12 34 1 PB PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

STUDI PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN JARINGAN

DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KECAMATAN TUMPANG


KABUPATEN MALANG MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0
Lia Nur Izza Maulidya1, Tri Budi Prayogo2, Mohammad Bisri2
1)
Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya
2)
Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia
Jl. MT. Haryono 167 Malang 65145, Indonesia
e-mail: [email protected]

ABSTRAK: Kecamatan Tumpang mempunyai 6 desa yang sudah terlayani oleh PDAM yaitu desa
Tumpang, Malangsuko, Jeru, Pulungdowo, Gunungsari, dan Tajinan dan akan dilakukan pengembangan dan
penambahan layanan di 2 desa yaitu desa Kidal dan Kambingan. Sumber yang digunakan dalam studi ini
adalah Sumber Pitu dengan debit pelayanan sebesar 50 lt/detik.
Hasil simulasi menggunakan program Epanet 2.0 pada kondisi existing terdapat hasil tekanan, kecepatan dan
headloss gradient yang tidak sesuai kriteria yang telah ditentukan. Sehingga pada tahap perencanaan
pengembangan ada beberapa perbaikan dan tambahan komponen, diantaranya penggantian diameter pipa,
penambahan jaringan pipa baru di daerah pengembangan, penambahan tandon, dan penambahan Press
Reduce Valve (PRV). Pada tahap pengembangan akan dilakukan dengan tiga alternatif, Alternatif I
menggunakan 1 buah tandon dan 1 buah PRV, alternatif II menggunakan 1 buah tandon dan 5 buah PRV,
altenatif III menggunakan 2 buah tandon dan 1 buah PRV. Alternatif II merupakan alternatif yang
mempunyai dimensi tandon paling efektif dan alternatif yang paling ekonomis. Sehingga anggaran biaya
yang akan dikeluarkan pada tahap perencanaan pengembangan adalah sebesar Rp.9.329.682.700,- .
Kata kunci: air bersih, jaringan pipa, Epanet, pengembangan

ABSTRACT: Tumpang sub-district has 6 villages that have been served by PDAM to fullfilling the
necessity of clean water ; those are Tumpang, Malangsiko, Jeru, Pulungdowo, Gunungsari and Tajinan
villages and will be development and adding services in 2 villages; those are Kidal and Kambingan Villages.
The water source used in this studi is Sumber Pitu which has a service discharge of 50 lt/sec.
The result of simulation using Epanet 2.0 software in the existing condition, there are value of pressure,
velocity and headloss gradient did not meet the stated criteria. Therefore, at the development stage will be
made some improvements and additional components, such as replacement of pipe diameter, adding a new
pipe network, adding a water tank and adding Press Reduce Valve (PRV).
The development planning was conducted with three alternatives, alternatives I uses 1 pieces of water tank
and 1 pieces of PRV, alternatives II uses 1 pieces of water tank and 5 pieces of PRV and alternatives III
uses 2 pieces of water tank and 1 pieces of PRV. Alternatif II is an alternative that has the most effective
dimension of water tank and the most economical alternative. So, the budget that would be spent on this
development planning was as much as Rp.9.329.682.700,- .
Keywords: clean water, pipe network, Epanet, development.

PENDAHULUAN kebutuhan air bersih juga terus meningkat.


