Definisi Ulir
Definisi Ulir
Definisi Ulir
Taufiq Rochim
Daftar Isi
1 METROLOGI ULIR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
....................1
2 GEOMETRI
ULIR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
..........1
3 KESALAHAN PROFIL
ULIR.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.4
3.1 KESALAHAN SUDUT SISI ULIR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
..........4
3.2 KESALAHAN
PITS. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
4 TOLERANSI ULIR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
...................8
4.1 PENYIMPANGAN
FUNDAMENTAL. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
4.2 BESAR DAERAH TOLERANSI.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . 11
4.3 TOLERANSI YANG DIANJURKAN BAGI ULIR KONSTRUKSI
UMUM. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
4.4 PERNYATAAN SPESIFIKASI ULIR PADA GAMBAR TEKNIK. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . 14
5 PENGUKURAN GEOMETRI
ULIR.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
5.1 PENGUKURAN DIAMETER
MAYOR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
5.2 PENGUKURAN DIAMETER
MINOR.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
5.3 PENGUKURAN DIAMETER PITS (DIAMETER EFEKTIF). . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . 16
a Ulir ISO metrik atau Ulir Unified, digunakan sebagai ulir pemersatu.
b Ulir Whitworth, dimaksudkan sebagai ulir pemersatu dan sekaligus untuk
mencegah kebocoran (dipakai sebagai ulir pipa).
c Ulir Trapesium, dipakai sebagai ulir penggerak.
PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan
MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
2 METROLOGI ULIR
Pada gambar 2a ditunjukkan nama-nama bagian (istilah) ulir yang dipandang
dari penampang bidang potong yang melalui sumbu ulir. Secara sistematik
dapat kita bahas definisi istilah tersebut sebagai berikut:
- Ulir Luar (external thread); ulir yang dibuat pada bagian luar, sebagaimana
yang terdapat pada baut (bolt).
- Ulir Dalam (internal thread); ulir yang dibuat pada bagian dalam, sebagaimana
yang dipunyai oleh mur (nut).
- Puncak Ulir (crest of thread); puncak atau ujung ulir, baik untuk ulir luar
maupun ulir dalam. Berupa garis lengkung atau lurus tergantung dari
profil ulir.
- Sisi Ulir (flank of thread); sisi lurus yang menghubungkan puncak segitiga
dasar ulir.
- Sudut ulir, (angle of thread, included angle); sudut antara sisi ulir yang
berseberangan, yang diukur pada bidang yang melalui sumbu ulir
(bidang aksial).
- Sudut Sisi Ulir, 1, 2 (flank angle); sudut antara salah satu sisi ulir dengan
bidang yang tegak lurus sumbu ulir dan diukur pada bidang aksial.
Untuk profil ulir yang simetrik, sudut sisi ulir ini sama dengan
Kesalahan pits.
Kesalahan diameter fungsional
Dua kesalahan yang pertama, kesalahan diameter mayor dan diameter
minor, mungkin disebabkan karena kesalahan dimensi (diameter) bahan
poros ataupun kesalahan dalam penyetelan pahat pada mesin perkakas
(terlalu dalam atau kurang dalam memotongnya). Tiga kesalahan yang
terakhir sangat berpengaruh pada harga diameter fungsional.
3.1 KESALAHAN SUDUT SISI ULIR
Kesalahan sudut sisi ulir terutama disebabkan karena kesalahan
sudut pahat yang dipakai sebagai perkakas potong atau karena kesalahan
dalam penyetelan posisi pahat pada mesin perkakas. Untuk memahami
pengaruh kesalahan sudut sisi ulir terhadap fungsi ulir, perhatikan contoh
suatu ulir trapesium baut dengan salah satu sudut sisi ulir yang lebih kecil
daripada yang seharusnya (sementara harga pitsnya adalah benar), lihat
gambar 3a.
PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan
MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
METROLOGI ULIR 5
Gambar 3 Efek kesalahan sudut sisi ulir 1 pada diameter fungsional
ulir. Diameter fungsional (diameter mur pasangannya yang
memiliki profil sempurna) harus diperbesar supaya bisa
dipasangkan pada baut dengan ulir yang memiliki kesalahan
sudut sisi ulir.
