KAK DD Bendung Ambacang I

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 21

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

PEKERJAAN : DD PEMBANGUNAN BENDUNG


AMBACANG I KABUPATEN
KUANTAN SINGINGI
T.A. : APBN TA. 2017
PPK : PERENCANAAN DAN PROGRAM

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
SATKER BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA III
PPK PERENCANAAN DAN PROGRAM
JL.CUT NYAK DHIEN NO.1 PEKANBARU TELP/FAX. (0761) 22473 E-mail : [email protected]
KERANGKA ACUAN KERJA
(K A K)

DD PEMBANGUNAN BENDUNG AMBACANG I


KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kegiatan ini dilakukan Bendung Ambacang I yang berada Desa Kebun Nopi
Kabupaten Kuantan Singingi. Kondisi bendung yang sudah berumur dan struktur
yang mengalami kerusakan mengakibatkan dalam proses pemanfaatan air untuk
daerah irigasi menjadi tidak maksimal. Kerusakan tubuh bendung ini mengakibatkan
berkurangnya suplai air ke Daerah Irigasi Ambacang I terutama daerah irigasi yang
berada di Desa Luai dan Desa Seberang Pantai. Selain kerusakan bendung, tingginya
sedimentasi, permasalahan stabilitas bendung dan pengambilan air yang bukan untuk
keperluan pertanian menjadi sangat mendesak dilakukan untuk merencanakan dan
merealisasikan sarana yang dibutuhkan tersebut dalam peningkatan produksi
pertanian.

Bendung Ambacang I merupakan bangunan pengambilan dari sistem pengairan


Daerah Irigasi (DI) Ambacang I yang terletak di Desa Bukit Pedusunan atau yang
biasa dikenal dengan Desa Kebun Nopi, Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten
Kuantan Singingi. Bendung ini mempunyai 1 (satu) buah pintu intake, pintu
pembilas, yang di bendung dari anak Sungai Indragiri yaitu Sungai Lubuk
Ambacang. Debit air yang besar pada Sungai Lubuk Ambacang ini tidak dapat
dimanfaatkan dengan maksimal karena Bendung Ambacang I sudah tidak optimal.

Daerah irigasi di lokasi diatas mempunyai potensi hujan yang sedang, hal ini dapat
diketahui dari peta isyoyet curah hujan tahunan yang ada di dekat lokasi kegiatan
tersebut, yaitu berkisar 2000 s/d 2500 mm/tahun. Selain dari hujan, daerah irigasi
yang ada mendapat inflow dari sungai maupun anak sungai yang menuju ke
bendung.

Pelaksanaan kegiatan DD Pembangunan Bendung Ambacang I Kabupaten Kuantan


Singingi ini merupakan rangkaian kegiatan dalam mendorong pencapaian Program
1
Operasi Pangan Riau Makmur (OPRM) ditarget awal dicanangkan sebesar 100 ribu
hektar kemudian direvisi dengan target baru seluas 65 ribu Ha. Artinya Kabupaten
Kuantan Singingi memiliki ketersediaan lahan yang sangat besar untuk mendukung
program OPRM tersebut, mengingat “Ketersediaan lahan pangan tentunya bisa
disinergikan dengan program OPRM itu sendiri terutama dalam pengembangan
potensi daerah Kabupaten Kuantan Singingi”. Daerah ini merupakan daerah
transmigrasi maka perlu ditunjang dengan peningkatan produksi pertanian khususnya
padi sawah untuk memantapkan swasembada pangan, meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, meningkatkan pendapatan petani dan mengoptimalkan pemanfaatan
sumber daya air.

Oleh karena itu melalui pembangunan terpadu pertanian dan pengairan di Kabupaten
Kuantan Singingi, sangat mendesak untuk merencanakan dan merealisasikan sarana
yang dibutuhkan tersebut, diantaranya perlu dibuat segera pekerjaan DD
Pembangunan Bendung Ambacang I Kabupaten Kuantan Singingi.
.
1.2. Nama Pekerjaan
Nama Pekerjaan adalah : “DD Pembangunan Bendung Ambacang I Kabupaten
Kuantan Singingi”.

1.3. Lokasi Pekerjaan


Lokasi pekerjaan secara administrasi berada di Desa Kebun Nopi Kecamatan
Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


2.1. Maksud
Maksud dari pekerjaan DD Pembangunan Bendung Ambacang I Kabupaten Kuantan
Singingi adalah melakukan identifikasi, survei dan investigasi untuk menyusun
perencanaan secara menyeluruh dan membuat detail desain bendung dan bangunan
air lainnya yang diperlukan, dalam rangka mengoptimalkan fungsi Bendung
Ambacang I agar memberikan manfaat untuk masyarakat.

2.2. Tujuan
Tujuan dari pekerjaan ini adalah:
a. Mengidentifikasi, survei dan investigasi di lapangan mengenai permasalahan dan
Bendung Ambacang I.

2
b. Meneliti, mengkaji dan mengevaluasi kondisi saat ini, permasalahan, kerusakan,
stabilitas dan fungsi bendung dan beserta bangunan air lainnya serta hubungan
dengan kesesuaian lahan agar fungsi bendung lebih optimal.
c. Membuat skema jaringan irigasi DI. Ambacang I.
d. Mengkaji, menganalisis, dan merencanakan alternatif-alternatif penanganan
permasalahan agar fungsi bendung lebih optimal.
e. Membuat perencanaan detail desain bendung serta bangunan air lainnya yang
tepat dalam kegiatan DD Pembangunan Bendung Ambacang I Kabupaten
Kuantan Singingi yang memliki kesesuain terhadap eksisting saluran pembawa.
f. Melakukan koordinasi antar instansi dan melakukan identifikasi jumlah
kelompok petani pemakai air (seperti pembentukan P3A).

