Uuuuuu
Uuuuuu
Uuuuuu
PROPOSAL SKRIPSI
DISUSUN OLEH
PROPOSAL SKRIPSI
OLEH :
Mengetahui: Menyetujui:
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Pembimbing I
Fakultas Ilmu Kesehatan
Ketua Program Studi
Menyetujui:
Pembimbing II
Puji syukur penulis panjatkan kepeda Tuhan Yang Maha Esa kerena atas
dengan judul “Hubungan Kebiasaan Merokok Dan Pola Tidur Terhadap Motivasi
disusun sebagai salah satu untuk memenuhi sebagian persyaratan guna untuk
selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis
proposal skripsi.
5. Ns. Wahyu Dini Metrikayanto, S.kep selaku Dosen pembimbing II saya
proposal skripsi.
6. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan bekal
telah berjuang kerja keras banting tulang yang tidak pernah kenal panas-
praing, Marheni rangga, Raing ratu praing, Deren ratu praing.terima kasih
kasih atas kasih sayang yang selalu menghibur saya selama saya kuliah
dan dukungan-Nya
12. Teman-teman seperjuangan psik angkatan 2014, terima kasih telah
Dalam penyajian proposal skripsi penilitian ini penulis menyandari masih belum
mendekati kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun sebagai bahan masukan yang bermanfaat demi
perbaikan dan peningkatan diri dalam bidang ilmu kesehatan.akhir kata semoga
berkepentingan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL....................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.LatarBelakang....................................................................................................1
1.2.RumusanMasalah...............................................................................................4
1.3.TujuanPenelitian.................................................................................................4
1.3.1.TujuanUmum..............................................................................................4
1.3.2.Tujuankhusus..............................................................................................5
1.4.ManfaatPenelitian..............................................................................................5
1.4.1. ManfaatTeoritis..........................................................................................5
1.4.2.Manfaatpraktis............................................................................................5
2.1Kebiasaan/Perilaku Merokok.............................................................................7
2.1.1.PengertianPerilakuMerokok..................................................................7
2.1.2. AspekPerilakuMerokok.........................................................................8
2.2.PolaTidur..........................................................................................................12
2.2.1.PengertianPolaTidur.............................................................................12
2.2.2.AspekPolaTidur....................................................................................12
2.3.MotivasiBelajar..............................................................................................20
2.3.2. Aspek-AspekMotivasiBelajar...............................................................21
3.1. KerangkaKonsep.............................................................................................25
3.2. Hipotesis..........................................................................................................26
4.1. DesainPenelitian..............................................................................................27
4.2. KerangkaKerja................................................................................................28
4.3. LokasidanWaktuPenelitian..............................................................................29
4.4.1. Populasi...................................................................................................29
4.4.2.Sampel......................................................................................................29
4.4.3.Teknik Sampling.......................................................................................29
4.4.4.VariabelPenelitian..................................................................................30
4.5. DefinisiOperasional.........................................................................................31
4.5.1. InstrumenPenelitian.................................................................................33
4.6.UjiValiditasdanReabilitas.................................................................................34
4.7.1. UjiValiditas..............................................................................................34
4.7.2. UjiReliabilitas..........................................................................................34
4.8.TeknikPengolahan Data.................................................................................35
4.9.1. AnalisisUnivariat................................................................................36
4.9.2. AnalisisBivariat...................................................................................38
4.10. EtikaPenelitian..............................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Gambar 3.1.Kerangkakonsep.................................................................................25
Gambar 4.2.Kerangkakerja....................................................................................28
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran1 PermohonanMenjadiReponden...........................................................46
Lampiran3Kuesioner..............................................................................................48
BAB I
PENDAHULUAN
gulungan kertas (Aula, 2010, dalam Ikhsan, Arwani dan Purnomo, 2013).
diakibatkan dari merokok diakumulasi sedikit demi sedikit dan akan dirasakan
dalam beberapa tahun atau beberapa puluh tahun kemudian. Merokok akan
mempengaruhi fungsi otak karena akibat dari penumpukan nikotin. Racun dalam
kandungan rokok dapat membuat darah lebih mudah membeku. Menurut Kholis
terbanyak di dunia (61,5 juta perokok), setelah Cina dan India (WHO, 2008).
