Makalah Boiler

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 73

Makalah

“ SISTEM PENDINGIN “

Disusun Oleh :
ABD. AZIZ
5016003
TEKNIKA II.A

PORGRAM AHLI TEKNIKA TINGKAT III


AMI AIPI MAKASSAR
2018 / 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan salah satu tugas mata
kuliah Bahasa Inggris yaitu membuat makalah tentang Boiler.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang ikan dengan jenis mulut
superior ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.

Makassar, 25 Agustus 2018

Penyusun

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Steam generator/pesawat pembangkit uap/ketel uap/boiler adalah suatu suatu
bejana tertutup yang terbuat dari baja digunakan untuk menghasilkan uap. Atau unit
pesawat yang dapat dipakai untuk merubah energi panas dari bahan bakar diberikan
kepada air melalui bagian pendidih sehingga terbentuk uap. Untuk menghasilkan uap
bertekanan pada boiler diperlukan panas/kalor, panas ini berasal dari proses pembakaran
bahan bakar yang terjadi pada ruang bakar. Uap yang dihasilkan oleh ketel uap,
dipergunakan sebagai fluida kerja atau sebagai media pemanas untuk berbagai macam
keperluan, dari keperluan rumah tangga atau sampai dengan keperluan industri.
Proses ketel uap secara sederhana dapat digambarkan seperti proses memasak air,
dimana dalam pemanasan air dibutuhkan sumber energi panas guna memasaknya.
Pemanasan diperoleh dari bahan bakar padat, cair, gas ataupun dari tenaga listrik dan
tenaga-tenaga lainnya. Proses ketel uap adalah suatu kombinasi dari peralatan-peralatan
yang bekerja untuk memproduksi panas dengan media fluida yang diuapkan dengan
kapasitas dan tekann serta temperature tertentu, pada umumnya uap tersebut dipergunakan
diluar ketel uap.
Proses pemanasan pada ketel uap dilaksanakan dengan tiga tahap, yaitu sebagai
berikut:
1. Proses pemanasan sehingga air menjdi uap basah ( wet steam )
2. Proses pemanasan sehingga air jenuh menjadi uap jenuh ( saturated steam )
3. Proses pemanasan sehingga uap jenuh menjadi uap panas lanjut ( superheated
steam).
Proses uap panas pada aplikasinya kadang memerlukan pengerjaan lanjut sehingga
diperoleh uap panas kering untuk pemanasan tersebut. Selain itu air isian juga perlu
penanganan khusus agar dalam proses pembentukan uap tidak menimbulkan efek-efek
yang dapat merugikan pada ketel. Keseluruhan proses itu harus dikontrol sehingga
pelaksanaan produksi uap terkondisi dan tidak membahayakan bagi operator dan
lingkungan sekitarnya.
Fungsi boiler yaitu sebagai penghasil uap panas, sedang didunia perminyakan
uap/steam dari boiler ini digunakan untuk:
 Proses pengolahan minyak

0
 Pemanasan minyak berat
 Sebagai fluida kerja/penggerak turbin uap, mesin uap
 Membersihkan pipa minyak

Syarat-syarat Boiler Yang Baik


Boiler yang baik harus memenuhi persyaratan yang ditinjau dari segi teknis,
ekonomis, maupun keselamatan kerja. Persyaratan umum yang harus dipenuhi adalah:
 Hemat dalam pemakaian bahan bakar.
 Pengoperasian fleksibel ( dapat menyesuaikan naik turunnya beban ).
 Konstruksi ringkas dan sederhana agar mudah dalam pengoperasian dan
perawatannya.
 Mempunyai system pembuangan lumpur yang baik.
 Dapat menghasilkan uap yang bersih
 Material yang digunakan memenuhi standar yang berlaku.
 Dilengkapi peralatan pengaman yang memenuhi standar dari dinas pengawasan
keselamatan kerja Departemen Tenaga Kerja.
 Jumlah panas yang hilang karena radiasi harus sekecil-kecilnya.
 Peredaran gas panas dari pembakaran harus baik sehingga transfer panas dapat
maksimal.
 Perbandingan ruang uap dan air, saluran luar dan sirkulasi air yang memadai
 Boiler harus dapat dioperasikan dalam waktu singkat.

Klasifikasi Boiler
 Berdasarkan isi tube/pipa:
 Boiler lorong api
 Boiler pipa api (fire tube/smoke tube boiler)
 Boiler pipa air (water tube boiler)
 Boiler kombinasi

1
Gambar 1.1. Diagram skematis Ruang Boiler (Anonim, 2009)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Boiler ?
2. Bagaimana sistem kerja Boiler ?
3. Apa saja tipe-tipe dan klasifikasi dari Boiler ?
4. Apa saja bagian-bagian dari Boiler ?
5. Bagaimana sketsa komponen-komponen serta prinsip instrumentasi atau alat
ukur pada Boiler ?
6. Bagaimana perawatan umum untuk Boiler ?

1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan, antara lain :

1. Mengetahui pengertian Boiler


2. Mengetahui dan memahami prinsip kerja dari Boiler
3. Mengetahui tipe-tipe dan klasifikasi dari Boiler
4. Mengetahui komponen-komponen dari Boiler
5. Mengetahui bentuk atau sketsa serta prinsip kerja instrumentasi atau alat ukur pada
Boiler
6. Mengetahui cara perawatan umum pada Boiler

2
BAB II
BOILER

2.1 Pengertian Boiler

Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai
terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu kemudian
digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang berguna dan
murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air dididihkan sampai menjadi
steam, volumnya akan meningkat sekitar 1.600 kali, menghasilkan tenaga yang
menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler merupakan peralatan yang
harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik.
Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem steam dan sistem bahan bakar.
Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan
steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan. Sistem steam
mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui
sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur
menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar
adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk
menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar
tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem.
Air yang disuplai ke boiler untuk diubah menjadi steam disebut air umpan. Dua
sumber air umpan adalah:
1. Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali dari proses dan
2. Air makeup (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar ruang
boiler dan plant proses.
Untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi, digunakan economizer untuk
memanaskan awal air umpan menggunakan limbah panas pada gas buang.

