Strategi Dan Teknik Negosiasi Distribusi-1
Strategi Dan Teknik Negosiasi Distribusi-1
Strategi Dan Teknik Negosiasi Distribusi-1
NAMA KELOMPOK 2 :
Universitas Semarang
S1 Manajemen
2018
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pemahaman strategi dan taktik distributif sangat penting dan bermanfaat, namun
negosiator perlu tahu bahwa taktik ini juga dapat bersifat kontraproduktif, beresiko, dan
mungkin tidak akan membuahkan hasil. Taktik ini sringkali menyebabkan para pihak yang
bernegosiasi terlalu berfokus pada perbedaan, bukannya kesamaan yang mereka miliki
(Thompson dan Hrebec, 1996). Meski demikian, efek-efek negatif strategi dan taktik tawar-
menawar distributif bermanfaat ketika negosiator ingin memaksimalkan nilai yang diperoleh
dalam satu kesepakatan, ketika hubungan dengan pihak lain tidak penting, dan ketika mereka
berada pada tahap mengklaim nilai dari negosiasi.
PEMBAHASAN
Dalam bernegosiasi kedua belah pihak harus menetapkan titik awal, titik target, dan
titik resistensinya sebelum memulai negosiasi. Titik awal sering kali ada pernyataan pembuka
yang dibuat oleh masing-masing pihak. Titik target disebut juga aspirasi negosiator, titik
dimana negosiator ingin menutup negosiasi-tujuan optimalnya. Titik resistansi, titik dimana
seseorang tidak akan melanjutkan dan cenderung menghentikan negosiasi, tidak diketahui
oleh kedua belah pihak dan harus dirahasiakan (Raiffa, 1982). Titik awal dan titik resistansi
negosiator biasanya tersusun dalam ururtan terbalik, dimana titik resistensi menjadi harga
tinggi bagi pembeli dan harga rendah bagi penjual.
Titik target, titik resistansi, dan penawaran awal memainkan peranan penting dalam
tawar-menawar distributif. Titik target mempengaruhi hasil negosiator dan kepuasan
negosiator terhadap hasilnya (Galinsky, Mussweiter, dan Medvec, 2002), membuka
penawaran memainkan peranan penting dalam mempengaruhi hasil negosiasi ; titik resistansi
memainkan peranan yang sangat penting sebagai peringatan atas keberadaan taktik
kompetitif, dan rentang tawar-menawar positif meningkatkan kemungkinn terjadinya
kesepakatan.
Selain tawaran pembuka, titik target, dan titik resistansi, terdapat faktor keempat
dalam negosiasi: hasil alternatif yang dapat diperoleh dengan menyelesaikan kesepakatan
dengan oeang lain. Dalam beberapa negosiasi, pihak-pihak yang terlibat hanya memiliki dua
pilihan mendasar: (1) mencapai kesepakatan dengan pihak lain atau (2) tidak mencapai
kesepakatan sama sekali. Namun, dalam negosiasi lain, salah satu atau kedua belah pihak
memiliki kemungkinan kesepakatan alternatif dengan pihak lain.
Titik Kesepakatan
Kesepakatan dalam negosiasi dibutuhkan pada beberapa hal, yaitu harga, tanggal
penutupan penjualan, renovasi barang, dan harga barang yang terdapat di dalam barang
tersebut. Semua hal untuk negosiasi tersebut adalah bargaining mix. Setiap barang dalam mix
tersebut memiliki titik awal, titik target, dan titik resistansinya masing-masing. Ketika
bargaining mix semakin meluas, terdapat lebih banyak peluang kompromi pada isu-isu di
mana pereferensi negosiator tidak sama pada setiap isu. Jika hal ini terjadi, strategi dan taktik
yang tepat adalah strategi dan taktik negosiasi integratif.
Strategi-strategi Fundamental
Informasi adalah nyawa negosiasi. Semakin abnayk anda tahu tentang titik targetm
titik resistansi, motif, kepercayaan diri pihak lain, semakin besar peluang anda mendapatkan
kesepakatan yang menguntungkan. Titik resistansi, target, dan informasi rahasia mengenai
posisi strategis lemah atau kerentangan emosi anda sebaiknya disembunyikan. Atau, anda
menginginkan pihak lain memiliki informasitertentu, beberapa diantaranya bersifat faktual
dan benar, beberapa lagi dibuat agar pihak lain mempercayai hal-hal yang menguntungkan
anda. Setiap pihak ingin mendapatkan informasi dan menyembunyikan informasi lain.