Karena satu sudut sisi ulir baut lebih kecil daripada harga nominal
(pada gambar 3 a berarti sisi ulir kiri dengan kesalahan negatif), maka
puncak ulir baut akan masuk ke dalam bagian mur teoretik yang mempunyai
profil yang benar (atau dasar ulir baut akan masuk ke dalam dasar mur
teoretik bila kesalahan sudut adalah positif). Supaya baut dengan kesalahan
seperti ini tetap dapat dipasangkan pada mur, maka diameter pits mur harus
diperbesar. Sepintas harga koreksi diameter pits mur kelihatannya sebesar
dua kali panjang DE, lihat gambar 3b. Tetapi, karena sisi ulir yang lain (sisi
ulir kanan) tetap berimpit maka efek pembesaran diameter pits akan
menyebabkan pergeseran dalam arah sumbu ulir, sehingga pembesaran
diameter pits cukup sebesar DE. Hubungan antara harga koreksi ini dengan
tinggi ulir (t) dan sudut sisi ulir (1) adalah :
Dalam DEG; DE = DG /sin 1 Dalam ADG; DG = AD sin 1 = AD 1 = AC 1
Jadi,
Dalam ABC ;
Maka DE =
Apabila salah satu sisi ulir yang lain juga mempunyai kesalahan sudut
sebesar 2, maka harga koreksi diameter pits menjadi :
di mana,d2() = harga koreksi diameter pits akibat kesalahan sudut sisi ulir;
mm
t = tinggi nominal ulir; mm
= sudut ulir; E
1 2 = kesalahan sudut sisi ulir; radian (positif atau negatif)
PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan
MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
6 METROLOGI ULIR
Dengan memasukkan harga pits p dan sudut ulir dari masing-masing
karena digunakan harga pendekatan jika pada mesin bubut yang bersangkutan
tak ada harga yang dimaksud (misalnya dalam membuat ulir metrik
digunakan mesin bubut yang memakai ulir penggerak dalam inch). Kesalahan
pada ulir penggerak mesin bubut bisa menimbulkan kesalahan pits bagi ulir
yang dibubut. Apabila kesalahan pits ini adalah tetap harganya sebesar p,
maka pada setiap posisi ulir akan ada kesalahan pits kumulatif sebesar n p,
di mana n adalah nomor urut dari ulir yang diperiksa. Grafik dari kesalahan
pits progresif adalah seperti gambar 4a.
PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan
MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
METROLOGI ULIR 7
Gambar 4 Grafik Kesalahan Pits Kumulatif.
Gambar 5 Ketidaklurusan alur ulir (thread
drunkenness).
Kesalahan pits periodik.
Kesalahan pits periodik terjadi apabila hasil bagi (rasio) kecepatan
makan terhadap kecepatan potong tidak konstan. Hal ini dapat disebabkan
oleh kesalahan pits pada roda gigi pemutar ulir penggerak kereta (carriage)
mesin bubut dan/atau spindel yang memutar benda kerja. Dapat juga
disebabkan oleh adanya gerakan aksial (selama proses pemotongan
berlangsung) pada ulir penggerak mesin bubut karena ketidakberesan pada
bantalan tekannya. Kesalahan jenis ini biasanya bersifat periodik, yaitu
secara bertahap naik kemudian turun dan grafik kesalahan pits kumulatif
berbentuk sinusoidal seperti gambar 4b.
Ketidaklurusan alur ulir (thread drunkenness).
Tahun 2015
8 METROLOGI ULIR
Gambar 6 Pengaruh Kesalahan Pits pada diameter fungsional.
Maka, koreksi bagi diameter
pits mur adalah
sebesar :
Untuk beberapa jenis ulir, koreksi diameter pits akibat adanya kesalahan
pits p untuk di sepanjang l, adalah sebagai berikut :
- Ulir ISO metrik :
- Ulir whitworth :
- Ulir trapesium :
- Ulir B.A :
Dengan demikian, bagi ulir yang mempunyai sekaligus kesalahan
sudut sisi ulir dan kesalahan pits, maka diameter fungsionalnya menjadi lebih
besar (bagi ulir luar; lebih kecil bagi ulir dalam). Diameter fungsional
(diameter pits setelah dikoreksi) dapat dihitung yaitu:
4 TOLERANSI ULIR
Karena kesalahan sudut sisi ulir dan kesalahan pits berpengaruh
pada diameter fungsional ulir, maka toleransi ulir cukup diberikan bagi tiga
jenis diameternya, yaitu:
- diameter mayor,
- diameter minor, dan
- diameter pits.