Prinsip Kerja Boiler


Boiler atau ketel uap merupakan sebuah alat untuk menghasilkan uap, dimana terdiri
dari dua bagian yang penting : dapur pemanasan, yaitu untuk menghasilkan panas yang
didapat dari pembakaran bahan bakar dan boiler proper, yaitu sebuah alat yang mengubah
air menjadi uap. Fluida panas (uap) kemudian disirkulasikan dari ketel untuk berbagai
proses dalam aplikasi industri, seperti untuk penggerak, pemanas, dan lain-lain. Energi

3
kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai tekanan, temperatur, dan laju
aliran yang menentukan pemanfaatan steam yang akan digunakan.
Berdasarkan ketiga hal tersebut sistem boiler mengenal keadaan tekanan-temperatur
rendah (low pressure/LP), dan tekanan-temperatur tinggi (high pressure/HP), dengan
perbedaan itu pemanfaatan steam yang keluar dari sistem boiler dimanfaatkan dalam suatu
proses untuk memanasakan cairan dan menjalankan suatu mesin (commercial and
industrial boilers), atau membangkitkan energi listrik dengan merubah energi kalor
menjadi energi mekanik kemudian memutar generator sehingga menghasilkan energi
listrik (power boilers). Namun, ada juga yang menggabungkan kedua sistem boiler
tersebut, yang memanfaatkan tekanan-temperatur tinggi untuk membangkitkan energi
listrik, kemudian sisa steam dari turbin dengan keadaan tekanan-temperatur rendah dapat
dimanfaatkan ke dalam proses industri dengan bantuan heat recovery boiler.
Hal-hal yang mempengaruhi effisiensi boiler adalah bahan bakar dan kualitas air
umpan boiler. Parameter-parameter yang mempengaruhi kualitas air umpan boiler antara
lain :
1. Oksigen terlarut : Dalam jumlah yang tinggi dapat menyebabkan korosi pada
peralatan boiler.
2. Kekeruhan : Dapat mengendap pada perpipaan dan peralatan proses serta
mengganggu proses.
3. pH : Bila tidak sesuai dengan standart kualitas air umpan boiler dapat
menyebabkan korosi pada peralatan.
4. Kesadahan : Merupakan kandungan ion Ca dan Mg yang dapat menyebabkan
kerak pada peralatan dan perpipaan boiler sehingga menimbulkan local
overheating.

2.2 Klasifikasi Boiler

2.2.1 Berdasarkan tipe pipa


a. Fire Tube
Tipe boiler pipa api memiliki karakteristik : menghasilkan kapasitas dan
tekanan steam yang rendah.
Cara kerja : proses pengapian terjadi didalam pipa, kemudian panas yang
dihasilkan dihantarkan langsung kedalam boiler yang berisi air. Besar dan
konstruksi boiler mempengaruhi kapasitas dan tekanan yang dihasilkan boiler
tersebut. Sebagai pedoman, fire tube boilers kompetitif untuk kecepatan steam

4
sampai 12.000 kg/jam dengan tekanan sampai 18 kg/cm2. Fire tube boilers dapat
menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas atau bahan bakar padat dalam
operasinya Fire tube di mana api berada dalam tubing-tubing dengan cairan berada
di luar.
Karakteristik:
 Biasanya digunakan untuk kapasitas steam yang relatif kecil (12.000 kg/jam)
dengan tekanan rendah sampai sedang (18 kg/cm2).
 Dalam operasinya dapat menggunakan bahan bakar minyak, gas atau bahan
bakar padat.
 Untuk alasan ekonomis, sebagian besar fire tube boiler dikonstruksi sebagai
paket boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan bakar

b. Water tube
Tipe boiler pipa air memiliki karakteristik : menghasilkan kapasitas dan
tekanan steam yang tinggi. Water tube boiler yang sangat modern dirancang
dengan kapasitas steam antara 4.500 – 12.000 kg/jam, dengan tekanan sangat
tinggi.
Cara Kerja : proses pengapian terjadi diluar pipa (air berada dalam tubing
dengan api berada di luar), kemudian panas yang dihasilkan memanaskan pipa
yang berisi air dan sebelumnya air tersebut dikondisikan terlebih dahulu melalui
economizer, kemudiansteam yang dihasilkan terlebih dahulu dikumpulkan di
dalam sebuahsteam-drum. Sampai tekanan dan temperatur sesuai, melalui tahap
secondary superheater dan primary superheater baru steamdilepaskan ke pipa
utama distribusi. Didalam pipa air, air yang mengalir harus dikondisikan terhadap
mineral atau kandungan lainnya yang larut di dalam air tesebut. Hal ini merupakan
faktor utama yang harus diperhatikan terhadap tipe ini.
Karakteristik:
 Tingkat efisiensi panas yang dihasilkan cukup tinggi.
 Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan
air. Sehingga air harus dikondisikan terhadap mineral dan kandungan-
kandungan lain yang larut dalam air.
 Boiler ini digunakan untuk kebutuhan tekanan steam yang sangat tinggi
seperti pada pembangkit tenaga.
 Kapasitas steam antara 4.500-12.000 kg/jam dengan tekanan sangat tinggi.

5
 Menggunakan bahan bakar minyak dan gas untuk water tube boiler yang
dirakit dari pabrik
 Menggunakan bahan bakar padat untuk water tube boiler yang tidak dirakit
di pabrik.

Tabel 2.1. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan tipe pipa.

No. Tipe Boiler Keuntungan Kerugian


Proses pemasangan mudah
Tekanan operasi steamterbatas
1 Fire Tube dan cepat, Tidak
untuk tekanan rendah 18 bar
membutuhkan settingkhusus
Kapasitas steam relatif kecil
Investasi awal boiler ini
(13.5 TPH) jika diabndingkan
murah
dengan water tube
Tempat pembakarannya sulit
Bentuknya lebihcompact dijangkau untuk dibersihkan,
dan portable diperbaiki, dan diperiksa
kondisinya.
Nilai effisiensinya rendah,
Tidak membutuhkan area
karena banyak energi kalor yang
yang besar untuk 1 HP boiler
terbuang langsung menuju stack
Kapasitas steam besar
2 Water Tube Proses konstruksi lebih detail
sampai 450 TPH
Tekanan operasi mencapai
Investasi awal relatif lebih mahal
100 bar
Penanganan air yang masuk ke
Nilai effisiensinya relatif dalam boiler perlu dijaga, karena
lebih tinggi dari fire tube lebih sensitif untuk sistem ini,
boiler perlu komponen pendukung
untuk hal ini
Karena mampu menghasilkan
Tungku mudah dijangkau
kapasitas dan tekanan steam
untuk melakukan
yang lebih besar, maka
pemeriksaan, pembersihan,
konstruksinya dibutuhkan area
dan perbaikan.
yang luas

2.2.2 Klasifikasi berdasarkan bahan bakar yang digunakan

a. Solid Fuel
Tipe boiler bahan bakar padat memiliki karakteristik : harga bahan baku
pembakaran relatif lebih murah dibandingkan dengan boiler yang menggunakan

