Role Play Etika Keperawatan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Role Play Etika Keperawatan

Kasus : Dilema Etik

Anggota Kelompok :
Narator = Meyseila Putri Zuldia
Operator = Nurhaliza
Pasien = Hamzah Jaenuloh
Keluarga pasien (istri) = Riska Eka Pratiwi
Dokter = Anang Sulaeman
Perawat UGD = Annisa Caesarya Oktaviani
Perawat Ruangan = Fitrianingsih
Petugas Laboratorium = Yizlia Esperanza Unneputy

Naskah Role Play Dilema Etik


Pada suatu hari ada seorang bapak dibawa oleh keluarganya ke suatu rumah
sakit di Cilacap. Khawatir karna kondisi bapak itu yang sangat lemas, pihak keluarga
meminta kepada petugas dirumah sakit untuk segera menanganinya.

(DI UGD RS SURAKARTA)


Riska keluarga : “Selamat pagi sus”
Perawat Annisa : “Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?”
Riska keluarga : “Iya sus. Ini suami saya demam dan diare nggak sembuh-
sembuh”
Perawat Annisa : “Sudah berapa lama bu mengalami demam dan diarenya?”
Riska keluarga : “Sudah 6 hari sus, suami saya sariawan sudah 3bulan tapi
nggak sembuh-sembuh, berat badannya juga turun 10 kg selama tiga bulan ini, saya
bingung sus kok sariawan sampai 3 bulan nggak sembuh-sembuh padahal saya sudah
kasih buah-buah yang mengandung vitamin C sampai obat untuk sariawan tapi nggak
ada perubahan, malah berat badan suami saya turun”
Perawat Annisa : “Kalau begitu, siapa nama suami ibu?”
Riska Keluarga : “Hamzah Jaenuloh, sus”
Perawat Annisa : “Usianya?”
Riska Keluarga : “42 tahun sus,”
Perawat Annisa : “Baiklah ibu, saya akan memeriksa keadaan suami ibu
terlebih dahulu, ibu silahkan ke bagian administrasi terlebih dahulu untuk mengisi
identitas pasien, dokter sebentar lagi akan datang untuk memeriksa pak hamzah”
Riska Keluarga : “Iya sus”
Kemudian dokter datang…
Perawat Annisa : “Dokter, ini ada pasien baru bernama Tn.hamzah, usia nya 42
tahun, datang dengan keluhan demam dan diare selama 6hari, sariawan sudah 3bulan
tidak sembuh-sembuh, berat badannya turun hingga 10kg dalam 3bulan terakhir,
setelah saya periksa TTV nya, TD : 100/60 mmHg, Suhu : 39,8 C. Nadi : 76 x/mnt,
RR : 26 x/mnt, BB : 55kg”
Dokter langsung memeriksa kondisi Tn. hamzah
Dokter Anang : “sudah berapa lama pak demam dan diarenya?”
Pasien Hamzah : “sudah enam hari ini saya demam dan diare dok, selain itu
sariawan saya sudah tiga bulan nggak sembuh-sembuh”
Dokter Anang : “coba bapak buka mulutnya” (sambil memeriksa keadaan
pasien).
Dokter Anang : “bu karna kondisi bapak sudah enam hari diare, dan sudah
banyak kehilangan cairan maka kami harus melakukan tindakan pemasangan infuse
dan kami sarankan kepada bapak untuk di rawat, karna keadaan bapak sudah sangat
lemas , bapak juga harus melakukan pemeriksaan laboraturium”
Riska Keluarga : “yaudah dok, gapapa dirawat aja yang penting suami saya
bisa sembuh”
Perawat Annisa : “Bagaimana dok apakah pasien sudah bisa dipindahkan ke
rawat ini”
Dokter : “Ya, silahkan sus”

------------------------------------------------Hari Kedua----------------------------------------
Dokter Anang : “Sus, konfirmasi ke bagian lab untuk mengambil sampel
darah Tn. I Gede
Perawat Annisa : “Iya dok” (bergegas menelefon bagian lab untuk melakukan
pengambilan sampel darah Tn. Hamzah)

