Tugas Prakkarya

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

PRAKARYA

O
L
E
H

Kelompok
1. Wahyu Hidayat
2. Andri Agusairi

SMA NEGERI 4 MATARAM


2019
KERAJINAN BAHAN LIMBAH

A. Pengertian Kerajinan Bahan Limbah


Kerajinan adalah sebutan bagi suatu benda hasil karya seni
manusia. Kata ‘kerajinan’ berasal dari kata ‘rajin’ yang artinya
barang/benda yang dihasilkan oleh keterampilan tangan.
Fungsi hias adalah sebuah pemanfaatan suatu benda yang bertujuan
untuk memperindah suatu ruangan/tempat agar indah dipandang mata.
Kerajinan Fungsi Hias dari Bahan Limbah sebagai Hiasan adalah
suatu benda hasil karya seni manusia (kerajinan) yang dibuat dari bahan
limbah yang masih dapat dimanfaatkan dan lebih mengutamakan fungsi
hias atau estetika dalam proses pembuatannya.

B. Aneka Produk Kerajinan Dari Bahan Limbah


Berdasarkan wujudnya – Limbah gas – Limbah cair
1. Limbah padat Berdasarkan sumbernya – Limbah pertanian – Limbah
industri – Limbah pertambangan
2. Limbah domestik Prakarya Berdasarkan senyawanya – Limbah organik,
merupakan limbah yang bisa dengan mudah diuraikan atau mudah
membusuk, limbah organik mengandung unsur karbon.
Kerajinan Limbah Organik Dibagi Menjadi Dua, Yaitu:
a. Limbah Organik Basah Limbah ini memiliki kandungan air yang
cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran. Limbah
organik basah yang dapat dijadikan karya kerajinan adalah; kulit
jagung, kulit bawang, kulit buah/biji-bijian, jerami dan sebagainya.
b. Limbah Organik Kering Limbah ini memiliki kandungan air yang
relatif sedikit. Contohnya kertas/kardus, kerang, tempurung kelapa,
sisik ikan, kayu, kulit telur, serbuk gergaji, dan sebagainya. Hampir
semua limbah organik kering dapat diolah kembali sebagai karya
kerajinan, karena sifatnya yang kuat dan tahan lama.
3. Limbah anorganik, jenis limbah yang sangat sulit atau bahkan tidak bisa
untuk diuraikan atau tidak bisa membusuk, limbah anorganik tidak
mengandung unsur karbon
Kerajinan Limbah Anorganik Limbah anorganik dibagi menjadi
dua, yaitu:
a. Limbah Anorganik Lunak Limbah yang terdiri dari kandungan bahan
yang lentur dan mudah dibentuk atau diolah secara sederhana.
Contohnya: tambangan, dan domistik yaitu dari sampah rumah
tangga, botol, plastik, karet sintetis, kain perca, potongan atau pelat
dari logam, berbagai jenis batu- batuan, pecah-pecahan gelas, tulang-
belulang, karton/kardus yang tebal, dan lain-lain.
b. Limbah Plastik Botol-botol plastik, gelas plastik, sedotan, dan
apapun benda plastik yang berwarna warni dengan bentuknya yang
bermacam-macam terkadang hanya dibuang saja sebagai sampah.
Limbah plastik tersebut bisa dimanfaatkan menjadi karya kerajinan,
diantaranya bisa dijadikan sebagai hiasan, tas, aksesoris, taplak
meja, dan lain-lain.
c. Limbah Organik Keras Limbah yang terdiri dari kandungan bahan
yang kuat dan tidak mudah dihancurkan dengan alat biasa,
melainkan harus menggunakan teknologi tertentu seperti pemanasan,
pembakaran dan penghancuran dan sebagainya. Contohnya: pelat-
pelat dari logam, pecah-pecahan keramik, botol kaca, kaleng, dan
sebagainya. Prakarya

