KAK DD Bendung Ambacang I
KAK DD Bendung Ambacang I
KAK DD Bendung Ambacang I
(KAK)
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kegiatan ini dilakukan Bendung Ambacang I yang berada Desa Kebun Nopi
Kabupaten Kuantan Singingi. Kondisi bendung yang sudah berumur dan struktur
yang mengalami kerusakan mengakibatkan dalam proses pemanfaatan air untuk
daerah irigasi menjadi tidak maksimal. Kerusakan tubuh bendung ini mengakibatkan
berkurangnya suplai air ke Daerah Irigasi Ambacang I terutama daerah irigasi yang
berada di Desa Luai dan Desa Seberang Pantai. Selain kerusakan bendung, tingginya
sedimentasi, permasalahan stabilitas bendung dan pengambilan air yang bukan untuk
keperluan pertanian menjadi sangat mendesak dilakukan untuk merencanakan dan
merealisasikan sarana yang dibutuhkan tersebut dalam peningkatan produksi
pertanian.
Daerah irigasi di lokasi diatas mempunyai potensi hujan yang sedang, hal ini dapat
diketahui dari peta isyoyet curah hujan tahunan yang ada di dekat lokasi kegiatan
tersebut, yaitu berkisar 2000 s/d 2500 mm/tahun. Selain dari hujan, daerah irigasi
yang ada mendapat inflow dari sungai maupun anak sungai yang menuju ke
bendung.
Oleh karena itu melalui pembangunan terpadu pertanian dan pengairan di Kabupaten
Kuantan Singingi, sangat mendesak untuk merencanakan dan merealisasikan sarana
yang dibutuhkan tersebut, diantaranya perlu dibuat segera pekerjaan DD
Pembangunan Bendung Ambacang I Kabupaten Kuantan Singingi.
.
1.2. Nama Pekerjaan
Nama Pekerjaan adalah : “DD Pembangunan Bendung Ambacang I Kabupaten
Kuantan Singingi”.
2.2. Tujuan
Tujuan dari pekerjaan ini adalah:
a. Mengidentifikasi, survei dan investigasi di lapangan mengenai permasalahan dan
Bendung Ambacang I.
2
b. Meneliti, mengkaji dan mengevaluasi kondisi saat ini, permasalahan, kerusakan,
stabilitas dan fungsi bendung dan beserta bangunan air lainnya serta hubungan
dengan kesesuaian lahan agar fungsi bendung lebih optimal.
c. Membuat skema jaringan irigasi DI. Ambacang I.
d. Mengkaji, menganalisis, dan merencanakan alternatif-alternatif penanganan
permasalahan agar fungsi bendung lebih optimal.
e. Membuat perencanaan detail desain bendung serta bangunan air lainnya yang
tepat dalam kegiatan DD Pembangunan Bendung Ambacang I Kabupaten
Kuantan Singingi yang memliki kesesuain terhadap eksisting saluran pembawa.
f. Melakukan koordinasi antar instansi dan melakukan identifikasi jumlah
kelompok petani pemakai air (seperti pembentukan P3A).
3. SASARAN
Sasaran dari pekerjaan DD Pembangunan Bendung Ambacang I Kabupaten Kuantan
Singingi adalah untuk mendapatkan dokumen perencanaan teknis yang tepat, lengkap
dan komprehensif sehingga dapat menjadi acuan akan langkah-langkah yang
diperlukan untuk tahap pelaksaan fisik konstruksi dan pelaksanaan operasi
pemeliharaan bangunan bendung dan bangunan air lainnya sehingga dapat
memberikan maanfaat untuk masyarakat.
4. INSTANSI PELAKSANA
Instansi Pelaksana Pekerjaan adalah Balai Wilayah Sungai Sumatera III Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
yang berkedudukan di Pekanbaru.
5
4. Pengukuran Profil Melintang
a) Pengukuran melintang sungai/saluran mengacu pada PT-02, Persyaratan
Teknis bagian Pengukuran Topografi. Pengukuran melintang pada rencana
lokasi rehabilitasi/peningkatan daerah irigasi ditentukan dengan
pengambilan titik-titik tinggi tiap jarak 10 meter pada profil melintang atau
pada tiap beda tinggi 0.25 meter, mana yang lebih dahulu ditemui.
b) Pengukuran profil melintang penampang sungai/saluran pada rencana
aliran dengan interval 50 m’ pada daerah lurus dan 25 m’ pada daerah
tikungan. Jarak pengukurannya dari kiri dan kanan tebing sungai minimal
50 m’. Penggambaran potongan profil melintang dibuat dengan skala H=
1: 100, V= 1: 100
5. Profil Memanjang
Pengukuran profil memanjang mencakup pengukuran penampang sungai:
a) Dasar sungai/saluran
b) Muka air pada saat pengukuran
c) Penggambaran profil memanjang H = 1 : 2000 dan V = 1 : 200
d) Kerapatan titik-titik ketinggian pada interval jarak memanjang 10 m
dengan jarak 50 m dari as bendung, dan kerapatan 25 m setelah jarak 50 m
dari as bendung sampai dengan jarak memanjang pengukuran yang
ditentukan.