6
bahan bakar cair dan listrik. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik jika
dibandingkan dengan boiler tipe listrik.
Cara kerja : pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara
percampuran bahan bakar padat (batu bara, baggase, rejected product, sampah
kota, kayu) dengan oksigen dan sumber panas.
Karakteristik:
 Harga bahan baku relatif lebih murah dari boiler yang menggunakan bahan
bakar cair dan listrik
 Nilai efisiensinya lebih baikdari boiler tipe listrik.

b. Oil Fuel
Tipe boiler bahan bakar cair memiliki karakteristik : harga bahan baku
pembakaran paling mahal dibandingkan dengan semua tipe. Nilai effisiensi dari
tipe ini lebih baik jika dbandingkan dengan boiler bahan bakar padat dan listrik.
Cara kerja : pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara
percampuran bahan bakar cair (solar, IDO, residu, kerosin) dengan oksigen dan
sumber panas.
Karakteristik:
 Harga bahan baku pembakaran paling mahal dibandingkan dengan semua
tipe boiler.
 Nilai efisiensinya lebih baik dari boiler berbahan bakar padat dan listrik

c. Gaseous Fuel
Tipe boiler bahan bakar gas memiliki karakteristik : harga bahan baku
pembakaran paling murah dibandingkan dengan semua tipe boiler. Nilai effisiensi
dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan dengan semua tipe boiler berdasarkan
bahan bakar.
Cara kerja : pembakaran yang terjadi akibat percampuran bahan bakar gas
(LNG) dengan oksigen dan sumber panas.

Karakteristik:
 Harga bahan baku pembakaran paling murah dibandingkan semua tipe boiler
 Nilai efisiensi lebih baik jika dibandingkan dengan semua tipe boiler

d. Electric

7
Tipe boiler listrik memiliki karakteristik : harga bahan baku pemanasan
relatif lebih murah dibandingkan dengan boiler yang menggunakan bahan bakar
cair. Nilai effisiensi dari tipe ini paling rendah jika dbandingkan dengan semua tipe
boiler berdasarkan bahan bakarnya.
Cara kerja : pemanasan yang terjadi akibat sumber listrik yang menyuplai
sumber panas.
Karakteristik:
 Harga bahan baku relatif lebih murah dibandingkan dengan boiler
yang menggunakan bahan bakar cair
 Nilai efisiensinya paling rendah dari semua tipe boiler

Tabel 2.2. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan bahan bakar.

No. Tipe Boiler Keuntungan Kerugian


1 Solid Fuel Bahan baku mudah didapatkan. Sisa pembakaran sulit dibersihkan
Sulit mendapatkan bahan baku yang
Murah konstruksinya.
baik.
Sisa pembakaran tidak banyak
2 Oil Fuel Harga bahan baku paling mahal.
dan lebih mudah dibersihkan.
Bahan bakunya mudah
Mahal konstruksinya.
didapatkan.
Harga bahan bakar paling
3 Gaseous Fuel Mahal konstruksinya.
murah.
Sulit didapatkan bahan bakunya,
Paling baik nilai effisiensinya.
harus ada jalur distribusi.
4 Electric Paling mudah perawatannya. Paling buruk nilai effisiensinya.
Mudah konstruksinya dan Temperatur pembakaran paling
mudah didapatkan sumbernya. rendah.

2.2.3 Klasifikasi berdasarkan kegunaan boiler

a. Power Boiler
Tipe power boiler memiliki karakteristik : kegunaan utamanya sebagai
penghasil steam sebagai pembangkit listrik, dan sisa steamdigunakan untuk
menjalankan proses industri.

8
Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe water tube
boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang besar,
sehingga mampu memutar steam turbin dan menghasilkan listrik dari generator.
Karakteristik:
 Kegunaan utamanya sebagai penghasil steam untuk pembangkit listrik
 Sisa steam digunakan sebagai proses industri.

b. Industrial Boiler
Tipe industrial boiler memiliki karakteristik : kegunaan utamanya sebagai
penghasil steam atau air panas untuk menjalankan proses industri dan sebagai
tambahan pemanas.
Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini dapat menggunakan tipe
water tube atau fire tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki kapasitas
yang besar dan tekanan yang sedang.
Karakteristik:
 Kegunaan steam utamanya untuk menjalankan proses industri dan sebagai
tambahan panas.
 Steam memiliki kapasitas yang besar dan tekanan yang sedang.

c. Commercial Boiler
Tipe commercial boiler memiliki karakteristik : kegunaan utamanya
sebagai penghasil steam atau air panas sebagai pemanas dan sebagai tambahan
untuk menjalankan proses operasi komersial.
Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini dapat menggunakan tipe
water tube atau fire tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki kapasitas
yang besar dan tekanan yang rendah.
Karakteristik:
 Kegunaan steam utamanya untuk menjalankan proses operasi komersial.
 Steam memiliki kapasitas yang besar dan tekanan rendah.

d. Residential Boiler
Tipe residential boiler memiliki karakteristik : kegunaan utamanya sebagai
penghasil steam atau air panas tekanan rendah yang digunakan untuk perumahan.

9
Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe fire tube
boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang rendah.
Karakteristik:
 Memiliki tekanan dan kapasitas steam yang rendah
 Kegunaan utamanya yaitu sebagai penghasil steam tekanan rendah yang
digunakan untuk perumahan.

e. Heat Recovery Boiler


Tipe heat recovery boiler memiliki karakteristik : kegunaan utamanya
sebagai penghasil steam dari uap panas yang tidak terpakai. Hasilsteam ini
digunakan untuk menjalankan proses industri.
Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe water tube
boiler atau fire tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan
kapasitas yang besar.
Karakteristik:
 Steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang besar
 Kagunaan utamanya sebagai penghasil steam dari uap panas yang tidak
terpakai
 Hasil steam ini digunakan untuk menjalankan proses industri.

Tabel 2.3. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan kegunaan.

No. Tipe Boiler Keuntungan Kerugian


Dapat menghasilkan listrik
1 Power Boiler dan sisa steamdapat Konstruksi awal relatif mahal.
menjalankan proses industri.
Steam yang dihasilkan Perlu diperhatikan faktor
memiliki tekanan tinggi safety.
Penanganan boiler lebih Steam yang dihasilkan
2 Industrial Boiler
mudah. memiliki tekanan rendah.
Konstruksi awal relatif
murah.
Commercial Penanganan boiler lebih Steam yang dihasilkan
3
Boiler mudah. memiliki tekanan rendah.
Konstruksi awal relatif
murah.
Residential Penanganan boiler lebih Steam yang dihasilkan
4
Boiler mudah. memiliki tekanan rendah.

10
Konstruksi awal relatif
murah.
Heat Recovery Penanganan boiler lebih Steam yang dihasilkan
5
Boiler mudah. memiliki tekanan rendah.
Konstruksi awal relatif
murah.