Air bersih menjadi kebutuhan pokok Selain itu, sistem penyediaan air bersih di
yang akan terus menjadi kebutuhan Kecamatan Tumpang sebagian besar
masyarakat. Kebutuhan air bersih akan masih menggunakan sistem penyediaan
terus meningkat seiring dengan air secara individu menggunakan sumur
bertambahnya jumlah penduduk yang pribadi ataupun sumur wadah tadah hujan
terus meningkat tiap tahunnya. Oleh Dengan adanya permasalahan
karena itu perlu adanya peningkatan tersebut, maka diperlukan kegiatan
kapasitas produksi air bersih serta perencanaan dan pengembangan jaringan
pengembangan jaringan distribusi air distribusi air bersih di Kecamatan
bersih sehingga mampu melayani Tumpang guna untuk upaya pemenuhan
kebutuhan air bersih dalam satu daerah kebutuhan masyarakat akan air bersih
pelayanan. secara merata dan optimal. Saat ini
Seiring dengan bertambahnya Kecamatan Tumpang mempunyai 5 desa
penduduk di Kecamatan Tumpang, maka yang sudah terlayani air bersih yaitu
desa Tumpang, Malangsuko, Pulungdowo,
Jeru, Gunungsari dan Tajinan dan akan
dilakukan penambahan jaringan distribusi
air bersih di 2 desa yaitu desa Kidal dan
Kambingan.
Studi perencanaan dan pengembangan
distribusi air bersih ini akan menganalisa
mengenai kondisi hidrolika mencangkup
pengaruh tekanan titik simpul, besarnya Lokasi Studi
debit dan kehilangan tinggi tekan pada
setiap pipa dalam jaringan distribusi.
Dalam menganalisa dan mensimulasikan
jaringan perpipaan pada lokasi studi akan
menggunakan paket program Epanet 2.0.
Tujuan dari adanya pelaksanaan studi
ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui proyeksi jumlah
penduduk di daerah layanan distribusi
air bersih Kecamatan Tumpang
hingga tahun 2035.
2. Mengetahui jumlah kebutuhan air
bersih di daerah layanan distribusi air
bersih Kecamatan Tumpang hingga
tahun 2035.
3. Mengetahui kondisi sistem jaringan
distribusi air bersih Kecamatan Gambar 1. Peta wilayah Kecamatan
Tumpang dengan menggunakan paket Tumpang
program Epanet 2.0 pada kondisi
existing. Data Pendukung Studi
4. Mengetahui kondisi sistem jaringan 1. Data jumlah penduduk tahun 2006-
distribusi air bersih Kecamatan 2015.
Tumpang dengan menggunakan paket 2. Data jumlah pelanggan.
program Epanet 2.0 pada tahap 3. Peta existing dan data teknis jaringan
pengembangan. distribusi.
5. Mengetahui besarnya Rencana 4. Data debit sumber.
Anggaran Biaya (RAB) yang harus
dikeluarkan pada tahap Langkah-langkah Studi
pengembangan. Untuk mencapai tujuan yang
diharapkan maka diperlukan suatu
METODOLOGI PENELITIAN langkah pengerjaan secara sistematis.
Loksi studi ini berada di Kecamatan Berikut merupakan langkah-langkah
Tumpang Kabupaten Malang Jawa Timur. pengerjaan studi:
Secara astronomis Kecamatan Tumpang 1. Melakukan pengumpulan data-data
terletak pada 112°42’54” - 112°48’46” BT berupa data teknis dan data
dan 7°59’54” - 8°01’70” LS dan pendukung lainnya yang nantinya
mempunyai luas wilayah sebesar 72,09 akan digunakan dalam perencanaan
km2 atau 2,42% dari luas Kabupaten pengembangan jaringan distribusi air
Malang. bersih.
2. Menghitung proyeksi pertumbuhan A. Kebutuhan Domestik dan Non
penduduk dengan menggunakan data Domestik
jumlah penduduk. Berdasarkan jumlah penduduk di
3. Menghitung kebutuhan air bersih setiap masing-masing daerah layanan di
selama 20 tahun, yaitu dari tahun Kecamatan Tumpang, kebutuhan air
2016 sampai tahun 2035. bersih diasumsikan sebesar 60 lt/det untuk
4. Cek kebutuhan air bersih dengan kategori desa kecil dan 100 lt/det untuk
ketersediaan air yang ada pada lokasi kategori desa (DPUD Jendral Cipta Karya
studi. Direktorat Air Bersih, 1994). Sedangkan
5. Membuat alternatif pembuatan tandon kebutuhan non domestik adalah sebesar
untuk menyuplai kebutuhan air bersih 15% dari kebutuhan domestik (Permen
pada saat jam puncak. PU Tentang Penyelenggaraan SPAM,
6. Melakukan simulasi sistem jaringan 2007).
distribusi air bersih menggunakan B. Fluktuasi Kebutuhan Air Bersih
paket program Epanet v2.0. Besar pemakaian air oleh masyarakat
7. Menghitung rencana anggaran biaya akan terus berbeda disetiap jamnya, hal ini
untuk perencanaan pengembangan disebabkan oleh terjadinya fluktuasi pada
jaringan distribusi air bersih setiap jam yang dipengaruhi oleh faktor
8. Membuat kesimpulan dan saran. pemakaian beban konsumen.
Berikut merupakan hasil yang didapat
HASIL DAN PEMBAHASAN dari perhitungan proyeksi kebutuhan air
