LP Postdate Dan Grandemulti Di RS Haji Surabaya
LP Postdate Dan Grandemulti Di RS Haji Surabaya
LP Postdate Dan Grandemulti Di RS Haji Surabaya
DISUSUN OLEH :
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin,
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Laporan dengan
judul “Asuhan persalinan normal dengan post date dan primi tua skunder” ini disusun dengan
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam proses penyusunan laporan ini khususnya kepada pembimbing lahan dan pembimbing
pendidikan, yang bersedia membimbing dan mengarahkan kami dalam penyusunan laporan
ini.
Kami berharap agar laporan yang telah saya susun ini dapat memberikan inspirasi
bagi pembaca dan penulis yang lain.kami juga berharap agar laporan presentasi kasus kami
Penyusun
Laporan presentasi kasus ini telah dikoreksi oleh pembimbing ruangan dan pembimbing
akademik pada
Hari :
Tanggal :
Mengesahkan ,
Mengetahui,
PENDAHULUAN
Kehamilan lewat waktu merupakan salah satu kehamilan yang beresiko tinggi,
di mana dapat terjadi komplikasi pada ibu dan janin. Kehamilan umumnya
berlangsung selama 42 minggu atau 294 hari dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan lewat waktu juga biasa disebut serotinus atau post term pregnancy, yaitu
kehamilan yang berlangsung selama lebih dari 42 minggu atau 294 hari. Beberapa
penulis menghitung waktu 42 minggu setelah haid terakhir, ada pula yang mengambil
43 minggu. Post term, pro longed, post dates, dan post mature merupakan istilah yang
lazim digunakan untuk kehamilan yang waktunya melebihi batas waktu normal (42
minggu).
.Dari survei demografi dan kesehatan indonesia (sdki) dan data biro pusat
statistik (bps), angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di seluruh dunia
mencapai 515 ribu jiwa pertahun. Ini berarti seorang ibu meninggal hampir setiap
yang tidak terkoorinir. Plasenta tidak sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran co2
sehinggan mempunyai reisoko asfiksia sampai kematian janin dalam rahim. Makin
berkurang air ketuban berkutanag dan makin kental. Sebagian janin bertambah berat
perjalanan dengan lancar sehingga ibu maupun bayi sehat dan selamat.
penerapan asuhan kebidanan ibu bersalin norman dengan post date dan grandemulti
1.3 TUJUAN
Mengerti dan memahami mengenai konsep dan asuhan kebidanan pada resiko
b) melakukan dan melaksanakan data dasar pada kasus postdate dan grandemulti
d) memberikan asuhan pada klien ibu bersalin pada kasus postdate dan
Haji surabaya
1.4 MANFAAT
dan grandemuliti
grandemuliti
LANDASAN TEORI
2.1.1. Pengertian
1. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
kontraksi uterus, segmen bawah uterus teregang dan menipis, serviks berdilatasi,
jalan lahir terbentuk dan bayi bergerak turun ke bawah melalui rongga panggul.
(janin+uri) yang dapat hidup ke dunia luar dari dalam rahim melalui jalan lahir
dengan LBK atau dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat, serta tidak
melukai ibu dan bayi, yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. (Mochtar,
2013)
c) Sering buang air kecil atau sulit berkemih (polakisuria) karena kandung
a. Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat,sering, dan teratur.
b. Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan- robekan kecil
pada serviks.
Menurut Rukiyah (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan, yaitu faktor power,
Faktor Power (Kekuatan) Power adalah kekuatan janin yang mendorong janin keluar.