3. SASARAN
Sasaran dari pekerjaan DD Pembangunan Bendung Ambacang I Kabupaten Kuantan
Singingi adalah untuk mendapatkan dokumen perencanaan teknis yang tepat, lengkap
dan komprehensif sehingga dapat menjadi acuan akan langkah-langkah yang
diperlukan untuk tahap pelaksaan fisik konstruksi dan pelaksanaan operasi
pemeliharaan bangunan bendung dan bangunan air lainnya sehingga dapat
memberikan maanfaat untuk masyarakat.

4. INSTANSI PELAKSANA
Instansi Pelaksana Pekerjaan adalah Balai Wilayah Sungai Sumatera III Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
yang berkedudukan di Pekanbaru.

5. BIAYA & SUMBER DANA


Biaya pekerjaan yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah senilai
Rp. 1.149.719.000,- (Satu Milyar Seratus Empat Puluh Sembilan Juta Tujuh Ratus
Sembilan Belas Ribu Rupiah) termasuk PPN, yang dibiayai oleh APBN TA. 2017.

6. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah
selama 180 (Seratus Delapan Puluh) hari Kalender atau 6 (Enam) bulan kalender
terhitung sejak terbitnya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

7. LINGKUP DAN URAIAN PEKERJAAN


Secara garis besar lingkup pekerjaan DD Pembangunan Bendung Ambacang I
3
Kabupaten Kuantan Singingi adalah sebagai berikut:
7.1. Kegiatan Persiapan dan Identifikasi Permasalahan
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui kondisi dan permasalahan yang
ada di daerah lokasi pekerjaan, dalam rangka penyiapan pelaksanaan survey
lapangan yang meliputi:
a. Penyusunan RMK;
b. Pengumpulan data sekunder, studi terdahulu dan sosialisasi;
c. Pengumpulan data sosial, ekonomi, budaya, kependudukan, lingkungan,
perencanaan wilayah, kebijaksanaan pemerintah;
d. Inspeksi lapangan pendahuluan;
e. Survei inventarisasi kondisi lapangan dan inventarisir lahan (jika diperlukan).

7.2. Pekerjaan Survey


a. Survey Topografi
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk memperoleh data topografi yang akan
digunakan dalam membuat rencana teknis rinci pada daerah yang disurvey.
Survey Topografi dilakukan terhadap site bendung, trase saluran, bangunan-
bangunan air lainnya, potongan, situasi detail bangunan untuk lokasi-lokasi
tersebut serta menginventaris tata guna lahan dan prasarana eksisting yang ada di
lapangan.
Pengukuran ini bertujuan untuk memperoleh data-data koordinat (x,y,z) yang ada
di lokasi titik pekerjaan, melakukan inventarisasi kondisi fisik, inventarisir lahan
dan permasalahan di lokasi kegiatan serta penentuan referensi titik pengukuran
dan batas lokasi survey. Pekerjaan ini meliputi kegiatan sebagai berikut :
1. Pemasangan Bench Mark (BM) dan Control Point (CP).
a) BM dipasang pada lokasi yang stabil, mudah ditemukan, aman dari
gangguan umum dan bercat warna biru dan diberi notasi pada papan marmer
secara urut. Pemasangan BM adalah pada kerangka pengukuran
vertikal/horisontal, sedangkan CP dipasang untuk mengontrol/mengikat
kerangka dasar poligon, pada rencana bangunan, atau lokasi tertentu
disesuaikan dengan kebutuhan yang tujuannya.
b) Setiap BM/CP yang dipasang dibuatkan dokumentasinya, meliputi foto,
denah dan deskripsi lokasi, serta posisinya dalam sistem koordinat. Detail
gambar BM dan CP dapat dilihat pada lampiran.
c) Jumlah BM direncanakan sebanyak 3 (tiga) buah, dan jumlah CP sebanyak
3 (tiga) buah.
4
2. Pengukuran Kerangka Horisontal dan Vertikal
a) Pengukuran Kerangka Horisontal
Pengukuran kerangka horizontal poligon meliputi pengukuran sudut dan
jarak, untuk perapatan titik kontrol pemetaan. Pengukuran jarak disarankan
menggunakan pengukur jarak elektronis, dan lebih disarankan untuk
menggunakan ETS (electronic total station). Pengukuran sudut dilakukan
dengan dua seri (B dan LB) pada titik simpul. Selisih pengukuran sudut
biasa dan luar biasa tidak boleh berbeda lebih dari 5 detik. Pengukuran
jarak dilakukan minimal dua kali pada satu titik pengamatan dengan satu
seri bacaan sudut vertikal (B dan LB).
Metode pengolahan data dengan hitung perataan kuadrat terkecil metode
parameter atau metode bowditch. Salah penutup sudut ≤ 10√n, dimana n
adalah jumlah titik poligon. Salah penutup linier jarak ≤ 1/6.000.
b) Pengukuran Kerangka Vertikal
Kerangka kontrol vertikal (JKV) menggunakan spesifikasi kelas LC,
dengan pengecualian kesalahan penutup maksimum (pergi-pulang) 10mm
√d (d dalam km), tanpa pengukuran gaya berat dan koreksi tinggi
ortometrik. Untuk lokasi pengukuran dimana tidak tersedia titik ikat JKV
dengan orde lebih tinggi (karena berbagai hal tidak dimungkinkan untuk
dilakukan pengikatan/tidak termasuk dalam lingkup pekerjaan), maka
ditentukan tinggi sementara (lokal) dengan kontrol prosedur pengukuran
sebagaimana kelas yang telah ditentukan.
3. Pengukuran Situasi.
a) Pengukuran situasi mengacu pada PT-02, Persyaratan Teknis bagian
Pengukuran Topografi, dengan detil situasi yang diukur mengacu pada
SNI 19-6502.1-2000, Spesifikasi Teknis Peta Rupa Bumi. Pengukuran ini
mencakup seluruh daerah tinjauan.
b) Pengukuran situasi dilakukan pemutakhiran peta terhadap kondisi terkini
dilapangan dan rencana pengembangan areal.
c) Pengukuran site survey secara lengkap harus dilakukan pada bangunan
baru yang diusulkan dan rencana bangunan yang akan diperbaiki,
dilengkapi dengan pengambilan data detail situasi dan titik-titik tinggi
untuk pembuatan kontur dengan interval 1,0 m.
d) Hasil pengukuran peta situasi digambar dengan skala 1 : 1000.