Proyeksi Jumlah Penduduk bersih:
Setelah menghitung proyeksi jumlah - Kebutuhan air rerata = kebutuhan
penduduk dengan metode eksponensial, domestik + non domestik +
geometrik dan aritmatik, lalu dilakukan uji kehilangan air
kesesuaian metode proyeksi menggunakan - Kebutuhan jam puncak = 1,56 x
standar deviasi dan keofisien korelasi. kebutuhan air rerata
Hasil dari uji kesesuaian metode proyeksi - Kebutuhan harian maksimum = 1,15
didapatkan metode aritmatik dengan x kebutuhan air rerata
jumlah jumlah proyeksi sampai tahun C. Kehilangan Air
2035 di Kecamatan Tumpang sebesar Kehilangan air yang terjadi selama
59900 jiwa. proses pendistribusian air tidak boleh
diabaikan. Dalam studi ini, kehilangan air
diasumsikan sebesar 25% dari total
kebutuhan air domestik dan non domestik.
Tabel 1. Rekapitulasi Kebutuhan Air
Bersih Hingga Tahun 2035
Kebutuhan Air Bersih
Rata-rata Harian Maksimum Jam Puncak
No Desa
liter/detik liter/detik liter/detik
2035 2035 2035
1 Kidal 3,15 3,62 4,91
2 Kambingan 3,10 3,57 4,84
3 Pulungdowo 3,14 3,61 4,90
Gambar 2. Grafik Laju Pertumbuhan 4 Jeru 4,30 4,95 6,71
Penduduk Metode Aritmatik 5 Malangsuko 3,23 3,71 5,04
6 Tumpang 17,21 19,79 26,85
Proyeksi Kebutuhan Air Bersih 7 Gunungsari 3,09 3,55 4,82
8 Tajinan 4,53 5,21 7,07
Perhitungan proyeksi kebutuhan air Jumlah 41,75 48,01 65,14
bersih di Kecamatan Tumpang adalah
sebagai berikut:
Simulasi Menggunakan Software 3,08 m/detik dan terendah pada pukul
Epanet 2.0 00.00 sebesar 0,02 m/detik.
Simulasi jaringan distribusi air bersih
kondisi existing (tahun 2015) dengan
software Epanet 2.0
a. Kondisi Sumber Air
Kapasitas debit sumber yang dialirkan
dari Sumber Pitu sebesar 50 lt/detik
masih mencukupi kebutuhan air rata-rata
di desa Tumpang, Malangsuko,
Pulungdowo, Jeru, Gunungsari dan
Tajinan dengan total sebesar 25,77
Gambar 5. Hasil Headloss Gradient
lt/detik dan kebutuhan jam puncak
Pada gambar 5 dapat dilihat bahwa
sebesar 40,19 lt/detik.
hasil headloss gradient pada pukul 07.00
b. Kondisi Aliran dalam Pipa
tidak memenuhi persyaratan yaitu 0 m/km
Hasil simulasi kondisi existing dari
– 15 m/km. Headloss gradient tertinggi
segi tekanan, kecepatan dan headloss
terjadi pada pukul 07.00 sebesar 175,67
gradient akan disajikan dalam gambar 3.
m/km dan terendah pada pukul 00.00
sebesar 0 m/km.
Maka hasil dari simulasi
menggunakan software Epanet 2.0 untuk
kondisi existing dapat disimpulkan bahwa
hasil tekanan, headloss gradient dan
kecepatan tidak memenuhi kriteria yang
telah ditentukan. Oleh karena itu, pada
tahap perencanaan pengembangan akan
dilakukan perbaikan dan penambahan
Gambar 3. Hasil Tekanan komponen.
Pada gambar 3 dapat dilihat hasil
tekanan pada pukul 00.00 dan pukul 07.00 Simulasi jaringan distribusi air bersih
tidak memenuhi kriteria yang ditentukan kondisi pengembangan (tahun 2035)
yaitu 0,5 atm – 20 atm. Tekanan tertinggi Perencanaan pengembangan jaringan
terjadi pada pukul 00.00 sebesar 32,09 distribusi air bersih hingga tahun 2035
atm dan tekanan terendah terjadi pada dilakukan dengan penggantian diameter
pukul 07.00 sebesar 1,03 atm. pipa dan penambahan jaringan pipa di dua
desa, yaitu desa Kidal dan Kambingan.
Sehingga, total desa yang dilayani ada 8
desa termasuk desa existing.
Kapasitas sumber air sebesar 50
lt/detik mampu melayani kebutuhan rata-
rata sebesar 41,75 lt/detik tetapi tidak bisa
memenuhi kebutuhan jam puncak sebesar
65,14 lt/det. Untuk itu maka akan
dibangun tandon yang bertujuan untuk
menyuplai air pada saat pemakaian jam
Gambar 4. Hasil Kecepatan pada Pipa puncak pada daerah pelayanan.
Pada gambar 4 ditunjukkan bahwa Pada simulasi jaringan distribusi air
hasil kecepatan tidak memenuhi kriteria bersih kondisi pengembangan akan
yaitu 0,1 m/detik – 2,5 m/detik. Kecepatan dilakukan dengan menggunakan tiga
tertinggi terjadi padapukul 07.00 sebesar alternatif. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui perbedaan hasil simulasi dari Pada gambar 8 ditunjukkan bahwa
segi hidrolika maupun ekonomis. hasil kecepatan telah memenuhi kriteria
a. Alternatif I yaitu 0,1 m/detik – 2,5 m/detik. Kecepatan
Alternatif I ini menggunakan 1 buah tertinggi terjadi pada pukul 07.00 sebesar
tandon berukuran 11m x 11m x 4,5m 1,64 m/detik dan terendah pada pukul
dengan volume efektif sebesar 484 m3 dan 00.00 sebesar 0,1 m/detik.
penambahan 1 buah PRV untuk
mengurangi tekanan yang terlalu besar
pada pipa.