C. Fungsi Hias Produk Kerajinan Bahan Limbah


Produk kerajinan dari bahan limbah pada umumnya digunakan sebagai
benda hias. Benda hias adalah benda yang berfungsi sebagai hiasan.
Berdasarkan hasil karya kerajinan, benda hias mempunyai dua tujuan, yaitu:
1. Karya hiasan yang murni (pure art), yaitu karya benda hias yang dibuat
sebagai dekorasi (hiasan). Contoh: lukisan, patung, relief, dan lain-lain.
2. Karya hiasan yang dwi fungsi, yaitu karya hiasan yang difungsikan
sebagai benda pakai. Contoh: asbak, vas bunga, kap lampu, tempat
koran atau majalah, wadah tempat, dan lain-lain. Prakarya
D. Unsur Estetika Dan Ergonomis Produk Kerajinan
Pembuatan produk kerajinan harus memperhatikan unsur estetika dan
ergonomis.
1. Unsur Estetika Unsur estetika sering dikenal dengan istilah keindahan.
Keindahan adalah nilai-nilai estetis yang menyertai sebuah karya seni.
Nilai-nilai keindahan (estetik) atau keunikan karya seni memiliki
prinsip: kesatuan (unity), keselarasan (harmoni), keseimbangan
(balance), dan kontras (contrast) sehingga menimbulkan perasaan haru,
nyaman, nikmat, bahagia, agung, ataupun rasa senang. Prakarya
2. Unsur Ergonomis Unsur ergonomis karya kerajinan selalu dikaitkan
dengan aspek fungsi atau kegunaan.
Adapun unsur ergonomis karya kerajinan adalah seperti berikut:
a. Keamanan (security) yaitu jaminan tentang keamanan orang
menggunakan produk kerajinan tersebut.
b. Kenyamanan (comfortable), yaitu kenyamanan apabila produk
kerajinan tersebut digunakan. Barang yang enak digunakan disebut
barang terapan.
c. Keluwesan(flexibility), yaitu keluwesan penggunaan. Produk
kerajinan adalah produk terap/pakai, yaitu produk kerajinan yang
wujudnya sesuai dengan kegunaan atau terapannya.

E. Motif Ragam Hias Kerajinan Bahan Limbah


Berbagai motif ragam hias yang dapat digunakan untuk menghias
karya kerajinan antara lain seperti berikut:
1. Motif Realis Motif realis ialah motif yang dibuat berdasarkan bentuk-
bentuk nyata yang ada di alam sekitar seperti bentuk tumbuh- tumbuhan,
bentuk hewan atau binatang, bentuk batu-batuan, bentuk awan, matahari,
bintang, bentuk pemandangan alam.
2. Motif Geometris Motif geometris ialah motif yang mempunyai bentuk
teratur dan dapat diukur menggunakan alat ukur. Contoh: bentuk segi
empat, segitiga, lingkaran, kerucut, dan silinder.
3. Motif Dekoratif Pengertian dekoratif adalah menggambar dengan tujuan
mengolah suatu permukaan benda menjadi lebih indah. Gambar dekoratif
berupa gambar hiasan yang perwujudannya tampak rata, kesan ruang
jarak jauh dekat atau gelap terang tidak terlalu ditonjolkan.
4. Motif Abstrak Motif abstrak merupakan motif yang tidak dikenali
kembali objek asal yang digambarkan atau memang benar- benar abstrak
karena tidak menggambarkan objek-objek yang terdapat di alam maupun
objek khayalan.