Menurut standar ISO R 965 (General Purpose Metric Screw Thread
Tolerance) toleransi ulir dinyatakan serupa dengan prinsip pemberian
toleransi poros dan lubang. Dengan demikian, toleransi ulir didefinisikan
7
7
7
8
8
8
8
9
Untuk angka kualitas 6, besar daerah toleransi dapat dihitung menurut rumus
seperti yang tercantum dalam tabel 1.C.
Tabel 1.C Rumus untuk menghitung besar daerah toleransi bagi
kualitas 6.
daerah toleransi diameter mayor baut,
daerah toleransi diameter pits baut,
daerah toleransi diameter minor
(untuk 0,2 # p # 0,8 mm)
(untuk p > 1 mm)
satuan : p [mm], d [mm], Td, TD [m]
Untuk kualitas selain 6, daerah toleransinya dihitung dengan
menggunakan rumus pada tabel 1.C, kemudian dikalikan dengan faktor
pengali sesuai dengan angka kualitasnya sebagaimana tabel 1.D.
Tabel 1D Faktor pengali guna menentukan besar daerah toleransi
sesuai dengan kualitas.
Kualitas Faktor Kualitas Faktor
3456
0,5
0,63
0,8
1
789
1,25
1,6
2
Daerah toleransi bagi diameter pits mur (TD2) dihitung dengan
memakai rumus untuk diameter kisar baut ( Td2(6) ) sebagaimana pada tabel
1.C, kemudian dikalikan dengan faktor pengali sesuai dengan angka
kualitasnya seperti yang tercantum pada tabel 1.E.
PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan
MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
12 METROLOGI ULIR
Gambar 9 Skema daerah toleransi baut dan mur menurut sistem
toleransi ulir ISO.
Tabel 1.E Faktor pengali untuk menentukan besar daerah toleransi
bagi diameter pits mur, TD2.
Kualitas Faktor Kualitas Faktor
4
5
6
0,85
1,06
1,32
7
8
1,17
2,12
Beberapa aturan lain yang perlu diperhatikan adalah :
1 Diameter meter mayor baut, d, tidak boleh melampaui garis batas nol (profil
dasar).
2 Diameter minor baut, d1, harus terletak di dalam daerah toleransi
sebagaimana yang ditunjukkan di gambar 8.
Penyimpangan fundamental dan besar daerah toleransi sebagaimana yang
dibahas di atas secara skematik ditunjukkan seperti gambar 9.
Contoh :
Untuk baut M10 x 1,5, yang dibuat dari kelas g dengan kualitas 8, berapakah
besar daerah toleransi dan diameter minimum bagi ke tiga macam diameternya?
Dari tabel 1.C, besar daerah toleransi untuk kualitas 8 adalah:
m
m
Untuk kualitas 8, menurut tabel 1.D, diperoleh:
m
m
Menurut contoh yang lalu, diketahui bahwa diameter maksimum:
mm
PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan
MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
METROLOGI ULIR 13
mm
mm
Jadi, harga diameter minimum adalah:
mm
mm
Harga diameter inti baut minimum, sebagaimana penjelasan pada gambar 8,
adalah :
mm.
4.3 TOLERANSI YANG DIANJURKAN BAGI ULIR KONSTRUKSI UMUM
Karena ulir luar selalu dipakai bersama-sama dengan ulir dalam,
maka panjang pemasangan ulir merupakan faktor penting dalam menentukan
toleransi. Panjang pemasangan (R) ini telah distandarkan sehingga dikenal
tiga macam harga yaitu, panjang (L), pendek (S), dan normal (N). Panjang
pemasangan normal telah ditentukan dengan harga yang terletak di antara
dua batas, yaitu :
ukuran dalam mm.