Gambar 9. Hasil Headloss Gradient


Gambar 6. Grafik Fluktuasi Muka Air Alternatif I
dalam Tandon Pada gambar 9 dapat dilihat bahwa
Untuk hasil simulasi alternatif I dari hasil headloss gradient telah memenuhi
segi tekanan, kecepatan dan headloss persyaratan yaitu 0 m/km – 15 m/km.
gradient akan disajikan pada gambar 7. Headloss gradient tertinggi terjadi pada
pukul 07.00 sebesar 14,59 m/km dan
terendah pada pukul 00.00 sebesar 0,08
m/km.
b. Alternatif II
Alternatif I ini menggunakan 1 buah
tandon berukuran 11m x 11m x 4,5m
dengan volume efektif sebesar 484 m3 dan
penambahan 5 buah PRV untuk
mengurangi tekanan yang terlalu besar
Gambar 7. Hasil Tekanan Alternatif I pada pipa.
Pada gambar 7 merupakan hasil
tekanan telah memenuhi kriteria yang
ditentukan yaitu 0,5 atm – 20 atm
Tekanan tertinggi terjadi pada pukul 00.00
sebesar 20 atm dan tekanan terendah
terjadi pada pukul 07.00 sebesar 1,57 atm.

Gambar 10. Grafik Fluktuasi Muka Air


dalam Tandon
Untuk hasil simulasi alternatif II dari
segi tekanan, kecepatan dan headloss
gradient akan disajikan pada gambar 11.

