Unit. 8 Perencanaan Penampang Balok Lentur

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

3.3. Balok Lentur Murni UNIT.

Balok adalah elemen struktur yang menahan beban transversal, pada umumnya yang
disebut balok selalu dalam posisi horizontal, pada struktur jembatan yang termasuk balok
lentur adalah ; Gelagar Induk dari Jembatan Balok Girder, Gelagar memanjang dan
Gelagar Melintang dari Jembatan Rangka batang, Balok Diafragma yang merupakan
elemen pengaku.

3.3.1. Profil Balok


Profil I.WF terbukti sebagai profil yang paling ekonmis dan profil ini telah
menggantikan penggunaan profil kanal dan I.NP. Profil kanal kadang-kadang digunakan
sebagai balaok kecil untuk beban ringan seperti gording, atau lokasi yang memerlukan
lebar flens kecil. Profil kanal mempunyai kemampuan menahan gaya lateral yang kecil
sehingga perlu diperkaku misalnya dengan trekstang seperti pada Gording. Profil I.WF
mempunyai lebih banyak material yang terkonsentrasi pada flens dibandingkan dengan
profil Kanal sehingga mempunyai momen inersia dan tahanan momen untuk berat yang
sama. Profil I.WF relatif lebih lebar dan mempunyai kekakuan lateral yang cukup tinggi.

Y
Penampang I.WF lebih simetris.
Dengan nilai Iy yang lebih besar
disbanding Iy Profil Chanal .
X Sehingga lebih kaku untuk
menahan Tekuk lateral yang biasa
terjadi pada balok

Penampang [. NP tidak simetris pada


sumbu Y . Dengan nilai Iy yang lebih
kecil dibanding Iy Profil I.WF I Sehingga
X lebih lemah untuk menahan Tekuk lateral
yang biasa terjadi pada balok

Struktur Baja Jembatan 3 - 46


Moeljono
3.3.2. Rumus Lentur Murni
Sebagai pendahuluan pembahasan kita tinjau tegangan lentur pada balok persegi
Gambar 3.3.a. Asumsikan bahwa flens tekan balok dikenang secara menerus terhadap
tekuk lateral. Tekuk lateral dibahas secara khusus dalam Bab lain.
Jika suatu balok mendapat momen lentur, tegangan pada setiap titik dapat dihitung
M .Yc
dari rumus : f b  . .............................................................................................(1.3.3)
I
Perlu diingat bahwa rumus ini hanya dapat digunakan jika tegangan yang terjadi pada
balok masih dibawah batas elastis. Rumus ini didasarkan pada asumsi ::
 tegangan sebanding dengan regangan
 Penampang tetap datar sebelum dan sesudah terjadi lentur,
 Dan lain-lain.
I
Nilan adalah konstanta yang disebut modulus Elastisitas penampang (S). Rumus
yc
lentur dapat ditulis sebagai berikut :
M
fb  ……………………………….…..(2.3.3)
S
Pada awalnya, jika momen diberikan pada balok tegangan akan berubah secara
linier dari sumbu netral ke serat ekstrim. Kondisi ini diperlihatkan dalam Gambar 3.3.a
(b), jika momen meningkat, tegangan akan terus bertambah secara linier hingga tegangan
leleh tercapai pada serat terluar, seperti yang diberikan dalam Gambar 3.3.a (c) Momen
leleh dari suatu penampang didefinisikan sebagai momen yang akan menghasilkan
tegangan leleh pada serat terluar penampang.
fb Fy Fy Fy Fy

fb Fy Fy Fy Fy .
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
Distribusi Tegangan Sesuai Tahapan Pembentukan Sendi Plastis
Gambar .3.3.a

Struktur Baja Jembatan 3 - 47


Moeljono
Jika momen pada suatu balok baja daktil ditingkatkan sehingga melebihi momen
leleh pada serat terluar maka tegangan pada serta tersebut akan tetap yaitu sebesar
tegangaan lelehnya dan momen tahanan tambahan akan diberikan oleh serat yang dekat
dengan sumbu netral. Proses yang diperlihatkan dalam Gambar 3.3.a (d) dan (e), akhirnya
seluruh penampang mencapai tegangan leleh seperti pada Gambar 3.3.a (f). Perhatikan
bahwa perubahan regangan dari sumbu netral ke serat terjauh tetap linier untuk seluruh
kasus di atas. Jika distribusi tegangan telah mencapai tahap ini maka akan terbentuk satu
sendi plastis karena tidak ada lagi momen yang dpat ditahan pada penampang tersebut.
Jika ditambahkan momen luar pada penampang tersebut maka balok akan berotasi
dengan sedikit penambahan tegangan.
Momen plastis adalah momen yang menghasilkan plastisitas penuh pada
penampang balok dan membentuk sendi plastis. Perbandingan antara momen plastis Mp
terhadap momen leleh My disebut faktor bentuk shape factor). Nilai faktor bentuk untuk
penampang persegi adalah 1,50 dan untuk profil W,S,M berkisar antara 1,10 dan 1,20.