Tingginya jumlah perokok aktif berbanding lurus dengan jumlah perokok pasif.
Hasil riset kesehatan yang dilakukan Kementerian Kesehatan (2013), data pada
pertama kali melakukan kegiatan merokok pada usia 10-11 tahun, dan mengalami
peningkatan pada usia diatas 15 tahun. Sedangkan data kesehatan pada tahun
merokok pada usia diatas 15 tahun. Pada tahun 2013, terjadi peningkatan lagi
perokok dengan usia diatas 15 tahun. Saat ini, di Indonesia persentase perokok
aktif telah mencapai lebih dari 60% yang sebagian besar merupakan pria dengan
Kandungan nikotin yang terdapat pada rokok bekerja sebagai stimulant seperti
kesulitan untuk memulai tidur. Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh
merokok dan juga memiliki kebiasaan tidur kurang dari 5 jam, padahal dipagi
(2015), mengidentifikasi bahwa usia 18-25 tahun memiliki pola tidur yang ideal
baik jika tidak menunjukkan tanda-tanda kekurangan tidur dan tidak mengalami
dengan usia setiap individu. Terdapat tujuh indikator pola tidur meliputi: pola
tidur subyektif, latensi tidur, durasi tidur, efisensi kebiasaan tidur, gangguan tidur,
penggunaan obat tidur, dan gangguan atau keluhan saat terbangun (Fandiani ,
hari, rasa lelah, penurunan daya tahan tubuh, dan ketidakstabilan tanda-tanda vital
(Potter dan Perry, 2010). Syarfrianda, Darim, dan Ari (2015), menjelaskan bahwa
beberapa fungsi kognitif lainnya. Deshinta (2009) dalam Syarfrianda, et al. (2015)
orang yang memiliki pola tidur yang buruk memberikan dampak yang signifikan
oleh beberapa faktor yaitu faktor internal, eksternal, dan pendekatan belajar.
20 orang yang merokok, memiliki nilai IPK sementara dibawah 3,00. Indikator
dalam menghadapi kegiatan dan kesulitan untuk mencapai tujuan, pengabdian dan
tidur terhadap motivasi belajar pada Organisasi Daerah Forum Mahasiswa Sumba
Dewi, Malang.
b. Mengidentifikasi pola tidur pada mahasiswa anggota Organisasi Daerah
Malang.
c. Mengidentifikasi motivasi belajar pada mahasiswa anggota Organisasi
Dewi, Malang.
d. Menganalisis hubungan kebiasaan merokok dan pola tidur terhadap
penelitian berikutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
seseorang untuk merokok dan dapat diamati secara langsung. Sedangkan menurut
yang tengah dibakar adalah 90 derajat Celcius untuk ujung rokok yang dibakar,
dan 30 derajat Celcius untuk ujung rokok yang terselip di antara bibir perokok
(Istiqomah, 2003).
Menurut Ogawa (dalam Triyanti, 2006) dahulu perilaku merokok disebut
sebagai suatu kebiasaan atau ketagihan, tetapi dewasa ini merokok disebut sebagai
tembakau yang menetap, biasanya lebih dari setengah bungkus rokok per hari,
dengan adanya tambahan distres yang disebabkan oleh kebutuhan akan tembakau
membakar dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terisap
Aritonang (dalam Sulistyo, 2009) merokok adalah perilaku yang komplek, karena
merupakan hasil interaksi dari aspek kognitif, kondisi psikologis, dan keadaan
yaitu :
1. Fungsi merokok dalam kehidupansehari-hari
2. Intensitasmerokok
a. Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam sehari.
b. Perokok sedang yang menghisap 5-14 batang rokok dalam sehari.
c. Perokok ringan yang menghisap 1-4 batang rokok dalamsehari
3. Tempatmerokok
tidak bersalah.
2. Toilet.
berfantasi (Mu‟tadin,2002).
