Makalah Kelompok Serat Rayon
Makalah Kelompok Serat Rayon
Makalah Kelompok Serat Rayon
Disusun oleh
Ilham
Muhammad Rizki Bani S
Arif Bahrul R
Lutfi Habiburrahman
2
DAFTAR ISI
3
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat dan
karunianya sehingga makalah ini sanggup tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya
mengucapkan begitu banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan berkontribusi baik dalam sumbangan tanggapan atau materi dalam pembuatan
makalah ini.
Dan saya semua berharap semoga makalah ini mampu memberikan ilmu dan
pengalaman bagi para pembaca khususnya untuk Mahasiswa yang belajar di bidang
tekstil
Karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan saya, saya percaya masih banyak
kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan makalah ini, Oleh karena itu saya
berharap kritik dan sarannya yang membangun berasal dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
4
BAB I
Pendahuluan
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan dari masing masing serat Rayon?
5
2. Apa saja sifat sifat pada setiap jenis serat Rayon?
3. Bagaimana Penggunaan dari setiap jenis serat Rayon?
C. Tujuan
1. Agar pembaca atau penulis mengerti penjelasan dari masing masing serat
Rayon
2. Agar pembaca dan penulis mengerti sifat sifat pada setiap jenis serat Rayon
3. Agar pembaca dan penulis tahu tentang penggunaan dari setiap jenis serat
Rayon
BAB II
Pembahasan
6
A. Pengertian Serat Rayon
Rayon atau kain rayon adalah kain yang dibuat dari serat hasil regenerasi selulosa.
Serat yang dijadikan benang rayon berasal dari polimer organik, sehingga disebut
serat semisintesis karena tidak bisa digolongkan sebagai serat sintetis atau serat
alami yang sesungguhnya.[1] Dalam industri tekstil,
kain rayon dikenal dengan nama rayon viskosa atau
sutra buatan. Kain ini biasanya terlihat berkilau dan
tidak mudah kusut. Serat rayon memiliki unsur kimia
karbon, hidrogen, dan oksigen.
Serat Rayon ada 3 Jenis yaitu:
1. Serat Rayon Viskosa
Sebagai bahan dasar serat rayon viskosa adalah kayu
yang dimurnikan dan dengan mengubah natrium
hidroksida menjadi selulosa alkali kemudian dengan
mengubah karbon disulfuda dirubah menjadi natrium
selulosa xantat dan selanjutnya dilarutkan di dalam larutan natrium hidroksida
encer. Larutan ini kemudian diperam dan akhirnya dengan cara pemintalan basah
dengan menggunakan larutan asam. Filamen hasil pemintalan masih belum murni
sehingga perlu dimurnikan dengan cara dicuci dengan air, kemudian digunakan
larutan natrium sulfida untuk menghilangkan belerang dan mungkin juga
senyawasenyawa yang mengandung belerang, kemudian diputihkan dengan
natrium hipoklorit dan akhirnya dicuci dengan air dan dikeringkan.
2. Serat Rayon Kumproanium
Bahan baku utama pembuatan rayon komproanium ialah klinter kapas meskipun
kadang–kadang digunakan pula pulp kayu yang telah dimurnikan sehingga
mempunyai kadar selulosa yang tinggi. Linter kapas dimasak dalam kier pada
suhu 150°C dengan larutan natrium hidroksida encer, dan kemudian diputihkan
dengan natrium hipoklorit. Selulosa yang telah dimurnikan dicampur dengan
amonia, kuprosulfat dan antrium hidroksida yang diperlukan, kemudian
diadukaduk sehingga menjadi larutan yang berwarna biru jernih.Larutan
diencerkan sehingga mengandung selulosa 9–10%,kemudian dihilangkan
udaranya dan disaring. Larutan kupro bisa langsung dipintal atau dipintal setelah
disimpan lama tanpa terjadi kerusakan rantai polimernya, sehingga tidakperlu
pemeraman.Larutan kuproamonium dipintal dengan pemintalan basah.Larutan
kuproamonium disemprotkan melalui spineret kedalam air untuk menghilangkan
sebagian besar amonia dan sebagian kupro, sehingga selulosa mengendap tetapi
masih dalam bentuk plastik. Filamen kemudian ditarik melewati larutan asam dan
akhirnya digulung. Gulungan filamen dicuci dengan air untuk menghilangkan
kuproamonium sulfat dan asam, kemudian diberi pelumas dan dikeringkan.
3. Serat Rayon Asetat
7
Proses pembuatan serat rayon asetat adalah linter kapas dimasak didalam kier
dibawah tekanan selama 4–10 jam dengan larutan natrium karbonat dan natrium
hidroksida,kemudian dibilas, dicuci, diputihkan dengan natrium hipoklorit, dicuci
kembali dan dikeringkan. Pengerjaan selanjutnya dengan menambahkan
campuran asam sulfat dan asam asetat glasial. Selulosa telah diasetilkan
seluruhnya apabila semua seratnya telah larut. Hasil pengasetilan ini disebut asetat
“primer”.
Penggunaan:
Rayon viskosa dipergunakan untuk tekstil pakaian dan tekstil rumah tangga
seperti kain tirai, kain penutup kursi, taplak meja, sprei, kain renda, kain-kain
halus untuk pakaian dan pakaian dalam. Rayon viskosa baik untuk kain lapis
karena tahan gesek, berkilau dan licin. Campuran rayon viskosa dan poliester
banyak digunakan sebagai bahan pakaian.
Penggunaan:
Penggunaan:
10
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
11
Serat rayon asetat adalah linter kapas dimasak didalam kier dibawah tekanan
selama 4–10 jam dengan larutan natrium karbonat dan natrium
hidroksida,kemudian dibilas, dicuci, diputihkan dengan natrium hipoklorit, dicuci
kembali dan dikeringkan biasa digunakan untuk isolasi listrik, pakaian wanita,
penyaring pada rokok.
B. Saran
Perlunya sosialisasi terkaitnya pengetahuan tentang serat tekstil ini, terutama
pada rayon. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai tekstil kita harus
mengetahui jenis serat apa saja yang terkandung dalam jenis-jenis kain yang akan
di hasilkan dan ketika memilih kain kita dapat memilih yang berkualitas bagus
karena kita suah mengetahui jenis serat apa yang digunakan sebagai dasar dalam
pembuatan kain. Maka dari itu kita harus lebih memperluas mengkaji mengenai
tekstil agar kita mengetahui apa saja yang berhubungan tentang tekstil.
Daftar Pustaka
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Serat_Rayon
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Serat_Tekstil
12