Kekuatan yang mendorong janin keluar dalam persalinan ialah his, kontraksi otot-otot
perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligament, dengan kerja sama yang baik dan
Faktor Passanger (Bayi) Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah
faktor janin,yang meliputi sikap janin, letak janin, presentasi janin, bagian terbawah
Faktor Passage (Jalan Lahir) Passage atau faktor jalan lahir dibagi atas: a) Bagian
jaringan, dan ligamentligament. (Asrinah, 2010) 4) Faktor psyche (Psikis) Psikis ibu
bersalin sangat berpengaruh dari dukungan suami dan anggota keluarga yang lain
untuk mendampingi ibu selama bersalin dan kelahiran anjurkan merreka berperan
membantu kenyamanan ibu, hargai keinginan ibu untuk didampingi. (Rukiyah, 2009)
Posisi Ibu (Positioning) Posisi ibu dapat memengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi
persalinan. Perubahan posisi yang diberikan pada ibu bertujuan untuk menghilangkan
rasa letih, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki sirkulasi. (Sondakh, 2013)
3. Tahap Persalinan
a) Kala I
Pada kala I persalinan dimulainya proses persalinan yang ditandai dengan adanya
kontraksi yang teratur, adekuat, dan menyebakan perubahan pada serviks hingga
mencapai pembukaan lengkap, fase Kala I Persalinan terdiri dari Fase Laten yaitu
dimulai dari awal kontraksi hingga pembukaan mendekati 4cm, kontraksi mulai
teratur tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik, tidak terlalu mules; Fase aktif
dengan tanda-tanda kontraksi diatas 3 kali dalam 10 menit, lamanya 40 detik atau
lebih dan mules, pembukaan 4cm hingga lengkap, penurunan bagian terbawah janin,
waktu pembukaan serviks sampai pembukaan lengkap 10 cm, fase pembukaan dibagi
fase laten : berlangsung selama 8 jam, pembukaan terjadi sangat lambat sampai
Fase aktif : dibagi dalam 3 fase yaitu fase akselerasi lamanya 2 jam dengan
fase dilatasi maksimal lamanya 2 jam dengan pembukaan 4 menjadi 9 cm, fase
deselerasi lamanya 2 jam pembukaan dari 9 sampai pembukaan lengkap. Lama kala I
b) Kala II
Gejala dan tanda kala II, telah terjadi pembukaan lengkap tampak bagian
kepala janin melalui pembukaan introitus vagina, ada rasa ingin meneran saat
kontraksi, ada dorongan pada rektum atau vagina, perinium terlihat menonjol, vulva
dan springter ani membuka, peningkatan pengeluaran lendir dan darah. (Asrinah,
2010)
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. Pada kala pengeluaran
janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar
panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan, karena tekanan pada
rectum ibu merasa seperti mau buang air besar dengan tanda anus membuka. Pada
waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, perinium membuka,
perinium meregang. Dengan adanya his ibu dan dipimpin untuk mengedan, maka
janin, tali pusat menumbung, penurunan kepala terhenti, kelelahan ibu, persalinan
lama, ruptur uteri, distocia karena kelainan letak, infeksi intra partum, inersia uteri,
c) Kala III
Batasan kala III, masa setelah lahirnya bayi dan berlangsungnya proses
uterus dan tinggi fundus uteri, tali pusat memanjang atau menjulur keluar melalui
vagina atau vulva, adanya semburan darah secara tiba-tiba kala III, berlangsung tidak
lebih dari 30 menit. (Asrinah, 2010) Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan
fundus uteri setinggi pusat beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi lagi
untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 menit-
15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.
Pengeluaran plasenta, disertai pengeluaran darah. Komplikasi yang dapat timbul pada
kala III adalah perdarahan akibat atonia uteri, retensio plasenta, perlukaan jalan lahir,
d) Kala IV
Dimulainya dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.
Komplikasi yang dapat timbul pada kala IV adalah sub involusi dikarenakan oleh
uterus tidak berkontraksi, perdarahan yang disebabkan oleh atonia uteri, laserasi jalan
penggunaan istilah istilah ini yang berganti dalam komunitas medis , dalam penelitian
1. Kehamilan postterm adalah suatu kehamilan yang berlangsung pada atau melebihi
42 minggu atau 249 hari. Akhir akhir ini istilah digunakan untuk menunjukan
minggu ditambah satu atau lebih hari (setiap waktu yang melebihi tanggal
perkiraan lahir)
Bedasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa antara kehamilan
2.1.2 Etiologi
Penyebab tidak timbulnya HIS pada kehamilan lewat waktu atau post date
belum diketahui jelas, beberapa teori yang dianggap menjadi penyebab kehamilan
- Pengaruh Progesteron
sehingga beberapa sumber menduga bahwa terjadinya kehamilan post term adalah
- Teori Oksitosin
neurohipofisis ibu hamil yang kurang pada usia kehamilan lanjut diduga sebagai
Dalam teori ini diajukan bahwa sebagai “pemberi tanda” untuk dimulainya
persalinan adalah janin, diduga akibat peningkatan tiba-tiba kadar kortisol plasma
anensefalus, hipoplasia adrenal janin, dan tidak adanya kelenjar hipofisis pada
janin akan menyebabkan kortisol janin tidak diproduksi dengan baik sehingga
- Saraf Uterus
membangkitkan kontraksi uterus. Pada keadaan dimana tidak ada tekanan pada
pleksus ini, seperti pada kelainan letak, tali pusat pendek, dan bagian bawah janin
masih tinggi, kesemuanya diduga sebagai penyebab dari kehamilan post date ini.