6. Perhitungan dan Penggambaran
Hasil dari kegiatan ini terdiri dari :
a) Peta Ikthisar (A1) dengan skala yang disesuaikan.
b) Peta lokasi survey dengan skala yang disesuaikan
c) Peta situasi digambar dengan skala 1 : 1000 yang memuat hasil
pengukuran topografi, lengkap dengan garis konturnya.
d) Untuk gambar potongan memanjang dan melintang di gambar pada kertas
A1 dan A3.
7
c. Pengeboran Inti (Bor Mesin)
1. Volume pengeboran sebanyak 5 titik dengan masing-masing kedalaman
20m untuk rencana bendung dan lokasi bendung eksisting.
2. Pengambilan sampel sebanyak 4 sampel tiap titik.
3. Pengeboran inti harus menggunakan mata bor yang sesuai dengan jenis dan
kondisi batuan (Rotary Core Drilling atau yang sejenis).
4. Metode dan tata laksana harus mengacu pada SNI dan ketentuan lain yang
berlaku serta petunjuk Direksi.
5. Pengambilan contoh tanah inti harus diambil dari tabung.
6. Penginti pada bor inti untuk menghindari bahan lain yang jatuh dari dinding,
saat pengeboran harus menggunakan metode pengeboran kering sedang
pada formasi batuan harus diambil contoh menerus (continuous core).
7. Sebelum pengambilan contoh dilakukan dinding lubang sebelah dalam
diberi pelumas dan segera setelah pengambilan selesai kedua ujung harus
ditutup dengan menyegel ruang kosong antara contoh dan alat pengambil
dengan paraffin atau bahan lain guna melindungi dari getaran, terik matahari
dan perubahan temperature radikal.
8. Contoh-contoh hasil pemboran inti harus dimasukkan dalam peti kayu dan
disusun sesuai urutan kemajuan pemboran. Tiap peti contoh untuk
menyimpan contoh tiap-tiap 5 (lima) meter terdiri dari 5 (lima) lajur dengan
panjang tiap lajur adalah 1 (satu) meter.
9. Pada dinding peti penyimpan contoh harus dipasang label yang
mencantumkan nama proyek, nomor lubang, nomor contoh, kedalaman dan
deskripsi tanah serta diserahkan kepada direksi.
10. Untuk contoh tanah tidak terganggu harus disimpan dalam kantong plastik
atau kantong lain yang memenuhi syarat.
11. Contoh tanah hasil pengeboran harus disusun secara rapi guna keperluan
diskripsi visual tanah. Core box ini harus diserahkan pada Direksi diakhir
pekerjaan penyelidikan tanah dilengkapi dengan photo sampel inti dan
kegiatan pengeboran dan dokumen laporan hasil penyelidikan tanah.
12. Metode dan tatalaksana pengambilan contoh tanah harus mengacu SNI,
ASTM D. 158-67, PT-03 serta petunjuk Direksi.
13. Biaya pekerjaan mobilisasi-demobilisasi alat bor inti, pengujian dilapangan,
penggunaan sumber daya, pengambilan sampel hingga pengujian
dilaboratorium telah termasuk dalam harga satuan per titik bor inti.
8
d. Test Permeabilitas Lapangan (Packer Test)
Tes permeabilitas harus dilakukan setiap lubang bor, mencakup seluruh
kedalaman lubang dan dilakukan sekali per 2 (dua) meter kedalaman. Test
permeabilitas harus dilakukan pada lubang bor di bawah permukaan tanah dan
dilakukan dengan metode decending stage. Metode uji permeabilitas harus
sesuai dengan karakteristik formasi yang akan ditest seperti packer test, test
tekanan/lugeon test harus mendapat persetujuan lebih dahulu dari direksi
ekerjaan.