2.2.4 Klasifikasi berdasarkan konstruksi boiler

a. Package Boiler
Tipe package boiler memiliki karakteristik : perakitan boiler dilakukan di
pabrik pembuat, pengiriman langsung dalam bentuk boiler.

b. Site Erected Boiler


Tipe site erected boiler memiliki karakteristik : perakitan boiler dilakukan
di tempat akan berdirinya boiler tersebut, pengiriman dilakukan per komponen.

Tabel 2.4. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan konstruksi.

No. Tipe Boiler Keuntungan Kerugian


Terbatas tekanan dan kapasitas
1 Package Boiler Mudah pengirimannya.
kerjanya.
Dibutuhkan waktu yang
Komponen-komponen boiler
singkat untuk mengoprasikan
tergantung pada produsen boiler.
setelah pengiriman.
Tekanan dan kapasitas
Site Erected Sulit pengirimannya, memakan
2 kerjanya dapat disesuaikan
Boiler biaya yang mahal.
keinginan.
Komponen-komponen boiler Perlu waktu yang cukup lama
dapat dipadukan dengan setelah boiler berdiri, setelah
produsen lain. proses pengiriman.

2.2.5 Klasifikasi berdasarkan tekanan kerja boiler

a. Low Pressure Boilers


Tipe low pressure boiler memiliki karakteristik : tipe ini memiliki
tekanan steam operasi kurang dari 15 psig atau menghasilkan air panas dengan
tekanan dibawah 160 psig atau temperatur dibawah 250 0F

11
b. High Pressure Boilers
Tipe high pressure boiler memiliki karakteristik : tipe ini memiliki
tekanan steam operasi diatas 15 psig atau menghasilkan air panas dengan tekanan
diatas 160 psig atau temperatur diatas 250 0F

Tabel 2.5. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan tekanan kerja.

No. Tipe Boiler Keuntungan Kerugian


Tekanan rendah sehingga Tekanan yang dihasilkan
1 Low Pressure penanganannya tidak terlalu rendah, tidak dapat
rumit membangkitkan listrik.
Area yang dibutuhkan tidak
terlalu besar, dan biaya
konstruksi tidak lebih mahal
dari high pressure boiler
Tekanan yang dihasilkan
tinggi sehingga dapat Tekanan tinggi sehingga
membangkitkan listrik dan penanganannya perlu
2 High Pressure
sisanya dapat didaur ulang diperhatikan aspek
untuk mengoprasikan proses keselamatannya.
industri
Area yang dibutuhkan besar
dan biaya konstruksi lebih
mahal darilow pressure
boiler

2.2.6 Klasifikasi berdasarkan cara pembakaran bahan bakar

a. Stoker Combustion
Tipe stoker combustion memiliki karakteristik : tipe ini memanfaatkan
bahan bakar padat untuk melakukan pembakaran, bahan bakar padat dimasukkan
kedalam ruang pembakaran melalui conveyor ataupun manual. Tipe ini memiliki
sisa pembakaran yang harus diatangani berupa bottom ash atau fly ash yang dapat
mencemari lingkungan.

b. Pulverized Coal
Cara kerja : proses ini menghancurkan batu bara dengan ball mill atau
roller mill sehingga batu bara memiliki ukuran kurang dari 1 mm. kemudian batu
bara berupa bubuk ini disemprotkan ke dalam ruang pembakaran.

12
c. Fluidized Coal
Cara kerja : proses ini menghancurkan batu bara dengan crusher, sehingga
batu bara memiliki ukuran kurang dari 2 mm. Pada proses ini pembakaran
dilakukan dalam lapisan pasir, batu bara akan langsung membara jika mengenai
pasir.

d. Firing Combustion
Tipe firing memiliki karakteristik : tipe ini memanfaatkan bahan bakar cair,
padat, dan gas untuk melakukan pembakaran, pemanasan yang terjadi lebih merata.
Cara kerja : bahan bakar cair digunakan sebagai preliminary firing
fueldimasukkan kedalam ruang pembakaran melalui oil gun. Setelah tercapai
temperatur yang sesuai, pembakaran diambil alih oleh coal nozzle atau gas nozzle.

Tabel 2.6. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan pembakaran.

No. Tipe Boiler Keuntungan Kerugian


Stoker Konstruksinya relatif Limbah yang diproduksi
1
Combustion sederhana. pembakaran lebih banyak
Panas yang dihasilkan kurang
merata jika tidak ada komponen
pendukung.
Effisiensi relatif rendah
Konstruksinya rumit dan
2 Pulverized Efisiensi relatif tinggi membutuhkan dana investasi yang
mahal.
Proses pembakaran lebih
merata pada tungku
pembakaran.
Konstruksinya rumit dan
3 Fluidized Bed Efisiensi relatif tinggi membutuhkan dana investasi yang
mahal.
Suhu pembakaran tidak
mencapai suhu 10000C
sehingga tidak
menimbulkan NOX
Limbah yang diproduksi Konstruksi relatif rumit,
4 Firing
pembakaran lebih sedikit perlu nozzle.
Panas yang dihasilkan
lebih merata
Effisiensi relatif lebih

13
baik

2.2.7 Klasifikasi berdasarkan material penyusun boiler

a. Steel
Tipe boiler dari bahan steel memiliki karakteristik : bahan baku utama
boiler terbuat menggunakan steel pada daerah steam.

b. Cast Iron
Tipe boiler dari bahan cast iron memiliki karakteristik : bahan baku utama
boiler terbuat menggunakan besi cor pada daerah steam.

Tabel 2.7. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan material.

No. Tipe Boiler Keuntungan Kerugian


1 Steel Kuat dan tahan lama. Biaya relatif mahal.
Dapat dialiri steamuntuk
Konstruksi lebih rumit.
tekanan tinggi.
2 Cast Iron Biaya relatif murah. Rentan dan mudah rusak.
Konstruksi lebih Dapat dialiri steam untuk
sederhana. tekanan yang terbatas.