- Herediter
1. Stadium I
Kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa kulit kering,
2. Stadium II
Tanda seperti pada stadium I yang disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) pada
kulit.
3. Stadium III
Tanda seperti pada stadium I yang disertai dengan pewarnaan kekuningan pada
- Kuku-kuku panjang
- Menghitung usia kehamilan dengan menggunakan HPHT (jika HPHT diketahui secara
- Pemeriksaan antenatal yang teratur dapat digunakan untuk mengikuti tinggi fundus
uteri dan naiknya, mulainya gerakan janin dan besarnya janin dapat membantu diagnosis
untuk ibu yang tidak mengetahui pasti HPHT atau ibu yang belum sempat mendapatkan
menstruasi setelah melahirkan anak sebelumnya tapi sudah hamil anak selanjutnya.
- Pemeriksaan berat badan janin secara rutin untuk memantau kapan berat badab janin
menjadi berkurang, begitu pula lingkaran perut ibu dan jumlah air ketuban apakah
berkurang.
femur, bagian proksimal tibia, tulang kuboid, diameter bipariental 9,8 cm atau lebih.
Kekurangan pemeriksaan ini adalah kemungkinan pengaruh tidak baik sinar rongten
terhadap janin.
- USG untuk mengetahui ukuran diameter bipariental, gerakan janin dan jumlah air
ketuban. Dengan pemeriksaan ini diameter biparental kepala janin dapat diukur dengan
- Pemeriksaan sitologik air ketuban dilakukan dengan mengambil air ketuban secara
lemak dari sel-sel kulit yang dilepas janin setelah kehamilan mencapai lebih dari 36
minggu. Air ketuban yang diperoleh dipulas dengan sulfat biru nil maka sel-sel yang
- Amnioskopi untuk melihat derajat kekeruhan air ketuban, menurut warnanya karena
dikeruhi mekonium.
- Uji Oksitosin (stress test) dilakukan dengan infus tetes oksitosin dan diawasi reaksi
janin terhadap kontraksi uterus. Jika ternyata reaksi janin kurang baik, hal ini
cacat bawaan, pengukuran jumlah air ketuban dengan "Amnotik fluid index” (AFI).
Pemantauan detak jantung janin dengan melakukan perekaman menggunakan alat "
Penentuan maturasi janin dengan pemeriksaan cairan ketuban (“shake test” atau L/S
minggu.
Dilakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan skor pelvik (PS) menurut cara
Bishop.
Amnioskopi imtuk menentukan warna air ketuban (bila mana perlu dilakukan
amniotomi)
2.1.5 Penatalaksanaan
1. Setelah UK > 40 minggu yang penting adalah monitoring janin sebaik – baiknya,
monitoring yang dilakukan antara lain monitoring gerak janin dan detak jantung janin.
2. Apabila tidak ada tanda – tanda insfusiensi plasenta persalinan spontan dapat ditunggu
3. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, bila sudah matang
Kehamilan memsuki 40-42 minggu atau lebih tanpa ada tanda persalinan.
- pembukaan yang belum lengkap,persalinan yang lama, dan terjadi gawat janin.
- pada primigravida tua, kematian janin dalam kandungan, preeklamsia, hipertensi,
2.1.6. Grandemulti
Pengertian Terlalu Banyak Anak (Grande Multi)
Terlalu Banyak Anak (Grande Multi) adalah ibu pernah hamil atau melahirkan
lebih dari 4 kali atau lebih. Kemungkinan akan di temui kesehatan yang terganggu,
kekendoran pada dinding perut, tampak pada ibu dengan perut yang menggantung.