4. Waktu merokok
Perilaku merokok dipengaruhi oleh keadaan yang dialaminya pada saat itu,
setelah dimarahi orang tua, dll. Ada tiga indikator yang biasanya muncul
pada perokok :
a. Dayakonsentrasi,
e. Penghalau kesepian.
berikut:
a. Pengaruh orangtua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda
yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, di mana orang tua tidak
keras, lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang
berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer dan Corado dalam
Atkinson, 1999: 294). Remaja yang berasal dari keluarga konservatif yang
menekankan nilai-nilai sosial dan agama dengan baik dengan tujuan jangka
bila orang tua sendiri menjadi figur contoh, yaitu perokok berat, maka anak-
banyak ditemui pada mereka yang tinggal dengan satu orang tua (singgle
parent). Daripada ayah yang perokok, remaja akan lebih cepat berperilaku
sebagai perokok justru bila ibu mereka yang merokok, hal ini lebih terlihat
dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebuut ada dua kemungkinan yang
pula dengan remaja bukan perokok (Al Buchori, 1991 dalam Poltekkes
melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, dan membebaskan diri dari
kebosanan.
2.2 Pola Tidur
mempertahankan keadaan tidur dan untuk mendapatkan tahap tidur REM dan
NREM yang sesuai. Pola tidur merupakan suatu keadaan yang dijalani individu
untuk mendapatkan kesegaran dan kebugaran saat terbangun dari tidurnya. Pola
kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya (Hidayat, 2008).
Sementara yang dimaksud dengan pola tidur menurut Nashori, 2002;
Purwanto, 2003, adalah suatu keadaan di mana tidur yang dijalani seorang
kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan
kebutuhannya. Menurut Dariah dan Okatiranti (2015), pola tidur adalah jumlah
tahapan NREM dan REM yang dialami seseorang dalam siklus tidurnya secara
normal.
2.2.2 Aspek Pola Tidur
Pola tidur mencakup aspek-aspek kuantitatif tidur seperti onset tidur atensi,
efisiensi tidur, dan fragmentasi tidur, serta aspek yang lebih subjektif seperti
bagi seseorang. Dalam posisi miring ke kanan lambung dalam posisi yang
tidur, seperti aktivitas olahraga yang terlalu dekat dengan waktu tidur karena
terbangun karena ingin kencing, dan suhu tubuh panas. Gangguan eksternal
seperti, suara gaduh (suara mobil, pukulan di tembok, dan ketukan pintu).
d. Waktu tidur yang cukup (minimal enam jam dalam sehari), setiap orang
mempunyai rekening utang tidur, setiap orang perlu menyimpan cukup tidur
dalam rekening agar dapat menjaga kondisi homeostatis tidur tetap stabil,
seseorang merasakan rasa segar atau bugar saat terbangun, dan siap
memandang berbagai macam masalah, yakin akan adanya jalan keluar, maka
yaitu;
lambung kembali lagi ke esofagus, batuk malam hari dan nyeri dada
(Emmanuel dan Inns, 2014). Peristiwa refluks sering terjadi pada siang dan
malam hari terutama ketika tidur. Pada saat tidur posisi berbaring
menyebabkan asam lambung lebih mudah kembali keatas. Hal ini dapat
menyebabkan gangguan tidur dan penurunan pola tidur (Jung et al., 2010).
Batuk malam hari akibat cairan gaster reluks ke laring saat tidur terlentang
dapat mengganggu tidur sehingga pola tidur buruk (Emmanuel dan Inns,
2014).