2.3 Tipe-tipe boiler

2.3.1 Fire Tube Boiler

Pada fire tube boiler, gas panas melewati pipa – pipa dan air umpan boiler ada
didalam shell untuk dirubah menjadi steam. Fire tube boiler biasanya digunakan untuk
kapasitas steam yang relatif kecil dengan tekanan steam rendah sampai sedang.
Sebagai pedoman, fire tube boiler kompetitif untuk kecepatan steam sampai 12.000
kg/jam dengan tekanan sampai 18 kg/cm2. Fire tube boiler dapat menggunakan bahan
bakar minyak bakar, gas atau bahan bakar padat dalam operasinya. Untuk alasan
ekonomis, sebagian besar fire tube boiler dikonstruksi sebagai “paket” boiler (dirakit
oleh pabrik) untuk semua bahan bakar.
Cara kerja:
Proses pengapian terjadi di dalam pipa, kemudian panas yang dihasilkan
dihantarkan langsung kedalam boiler yang berisi air. Besar dan konstruksi boiler
mempengaruhi kapasitas dan tekanan yang dihasilkan boiler tersebut.
Karakteristik:

14
 Biasanya digunakan untuk kapasitas steam yang relatif kecil (12.000 kg/jam)
dengan tekanan rendah sampai sedang (18 kg/cm2).
 Dalam operasinya dapat menggunakan bahan bakar minyak, gas atau bahan
bakar padat.
 Untuk alasan ekonomis, sebagian besar fire tube boiler dikonstruksi sebagai
paket boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan bakar

Gambar 2.1. Fire Tube Boiler (Anonim,2009)

2.3.2 Water Tube Boiler

Pada water tube boiler, air umpan boiler mengalir melalui pipa – pipa masuk
ke dalam drum. Air yang tersikulasi dipanaskan oleh gas pembakar membentuk steam
pada daerah uap dalam drum. Boiler ini dipilih jika kebutuhan steam dan tekanan
steam sangat tinggi seperti pada kasus boiler untuk pembangkit tenaga. Water tube
boiler yang sangat modern dirancang dengan kapasitas steam antara 4.500-12.000
kg/jam, dengan tekanan sangat tinggi. Banyak water tube boiler yang dikonstruksi
secara paket jika digunakan bahan bakar minyak bakar dan gas. Untuk water tube
boiler yang menggunakan bahan bakar padat, tidak umum dirancang secara paket.

15
Cara kerja :
Proses pengapian terjadi di luar pipa. Panas yang dihasilkan digunakan untuk
memanaskan pipa yang berisi air. Air umpan itu sebelumnya dikondisikan terlebih
dahulu melalui economizer. Steam yang dihasilkan kemudian dikumpulkan terlebih
dahulu di dalam sebuah steam drum sampai sesuai. Setelah melalui tahap
secondary superheater dan primary superheater, baru steam dilepaskan ke pipa utama
distribusi.
Karakteristik water tube boiler sebagai berikut :
 Forced, induced dan balanced draft membantu untuk meningkatkan efisiensi
pembakaran
 Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan air.
Sehingga air harus dikondisikan terhadap mineral dan kandungan- kandungan lain
yang larut dalam air
 Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi
 Boiler ini digunakan untuk kebutuhan tekanan steam yang sangat tinggi
seperti pada pembangkit tenaga.
 Kapasitas steam antara 4.500-12.000 kg/jam dengan tekanan sangat tinggi.
 Menggunakan bahan bakar minyak dan gas untuk water tube boiler yang
dirakit dari pabrik
 Menggunakan bahan bakar padat untuk water tube boiler yang tidak dirakit di
pabrik.

16
Gambar 2.2 Water Tube Boiler (Anonim, 2009)

2.3.3 Paket Boiler/ kombinasi boiler

Disebut boiler paket sebab sudah tersedia sebagai paket yang lengkap. Pada
saat dikirim ke pabrik, hanya memerlukan pipa steam, pipa air, suplai bahan bakar dan
sambungan listrik untuk dapat beroperasi. Paket boiler biasanya merupakan tipe shell
and tube dengan rancangan fire tube dengan transfer panas baik radiasi maupun
konveksi yang tinggi.
Ciri-ciri dari packaged boilers adalah:
 Kecilnya ruang pembakaran dan tingginya panas yang dilepas menghasilkan
penguapan yang lebih cepat.
 Banyaknya jumlah pipa yang berdiameter kecil membuatnya memiliki perpindahan
panas konvektif yang baik.
 Sistem forced atau induced draft menghasilkan efisiensi pembakaran yang baik.
 Sejumlah lintasan/pass menghasilkan perpindahan panas keseluruhan yang lebih
baik.
 Tingkat efisiensi thermisnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan boiler lainnya.
Boiler tersebut dikelompokkan berdasarkan jumlah pass/lintasannya yaitu
berapa kali gas pembakaran melintasi boiler. Ruang pembakaran ditempatkan sebagai
lintasan pertama setelah itu kemudian satu, dua, atau tiga set pipa api. Boiler yang

17
paling umum dalam kelas ini adalah unit tiga pass/lintasan dengan dua set fire-
tube/pipa api dan gas buangnya keluar dari belakang boiler.

Gambar 2.3. Jenis Paket Boiler 3 Pass, bahan bakar Minyak (Gunawan Candra, 2011)

2.3.4 Boiler Pembakaran dengan Fluidized Bed (FBC)

Pembakaran dengan fluidized bed (FBC) muncul sebagai alternatif yang


memungkinkan dan memiliki kelebihan yang cukup berarti dibanding sistem
pembakaran yang konvensional dan memberikan banyak keuntungan antara lain
rancangan boiler yang kompak, fleksibel terhadap bahan bakar, efisiensi pembakaran
yang tinggi dan berkurangnya emisi polutan yang merugikan seperti SOx dan NOx.
Bahan bakar yang dapat dibakar dalam boiler ini adalah batubara, barang tolakan dari
tempat pencucian pakaian, sekam padi, bagas & limbah pertanian lainnya. Boiler
fluidized bed memiliki kisaran kapasitas yang luas yaitu antara 0.5 T/jam sampai lebih
dari 100 T/jam.
Bila udara atau gas yang terdistribusi secara merata dilewatkan keatas melalui
bed partikel padat seperti pasir yang disangga oleh saringan halus, partikel tidak akan
terganggu pada kecepatan yang rendah. Begitu kecepatan udaranya berangsur-angsur
naik, terbentuklah suatu keadaan dimana partikel tersuspensi dalam aliran udara
sehingga bed tersebut disebut “terfluidisasikan”. Dengan kenaikan kecepatan udara
selanjutnya, terjadi pembentukan gelembung, turbulensi yang kuat, pencampuran cepat
dan pembentukan permukaan bed yang rapat. Bed partikel padat menampilkan sifat
cairan mendidih dan terlihat seperti fluida yang disebut “bed gelembung fluida
(bubbling fluidized bed)”. Jika partikel pasir dalam keadaan terfluidisasikan