Resiko Yang Akan Terjadi
1. Resiko yang dapat terjadi pada kehamilan terlalu banyak anak (4 kali
melahirkan) adalah
2. Kelainan letak, persalinan letak lintang
3. Robekan rahim pada kelainan letak lintang
4. Persalinan lama
5. Perdarahan pasca persalinan
Alasan yang perlu diketahui adalah
1. Dapat mengakibatkan terjadinya ganguan dalam kehamilan
2. Dapat menghambat proses persalinan, seperti kelainan letak
3. Tumbuh kembang anak kurang optimal
4. Menambah beban ekonomi keluarga.
a. Pemeriksaan umum
Secara umum ditemukan gambaran kesadaran umum di mana kesadaran pasien sangat
penting dinilai dengan melakukan anamesa. Selain itu, pasien sadar akan
menunjukkan tidak adanya kelainan psikologis dan kesadaran umum juga mencakup
pemeriksaan tanda-tanda bital, berat badan, tinggi badan yang bertujuan mengetahui
keadaan pasien.
b. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Mata : pemeriksaan konjungtiva, dan seklera untuk menentukan ibu anemia atau
tidak.
Leher : pemeriksaan pada daerah leher apakah ada pembesaran kelenjar (kelenjar
limfe, kelenjar tiroid), dan apakah ada bendungan bena jugularis atau tidak.
pada payudara apakah simetris, keadaan puting susum apakah ada tanda-
atau tidak, apakah ada luka bekas operasi, striae gravidarum, linea alba
tidak, apakah ada pengeluaran pervagina atau tidak, apalah ada tanda-
tanda PMS
Palpasi
Abdomen : mengkaji gerakan janin apakah normal, berkurang atau berhenti sama
Leopold I : untuk menentukan TFU, dan bagian apa yang ada di fundus
Leopold II : untuk menentukan bagian apa yang terdapat di kanan kiri rahim ibu
Leopold III : untuk menentukan bagian apa yang terdapat di bagian bawah rahim ibu
(presentasi), dan apakah bagian terendah janin sudah masuk PAP atau
belum. Jika bagian terendah janin sudah masuk PAP, maka dapat
dalam PAP.
Auskultasi
Untuk mendengar denyut jantung janin (dengan frekuensi normal 120 kali permenit
sampai 160 kali permenit), irama teratur atau tidak, intensitas kuat/ sedang/ lemah.
Apabila persalinan disertai gawat janin, maka denyut jantung janin biasanya kurang
dari batas normal (120 kali per menit atau lebihdari 160 kali per menit) dengan irama
tidak teratur.
Perkusi
Pemeriksaan reflek patela kanan dan kiri yang berkaitan dengan pemenuhan vitamin
c. Pemeriksaan penunjang
3. Penilaian warna air ketuban dengan amnioskopi atau amniotomi tekanan, dinilai
Diagnosa aktua
G..P.... UK... minggu, tunggal, hidup, intrauterin, KU ibu dan janin baik, hidup, jalan
Masalah aktual
Diagnosa potensial
G.. P.... UK... minggu, tunggal, hidup, intrauterin, KU ibu dan janin baik/tidak, jalan
lahir normal/ kesan normal dengan gawat janin/ kematian janin/ makrosomi.
Masalah potensial
Kecemasan ibu yang semakin berlarut dapat mengakibatkan stress berat pada ibu
selanjutnya
2. Beri pilihan kepada ibu untuk dilakukan persalinan pervaginan atau cesaragar ibu
3. Kolaborasi dengan dokter SpOg untuk dilakukan terminasi kehamilan agar ibu
4. Siapkan informent consenct bila ibu memilih persalinan pervagina agar mendapatkan
6. Observasi tanda- tanda vital untuk mengetahui keadaan pasien selama dilakukan
perawatan
8. Lakukan asuhan sayang ibu agar ibu nyaman dengan tindakan yang dilakukan
TINJAUAN KASUS
1. Data Subyektif
a. Identitas
Keluhan utama : Ibu merasakan kenceng kenceng sejak jam 22.00 semakin
c. Riwayat menstruasi
Ibu menstruasi pertama kali umur 12 tahun dengan siklus 28 hari, banyaknya 4-5
pembalut, lamanya 5-7 hari, tidak ada nyeri menstruasi, sifat darah kental dan
kadang menggumpal,warna merah segar, bau anyir. HPHT 16 februari 2018 , HPL
23 november 2018
d. Riwayat obstetri yang lalu
pt mt kt m is
B bl
Hdp