3.3.3. Kondisi Balok pada Desain Elastis


Sebelumnya hampir semua perencanaan balok baja didasarkan pada teori elastis.
Beban maksimum yang dapat dipikul oleh suatu struktur mencapai tegangan tegangan
lelehnya. Elemen direncanakan sedemikian rupa sehingga tegangan lentur akibat beban
layan (servis) tidak melampaui tegangan leleh dibagi dengan faktor keamanan (misalnya
1, atau 2,0). Perencanaan yang dilakukan pada masa lalu dengan metoda ini telah
menunjukkan hasil yang baik. Tetapi juga disadari bahwa elemen daktil tidak akan runtuh
sebelum kelelehan yang cukup besar terjadi meskipun tegangan leleh yang pertama telah
terjadi pada struktur. Artinya elemen tersebut mempunyai rentang (margin) keamanan
yang cukup besar untuk terjadi keruntuhan dibandingkan dengan terori Plastis.
Tegangan lentur yang terjadi masih belum optimum bekerja pada seluruh penampang
balok, seperti terlihat pada diagram tegangan Gambar.3.3.a bagian (b) dan (c), disitu
terliahat tegangan leleh terjadi hanya pada bagian sisi luar penampang, sedangkan bagian
sisi dalam, bahkan pada daerah titik netral penampang, tegangan masih nol.

Struktur Baja Jembatan 3 - 48


Moeljono
3.3.4. Modulus Penampang Elastis & Plastis
Momen leleh My sama dengan tegangan leleh dikalikan dengan modulus elastis. Modulus
I b.d 2
elastis sama dengan atau untuk penampang persegi. Maka momen leleh
c 6
b.d 2
M y  Fy . . .......................................................................................................(3.3.3)
6
Hasil yang sama dapat diperoleh dengan meninjau momen kopel penampang yang
diperlihatkan dalam Gambar .3.3.b

b fy
C
d 2/3.d
T
fy
Penampang Persegi dengan Momen Kopel dalam Kondisi Elastis
Gambar. 3.b

. b fy
C
d ½ .d
T
fy
Penampang Persegi dengan Momen Kopel dalam Kondii Platis
Gambar. 3.3.c

Momen tahanan sama dengan T atau C dikalikan dengan lengan momen, yaitu :
2  1 1 2 1 
My = T . d   b . d . fy . d   .b . d 2  . fy …Terlihat bahwa dengan cara ini
3  2 2 3 6 
didapat nilai modulus penampang elastis yang sama untuk penampang persegi, yaitu
1
Sx  .b .d 2 ………………………………………………………………….(4.3.3)
6

Struktur Baja Jembatan 3 - 49


Moeljono
Momen tahanan pada plastis penuh dapat ditentukan dengan cara yang sama.
Hasil yang didapat disebut momen plastis, Mp. Nilai ini juga momen nominal penampang
Menghitung. Momen plastis atau nominal ini sama dengan T atau C dikalikan dengan
lengan momen. Untuk penampang persegi dalam Gambar 3.3.c. nilai tersebut adalah :
1  1  1 1 
Mp = Mn = T . d   b . d . fy . d   .b . d 2  . fy ..
2  2  2 4 
Momen platis sama dengan tegangan leleh dikalikan dengan modulus plastisnya.
Untuk penampang persegi, modulus penampang plastis Zx sama dengan
1
Zx  . b .d 2 . ………………………………………………………………(5.3.3)
4
Faktor bentuknya Mp / My, adalah Fy.Z / Fy.S atau Z / S adalah

1 2
b.d
6  1,50 . ……………………………………………………………………(6.3.3)
1 2
b.d
4
Hal ini menunjukkan bahwa modulus plastis sama dengan statis momen dari luas
penampang tertarik dan tertekan terhadap sumbu netral. Kecuali jika penampang
simetris, sumbu netral untuk kondisi plastis tidak akan berada pada lokasi yang sama
dengan sumbu netral kondisi elastis. Tegangan tekan dalam harus sama dengan tegangan
tekan akibat beban luar. Karena diasumsikan bahwa semua serat mempunai tegangan
yang sama pada kondisi plastis yaitu sebesar Fy, maka luas daerah diatas dan dibawah
sendi
plastis harus sama. Hal ini tidak berlaku untuk penampang tidak simetris pada kondisi
elastis.