Akibatnya, komunikasi ini dapat menjadi kompleks. Informasi sering kali disampaikan dalam
kode yang berkembang dalam negosiasi. Pertanyaan dijawab dengan pertanyaan lainatau
pernyataan yang tidak lengkap untuk mempengaruhi persepsi pihak lain.meski demikian,
mereka harus menetapkan beberapa poin secara efektif dan meyakinkan.
Hal yang sangat penting bagi perencanaan strategi dan taktik tawar-menawar
distributif adalah mencari tahu titik resistansi pihak lain dan hubungan titik resistansi tersebut
dengan titik resistansi anda. Titik resistansi ditetapkan dengan nilai yang diharapkan dari
hasil tertentu, yang pda gilirannya merupakan produk dari nilai dan harga suatu hasil. Titik
resistansi juga dipengaruhi oleh biaya yang dibebankan individu untuk penundaan atau
kesulitan dalam negosiasi atau dalam menghentikan negosiasi. Namun, titik resistansi tidak
boleh diubah tanpa pertimbangan yang matang. Titik resistansi memainkan peranan penting
dalam menentukan batas negosiator dan kecuali jika terdapat alasan objektif untuk
mengubahnya, titik resistansi tidak boleh diubah.
Faktor terpenting dalam membentuk pemahaman orang lain mengenal apa yang
mungkin dan oleh karena itu nilai yang ia tempatkan pada hasil tertentu adalah pemahaman
orang lain terhadap situasi anda. Untuk menjelaskan bagaimana faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi proses tawar-menawar distributif, kita akan membuat empat proposisi utama,
yaitu :
1. Semakin tinggi pihak lain memperkirakan biaya penundaan atau impase anda,
semakin kuat titik resistansi pihak lain. Jika pihak lain melihat bahwa anda harus
melakukan penyelesaian dengan cepat dan menangguhkannya, ia akan meraih
keuntungan ini dan mendapatkan hasil yang lebih baik. Ekspetasi akan timbul dan
pihak lain akan menetapkan titik resistansi yang lebih menuntut. Semakin anda dapat
meyakinkan pihak lain bahwa biaya penundaan atau impase anda atau kemungkinan
negosiasi gagal adalah kecil, maka kemungkinan titik resistansi pihak lain akan lebih
rendah.
2. Semakin tinggi pihak lain memperkirakan biaya penundaan atau impasenya, semakin
lemah titik resistansi pihak lain tersebut. Semakin sesorang memerlukan kesepakatan,
semakin rendah titik resistansinya. Semakin banyak yang anda lakukan untuk
meyakinkan pihak lain bahwa penundaan atau penghentian negosiasi akan memakan
biaya, semakin besar kemungkinannya untuk menetapkan titik resistansi yang rendah.
Sebaliknya, jika alternatif pihak lain semakin menarik, maka semakin besar
kemungkinannya untuk menetapkan titik resistansi yang tinggi. Jika negosiasi gagal,
pihak lain dapat berpindah ke alternatif yang menarik.
3. Semakin rendah pihak lain menilai suatu isu, semakin rendah titik resistansinya. Titik
resistansi dapat menurun ketika sesorang mengurangi niali sebuah isu. Jika anda dapat
meyakinkan pihak lain bahwa posisi negosiasi saat ini tidak akan membuahkan hasil
atau bahwa posisi saat ini tidak semenarik yang pihak lain yakini, maka ia harus
menyesuaikan titik resistansinya.
4. Semakin yakin pihak lain bahwa anda menghargai suatu isu, semakin rendah titik
resistansi pihak lain tersebut. Semakin anda dapat meyakinkan pihak lain bahwa anda
sangat menghargai isu tertentu, semakin besar tekanan yang anda berikan kepada
pihak lain untuk menetapkan titik resistansinya yang lebih rendah berkaintan dengan
isu tersebut. Meski demikian, dengan mengetahui bahwa suatu posisi sangat penting
bagi pihak lain, anda akan mengharapkan pihak lain melepaskan isu tersebut,
sehingga akan muncul kemungkinan lebih kecil mengenai kesepakatan yang
menguntungkan di wilayah tersebut. Akibatnya, anda mungkin perlu menurunkan
ekspetasi anda ke titik resistansi yang lebih rendah.