18
dipanaskan hingga ke suhu nyala batubara, dan batubara diinjeksikan secara terus
menerus ke bed, batubara akan terbakar dengan cepat dan bed mencapai suhu yang
seragam. Pembakaran dengan fluidized bed (FBC) berlangsung pada suhu sekitar
840°C hingga 950°C. Karena suhu ini jauh berada dibawah suhu fusi abu, maka
pelelehan abu dan permasalahan yang terkait didalamnya dapat dihindari. Suhu
pembakaran yang lebih rendah tercapai disebabkan tingginya koefisien perpindahan
panas sebagai akibat pencampuran cepat dalam fluidized bed dan ekstraksi panas yang
efektif dari bed melalui perpindahan panas pada pipa dan dinding bed. Kecepatan gas
dicapai diantara kecepatan fluidisasi minimum dan kecepatan masuk partikel. Hal ini
menjamin operasi bed yang stabil dan menghindari terbawanya partikel dalam jalur
gas.
Tingkat turbulensi ini juga dipengaruhi kecepatan masuk fluidizing air.
Turbulensi dari fluidized bed akan mempengaruhi pencampuran udara dengan bahan
bakar (batu bara), semakin turbulen bed dari FBC, maka pencampuran bahan bakar
dengan udara akan semakin baik, tetapi ada saatnya di mana kecepatan udara akan
memperburuk pola pengembangan fluidized bed, yaitu ketika kecepatan masuk
fluidizing air terlalu besar. Jika hal ini terjadi, maka fluidized bed akan terlalu
mengembang, akibatnya fluidized bed akan ikut mengalir ke atas. Hal ini tentu tidak
diinginkan sebab fluidized bed akan terlalu kacau dan tidak dapat dikontrol. Oleh
karena itu, saya akan mencoba menganalisa kontur energi kinetik turbulen pembakaran
dan kontur pengembangan fluidized bed.

19
Gambar 2.4 Fluidized Bed Combtion (FBC) (Gunawan Candra, 2011)

2.3.5 Atmospheric Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler

Kebanyakan boiler yang beroperasi untuk jenis ini adalah Atmospheric


Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler. Alat ini hanya berupa shell boiler
konvensional biasa yang ditambah dengan sebuah fluidized bed combustor. Sistem
seperti telah dipasang digabungkan dengan water tube boiler/ boiler pipa air
konvensional. Batubara dihancurkan menjadi ukuran 1 – 10 mm tergantung pada
tingkatan batubara dan jenis pengumpan udara ke ruang pembakaran. Udara atmosfir
yang bertindak sebagai udara fluidisasi dan pembakaran, dimasukkan dengan tekanan,
setelah diberi pemanasan awal oleh gas buang bahan bakar. Pipa dalam bed yang
membawa air pada umumnya bertindak sebagai evaporator. Produk gas hasil
pembakaran melewati bagian super heater dari boiler lalu mengalir ke economizer, ke
pengumpul debu dan pemanas awal udara sebelum dibuang ke atmosfir.

20
Gambar 2.5 Skema Atmospheric Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler (Bima, 2012)

Gambar 2.6 Atmospheric Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler di industry (Bima, 2012)

2.3.6 Pressurized Fluidized Bed Combustion (PFBC) Boiler

21
Pada tipe Pressurized Fluidized bed Combustion (PFBC), sebuah kompresor
memasok udara Forced Draft (FD), dan pembakarnya merupakan tangki bertekanan.
Laju panas yang dilepas dalam bed sebanding dengan tekanan bed sehingga bed yang
dalam digunakan untuk mengekstraksi sejumlah besar panas. Hal ini akan
meningkatkan efisiensi pembakaran dan peyerapan sulfur dioksida dalam bed. Steam
dihasilkan didalam dua ikatan pipa, satu di bed dan satunya lagi berada diatasnya. Gas
panas dari cerobong menggerakan turbin gas pembangkit tenaga. Sistem PFBC dapat
digunakan untuk pembangkitan kogenerasi (steam dan listrik) atau pembangkit tenaga
dengan siklus gabungan (combined cycle). Operasi combined cycle (turbin gas &
turbin uap) meningkatkan efisiensi konversi keseluruhan sebesar 5 hingga 8 persen.

Gambar 2.7 Pressurized Fluidized Bed Combustion (PFBC) Boiler (Johan, 2011)
2.3.7 Circulating Fluidized Bed Combustion Boilers (CFBC)

Dalam sistem sirkulasi, parameter bed dijaga untuk membentuk padatan


melayang dari bed. Padatan diangkat pada fase yang relatif terlarut dalam pengangkat
padatan, dan sebuah down-comer dengan sebuah siklon merupakan aliran sirkulasi
padatan. Tidak terdapat pipa pembangkit steam yang terletak dalam bed.
Pembangkitan dan pemanasan berlebih steam berlangsung di bagian konveksi,
dinding air, pada keluaran pengangkat/ riser. Boiler CFBC pada umumnya lebih
ekonomis daripada boiler AFBC, untuk penerapannya di industri memerlukan lebih
dari 75 – 100 T/jam steam. Untuk unit yang besar, semakin tinggi karakteristik
tungku boiler CFBC akan memberikan penggunaan ruang yang semakin baik, partikel

22
bahan bakar lebih besar, waktu tinggal bahan penyerap untuk pembakaran yang
efisien dan penangkapan SO2 yang semakin besar pula, dan semakin mudah
penerapan teknik pembakaran untuk pengendalian NOx daripada pembangkit steam
AFBC.

Gambar 2.8 CFBC Boiler (Anonim, 2010)

2.3.8 Stoker Fired Boilers

Stokers diklasifikasikan menurut metode pengumpanan bahan bakar ke tungku


dan oleh jenis grate nya. Klasifikasi utamanya adalah spreader stoker dan chain-gate
atau traveling-gate stoker.
 Spreader stokers
Spreader stokers memanfaatkan kombinasi pembakaran suspensi dan pembakaran
grate. Batubara diumpankan secara kontinyu ke tungku diatas bed pembakaran
batubara. Batubara yang halus dibakar dalam suspensi; partikel yang lebih besar
akan jatuh ke grate, dimana batubara ini akan dibakar dalam bed batubara yang
tipis dan pembakaran cepat. Metode pembakaran ini memberikan fleksibilitas yang
baik terhadap fluktuasi beban, dikarenakan penyalaan hampir terjadi secara cepat
bila laju pembakaran meningkat. Karena hal ini, spreader stoker lebih disukai
dibanding jenis stoker lainnya dalam berbagai penerapan di industri.

23
Gambar 2.9 Spreader Stoker Boiler (Indriawati, 2005)

 Chain-grate atau traveling-grate stoker


Batubara diumpankan ke ujung grate baja yang bergerak. Ketika grate bergerak
sepanjang tungku, batubara terbakar sebelum jatuh pada ujung sebagai abu.
Diperlukan tingkat keterampilan tertentu, terutama bila menyetel grate, damper
udara dan baffles, untuk menjamin pembakaran yang bersih serta menghasilkan
seminimal mungkin jumlah karbon yang tidak terbakar dalam abu. Hopper umpan
batubara memanjang di sepanjang seluruh ujung umpan batubara pada tungku.
Sebuah grate batubara digunakan untuk mengendalikan kecepatan batubara yang
diumpankan ke tungku dengan mengendalikan ketebalan bed bahan bakar. Ukuran
batubara harus seragam sebab bongkahan yang besar tidak akan terbakar sempurna
pada waktu mencapai ujung grate.