3.3.5. Perencanaan Balok Akibat Momen Lentur


Jika beban gravitasi bekerja pada balok tumpuan sederhana dengan bentang yang
cukup panjang, balok tersebut akan melentur kebawah dengan bagian atas tertekan dan
berperilaku seperti batang tekan. Sebagaimana umumnya balok mempunyai dimensi
tinggi yang lebih besar dibandingkan lebarnya, sehingga momen inersia bagian yang
tertekan terhadap sumbu vertical (sumbu y) akan lebih kecil dibandingkan momen inersia

Struktur Baja Jembatan 3 - 50


Moeljono
terhadap sumbu x, maka apabila pada balok tidak diberikan sokongan lateral terhadap
sumbu y, balok akan mengalami tekuk lateral akibat beban yang lebih kecil seperti pada
gambar.3.3.d berikut

Y
Gambar.3.3.d. Balok Akibat Momen Lentur Y

Pada bab ini kekuatan balok ditinjau pada tekuk lateral dengan berbagai kondisi
sokong lateral yaitu pada Jarak sokong lateral Pendek, Jarak sokong lateral Sedang dan
Jarak sokong lateral Panjang, dengan kondisi penampang elemen bagian tertekan bersifat
Kompak .
Dalam Gambar 3.3.e diperlihatkan kurva yang menghubungkan besar momen
tekuk atau momen tahanan nominal balok terhadap panjang jarak sokongan lateral.

Gambar.3.3.e (Grafik hubungan antara Jarak sokong


Mp dengan besar Momen Nomnal )

My

Mcr

Zona I Zona II Zona III

Lb < Lp Lp < Lb < Lr Lb > Lr .


Jarak sokongan lateral pada flens tekan, Lb

Struktur Baja Jembatan 3 - 51


Moeljono
Dari Gambar 3.3.e. Momen Nominal sebagai Fungsi dari Panjang Tanpa
Sokongan pada Flens Tekan terlihat bahwa balok mempunyai tiga daerah tekuk
tergantung pada kondisi sokongan lateral yang diberikan. Jika pada balok diberikan
sokongan lateral menerus atau pada jarak yang pendek, maka balok akan menekuk secara
plastis dan termasuk dalam tekuk Zona 1. Dengan bertambahnya jarak sokongan lateral,
balok akan runtuh secara inelastic pada momen yang lebih kecil dan termasuk dalam
tekuk Zona 2, demikian seterusnya bila jarak sokong lateral ditambah terus, balok kan
runtuh secara elastis dan termasuk dalam tekuk Zona 3.
Besar batasan jarak sokong lateral Lp dan Lr ditentukan dengan rumus :

a. Untuk Profil I. WF dan chanal :

E
L p  1,76.ry ……………………………………………………..(7.3.3)
fy

X 
L r  ry  1  1  1  X . f 2 …………………………………(8.3.3)
f  2 L
 1 

Dimana :
f L  f y  fr
2
 E.G.J . A  S  Iw
X1  X 2  4 
S 2  G.J  Iy

Iy
ry   adalah jari  jari girasi terhadap sumbu lemah
A
I w  adalah kons tan ta puntir lengkung
J  adalah kons tan ta puntir torsi

Struktur Baja Jembatan 3 - 52


Moeljono
b. Untuk Profil Kotak Pejal atau berongga :

J .A
Lp  0,31. E . ry
Mp
……………………….........(9.3.3)
J .A
Lr  2 . E . ry
Mr

Jika pada flens tekan dikekang penuh sepanjang bentang secara lateral , pada
balok tidak akan terjadi tekuk Lateral melainkan terjadi Tekuk Lokal yang dipengaruhi
oleh kondisi sifat penampang elemen tertekan serti pada ilustrasi gambar.3.3.f. di bawah .

- KOMPAK
- TIDAK KOMPAK
- LANGSING
Y

Y
Gambar.3.3.f. Tekuk Lokal Akibat Momen Lentur

Dimana batasan pada kondisi sifat penampang ini ditetapkan sebagai berikut :
b
Penampang dikatakan Kompak Bila (    p ) ………………...…..(10.3.3)
t

b
Penampang dikatakan Tidak Kompak Bila (  p     r ) .......................(11.3.3)
t

b
Penampang dikatakan Langsing Bila (    r )..............................(12.3.3)
t

Struktur Baja Jembatan 3 - 53


Moeljono
Dimana :
170 370
Nilai p = dan r = ....................................................(13.3.3)
fy fy  fr
fy dan fr dalam satuan Mpa

Dalam Gambar 3.3.f diperlihatkan kurva yang menghubungkan besar momen


nominal tekuk Lokal atau momen tahanan nominal balok terhadap sifat kondisi
penampang elemen flens tertekan

Mp

My

Mcr

Kompak Tidak Kompak Langsing

b < p p < b < r  > r .


