Boiler in CPO Industry
Boiler in CPO Industry
Boiler in CPO Industry
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah mengenai Aplikasi Boiler dalam perindustrian khususnya kelapa
sawit ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. Dalam pembuatan makalah ini
tentu ada hambatan serta halangan, namun dengan adanya dukungan dan kerja sama
dari sesama anggota kelompok, kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup
baik. Kami berterima kasih kepada Bapak Dedi Budi Purwanto, S.T., M.T. selaku
dosen mata kuliah Permesinan Kapal, Departemen Teknik Perkapalan, Fakultas
Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.
Dengan disusunnya makalah ini oleh kelompok kami, kami berharap dapat
memberi manfaat dan menambah wawasan serta pengetahuan mengenai Aplikasi
Boiler dalam perindustrian khususnya kelapa sawit bagi para pembaca. Kami
menyadari bahwa makalah ini banyak memiliki kekurangan, sehingga kami
mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para pembaca demi
perbaikan makalah yang kami buat ke depannya. Demikian makalah ini kami buat,
semoga memberi manfaat kepada semua pihak.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................... 3
PENUTUP ............................................................................................................. 15
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
2
BAB II
3
1) Boiler pipa api (fire tube boiler)
Boiler jenis ini pada bagian tubenya dialiri dengan gas pembakaran
dan bagian lainnya yaitu sel dialiri air yang akan diuapkan. Tube-tubenya
langsung didinginkan oleh air yang melindunginya. Jumlah pass dari
boiler tergantung dari jumlah laluan horizontal dari gas pembakaran
diantara furnace dan pipa-pipa api. Laluan gas pembakaran pada furnace
dihitung sebagai pass pertama. Boiler jenis ini banyak dipakai untuk
industri pengolahan mulai skala kecil sampai skala menengah.
2) Boiler pipa air (water tube boiler)
Boiler jenis ini banyak dipakai untuk kebutuhan uap skala besar.
Prinsip kerja dari boiler pipa air berkebalikan dengan pipa api, gas
pembakaran dari furnace dilewatkan ke pipa-pipa yang berisi air yang
akan diuapkan.
2. Upper drum. Terbuat dari low carbon steel dengan campuran chrome,
vanadium, dan molybdenum. Fungsinya adalah untuk menampung air
umpan yang akan didistribusikan ke pipa air pembangkit steam, dan
menampung uap dari pipa pembangkit.
4
3. Header air umpan. Berbentuk silinder bejana yang diletakkan di
sekeliling dapur dan di bawah fire grade yang ada di dinding depan
boiler. Fungsinya untuk menampung air umpan dan mendistribusikan ke
pipa air pembangkit uap.
5. Tube air pembangkit uap. Di sini, air akan diubah menjadi uap dengan
pemanasan gas dari dapur. Tube disusun sedemikian rupa agar bisa
menerima panas secara maksimal.
6. Downcomer pipe. Pipa ini tidak memperoleh pemanasan dari gas panas.
Tugasnya mengalirkan umpan boiler dari upper drum ke header, upper
drum ke drum bawah, dan upper drum ke header.
5
Gambar 2.3 Economizer
2.3 Insulasi. Bagian ini akan menjaga keamanan lingkungan dan efisiensi
boiler. Serta, panas yang hilang karena tingginya temperatur dapur boiler
akan dikurangi di sini.
2.4 Peralatan pemisah air dan uap. Ada tiga tipe yang digunakan, yaitu dry pipe,
chevron drier, dan cyclone separator. Ketiganya mempunyai fungsi yang
berbeda-beda, namun secara umum akan memisahkan bulir air yang
terbawa uap saat memasuki upper drum.
6
Cara kerja boiler adalah air umpan berada dalam daerator kemudian
disirkulasikan ke dalam upper drum sebagai penampung air umpan,
selanjutnya air umpan akan didistribusikan ke pipa pembangkit uap.
