Isoterm Jurnal

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 2018:2(1):14–19 ISSN 2252-8075

KARAKTERISASI ISOTERM ADSORPSI DARI ION LOGAM


BESI (Fe) PADA TANAH DI KOTA BENGKULU
Hesti Apriyanti*1, I Nyoman Candra2, Elvinawati3
1,2,3
Program Studi Pendidikan Kimia JPMIPA FKIP
Universitas Bengkulu
E-mail : hestiapriyanti09@gmail.com

Abstract

[CHARACTERIZATION OF THE ADSORPTION FROM IRON METAL IONS ISOTHERM ON THE SOIL IN
BENGKULU CITY] Level of micronutrient elements Fe takes part in determining the fertility rate of agricultural land.
Continuous oxidation of Fe the soil will cause soil poisoning, due to the soil saturated in absorb of Fe. This research aims to
determine the characteristics of the soil, adsorption and its ability in absorption isotherm on Fe metal. Soil samples were taken
from the farm in the city of Bengkulu. The characteristics of the soil tested, i.e., water content, pH, and soil type. Adsorption
isotherm type is a determination as Langmuir or Freundlich isotherm. Soil sample after it is dried and cleaned and then milled and
sieved at 100 mesh sieve. Moisture content is measured by dried in an oven for 24 hours and the measurement of the difference
between the initial and the final weight of the soil. Determination of soil pH is measured by the pH meter on the CaCl2, and soil
type is determined by calculating the percentage of sand, silt, and clay from the soil. Maximum adsorption capacity is determined
from Fe adsorption isotherm after getting the pH, the weight of adsorbent and optimum contact time. Adsorption Isotherm was
determined by adsorption of aqueous Fe variation at the concentration of 2.5; 5; 10; 15; 20; and 25 ppm on optimum pH and
weight, and stirred at an optimum contact time, then filtered and measured its absorbance with UV-Vis spectrophotometer. Results
of research results in the form of moisture content average 23.5%, soil pH value at 5 and soil type, i.e., dusty clay with the
dominant form of Isotherm adsorption is a Freundlich isotherm, and the capacity of soil in adsorbing of iron on this research
obtained is amounting to 45.6.

Keywords : Adsorption, Soil, Metal Fe.

Abstrak

Kadar unsur hara mikro Fe turut dalam menentukan tingkat kesuburan tanah pertanian. Oksidasi kontinu Fe tanah akan
menyebabkan keracunan tanah, akibat jenuhnya tanah menjerap Fe.Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik tanah,
isoterm adsorpsi dan kemampuannya dalam menjerap logam Fe. Sampel tanah diambil dari lahan pertanian di kota Bengkulu.
Karakteristik tanah yang diuji yaitu kadar air, pH dan jenis tanah. Jenis isoterm yang diuji yaitu isoterm Langmuir dan
Freundlich.Tanah sampel setelah dikeringkan dan dibersihkan lalu di gerus dan diayak dengan ayakan 100 mesh. Kadar air diukur
dengan cara pengeringan oven selama 24 jam dan pengukuran selisih berat awal dan berat akhir tanah. Penentuan pH tanah
diukur dengan pH meter pada medium CaCl2 dan jenis tanah ditentukan dengan menghitung % pasir, debu dan liat dari tanah.
Kapasitas adsorpsi maksimum ditentukan dari isoterm adsorpsi Fe setelah diperolehnya pH , berat adsorben dan waktu kontak
optimum. Isoterm adsorpsi ditentukan dengan adsorpsi terhadap larutan Fe pada variasi konsentrasi 2,5 ; 5 ; 10 ; 15 ; 20 ; dan 25
ppm pada pH dan berat optimum, serta diaduk selama waktu kontak optimum, lalu disaring dan diukur absorbansinya dengan
spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian memberikan hasil berupa kadar air rata-rata 23,5 %, pH tanah 5 dan jenis tanah yaitu
lempung berdebu dengan Isoterm adsorpsi yang dominan berupa isoterm Freundlich serta kemampuan tanah dalam menjerap besi
pada penelitian ini diperoleh adalah sebesar 45,6.