Pada penyakit diabetes melitus (DM) terdapat manifestasi berupa
rasa lapar), dan keringat malam hari (Price dan Wilson, 2014). Gejala
dan posisi tempat tidur.Selain itu, teman tidur juga mempengaruhi pola
2001).
e. Obat-obatan
Obatan-obatan yang digunakan dalam jangka panjangseperti
kesulitan tertidur atau tetap tidur. Nokturia atau berkemih dimalam hari
juga menjadi salah satu penyebab gangguan tidur dan siklus tidur. Dan ini
sering terjadi pada lansia dengan penurunan tonus kandung kemih atau
Lansia seringkali mengalami “sindrom kaki tak berdaya.” Dan ini akan
ditemukan dalam makanan seperti susu, keju dan daging, dapat membantu
Perubahan lain dalam rutinitas yang menggangu pola tidur meliputi bekerja
berat yang tidak biasa, mengikuti aktivitas sosial pada waktu malam, dan
dini, seringkali terjaga, peningkatan total waktu tidur, perasaan tidur yang
kemampuan untuk tertidur dan tetap tidur. Ukuran, kekerasan, dan posisi
tempat tidur mempengauhi pola tidur. Seseorang lebih nyaman tidur sendiri
atau bersama orang lain, teman tidur dapat mengganggu tidur jika ia
latihan yang menyenangkan. Latihan dua jam atau lebih sebelum waktu
berlebihan yang dihailkan dari kerja yang meletihkan atau penuh stres
membuat sulit tidur. Hal ini juga dapat menjadikan masalah dalam kualitas
dan pola tidur, dan biasanya terjadi pada anak sekolah dan remaja (Potter
yang baik adalah penting untuk kesehatan yang tepat dan tidur. Kafein dan
hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. Winkel (2005:
didalam siswa yang menimbulkan kegiatan belajar itu demi mencapai suatu
tujuan.
Motivasi belajar adalah dorongan dari proses belajar dan tujuan dari belajar
masalah dalam belajar yang berakibat prestasi belajar tidak sesuai dengan yang
siswa, dimana motivasi belajar merupakan syarat mutlak untuk belajar, serta
internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan tingkah
berhasil, dorongan dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita masa
daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang
kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
dicapai.”.
2.3.2. Aspek-Aspek Motivasi Belajar
Menurut Handoko (1992: 59), untuk mengetahui kekuatan motivasi belajar
siswa, dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut : a) Kuatnya kemauan
tugas.
Sedangkan menurut Sardiman (2001:81) motivasi belajar memiliki indikator
dewasa. d) Lebih senag bekerja mandiri e) Cepat bosan pada tugas rutin f) Dapat
mempertahankan pendapatnya.
Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Hamzah B. Uno (2011: 23) bahwa
sebagai berikut:
1. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil.
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
3. Adanya harapan dan cita-cita di masa depan.
4. Adanya penghargaan dalam belajar.
5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang
komponen, yaitu:
1. Dorongan kognitif, yaitu kebutuhan untuk mengetahuhi, mengerti, dan
belajar dengan niat guna mendapatkan pembenaran dari orang lain/ teman-
236-237), menyebutkan ada beberapa hal yang mendorong motivasi belajar, yaitu:
1. Adanya sifat ingin tahu untuk belajar dan menyelidiki dunia yang lebih luas.
2. Adanya sifat yang kreatif pada manusia dan berkeinginan untuk terus maju.
3. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan
teman-teman.
4. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha
waktu (pagi, siang, malam), tempat (sepi, bising, atau kualitas sekolah
yang hadir secara langsung maupun tidak langsung (foto atau suara).
BAB III
3.1 KerangkaKonsep
Faktor-faktor yang
mempengaruhi:
Pengaruh orangtua
Pengaruh teman
Faktorkepribadian
Faktor-faktor yang
mempengaruhi:
Gaya hidup
Stres emosional
Lingkungan
Latihan fisik dan
kelelahan
Asupan makanan dan
kalori
Keterangan:
Diteliti
TidakDiteliti
Arah Hubungan
3.2 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau
nadalah:
BAB IV
METEDOLOGI PENELITIAN
data yang diperlukan dalam pengujian hipotesis penelitian dan sebagai alat dalam
2010). Desain penelitian yang digunakan berupa desain korelasi dengan tujuan
dengan pola tidur terhadap motivasi belajar pada Organisasi Daerah Forum
Pengolahan
Gambar 4.1. Kerangka Kerja Hubungan data:
Kebiasaan Merokok dengan Pola
editing, coding, Kesimpulan
scoring dan tabulating
Tidur Terhadap Motivasi Belajar pada Organisasi Daerah Forum Mahasiswa
Sumba Timur Universitas Tribhuwana Tunggal Dewi, Malang
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.4.2 Sampel
pada penelitian ini menggunakan tabel Issac dan Michael (Sugiyono, 2012),
Malang. Tingkat kesalahan atau error pada table Issac dan Michael
sosial.
a. Kriteria Inklusi
Kriteria insklusi adalah kriteria di mana subjek penelitian mewakili sampel
dewi Malang.