Selanjutnya hasil dari pemanasan didalam pipa pembangkit menghasilkan
uap yang akan ditampung oleh header uap dan akan langsung
didistribusikan ke upper drum, dalam hal ini upper drum terdapat sekat
untuk memisahkan uap dengan air, Karena hasil pemanasan dipipa
pembangkit tidak seratus persen uap tetapi terdapat air yang akan
didistribusikan kembali melalui downcomer pipe menuju lower drum. Dari
lower drum akan didistribusikan ke header feed water atau header air umpan
kemudian disalurkan kembali ke pipa pembangkit untuk diubah menjadi uap
kembali. Lalu uap air yang masih bersifat saturated atau uap keadaan basah
dipanaskan kembali di superheater dengan suhu 2800 lebih. Setelah uap
menjadi uap kering atau superheat steam lalu akan dipakai oleh turbin.
Dimana cara kerja telah dilampirkan pada gambar 2.4.
7
2. Stasiun Perebusan
Selanjutnya pengolahan kelapa sawit adalah proses perebusan.
Perebusan ini bertujuan untuk menurunkan tingkat keasaman lemak
bebas dan mengurangi kadar air.
8
proses seperti fraksinasi dan penyaringan. Setelah melalui tahap
penyempurnaan minyak dipompakan ke storage tank untuk tempat
penyimpanan sementara sebelum dikirim.
9
Gambar 2.9 Stasiun Pembangkit Tenaga Uap
8. Stasiun Tenaga (Power Station)
Dalam proses normal, kebutuhan power listrik suatu pabrik di
supply oleh 1 buah Turbine Uap dengan kapasitas sesuai kebutuhan
pabrik. Untuk pembangkitan awal sebelum boiler siap dan turbine belum
beroperasi digunakan 2 buah Generator Set.
10
• Memastikan peralatan pengaman lainnya dan safety valve boiler
dalam kondisi baik.
• Periksa pressure gauge, berfungsi baik/tidak.
• Valve air vent pada drum dan superheater pada posisi terbuka penuh
100%. Buka drain valve pada superheater dan starting valve pada
posisi terbuka penuh 100%.
• Memastikan ruang bakar (furnace) dalam keadaan bersih.
• Memastikan bahan bakar untuk boiler cukup tersedia
2. Pemanasan.
• Pada tahap pemanasan awal, laksanakan pembakaran dalam ruang
dapur tanpa ada blower yang dioperasikan.
• Setelah tekanan ± 0,5 kg/cm2, tutup penuh air vent pada superheater
dan upper drum.
• Operasikan rotary feeder dan masukkan bahan bakar secara
perlahan-lahan dan merata.
• Pertahankan tekanan ruang dapur pada tekanan yang direncanakan
3. Pengoperasian
Waktu yang dibutuhkan untuk pemanasan boiler bervariasi tergantung
jenis/type boiler, saat pengoperasian boiler dilakukan hal berikut
• Pada tekanan >21 kg/cm2 buka kerangan induk perlahan-lahan
dengan memperhatikan variasi pada tekanan boiler dan level air.
• Periksa semua peralatan-peralatan atas suara-suara yang abnormal.
• Pertahankan level air pada drum dikondisi yang ditentukan.
• Naikkan tekanan boiler sesuai tekanan yang direncanakan dan
lakukan percobaan pembuangan uap pada kerangan pengaman
(safety valve) pada superheater dan upper drum. Hal ini untuk
memastikan bahwa kerangan pengaman bekerja normal.
• Pertahankan tekanan boiler pada operasi normal.
• Pertahankan pemakaian uap agar konstan.
11
• Perhatikan densitas dari asap. Asap dengan densitas tebal yang
keluar dari cerobong menunjukkan kekurangan udara atau
pembakaran yang tidak sempurna. Perhatikan temperatur gas buang
normalnya 350 ⁰C - 370 ⁰C). Temperatur gas buang terlalu tinggi
mengakibatkan berkurangnya efisiensi boiler.