5
4. Pengukuran Profil Melintang
a) Pengukuran melintang sungai/saluran mengacu pada PT-02, Persyaratan
Teknis bagian Pengukuran Topografi. Pengukuran melintang pada rencana
lokasi rehabilitasi/peningkatan daerah irigasi ditentukan dengan
pengambilan titik-titik tinggi tiap jarak 10 meter pada profil melintang atau
pada tiap beda tinggi 0.25 meter, mana yang lebih dahulu ditemui.
b) Pengukuran profil melintang penampang sungai/saluran pada rencana
aliran dengan interval 50 m’ pada daerah lurus dan 25 m’ pada daerah
tikungan. Jarak pengukurannya dari kiri dan kanan tebing sungai minimal
50 m’. Penggambaran potongan profil melintang dibuat dengan skala H=
1: 100, V= 1: 100
5. Profil Memanjang
Pengukuran profil memanjang mencakup pengukuran penampang sungai:
a) Dasar sungai/saluran
b) Muka air pada saat pengukuran
c) Penggambaran profil memanjang H = 1 : 2000 dan V = 1 : 200
d) Kerapatan titik-titik ketinggian pada interval jarak memanjang 10 m
dengan jarak 50 m dari as bendung, dan kerapatan 25 m setelah jarak 50 m
dari as bendung sampai dengan jarak memanjang pengukuran yang
ditentukan.
6. Perhitungan dan Penggambaran
Hasil dari kegiatan ini terdiri dari :
a) Peta Ikthisar (A1) dengan skala yang disesuaikan.
b) Peta lokasi survey dengan skala yang disesuaikan
c) Peta situasi digambar dengan skala 1 : 1000 yang memuat hasil
pengukuran topografi, lengkap dengan garis konturnya.
d) Untuk gambar potongan memanjang dan melintang di gambar pada kertas
A1 dan A3.

b. Survey Hidrologi dan Hidrolika


Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperoleh data DAS, hidrologi, neraca air,
karakteritis sungai, seperti lebar sungai, tinggi muka air normal, tinggi air banjir,
tinggi muka air, kecepatan aliran, debit air yang tersedia, debit banjir, penelusuran
banjir serta sifat dan karakteristik aliran yang digunakan sebagai masukan dalam
analisis hidrologis, analsis hidrolika dan analisis sungai dalam rencana teknis
bangunan bendung.
6
Pengambilan contoh air dan uji laboratorium sedimen dasar, sedimen melayang,
sedimen permukaan dari sungai, yang digunakan sebagai masukan analisis
hidrolika dalam rencana teknis perencanaan bendung.

c. Survey Mekanika Tanah


Pekerjaan penelitian tanah perlu dilakukan di lapangan dan di laboratorium. Data
penelitian tanah harus dapat memberikan informasi yang cukup tentang sifat-sifat
dan karakteristik tanah. Survey ini meliputi pengeboran dengan tangan (hand
Auger), Sondir (Cone Penetration Test), test pit daerah galian, bor inti, test
permeabilitas lapangan (Lugeon), dan pengambilan contoh tanah untuk terganggu
(disturb) dan tidak terganggu (undistrurb) untuk mengetahui indeks properties
dan engineering properties. Lokasi titik-titik bor dan pengambilan contoh tanah
akan ditentukan oleh direksi sesuai dengan keperluan.
a. Hand Boring.
Tujuan utama dari pembuatan lubang bor adalah untuk mengetahui lebih jelas
tentang susunan lapisan tanah yang ada dan ketebalan dari tiap-tiap jenis
lapisan tanah yang dijumpai dan dikerjakan dengan tenaga manusia (Hand
Auger). Lokasi pengeboran adalah di dekat dengan lubang sondir dan di sekitar
lokasi rencana lokasi bangunan bendung dan rencana kesesuain terhadap
eksisting saluran pembawa. Jumlah sampel hand boring sebanyak 3 (tiga)
sampel.
b. Test Pit
Test pit atau sumur uji akan dibuat pada lokasi sumber bahan timbunan
(borrow area) dengan maksud untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas
mengenai material properties, jenis dan tebalnya lapisan, hingga dapat untuk
menghitung volume bahan yang tersedia. Penggalian sumuran uji akan dibuat
dengan ukuran 1.5 m x 1.5 m dan dengan kedalaman 2 m. Jika kedalaman
spesifikasi tidak tercapai, maka penggalian akan dihentikan bila telah dijumpai
lapisan keras dan diperkirakan benar-benar keras disekeliling lokasi tersebut,
atau bila dijumpai rembesan air tanah yang cukup besar yang sulit diatasi
dengan peralatan pompa sederhana di lapangan. Bahan yang dikeluarkan dari
galian akan dikumpulkan disekitar sumuran uji untuk mengetahui jenis bahan
pada kedalaman tertentu. Setelah penggalian sumuran selesai, pemerian dari
lapisan tanah yang ada dan pengambilan foto akan dilaksanakan.