2. Mempunyai kebiasaan merokok.
3. Bersedia menjadi subyek penelitian
4. Tidak dalam keadaan sakit secara fisik dan mental
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat
ukuran yang dimiliki atau didapatkan pada suatu satuan penelitian mengenai
independent dalam penelitian ini berupa kebiasaan merokok dan pola tidur
pada mahasiswa.
2. Variabel dependent (variabel terikat)
Variabel dependent merupakan suatu variabel yang dipengaruhi oleh
peneliti untuk melakukan observasi secara cermat terhadap objek atau fenomena
Definisi
Variabel Parameter Alat Ukur Skala Skor
Operasional
Sangat Setuju
(SS) = 4
Skala Perilaku Setuju (S) = 3
- Frekuensi Merokok Tidak Setuju (TS)
Indepen
Perilaku Merokok adaptasi dari =2
den:
merokok yang - Lamanya Aritonang Sangat Tidak
Kebiasaa dapat diamati
Ordinal
Merokok (1997) dalam Setuju (STS) = 1
n secara langsung - Intensitas Dian dan Avin
merokok
Merokok (2000) dalam
kuisioner
A=4
B=3
C=2
D=1
Pola tidur E=0
- Durasi Tidur
Indepen adalah corak
- Meresa segar Pengukuran hasil
den: atau kebiasaan
ketika bangun Kuesioner Ordinal digunakan kriteria
Pola tidur yang
- Nyaman secara sebagai berikut:
tidur dialami
psikokologis 0-9 = Kurang
individu.
10-18 = Cukup
19-27 = Baik
28-36 = Sangat Baik
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang
perlu untuk diketahui (Arikunto, 2010). Kuesioner dalam penelitian ini berisi
teori yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, kemudian dilakukan uji
alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen
aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu distribusi skor total tes itu
bantuan program SPSS version 17.0 for Windows. Aitem yang mempunyai
korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi
Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah jika r = 0,3. Jadi,
kalau korelasi antara butir aitem dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir
Sugiyono, 2012).
4.7.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah konsistensi atau kepercayaan pada hasil alat ukur dari
reliabilitas tinggi apabila skor tampak tes itu berkorelasi tinggi dengan skor
murninya sendiri. Reliabilitas dapat pula ditaksirkan sebagai seberapa tinggi
korelasi antara skor-tampak pada dua tes yang pararel (Azwar, 2015). Uji
bantuan program SPSS version 17.0 for windows. Koefisien alpha (a)
responden lalu, diubah dalam bentuk skor nilai. Kemudian data yang diperoleh
diolah melalui program SPSS for windows. Pengolahan data dilakukan beberapa
tahap, yaitu :
diproses lebih lanjut atau belum. Editing dilakukan untuk mengumpulkan data
Kode merupakan isyarat yang dibuat dalam bentuk angka atau huruf yang
memberikan pentunjuk atau identitas pada suatu informasi atau data yang akan
dianalisis. Hal ini untuk mempermudah dalam melakukan tabulasi dan analisa
data.
3. Scoring
Scoring merupakan penentuan jumlah skor, dimana untuk variabel kebiasaan
merokok yaitu skor 1 jika jawaban “Benar” dan skor 0 jika jawaban “Salah”.
Variabel pola tidur dibagi menjadi 4 skor respon, yaitu SS = Sangat setuju
memiliki skor 4, S = Setuju memiliki skor 3, TS = Tidak Setuju memiliki skor
2, STS = Sangat Tidak Setuju memiliki skor 1. Sedangkan variabel terikat yaitu
motivasi belajar dibagi menjadi 5 skor respons, antara lain SS = Sangat Sesuai
poin 3, TS = Tidak Sesuai memiliki poin 2, dan STS = Sangat Tidak Sesuai
memiliki poin 1.
