Adel Kalkulus CBR
Adel Kalkulus CBR
Adel Kalkulus CBR
Pd
OLEH :
NIM : 4161121014
PROGRAM : S1
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2017
DAFTAR ISI
Bab I
Pendahuluan…….………………………………………………………………………………2
Bab II
Implikasi terhadap
3.1 …..Teori/Konsep.……………………………………………………………………………9
Bab IV
Kesimpulan……………………………………………………………………………………..10
Saran……………………………………………………………………………………………10
Bab V
Kepustakaa……………………………………………………………………………………11-12
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………10
BAB I
PENDAHULUAN
I.2 PERMASALAHAN
I.3 TUJUAN
PEMBAHASAN
BUKU 1
BUKU 2
Konsep/Defenisi tentang Integral tak tentu menurut kedua buku yang saya baca sama,
Dimana kedua buku sama-sama membahas tentang Pengertian Integral tak tentu.
Anti turunan (Anti pendeferensialan) atau yang biasa kita sebut integral
merupakan suatu operasi balikan (invers) dari penderiferensiasian (Penurunan).
Defenisi: Kita sebut F suatu anti turunan dari f pada selang I jika DF =f pada I-
yakni ,jika F’(x) hanya perlu berupa turunan satu sisi).
Jika suatu turunan kita gunakan lambing Dx, maka dalam integral pada awalnya
1
digunakan lambing Ax. Misalnya : Ax(X2 )=3x3+C Kemudian, terjadi
Perubahan Pemakaian lambing dan itu digunakan sampai sekarang yaitu dengan
menggunakan notasi Leibniz. Lambangnya adalah ∫ 𝑓(x) dx. Leibniz memakai
istilah Integral Tak-tentu, dengan ∫ 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡 tanda integral dan f(x) disebut
1
Integran. Misalnya : ∫ 𝑥 2dx = 3x3 + C 𝐷𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 ∫ 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡 tanda Integral dan X2
disebut Integran.
∫ 𝑓(x)dx = F(x) + C
adalah cukup dengan membuktikan ∶
Dx[F(x) + C ] = f(x)
Contoh ;
Teorema B
Dari pasal 3.3 bahw aDx adalah suatu operator linier. Ini berarti dua hal.
1. Dx[kf(x)] = kDxf(x)
2. Dx[f(x)+g(x)]= Dxf(x)+Dxg(x)
Dari 2 sifat ini, sifat ketiga mengikuti secara otomatis.
3. Dx[f(x)-g(x)] = Dxf(x)-Dxg(x)
Teorema C
i. ∫ 𝑘 f(x) dx = k ∫ 𝑓(x)dx;
ii. ∫[f(x) + g(x)]dx = ∫ 𝑓(x)dx+ ∫ 𝑔(x)dx;
iii. ∫[f(x)-g(x)]dx = ∫ 𝑓(x)dx - ∫ 𝑔(x)dx.
Teorema D
(Aturan Pangkat yang diperumum). Andaikan g suatu fungsi yang dapat
dideferensialkan dan r suatu bilangan rasional yang bukan -1.
Maka:
[𝑔(𝑥)]
∫[g(x)]rg’(x)dx = 𝑟+1
+C
Contoh :
Cari∫(𝑥3 + 6x)5(6x2+12)dx
= 2 ∫ 𝑢5du
𝑢
=2[6 +𝐶]
= u6/3 + 2C
=(x3 + 6x)6/3 + K
1
∫ 𝑐𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝑐 ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ∫[𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥)𝑑𝑥 = ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 + ∫ 𝑔(𝑥)𝑑𝑥
𝑥
2 ∫ 𝑥 ndx = 𝑛 + C (n≠ −1)
∫ 𝑘𝑑𝑥 = 𝑘𝑥 + 𝐶
3
∫ sin 𝑥𝑑𝑥 = −𝑐𝑜𝑠𝑥 + 𝐶 ∫ cos 𝑑𝑥 = sin 𝑥 + 𝐶
5
∫ sec 𝑥 tan 𝑥𝑑𝑥 ∫ 𝑐𝑠𝑐𝑥𝑐𝑜𝑡𝑥𝑑𝑥 = −𝑐𝑠𝑐𝑥 + 𝐶
= sec 𝑥 + 𝐶
Kita membutuhkan sebuah notasi yang tepat untuk anti turunan, yang membuatnya lebih
mudah digunakan.Oleh karena hubungan yang diberikan oleh Teorema Dasar antara anti turunan
dan integral, Notasi∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 biasanya digunakan untuk sebuah anti turunandari f dan disebut
dengan Integral Tak-tentu.