7
c. Pengeboran Inti (Bor Mesin)
1. Volume pengeboran sebanyak 5 titik dengan masing-masing kedalaman
20m untuk rencana bendung dan lokasi bendung eksisting.
2. Pengambilan sampel sebanyak 4 sampel tiap titik.
3. Pengeboran inti harus menggunakan mata bor yang sesuai dengan jenis dan
kondisi batuan (Rotary Core Drilling atau yang sejenis).
4. Metode dan tata laksana harus mengacu pada SNI dan ketentuan lain yang
berlaku serta petunjuk Direksi.
5. Pengambilan contoh tanah inti harus diambil dari tabung.
6. Penginti pada bor inti untuk menghindari bahan lain yang jatuh dari dinding,
saat pengeboran harus menggunakan metode pengeboran kering sedang
pada formasi batuan harus diambil contoh menerus (continuous core).
7. Sebelum pengambilan contoh dilakukan dinding lubang sebelah dalam
diberi pelumas dan segera setelah pengambilan selesai kedua ujung harus
ditutup dengan menyegel ruang kosong antara contoh dan alat pengambil
dengan paraffin atau bahan lain guna melindungi dari getaran, terik matahari
dan perubahan temperature radikal.
8. Contoh-contoh hasil pemboran inti harus dimasukkan dalam peti kayu dan
disusun sesuai urutan kemajuan pemboran. Tiap peti contoh untuk
menyimpan contoh tiap-tiap 5 (lima) meter terdiri dari 5 (lima) lajur dengan
panjang tiap lajur adalah 1 (satu) meter.
9. Pada dinding peti penyimpan contoh harus dipasang label yang
mencantumkan nama proyek, nomor lubang, nomor contoh, kedalaman dan
deskripsi tanah serta diserahkan kepada direksi.
10. Untuk contoh tanah tidak terganggu harus disimpan dalam kantong plastik
atau kantong lain yang memenuhi syarat.
11. Contoh tanah hasil pengeboran harus disusun secara rapi guna keperluan
diskripsi visual tanah. Core box ini harus diserahkan pada Direksi diakhir
pekerjaan penyelidikan tanah dilengkapi dengan photo sampel inti dan
kegiatan pengeboran dan dokumen laporan hasil penyelidikan tanah.
12. Metode dan tatalaksana pengambilan contoh tanah harus mengacu SNI,
ASTM D. 158-67, PT-03 serta petunjuk Direksi.
13. Biaya pekerjaan mobilisasi-demobilisasi alat bor inti, pengujian dilapangan,
penggunaan sumber daya, pengambilan sampel hingga pengujian
dilaboratorium telah termasuk dalam harga satuan per titik bor inti.

8
d. Test Permeabilitas Lapangan (Packer Test)
Tes permeabilitas harus dilakukan setiap lubang bor, mencakup seluruh
kedalaman lubang dan dilakukan sekali per 2 (dua) meter kedalaman. Test
permeabilitas harus dilakukan pada lubang bor di bawah permukaan tanah dan
dilakukan dengan metode decending stage. Metode uji permeabilitas harus
sesuai dengan karakteristik formasi yang akan ditest seperti packer test, test
tekanan/lugeon test harus mendapat persetujuan lebih dahulu dari direksi
ekerjaan.
Tata laksana dan peralatan yang akan dipakai harus mengacu pada SNI, USBR
Geologi Report atau Kriteria Perencanaan Irigasi PT – 03 dan Petunjuk
Direksi/Supervisi Pekerjaan. Dalam hal dinding lubang mulai runtuh, lubang
harus diberi casing dan metode Test Open End
e. Pengambilan contoh tanah asli penelitian laboratorium.
Pengambilan contoh asli (undistrub sample) untuk tanah pondasi dan tanah
jaringan irigasi ke eksisting saluran pembawa, contoh tanah asli (undisturb dan
disturb sample) untuk borrow area dimaksudkan minimal untuk mendapatkan
nilai-nilai berikut dalam keperluan bendung:
- Kekuatan dan daya dukung tanah
- Jenis dan deskripsi tanah
- Permeability test
- Direct Shear
- Gradasi butir-butir tanah
- Batas-batas atterberg (konsistensi)
- Standart Proktor / kepadatan
- Harga-harga  (sudut geser) dan C (Kohesi)
- Konsolidasi Test

d. Survey Sosial Ekonomi dan Lingkungan


Survei ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan masyarakat di daerah
survei. Penilaian mengenai kondisi sosial-budaya, ekonomi dan kelembagaan
yang ada di daerah studi harus dilakukan dari informasi statistik yang tersedia dan
dari wawancara narasumber dan dari orang-orang yang tinggal di atau dekat
daerah studi yang dipilih secara acak. Survey ini meliputi pengumpulan data
komposisi sosial kependudukan, inventarisasi, ekonomi, kelembagaan, studi

9
lingkungan, kajian pintas RKL/RPL dampak lingkungan akibat
rehabilitasi/peningkatan/pengembangan lahan daerah irigasi.