4. Tabulating
Penyusun tabel-tabel yang dimulai dari penyusunan tabel utama yang bersisi
sampai tabel khusus yang telah benar-benar ditentukan setelah berbentuk tabel
maka tabel tersebut siap dianalisa dan dinyatakan dalam bentuk tulisan
4.9 Analisa Data
4.9.1 Analisa Univariat
Penelitian analisis univariat merupakan analisa yang dilakukan untuk
N= 100%
Keterangan :
N = Nilai yang ditetapkan
SP = Skor yang ditetapkan
SM = Skor maksimal
Berdasarkan rumus tersebut, maka untuk mengelompokkan kategori
atau dikategorikan menjadi Benar dengan skor 1 dan Salah dengan skor 0.
2. Variabel Pola Tidur
Variabel pola tidur didapatkan melalui pernyataan-pernyataan responden
Sesuai dengan skor 3, TS = Tidak Sesuai dengan skor 2, dan STS = Sangat
SPSS dengan taraf signifikan (α = 0,05) dengan interpretasi p value < 0,05
dan pola tidur terhadap motivasi belajar pada mahasiswa, dan jika p value >
0,05 berarti H0 diterima dan H1 ditolak yaitu tidak ada hubungan kebiasaan
penelitian atau informasi yang telah diberikan, tidak akan dipergunakan dalam
hal-hal yang dapat merugikan subjek dalam bentuk apapun. Data responden
akan berakibat kepada subjek pada setiap tindakan. Berkaitan dengan poin
artinya responden berhak untuk bersedia atau menolak untuk dijadikan sampel.
b. Hak untuk mendapat jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to full
disclosure), artinya semua responden dalam penelitian ini memiliki hak yang
penjelasan kepada responden mengenai penelitian tersebut dan hal-hal apa saja
mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian. Artinya setiap sampel
baik yang bersedia menjadi sampel maupun yang tidak bersedia tetap
mendapatkan perlakuan yang adil, dalam hal ini tetap melakukan komunikasi
pengambilan data.
b. Hak dijaga kerahasiannya (right to privacy)
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diminta harus
dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan rahasia.
DAFTAR PUSTAKA
Alsaggaf M, Wali SO, Merdad RA, Merdad, LA. 2016. Sleep quantity, quality,
and insomnia symptoms of medical students during clinical years. J Saudi
Med. 37(2):173-82.
Atkinson, Rita L., Richard C. Atkinson, Edward E. Smith, dan Daryl J. Bern,
Pengantar Psikologi, Edisi Kesebelas, Jilid Satu, Alih Bahasa Widjaja
Kusuma, Interaksara. Bagian I, II.
Azad MC, Fraser K, Rumana N, Abdullah AF, Shahana N, Hanly PJ, et al. 2015.
Sleep disturbances among medical students: a global perspective. J Clin
Sleep Med. 11(1):6974.
Cates ME, Clark A, Woolley TW, Saunders A. 2015. Sleep quality ammong
pharmacy students. Am J Pharm Educ. 79(1):1-6.
Colten H, Altevogt BM. 2006. Sleep disorders and sleep deprivation: an unmet
public health problem. Washington: National Academies Press.
Daswin NBT, Samosir NE. 2013. Pengaruh kafein terhadap kualitas tidur pada
mahasiswa fakultas kedokteran Sumatera Utara. E-Jurnal FK USU. 1(1): 1-
5.
Eni Purwaningsih, Tri Prabowo, dan Gaudensius F.B.. 2014. Hubungan Insomnia
dengan Motivasi Belajar pada Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Guna Bangsa Yogyakarta. [Online Journal] Jurnal Kesehatan STIKES Guna
Bangsa Yogyakarta.
Fandiani, Yulia Martha, Wantiyah, dan Peni Perdani Juliningrum. 2017. Pengaruh
Terapi Dzikir Terhadap Kualitas Tidur Mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember. NurseLine Journal 2(1): 52-60.