Kata kunci : Adsorpsi, Tanah, Isotherm Langmuir, Logam Fe.

PENDAHULUAN akan membawa serta polutan seperti logam berat


yang terlarut dan bersumber dari polutan dan limbah
Propinsi Bengkulu memiliki lahan pertanian yang dibuang kedalam perairan sehingga akan
yang cukup luas, berupa lahan sawahberirigasi, yang menyebabkan pencemaran pada tanah pertanian [2].
bertujuan untuk memberikan tambahan air ke dalam Keberadaan suatu polutan dalam air dapat bersifat
tanah, mem-permudah pengolahan tanah, mengatur racun bagi berbagai organisme. Air permukaan yang
suhu tanah dan iklim dari mikroba yang ada pada digunakan untuk pengairan lahan, secara alami juga
tanah [1]. Pengarian lahan pertanian terkadang juga telah mengandung berbagai zat terlarut antara lain

Apriyanti, H., I Nyoman Candra, Elvinawati 14


ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 2018:2(1):14–19 ISSN 2252-8075

adalah larutan dari logam Zn, Pb, Cd, dan Fe.Logam adsorpsi dan kemampuan tanah dalam menjerap
Fe yang terkandung di dalam tanah dapat mengalami logam Fe.pada tanah di Kota Bengkulu.
reaksi oksidasi dan reduksi [3]. Unsur Fe di dalam
tanah akan dapat masuk ke dalam air irigasi akibat METODE PENELITIAN
terjadinya reaksi biologis oleh bakteri pada kondisi Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret
reduksi atau anaerobik [4] sehingga akan meng- sampai Mei 2017 di Laboratorium Pendidikan
hasilkan ion Fe terlarut dalam keadaan bervalensi
Kimia FKIP Unib, Lab Ilmu Tanah Faperta Unib,
dua (ion ferro) [5]. Pada umumnya logam Fe yang dan Laboratorium Riset FKIK Unib. Pada penelitian
ada di dalam tanah akan diserap oleh akar tanaman ini digunakan sampel tanah sebagai adsorben.
dalam bentuk ion feri (Fe3+) dan ion fero (Fe2+), dan dimana terlebih dahulu sampel dikeringkan dan
terserap dalam bentuk senyawa khelat [6]. Pada sua- dibersihkan dari pengotor, selanjutnya di gerus dan
sana anaerob pada tanah sawah yang berair, maka diayak dengan menggunakan ayakan 100 mesh dan
ion Fe3+akan tereduksi menjadi ion Fe2+ [7] dan jika setelah itu ditentukan karakteristiknya, berupa kadar
reduksi ion Fe3+terjadi secara terus menerus dan air, pH dan jenis tanah. Penentuan kadar air
secara berlebihan maka ion Fe2+ yang terbentuk dilakukan dengan cara membiarkan sampel tanah
akan terakumulasi pada tanah dengan jumlah yang yang akan diukur di udara terbuka selama 24 jam,
melebihi kebutuhan dari tanaman sehingga akan ter- dilanjutkan dengan mengeringkannya di dalam oven
jadi keracunan pada tanaman [8]. Keberadaan ion padasuhu 105 oC untuk menguapkan seluruh air baik
Fe2+ di dalam tanah dapat masuk ke dalam rantai yang berupa air bebas maupun air terikat yang ada di
makanan, dan untuk mencegah keracunan Fe2+ pada
dalamnya selama 24 jam. Kadar air pada sampel
tanaman, maka kadar ion Fe2+ di dalam air baku tanah diperoleh dari menghitung selisih dari berat
untuk keperluan irigasi lahan pertanian sebaiknya
awal dan berat akhir dari tanah.. Untuk penentuan
memiliki kadar Fe total tidak lebih dari 20 mg/L [9]. pH tanah dilakukan di dalam medium CaCl2yang
Pada dasarnya tanah adalah merupakan suatu berfungsi dalam mempertahankan pH tanah dan
kumpulan beberapa komponen seperti liat dan mi- diukur dengan pH meter. Jika digunakan penentuan
neral yang memiliki karakteristik sendiri-sendiri. pH tanah dalam medium yang mengandung air,