Untuk menekan ongkos pembuatan ulir serendah mungkin, dalam arti
membatasi jenis perkakas potong dan alat ukur yang harus dipunyai oleh
pabrik, maka standar ISO menganjurkan untuk memilih jenis toleransi
sebagaimana tabel 1.F. Untuk menghindari overlap bagi setiap pasangan ulir
(baut & mur), salah satu ulirnya harus mempunyai kelas h atau H. Toleransi
bagi pasangan ulir yang umum adalah jenis 6H/6g, sedangkan bagi ulir
dengan dimensi yang kecil (# M 1.4) dapat dipilih pasangan 5H/6h. Tabel 1.F,
tersebut berlaku pula bagi ulir yang dilapis chrom atau nikel.
Tabel 1.F Toleransi yang dianjurkan bagi ulir konstruksi umum
Ulir Dalam (Mur) Ulir Luar (Baut)
Kualitas G H e g h
panjang
pemasangan S N L S N L S N L S N L S N L
halus - - - 4H 5H 6H - - - - - - 3h4h 4h 5h4h
normal 5G 6G 7G 5H 6H 7H - 6e 7e6e 5g6g 6g 7g6g 5h6h 6h 7h6h
kasar - 7g 8g - 7H 8H - - - - 8g 9g8g - - PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan
MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
14 METROLOGI ULIR
4.4 PERNYATAAN SPESIFIKASI ULIR PADA GAMBAR TEKNIK
Pada gambar teknik, spesifikasi ulir dituliskan dengan menggunakan
simbol yang diatur menurut sistematika berikut:
1 Simbol huruf M, yang menandakan bahwa profil ulir adalah sesuai dengan
standar ISO metrik.!
2 Simbol angka, yang menyatakan diameter nominal, yaitu diameter luar
profil ulir dasar dalam satuan mm.
3 Simbol angka, yang menyatakan harga pits dalam mm. Dipisahkan dari
simbol angka sebelumnya dengan memakai tanda kali (x). Apabila
harga pits ini tak dinyatakan, maka dianggap ulir tersebut mempunyai
harga pits yang kasar (besar) sesuai dengan tingkatan diameter
nominalnya.
4 Simbol toleransi dinyatakan dengan angka dan huruf dan dipisahkan dari
simbol sebelumnya dengan memakai tanda penghubung (-).
Simbol Angka menyatakan kualitas yang menentukan besar daerah
toleransi.
(Metrik 0.4-0.5, 0.6-0.9, 1-1.75, 2-3, dst.-nya). Contoh bentuk kontak adalah
seperti gambar 13.
PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan
MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
METROLOGI ULIR 17
Gambar 13 Ujung kontak mikrometer ulir (screw thread micrometer).
Gambar 14 Metoda Tiga Kawat untuk pengukuran diameter pits ulir luar.
Ujung kontak dengan sisi yang diperpendek lebih sering digunakan,
sebab pengaruh kesalahan sudut sisi ulir maupun kesalahan sudut ujung
kontak tersebut dapat dieliminir. Dengan demikian, dapat diukur diameter
fungsional ulir. Kecermatan hasil pengukuran dipengaruhi oleh kualitas ulir
yang diukur serta kecakapan sipengukur. Biasanya harga ketepatan
pengukuran akan berkisar di antara 8 m sampai 20 m. Ketelitian dan
kecermatan pengukuran yang tinggi akan dicapai apabila mikrometer
tersebut digunakan seolah-olah sebagai kaliber ulir jenis rahang. Dalam hal
ini, setelah rahang ukur distel sesuai dengan ulir standar, mikrometer ini
dapat digunakan bagi pengukuran sejumlah ulir tanpa dilakukan perubahan
jarak rahang ukurnya. Untuk kapasitas ukur dari 0 sampai dengan 25 mm,
kedudukan nol mikrometer dapat diperiksa dengan cara merapatkan kedua
ujung kontak. Sementara itu, untuk kapasitas ukur yang lebih besar daripada
25 mm diperlukan kaliber penyetel khusus.
