Laporan Proses Produksi Pengelasan UNIVERSITAS TEUKU UMAR
Laporan Proses Produksi Pengelasan UNIVERSITAS TEUKU UMAR
Laporan Proses Produksi Pengelasan UNIVERSITAS TEUKU UMAR
NIM : 1605903010009
i
DAFTAR ISI
ii
3.1.2 Bahan ............................................................................................................... 15
3.2 Proses kerja las listrik ................................................................................................ 15
3.3 langkah kerja ............................................................................................................... 16
3.4 Hasil Akhir Pratikum Pengelasan ............................................................................... 17
BAB 4 PENUTUP ........................................................................................................... 18
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 18
4.2 Saran ........................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
Maksud dan tujuan dibuatnya laporan ini merupakan tugas utama dalam
mengisi nilai akademik pelajaran proses produksi 2 yakni las listrik. Selain itu,
sesuai sasaran yang dikemukakan diatas, sebagian besar tujuan dibuatnya laporan
ini ialah membagi pengetahuan serta membantu rekan-rekan
mahasiswa/mahasiswi Akademi Teknik mesin yang kurang memahami mengenai
las listrik, dimana diharapkan dengan itu mahasiswa dapat menguasai teori
pengelasan sehingga nantinya dapat diaplikasikan dalam proses praktik di
bengkel.
BAB 2
LANDASAN TEORI
3
4
Mesin las DC ada 2 macam, yaitu mesin las stasioner atau mesin las
portabel. Mesin las stasioner biasanya digunakan pada tempat atau bengkel yang
mempunyai jaringan listrik permanen, misal listrik PLN. Adapun mesin las
portabel mempunyai bentuk relatif kecil biasanya digunakan untuk proses
pengelasan pada tempat-tempat yang tidak terjangkau jaringan listrik. Hal yang
perlu diperhatikan dalam pengoperasian mesin las adalah penggunaan yang sesuai
dengan prosedur yang dikeluarkan oleh prabrik pembuat mesin, perawatan yang
sesuai dengan anjuran. Sering kali gangguan-gangguan timbul pada mesin las,
antara lain mesin tidak mengeluarkan arus listrik atau nyala busur listrik lemah.
Mesin las DC mempunyai polaritas yang berbeda – beda, tidak seperti
mesin las AC yang dapat digunakan dengan kutub sembarang (terbalik – balik).
Berikut ini adalah polaritas mesin las DC
- Hubungan arus polaritas terbalik (DCRP)
DCRP (Direct Current Reverse Polarity) adalah jika kabel masa dipasang
pada benda kerja dengan kutub anoda dan kabel elektroda dihubungkan dengan
kutub anoda. Pada hubungan DCRP, panas yang diberikan oleh mesin las
didistribusikan 1/3 ke benda kerja dan 2/3 nya ke elektroda sehingga panas yang
diberikan mesin las ke elektroda lebih banyak daripada panas yang diberikan ke
benda kerja.
mesin las ini mampu melayani pengelasan dengan arus searah (DC) dan
pengelasan dengan arus bolak-balik. Mesin las ganda mempunyai transformator
satu fasa dan sebuah alat perata dalam satu unit mesin. Keluaran arus bolak-balik
diambil dari terminal lilitan sekunder transformator melalui regulator arus.
Adapun arus searah diambil dari keluaran alat perata arus. Pengaturan keluaran
arus bolakbalik atau arus searah dapat dilakukan dengan mudah, yaitu hanya
dengan memutar alat pengatur arus dari mesin las.