[10]. Bila kontaminan logam Fe2+ yang larut dalam maka dimungkinkan masih banyak ion H+ yang
air tanah kontak langsung dengan tanah maka akan terikat didalam tanah dan tidak masuk kedalam
bereaksi dan terikat pada permukaan tanah yang larutan sehingga pH yang diperoleh bukanlah pH
disebut dengan proses adsorpsi atau penjerapan [11], tanah yang sebenarnya. Pengukuran pH yang di-
yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti lakukan dalam medium CaCl2 memungkinkan ion
pH , berat dan waktu kontak dari adsorben [12]
Ca2+ dari CaCl2 untuk menggantikan ion H+yang ada
sehingga dapat dilihat kemampuan adsorpsinya [13].
didalam tanahsehingga semakin banyak ion H+yang
Khususnya pada tanah sebagai adsorben, di samping masuk kedalam larutan akibatnya pH yang terbaca
faktor-faktor diatas ada beberapa faktor lain yang adalah pH nyata atau pH yang lebih akurat.
juga akan mempengaruhi daya adsorbsi tanah ter- Penentuan jenis tanah ditentukan dengan cara
hadap ion logam yaitu faktor sifat alamiah ion logam
menghitung persentase pasir, silt dan liat dari tanah
itu sendiri serta karakteristik dari tanah sebagai ad- yang digunakan untuk mengetahui tekstur dari tanah
sorben yang akan sangat menentukan bagaimana dan menentukan jenis tanah tersebut. Dari besarnya
interaksi yang terjadi antara ionlogam dengan tanah persentase pasir, debu dan liat yang diperoleh maka
tersebut pada proses adsorpsi [14]. Selain itu, akan dapat ditentukan kelas tekstur dari sampel ta-
kelarutan logam Fe dipengaruhi oleh pH tanah dan nah yang digunakan. Penentuan kelas tekstur ter-
bentuk senyawa atau valensi Fe, serta perpindahan sebut menggunakan segi-tiga tekstur untuk melihat
logam Fe dari bagian atas tanah ke bagian bawah dilihat bagaimana tekstur dari tanah tersebut.
tanah yaitu bersama dengan bahan organik (khelat
Untuk menentukan kapasitas adsorpsi mak-
Fe-organik) dalam tanah [15].
simum dari sampel tanah ditentukan melalui isoterm
Berdasarkan latar belakang yang sudah di- adsorpsi, dimana untuk itu perlu terlebih dahulu
uraikan dan belum adanya penelitian tentang ad- ditentukan pH, berat adsorben dan waktu kontak
sorpsi logam Fe pada tanah pertanian di kota optimum dari logam Fe yang diadsorpsi dengan ad-
Bengkulu, sehingga diperlukan penelitian yang ber- sorben tanah. Penentuan dilakukan dengan cara
tujuan untuk mengetahui karakteristik tanah, isoterm membuat larutan Fe dengan variasi konsentrasi yaitu

Apriyanti, H., I Nyoman Candra, Elvinawati 15


ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 2018:2(1):14–19 ISSN 2252-8075

2,5 ; 5 ; 10 ; 15 ; 20 ; dan 25 ppm dan kemudian Tabel 2. Kadar pasir, debu dan liat
dilakukan adsorpsi terhadap masing-masing larutan Tekstur
Fe tersebut pada sampel tanah dengan mengatur Sampel Kelas
Pasir Debu Liat
kondisi adsorpsi pada pH dan berat tanah optimum. (Tanah) Tekstur
(%) (%) (%)
Selanjutnya campuran diaduk dengan menggunakan Lempung
shaker selama waktu kontak optimum, selanjutnya Titik 1 37,75 50,19 12,06
Berdebu
disaring dan filtrat yang diperoleh diukur absor- Lempung
Titik 2 23,45 46,35 30,20
bansinya dengan menggunakan spektrofotometer Berdebu
UV-Vis. Untuk penentuan pola adsorpsi larutan lo- Lempung
Titik 3 26,94 52,57 20,49
gam Fe pada permukaan adsorben tanah akan Berdebu
digunakan melalui dua model isoterm adsorpsi yaitu Lempung
Titik 4 31,86 52,34 15,80
isoterm Langmuir dan isoterm Freundlich. Berdebu