5.3.2 Metode Tiga Kawat
Cara pengukuran diameter pits yang cermat, teliti, dan banyak
dipraktekkan adalah dengan metode tiga kawat !. Cara tersebut ditunjukkan
seperti gambar 14 di mana digunakan tiga buah silinder (kawat) dengan
diameter yang sama. Setelah tiga kawat dengan diameter yang telah
diketahui dipasang pada alur ulir, jarak M antara kawat yang berseberangan
dapat diukur dengan memakai mikrometer-pembanding (komparator).
Selanjutnya, diameter pits yang dicari dapat dihitung dengan rumus berikut,
lihat gambar 14 b.
! Sama dengan metode dua kawat; di mana dalam hal pemakaian dua kawat,
pengukuran harus
dilaksanakan dengan alat ukur seperti floating carriage diameter measuring
machine.
PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan
MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
18 METROLOGI ULIR
Gambar 15 Pengaruh sudut kisar pada
hasil pengukuran dengan metoda
tiga kawat.
Dalam CDO,
Dalam CBE,
Maka
. . . . . . . . . . . . . . (1)
Rumus di atas hanya berlaku bagi ulir yang berdiameter besar serta
mempunyai harga pits p yang relatif kecil. Untuk geometri ulir yang umum di
mana harga pits relatif besar, rumus 1 di atas harus dikoreksi akibat adanya
sudut kisar serta tekanan pengukuran F yang bertendensi untuk
mendeformasikan penampang kawat. Pengaruh dari sudut kisar adalah
seperti yang ditunjukkan gambar 15.
Karena adanya sudut kisar , maka :
. . . . . . . . . . . (2)
Untuk sudut ulir yang tertentu, :
= 60o, (metrik) maka
= 55o (whitworth) maka
Karena adanya tekanan pengukuran F, rumus 2 perlu dikoreksi
sehingga menjadi,
. . . . . . . . . . . . . . . (3)
di mana dan k tergantung pada diameter pits d2. Secara grafik harga
1 dan k digambarkan seperti gambar 16.
PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan
MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
METROLOGI ULIR 19
Gambar 16 Faktor koreksi karena sudut kisar dan tekanan pengukuran; bagi ulir
metrik.
Dalam penurunan rumus M sebagaimana di atas dianggap tidak ada
kesalahan pada ukuran diameter kawat, harga pits serta sudut ulir. Dalam
prakteknya ke tiga hal terakhir ini tidaklah selalu benar, sehingga akan
mempengaruhi ketelitian (kebenaran) harga M.
Supaya pengaruhnya dapat diabaikan maka diameter kawat dD harus
dpilih sedemikian rupa sehingga persis menyinggung sisi ulir pada lingkaran
pits. Apabila titik D dan E pada gambar 14 b berimpit, maka harga diameter
kawat yang terbaik adalah:
Diameter kawat terbaik : .. . . . . . . . . . . . . . (4)
Bagi ulir metrik, dO = 0,577p ; ulir withworth, dO = 0,564p.
Untuk menghindari banyaknya ragam diameter kawat, kawat
pengukur ulir tersebut hanya dibuat menurut set yang tertentu. Carl Zeiss
misalnya, membuat set yang berisi 21 buah kawat dari 0,17 mm sampai
dengan 6,35 mm yang dapat digunakan untuk mengukur ulir dengan harga
pits dari 0,25 mm sampai dengan 12 mm. Jika kawat set tersebut dipilih
dengan benar, maka singgungan kawat dengan sisi ulir hanya menyinggung
terhadap diameter pits paling jauh sebesar 0,1 p (ke atas atau ke bawah).
Dalam hal pengukuran yang sangat cermat, maka pengaruh
kesalahan diameter kawat, pits serta sudut ulir tidak boleh diabaikan,
sehingga harga M perlu dikoreksi lebih lanjut.
PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan
MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
20 METROLOGI ULIR
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . (5)
M dihitung menurut rumus 3, sedangkan harga koreksi M adalah:
. . . . . . . . . . . . . (6)
di mana :
- koreksi akibat kesalahan diameter kawat adalah KddD :
(m)
- koreksi akibat kesalahan pits adalah Kpp,
p = kesalahan pits (m)
- koreksi akibat kesalahan sudut ulir adalah K
= kesalahan sudut ulir (radian)
Cara pengukuran yang cermat tersebut (misalnya bagi pengukuran
geometri ulir utama mikrometer atau kaliber pemeriksa ulir) hanya dilakukan
dengan alat ukur linear berkecermatan tinggi (lebih kecil daripada 1 m).