(Dikamar Tn. I Gede)


Petugas LAB Yizlia : “selamat pagi pak, saya petugas lab, saya disini akan
melakukan pengambilan sampel darah bapak, tujuannya untuk mengetahui diagnose
penyakit bapak”
Pasien Hamzah : “iya sus”
Petugas LAB Yizlia : “baik pak, ditahan sedikit ya, ini agak sakit, pada saat saya
ambil darahnya bapak bisa tarik nafas untuk meringankan sakitnya” (sambil
melakukan tindakan pengambilan sampel darah)
Pasien Hamzah : "iya sus”
Petugas LAB Yizlia : “Sudah selesai ya pak, hanya tinggal menunggu hasilnya saja.
Nanti hasilnya saya berikan kepada perawat ya pak. Saya tinggal ya pak”
Pasien Hamzah : “Iya, terimakasih ya sus”

(2 jam kemudian pada saat perawat memberikan obat dan mengobservasi TTV pasien)
Pasien Hamzah : “Sus gimana hasil lab saya?”
Perawat Fitri : “hasil labnya belum keluar pak, nanti kalau sudah keluar saya
langsung infokan pak” (Sambil memberikan obat dan mengobservasi TTV)
Pasien Hamzah : “kasih tau saya ya sus saya sakit apa, saya capek sakit seperti
ini, tidak sembuh-sembuh”
Perawat Fitri : “iya pak pasti saya infokan, TD bapak 100/ 70 ya pak suhu
bapak: 39,5° C. Ini obatnya diminum dulu pak agar demamnya cepat turun”
Pasien Hamzah : “Iya sus” (sambil meminum obat yang diberikan oleh
perawat)
Perawat Fitri : “sudah ya pak, sekarang bapak bisa istirahat. Saya tinggal ya
pak”

(Pukul 16.00 hasil lab sudah diterima oleh perawat, perawat bergegas
menginformasikan kepada dokter bahwa hasil lab Tn.Hamzah sudah keluar &
menyatakan Tn.Hamzah positif terjangkit penyakit HIV/AIDS)
Perawat fitri : “dok ini hasil lab Tn.I Gede sudah keluar, hasilnya Tn.I Gede
positif terjangkit HIV/AIDS”
Dokter Anang : “baik sus, tolong panggilkan keluarga Tn.I Gede”
Perawat fitri : “baik dok” (bergegas keluar untuk memanggil keluarga Tn.I Gede)

(Saat dikamar Tn.I Gede, kondisi Tn.I Gede Sedang tertidur)


Perawat fitri : “selamat sore bu, mari ikut saya ke nurse station ada yang ingin
diinformasikan oleh dokter tentang penyakit bapak”
Riska Keluarga : “baik sus”

(Nurse Station)
Perawat fitri : “dok ini istri dari Tn. I Gede”
Dokter Anang : “sus, mari kita jelaskan tentang hasil lab dan kondisi penyakit
yang dialami oleh Tn.I Gede ke istrinya” “jadi gini bu, berdasarkan hasil lab. Tn.I
Gede didiagnosis positif mengidap HIV/AIDS”
Riska Keluarga : “kok bisa dok?HIV itu apa? Bisa disembuhin ga dok”
Perawat Fitri : “jadi gini bu, HIV adalah virus yang menyerang system
kekebalan tubuh. Saat ini penyakit HIV/AIDS belum ada obatnya”
Riska Keluarga : “terus saya harus bagaimana sus? Saya takut, tolong jangan
beritahu suami saya tentang hal ini ya”
Dokter Anang : “Tidak bisa bu, bagaimana pun suami ibu memiliki hak untuk
mengetahui apa penyakit yang di deritanya, dan berhak untuk memutuskan
pengobatan yang akan dia terima”
Riska Keluarga : (sambil menangis) “saya takut suami saya sedih dan depresi
Dok, tolong saya. Jangan beritahu masalah ini ke suami saya”
Dokter Anang : “baik bu untuk saat ini kami tidak memberitahukan kondisi
suami ibu. Tapi secepatnya suami ibu harus mengetahui tentang penyakitnya”
Riska Keluarga : “iya terimakasih dok” (sambil menangis)