F. Teknik Pembuatan Kerajinan Bahan Limbah


1. Teknik Membentuk
a. Teknik Gulung (Pilin) Cara pembentukan dengan tangan langsung.
Teknik inidapat digunakan untuk membuat benda kerajinan yang
terbuat dari limbah kertas atau limbah plastik
b. Teknik Lebur Teknik ini digunakan apabila sang perajin ingin
mendaur ulang kaleng, kaca, besi, d.l.l. (limbah anorganik) menjadi
bentuk yang baru.
c. Teknik Cetak Cara pembentukan biasanya menggunakan mesin/alat
bantu. Biasanya bahan limbah (anorganik; kaleng, kaca, besi, d.l.l.)
dileburkan atau dilelehkan terlebih dahulu, kemudian dibentuk/
dicetak kembali.
2. Teknik Menganyam Teknik menganyam dapat digunakan untuk
pembuatan benda kerajinan dari bahan limbah organik maupun anorganik
dengan karakteristik tertentu (lunak, lentur). Contoh: keranjang, tikar,
topi, taplak, tas, hiasan dinding, dan sebagainya.
3. Teknik Sobek Teknik ini dapat digunakan untuk membuat benda
kerajinan dari bahan limbah kertas dan kain perca.
4. Teknik Lipat Teknik ini dapat digunakan untuk membuat benda kerajinan
dari bahan limbah kertas. Contoh: origami, anyaman (kertas dilipat-lipat
sebelum dianyam), dan benda kerajinan lainnya.
5. Teknik Bubur Teknik ini dapat digunakan untuk membuat benda
kerajinan dari bahan limbah kertas, yaitu limbah kertas yang dibuat
menjadi bubur kertas (bahan dasar kerajinan).
6. Teknik Tempel Biasanya digunakan dalam pembuatan benda kerajinan
berbahan limbah organik maupun anorganik yang direkatkan
menggunakan lem/bahan perekat.
a. Teknik Tumpuk; Teknik ini menggunakan cara menumpuk atau
menyusun.
b. Teknik sambung adalah teknik cara menempel dengan
menyambungkan bagian satu suatu bahan kerajinan dengan ujung
lainnya.
c. Teknik press adalah teknik menempel dengan menekankan kedua
bagian bahan kerajinan untuk disatukan. Prakarya
7. Teknik Menjahit Teknik ini merupakan proses dalam menyatukan
bagian- bagian kain/bahan lain yang telah digunting berdasarkan pola.
8. Teknik Memotong Teknik ini bisa digunakan untuk membuat benda
kerajinan dari bahan limbah organik maupun anorganik.
9. Teknik Menggergaji Teknik ini bisa digunakan untuk membuat benda
kerajinan yang biasanya terbuat dari bahan limbah kayu atau besi.

G. Pengemasan Produk Kerajinan


1. Kemasan Kertas Kemasan kertas merupakan kemasan fleksibel. Saat ini
kemasan kertas masih banyak digunakan dan mampu bersaing dengan
kemasan lain seperti plastik dan logam karena harganya yang murah,
mudah diperoleh, dan penggunaannya yang luas. Kelemahan kemasan
kertas untuk mengemas adalah sifanya yang sensitif terhadap air dan
mudah dipengaruhi oleh kelembaban udara lingkungan Prakarya
2. Kemasan Kayu Kayu merupakan bahan pengemas tertua yang diketahui
oleh manusia. Kayu adalah bahan baku dalam pembuatan palet, peti atau
kotak kayu di negara-negara yang mempunyai sumber kayu alam dalam
jumlah banyak. Tetapi saat ini penyediaan kayu untuk pembuatan
kemasan juga banyak menimbulkan masalah karena makin langkanya
hutan penghasil kayu.
3. Kemasan Plastik Kemasan yang paling banyak kita temui adalah
kemasan plastik. Beberapa jenis kemasan plastik yang dikenal adalah
polietilen, polipropilen, poliester, nilon, dan vinil film. Produk kerajinan
banyak menggunakan kemasan plastik jenis akrilik. Akrilik adalah nama
kristal termoplastik yang jernih dengan nama dagang Lucie, Barex dan
Plexiglas. Beberapa sifat akrilik adalah kaku dan transparan, penahan
yang baik terhadap oksigen dan cahaya, titik leburnya rendah. Akrilik
banyak digunakan sebagai bahan pelapis untuk bahan keras.