Gambar 2.10 Traveling Grate Boiler (Ivan, 2012)

24
2.3.9 Pulverized Fuel Boiler

Kebanyakan boiler stasiun pembangkit tenaga yang berbahan bakar batubara


menggunakan batubara halus, dan banyak boiler pipa air di industri yang lebih besar
juga menggunakan batubara yang halus. Teknologi ini berkembang dengan baik dan
diseluruh dunia terdapat ribuan unit dan lebih dari 90 persen kapasitas pembakaran
batubara merupakan jenis ini.
Untuk batubara jenis bituminous, batubara digiling sampai menjadi bubuk
halus, yang berukuran +300 micrometer (μm) kurang dari 2 persen dan yang berukuran
dibawah 75 microns sebesar 70-75 persen. Harus diperhatikan bahwa bubuk yang
terlalu halus akan memboroskan energi penggilingan. Sebaliknya, bubuk yang terlalu
kasar tidak akan terbakar sempurna pada ruang pembakaran dan menyebabkan
kerugian yang lebih besar karena bahan yang tidak terbakar. Batubara bubuk
dihembuskan dengan sebagian udara pembakaran masuk menuju plant boiler melalui
serangkaian nosel burner. Udara sekunder dan tersier dapat juga ditambahkan.
Pembakaran berlangsung pada suhu dari 1300 - 1700 °C, tergantung pada kualitas
batubara. Waktu tinggal partikel dalam boiler biasanya 2 hingga 5 detik, dan partikel
harus cukup kecil untuk pembakaran yang sempurna. Sistem ini memiliki banyak
keuntungan seperti kemampuan membakar berbagai kualitas batubara, respon yang
cepat terhadap perubahan beban muatan, penggunaan suhu udara pemanas awal yang
tinggi dll. Salah satu sistem yang paling populer untuk pembakaran batubara halus
adalah pembakaran tangensial dengan menggunakan empat buah burner dari keempat
sudut untuk menciptakan bola api pada pusat tungku.

Gambar 2.11 Pembakaran tangensial untuk bahan bakar halus (Yuriandi, 2010)

25
2.3.10 Boiler Limbah Panas

Dimanapun tersedia limbah panas pada suhu sedang atau tinggi, boiler limbah
panas dapat dipasang secara ekonomis. Jika kebutuhan steam lebih dari steam yang
dihasilkan menggunakan gas buang panas, dapat digunakan burner tambahan yang
menggunakan bahan bakar. Jika steam tidak langsung dapat digunakan, steam dapat
dipakai untuk memproduksi daya listrik menggunakan generator turbin uap. Hal ini
banyak digunakan dalam pemanfaatan kembali panas dari gas buang dari turbin gas
dan mesin diesel.

Gambar 2.12 Skema sederhana Boiler Limbah Panas (Anonim, 2009)

2.3.11 Pemanas Fluida Termis

Saat ini, pemanas fluida termis telah digunakan secara luas dalam berbagai
penerapan untuk pemanasan proses tidak langsung. Dengan menggunakan fluida
petroleum sebagai media perpindahan panas, pemanas tersebut memberikan suhu yang
konstan. Sistem pembakaran terdiri dari sebuah fixed grate dengan susunan draft
mekanis. Pemanas fluida termis modern berbahan bakar minyak terdiri dari sebuah
kumparan ganda, konstruksi tiga pass dan dipasang dengan sistem jet tekanan. Fluida
termis, yang bertindak sebagai pembawa panas, dipanaskan dalam pemanas dan
disirkulasikan melalui peralatan pengguna.Disini fluida memindahkn panas untuk
proses melalui penukar panas, kemudian fluidanya dikembalikan ke pemanas. Aliran
fluida termis pada ujung pemakai dikendalikan oleh katup pengendali yang
dioperasikan secara pneumatis, berdasarkan suhu operasi. Pemanas beroperasi pada api

26
yang tinggi atau rendah tergantung pada suhu minyak yang kembali yang bervariasi
tergantung beban sistem.
Keuntungan pemanas tersebut adalah:
 Operasi sistem tertutup dengan kehilangan minimum dibanding dengan boiler
steam.
 Operasi sistem tidak bertekanan bahkan untuk suhu sekitar 250 0C dibandingkan
kebutuhan tekanan steam 40 kg/cm2 dalam sistem steam yang sejenis.
 Penyetelan kendali otomatis, yang memberikan fleksibilitas operasi.
 Efisiensi termis yang baik karena tidak adanya kehilangan panas yang diakibatkan
oleh blowdown, pembuangan kondensat dan flash steam.
Faktor ekonomi keseluruhan dari pemanas fluida termis tergantung pada
penerapan spesifik dan dasar acuannya. Pemanas fluida thermis berbahan bakar batubara
dengan kisaran efisiensi panas 55-65 persen merupakan yang paling nyaman digunakan
dibandingkan dengan hampir kebanyakan boiler. Penggabungan peralatan
pemanfaatankembali panas dalam gas buang akan mempertinggi tingkat efisiensi termis
selanjutnya.

Gambar 2.13 Konfigurasi Pemanas Fluida Termis (Energi Mechin, India)

2.4 Bagian-Bagian Boiler

2.4.1 Bagian Utama Boiler

Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu

27
kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya:
a. Furnace
Komponen ini merupakan tempat pembakaran bahan bakar. Beberapa bagian
dari furnace diantaranya: refractory, ruang perapian, burner, exhaust for flue gas,
charge and discharge door.
Ruang bakar atau lorong api ini digunakan untuk memanaskan air.
Diameternya kurang dari 1 meter. Api yang dihasilkan adalah hasil pengabutan dari
bahan bakar, udara dan bahan lain yaitu LPG serta dengan bantuan elektroda untuk
penyalaan awal. Api yang dihasilkan tersebut dihembuskan ke seluruh lorong api oleh
motor blower dan melewati pipa-pipa api sampai terjadi proses penguapan.Biasanya
lorong pipa api di dalam boiler dibuat bergelembung memanjang dengan tujuan:
 Menghambat jalannya panas atau gas dari hasil reaksi pembakaran
 Memperluas bidang yang dipanaskan
 Pada saat pemuaian akibat pembakaran, lorong api dapat fleksibel

Gambar 2.14 Furnace (Imam Budi, 2009)


b. Steam Drum
Komponen ini merupakan tempat penampungan air panas dan pembangkitan
steam. Steam masih bersifat jenuh (saturated steam).
Tangki atau drum sering disebut juga badan ketel uap yaitu tempat
beroperasinya ketel uap di dalamnya terdapat instrument-instrumen yang menjalankan

28
proses pemindah panas seperti lorong api dan pipa api, dalam badan ketel inilah
sejumlah air ditampung untuk dipanaskan.