100
HASIL DAN PEMBAHASAN 80

Q (µg/g)
Hasil pengukuran kadar air dari berbagai 60
sampel tanah yang diambil pada penelitian ini dapat 40
dilihat pada Tabel 1. 20
Kadar air sampel tanah dari empat titik yang 0
berbeda memiliki nilai yang mendekati sama dan 0,6 0,8 1 1,2
diperoleh nilai kadar air rata-rata tanah yaitu 23,5 % C akhir (mg/L)
(Tabel 1).
Gambar 1. Isoterm adsorpsi logam Fe pada tanah.

Tabel 1. Kadar Air Tanah Pada saat mendekati kondisi kesetimbangan


Sampel Kadar Air Rata-Rata yaitu pada saat nilai C akhir 1,05, jumlah logam Fe
(Tanah) (%) (%) yang teradsorp hampir mendekati konstan. Hal ini
Titik 1 22 menunjukkan bahwa pada kondisi setimbang tanah
Titik 2 25 sudah mulai jenuh karena situs aktifnya sudah ham-
23,5 pir terisi semua.Untuk menentukan pola adsorpsi
Titik 3 23
larutan logam Fe pada permukaan adsorben tanah
Titik 4 24
digunakan dua model isoterm adsorpsi yaitu isoterm
Langmuir dan isoterm Freundlich. Gambar 2 dan 3
Penentuan pH tanah dari ke empat sampel merupakan grafik isoterm Freundlic dan isoterm
tanah diperoleh Hasil pengukuran pH tanah dari ke Langmuir dari sampel tanah yang diteliti.
empat sampel tanah yaitu pH 5. Hasil penentuan
kadar pasir, debu dan liat pada sampel tanah yang
diteliti dapat dilihat pada Tabel 2. Ke empat sampel
tanah yang diteliti termasuk kelas tekstur tanah
lempung berdebu.
Hasil penentuan kondisi optimum dari sampel
tanah diperoleh hasil pH optimum adsorben adalah
4, berat optimum adsorben adalah 3 g dan waktu
kontak optimum adalah selama 3 Jam.Jumlah logam
Fe yang dapat teradsorpsi pada sampel tanah de- Gambar 2. Isoterm adsorpsi logam Fe pada tanah dengan
ngan berbagai variasi konsentrasi dapat dilihat pada model isoterm Freundlich.
Gambar 1.
Dari kurva Q vs C akhir pada Gambar 1 Penyerapan larutan logam Fe pada tanah
menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi logam memiliki nilai R2 yang berbeda yaitu isoterm
besi menyebabkan semakin banyak logam besi yang Langmuir R2= 0,730 dan isoterm Freundlich R2 =
teradsorp. 0,951 (Gambar 2 dan 3).

Apriyanti, H., I Nyoman Candra, Elvinawati 16


ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 2018:2(1):14–19 ISSN 2252-8075