Gustimigo ZP. 2015. Kualitas tidur penderita diabetes melitus. J Major. 4(8): 133-
8.
Hamdu, Ghullam, dan Lisa Agustina. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa
Terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian
Pendidikan 12(1): 90-96.
Hanafi Nilifda, Nadjmir, dan Hardisman. 2016. Hubungan Kualitas Tidur dengan
Prestasi Akademik Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Angkatan
2010 FK Universitas Andalas. Jurnal Kesehatan Andalas 5(1): 243-249.
Handoko, T. Hani, 1992. Manajemen personal dan sumber daya manusia, edisi
kedua, cetak ke empat. Penerbit yogyakarta: UGM
Hoeger WWK, Turner LW, Hafen BQ. 2002. Wellness: guideline for a healthy
lifestyle. 3rd ed. Belmont, CA: Wadsworth Group.
Ikhsan, H., Arwani, dan Purnomo. 2013. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Bahaya
Merokok terhadap Perilaku Mengurangi Konsumsi Merokok Pada Remaja
(Studi Kasus di Dukuh Kluweng, Desa Kejambon, Kecamatan Taman,
Kabupaten Pemalang). [Online Journal] http://112.78.40.115/e-
journal/index.php/ilmukeperawatan/article/viewFile/121/146
Istiqomah, U. (2003). Upaya menuju generasi tanpa rokok. Surakarta: Seti Aji
____________. (2004). Remaja tanpa rokok. Bandung: Alfabeta.
Jung HK, Choung RS, Talley NJ. 2010. Gastroesophageal reflux disease and sleep
disorders: evidence for a causal link and therapeutic implications. J
Neurogastroenterol Motil. 16(1):22-9.
Muftiani, I. 2012. Perbedaan Kualitas Tidur Antara Pasien Asma dan Pasien Tb
Paru. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Mutia, Vaora, Febriana Sabrian, Yulia Ivani Dewi. 2014. Hubungan Kebiasaan
Merokok Remaja dengan Gangguan Pola Tidur. Jurnal Keperawatan Jiwa 2
(1): 58-66.
Nashar. (2004). Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan
Pembelajaran. Jakarta: Delia Press.
Potter, P. A., dan Perry, A. G.. 2010. Fundamental Keperawatan (ed. 7 vol. 2).
Jakarta: Salemba Medika.
Potter, Patricia A., Perry, Anne Griffin. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta:EGC, 2012.
Prakasa AB. 2016. Hubungan tingkat stres dengan derajat kualitas tidur pada
mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Lampung. Fakultas Kedokteran,
Universitas Lampung [Skripsi]. Bandar Lampung: Universitas Lampung
Price SA, Wilson LM. 2005. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit
edisi ke-6. Jakarta: EGC.
Siagian, H. 2014. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kualitas Tidur Lansia di Desa
Parsuratan Kecamatan Balige, Medan: FIK Universitas Sumatera Utara.
Siregar, MH. 2011. Mengenal Sebab – Sebab, Akibat – Akibat dan Cara Terapi
Insomnia. Yogyakarta: Flash Books.
Sulistyo, K,T. (2009). Hubungan antara stress dengan perilaku merokok pada
mahsiswi.Skripsi.Semarang:Fakultas Psikologi Universitas Soegijapranata.
Ulandari, Km. Sri Susandi, I. Kt. Dibia, dan Dw. Nyoman Sudana. 2014.
Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa SD Kelas
V Semester Ganjil di Desa Buruan. Jurnal Mimbar PGSD Universitas
Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD 2(1): 1-10.
Yusuf, Syamsu dan Sugandhi, Nani. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Bandung Rizqi Press.
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada:
Yth. Calon Responden Penelitian
di
Tempat
Dengan Hormat,
Peneliti
INFORMED CONCENT
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
KUESIONER PENELITIAAN
Identitas Responden
Nama (boleh tidak diisi) : ……………………………………………..
No Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1 Sayakonsumsi perharilebihdari 20 batang?