Tata laksana dan peralatan yang akan dipakai harus mengacu pada SNI, USBR
Geologi Report atau Kriteria Perencanaan Irigasi PT – 03 dan Petunjuk
Direksi/Supervisi Pekerjaan. Dalam hal dinding lubang mulai runtuh, lubang
harus diberi casing dan metode Test Open End
e. Pengambilan contoh tanah asli penelitian laboratorium.
Pengambilan contoh asli (undistrub sample) untuk tanah pondasi dan tanah
jaringan irigasi ke eksisting saluran pembawa, contoh tanah asli (undisturb dan
disturb sample) untuk borrow area dimaksudkan minimal untuk mendapatkan
nilai-nilai berikut dalam keperluan bendung:
- Kekuatan dan daya dukung tanah
- Jenis dan deskripsi tanah
- Permeability test
- Direct Shear
- Gradasi butir-butir tanah
- Batas-batas atterberg (konsistensi)
- Standart Proktor / kepadatan
- Harga-harga (sudut geser) dan C (Kohesi)
- Konsolidasi Test
9
lingkungan, kajian pintas RKL/RPL dampak lingkungan akibat
rehabilitasi/peningkatan/pengembangan lahan daerah irigasi.
11
8. TENAGA AHLI YANG DIPERLUKAN
Tenaga ahli konsultan yang dipekerjakan untuk jasa konsultasi ini harus memiliki
kemampuan yang tinggi dibidangnya masing-masing dan pemahaman yang baik atas
pekerjaan.
Setiap tenaga ahli yang diajukan harus memiliki beberapa tahun pengalaman
profesional dan pendidikan yang sesuai seperti ditunjukkan dibawah ini :
KUALIFIKASI JUMLAH
ORANG
NO. POSISI
PENDIDIKAN KEAHLIAN PENGALAMAN
A. TENAGA AHLI :
13
B. Personil Pendukung Lainnya
1. Tenaga Teknis
a. Surveyor Topografi (2 Orang )
Dua orang teknisi surveyor minimal lulusan SMA/SMK sederajat
lulusan dari SMA/SMK Negeri atau yang telah disamakan, dengan
pengalaman sekurangnya 3 (tiga) tahun kerja.
Berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang Sipil
Subbidang Prasarana Keairan, diutamakan pernah bertugas
melaksanakan pekerjaan dilokasi Provinsi Riau dan dilingkungan SDA.
Memiliki SKT yang sesuai dengan bidangnya dan telah teregister
oleh lembaga yang terkait, yang berwenang mengeluarkan sertifikat
keahlian.
b. Surveyor Hidrologi/Hidrolika (1 Orang )
Seorang teknisi surveyor minimal lulusan SMA/SMK sederajat
lulusan dari SMA/SMK Negeri atau yang telah disamakan, dengan
pengalaman sekurangnya 3 (tiga) tahun kerja.
Berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang Sipil
Subbidang Prasarana Keairan, diutamakan pernah bertugas
melaksanakan pekerjaan dilokasi Provinsi Riau dan dilingkungan SDA.
Memiliki sertifikat sesuai dengan bidangnya atau pelatihan lainnya.
c. Surveyor Mekanika Tanah (1 Orang )
Seorang teknisi surveyor minimal lulusan SMA/SMK sederajat
lulusan dari SMA/SMK Negeri atau yang telah disamakan, dengan
pengalaman sekurangnya 3 (tiga) tahun kerja.
Berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang Sipil
Subbidang Prasarana Keairan, diutamakan pernah bertugas
melaksanakan pekerjaan dilokasi Provinsi Riau dan dilingkungan SDA.
Memiliki sertifikat sesuai dengan bidangnya atau pelatihan lainnya.
2. Tenaga Pendukung
a. Juru Gambar / Peta Auto cad (1 Orang )
Seorang juru gambar/drafter minimal lulusan SMA/SMK sederajat
lulusan dari SMA/SMK Negeri atau yang telah disamakan, dengan
pengalaman sekurangnya 3 (tiga) tahun kerja.
14
Berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan gambar di bidang
Sipil Subbidang Prasarana Keairan.
Memiliki sertifikat sesuai dengan bidangnya atau pelatihan lainnya.
b. Operator Database/Input Data Komputer (1 Orang )
c. Tenaga Administrasi (1 Orang )
d. Office boy / Pesuruh (1 Orang )
9. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan DD Pembangunan Bendung Ambacang I
Kabupaten Kuantan Singingi, tersedianya data dasar berupa System Planning,
Data Perencanaan Teknis Rinci (detail desain), maupun rancangan anggaran
biaya, spesifikasi teknis beserta analisis pendukung yang dapat
dipertanggungjawabkan secara teknis maupun ekonomis. Kedepan data
dimaksud akan dijadikan acuan dan pedoman dalam tahap pelaksanaan
konstruksi, operasi dan pemeliharaan.
