Scouring Exhaust
Scouring Exhaust
Scouring Exhaust
Kelompok 5
Grup : 2K3
2. Priatna
POLITEKNIK STTT
BANDUNG
2015
I. Maksud dan Tujuan
Menghilangkan kotoran pada bahan tekstil menggunakan alkali dengan cara perendaman
agar bersih dari kotoran alami dan kotoran luar sehingga daya serap bahan rata.
II. Teori Dasar
2.1 Kain Katun/Kapas
2.1.1 Pennjelasan katun/kapas
Kapas, serat alami yang paling banyak digunakan dalam pakaian,
tumbuh di biji buah kapas di sekitar biji tanaman kapas. Sebuah serat
tunggal adalah sel memanjang yang datar, bengkok, berongga, struktur
seperti pita. Sifat serat kapas adalah memiliki kekuatan yang cukup tinggi
dan dapat dipertinggi dengan proses perendaman dalam larutan soda kostik.
Hal ini juga akan menambah kilau dan daya serap Serat pada waktu
pencelupan atau proses kimia lainnya.
Kekuatan Serat kapas terutama dipengaruhi oleh kadar selulosa dalam
serat panjang rantai molekul dan orientasinya. Kekuatan serat kapas dalam
keadaan basah lebih tinggi dibandingkan dalam keadaan kering. Oleh
karena kapas sebagian besar tersusun dari selulosa serat kapas pada
umumnya tahan terhadap penyimpanan, pengolahan, dan pemakaian sehari-
hari, kapas bersifat higroskopis atau menyerap air. Kapas memiliki
ketahanan terhadap panas yang tinggi, dan tahan sabun alkali.
Asam akan merusak kapas dan membentuk hidroselulosa. Lebih jauh
asam kuat akan melarut kapas. Alkali sedikit berpengaruh pada kapas,
kecuali larutan alkali pekat akan menyebabkan penggelembungan pada
serat, seperti pada proses Merserisasi, yang menyebabkan Serat menjadi
lebih mengkilap dan kekuatannya juga lebih tinggi. Kapas mudah diserang
oleh jamur dan bakteri terutama pada keadaan lembab, dan pada suhu
hangat, kapas memiliki beberapa sifat istimewa, misalnya mudah dicuci,
dan dalam pemakaianny nyaman saat dipakai, menyerap panas tubuh
sehingga kapas lebih unggul dari serat-serat lain.
2.1.2 Karakteristik
Kekuatan cukup hingga baik
Elastisitas sangat rendah
Kurang tangguh dan rentan terhadap kerutan
Nyaman dan terasa lembut
Daya serap baik
Mengalirkan panas dengan baik
Bisa rusak karena serangga, jamur, lumut dan ngengat
Bisa melemah karena paparan sinar matahari dalam jangka waktu
yang lama
2.2 Pemasakan
Pemasakan merupakan proses persiapan yang memegang peranan penting bagi
bahan tekstil karena dengan pemasakan akan memudahkan bahan untuk menyerap
zat-zat yang ada pada proses basah berikutnya. Secara umum pemasakan akan
menghilangkan kotoran alami berupa lemak,minyak,pektin,serisin,gum,kulit biji
kapas (pada serat selulosa dan protein) dan kotoran luar seperti oli,debu,spinning
oil (pada serat sintetik). Istilah pemasakan biasanya disebut scouring dan kadang
pada jenis bahan tekstil tertentu disebut dengan degumming (seperti pada
sutera,wol,rami,linen). Proses pemasakan dapat dilakukan pada benang maupun
kain,sedangkan pada serat batang seperti rami dan linen, proses degumming
dilakukan saat pemisahan serat dari bundelnya.
Tujuan pemasakan adalah untuk memperoleh bahan tekstil yang bersih dari
kotoran alami sehingga meningkatkan daya serap pada seluruh permukaan bahan
secara merata. Sedangkan pada serat batang adalah untuk menghilangkan gum
sehingga serat dapat dipisahkan dari bundel serat sebelum proses pemintalan.
Kotoran pada bahan tekstil yang terbuat dari serat alam seperti selulosa dan protein
memiliki kandungan kotoran alami yang cukup tinggi. Tabel berikut menunjukan
kandungan kotoran berbagai jenis serat tekstil :
°C
100
30
5 35 80 90 (menit)
°C
130
30
5 35 80 90 (menit)
3.3 Diagram Alir
Menyiapkan bahan
Menghitung resep
Proses pemasakan
Kain ditimbang
Kebutuhan praktikum
Vlot = (1:20)
Air = 20 x 5,98 = 120 cc
NaOH = = 1,56 gr
WA = = 0,24 cc
Anti Sadah = = 0,12 cc
Na2CO3 = = 0,24 gr
2. Siti Nuhiyah
Berat awal (A) = 6,29 gram
Berat akhir (B) = 5,33 gram
Rasio / vlot = 1:25
NaOH kristal = 13 g/L
WA = 2 cc/L
Anti Sadah = 1 cc/L
Na2CO3 = 2 g/L
Suhu = 100°C
Waktu = 45 menit
Kebutuhan praktikum
Vlot = (1:25)
Air = 25 x 6,29 = 157 cc
NaOH = = 2,04 gr
WA = = 0,31 cc
Na2CO3 = = 0,31 gr
3. Fathiya Hanif
Berat awal (A) = 5,91 gram
Berat akhir (B) = 5,23 gram
Rasio / vlot = 1:30
NaOH kristal = 13 g/L
WA = 2 cc/L
Anti Sadah = 1 cc/L
Na2CO3 = 2 g/L
Suhu = 100°C
Waktu = 45 menit
Kebutuhan praktikum
Vlot = (1:30)
Air = 30 x 5,91 = 177,2 cc
NaOH = = 2,3 gr
WA = = 0,3 cc
Na2CO3 = = 0,3 gr
WA = = 0,41 cc
Na2CO3 = = 0,41 gr
5. Rizwan Supriadi
Berat awal (A) = 6,3 gram
Berat akhir (B) = 4,5 gram
Rasio / vlot = 1:40
NaOH kristal = 13 g/L
WA = 2 cc/L
Anti Sadah = 1 cc/L
Na2CO3 = 2 g/L
Suhu = 130 C
Waktu = 45 menit
Kebutuhan praktikum
Vlot = (1:40)
Air = 40 x 6,3 = 252 cc
NaOH = = 3,27 gr
WA = = 0,54 cc
Na2CO3 = = 0,54 gr
30
Pengurangan Berat (%)
25
20
15
Pengurangan berat
10
0 Vlot
1:20 1:25 1:30 1:35 1:40
(Henny) (Nuhiyah) (Fathiya) (Fahma) (Rizwan)
100
Pengurangan berat (%)
vlot 1:45
80
vlot 1:40
60 vlot 1:35
vlot 1:30
40 vlot 1:25
vlot 1:20
20
0
5 7 9 11 13
VIII. Daftar Pustaka
1. Pedoman Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan. Sekolah Tinggi
Teknologi Tekstil Bandung.
2. Suprapto, Agus dan Muhammad Ichwan. Teknologi Persiapan Penyempurnaan.
Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Bandung. 2005.
3. http://www.coatsindustrial.com/id/information-hub/apparel-expertise/know-about-
textile-fibres
4. http://pojokipa.alfajar.sch.id/2014/10/serat-alami-dan-serat-buatan.html