Tugas-tugas Taktis
Dalam strategi dasar tawar-menawar distributif, terdapat empat tugas taktis yang
penting yang harus dipertimbangkan negosiator terkait dengan titik target, titik resistansi, dan
biaya penghentian negosiasi.
1) Menaksir titik target, titik resistansi, dan biaya penghentian negosiasi pihak lain
Tugas taktis penting bagi negosiator adalah mengontrol informasi yang diberikan
kepada pihak lain yang berkaitan dengan titik taerget dan titik resistansi, sekaligus
menuntunnya untuk membentuk impresi yang diinginkan. Negosiator perlu menyaring
informasi yang berkaitan dengan posisi dan merepresentasikannya agar pihak lain percaya.
Umumnya, aktivitas perahasiaan lebih penting di awal negosiasi, dan tindakan langsung lebih
bermanfaat setelahnya. Urutan ini memberikan waktu untuk berkonsentrasi pada
pengumpulan informasi dari pihak lain, yang akan bermanfaat dalam mengevaluasi titik
resistansi, dan untuk menentukan cara terbaik memberikan informasi kepada pihak lain
mengenai posisi diri sendiri.
Aktivitas Perahasiaan
Cara yang paling sederhana untuk merahasiakan posisi adalah dengan bertindak dan
berkata sedikit mungkin. Diam itu emas ketika menjawab pertanyaan: kata-kata harus
dikeluarkan untuk mengajukan pertanyaan pada pihak negosiator lain. Sikap diam
mengurangi kemungkinan untuk membuat kesalahan verbal atau memberikan petunjuk yang
dapat digunakan pihak lain untuk menarik kesimpulan. Menunjukkan kekecewaan atau rasa
bosan, resah dan gelisah, atau ketertarikan dpat memberikan petunjuk mengenai pentingnya
poin-poin yang sedang didiskusikan. Penyembunyian adalah aktivitas perahasiaan yang
paling umum.
Seorang negosiator dapat mengubah impresi pihak lain terhadap tujuannya dengan
membuat hasilnya tampak tidak menarik atau dengan membuat biaya untuk membuat
tuntutan dan posisi tampak lebih menarik bagi pihak lain. Terdapat beberapa pendekatan
untuk memodifikasi persepsi pihak lain, yaitu dengan mengintegrasikan kepada pihak lain
hasil apa yang akan diperoleh dari proposalnya dan dapat juga dengan menyembunyikan
informasi.
Ada tiga cara untuk memanipulasi biaya penundaan dalam negosiasi, yaitu :
1. Tindakan distributif
Salah satu cara untuk mendorong kesepakatan adalah meningkatkan biaya karena
tidak mencapai kesepakatan melalui tindakan disruptif. Dalam satu contoh, sekelompok
pekerja di bidang makanan bernegosiasi dengan restoran yang dikelilingi oleh para
pendukungnya, mengintruksikan para pendukung untuk masuk ke restoran sebelum waktu
makan siang, dan memesan kopi serta meminumnya dengan santai. Ketika pelanggan biasa
untuk makan siang,mereka menemukan bahwa tempat tersebut penuh. Bentuk-bentuk
tindakan distributif yang meningkatkan biaya bagi negosiator karena tidak mencapai
kesepakatan dan membawa mereka kembali ke tawar menawar. Taktik tersebut dapat
berhasil, namun juga dapat menyebabkan kemarahan dan konflik yang memanas.
Cara lain untuk meningkatkan biaya penundaan atau penghentian negosiasi adalah
melibatkan pihak lain yang dapat mempengaruhi hasil dalam proses negosiasi. Dalam banyak
transaksi bisnis, pihak swasta dapat menyatakan bahwa jika negosiasi dengan pedagang
mengalami kegagalan, ia akan pergi ke Better Businnes Bareau dan memprotes tindakan
tersebut.
3. Manipulasi jadwal
Proses penjadwalan negosiasi sering kali membuat satu pihak berada pada keadaan
yang tidak menguntungkan, dan jadwal negosiasi dapat digunakan untuk meningkatkan
tekanan waktu pada negosiator. para pembisnis yang berangkat ke luar negri untuk
melakukan negosiasi dengan pelanggan atau pemasok sering kali menemukan bahwa merasa
kelelahan akibat perjalanan panjang.
Penawaran Pembuka
Ketika negosiasi dimulai, negosiator dihadapkan dengan masalah yang
membingungkan. Bagaimana cara membuka penawaran? Apakah tawaran tersebut akan
dianggap terlalu rendah atau dianggap terlalu tinggi oleh negosiator di pihak lain dan
kemudian ditolak? tawaran yang dianggap rendah oleh pihak lain mungkn dapat saja lebih
tinggi, untuk memberikan ruang manuver atau untuk mencapai kesepakatan yang lebih tinggi.