adsorpsi dari adsorben yang diuji akan semakin baik


[18], dan bila semakin besar parameter intensitas ad-
sorpsi (1/n) maka akan semakin kecil afinitas dari
tanah dalam mengadsorpsi logam Fe. Mekanisme
adsorpsi logam Fe pada tanah dimungkinkan melalui
beberapa cara, salah satunya adalah dengan pem-
bentukan kompleks permukaan yang disebut dengan
kompleks inner sphere [19]. Di dalam larutan,
logam akan bersifat sebagai asam Lewis (penerima
elektron) [20]. Karena itu gugus fungsi senyawa
Gambar 3. Isoterm adsorpsi logam Fe pada tanah dengan yang terkandung pada permukaan tanah yang ber-
model isoterm Langmuir sifat donor elektron (misalnya : -OH, -SH, dan –
COOH) dengan ion besi membentuk senyawa
Model isoterm yang sesuai dengan data hasil berupa garam Lewis [21].
penelitian diuji dengan analisis regresi linear ≡ 𝑀 − 𝑂𝐻 + 𝐹𝑒 + ↔≡ 𝑀 − 𝑂𝐹𝑒 + + 𝐻 +
sederhana yaitu dengan melihat data nilai koefisien Kemungkinan lain yang terjadi adalah
korelasinya (R2). Jika nilai R2 semakin mendekati 1 terjadinya pembentukan kompleks outer sphere
maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang [22], di manamolekul air akan terikat antara gugus
semakin besar dan keterkaitan antar variabel sema- permukaan dan ion besi melalui reaksi berikut
kin kuat. Pada penelitian ini terlihat bahwa nilai R2 ≡ 𝑆 − 𝑂𝐻 + 𝐹𝑒(𝑂𝐻2 )𝑛2+ 𝑆 − 𝑂(𝐻2 𝑂)𝐹𝑒 +
isoterm Freundlich lebih besar maka adsorpsi yang + (𝑛 − 1)𝐻2 𝑂 + 𝐻 +
terjadi cenderung mengikuti persamaan Freundlich
Selain itu, keberadaan dari asam Humat atau
yang berarti penyerapan logam Fe yang terjadi
asam Fulvik ataupun pengompleks buatan, seperti
adalah secara fisisorpsi (penyerapan secara fisika)
EDTA dapat menyebabkan logam besi berpeluang
[16]. Fisisorpsi merupakan peristiwa adsorpsi yang
terikat dengan ligan tersebut dengan membentuk
terjadi karena adanya gaya-gaya fisika, yang di-
kompleks terner yang terjadi melalui logam besi ke
cirikan berupa kalor adsorbsi yang kecil (10
permukaan [23].
kkal/mol).
Pada adsorpsi fisisorpsi molekul-molekul yang 𝑆 − 𝑂𝐻 + 𝐹𝑒 2+ + 𝐻𝑚𝐿𝑖𝑔𝑆 − 𝑂𝐹𝑒 − 𝐿𝑖𝑔(𝑛−𝑚−1)
diadsorpsi secara fisika tidak akan terikat secara + (𝑚 + 1)𝐻 +
kuat pada permukaan dan biasanya terjadi pada pro-
ses reversible yang cepat, sehingga bersifat mudah Kemungkinan keberadaan dari adanya gugus
diganti dengan molekul lain [17]. Persamaan garis fungsi senyawa yang terkandung pada permukaan
lurus isoterm Freundlich yang telah diperoleh yaitu tanah yang bertanggungjawab dalam adsorpsi besi
y=4,917 X+1,659 dapat digunakan untuk menen- dapat diidentifikasi melalui analisis gugus fungsi
tukan parameter Freundlich, Kf dan n. (Tabel 4) dengan FTIR[24].
Tabel 4. Parameter isoterm Freundlich 90
2854.65

%T
2924.09

75
1382.96

Adsorben Parameter Freundlich Logam Fe


794.67
1633.71

60
692.44

KF 45,60 45

n 0,203
3695.61

3446.79

30
3622.32

Tanah
912.33

R2 0,959 15
536.21
468.70

-0
1033.85

Keterangan: KF = parameter Freundlich,


4500 4000 3500 3000 2500 2000 1750 1500 1250 1000 750 500

n = Konstanta Empiris dan hestistlh 1/cm

R2= koefisien determinasi.


Gambar 5. Spektrum FTIR dari sampel tanah
Nilai KF dan n merupakan parameter yang Gambar 5 menunjukkan terjadi serapan pada
menunjukkan kapasitas adsorpsi suatu adsorben.Jika bilangan gelombang di sekitar 3600 cm-1 yang
parameter Freundlich (KF) semakin besar maka daya berarti ada stretching dari gugus OH, sedangkan