H. Desain Produk Aneka Produk Kerajinan Bahan Limbah


Desain produk kerajinan merupakan salah satu lingkup desain produk
yang mengkhususkan diri dalam pembuatan desain produk kerajinan.
Benda/produk hasil desain produk kerajinan umumnya lebih
menitikberatkan pada nilai-nilai keunikan (uniqueness), estetika
(keindahan), seni (art), adiluhung, berharkat tinggi, khusus, khas, dan
kehalusan rasa sebagai unsur dasar. Sementara dalam pemenuhan fungsinya
lebihmenekankan pada pemenuhan fungsi pakai yang lebih bersifat fisik
(fisiologis).
Karena didasari oleh keterampilan dan kehalusan rasa, maka benda-
benda hasil produk kerajinan umumnya sangat mengeksploitasi dan
menonjolkan aspek rupa dan keindahan (estetika). Dalam sejumlah kasus,
ada kecenderungan menggunakan pola (pattern) atau bentuk (form, shape)
yang rumit (complicated), serta mungkin juga mengeksploitasi dan
menerapkan ragam hias (ornamen).

I. Unsur Estetika, Ergonomis, Praktis Dan Marketable Produk Kerajinan


Bahan Limbah
Unsur Estetika adalah unsur keindahan bentuk, selalu bergantung pada
sentuhan keindahan.
Unsur ergonomis adalah dalam teori desain dikenal prinsip form
follow function, yaitu bentuk desain mengikuti fungsi. Jadi Unsur
ergonomis adalah unsur benda kerajinan yang mengutamakan kenyamanan
dalam penggunaannya. Adapun unsur ergonomis karya kerajinan yang harus
dimiliki, yaitu Keamanan (security), Kenyamanan (comfortable),
Keluwesan (flexibility). Unsur Praktis merupakan bagian dari Unsur
Ergonomis (kenyamanan dan keluwesan). Unsur praktis dalam desain
produk kerajinan menitikberatkan terhadap fungsi kegunaannya. Misal,
apakah produk kerajinan produk tersebut mudah dipakai/digunakan dan
membuat konsumen nyaman atau tidak. Marketable memiliki arti suatu
barang yang cocok dijual di pasaran. Salah satu barang yang dapat bersifat
Marketable adalah produk kerajinan berbahan dasar limbah organik maupun
anorganik. Selain bahan dasar limbah yang digunakan cukup murah dan
mudah ditemukan, bentuk jadi desain produknya pun (yang unik dan
bernilai estetik) akan menjadikan produk kerajinan tersebut bernilai jual
tinggi. Prakarya
Marketable atau tidaknya sebuah produk tergantung pada 2 elemen
dasar yang diwakilkan dalam 2 kata yaitu “WHO (SIAPA)” and “HOW
(BAGAIMANA)”.
WHO, secara sederhananya siapa yang akan menjadi target market dari
produk kerajinan yang akan perajin jual. Dengan memahami
kebutuhan dari konsumen maka perajin akan tahu sasaran dari
pengguna produknya, dan itu berarti produk tersebut berpotensi
marketable.
HOW, Terkait dengan cara bagaimana perajin mengirim produk
kerajinannya hingga sampai ke tangan konsumen, dan konsumen
bisa merasakan manfaat dari produk kerajinan tersebut. Ini berarti
adalah bagaimana perajin mampu menciptakan permintaan atas
produk kerajinan pada target.