Haruskah tawaran pembuka agak lebih dekat dengan titik resistansi, yang menunjukkan sikap
yang lebih kooperatif? Pertanyaan-pertanyaan membingungkan ini akan segera terjawab
ketika negosiator mengetahui lebih lanjut mengenai batasan dan strategi pihak lain.Walaupun
pengetahuan tentang pihak lain dapat membantu negosiator untuk menentukan tawaran
pembuka, pengetahuan tersebut tidak memberi tahu mereka apa saja yang harus dilakukan.
Sikap Pembuka
Konsesi Awal
Penawaran pembuka biasanya dibalas dengan penawaran balasan, dan kedua tawaran
ini menjelaskan rentang tawar-menawar awal. Terkadang, pihak lain tidak akan memberikan
tawaran balasan, tetapi hanya menyatakan bahwa penawaran pertama (atau sejumlah
permintaan) tidak dapat diterima dan meminta pemberi tawaran untuk kembali dengan
proposal yang lebih masuk awal.
Peran Konsensi
Konsensi adalah sentral bagi negosiasi. Tanpa konsensi, negosiasi tidak akan ada. Jika
satu pihak tidak siap memberikan konsensi, pihak lain pasti menyerah atau negosiasi akan
menemukan kebuntuan. Orang-orang yang bernegosiasi pasti mengharapkan konsensi.
Negosiator kurang puas ketika negosiasi berakhir dengan diterimanya penawaran pertama,
kemungkinan karena mereka merasa bahwa mereka dapat berusaha lebih baik.
Penawaran Akhir
Pada akhirnya, seorang negosiator ingin menyampaikan pesan bahwa tidak ada ruang
pergerakan yang lebih jauh-bahwa penawaran saat ini adalah yang terakhir. Seorang
negosiator yang baik akan berkata, “ini adalah hal yang dapat saya lakukan” atau “Sejauh
inilah saya dapat bertindak”. Terkadang, bagaimanapun, jelas bahwa pernyataan yang
sederhana tidak akan mencukupi; sebuah alternatif adalah untuk menggunakan konsesi untuk
menyampaikan maksud. Seorang negosiator mungkin akan membiarkan keberadaan konsesi
lebih jauh untuk menyampaikan pesan daripada memaksakan dari pihak lain. Pihak lain
mungkin pada awalnya tidak akan mengenali penawaran terakhir merupakan final dan
mungkin bersuka rela untuk konsesi lebih jauh untuk mendapat respons dari pihak lain.
Mendapati bahwa tidak ada konsesi lanjut yang terjadi , pihak lain mungkin merasa
dikhianati dan merasa bahwa pola konsesi-konsesi balasan dilanggar. Konflik yang
diakibatkan mungkin dapat membuat negosiasi menjadi rumit.
Komitmen
Seperti banyak alat, komitmen memiliki mata ganda. Mereka mungkin digunakan
untuk meraih keuntungan yang digambarkan sebelumnya, tetapi mereka mungkin juga
memperbaiki seorang negosiator ke posisi atau titik tertentu. Komitmen bertukar secara
fleksibel untuk kepastian tindakan, tetapi hal tersebut menimbulkan kesulitan jika salah satu
ingin pindah ke posisi yang baru. Supaya komitmen awal efektif, rencana kemungkinan harus
bersifat raha asia. Komitmen mungkin akan berguna bagi anda sebagai seorang negosiator,
tetapi anda akan mendapatkan keuntungan untuk mencegah pihak lain dari komitmen. Lebih
jauh, jika pihak lain harus mengambil posisi yang berkomitmen, maka ini merupakan
keuntungan anda untuk tetap membuka satu jalan atau lebih baginya agar dapat keluar dari
komitmen.
Menetapkan Komitmen
Dengan pernyataan yang kuat dan penuh semangat, beberapa diantaranya hanya
gertakan, yang dibuat selama negosiasi. Bagaimana seorang negosiator menetapkan bahwa
sebuah pernyataan adalah untuk dipahami sebagai komitmen? pernyataan komitmen memiliki
tiga properti : keputusan tingkat tinggi, spesifikasi tingkat tinggi dan pernyataan konsekuensi
yang jelas (Walton dan McKewsie,1965). Myron Liebschutz menulis dalam The Wall Street
Journal, menawarkan tips sukses berikut ketika pelamar kerja harus melakukan negosiasi gaji
dengan seorang majikan yang prospektif:
Menunda diskusi kompensasi sampai pada akhirnya anda ditawari pekerjaan tersebut.