Jadi kita dapat menganggap sebuah Integral tak tentu sebagai representasi dari suatu
keseluruhan kelompok fungsi (satu anti turun untuk setiap nilai konstanta C).
Kita harus membedakan secara seksama antara integral tentu dengan Integral Tak-tentu.
Integral tentu adalah sebuah bilangan, sementara integral tak tentu adalah sebuah fungsi
(sekelompok fungsi).
𝑥5
= 10 – 2 tan x + C
5
= 2X5 – 2 tan x + C
Kedalaman penjelasan Konsep / defenisi yang dibahas dalam kedua buku ini sama, yang
mana kedua buku sama-sama menjelaskan Pengertian, Pemahaman konsep dan contoh-contoh
soal yang bervariasi, Namun dibuku 1 soal yang dijelaskan begitu jelas sedangkan dibuku 2 tidak
begitu jelas.
Kesamaan dalam buku 1 dan buku 2 yaitu memaparkan Rumus – rumus Integral Tak-
tentu, dan memaparkan metode – metode yang ada agar dapat dengan mudah dipahami
pembaca, Jika membuat soal dalam penyelesaiannya buku 1 lebih mendalam dan lebih mudah
dipahami sedangkan buku 2 penyelesaiannya tergantung kepada Rumus-rumus yang telah dibuat.
Kedalaman penjelasan prinsip yang dibahas kedua buku sangat mendalam yaitu dilihat
dari cara penyelesaian soal yang dibuat. Karena adanya pembuktian Penyelesaian soal yang
tertera. Variasi contoh soal berbeda - beda.
Pembahasan yang tertera dibuku 1 lebih mudah dipahami dari pada buku 2, karena buku
1 banyak menjelaskan tentang contoh soal dan soal - soal yang ingin dikerjakan.
Penjelasan dibuku 1 lebih menarik, dan tulisan yang dibuat tidak membosankan para
pembaca karena dicampuroleh teori, menurut para ahli, contoh soal, dan latihan soal.
Jadi kita lebih dilatih supaya lebih banyak membahas soal sesuai dengan contoh soal dan
Pembahasan yang telah dibuat. Sedangkan pada buku 2 lebih monoton kepada soal-soal.
Dan Pembaca tidak terlalu menarik dan tidak mudah paham akan soal tersebut karena
pembahasannya kurang lengkap.
Muatan variasi soal pada buku 2 lebih banyak dari pada buku 1. Buku 1 contoh soalnya
banyak tetapi soal latihannya sedikit, sedangkan dibuku 2 contoh soal sedikit tetapi soal latihan
banyak. Sehingga buku 1 lebih mudah dipahami dan dapat melatih diri untuk mengerjakan soal
lebih banyak lagi sehingga mudah memahami Soal – soal tentang Integral Tak-tentu.
BAB III
KESIMPULAN
SARAN
Dari buku yang saya baca telah dibahas berbagai Teori dan Pembahasan soal Integral
Tak-tentu. Dari Buku 1 Pembahasan banyak tetapi soal kurang, Buku 1 mudah dibaca dan tidak
sulit dipahami, tetapi menurut saya jika soal-soal latihan yang ada pada buku lebih banyak ,
maka akan lebih mudah lagi untuk dipahami dan Buku yang ke 2 jika Pembahasan teori dibahas
tidak terlalu singkat, maka akan lebih mudah menyelesaikan soal-soal. Jadi ada baiknya jika
membuat sebuah Teori Pembahasan yang lengkap dan soal-soal latihan. Supaya Pembaca lebih
mudah lagi mengerti dan memahami isi buku dan dapat mengerjakan soal latihan dengan mudah.
Dan para pembaca pun mempunyai rasa ingin tahu dalam mengerjakan sebuah soal.
DAFTAR PUSTAKA
Apostol,Tom M.(1967).Calculus Second Edition. New York : John Wiley & Sons.
Ayres, frank. (1972). Calculus Second Edition. New York : Mc Graw-Hill Book.
Boyce, W,E & Diprima,R,C. (1988). Calculus. Singapore: John Wiley & Sons.
Edwin J. Purcell.dan Dale Varberg. (1987) .Kalkulus dan Geometri Analisis Jilid 1.
Jakarta : Erlangga
Inc., 1952).
Salas, S.L. dan Einer Hille, Calculus, One and Several Variables, Fourth Edition (New York:
Graw-Hill , Inc