Mesin las AC-DC lebih fleksibel karena mempunyai semua kemampuan
yang dimiliki masing-masing mesin las DC atau mesin las AC. Mesin las jenis ini
sering digunakan untuk bengkel-bengkel yang mempunyai jenis-jenis pekerjaan
yang bermacam-macam, sehingga tidak perlu mengganti-ganti las untuk
pengelasan berbeda. Mesin las arus ganda dapat menyuplai arus antara 25 ampere
sampai 140 ampere yang digunakan untuk mengelas plat – plat tipis, baja anti
karat (stainless steel) dan alumunium. Untuk mengelas benda kerja yang tebal
,arus dapat disetel 60 – 300 ampere.
kerja. Pemasangan kabel skunder, pada mesin las D.C dapat diatur / dibuat
menjadi DCSP atau DCRP.
bila kabel elektroda dihubungkan kekutub negative mesin, dan kabel masa
dihubungkan kekutub positif maka disebut hubungan polaritas lurus (D.C.S.P)
pada hubungan D.C.S.P, panas yang timbul, sepertiga memanaskan elektroda
dan dua pertiga memanaskan benda kerja.Berarti benda kerja menerima panas
lebih banyak dari elektroda.
bila kabel elektroda dihubungkan kekutub positif mesin, dan kabel masa
dihubungkan kekutub negative maka disebut hubungan polaritas terbaik
(D.C.R.P)
catatan:
DCSP = direct current straight polarity
DCRP = direct current revers polarity
pada hubungan D.C.R.P, panas yang timbul, dua pertiga memanaskan
elektroda dan sepertiga memanaskan benda kerja. Berarti elektroda menerima
panas yang lebih banyak dari benda kerja
- E 6020
Elektroda jenis ini dapat menghasilkan penembusan las sedang dan
teraknya mudah dilepas dari lapisan las. Selaput elektroda terutama
mengandung oksida besi dan mangan. Cairan terak yang terlalu cair dan
mudah mengalir menyulitkan pada pengelasan dengan posisi lain dari pada
bawah tangan atau datar pada las sudut.
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus
dangan karet isolasi Yang disebut kabel las ada tiga macam yaitu :
- kabel elektroda
- kabel massa
- kabel tenaga
Palu Ias digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada jalur
Ias dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las. Berhati-hatilah
membersihkan terak Ias dengan palu Ias karena kemungkinan akan memercik ke
mata atau ke bagian badan lainnya.
Dipergunakan untuk :
- Membersihkan benda kerja yang akan dilas
- Membersihkan terak Ias yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu
las.
dengan baik . Walaupun demikian permukaan benda kerja yang akan dijepit
dengan klem massa harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran seperti
karat, cat, minyak.
Penjepit (tang) digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang
masih panas.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1.2 Bahan
Untuk proses pengelasan ini digunakan bahan jenis Hollow 4 × 4 dengan
ukuran 30 cm : 3 = 10 cm dan Elektroda las ø 2,6 mm.
Pada pengelasan dengan las listrik, panas yang dihasikan berasal dari
busur listrik yang timbul dari menempelnya benda kerja dengan elektroda.
Elekttroda pengisian dipanaskan mencapai titik cair dan diendapkan pada
sambungan, hingga terbentuk sambungan las. Panas yang dihasilkan oleh busur
listrik mencapai 55000C. Pada saat pengelasan menggunakan las listrik,
dilepaskan energi dalam jumlah yang sangat besar dalam bentuk panas dancahaya
ultraviolet.
Agar mata kita terlindungi dari sinar ultra violet ini, kita harus
menggunakan kacamata pelindung yang mampu, menangkal cahaya tersebut demi
keselamatan kerja.
15
16
4.1 Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum ini dapat melatih kita untuk sabar dan teliti dalam
mengerjakan jobsheet.Kerapian, kelurusan dan kerataan rigi-rigi las sangatlah
penting untuk menentukan hasil pengelasan.Penentuan sudut pengelasan juga
memegang peranan penting.Kecepatan pengumpulan benda kerja juga sangat
penting, sehingga mampu mengejar target jobsheet yang telah ditentukan.
4.2 Saran
Dalam melakukan kerja praktek kita harus teliti dan sabar, tidak tergesa-
gesa dalam bekerja, tidak bersenda gurau dan selalu berhati-hati dalam bekerja,
serta selalu memakai alat-alat keselamatan kerja yang sudah disiapkan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Gambar : Pengerjaan