Setelah majikan menawarkan pekerjaan dan menyebutkan nilai gaji, tetaplah diam
sampai sekitar 30 detik.Dengan tetap diam, anda membuat orang tersebut untuk
menyebutkan angka yang lebih tinggi atau membicarakan fleksibilitas. Kemudian
negosiasi dapat dimulai.
Jangan segera mengomentari gaji yang ditawarkan.
Lalu,katakan bahawa tawaran sedikit konservatif, walaupun posisinya masih sangat
menarik. Katakan Anda akan mempertimbangkannya dan membicarakannya kembali
esok hari.
Jangan membahas keuntungan sebelum gaji. Dapatkan persetujuan gaji dahulu, lalu
diskusikan keuntungan yang menyertai.
Berhati-hatilah terhadap negosiasi berlebihan.meminta terlalu banyak, bahkan jika anda
mendapatkannya, mungkin akan menyebabkan Anda tidak disukai dan menjauhkan
Anda dari tinjauan gaji selanjutnya.
Apapun tawaran tersebut, jangan menerimanya ditempat. Tunjukkan minat, tetapi
mintalah satu hari untuk mempertimbangkannya.
Jika perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan gaji anda, carilah pilihan lain seperti
bonus, libur panjang, penghargaan uang spesifik untuk pencapaian kinerja.
Pernyataan publik
Beberapa hal dapat dilakukan untuk memperkuat ancaman implisit atau eksplisit
dalam sebuah komitmen. Salah satunya adalah dengan meninjau situasi serupa dan
konsekuensinya, cara lainnya adalah untuk membuat persiapan yang jelas untuk menjalani
ancaman. Jalan yang lainnya adalah untuk menciptakan dan mengatasi ancaman kecil di
waktu mendatang, sehingga membuat pihak lain meyakini bahwa ancaman besar dapat
diatasi. Misalnya, seorang negosiator dapat mengatakan, “Jika perkembangan negosiasi ini
tidak meningkat, saya tidak akan kembali ke meja negosiasi setelah makan siang,”lalu benar-
benar melakukannya.
Satu cara untuk mencegah pihak lain membuat posisi berkomitmen adalah dengan
menolaknya pada waktu yang diperlukan. Dalam perjanjian real estat saat pilihan hampit
habis, penjual mungkin menggunakan waktu dengan berpergian atau meminta pemeriksaan
perilaku dan batas-batas yang berkelanjutan, sehingga menolak waktu dari pembeli potensial
untuk membuat sebuah tawaran pada saat batas waktu tiba dan pada akhirnya membiarkan
pembeli lain yang bersedia membayar lebih untuk terlibat dalam negosiasi.
Negosiator sering kali ingi mengeluarkan pihak lain dari posisi berkomitmen, dan
seringkali pihak tersebut juga menginginkan jalan keluar. Bagaimana hal ini dapat
diselesaikan? Kami mengajukan empat kesempatan untuk bebas dari komitmen.
2. Menutup Kesepakatan
Setelah bernegosiasi dalam sebuah periode waktu, dan belajar tentang kebutuhan
pihak lain, posisi dan terkadang titik perlawanan,tentang berikutnya untuk negosiator adalah
untuk menutup kesepakatan.Negosiator dapat menggunakan beberapa taktik terbaik untuk
negosiasi yang ada adalah seperti seni dalam ilmu.
3. Menyediakan Alternatif
Dari pada membuat penawaran akhir tunggal, negosiator dapat menyiapkan dua atau
tiga paket alternatif untuk pihak lain yang lebih atau kurang setara dalam nilai. Orang-orang
senang dalm pilihan, dan memberikan paket alternatif untuk pasangan dapat menjadi teknik
yang sangat efektif untuk menutup negosiasi.
4. Mengasumsikan Penutupan
5. Memisahkan perbedaan
6. Meledaknya Penawaran
Penawaran yang meledak mengandung batas waktu yang sangat ketat untuk menekan
pihak lain agar segera menyetujui dan merupakan versi ekstrem dalam memanipulasi jadwal
negosiasi. Misalnya, seseorang yang diwawancara untuk sebuah pekerjaan mungkin ditawari
gaji yang sangat menarik dan paket keuntungan, tetapi juga diberitahu bahwa tawaran akan
tidak berlaku dalam 24 jam. Tujuan dari meledakkan tawaran adalah untuk meyakinkan pihak
lain untuk menerima penyelesaian dan berhenti memikirkan alternatif.