Apriyanti, H., I Nyoman Candra, Elvinawati 17


ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 2018:2(1):14–19 ISSN 2252-8075

pada bilangan gelombang di daerah 3500 cm-1 me- Humat dan Kompos Tandan Kosong Kelapa
nunjukkan adanya stretching dari gugus amina (- Sawit, Jurnal Agroteknologi, 2015:6(1):25–
NH2), yang keberadaannya juga dapat teridentifikasi 32
pada daerah bilangan gelombang 1600 cm -1. Adanya 7. Aziez, A.A., Dampak Fisiologis Pengge-
serapan lemah pada bilangan gelombang pada nangan (Waterlogging) Pada Tanaman,
daerah sekitar 2500 cm-1 menunjukkan adanya gugus Agrineca, 2012:12(2):75-91.
thiol (-SH) pada sampel tanah yang diuji [25]. 8. Syafruddin. . Keracunan Besi Pada Tanaman
Padi dan Upaya Pengelolahannya Pada
Lahan Sawah, Cefars :Jurnal Agribisnis dan
KESIMPULAN
Pengembangan wilayah, 2011:3(1):35-45.
Sampel tanah yang digunakan dalam pene- 9. Sinaga, I.L., Jamilah , Mukhlis, Kualitas Air
litian ini memiliki karakteristik berupa kadar air Irigasi di Desa Air Hitam Kecamatan Lima
rata-rata sebesar 23,5 %; pH tanah 5; dan tekstur Puluh Kabupaten Batubara, Jurnal Online
dari keempat sampel tanah yang digunakan meru- Agroekoteknologi, 2013:2(1):186-191.
pakan tanah lempung berdebu. Pola mekanisme 10. Juo, A.S.R. and R.L. Fox.,Phosphate sorp-
adsorpsi larutan logam Fe pada permukaan adsorben tion characteristics of some denchmark soils
tanah mengikuti isoterm Freundlich dengan nilai KF of West Africa. Soil Sci, 1981:124: 370-376.
sebesar 45,6 dan n sebesar 0,203. 11. Auliah, A., Lempung Aktif Sebagai Adsor-
Pada karakterisasi tanah, perlu dilakukan pe- ben Ion Fosfat Dalam Air, Jurnal Chemica,
nentuan jenis tanah yang lebih spesifik tidak hanya 2009:10(2):14–23.
dilihat dari tekstur tanahnya saja. 12. Khairat, A., Mawardi, Hary Sanjaya, Opti-
Perlu dilakukan variasi jenis tanah yang digu- masi Tanah Napa Sebagai Adsorben Ion Lo-
nakan dalam proses adsorpsi agar dapat diketahui gam Cd (II), Periodic, 2013: 2(2):34-39.
perbedaan daya serap dari berbagai jenis tanah da- 13. Nurhasni, Hendrawati, Nubzah Saniyyah,
lam mengadsorpi logam. Sekam Padi untuk Menyerap Ion Logam
Tembaga dan Timbal dalam Air Limbah,
DAFTAR PUSTAKA Valensi, 2014:4(1):36-44.
14. Dewi, M.S., Eko Budi Susatyo, Anndang
1. Kurnia, U., Prospek Pengairan Pertanian Susilaningsih, Pemanfaatan Arang Aktif Ku-
Tanaman Semusim Lahan Kering., Jurnal
lit Pisang Raja Untuk Menurunkan Kadar
Litbang Pertanian, 2004:23(4):130-138.
Ion Pb(II), Indo. J. Chem. Sci, 2015:
2. Ahmad,R.Z., Mikoremediasi Menghilang-
4(3):228-233.
kan Polusi Logam Berat pada Lahan Bekas
15. Tambunan , S.W., Fauzi , Purba Marpaung,
Tambang untuk Lahan Peternakan,
Kajian Sifat Kimia Tanah, Pertumbuhan
Wartazoa, 2018:28(1):41-50.
dan Produksi Padi Pada Tanah Sulfat Ma-
3. Susilawati, A., Arifin Fahmi., Dinamika
sam Potensial Akibat Pemberian Kompos
Besi pada Tanah Sulfat Masam yang
Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Pupuk
Ditanami Padi, Jurnal Sumberdaya Lahan,
SP-36, Jurnal Online Agroekoteknologi,
2013:7(2):67-75.
2013 :1(4):1391-1401.
4. Hartini, E., Cascade Aerator dan Bubble
16. Madina, F.E., Rina Elvia., I Nyoman
Aerator Dalam Menurunkan Kadar Mangan
Chandra., .Analisis Kapasitas Adsorpsi
Air Sumur Gali, Jurnal Kesehatan
Silika dari Pasir Pantai Panjang Bengkulu
Masyaraka Kemas, 2012:8(1):42-50.
Terhadap Pewarna Rhodamine B. Alotrop ,
5. Nugroho, W., Setyo Purwoto., Removal
2017:1(2):98-101.
Klorida , TDS dan Besi Pada Air Payau
17. Sari, R.A., M. Lutfi Firdaus., Rina Elvia.,
Melalui Penukar Ion dan Filtrasi Campuran
Penentuan KesetimbanganTermodinamika
Zeolit Aktif dengan Karbon Aktif Jurnal
dan Kinetika Adsorpsi Arang Aktif Tempu-
Teknik Waktu, 2013 :11(1):47-59.
rung Kelapa Sawit Pada Zat Warna Reactive
6. Sembiring, J.V., Nelvia, Arnisen Yulia.,
Red. Alotrop,2017:1(1):10-14.
Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis
18. Khilya,A., Agung Tri Prasetya., Optimasi
guineensis Jacq.) di Pembibitan Utama Pada
dan Aplikasi Arang Aktif Alang-Alang
Medium Subsoil Ultisol yang Diberi Asam
Untuk Menurunkan Kadar Cd(II) Dalam
Apriyanti, H., I Nyoman Candra, Elvinawati 18
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 2018:2(1):14–19 ISSN 2252-8075