Gambar 3.3.g Grafik Momen Nominal sebagai Fungsi dari Sifat kondisi penampang
Flens Tekan

Selanjutnya secara umum dalam perencanaan dimensi penampang balok,


kekuatan balok terhadap momen lentur ditinjau pada tekuk lateral dengan berbagai
asumsi sebagai berikut :
1. Balok diasumsikan mempunyai sokongan lateral menerus pada flens tekan, dengan
kondisi penampang flens tertekan ditinjau terhadap kemungkinan Kompak , Tidak
Kompak dan Langsing
2. Balok dengan sokongan lateral pada interval yang pendek dengan persyaratan yang
ditentukan
3. Balok dengan panjang sokong lateral pada interval sedang dengan persyaratan yang
ditentukan

Struktur Baja Jembatan 3 - 54


Moeljono
4. Balok dengan sokongan lateral pada interval yang panjang. dengan persyaratan yang
ditentukan
Pembahasan rinci dari besarnya momen nominal terhadap jenis tekuk pada balok akibat
beban lentur tersebut diberikan uraian seperti di bawah ini :

3.3.5.1. Momen Nominal Penampang Balok Terhadap Tekuk Lokal


Jika pada balok diberi sokong lateral penuh sepanjang bentang, maka besarnya
momen nominal tahanan tergantung dari kondisi kelangsingan elemen penampang
tertekan, yang ditentukan dari besarnya nilai berpandingan antara tebal dengan lebar pelat
flens tertekan yaitu :
1). Penampang pada kondisi kompak maka besar momen nominal penampang balok
tersebut dapat diambil Mn = MP = Fy . Z …….....………………………….(13.3.3)
2). Penampang pada kondisi tidak kompak, maka besar momen nominal
penampang balok tersebut diambil :


Mn  Mp  Mp  Mr λλ λλp ..............................................................(14.3.3)
r p
3). Penampang pada kondisi Langsing, maka besar momen nominal penampang balok
tersebut diambil :
2
λ 
M n  M r  r  .......................................................................................(15.3.3)

 λ 

3.3.5.2. Momen Nominal Balok Terhadap Tekuk Lateral


A. Momen Nominal pada Balok dengan Jarak sokong Pendek (Zona 1).
Jika jarak sokongan lateral Lb dari flens tekan dari suatu penampang kompak I, C,
atau balok hybrid tidak lebih dari Lp yang ditetapkan maka besar Momen Nominal
kekuatan lentur balok terhadap sumbu kuat dapat diambil sebesar Momen Plastis yang
ditentukan dari :
Mn = MP = Fy . Z
Mu =  . Mn dengan  = 0,9

Struktur Baja Jembatan 3 - 55


Moeljono
Untuk penampang dengan faktor bentuk yang tinggi, Spsifikasi LRFD membatasi
besar Mp hingga 1,5 My dan tidak berlaku untuk penampang hybrid dengan tegangan
leleh pada web lebih kecil dari tegangan leleh pada flens. Kelelehan web untuk
penampnag hybrid tidak menghasilkan deformasi inelastic yang cukup signifikan. Untuk
penampang hybrid, momen lelehnya sama dengan My = Fy . Sx.
Apabila kondisi sifat penampang tidak kompak, maka besar momen nominanya
diambil sama dengan besarnya momen nominal pada balok terhadap tekuk Lokal. Namun
hampir semua Profil yang diproses giling panas mempunyai sifat penampang Kompak

B. Momen Nominal pada Balok dengan Jarak sokong Sedang (Zona 2).
Jika sokongan lateral flens tekan suatu balok diberikan pada jarak tertentu sehingga
balok dapat melentur hingga tercapai regangan leleh pada beberapa tapi tidak seluruh
bagian tekan sebelum terjadi tekuk lateral, yang terjadi adalah tekuk inelastic. Dengan
kata lain, sokongan yang ada tidak cukup bagi balok untuk mencapai distribusi regangan
plastis penuh sebelum terjadi tekuk.
Adanya tegangan residual menyebabkan leleh dimulai pada penampang yang
mendapat tegangan sama dengan Fy – Fr dimana Fy adalah tegangan leleh web dan Fr
adalah tegangan tekan residual yang diasumsikan sama dengan 10 ksi untuk profil hasil
rol (cetakan) dan 16,5ksi untuk profil hasil pengelasan.
Dalam rumus menentukan besarnya Momen tahanan Inelastis yang akan diberikan
untuk tekuk inelastic dan tekuk elastis, akan dimasukkan nilai koefisien momen Cb.
Yang besarnya dipengaruhi oleh kondisi tumpuan dan beban pada elemen.
Sebagai ilustrasi diperlihatkan momen dalam balok tanpa sokongan pada
Gambar.3.3.h menghasilkan kondisi flens tekan yang lebih buruk dibandingkan dengan
momen dalam balok tanpa sokongan pada Gambar.3.3.i. Salah satu alasannya adalah
flens atas dari balok (a) menerima tekan pada seluruh panjangnya, sedangkan balok (b)
flens yang tertekan hanya sebagian saja.