7. Pemanis
Taktik penutup lainnya adalah menyimpan konsesi spesial untuk penutupan. Untuk
menggunakan taktik ini secara efektif, negosiator perlu menyertakan pemanis dalam rencana
negosiasi mereka atau mereka dapat menerimanya terlalu banyak selama penutupan.
TAKTIK HARDBALL
Taktik seperti itu dirancang untuk menekan negosiator untuk melakukan hal yang
tidak ingin mereka melakukan sebaliknya, dan tekanan mereka biasanya menyamarkan
kepatuhan pengguana terhadap pendekatan penawaran distributif. Taktik ini juga dapat
menyerang, dan terdapat bukti bahwa negosiator yang bersifat memusuhi bukanlah
negosiator yang efektif. Merupakan hal yang penting bahwa negosiator memahami taktik
Hardball dan bagaimana mereka bekerja, sehingga mereka dapat mengenalinya dan
memahaminya jika taktik hardball digunakan pada mereka.
Kita sering berdiskusi beberapa hal tentang taktik hardball yang biasanya
didiskripsikan dan kelemahan-kelemahannya.
Lowball/Highball
Negosiator yang menggunakan tatik ini mulai dengan penawaran pembuka
yang rendah atau tinggi secara konyol, mereka tahu bahwa mereka tidak akan
mencapainya. Risiko dalam menggunakan taktik ini adalah bahwa pihak lain akan
berpikir bahwa bernegosiasi akan membuang-buang waktu dan akan menghentikan
prosesnya. Cara terbaik menangani taktik ini adalah dengan tidak membuat usulan
balasan,tetapi meminta tawaran pembuka yang lebih logis dari pihak lain.
Bogey
Secara fundamental taktik ini bersifat menipu ,dan taktik tersebut dapat
menjadi taktik yang sulit untuk ditetapkan. Biasanya pihak lain akan bernegosiasi
secara bersungguh-sungguh dan akan menanggapi anda dengan serius saat anda
mencoba membuat kasus pada isu yang ingin anda terapkan taktik bogey.
Pengecut
Kelemahan dari taktik ini adalah bahwa taktik membuat negosiasi menjadi
permainan serius dimana satu atau dua belah pihak merasa kesulitan untuk
membedakan kenyataan dari posisi negosiasi yang disikapi. Taktik ini sangat sulit
untuk dipertahankan oleh negosiator. Dalam hal bahwa komitmen dapat
diturunkan,dinyatakan ulang,atau diabaikan, bagaimanapun juga, hal tersebut dapat
kehilangan kekuatannya.
Perilaku Agresif
Taktik perilaku agresif meliputi berbagai cara untuk bersikap agresif,untuk
menekan posisi anda atau menyerang posisi orang lain. Taktik agresif ini meliputi
tekanan tanpa ampunan untuk konsesi lanjutan,meminta tawaran terbaik diawal
negosiasi. Ketika berhadapan dengan taktik perilaku agresif pihak lain ,tanggapan
yang baik adalah dengan menghentikan negosiasi untuk membahas proses negosiasi
itu sendiri. Negosiator dapat menjelaskan bahwa mereka akan mencapai keputusan
berdasarkan kebutuhan dan minat,bukan tindakan agresif.
Pekerjaan Salju
Taktik pekerjaan salju terjadi ketika negosiator melebih-lebihkan informasi
kepada pihak lain bahwa ia bermasalah dalam menentukan fakta mana yang benar
atau penting dan mana yang disertakan semata-mata untuk distraksi.
Negosiator yang mencoba membalas taktik ini dapat memilih salah satu dari
beberapa respons alternatif. Pertama mereka tidak boleh takut untuk bertanya sampai
mendapatkan jawaban yang dimengerti. Kedua, jika pada kenyataanya masalah yang
sedang didiskusikan sangat tinggi secara teknis, maka negosiator dapat menyarankan
para ahli teknis untuk bersama-sama membahas isu teknis. Terakhir negosiator harus
mendengarkan pihak lain dengan seksama dan mengidentifikasi informasi yang
konsisten dan yang tidak konsisten.