5.4 PENGUKURAN ULIR DALAM
diatur sedemikian rupa (gambar 17 b) sehingga jarum jam ukur menunjuk nol.
Kemudian komparator dipakai untuk memeriksa ulir (gambar 17c). Selisih
antara harga diameter pits teoretik dengan diameter pits sebenarnya dapat
diketahui dari penyimpangan yang ditunjukkan oleh jam ukur.
5.5 PENGUKURAN SUDUT ULIR DAN PITS
Seperti yang telah dibahas pada bab 3, kesalahan sudut ulir dan
kesalahan pits akan menyebabkan diameter fungsional menjadi lebih
besar/kecil daripada diameter pits. Dengan demikian, sebetulnya cukup
dilakukan pemeriksaan apakah harga diameter tersebut masih berada dalam
daerah toleransi diameter pits. Pengukuran sudut ulir dan pits biasanya
dilakukan pada permulaan proses produksi ulir, supaya dapat dilakukan
perbaikan bila diperlukan. Ulir dengan kualitas tinggi, seperti halnya ulir pada
kaliber pemeriksa ulir dan ulir utama mikrometer, memerlukan pengukuran
kesalahan sudut ulir maupun pits. Dengan demikian, akibat ketidaksempurnaan
proses pembuatannya akan bisa diketahui guna melakukan koreksi.
Sudut ulir luar dapat diukur dengan memakai profil proyektor. Supaya
bayangan ulir dapat kelihatan jelas pada kaca buram (layar proyeksi) sumbu
ulir harus dibuat miring sebesar sudut kisar (, lead angle/helix angle)
terhadap arah sinar kolimator. Cara seperti ini mempunyai kerugian, karena
terjadi pemendekan bayangan jarak pits, lihat gambar 18b.
PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan
MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
22 METROLOGI ULIR
Gambar 18 Pengukuran sudut ulir dengan profil proyektor;
a bayangan ulir tidak akan tajam, karena terhalang oleh sisi
ulir.
b dengan memutar sumbu ulir sebesar , bayangan akan
tajam tetapi terjadi distorsi; bayangan sudut ulir tidak
sesuai aslinya.
c dengan memutar kolimator, bayangan tajam dan tak terjadi
distorsi.
Masalah ini dapat diatasi dengan memutar sumber cahaya (kolimator)
sehingga berkas sinar sejajar tersebut tidak terhalang ketika melalui celah
ulir sampai ke lensa obyektif, lihat gambar 18 c. Dalam hal terakhir ini tidak
akan terjadi pemendekan bayangan jarak pits dan sekaligus bayangan
kelihatan tajam. Bayangan digerakkan (dengan menggerakkan meja) sampai
tepinya berimpit dengan garis silang pada kaca buram proyektor profil. Harga
sudut ulir dapat dibaca pada skala sudut di pinggir piringan kaca buram.
Sudut ulir-dalam tak dapat diukur secara langsung dengan profil
proyektor. Untuk ini, perlu dibuat cetakannya (negatifnya) dengan memakai
lilin, belerang, atau polimer (Technovite). Setelah mengeras cetakan bahan
ini dapat diukur dengan memakai profil proyektor. Pengukuran sudut ulirdalam
dapat pula dilakukan dengan memakai contour recorder (pencatat
bentuk penampang) sebagaimana yang diperlihatkan pada gambar 19 b.
PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan
MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
METROLOGI ULIR 23
Gambar 19 Pengukuran sudut ulir dalam;
a dengan membuat negatif terbuat dari bahan lilin.
b dengan memakai contour recorder.
sama dengan gaya di sebelah kanan F2, plat baja akan terpuntir sehingga
badan di sebelah atas akan berputar pada sumbu putar. Akibatnya garpu
akan memutar jarum indikator. Jikalau sensor persis menyinggung diameter
kisar ulir yang diperiksa, gaya F1 akan sama dengan gaya F2, garpu tidak
berputar dan jarum indikator akan menunjuk garis referensi (fiducial line).