Struktur Baja Jembatan 3 - 56


Moeljono
Gambar 3.3.h Balok Satu Kelengkungan Gambar 3.3.i Balok Dua Kelengkungan

Sehingga untuk balok tumpuan sederhana pada (a), Cb diambil sama dengan 1,0
sedangkan untuk balok (b) diambil lebih besar 1,0. Persamaan kapasitas momen untuk
Zona 2 dan 3 dikembangkan untuk balok tanpa sokongan lateral dengan kelengkungan
tunggal dimana Cb = 1,0. Seringkali balok tidak melentur dengan satu kelengkungan
sehingga balok dapat memikul momen lebih tinggi. Hal ini telah diperlihatkan dalam
Gambar.3.5.7.b. Untuk mengatasi masalah ini, spesifikasi LRFD memberikan koefesien
momen Cb lebih besar. Jika perencana selalu menggunakan Cb = 1,0 maka yang
bersangkutan kehilangan kesempatan untuk melakukan penghematan. Secara umum
besarnya Cb dihitung dengan rumus :
12,5. M max
Cb   2,3 ………………………….….(16.3.3)
2,5. M max  3. M A  4 . M B  3. M C
Mmax adalah momen terbesar dalam segmen tanpa sokongan suatu balok, sedangkan MA,
MB dan MC masing-masing adalah momen pada jarak ¼,1/2, dan ¾ segmen tanpa
sokong balok tersebut.seperti dijelaskan pada gambar.3.3. berikut

Gambar. 3.3.j
Penyebaran
momen pada
elemen balok
tanpa sokong
samping

Mmax MA MB MC

Struktur Baja Jembatan 3 - 57


Moeljono
Besarnya Momen Nominal Balok pada Tekuk Lateral Inelastis ini ditetapkan dengan
rumus :

 L  L  ........................................(17.3.
Mn  C  Mp  Mp  Mr  r 
b  L r  L p  3)
 

C. Momen Nominal pada Balok dengan Jarak sokong Panjang (Zona 3).
Jika suatu balok tidak diberikan sokongan lateral secara menerus, maka balok
tersebut dapat menekuk secara lateral terhadap sumbu lemah diantara dua sokongan
lateral yang tersedia tanpa mengalami perubahan bentuk penampang dengan tetap akan
terjadi balok melentur terhadap sumbu kuat.
Mula-mula balok akan melentur terhadap sumbu kuat hingga tercapai sampai
momen kritis Mcr. Pada saat tersebut balok akan menekuk secara lateral terhadap sumbu
lemah, flens tarik akan cenderung membuat balok tetap lurus, akibatnya tekuk pada balok
merupakan kombinasi dari lentur lateral dan torsi dari penampang balok. Kondisi ini
diilustrasikan dalam Gambar 3.3.f.
Menurut Spesifikasi LRFD, jika jarak sokongan lateral flens tekan balok lebih
besar dari Lr penampang akan menekuk secara elastis sebelum tegangan leleh tercapai
pada satu titik penampang. Momen kritis atau momen lentur-torsi Mcr dalam suatu balok
akan terdiri dari tahanan torsi dan tahanan warving dari penampang. Spesifikasi LRFD
memberikan persamaan untuk menentukan momen tekuk lentur – torsi, Mcr. Rumus
tersebut adalah :

 π.E 
2
π
M cr  C E . I y . G . J    I .I
bL L  y w …………………………….(18.3.3)
b  b 

Atau dapat ditentukan dengan bentuk rumus lain :

C .Sx . X . 2 X 2 .X
M cr  b 1 1 1 2 ………………………………(19.3.3)
L / ry
b 2(L / ry ) 2
b

Struktur Baja Jembatan 3 - 58


Moeljono
Dimana :
G = Modulus geser elastis baja = 80.000 Mpa
E = Modullus Elastis = 200.000 Mpa
J = Konstanta puntir torsi (mm4)
Iw = Konatanta puntir lengkung (mm4)