7.3. Analisa dan Perencanaan Desain


Kegiatan perencanaan dimaksudkan guna membuat rencana teknis rinci berdasarkan
kondisi topografi, karakteristik hidrologi-hidrolika, mekanika tanah, analisis sungai,
dan kondisi sosial ekonomi lingkungan, yang akan digunakan dalam pelaksanaan
konstruksi bangunan air di daerah tersebut.
a. Pembuatan System Planning
Kegiatan ini minimal meliputi :
1. Analisa Hujan dan Banjir Rancangan
Dilakukan untuk menghitung banjir rancangan di bendung dengan kala ulang
tertentu sesuai dengan kriteria perencanaan bangunan bendung.
2. Analisa Ketersediaan Air
Dilakukan untuk menghitung ketersediaan debit sungai yang akan digunakan
untuk memenuhi kebutuhan air di areal irigasi.
3. Analisa Kebutuhan Air
Untuk menghitung kebutuhan air irigasi tanaman padi dan palawija yang
meliputi areal eksisting dan areal pengembangan jika diperlukan.
4. Menghitung Neraca Air berdasarkan juknis penyusunan neraca air KemPUPR
Dilakukan untuk menghitung neraca air dengan cara menentukan pola tanam
yang paling optimum dengan meminimalkan total kebutuhan air dan
memaksimalkan pemanfaatan debit yang ada.
5. Analisis Sedimentasi
Dilakukan untuk mengetahui besar sedimentasi yang terjadi untuk optimasi
bendung yang digunakan sebagai masukan analisis sungai dalam rencana
teknis perencanaan bendung.
6. Analisis Geoteknik
Data penelitian tanah yang dilakukan harus dapat memberikan informasi yang
cukup tentang sifat-sifat dan karakteristik tanah pada rencana bangunan
utama, bangunan pelengkap dan borrow area untuk perencanaan bendung dan
tanah jaringan irigasi ke eksisting saluran pembawa.
7. Inventarisasi Kepemilikan Lahan
Perincian luas total lahan dan perincian kepemilikan lahan yang perlu
dibebaskan untuk kepentingan pelaksanaan perencanaan bendung dan
jaringan irigasi ke eksisting saluran pembawa.
10
8. Daftar Usulan Kegiatan Prioritas
Konsultan dapat menyusun daftar usulan kegiatan dan skala prioritasnya yang
dibutuhkan dalam perencanaan desain pembangunan bendung.

b. Perencanaan Desain Rinci


Dalam pembuatan desain rinci, penyedia jasa harus memperhatikan Standar
Perencanaan, Pedoman dan Kriteria Desain yang dikeluarkan oleh Kemeterian
PUPR. Perencanaan ini meliputi :
1. Analisa Hidrolika
Dilakukan untuk menghitung hidrodinamika bendung eksisting dan rencana
bendung baru, aliran rembesan yang terjadi di dalam tubuh tanggul, pintu air,
dimensi saluran irigasi, bangunan ukur, bangunan bagi, dll.
2. Analisa Stabilitas dan Analisa Struktur Bangunan
a) Menghitung stabilitas tubuh bendung, pelimpah, timbunan (pondasi,
pelindung kaki, struktur bangunan diatas tanah dan lain-lain) agar didapat
dimensi yang ekonomis dengan menggunakan material yang ada. Tetapi
tetap aman ditinjau dalam berbagai macam kondisi.
b) Menghitung stabilitas dinding penahan pada bangunan pengambilan dan
bangunan lainnya.
c) Menghitung struktur bangunan yang terbuat dari material beton bertulang,
sehingga struktur kuat, aman, nyaman dengan biaya ekonomis.
d) Menghitung stabilitas lereng dengan beberapa metode yang ada sehingga
didapatkan kondisi lereng tanggul saluran yang stabil dan penanganan
penanganan terkait dengan usaha stabilitas lereng.
3. Penggambaran Desain dengan Auto CAD
a) Album gambar desain harus disajikan sesuai dengan urutan standar
perencanaan dan kriteria perencanaan.
b) Seluruh gambar desain harus dirinci secara lengkap, untuk digunakan
sebagai dokumen lelang dan pelaksanaan konstruksi.
c) Semua gambar desain digambar menggunakan komputer (software
AutoCAD) dan dicetak dengan ukuran kertas A1 dan A3.
4. Penyusunan Nota Desain
5. Perhitungan BOQ dan RAB
6. Penyusunan Spesifikasi Teknik, Metode Pelaksanaan, Pedoman OP

11
8. TENAGA AHLI YANG DIPERLUKAN
Tenaga ahli konsultan yang dipekerjakan untuk jasa konsultasi ini harus memiliki
kemampuan yang tinggi dibidangnya masing-masing dan pemahaman yang baik atas
pekerjaan.
Setiap tenaga ahli yang diajukan harus memiliki beberapa tahun pengalaman
profesional dan pendidikan yang sesuai seperti ditunjukkan dibawah ini :

KUALIFIKASI JUMLAH
ORANG
NO. POSISI
PENDIDIKAN KEAHLIAN PENGALAMAN

A. TENAGA AHLI :

1. Ketua Tim/Ahli Minimal Sarjana Memiliki  Sarjana Teknik Sipil S-2 1


Bangunan Air Teknik Sipil (S1) atau sertifikat dengan pengalaman kerja
Sarjana S-2 Teknik keahlian Ahli minimal 4 tahun atau Sarjana
Sipil/Pengairan, Sumber Daya Air Teknik Sipil (S1) dengan
lulusan Perguruan (SDA), minimal pengalaman minimal 8 tahun
Tinggi Negeri atau ahli SDA madya bidang manegirial,
Perguruan Tinggi yang dikeluarkan perancangan, perencanaan
Swasta yang telah oleh LPJK konstruksi yang
terakreditasi, dengan berhubungan dengan
dibuktikan dengan kualifikasi pekerjaan bendung/irigasi
copy ijazah yang profesionalisme diutamakan pernah bertugas
dilegalisir. sesuai Sertifikat melaksanakan pekerjaan di
Keahlian yang lokasi Provinsi Riau, didukung
dikeluarkan oleh referensi dari pengguna jasa.
Asosiasi Profesi

