9 Laporan Kadar Gula (Sukrosa)
9 Laporan Kadar Gula (Sukrosa)
9 Laporan Kadar Gula (Sukrosa)
OLEH
B. TUJUAN PERCOBAAN
1) Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar gula (sukrosa)
pada sampel minuman
2) Mahasiswa dapat mengetahui prinsip dan penggunaan alat refraktometer.
C. DASAR TEORI
Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/
konsentrasi bahan terlarut. Misalnya gula, garam, protein. Prinsip kerja dari
refraktometer sesuai dengan namanya adalah memanfaatkan refraksi cahaya.
Refraktometer ditemukan oleh Dr. Ernest Abbe seorang ilmuan dari German
pada permulaan abad 20 (Handayani, Hanik. 2005).
Indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara
dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Indeks bias berfungsi untuk
identifikasi zat kemurnian, suhu pengukuran dilakukan pada suhu 20oC dan
suhu tersebut harus benar-benar diatur dan dipertahankan karena sangat
mempengaruhi indeks bias. Harga indeks bias dinyatakan dalam farmakope
Indonesia edisi empat dinyatakan garis (D) cahaya natrium pada panjang
gelombang 589,0 nm dan 589,6 nm. Umumnya alat dirancang untuk
digunakan dengan cahaya putih. Alat yang digunakan untuk mengukur
indeks bias adalah refraktometer ABBE. Untuk mencapai kestabilan, alat
harus dikalibrasi dengan menggunakan plat glass standart (Gunawan, 2010).
Refraktometer Abbe adalah refraktometer untuk mengukur indeks
bias cairan, padatan dalam cairan atau serbuk dengan indeks bias dari 1,300
sampai 1,700 dan persentase padatan 0 sampai 95%, alat untuk menentukan
indeks bias minyak, lemak, gelas optis, larutan gula, dan sebagainnya,
indeks bias antara 1,300 dan 1,700 dapat dibaca langsung dengan ketelitian
sampai 0,001 dan dapat diperkirakan sampai 0,0002 dari gelas skala di
dalam. Pengukurannya didasarkan atas prinsip bahwa cahaya yang masuk
melalui prisma-cahaya hanya bisa melewati bidang batas antara cairan dan
prisma kerja dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-batas tertentu
yang ditentukan oleh sudut batas antara cairan dan alas indeks refraksi
larutan gula tergantung jumlah zat-zat yang terlarut, dan densitas suatu zat
cair, meskipun demikian dapat digunakan untuk mengukur kandungan gula.
Cara ini valid untuk pengukuran gula murni, karena adanya zat selain gula
mempengaruhi refraksi terhadap sukrosa. Oleh sebab itu, pengukuran indeks
refraksi dapat digunakan untuk memperkirakan penentuan kandungan zat
kering larutan terutama sukrosa (Budimawaranti, 2011).
D. PRINSIP PEROBAAN
Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan namanya adalah
memanfaatkan refraksi cahaya. Cahaya polikromatis dari sinar lampu
menyinari day light plate, kemudian sampel diteteskan diatas prisma.
Sampel terkena cahaya polikromatis diubah menjadi monokromatis, pada
saat itu terjadi pemfokusan pada lensa dan diteruskan ke biomaterial skip,
sehingga tertera skala.
H. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, kami melakukan praktikum uji kadar gula
(sukrosa) pada sampel minuman menggunakan hand refraktometer. Kadar
gula (sukrosa) menurut SNI normalnya pada minuman kemasan yaitu 5 %.
Pengukuran nilai % brix larutan gula, refraktometer dikalibrasi
terlebih dahulu ke 0 dengan meneteskan aquades kepermukaan kaca optic.
Tekan tombol “meas” sehingga angka % brixnya menunjukan 0.
Kemudian dibersihkan dengan tissue tanpa menekan permukaan kaca
optik. Sampel minuman diteteskan pada permukaan kaca 1 tetes lalu
ditutup agar tidak terkena cahatya dari luar. Tekan tombol “meas” untuk
melihat nilai % brix. Refraktometer dibersihkan lagi dengan aquades dan
dilap menggunakan ttissue, konsentrasi larutan gula masing-msing
ditentukan oleh nilai % brix-nya diukur menggunakan alat refraktometer.
Semakin besar nilai konsentrasi gula maka nilai % brikx-nya yang
diperoleh semakin tinggi.
Pertama – tama yang dilakukan dikalibrasi alat menggunakan
aquades kemudian dilap dengan tissue, setelah itu ditetesi sampel yang
akan diuji pada alat refraktometer jangan sampai sampel keluar dari
penutupnya, karena dapat mempengaruhi hasil pada saat dibaca skala
dibawah cahaya. Selanjutnya alat refraktometer dibersihkan dengan
aquades dan dilap dengan tissue, kemudian dilanjutkan untuk sampel
minuman berikutnya.
Hasil yang diperoleh dari ke tiga sampel minuman kemasan ale-ale
anggur dan ale-ale jeruk 0,5 % brix sedangkan the gelas 0,8 % brix. Hasil
yang didapat kadar gula (sukrosa) msih normal pada sampel minuman ini
karena SNI-nya kadar sukrosa 5 %.
I. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Pada hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa pada ketiga
sampel memiliki kadar gula (sukrosa) masih normal.
2. Saran
Sebaiknya alat-alat di dalam Laboratorium lebih steril dan
diharapkan kepada praktikan agar lebih teliti dalam melakukan
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Budimawaranti, 2011. Komposisi dan Nutrisi pada Susu Kedelai.
Yogyakarta : FMIPA UNY
AMAMI I
DISUSUN OLEH :
2017