3.3.5.3. Kekuatan Web dan Flens Balok Akibat Geser dan Beban Terpusat
Akibat beban lentur pada balok akan terjadi gaya geser karena tertariknya serat
dibagian bawah dan memendek di bgian atas, Pada umumnya gaya geser bukan hal yang
menimbulkan masalah dalam balok profil, karena bagian badan profil mqampu menahan
gaya geser yang cukup besar. Namun ada bebrapa kondisi yang menyebabkan gaya geser
cukup penting antara lain :
1. Beban terpusat berada ditempatkan didekat tumpuan, maka gaya geser akan
meningkat tanpa peningkatan momen lentur
2. Pada pertemuan dua elemen yang kaku dimana pelat badan terletak pada bidang yang
sama
3. Pada bagian pelat badan dipotong atau diberi takikan
4. Struktur balok dengan bentang yang relative pendek
5. Jika pelat badan profil terlalu tipis.
Rumus yang sudah banyak dikenal untuk menghitung tegangan geser pada balok tanpa
menerima gaya luar torsi adalah :
V .Q
fv  …………………………………………………………….…(20.3.3)
b.I
Dimana :
V = Gaya geser luar pada penampang yang ditinjau
Q = Statis momen penampang dibawah atau di atas serat yang ditinjau
I = Momen Inersia seluruh penampang
B = Tebal serat penampang yang ditinjau
Dari Grafik tegangan geser seperti pada gambar 3.3.j di bawah ini

Struktur Baja Jembatan 3 - 59


Moeljono
fv

Gambar 3.3.k Grafik tegangan geser

Besar kekuatan geser nominal dari penampang profil adalah tergantung dari besar
perbandingan tebal dan tinggi pelat badan apakah geser yang terjadi pada kondisi plastis,
Inelastic atau Elastis sebagai berikut :

h kn . E
1. Pelat Badan meleleh plastis jika :  1,10 ……………....(21.3.3)
tw fy
Besar Kuat geser Nominal adalah : Vn  0,6 . f y . A w …………………(22.3.3)

2. Pelat Badan Tertekuk Inelastis jika :

kn . E  h  k .E
1,10     1,37 n ……………………………………..(23.3.3)
fy  tw  fy
Besar Kuat geser Nominal adalah :
 k n . E  1
Vn  0,6.f y . A w 1,10 …………………………..…..(24.3.3)
 f y  h / t w 
 

h kn . E
3. Pelat Badan Tertekuk Elastis jika :  1,37 …………….(25.3.3)
tw fy
Besar Kuat geser Nominal adalah :
0,9. A .k .E
w n
Vn 
 
…………………………………………………….(26.3.3)
h/t 2
w

Struktur Baja Jembatan 3 - 60


Moeljono
Dimana :
5
kn  5   a  Jarak antara dua pengaku vertikal pada web
a / h 2
Balok dikatakan aman terhadap Gaya Geser bila dipenuhi syarat :
Vu   . Vn ………………....…………………………(27.3.3)
Akibat beban terpusat baik pada daerah tumpuan maupun pada daerah perletakan
balok anak, harus dikontrol terjadinya kerusakan local pada pelat badan, yang harus
dipenuhi syarat :
Ru   . Rn ……………………………....…………………………(28.3.3)
Besar Rn dihitung dengan ketentuan :
1. Di daerah Tumpuan :
Rn = (5.k + N) fy . tw………….………....…………………………(29.3.3)
3. Di daerah Perletakan Balok anak :
Rn = (2,5.k + N) fy . tw ………….………....………………………(30.3.3)
Besar Ru dihitung dengan ketentuan :
Ru =  (R x Ri)
Dimana :
K = Tebal Pelat sayap + jari2 peralihan
N = Lebar perletakan
Ri = Faktor beban
R = Beban Kerja
Seperti dijelaskan pada gambar 3.3.k berikut :
N
N+2,5.k
R

k
k

R
N+5.k
N

Gambar. 3.3..l Penyebaran Beban titik di Bagian Badan Profil

Struktur Baja Jembatan 3 - 61


Moeljono
3.3.6.Rangkuma
1.

PERENCANAAN BALOK MOMEN


LENTUR
Perilaku Penampang Balok akibat Lentur
Biasanya profil balok memiliki harga momen Inesia Ix
lebih besar dibanding momen Inersia Iy pada sumbu
lemah y-y. Maka terjadi kemungkinan :
 Jika tidak diberikan sokongan lateral terhadap
sumbu y maka balok akan mengalami tekuk lateral
(Lateral Buckling).
 Bila Lateral Buckling berlanjut atau dengan
sokong samping penuh, balok mengalami perubahan
bentuk (Penampang Kompak / Tidak Kompak)

2.

Maka dalam perencanaan Penampang


balok dibedakan :
a..Balok diasumsikan mempunyai sokongan
lateral menerus pada flens tekan (0 = Lb) Kondisi
b. Balok dengan sokong lateral pada ini akan
interval pendek ( Lb <Lp ) mempe
ngaruhi
c. Balok dengan sokongan lateral pada besar
interval sedang (Lp<Lb < Lr) momen
d. Balok dengan sokongan lateral pada nomina
interval panjang (Lb > Lr) l (Mn)

Struktur Baja Jembatan 3 - 62


Moeljono
3.