2. Tenaga Ahli Minimal Sarjana S-1 Memiliki  Berpengalaman kerja 4 tahun 1


Hidrologi/Hidr Teknik sertifikat di bidang perencanaan, dan
olika Sipil/Pengairan, keahlian Ahli pengawasan dalam pekerjaan
lulusan Perguruan Sumber Daya Air desain atau penyusunan
Tinggi Negeri atau (SDA) sesuai gambar konstruksi untuk
Perguruan Tinggi dengan pekerjaan bendung/irigasi
Swasta yang telah bidangnya yang diutamakan pernah bertugas
terakreditasi, dikeluarkan oleh melaksanakan pekerjaan di
dibuktikan dengan LPJK dengan lokasi Provinsi Riau, didukung
copy ijazah yang kualifikasi referensi dari pengguna jasa.
dilegalisir. profesionalisme
sesuai Sertifikat
Keahlian yang
dikeluarkan oleh
Asosiasi Profesi

3. Tenaga Ahli Minimal Sarjana S-1 Memiliki  Berpengalaman kerja 4 tahun 1


Irigasi Teknik sertifikat di bidang perencanaan, dan
Rawa/Desain Sipil/Pengairan, keahlian Ahli pengawasan dalam pekerjaan
Engineer lulusan Perguruan Sumber Daya Air desain atau penyusunan
Tinggi Negeri atau (SDA) sesuai gambar konstruksi untuk
Perguruan Tinggi dengan pekerjaan bendung/irigasi
12
NO. POSISI KUALIFIKASI JUMLAH
Swasta yang telah bidangnya yang diutamakan pernah bertugas ORANG
terakreditasi, dikeluarkan oleh melaksanakan pekerjaan di
dibuktikan dengan LPJK dengan lokasi Provinsi Riau, didukung
copy ijazah yang kualifikasi referensi dari pengguna jasa.
dilegalisir. profesionalisme
sesuai Sertifikat
Keahlian yang
dikeluarkan oleh
Asosiasi Profesi

4. Tenaga Ahli Minimal Sarjana S-1 Mempunyai  Berpengalaman kerja 4 tahun 1


Geodesi Teknik Geodesi sertifikat di bidang survei dan
lulusan Perguruan keahlian Ahli pemetaan teristris,
Tinggi Negeri atau Geodesi yang fotogrametri, remote
Perguruan Tinggi dikeluarkan oleh sensing, survei hidrografi dan
Swasta yang telah LPJK dengan pemetaan Batimetri, dan
terakreditasi, kualifikasi sistem informasi geografi
dibuktikan dengan profesionalisme untuk perencanaan dan
copy ijazah yang sesuai Sertifikat pengawasan pekerjaan
dilegalisir. Keahlian yang bendung/irigasi diutamakan
dikeluarkan oleh pernah bertugas
Asosiasi Profesi melaksanakan pekerjaan di
(ISI). lokasi Provinsi Riau, didukung
referensi dari pengguna jasa.

5. Ahli Mekanika Minimal Sarjana S-1 Memiliki  Berpengalaman kerja 4 1


Tanah Teknik Sipil/Teknik Sertifikat sesuai tahun di bidang Geologi /
Geologi lulusan dengan Mekanika Tanah bidang
Perguruan Tinggi bidangnya yang perencanaan, dan
Negeri atau dikeluarkan oleh pengawasan pekerjaan
Perguruan Tinggi LPJK dengan bendung/irigasi diutamakan
Swasta yang telah kualifikasi pernah bertugas
terakreditasi, profesionalisme melaksanakan pekerjaan di
dibuktikan dengan sesuai Sertifikat lokasi Provinsi Riau,
copy ijazah yang Keahlian yang didukung referensi dari
dilegalisir. dikeluarkan oleh pengguna jasa.
Asosiasi Profesi

6. Tenaga Ahli Minimal Sarjana S-1 Memiliki  Berpengalaman kerja 4 1


Agronomi dan Pertanian, lulusan Sertifikat sesuai tahun dibidang Analisis
Sosial Ekonomi Perguruan Tinggi dengan agronomi/pengelolaan
Pertanian Negeri atau bidangnya atau pertanian untuk
Perguruan Tinggi Sertifikat perencanaan dan
Swasta yang telah Pelatihan pelaksanaan jaringan
terakreditasi, Keahlian bendung/irigasi dan
dibuktikan dengan Pertanian didukung referensi dari
copy ijazah yang pengguna jasa.
dilegalisir.