Spt B Hdp 10
an 1
an I bl Pil
I 1
16 bln
bl
2 5 A M L I N n
1. Ibu saat ini kunjungan ulang ke 5, saat trimester 1 dan 2 tidak pernah periksa
keluhan wasir. Ibu H rujukan dari PKM sidotopo wetaan jam 13.30 dan
bersama bidan pukesmas dengan adanya bintik bintik berisi air labia minor ibu
pada saat pembukaan persalinan yang diduga PMS oleh bidan pukesmas,
pembukaan 8, eff 75%, hogde II, ket - , pres kep, denominator UUK , hogde II
f. Pola nutrisi
a. Nutrisi : ibu mengatakan makan 2 kali sehari, ibu terakhir makan pukul 17.00,
ibu mengosumsi air sebanyak 2 liter/ hari, minum terakhir ibu pukul 21.30
b. Eliminasi : ibu mengatakan BAB 1 kali sehari , terakhir BAB pukul 10.00
dengan konsistensi lembek sedkit keras, ibu biasanya BAK 5 kali sehari,
c. Istirahat : ibu mengatakan tidur malam pukul 23.00 sampai jam 05.30, dan
e. Sexual : Terakhir melakukan hub. Sex dengan suami kurang lebih 1 bulan
yang lalu
2. Data Obyektif
b. Kesadaran : composmentis
Nada : 80x/menit
Pernafasan : 21x/menit
Suhu :36,50C
d. BB yang lalu: 43 kg
e. BB sekarang : 56 kg
f. Pemeriksaan fisik :
2. Wajah : tidak oedem, tidak pucat, konjuntiva merah muda ,sklera putih, bibir
Leopold III : bagian atas janin simpisis teraba bagian keras, bulat , melenting
4. Ektremitas atas dan bawah : tidak oedem , tidak ada cyanosis, dan tidak ada
sisa ± 300cc
5. Genetelia : Sudah keluar lendir dan darah dari vagina dan Kroning tampak
kepala bayi (pada saat ibu datang dan diantar petugas ponek di ruang VK
7. Pemeriksaan penunjang :
Darah lengkap :
HB : 10,8 g/dl
Lekosit : 17,710 /mm3
Hematokrit : 33,4 %
3. Assesment
GV P4004 UK 41 minggu Minggu T/H/IU , letkep, inpartu kala 1 fase aktif dengan
4. Penatalaksaan
diri
bayinya.
secara spontan
belakang.
Pukul : 14.46
Subyektif : ibu merasa lega bayinya sudah lahir dan ibu merasa mules
Kesadaran : composmentis
Penatalaksaan
arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas mengikuti poros jalan
bintik yang berisi air dilabia minor yang diduga PMS sudah tidak
ada dan tidak membekas ,skutsel tidak ada yang tertinggal didalam
15.56 Melakukan heacting grade II( yang terletak dimukosa wagina, Bidan putri
selama 10 menit
Evaluasi : Mahasiswa
Jam 15.05
perdarahan 10cc, tidak ada tanda infeksi pada bekas heacting dan
Jam 15.20
perdarahan 10cc, tidak ada tanda infeksi pada bekas heacting dan
Jam 15.35
hematomen
Jam 15.50
10cc¸ tidak ada tanda infeksi pada bekas heacting dan tidak ada
hematomen
Jam 16.20
perdarahan 5cc, tidak ada tanda infeksi pada bekas heacting dan
Jam 16.50
5cc, tidak ada tanda infeksi pada bekas heacting dan tidak ada
hematomen
elfrida
DATA FOLLOW UP / DATA PERKEMBANGAN
O :k/u : baik
Nadi : 80 x/ menit
RR : 20 x/ menit
Perdarahan : 25 cc
Uc : baik , keras
Asi : +/+
P:
1. mengobservasi TTV,
bayinya
O : k/u;baik
01 desember
2018 Tekanan darah : 110/80
08.00
Nadi : 84x menit
RR :22x menit
Perdarahan : 10cc
P:
pijat oksitosin
Mahasiswa
5. Mengajakan ibu untuk memandikan bayinya
Follow up bayi :
A : NA / BBLC / SMK
Mahasiswa
P:
menyusui bayinya
P: Mahasiswa
memandikan bayi
A. Kesimpulan
melebihi 42 minggu atau 249 hari. Akhir akhir ini istilah digunakan untuk
kehamilan yang berlangsung melebihi 40 minggu ditambah satu atau lebih hari (setiap
kematian ibu saat melahirkan. Rahim, organ tempat janin berkembang, terdiri dari
jaringan otot. Kehamilan yang terlalu rapat akan mengendurkan otot-otot tersebut
B. Saran
Diharapkan hasil presntasi kasus ini dapat dijadikan sebagai referensi bahwa usia
2. Bagi mahasiswa
grandemulti
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo
Saifudin, 2009. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Yogyakarta :