Besar Momen Nominal (Mn) sebagai Fungsi dari


Kondisi Penampang pada Balok Sokong Penuh

Penampang Balok dikatakan Kompak Bila


dipenuhi   p Besar Mn = Mp

Penampang Balok dikatakan Tidak Kompak Bila


r > > p     p` 
Besar Mn = CbMp  ( Mp  Mr )   Mp


 r   p 

Penampang Balok dikatakan Langsing Bila


 > r Besar Mn = Mr (r /  )2
Dimana Mr = Sx (fy – fr) , fr = tegangan residu

4.

Balok Dengan Sokong Lateral


Mp pada Interval tertentu

Min

Mcr

Zona I Zona II Zona III

Lb < Lp Lp<Lb< Lr Lb >Lr .


Lb = Jarak sokongan lateral pada flens tekan,

Struktur Baja Jembatan 3 - 63


Moeljono
5.

Besar Momen Nominal (Mn) sebagai Fungsi dari


Panjang Tanpa Sokongan pada Flens Tekan

Tekuk Plastis (Zona. 1) (0 = Lb < Lp)


(Mn = Mp)

Tekuk Inelastis (Zona. 2)(Lp < Lb < Lr),


(Mn = Min ,dgn memperhatikan
beberapa faktor)

Tekuk Elastis (Zona 3)(Lb > Lr),


(Mn = Mcr)

6.

ANALISA KEKUATAN LENTUR


Balok Lentur dikatakan aman
terhadap beban kerja Bila

Mn.  Mu.

Besar Momen nominal (Mn)


ditentukan :

Struktur Baja Jembatan 3 - 64


Moeljono
A. Momen Plastis (Zona I) :
Jika Lb < Lp,

Mn = Mp, Mp = fy.Zx = fy.1,5Sx

Balok yang dihitung dengan rumus-rumus di


atas harus berpenampang kompak (syarat
penampang kompak p < r ) Besarnya nilai-nilai
: Lp, Lr, fr Cb, X1, dan X2 serta p r ditetapkan
dalam Buku 7 BMS.

B. Momen Inelastis (Zona II) :


Jika Lr  Lb > Lp, Besar Momen nominalnya
Mn < Mp, dan hitung sbb :
Untuk Lb = Lr , Mn = Mr = Sx ( fy-fr)
untuk Profil I.WF fr = 10 ksi
Untuk Lr > Lb > Lp,
 Lb  Lp 
Mn = CbMp  ( Mp  Mr )   Mp
 Lr  Lp 
Balok yang dihitung dengan rumus-rumus di atas
harus berpenampang kompak (syarat penampang
kompak  p < r ) Besarnya nilai-nilai : Lp, Lr, fr Cb, X1,
dan X2 serta  p r ditetapkan dalam Buku 7 BMS

Struktur Baja Jembatan 3 - 65


Moeljono
C. Momen Elastis (Zona III) :
Jika Lb > Lr (Akan terjadi tekuk samping
yang berlanjut sebelum tegangan leleh
terjadi).
Cb .S x . X 1. 2 x1.x2
1
Mn = Lb
ry  
2 Lb 2
ry

Balok yang dihitung dengan rumus-rumus di atas harus


berpenampang kompak (syarat penampang kompak  p
< r ) Besarnya nilai-nilai : Lp, Lr, fr Cb, X1, dan X2 serta  p
r ditetapkan dalam Buku 7 BMS.
Bila penampang tidak kompak,harga Mn yang diambil
adalah harga Mn terkecil dari Kondisi Penampang balok
dan jarak sokong samping.

Struktur Baja Jembatan 3 - 66


Moeljono
3.3.7. Kunci Tes Formatif
1. Diketahui Balok statis tak tentu menerima momen lentur seperti pada gambar

q = 5 ton/m

210000 Nm
110000 Nm

Penyelesaian :

3 1 
MA =  210000  110000   168750  33750 Nm
4 4 

MB = 
1
210000  110000  225000  65000 Nm
2

1 3 
MC =   210000  110000   168750  16250 Nm
4 4 

Mu= 210.000 Nm

ANGGAP PENAMPANG KOMPAK DGN KONDISI PLASTIS :


Mu <  Mn
Mn  1,12*Sx*fy
 =0,9
1,12 koefesien penampang plastik untuk profil WF
fy = 275 Mpa  2750 kg/cm2 (salah satu mutu baja yang ada di pasaran
210.000 = 0,9 . 1,12 . Sx . 275

