Tugas KWH New
Tugas KWH New
Tugas KWH New
Produksi adalah upaya yang dilakukan dalam rangka menambah nilai pada suatu
barang kerajinan. Arah kegiatannya ditujukan kepada upaya upaya pengaturan yang
sifatnya menambah atau menciptakan kegunaan dari suatu barang kerajinan. Proses
produksi barang kerajinan memiliki proses produksi yang disebut dengan tahapan
produksi. Tahapan produksi adalah urutan proses produksi dari awal sampai dengan
akhir. Tahapan produksi secara umum terbagi atas pengolahan bahan atau
pembahanan, pembentukan, perakitan, dan finishing. Berikut ini urutan tahapan
produksi kerajinan hiasan berbahan limbah:
1. Tahap Pembahanan
Tahap pembahanan adalah mempersiapkan bahan baku agar siap diproduksi.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan kerajinan sangat beragam. Pada limbah
berbahan alami, proses pembahanan penting untuk menghasilkan produk yang awet,
tidak mudah rusak karena faktor cuaca dan mikroorganisme. Misalnya saja proses
pembahanan pada limbah kulit jagung dilakukan produk hiasan yang dihasilkan awet
dan tahan dari mikroorganisme.
Limbah kulit jagung yang digunakan adalah bagian dalam, pada proses ini kulit
jagung bagian luar dipisahkan dengan kulit jagung bagian dalam. Lembaran-lembaran
kulit jagung bagian dalam dikeringkan selama 2-3 hari. Kulit jagung yang sudah
kering biasanya kusut dan tidak rata permukaannya. Apabila diperlukan bahan baku
lembaran yang rata, kulit jagung dapat disetrika atau dipress dengan menggunakan
panas. Kulit jagung yang sudah dikeringkan siap dibentuk menjadi produk hiasan.
Pewarnaan kulit jagung dapat dilakukan pada tahap pembahanan ini. Pada bahan
kulit jagung, perwarnaan dilakukan dengan merebus kulit yang sudah dikeringkan
dengan pewarna tekstil. Setelah pewarnaan, kulit jagung dikeringkan dan kemudian
siap dibentuk. Beberapa contoh pembahanan yang lain antara lain sebagai berikut.
2. Proses Pembentukan
Pembentukan bahan baku bergantung pada jenis material, bentuk dasar material
dan bentuk produk yang akan dibuat. Secara umum, material padat dapat
dikelompokan menjadi material solid dan tidak solid (lembaran dan serat).
Material solid seperti logam, kaca, plastik, atau kayu dapat dibentuk dengan cara
dipotong, dipahat sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Material solid juga
dapat disusun dan direkatkan dengan bantuan lem.
Material berupa lembaran atau serat dapat dibentuk dengan cara digunting sesuai
bentuk yang diinginkan, dianyam atau dirangkai, dan direkatkan dengan bantuan
lem.
3. Tahap Perakitan
Perakitan adalah proses penggabungan dari beberapa bagian komponen untuk
membentuk suatu konstruksi kerajinan hiasan yang diinginkan. Perakitan dilakukan
apabila produk hiasan yang dibuat terdiri atas beberapa bagian. Setiap jenis bahan
mempunyai sifat–sifat khusus dari bahan lainnya, sehingga sewaktu dilakukan
perakitan jenis bahan sebelumnya harus diketahui sifat–sifatnya. Sebab dengan
diketahuinya sifat–sifat bahan ini sangat berpengaruh terhadap pemilihan metode
perakitan. Perakitan dapat memanfaatkan bahan pendukung seperti lem, paku, benang,
tali atau teknik sambungan tertentu.
4. Tahap Finishing
Finishing atau pekerjaan akhir merupakan bagian yang sangat penting dalam
proses pembuatan kerajinan hiasan. Finishing ini akan memberikan tampilan terhadap
nilai jual produk. Finishing dilakukan sebelum produk tersebut dimasukan ke dalam
kemasan. Finishing dapat berupa penghalusan dan/ atau pelapisan permukaan.
Penghalusan yang dilakukan diantaranya penghalusan permukaan kayu dengan
amplas atau menghilangkan lem yang tersisa pada permukaan produk. Finishing dapat
juga berupa pelapisan permukaan atau pewarnaan agar produk hiasan yang dibuat
lebih awet dan lebih menarik.
Setiap jenis kerajinan hias biasanya memiliki jenis finishing yang berbeda antara
satu dengan kerajinan yang lainnya. beberapa bentuk finishing pada beberapa jenis
kerajinan hias antara lain sebagai berikut.