(saat memberikan obat ke Tn.I Gede)


Perawat Fitri : “selamat sore pak. Ini ada obat yang harus segera bapa
minum, obat ini untuk menurunkan demam bapak”
Pasien hamzah : (setelah minum obat) “sus, hasil lab saya sudah keluar kan?
bagaimana hasil lab saya ? saya sakit apa sus, saya capek seperti ini tidak sembuh
sembuh. Tolong sus beritahu saya sakit apa”
Perawat fitri : “benar pak, hasil lab bapak sudah keluar. Tapi maaf pak yang
memiliki wewenang untuk memberikan informasi tentang penyakit bapak adalah
dokter. Jadi maaf saya tidak bisa menginfomarsikan apa pun tentang hasil lab bapak”
Pasien hamzah : “baik sus”
Perawat fitri : “yasudah pak saya tinggal dulu ya, selamat beristirahat pak”
Pasien Hamzah : “iya terimakasih sus”
----------------------------------------keesokan harinya------------------------------------------------

Keesokan hari setelah hasil laboratoriun Tn. I Gede keluar, perawat dan dokter
memutuskan untuk menginfokan diagnose penyakit ke Tn. I Gede, atas persetujuan
keluarga, dengan di dampingi oleh perawat, dokter datang ke kamar Tn. I Gede
dokter Anang : (sambil memeriksa keadaan Tn. I Gede) “selamat pagi pak,
gimana istirahatnya semalam?”
Pasien hamzah : saya tidak bisa tidur dok, saya terbangun terus. Bagaimana
hasil lab saya dok? Saya sakit apa?”
Dokter Anang : iya pak, hasil laboratorium bapa sudah keluar. Hasil labnya
menyatakan bapak positif mengidap HIV/AIDS, HIV/AIDS adalah penyakit yang
menyerang system imun tubuh bapa, mohon maaf pa sebelumnya, untuk penyakit
HIV/AIDS ini sampai sekarang belum ditemukan cara pengobatan dan
penyembuhannya.
Pasien hamzah : (sambil menangis) lalu apa yang harus saya lakukan dok
Perawat Annisa : yang harus bapak lakukan adalah berserah kepada Tuhan
YME pak. bapak dan keluarga harus sabar dan tabah.

Setelah dokter menginfokan diagnose penyakit Tn. I Gede, Tn. I Gede dan
keluarga tampak sedih, perawat memberikan motivasi dan semangat, setelah beberapa
menit akhirnya dokter dan perawat memutuskan untuk meninggalkan Tn. I Gede dan
keluraga dikamar, memberikan sedikit waktu bagi mereka agar tetap tenang.
Seiring berjalannya waktu Tn. I Gede dan keluarga mampu menerima
diagnose penyakit yang diderita oleh Tn. I Gede dengan sabar dan tabah.

Kesimpulan mengenai kasus ini, perawat mengalami dilema etik. Di satu sisi
perawat harus menjaga rahasia penyakit Tn.I Gede karena keluarga menghawatirkan
Tn.I Gede deperesi. Tetapi di sisi lain Tn.I Gede memiliki hak untuk mengetahui
penyakitnya. Dalam kasus ini perawat harus tetap menerapkan prinsip kejujuran
tanpa melupakan prinsip kerahasiaan. Perawat harus menggunakan pemilihan kata
dalam berkomunikasi dengan pasien tersebut, sehingga perawat tetap menjaga amanat
keluarga pasien tanpa harus berkata yang tidak benar atau berbohong.

Anda mungkin juga menyukai