Gambar 8. Hasil Kecepatan Alternatif I


persyaratan yaitu 0 m/km – 15 m/km.
Headloss gradient tertinggi terjadi pada
pukul 07.00 sebesar 14,59 m/km dan
terendah pada pukul 00.00 sebesar 0,08
m/km.
c. Alternatif III
Alternatif III ini menggunakan 2 buah
tandon. Tandon A berukuran 9m x 9m x
4,5m dengan volume efektif sebesar 324
m3 dan Tandon B berukuran 7m x 7m x
Gambar 11. Hasil Tekanan Alternatif II 4,5m dengan volume efektif sebesar 196
Pada gambar 11 merupakan hasil m3 penambahan 1 buah PRV untuk
tekanan telah memenuhi kriteria yang mengurangi tekanan yang terlalu besar
ditentukan yaitu 0,5 atm – 20 atm pada pipa.
Tekanan tertinggi terjadi pada pukul 00.00
sebesar 13,91 atm dan tekanan terendah
terjadi pada pukul 07.00 sebesar 1,15 atm.

Gambar 14. Grafik Fluktuasi Muka Air


dalam Tandon A

Gambar 12. Hasil Kecepatan Alternatif II


Pada gambar 12 ditunjukkan bahwa
hasil kecepatan telah memenuhi kriteria
yaitu 0,1 m/detik – 2,5 m/detik. Kecepatan
tertinggi terjadi pada pukul 07.00 sebesar
1,64 m/detik dan terendah pada pukul
00.00 sebesar 0,1 m/detik. Gambar 15. Grafik Fluktuasi Muka Air
dalam Tandon B
Untuk hasil simulasi alternatif III dari
segi tekanan, kecepatan dan headloss
gradient akan disajikan pada gambar 16.

