetelan Posisi
h. Pengukuran Kekasaran Permukaan

2. Macam Alat Ukur:


a. Alat ukur Langsung: adalah alat ukur yang hasil pengukuran dapat langsung dibaca
b. Alat ukur pembanding : digunakan untuk membaca besarnya selisih suatu dimensi
terhadap ukuran dasar
c. Alat ukur standar: menunjukkan ukuran tertentu
d. Alat ukur batas (caliber): menunjukkan apakah suatu dimensi terletak di dalam atau di
luar daerah toleransi
3. Cara Pengukuran
a. Pengukuran Langsung
b. Pengukuran tak langsung
c. Pengukuran dengan caliber batas
d. Pengukuran dengan membandingkan bentuk standar
4. Menurut Prinsip Kerja
a. Mekanis
b. Optis
c. Elektris Hidrolis
d. Pneumatis

E. Contoh Alat Ukur (Mikrometer)

Sensor

Pencatat Pengubah

Gambar 2. Mikrometer
1. Sensor
Adalah bagian yang berfungsi menguhubungkan alat ukur dengan benda ukur.
2. Pengubah
Adalah bagian alat kur yang berfungsi emperbesar atau memperjelas perbedaan yang kecil
dari geometri obyek ukur. Macam pengubah ;
a. Mekanis
b. Mekanis optis
c. Elektris
d. Optis elektris
e. Pneumatis
3. Pencatat
Adalah bagian alat ukur yang menampilkan hasil ukuran dari benda kerja yng diukur.
Macam pencatat ini ada yang analog dan digital.

F. Kesalahan dalam Pengukuran


Syarat Pengukuran adalah Benda ukur, Alat Ukur dan orang yang mengukur. Dalam
proses pengukuran seringkali terjadi kesalahan yang menyebabkan hasil pengukuran tidak
akurat. Penyebab pengukuran tidak teliti:
a. Alat Ukur
b. Benda Ukur
c. Posisi Pengukuran
d. Lingkungan
e. Pengukur

G. Alat Ukur Pembanding


1. Mistar Ukur
Mistar ukur merupakan alat ukur linier yang paling sederhana dan banyak dikenal
orang. Biasanya berupa pelat dari baja atau kuningan di mana pada kedua sisi dari salah
satu permukaannya diberi skala (metris dan inchi). Panjang dari skala ukurannya adalah
150 mm – 300 mm dengan pembagian dalam ½ atau 1 mm. Pengukuran dilaksanakan
dengan menempelkan mistar ini pada obyek ukur sehingga panjang dari obyek ukur
dapat langsung dibaca pada skala mistar ukur. Kecermatan pembacaan tidak dapat lebih
kecil dari ½ mm, oleh sebab itu mistar ukur tidak dapat digunakan untuk pengukuran
dengan kecermatan tinggi. Dalam metrologi industri, mistar ukur hanya dipakai untuk
memperkirakan dimensi obyek ukur serta untuk melakukan penggambaran secara kasar.
Gambar 3. Mistar Ukur

Cara menggunakan mistar ukur


1. Peletakan mistar ukur pada posisi tegak
lurus dengan benda kerja atau sejajar dengan
benda kerja.
2. Titik nol (0) mulai dari tepi piggir mistar
baja.
3. Amati batas akhir kerja yang diukur.
4. Ambil mistar baja dan baca hasil
pengukuran.

Keselamatan kerja dalam meggunakan


mistar ukur :
 Mistar ukur harus dijaga teta bersih atau
tinggal bersih dan bebas dari karat (besi).
Gambar 4. Menggunakan mistar

2. Jangka
Jangka adalah alat ukur/alat gambar yang dapat digunakan untuk mengukur dan
membuat suatu lingkaran. Alat ini termasuk alat ukur tidak langsung karena adalah dapat
memberikan pembacaan ukuran secara langsung, sehingga memerlukan bantuan alat ukur
lain seperti: mistar, meteran, atau siku-siku. Jenis – jenis jangka adalah sebagi berikut :

a. Jangka tusuk
Jangka tusuk mempunyai sepasang kaki berujung lancip. Bila dalam keadaan
tertutup ke dua ujung kaki tadi berimpit dan sama panjang. Jangka tusuk digunakan untuk
menggambar lingkaran pada benda kerja dan untuk memindahkan jarak dari alat ukur (atau
benda satu) ke benda lain.