210000
Sx   757, 576 Cm2
0,9 *1,12 * 275
 758 cm3 (satuan yang dipakai dalam tabel)

Struktur Baja Jembatan 3 - 67


Moeljono
Dari Tabel profil baja baja didap;at
WF 400 * 200
Sx = 1190 cm3
Sy = 174 cm3
A = 84,1 cm2 b = 200 mm
Ix = 23700 cm4 tr = 13 mm
Iy = 1740 cm4 h = 400 mm
rx = 16,8 cm tw = 8 mm
ry = 4,54 cm r = 16 mm

Pemeriksaan kapasitas penampang :


200
f   7,69
2 *13
400  2 *13  2 *16
w   42,7
8
170
p   10,25 (pelat sayap)
275
1680
p   101,31 (pelat badan)
275
Penampang pada kondisi kompak:
Digunakan Rumus : Mn = Mp

Mn = Mp = 0,9*1,12*1190*2750
= 3298680 kg cm
= 330000 Nm > 210000 Nm OK

Pemeriksaan pengaruh panjang bentang


Misalkan tidak ada penyokong/ literal diantara tumpuan, jadi Lb = 600 cm
Maka didapat :

Struktur Baja Jembatan 3 - 68


Moeljono
E 200000
L p  1,76ry  1,76 * 4,54  215,5cm  600cm
fy 275

x1 ry
Lr  1  1  x2 ( f L ) 2
fL

 EGJA
x1 
Sx 2
2
S  I
x 2  4 x  w
 GJ  I y

J 
3

1 3 1
  
ht f 2bt w3  40.133  2.20.0.g 3  36.12cm 4
3
Iw  I yk 24

G = 80000 Mpa  80000 kg/cm2


E = 200000 Mpa  2000000 kg/cm2
fL = fy fy  fy –0,3fy = 0,7*275 = 1925 MPa

 EGJA  2000000 * 800000 * 36,12 * 84,1


x1    130142,7kg / cm 2
Sx 2 1190 2
2
S  I 2
2
1190 40 2
x 2  4 x  w 4  4 *
 GJ  I y 800000 * 36,12 4

130142,7 * 4,5
Lr  1  1  2,7 *10 6 (1925) 2  637,8cm
1925
Jadi Lp < Lb < Lr Balok pada Kondisi Tekuk Inelastis (Zona.2)
maka digunakan persamaan :
 L L 
Mn  Cb  Mp  Mp  Mr r 
 L r  L p 

Tentukan cb dengan persamaan :


 12,5 * 210000
Cb 
 2,5 * 210000  3 * (33750)  4 * 65000  3(16250)

Struktur Baja Jembatan 3 - 69


Moeljono
 12,5 * 210000
Cb   8,27  2,3
 317500
Cb = 2,3
Mr = 1190 * 1925 = 2290750 kg cm = 229075 Nm
Didapat :
 637,8  600 
M n  2,3229075  (366520  229075) = 55169 Nm > Mp
 637,8  215,5 
Jadi Mn = 366520 Nm

Syarat Balok aman : Mu < Mp

210000 Nm < 0,9*366520 Nm

< 32988 Nm (OK)


Periksa Kondisi pelat badan

200000
6,36 E  6,36  171
fy 275
h 400
  50 atau lebih teliti 42,7 (lihat w
tw 8

h
 6,36 E tidak perlu pengaku
w fy

periksaan geser
Vu = 20,5 tm = 205 kN
kn = 5 (asumsi tidak ada pengaku vertikal)
kn E 5 * 200000
1,10  1,1  66,33
fy 275

h k E
 1,1 n
tw fy

jadi menggunakan persamaan;


Vn = 0,6 * 2750 * 40 * 0,8 = 52800 kg

Struktur Baja Jembatan 3 - 70


Moeljono
Vu = 20,5 tm
20500 < 0,9 * 52800 kg (OK)

Pemeriksaan boleh dengan memtoda destruksi atau interaksi


Cek Persamaan Interaksi
Mn Vu
 0,625 1,375
Mn Vn
21000 20500
 0,625  0,90624  1,375
0,9 * 36652 0,9 * 2800

Cek dengan metoda distribusi


Mf = Af df fy
= 20 * 1,3 (40-1,3)*2750
= 2767050 kg cm = 276705 Nm
Mu < Mf
210000 < 0,9 * 276705
< 249034,5 Nm (OK)

3.3.5.5. Latihan Soal


Rencanakan dimensi balok bila balok diletakkan pada tumpuan sendi dan rol
(Balok sederhana) dengan beban merata termasuk berat sendiri (q = 4,75
ton/m) dan beban hidup berjalan q = 2,2 ton/m P = 8 ton. Bentang Balok L =
7 m . Baja yang digunakan mutu BJ.37

Struktur Baja Jembatan 3 - 71


Moeljono

Anda mungkin juga menyukai