13
B. Personil Pendukung Lainnya
1. Tenaga Teknis
a. Surveyor Topografi (2 Orang )
 Dua orang teknisi surveyor minimal lulusan SMA/SMK sederajat
lulusan dari SMA/SMK Negeri atau yang telah disamakan, dengan
pengalaman sekurangnya 3 (tiga) tahun kerja.
 Berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang Sipil
Subbidang Prasarana Keairan, diutamakan pernah bertugas
melaksanakan pekerjaan dilokasi Provinsi Riau dan dilingkungan SDA.
 Memiliki SKT yang sesuai dengan bidangnya dan telah teregister
oleh lembaga yang terkait, yang berwenang mengeluarkan sertifikat
keahlian.
b. Surveyor Hidrologi/Hidrolika (1 Orang )
 Seorang teknisi surveyor minimal lulusan SMA/SMK sederajat
lulusan dari SMA/SMK Negeri atau yang telah disamakan, dengan
pengalaman sekurangnya 3 (tiga) tahun kerja.
 Berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang Sipil
Subbidang Prasarana Keairan, diutamakan pernah bertugas
melaksanakan pekerjaan dilokasi Provinsi Riau dan dilingkungan SDA.
 Memiliki sertifikat sesuai dengan bidangnya atau pelatihan lainnya.
c. Surveyor Mekanika Tanah (1 Orang )
 Seorang teknisi surveyor minimal lulusan SMA/SMK sederajat
lulusan dari SMA/SMK Negeri atau yang telah disamakan, dengan
pengalaman sekurangnya 3 (tiga) tahun kerja.
 Berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang Sipil
Subbidang Prasarana Keairan, diutamakan pernah bertugas
melaksanakan pekerjaan dilokasi Provinsi Riau dan dilingkungan SDA.
 Memiliki sertifikat sesuai dengan bidangnya atau pelatihan lainnya.

2. Tenaga Pendukung
a. Juru Gambar / Peta Auto cad (1 Orang )
 Seorang juru gambar/drafter minimal lulusan SMA/SMK sederajat
lulusan dari SMA/SMK Negeri atau yang telah disamakan, dengan
pengalaman sekurangnya 3 (tiga) tahun kerja.

14
 Berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan gambar di bidang
Sipil Subbidang Prasarana Keairan.
 Memiliki sertifikat sesuai dengan bidangnya atau pelatihan lainnya.
b. Operator Database/Input Data Komputer (1 Orang )
c. Tenaga Administrasi (1 Orang )
d. Office boy / Pesuruh (1 Orang )

9. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan DD Pembangunan Bendung Ambacang I
Kabupaten Kuantan Singingi, tersedianya data dasar berupa System Planning,
Data Perencanaan Teknis Rinci (detail desain), maupun rancangan anggaran
biaya, spesifikasi teknis beserta analisis pendukung yang dapat
dipertanggungjawabkan secara teknis maupun ekonomis. Kedepan data
dimaksud akan dijadikan acuan dan pedoman dalam tahap pelaksanaan
konstruksi, operasi dan pemeliharaan.

9.1. Pelaporan
Untuk mengevaluasi kemajuan pekerjaan yang sedang dilaksanakan konsultan
diwajibkan untuk menyerahkan laporan sebagai berikut :
1. Rencana Mutu Kontrak (RMK)
Berisikan pedoman dalam pengendalian pelaksanaan pekerjaan DD
Pembangunan Bendung Ambacang I Kabupaten Kuantan Singingi yaitu: Jadwal
Pelaksanaan, Daftar Personil maupun Administrasi dan organisasi kerja
Konsultan harus menerapkan Sistem Jaminan Mutu saat operasi di lapangan.
Laporan RMK memuat Diagram Tahap Kegiatan, Daftar Standar Prosedur (SP)
dan Standar Studi serta Laporan Audit Mutu, buku laporan RMK diserahkan
sebelum pekerjaan DD Pembangunan Bendung Ambacang I Kabupaten
Kuantan Singingi dimulai.
Laporan ini harus dibuat 5 (lima) rangkap dan diserahkan kepada direksi
pekerjaan paling lambat 3 (tiga) minggu setelah SPMK diterbitkan

2. Laporan Bulanan (Monthly Report)


Laporan bulanan berisi :
 Informasi kegiatan mobilisasi tenaga, peralatan dan bahan yang
digunakan,

15
 Kemajuan pekerjaan berjalan secara keseluruhan yang dilampiri kurva S,
 Pekerjaan yang telah dilaksanakan berikut permasalahan/hambatan bila
ada,
 Jadwal pelaksanaan pekerjaan dan rencana kerja bulan berikutnya yang
disusun secara rinci, jelas dan terprogram,
 Catatan hasil diskusi dan perintah direksi.
Laporan bulanan ini harus dibuat sebanyak 3 (tiga) buku laporan setiap
bulannya dan diserahkan kepada pengguna jasa selambat-lambatnya tanggal
5 setiap bulannya.

3. Konsep Laporan Pendahuluan


Draf laporan pendahuluan memuat :
 Urainan garis besar tentang DD Pembangunan Bendung Ambacang I
Kabupaten Kuantan Singingi
 Hasil Pengumpulan data sekunder dari survey pendahuluan
 Program kerja konsultan, meliputi struktur organisasi dan personalia
pelaksana
 Uraian tugas tenaga ahli
 Jadwal kegiatan selanjutnya
 Metode pelaksanaan pekerjaan (termasuk metode analisis)
 Peralatan yang digunakan
Konsep laporan pendahuluan ini dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap dan harus
diserahkan kepada direksi pekerjaan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
setelah SPMK diterbitkan.

4. Laporan Pendahuluan (Inception Report)


Laporan ini berupa hasil draft laporan pendahuluan yang telah didiskusikan
dengan direksi pekerjaan dan telah diperbaiki serta disetujui oleh direksi,
yang harus dibuat sebanyak 5 (lima) buku laporan.

5. Konsep Laporan Antara / Sisipan


Rangkuman hasil sementara pelaksanaan pekerjaan, terdiri dari :
 Analisis data lapangan,
 Kriteria dan konsep perencanaan teknis,
 Saran / usulan dan langkah - langkah penyelesaian pekerjaan,
16
 Rencana kerja selanjutnya.
Konsep Laporan Antara / Sela / Interim ini harus diserahkan kepada pihak
pengguna jasa selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK) diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan. Dilakukan diskusi
Laporan sisipan dan kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan.