J. Peluang Usaha, Pengembangan Ide, Dan Risiko Usaha Produk


Kerajinan
Ada banyak cara bagi wirausaha kerajinan untuk mengembangkan ide
peluang usahanya, di antaranya adalah memberikan kebebasan dan
dorongan kreativitas kepada para perajin atau karyawannya. Pengembangan
ide harus dilakukan secara terus-menerus agar wirausahawan dapat
memenangkan persaingan.
Beberapa macam ide yang perlu dikembangkan, antara lain sebagai
berikut:
1. Ide dalam pembuatan produk kerajinan yang diminati konsumen.
2. Ide dalam pembuatan produk kerajinan yang dapat memenangkan
persaingan.
3. Ide dalam pembuatan dan pendayagunaan sumber-sumber produk
kerajinan.
4. Ide yang dapat mencegah kebosanan konsumen di dalam penggunaan
produk kerajinan. Ide dalam pembuatan desain, model, corak, dan warna
produk kerajinan yang disenangi konsumen. Tahap memilih jenis usaha
ini biasanya disebut evaluasi dengan kriteria yang telah dikembangkan
sesuai kebutuhan.
Jika wirausaha sudah menetapkan jenis usaha kerajinan sesuai dengan
yang diinginkan, tugas yang perlu diperhatikan seorang wirausaha adalah
mempertimbangkan hal-hal berikut.
1. Jenis usaha kerajinan yang sesuai dengan hasrat dan minat.
2. Jenis usaha kerajinan yang benar-benar akan membawa suatu
keuntungan.
3. Jenis usaha kerajinan yang mudah mengurus dan mengerjakannya.
4. Jenis usaha kerajinan yang mudah memeliharanya.
5. Jenis usaha kerajinan yang produknya disenangi dan dibutuhkan
konsumen.
6. Jenis usaha kerajinan yang bahan bakunya mudah didapat.
7. Jenis usaha kerajinan yang mendapat dukungan serta perlindungan
pemerintah.
Ide Usaha Faktor-faktor yang dapat memunculkan ide usaha produk
kerajinan adalah sebagai berikut:
1. Faktor Internal Faktor internal ialah faktor yang berasal dari dalam diri
seseorang sebagai subjek/pengusaha, antara lain:
a. Pengetahuan yang dimiliki,
b. Pengalaman dari individu itu sendiri,
c. Pengalaman saat ia melihat orang lain menyelesaikan masalah,
d. Intuisi yang merupakan pemikiran yang muncul dari individu itu
sendiri.
2. Faktor Eksternal Faktor eksternal ialah hal-hal yang dihadapi seseorang
dan merupakan objek untuk mendapatkan sebuah inspirasi usaha, antara
lain:
a. Masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan,
b. Kesulitan yang dihadapi sehari–hari,
c. Kebutuhan yang belum terpenuhi baik untuk dirinya maupun orang
lain,
d. Pemikiran besar untuk menciptakan sesuatu yang baru. Untuk
merintis suatu usaha produk kerajinan dengan baik, wirausahawan
tentunya harus melihat prospek usaha jangka pendek, menengah, dan
panjang. Selanjutnya, untuk memulai usaha produk kerajinan,
wirausahawan harus mengetahui bagaimana prospek usaha ini.
Setelah mengetahui prospek usaha, barulah dia membuat rencana
usaha, mempersiapkan sarana dan prasarana, serta modal usaha.
Risiko Usaha
1. Risiko Usaha Internal adalah risiko yang timbul dari menjalankan usaha
dan berdampak pada kelangsungan usaha itu sendiri. Resiko usaha
internal di antaranya seperti berikut:
a. Kehilangan modal apabila piutang tidak terbayarkan oleh konsumen.
b. Kehilangan karyawan/personil yang handal.
c. Kehilangan kepercayaan konsumen karena tidak mampu
memberikan barang yang sesuai dengan kebutuhan dan selera
konsumen.
d. Kehilangan kepercayaan penyuplai yaitu risiko usaha yang berakibat
ditinggalkan oleh pihak luar perusahaan yang menjadi pemasok
kebutuhan perusahaan.
2. Risiko bagi Lingkungan Usaha yang Bersifat Eksternal adalah risiko
yang timbul dari menjalankan usaha dan berdampak pada kelangsungan
lingkungan luar usaha itu sendiri. Risiko usaha eksternal di antaranya
sebagai berikut:
a. Risiko pelestarian lingkungan hidup yaitu risiko usaha yang akan
dihadapi oleh wirausahawan dalam rangka melestarikan lingkungan
hidup supaya terjaga lingkungan alam, ekosistem, dan habitatnya.
b. Risiko sosial dan budaya masyarakat, yaitu risiko yang terjadi atas
berdirinya sebuah usaha dan berdampak pada lingkungan sosial dan
budaya masyarakat. Prakarya
c. Risiko tanggung jawab sosial perusahaan, yaitu risiko usaha yang
timbul sebagai bentuk kepedulian sosial perusahaan kepada
masyarakat dan lingkungan sekitarnya. – Risiko pengelolaan limbah,
yaitu risiko usaha yang timbul sebagai akibat dari limbah industri
yang dikeluarkan dalam rangka memproduksi sebuah barang atau
jasa.
d. Risiko perekonomian masyarakat dan negara adalah risiko usaha
yang terjadi karena sebuah kesalahan manajemen di internal
perusahaan dan menimbulkan dampak perubahan perekonomian
masyarakat dan negara.