Larutan. Indo. J. Chem. Sci, 2016:5(1):6-10. 23. Wang, S., R. Djarot Sugiarso, Studi
19. Laksono, E.W., AK Prodjosantoso, Jaslin Gangguan Cu2+ pada Analisa Besi(III)
Ikhsan, Koadsorpsi Cr-Fe oleh Kitosan, dengan Pengompleks 1,10-Fenantrolin pada pH
Jurnal Penelitian Saintek, 2008:13(1):95- 3,5 secara Spektrofotometri UV-Vis , Jurnal
109. Sains dan Seni ITS, 2015:4(2):C100-C104.
20. Anjarsari, N., R. Djarot Sugiarso K. S, 24. Setyawati,H., Sri Sumarsih, Sevia Ayuning-
Analisa Gangguan Ion Merkuri(II) terhadap tyas, Sintesis dan Karakterisasi Senyawa
Kompleks Besi(II)-Fenantrolin Menggu- Kompleks Zn(II)-EDTA Sebagai Senyawa
nakan Metode Spektrofotometri UV-Vis, Antialga Pada Cooling Water Industri,
Jurnal Sains dan Seni ITS, 2015:4(2): C139- Jurnal Kimia Riset, 2017:2(1):43 – 50
C142. 25. Fitriyah, Interkalasi Xilenol Orange Pada
21. Rahmawati,A., Pengaruh Derajad Ke- Zeolit Alam Lampung Sebagai Elektroda
asaman Terhadap Adsorpsi Logam Zeolit Termodifikasi, EduChemia, 2016:
Kadmium (II) dan Timbal (II) Pada Asam 1(2):162-175.
Humat, Jurnal Penelitian Sains &Teknologi,
2011:12(1):1–14. Penulisan Sitasi artikel ini ialah
22. Annisa, W., B.H. Purwanto, Retensi P Apriyanti, H., I Nyoman Candra, Elvinawati
Oleh Oksida Besi di Tanah Sulfat Masam Karakterisasi Isoterm Adsorpsi dari Ion Logam Besi
Setelah Reklamasi Lahan, Jurnal Sumber- (Fe) Pada Tanah di Kota Bengkulu, Alotrop, 2018:
daya Lahan, 2010:4(1):47-56. 2(1) :14-19..

Apriyanti, H., I Nyoman Candra, Elvinawati 19

Anda mungkin juga menyukai