Gambar 13. Hasil Headloss Gradient


Alternatif II
Pada gambar 13 dapat dilihat bahwa
hasil headloss gradient telah memenuhi
Gambar 16. Hasil Tekanan Alternatif III
Pada gambar 16 merupakan hasil rencana anggaran biaya total sebesar
tekanan telah memenuhi kriteria yang Rp.13.445.583.300,- . Harga tersebut
ditentukan yaitu 0,5 atm – 20 atm sudah termasuk biaya PPN sebesar 10%.
Tekanan tertinggi terjadi pada pukul 00.00 Alternatif II dengan rincian pekerjaan
sebesar 20 atm dan tekanan terendah pembangunan tandon, pengadaan pipa dan
terjadi pada pukul 07.00 sebesar 0,53 atm. aksesoris pipa dengan 5 buah PRV didapat
rencana anggaran biaya total sebesar
Rp.9.329.682.700,- . Harga tersebut
sudah termasuk biaya PPN sebesar 10%.
Alternatif III dengan rincian
pekerjaan pembangunan 2 buah tandon,
pengadaan pipa dan aksesoris pipa dengan
1 buah PRV didapat rencana anggaran
biaya total sebesar Rp.12.915.735.500,- .
Harga tersebut sudah termasuk biaya PPN
sebesar 10%.
Gambar 17. Hasil Kecepatan Alternatif III
Pemilihan Alternatif Pengembangan
Pada gambar 17 ditunjukkan bahwa Pada suatu perencanaan, alternatif-
hasil kecepatan telah memenuhi kriteria alternatif sangat diperlukan. Hal ini
yaitu 0,1 m/detik – 2,5 m/detik. Kecepatan dilakukan untuk memilih design
tertinggi terjadi pada pukul 07.00 sebesar perencanaan yang ekonomis dan efektif.
1,52 m/detik dan terendah pada pukul Dalam studi perencanaan pengembangan
00.00 sebesar 0,1 m/detik. distribusi air bersih di Kecamatan
Tumpang dilakukan dengan tiga alternatif.
Dari alternatif-alternatif yang telah
dilakukan, maka didapatkan bahwa
alternatif II merupakan alternatif yang
paling ekonomis dan mempunyai dimensi
tandon yang paling efektif. Selain itu,
alternatif II mempunyai hasil tekanan
yang lebih kecil dibandingkan dua
alternatif lainnya. Hal ini berdampak pada
pemilihan jenis pipa yang digunakan akan
Gambar 18. Hasil Headloss Gradient lebih murah dari jenis pipa yang
Alternatif III digunakan pada dua alternatif lainnya.
Pada gambar 9 dapat dilihat bahwa
hasil headloss gradient telah memenuhi KESIMPULAN DAN SARAN
persyaratan yaitu 0 m/km – 15 m/km. Kesimpulan
Headloss gradient tertinggi terjadi pada Berdasarkan hasil analisa yang telah
pukul 07.00 sebesar 14,59 m/km dan dilakukan, maka dapat diambil
terendah pada pukul 00.00 sebesar 0,08 kesimpulan sebagai berikut:
m/km. 1. Proyeksi jumlah penduduk pada
daerah layanan distribusi air bersih di
Rencana Anggaran Biaya Kecamatan Tumpang hingga tahun
Berdasarkan analisa, berikut adalah 2035 menggunakan metode aritmatik
rencana anggaran biaya tiap-tiap alternatif. yaitu sebesar 56.900 jiwa.
Alternatif I dengan rincian pekerjaan 2. Proyeksi kebutuhan air bersih untuk
pembangunan tandon, pengadaan pipa dan daerah layanan distribusi air bersih di
aksesoris pipa dengan 1 buah PRV didapat Kecamatan tumpang hingga tahun
2035 dengan tingkat pelayanan mempermudah dalam melakukan
sebesar 35% adalah sebagai berikut: pengembangan distribusi air bersih
- Kebutuhan air bersih rata-rata kedepannya.
sebesar 41,75 lt/detik. 2. Seiring dengan kebutuhan air bersih
- Kebutuhan air bersih harian yang terus meningkat disetiap
maksimum sebesar 48,01 lt/detik. tahunnya, maka disarankan untuk
- Kebutuhan air bersih jam puncak menambah debit atau mencari
sebesar 65,14 lt/detik. sumber debit lain.
3. a. Pada kondisi existing, debit inflow 3. Penambahan jaringan baru juga
sebesar 50 lt/detik masih bisa disarankan terus dilakukan, agar
mencukupi kebutuhan air sebesar dapat memenuhi kebutuhan air
25,77 lt/detik dan kebutuhan pada bersih bagi penduduk.
saat jam puncak 40,19 lt/detik.
b. Hasil evaluasi kondisi existing DAFTAR PUSTAKA
jaringan distribusi air bersih di Anonim. (2016). Analisis Harga Satuan
Kecamatan Tumpang menggunakan Pekerjaan (AHSP) Bidang
program Epanet 2.0 diperoleh hasil Pekerjaan Umum. Jakarta: Dinas
tekanan, kecepatan dan headloss Pekerjaan Umum
gradient tidak memenuhi kriteria yang Anonim. (1994). Pedoman Kebijakan
ditentukan. Program Pembangunan Prasarana
4. a. Pada tahap pengembangan debit Kota Terpadu (P3KT). Jakarta:
inflow sebesar 50 lt/detik tidak bisa Ditjen Cipta Karya.
memenuhi kebutuhan air pada saat Anonim (2007). Peraturan Menteri
jam puncak sebesar 65,14 lt/detik. Pekerjaan Umum No:
Sehingga dibangun tandon sebagi 18/PRT/M/2007 Tentang
supplai saat kebutuhan jam puncak. Penyelenggaraan Pengembangan
b. Pada tahap perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum.
pengembangan dilakukan dengan tiga Jakarta: Departemen Pekerjaan
alternatif. Alternatif yang akan Umum.
digunakan adalah alternatif II (dengan Muliakusuma, Sutarsih, 1981, Proyeksi
penambahan 1 buah tandon dan 5 Penduduk, LPFE UI, Jakarta.
buah PRV) karena alternatif ini yang Priyantoro, Dwi. 1991. Hidraulika
paling ekonomis dan mempunyai Saluran Tertutup. Malang: Jurusan
dimensi tandon yang lebih efektif. Pengairan Fakultas Teknik
5. Anggaran biaya yang dikeluarkan Universitas Brawijaya.
adalah sebesar Rp.9.329.682.700,- . Rossman, Lewis A. 2000. EPANET 2
USERS MANUAL. USA:
Saran Environmental Protection Agency
Guna mendapatkan hasil yang baik Triatmodjo, Bambang. 2003. Hidraulika
dalam suatu perencanaan jaringan pipa, II. Yogyakarta: Beta Offset.
maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai Triatmodjo, Bambang. 1996. Hidraulika I.
berikut: Yogyakarta: Beta Offset.
1. Pendataan perlu dilakukan secara
detail dan akurat sehingga

Anda mungkin juga menyukai