K. Analisis Pemetaan Peluang Usaha, Keberhasilan Dan Kegagalan


Usaha Produk Kerajinan
Menganalisis peluang usaha pada produk kerajinan dimaksudkan
untuk menemukan peluang dan potensi usaha produk kerajinan yang dapat
dimanfaatkan. Ancaman dan peluang selalu menyertai suatu usaha sehingga
penting untuk melihat dan memantau perubahan lingkungan dan
kemampuan adaptasi dari suatu usaha. Pemetaan potensi usaha produk
kerajinan dapat didasarkan pada ciri khas kerajinan dari setiap daerah.
Analisis SOWT pada usaha produk kerajinan didasarkan pada asumsi
bahwa strategi yang efektif adalah dengan memaksimalkan kekuatan
(strengths) dan peluang (opportunities), serta meminimalkan kelemahan
(weaknesses) dan ancaman (threats). Analisis ini didahului oleh proses
identifikasi faktor eksternal dan internal. Untuk menentukan strategi yang
terbaik, dilakukan pembobotan terhadap tiap unsur SWOT berdasarkan
tingkat kepentingan. Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui langkah-
langkah yang perlu dilakukan dalam pengembangan usaha produk kerajinan
sebagai alat penyusun strategi.
Secara rinci ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam
menganalisis peluang usaha produk kerajinan, yaitu sebagai berikut:
1. Penetapan Kelayakan Usaha Produk Kerajinan Menemukan jawaban
tentang apakah peluang usaha produk kerajinan dapat dijual, berapa
biaya yang dikeluarkan serta mampukah produk kerajinan tersebut
menghasilkan laba.
a. Analisis Kelayakan Teknis Sebelum peluang usaha baru
diimplementasikan, dilihat dari aspek teknis perlu dilakukan analisis.
Dalam melaksanakan analisis kelayakan teknis, perlu diperhatikan
berbagai macam teknis pembuatan karya kerajinan.
b. Analisis Peluang Pasar Tujuan riset pasar adalah mengumpulkan
informasi untuk pengambilan keputusan tentang usaha kerajinan
yang akan dibuka (menemukan pasar yang menguntungkan, memilih
produk kerajinan yang dapat dijual, menerapkan teknik pemasaran
yang baik dan merencanakan sasaran pelanggan).
c. Menentukan Jumlah Pembelian Potensial dalam Tiap-Tiap Segmen
Pasar Langkah ketiga ini terkait dengan perkiraan konsumen
potensial dari produk kerajinan baru oleh tiap-tiap segmen pasar
pada periode sekarang dan yang akan datang. Salah satu cara untuk
mendapatkan informasi ini adalah dengan memilih agen untuk
menguji pasar.
d. Sumber Informasi Pasar Adalah informasi untuk mengevaluasi
peluang pasar masa sekarang dan yang akan datang dari usaha
produk kerajinan.
e. Uji coba pasar memberikan kemungkinan paluang dalam pemasaran,
distribusi, dan pelayanan.
f. Studi Kelayakan Pasar Studi kelayakan pasar akan dapat mengurangi
risiko kerugian dan kegagalan usaha produk kerajinan.
2. Analisis Kelayakan Finansial adalah landasan untuk menentukan sumber
daya finansial yang diperlukan untuk tingkat kegiatan tertentu dan laba
yang bisa diharapkan. Ada dua langkah dasar untuk pemilihan alternatif
dalam analisis kelayakan finansial, yaitu sebagai berikut:
a. Penentuan kebutuhan finansial total dengan dana yang diperlukan
untuk operasional.
b. Penentuan sumber daya finansial yang tersedia.
3. Analisis Persaingan ini sangat penting untuk pengembangan dan
keberlanjutan usaha produk kerajinan.
Analisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan Usaha Faktor-
faktor pendukung keberhasilan usaha adalah sebagai berikut:
1. Faktor Manusia merupakan faktor yang utama dalam pencapaian
keberhasilan usaha. Di sini diperlukan manusia yang beretos kerja tinggi,
rajin, optimis, dan pantang menyerah.
2. Faktor Keuangan merupakan faktor penunjang keberhasilan usaha.
Faktor tersebut digunakan untuk modal usaha serta pemenuhan segala
pengeluaran untuk kepentingan operasi produksi seperti pembelian bahan
baku, bahan pembantu, gaji pegawai, promosi, dan biaya distribusi.
3. Faktor Organisasi, Dengan adanya faktor organisasi, sumber daya akan
masuk pada suatu pola sehingga orang-orang akan dapat bekerja dengan
efektif dan efisien sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing untuk
mencapai tujuan organisasi.
4. Faktor Perencanaan usaha dapat digunakan sebagai alat pengawas dan
pengendalian usaha. Oleh karena itu, perencanaan harus dibuat oleh
wirausaha sejak usahanya didirikan.
5. Faktor Mengatur Usaha Dalam kaitannya dengan kegiatan mengatur
usaha, yang perlu dilakukan oleh seorang wirausaha adalah sebagai
berikut :
a. menyusun uraian tugas pokok untuk menjalankan usahanya,
b. menyusun struktur organisasi usaha,
c. memperkirakan tenaga kerja yang dibutuhkan,
d. menetapkan balas jasa dan insentif,
e. membuat jadwal usaha,
f. mengatur mesin-mesin produksi,
g. mengatur tata laksana usaha,
h. menata barang-barang,
i. menata administrasi usaha,
j. mengawasi usaha dan pengendaliannya.
6. Faktor Pemasaran Faktor pemasaran produk perusahaan dapat ditinjau
berikut ini:
a. daya serap pasar dan prospeknya,
b. kondisi pemasaran dan prospeknya,
c. program pemasarannya.
7. Faktor Administrasi Seorang wirausaha mempunyai catatan yang rapi
mengenai kegiatan dan kejadian yang terjadi setiap harinya.