4. Penghentian
Pada tahap penghentian ini ada dua jenis yaitu penghentian secara
darurat yang disebabkan oleh mati listrik dan akibat level air yang turun
terus menerus, dan secara normal sebagai berikut:
• Hentikan suplai bahan bakar.
• Tutup kerangan uap utama dan suplai uap lainnya, serta air vent.
• Perhatikan level air pada gelas penduga (harus high water level)
• Turunkan tekanan hingga < 10 kg/ cm2 (sirkulasi).
• Stop FD fan dan secondary FD fan.
• Keluarkan abu-abu sisa pembakaran dari atas rooster.
• Stop ID fan dan buka damper 100%.
• Operasikan dumping grate dan mengeluarkan abu dari pintu abu.
• Stop double damper dust collector.
• Buka pintu dapur dan pintu abu, pintu-pintu yang lainnya tetap
tertutup.
Periksa semua kerangan blow down dan continuous blow down
(harus tertutup dengan sempurna dan tidak terdapat kebocoran).
Pengoperasian boiler di pabrik kelapa sawit hampir sama dengan mesin
lain, di mana harus dimatikan ketika selesai, dan harus dipanaskan
terlebih dahulu sebelum digunakan.
12
2.5 Penggunaan Boiler pada Industri Kelapa Sawit
Sebagian besar ketel uap yang digunakan pada pabrik kelapa sawit
adalah ketel uap yang menghasilkan uap superheated, dimana uap ini
digunakan pertama kali untuk memutar turbin sebagai pembangkit tenaga
listrik kemudian sisa uap dari pembangkit tersebut digunakan sebagai
pemanasan TBS pada sterilizer.
- Kebutuhan uap pada pabrik kelapa sawit adalah 0.6 ton uap/ton TBS.
- Jadi, untuk pabrik 45 ton membutuhkan boiler = 45 ton x 0.6 = 27 ton
uap/jam.
13
Maka dari itu dibutuhkan 2 unit ketel uap dengan kapasitas uap 20
ton uap/jam pada masing-masing ketel uap.
14
BAB III
PENUTUP
Boiler adalah suatu alat berbentuk bejana tertutup yang digunakan untuk
menghasilkan steam yang diperoleh dengan memanaskan bejana yang berisi air
dengan bahan bakar. Boiler mengubah energi-energi kimia menjadi bentuk energi
yang lain untuk menghasilkan kerja dan dirancang untuk melakukan atau
memindahkan kalor dari suatu sumber pembakaran, yang biasanya berupa
pembakaran bahan bakar.
Cara kerja boiler adalah air umpan dalam daerator, lalu disirkulasikan ke
dalam upper drum, selanjutnya air umpan akan didistribusikan ke pipa pembangkit
uap. Hasil dari pemanasan berupa uap yang akan ditampung oleh header uap dan
akan langsung didistribusikan ke upper drum, dalam hal ini upper drum terdapat
sekat untuk memisahkan uap dengan air, dimana hasil tidak seratus persen uap
tetapi terdapat air yang akan didistribusikan kembali melalui downcomer pipe
menuju lower drum. Dari lower drum akan didistribusikan ke header feed water
kemudian disalurkan kembali ke pipa pembangkit untuk diubah menjadi uap
kembali. Lalu uap air yang masih bersifat basah dipanaskan kembali di superheater
dengan suhu 2800 lebih. Setelah uap menjadi uap kering atau superheat steam lalu
akan dipakai oleh turbin.
15
DAFTAR PUSTAKA
Wan, A. (2012). Ketel Uap (Boiler) di Pabrik Kelapa Sawit. Diambil dari:
http://belajarsawit.blogspot.com/2012/12/ketel-uap-boiler-di-pabrik-kelapa
-sawit.html (diakses 31 Oktober 2018, pukul 23.00)
16
17