Gambar 5. Jangka Tusuk


b.Jangka bengkok
Sepasang kaki jangka bengkok berbentuk melengkung dengan radius yang
sama. Jangka bengkok digunakan untuk mengukur diameter luar atau ukuran luar suatu
benda. Alat ini terdiri dari sepasang kaki bengkok, per penekan dan sebuah mur baut
sebagai pengatur. Jangka bengkok sering digunakan karena mudah dalam
penggunaannya (cara mengaturnya). Hasil ukuran harus dikonversikan dengan alat
ukur mistar, meteran, atau siku-siku.

Gambar 6. Jangka Bengkok


c. Jangka kaki
Fungsi jangka kaki adalah untuk mengukur diameter dalam (diameter lubang)
atau lebar suatu celah. Kakinya berbentuk lurus dengan ujung menonjol ke luar. Hasil
pengukuran harus dikonversikan dengan alat ukur mistar, meteran atau siku-siku.
Gambar 7. Jangka kaki

Cara menggunakan alat ukur jangka


 Siapkan benda kerja yang akan diukur atau dilukis
 Ambil jangka yang sesuai dengan profil benda kerja
 Atur bukaan jangka ke benda ukur
 Pindahkan hasil ukuran jangka ke alat ukur pembaca (mistar)

Gambar 8. Mengguakan jangka bengkok


Yang perlu diperhatikan saat menggunakan jangka :
 Perhatikan pada engsel jangka, apakah sudah aus / longgar
 Keruncingan jarum kedua jangka, bila sudah tumpul maka segera di runcingkan
sesuai prosedur.
 Perhatikan ulir pengubah apakah masih berfungsi dengan baik
3. Penyiku
Penyiku adalah alat ukur pembanding sudut. Penyiku biasanya terbuat dari logam
yang memiliki sudut 90 derajat. Terdapat juga penyiku yang memilki angka ukur seperti
mistar di salah satu lenganya yang memungkinkan untuk mengukur panjang dan lebar
benda kerja.

Gambar 9. Penyiku

Cara menggunakan penyiku :


1. Siapkan benda kerja yang akan diukur
2. Pastikan benda kerja bersih dari kotoran
3. Letakkan siku diatas permukaan benda
kerja, badan siku menempel pada salah
satu sisi benda kerja
4. Amati bidang kerja yang menempel di
lengan siku lainnya sambil diarahkan ke
sumber cahaya
Gambar 10. Menggunakan Penyiku

4. Bevel Protractor
Bevel protractor adalah alat ukur pembanding untuk mengukur kemiringan profil benda
kerja, alat ini berbentuk seperti busur derajat. Cara menggunakan bevel protractor adalah
dengan cara menempelkan bidang benda kerja yang akan diukur sudut nya ke lengan bevel
protactor, kemudian langsung bisa dibaca besar nilai kemiringannya.
Gambar 11. Bevel protractor

5. Alat Ukur Kekasaran Permukaan Benda (Surface Roughness)


Benda kerja yang sudah jadi pasti memiliki nilai kekasaran permukaan, semakin
halus permukaan maka nilai kekasaran permukaan semakin kecil. Dalam menentukan nilai
kekasaran permukaan digunakan alat pembanding yang bernama surface roughness . Alat
ini terdiri dari beberapa contoh benda dengan nilai kekasaran permukaan, permukaan
tersebut diraba dan dibandingkan dengab permukaan benda yang akan diukur.

Gambar 12. Surface Roughness

6. Alat Ukur Kisar Ulir (Screw Pitch Gauge)


Screw pitch gauge adalah alat ukur pembanding besar nya kisar ulir. Alat ini terdiri dari
banyak jenis ulir dengan nilai kisar pada setiap tangkai pengukurnya.
Gambar 13. Screw Pitch Gauge

Cara menggunakan screw pitch gauge


adalah dengan memasangkan salah satu
tangkai pengukur yang sesuai dengan ulir
yang akan diukur, maka akan diketahui
berapa nilai kisar ulir melalui tulisan di
tangkai ukurnya.

Gambar 14. Penggunaan Screw Pitch Gauge

Anda mungkin juga menyukai