6. Laporan Sisipan / Antara (Interim Report)


Laporan ini berupa hasil-hasil konsep laporan pendahuluan yang telah
didiskusikan dan telah diperbaiki serta disetujui oleh direksi, sebanyak 5
(lima) buku diserahkan kepada Direksi Pekerjaan.

7. Konsep Laporan Akhir


Konsep Laporan Akhir berisi rangkuman dari seluruh hasil kegiatan:
 Hasil analisis / perhitungan,
 Hasil uji test laboratorium contoh tanah dan air,
 Hasil survey lapangan,
 Analisis Teknis, Ekonomi & Analisa Dampak Lingkungan (UPL & UKL ),
 System planning, draft gambar,
 Spesifikasi teknik, RAB, Metode pelaksanaan

Sebelum dituangkan ke dalam laporan akhir, konsep laporan akhir ini harus
diserahkan kepada pengguna jasa untuk didiskusikan selambat-lambatnya 1
(satu) bulan sebelum masa kontrak berakhir yang dibuat sebanyak 5 (lima)
buku laporan untuk dipresentasi dan didiskusikan bersama pengguna jasa.

8. Laporan Akhir (Final Report)


Setelah konsep laporan Akhir selesai didiskusikan dan memperoleh persetujuan
dari Direksi pekerjaan, maka konsultan diwajibkan membuat laporan akhir/final
report lengkap sebanyak 5 (lima) buku untuk diserahkan kepada direksi.

9. Laporan Pendukung
Laporan pendukung terdiri dari:
 Buku Data Ukur, Hasil Perhitungannya dan Laporan Topografi sebanyak 3
(tiga) buku,
 Laporan Analisa Hidrologi, Hidrolika dan Sungai sebanyak 3 (tiga) buku,

17
 Laporan Mekanika Tanah/Soil sebanyak 3 (tiga) buku,
 Laporan Agronomi Sosial Ekonomi dan RKL/RPLsebanyak 3 (tiga) buku,
 Nota Perhitungan Desain dan Analisa Ekonomi sebanyak 3 (tiga) buku,
 Bill Of Quantity (BOQ) sebanyak 3 (tiga) buku,
 Buku Rencana Anggaran Biaya sebanyak 3 (tiga) buku,
 Laporan Pedoman OP sebanyak 3 (tiga) buku,
 Buku Spesifikasi Teknik dan Dokumen Tender sebanyak 3 (tiga) buku,
 Metode Pelaksanaan Pekerjaan sebanyak 3 (tiga) buku,

10. Pembuatan Gambar


Jenis pembuatan gambar yang harus diserahkan kepada pengguna jasa
meliputi :
a. Pembuatan Peta Ploting
 Master gambar peta ploting A3 Warna 1 (satu) set
 Gambar Peta Ploting Print A1 sebanyak 2 (dua) set
b. Pembuatan Gambar Desain
 Master gambar desain sebanyak A3 Warna 1 (satu) set
 Gambar Desain Print A1 sebanyak 2 (dua) set
 Gambar Desain Print A3 sebanyak 2 (dua) set
c. Dalam pembuatan gambar baik ukuran gambar, simbol-simbol dan legenda
gambar harus mengikuti SNI atau peraturan yang telah baku.

11. Master copy Laporan & Gambar Desain


Master copy ini berisi backup data lengkap (word, excel, PPT, dwg, shp, jpg,
ras, dan semua hasil analisis penggunaan format aplikasi lainnya) pada
Laporan-laporan dan Gambar Desain hasil pekerjaan DD Pembangunan
Bendung Ambacang I Kabupaten Kuantan Singingi yang diserahkan konsultan
kepada Pihak Direksi yaitu pada Akhir Kontrak Kerja. Master copy diserahkan
dalam bentuk external harddisk 1000 GB sejumlah 1 (satu) buah.

12. Foto Dokumentasi


Foto dokumentasi yang meliputi situasi lokasi, foto survey kegiatan, foto
identifikasi, dan foto permasalahan lapangan, dibuat dalam satu format yang
disepakati bersama dengan direksi pekerjaan sebanyak 3 (tiga) album.

18
10. LAIN-LAIN
1. Konsultan harus menunjuk seorang wakil yang sewaktu-waktu dapat dihubungi
dalam rangka pelaksanaan pekerjaan tersebut dan mempunyai kuasa untuk
bertindak dan mengambil keputusan atas nama konsultan.
2. Konsultan harus selalu mendiskusikan usulan-usulan pekerjaan dengan direksi
pekerjaan.
3. Semua peralatan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan harus
disediakan sendiri oleh konsultan.
4. Hal-hal yang belum tercakup dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) pekerjaan ini
akan dijelaskan dalam acara penjelasan pekerjaan.
5. Konsultan diminta menyerahkan foto atau gambar berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan lapangan.
6. Apabila dikemudian hari ditemukan ketidak mantapan dalam penyajian data dan
akurasinya, maka konsultan diharuskan untuk memperbaikinya atas biaya sendiri.
7. Semua analisa dan perhitungan yang dipakai dalam perencanaan harus
berdasarkan Standar Pedoman dan Manual (SNI, SKSNI) yang telah diterbitkan
pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Pekanbaru, Oktober 2016


Ditetapkan oleh,
SATKER BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA III
PPK PERENCANAAN DAN PROGRAM

NUR WACHIDAH RACHMAWATI, ST., M.Eng


NIP. 19801020 200912 2 001

19
1

Anda mungkin juga menyukai