Role Play Etika Keperawatan
Role Play Etika Keperawatan
Role Play Etika Keperawatan
Anggota Kelompok :
Narator = Meyseila Putri Zuldia
Operator = Nurhaliza
Pasien = Hamzah Jaenuloh
Keluarga pasien (istri) = Riska Eka Pratiwi
Dokter = Anang Sulaeman
Perawat UGD = Annisa Caesarya Oktaviani
Perawat Ruangan = Fitrianingsih
Petugas Laboratorium = Yizlia Esperanza Unneputy
------------------------------------------------Hari Kedua----------------------------------------
Dokter Anang : “Sus, konfirmasi ke bagian lab untuk mengambil sampel
darah Tn. I Gede
Perawat Annisa : “Iya dok” (bergegas menelefon bagian lab untuk melakukan
pengambilan sampel darah Tn. Hamzah)
(2 jam kemudian pada saat perawat memberikan obat dan mengobservasi TTV pasien)
Pasien Hamzah : “Sus gimana hasil lab saya?”
Perawat Fitri : “hasil labnya belum keluar pak, nanti kalau sudah keluar saya
langsung infokan pak” (Sambil memberikan obat dan mengobservasi TTV)
Pasien Hamzah : “kasih tau saya ya sus saya sakit apa, saya capek sakit seperti
ini, tidak sembuh-sembuh”
Perawat Fitri : “iya pak pasti saya infokan, TD bapak 100/ 70 ya pak suhu
bapak: 39,5° C. Ini obatnya diminum dulu pak agar demamnya cepat turun”
Pasien Hamzah : “Iya sus” (sambil meminum obat yang diberikan oleh
perawat)
Perawat Fitri : “sudah ya pak, sekarang bapak bisa istirahat. Saya tinggal ya
pak”
(Pukul 16.00 hasil lab sudah diterima oleh perawat, perawat bergegas
menginformasikan kepada dokter bahwa hasil lab Tn.Hamzah sudah keluar &
menyatakan Tn.Hamzah positif terjangkit penyakit HIV/AIDS)
Perawat fitri : “dok ini hasil lab Tn.I Gede sudah keluar, hasilnya Tn.I Gede
positif terjangkit HIV/AIDS”
Dokter Anang : “baik sus, tolong panggilkan keluarga Tn.I Gede”
Perawat fitri : “baik dok” (bergegas keluar untuk memanggil keluarga Tn.I Gede)
(Nurse Station)
Perawat fitri : “dok ini istri dari Tn. I Gede”
Dokter Anang : “sus, mari kita jelaskan tentang hasil lab dan kondisi penyakit
yang dialami oleh Tn.I Gede ke istrinya” “jadi gini bu, berdasarkan hasil lab. Tn.I
Gede didiagnosis positif mengidap HIV/AIDS”
Riska Keluarga : “kok bisa dok?HIV itu apa? Bisa disembuhin ga dok”
Perawat Fitri : “jadi gini bu, HIV adalah virus yang menyerang system
kekebalan tubuh. Saat ini penyakit HIV/AIDS belum ada obatnya”
Riska Keluarga : “terus saya harus bagaimana sus? Saya takut, tolong jangan
beritahu suami saya tentang hal ini ya”
Dokter Anang : “Tidak bisa bu, bagaimana pun suami ibu memiliki hak untuk
mengetahui apa penyakit yang di deritanya, dan berhak untuk memutuskan
pengobatan yang akan dia terima”
Riska Keluarga : (sambil menangis) “saya takut suami saya sedih dan depresi
Dok, tolong saya. Jangan beritahu masalah ini ke suami saya”
Dokter Anang : “baik bu untuk saat ini kami tidak memberitahukan kondisi
suami ibu. Tapi secepatnya suami ibu harus mengetahui tentang penyakitnya”
Riska Keluarga : “iya terimakasih dok” (sambil menangis)
Keesokan hari setelah hasil laboratoriun Tn. I Gede keluar, perawat dan dokter
memutuskan untuk menginfokan diagnose penyakit ke Tn. I Gede, atas persetujuan
keluarga, dengan di dampingi oleh perawat, dokter datang ke kamar Tn. I Gede
dokter Anang : (sambil memeriksa keadaan Tn. I Gede) “selamat pagi pak,
gimana istirahatnya semalam?”
Pasien hamzah : saya tidak bisa tidur dok, saya terbangun terus. Bagaimana
hasil lab saya dok? Saya sakit apa?”
Dokter Anang : iya pak, hasil laboratorium bapa sudah keluar. Hasil labnya
menyatakan bapak positif mengidap HIV/AIDS, HIV/AIDS adalah penyakit yang
menyerang system imun tubuh bapa, mohon maaf pa sebelumnya, untuk penyakit
HIV/AIDS ini sampai sekarang belum ditemukan cara pengobatan dan
penyembuhannya.
Pasien hamzah : (sambil menangis) lalu apa yang harus saya lakukan dok
Perawat Annisa : yang harus bapak lakukan adalah berserah kepada Tuhan
YME pak. bapak dan keluarga harus sabar dan tabah.
Setelah dokter menginfokan diagnose penyakit Tn. I Gede, Tn. I Gede dan
keluarga tampak sedih, perawat memberikan motivasi dan semangat, setelah beberapa
menit akhirnya dokter dan perawat memutuskan untuk meninggalkan Tn. I Gede dan
keluraga dikamar, memberikan sedikit waktu bagi mereka agar tetap tenang.
Seiring berjalannya waktu Tn. I Gede dan keluarga mampu menerima
diagnose penyakit yang diderita oleh Tn. I Gede dengan sabar dan tabah.
Kesimpulan mengenai kasus ini, perawat mengalami dilema etik. Di satu sisi
perawat harus menjaga rahasia penyakit Tn.I Gede karena keluarga menghawatirkan
Tn.I Gede deperesi. Tetapi di sisi lain Tn.I Gede memiliki hak untuk mengetahui
penyakitnya. Dalam kasus ini perawat harus tetap menerapkan prinsip kejujuran
tanpa melupakan prinsip kerahasiaan. Perawat harus menggunakan pemilihan kata
dalam berkomunikasi dengan pasien tersebut, sehingga perawat tetap menjaga amanat
keluarga pasien tanpa harus berkata yang tidak benar atau berbohong.