L. Pemanfaatan Peluang Secara Kreatif Dan Inovatif Merancang


Kelayakan Desain Produk Kerajinan
Wirausaha kreatif akan memanfaatkan segala peluang yang ada di
lingkungannya dan menciptakan lapangan kerja untuk dirinya sendiri dan
bahkan orang lain, misalnya: memanfaatkan barang bekas. Inovatif adalah
suatu temuan baru yang menyebabkan berdaya gunanya suatu produk atau
jasa ke arah yang lebih produktif.
Adapun tujuan mengadakan inovasi dalam usaha adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat.
2. Untuk menyesuaikan selera masyarakat.
3. Untuk menyesuaikan perkembangan teknologi.
4. Untuk memuaskan konsumen.
5. Untuk menarik konsumen.
6. Inovasi produk atau jasa yang dilaksanakan seorang wirausaha atau
terarah secara spesifik, jelas, dan memiliki desain yang dapat diterapkan
serta diminati konsumen.
Contoh kerajinan dari bahan limbah

Dompet dari Botol Bekas

Bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk membuat dompet dari botol bekas
ini juga cukup mudah didapatkan. Berikut ini bahan dan peralatan serta cara
membuatnya.

Bahan dan Peralatan yang Dibutuhkan:


1. 2 Botol bekas
2. Resleting
3. Tali
4. Jarum besar
5. Gunting/pisau

Cara Membuat Dompet dari Botol Bekas


1. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memotong kedua botol tersebut
menjadi dua bagian. Bagian bawah yang digunakan.
2. Gabungkan kedua potongan botol bagian bawah tersebut dengan resleting
dengan menggunakan tali/benang. (lihat gambar)
3. Dompet dari botol bekas sudah bisa digunakan.

Anda mungkin juga menyukai