9.1. Pelaporan
Untuk mengevaluasi kemajuan pekerjaan yang sedang dilaksanakan konsultan
diwajibkan untuk menyerahkan laporan sebagai berikut :
1. Rencana Mutu Kontrak (RMK)
Berisikan pedoman dalam pengendalian pelaksanaan pekerjaan DD
Pembangunan Bendung Ambacang I Kabupaten Kuantan Singingi yaitu: Jadwal
Pelaksanaan, Daftar Personil maupun Administrasi dan organisasi kerja
Konsultan harus menerapkan Sistem Jaminan Mutu saat operasi di lapangan.
Laporan RMK memuat Diagram Tahap Kegiatan, Daftar Standar Prosedur (SP)
dan Standar Studi serta Laporan Audit Mutu, buku laporan RMK diserahkan
sebelum pekerjaan DD Pembangunan Bendung Ambacang I Kabupaten
Kuantan Singingi dimulai.
Laporan ini harus dibuat 5 (lima) rangkap dan diserahkan kepada direksi
pekerjaan paling lambat 3 (tiga) minggu setelah SPMK diterbitkan
15
Kemajuan pekerjaan berjalan secara keseluruhan yang dilampiri kurva S,
Pekerjaan yang telah dilaksanakan berikut permasalahan/hambatan bila
ada,
Jadwal pelaksanaan pekerjaan dan rencana kerja bulan berikutnya yang
disusun secara rinci, jelas dan terprogram,
Catatan hasil diskusi dan perintah direksi.
Laporan bulanan ini harus dibuat sebanyak 3 (tiga) buku laporan setiap
bulannya dan diserahkan kepada pengguna jasa selambat-lambatnya tanggal
5 setiap bulannya.
Sebelum dituangkan ke dalam laporan akhir, konsep laporan akhir ini harus
diserahkan kepada pengguna jasa untuk didiskusikan selambat-lambatnya 1
(satu) bulan sebelum masa kontrak berakhir yang dibuat sebanyak 5 (lima)
buku laporan untuk dipresentasi dan didiskusikan bersama pengguna jasa.
9. Laporan Pendukung
Laporan pendukung terdiri dari:
Buku Data Ukur, Hasil Perhitungannya dan Laporan Topografi sebanyak 3
(tiga) buku,
Laporan Analisa Hidrologi, Hidrolika dan Sungai sebanyak 3 (tiga) buku,
17
Laporan Mekanika Tanah/Soil sebanyak 3 (tiga) buku,
Laporan Agronomi Sosial Ekonomi dan RKL/RPLsebanyak 3 (tiga) buku,
Nota Perhitungan Desain dan Analisa Ekonomi sebanyak 3 (tiga) buku,
Bill Of Quantity (BOQ) sebanyak 3 (tiga) buku,
Buku Rencana Anggaran Biaya sebanyak 3 (tiga) buku,
Laporan Pedoman OP sebanyak 3 (tiga) buku,
Buku Spesifikasi Teknik dan Dokumen Tender sebanyak 3 (tiga) buku,
Metode Pelaksanaan Pekerjaan sebanyak 3 (tiga) buku,
18
10. LAIN-LAIN
1. Konsultan harus menunjuk seorang wakil yang sewaktu-waktu dapat dihubungi
dalam rangka pelaksanaan pekerjaan tersebut dan mempunyai kuasa untuk
bertindak dan mengambil keputusan atas nama konsultan.
2. Konsultan harus selalu mendiskusikan usulan-usulan pekerjaan dengan direksi
pekerjaan.
3. Semua peralatan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan harus
disediakan sendiri oleh konsultan.
4. Hal-hal yang belum tercakup dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) pekerjaan ini
akan dijelaskan dalam acara penjelasan pekerjaan.
5. Konsultan diminta menyerahkan foto atau gambar berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan lapangan.
6. Apabila dikemudian hari ditemukan ketidak mantapan dalam penyajian data dan
akurasinya, maka konsultan diharuskan untuk memperbaikinya atas biaya sendiri.
7. Semua analisa dan perhitungan yang dipakai dalam perencanaan harus
berdasarkan Standar Pedoman dan Manual (SNI, SKSNI) yang telah diterbitkan
pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
19
1