2 Saya merokok kapanpun saya mau.
3 Saya hanya merokok pada momen tertentu.
4 Saya merokok ketika berkumpul dengan keluarga.
5 Saya hanya merokok ketika berkumpuldenganteman.
6 Merokokadalahhal yang menyenangkanbagisaya.
7 Sayamengkonsumsirokokperharikurangdari 10 batang
8 Sayamerokoksudahdalamjangkawaktu yang lama.
9 Sayamenghabiskansatubungkusrokokdalamwaktu yang
relatifcepat.
10 Sayamerokokdalamjangka yang dekatantarperbatangrokok.
11 Sayamengkonsmsirokokkurangdari 20 batangperhari.
Kuesioner Variabel PolaTidur
Berikan tanda centang ( x ) pada jawaban yang menurut anda benar sesuai
pertanyaan dibawah ini.
1. Berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk dapat tertidur pulas?
a. 0–15menit
b. 16–30menit
c. 31–45 menit
d. 46–60menit
e. >60menit
2. Jika Anda terbangun sekali atau berkali-kali di tengah malam, berapa lama
Anda terjaga secara total (Tambahkan sepanjang waktu Anda terjaga)?
a. . 0–15menit
b. 16–30menit
c. 31–45 menit
d. 46–60menit
e. >60menit
3. Jika waktu bangun tidur Anda terjadi sebelum niatan Anda untuk bangun
tidur, seberapa awal waktu Anda terbangun?
a. Saya tidak terjaga sangat awal/ Sekitar 15 menit lebih awal
b. 16-30 menit lebih awal
c. 31-45 menit lebih awal
d. 46–60 menit lebih awal
e. >60min lebih awal
4. Berapa jumlah malam dalam seminggu, Anda memiliki
gangguan/kesulitan/masalah dalam tidur?
a. 0-1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5-7
5. Berapa besar rating atau tingkat yang akan Anda berikan untuk kualitas
tidur Anda sendiri?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Sedang
d. Buruk
e. Sangat Buruk
Anda berpikir sejenak untuk mengingat kembali sejauh mana Anda memiliki
pola tidur yang buruk selama beberapa bulan terakhir/bulan yang lalu...
6. Apakah pola tidur buruk Anda tersebut mempengaruhi suasana hati, energi
yang dimiliki, atau hubungan sosial Anda?
a. Tidak sama sekali
b. Sangat kecil
c. Sedikit
d. Banyak
e. Sangat Banyak
7. Apakah pola tidur buruk Anda tersebut mempengaruhi konsentrasi,
produktivitas sehari-hari, atau kemampuan Anda untuk tetap terjaga dala
tidur?
a. Tidak sama sekali
b. Sangat kecil
c. Sedikit
d. Banyak
e. Sangat Banyak
8. Apakah pola tidur buruk Anda tersebut memberikan permasalahan secara
keseluruhan?
a. Tidak sama sekali
b. Sangat kecil
c. Sedikit
d. Banyak
e. Sangat Banyak
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Jawaban
No Pernyataan
SS S KS TS STS
1 Saya berusaha hadir tepat waktu untuk
mengikuti kuliah
2 Jika sedang tidak semangat, saya memilih
untuk tidak mengikuti kuliah
3 Saya akan merasa rugi jika tidak mengikuti
kuliah
4 Jika dosen telah hadir di ruangan, saya memilih tidak masuk
untuk belajar
5 Saya berusaha hadir setiap hari untuk belajar
6 Saya mengikuti kuliah di dalam ruangan
hingga kuliah selesai
7 Saya memilih untuk tidak mengikuti kuliah
jika mata kuliah itu tidak saya sukai
8 Siapapun dosen yang mengajar, saya tetap
mengikuti kuliah
9 Saya sering keluar ruangan saat kuliah
sedang berlangsung
10 Saya belajar kembali dirumah dengan jadwal
belajar yang teratur
11 Saya belajar di rumah bila ada tugas atau
ujian/test esok hari
12 Untuk lebih memahami materi kuliah, saya
menyempatkan diri belajar kembali di rumah
1.1.1