Pada saat ini dilakukan pembacaan harga skala mikrometer.
! Grafik yang dihasilkan akan serupa dengan grafik kesalahan Kisar Kumulatif.
PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan
MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
24 METROLOGI ULIR
Gambar 20 Pits Measuring Machine. a Pengukuran Ulir Luar.
b Pengukuran Ulir Dalam
c Prinsip kerja fiducial indicator.
5.6 KALIBER PEMERIKSA ULIR
Kualitas geometrik ulir hanya dapat diketahui secara lengkap dengan
cara mengukur ke lima besaran ulir (diameter: mayor, minor, pits; sudut sisi
ulir, dan pits) seperti yang telah dibahas. Pengukuran ini akan memakan
waktu, apalagi jikalau harus dilaksanakan untuk sepanjang baut/mur. Untuk
mempercepat pemeriksaan kualitas geometrik ulir dapat digunakan kaliber
pemeriksa ulir (screw gauge). Cara ini dapat menghemat ongkos
pemeriksaan ulir yang diproduksi secara massal. Biasanya hanya dipakai
suatu jenis kaliber yang memeriksa satu elemen geometrik ulir yang
terpenting yang sangat dipengaruhi oleh karakteristik proses pembuatan.
Dengan mengetahui keadaan elemen tersebut, pada saat yang cocok dapat
dilakukan perbaikan atas variabel yang mempengaruhi proses produksi guna
yang dimaksud pada harga batas material minimum (poros paling kecil atau lubang
paling besar).
PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan
MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
26 METROLOGI ULIR
beberapa produk (yang telah diperiksa dengan kaliber ulir rahang) diperiksa
sekali lagi dengan memakai kaliber ulir ring. Dengan demikian, kaliber ulir
ring ini menjadi tidak cepat aus (karena jarang dipakai).
Untuk menghindari lenturan bagi baut yang tidak kaku (mempunyai
lubang dan berdinding tipis) dianjurkan untuk memakai kaliber ulir ring. Pena
Ulir Penyetel (GO) dapat dibuat untuk keperluan penyetelan posisi rahang,
sehingga kaliber ulir rahang, dengan frekuensi pemakaian yang cukup tinggi,
dapat dengan mudah diperiksa dan distel ukurannya.
A.3 Kaliber Ulir Rahang NOT GO (NOT GO Screw Calliper Gauge)
Kaliber ini memeriksa batas minimum diameter pits. Kebalikannya
dengan jenis GO, kaliber ulir rahang NOT GO mengikuti prinsip Taylor (hanya
memeriksa satu elemen geometrik). Pemeriksaan produk dilakukan pada tiga
posisi di sekeliling baut, dan harus tidak masuk (kecuali pada dua ulir di ujung
baut). Tersedia juga suatu pena ulir penyetel yang digunakan untuk menyetel
posisi rahang ukurnya.
A.4 Kaliber Ulir Ring NOT GO (NOT GO Screw Ring Gauge)
Seperti jenis rahang, kaliber ini memeriksa batas minimum diameter
pits. Kaliber ini tidak sesuai dengan prinsip Taylor, yang terpaksa dipilih bila
benda ukur tidak kaku. Kaliber Ulir Ring NOT GO diputar sehingga baut yang
diperiksa (yang berdinding tipis) hanya dapat masuk tidak lebih dari satu atau
15
18
22
27
33
-4
-2
28
12
20
28
10
12
16
21
25
33
41
79
12
15
19
25
31
TD2 di atas s.d. TPL ZPL WGO WNG
24- 50
50- 80
80-125
125-200
200-315
315-500
500-670
679
11
14
18
22
026
12
16
24
32
8
9
12
17
21
27
33
6
7
9
11
15
19
23
Td di atas s.d. Z2
36- 85
85-140
140-335
335-850
850-950
458
15
21
8
20
38
54
60
TD1 di atas s.d. Z1
38-100
100-180
180-375
375-710
710-1250
458
13
23
9
22
38
52
65
PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan
MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015