Gambar 2.15 Stem drum (Anonim, 2011)


c. Superheater
Komponen ini merupakan tempat pengeringan steam dan siap dikirim melalui
main steam pipe dan siap untuk menggerakkan turbin uap atau menjalankan proses
industri.

Gambar 2.16 Skema Superheater (Anonim, 2011)


Pemanas lanjut atau superheater (super = lebih, heater = pemanas) ialah alat
untuk memanaskan uap basah dari boiler menjadi uap yang dipanaskan lanjut. Uap
yang dipanaskan lanjut bila digunakan untuk melakukan kerja dengan jalan ekspansi
di dalam turbin tidak akan segera mengembun, sehingga mengurangi kemungkinan
timbulnya bahaya yang disebabkan terjadinya pukulan balik atau back stroke yang
diakibatkan mengembunnya uap sebelum pada waktunya sehingga menimbulkan
vakum di tempat yang tidak semestinya pada daerah ekspansi.

29
Superheater terdiri atas 3 tingkat yaitu Superheater I, Superheater IB dan
Superheater II, kontrol temperatur menggunakan feed water spraying (Attamperator),
Attemperator I diletakkan diantara Superheater I dan Superheater IB, Attemperator II
diletakkan diantara Superheater IB dan Superheater II.

d. Air Heater
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk
memanaskan udara luar yang diserap untuk meminimalisasi udara yang lembab
yang akan masuk ke dalam tungku pembakaran.

Gambar 2.17 Air Heater (Anonim, 2011)

Fungsinya merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan


udara luar yang diserap untuk meminimalisasi udara yang lembab yang akan masuk
ke dalam tungku pembakaran.
Pemanasan udara pendahuluan sebelum dimasukkan ke ruang bakar berarti
mengurangi kebutuhan untuk menaikkan temperatur udara di dalam ruang bakar,
manfaat lain dengan memanaskan udara pembakaran terlebih dahulu adalah agar
dapat mempercepat penguapan air yang terkandung dalam bahan bakar.

e. Pipa Api
Adalah pipa-pipa dengan diameter 55 mm yang jumlahnya mencapai 1062
buah yang fungsinya untuk menguapkan air.

f. Burner
Yaitu perangkat dari ketel uap yang berfungsi menyemprot bahan bakar ke

30
dalam ruang pembakaran sehingga pembakaran mudah terjadi.

Gambar 2.18 Sketsa Burner (Salman, 2011)

g. Cerobong Asap
Yaitu perangkat dari ketel uap yang berfungsi meneruskan atau membuang
asap sisa reaksi pembakaran yang terjadi di dalam boiler dengan tujuan
menyalurkan gas asap bekas supaya tidak mengotori atau mengganggu lingkungan
sekitar. Di dalam cerobong asap ini terdapat water spray yang fungsinya untuk
menyemprotkan air di dalam cerobong supaya abu dari sisa pembakaran jatuh ke
bawah dan mengalir ke bak sedimen.

Gambar 2.19 Cerobong Asap (Salman, 2011)

h. Economizer
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk
memanaskan air dari air yang terkondensasi dari sistem sebelumnya maupun air
umpan baru sebelum masuk ke dalam ketel. Economizer terdiri dari pipa-pipa air
yang ditempatkan pada lintasan gas asap sebelum meninggalkan ketel. Gas asap

31
yang akan melewati cerobong temperaturnya masih cukup tinggi sehingga merupakan
kerugian panas yang besar bila gas asap tersebut langsung dibuang lewat cerobong.
Gas asap yang masih panas ini yang akan dimanfaatkan untuk memanaskan air isian
ketel.

Gambar 2.20 economizer (Salman. 2011)

2.4.2 Alat Bantu Ketel Uap (Boiler)


Appendages adalah alat-alat perlengkapan ketel uap/boiler yang dapat bekerja
sendiri dan dipasang dengan maksud untuk menjamin agat ketel uap/boiler dapat bekerja
dengan aman. Adapun yang termasuk alat bantu ketel uap sebagai berikut:

a. Gelas Penduga
Gelas penduga adalah suatu alat yang digunakan untuk mengetahui ketinggian
permukaan air dalam pesawat ketel uap. Pemasangan gelas penduga pada pesawat
ketel uap sekurang-kurangnya 2 buah dan tentang pemasangannya dengan
ketinggian maksimum 100 mm dibawah garis api.

32
Gambar 2.21 Gelas Penduga (Andi Agus, 2011)

b. Katup Pengaman (Safety Valve)


Katup pengaman mempunyai fungsi untuk menjaga tekanan kerja ketel uap
agar tidak melebihi tekanan maksimum.
Katup pengaman ini akan bekerja dengan sendirinya apabila terjadi kelebihan
tekanan kerja yaitu uap akan dikeluarkan sehingga ketel bekerja sesuai dengan
tekanan yang diinginkan. Namun apabila melebihi tekanan maksimal dan katup ini
tidak berfungsi maka akan menyebabkan peledakan.
Terdapat empat macam jenis katup pengaman, yaitu:
 Lever safety valve
Berfungsi untuk menjaga tekanan boiler tetap aman. Jika ada tekanan yang
melebihiseting, maka katup akan terangkat dari kedudukannya dan uap
akan keluar secaraotomatis,sehngga tekanan dalam air akan turun.
 Dead weight safety valve
Umumnya dipakai pada boiler yang diam. Pada tekanan normal pemberat
akanmenyebabkan katup terletak pada kedudukannya. Jika tekanan
melebihi seting, katupakan terangkat dari kedudukannya dan uap akan
keluar sehingga tekanan normallagi. Jumlah pemberat disesuaikan dengan
tekanan perencanaan.

 High steam and lower safety valve

33
Katup ini terletak di puncak pada ketel uap Cornish dan Lancashire. Katup
inidigunakan jika tekanan kerja uap lebih besar daripada seting, dan jika
level air dalam boiler terlalu rendah.
 Spring loaded safety valve
Biasanya dipakai pada boiler yang bergerak, misalnya pada kereta api.
Terdapat duakatup yang di tempatkan pada dudukan katup. Jika tekanan
melebihi seting, makauap mendesak katup.

Gambar 2.22 Safety valve (Andi Agus, 2011)


c. Katup Uap Induk
Katup ini berfungsi untuk mengalirkan uap hasil dari pesawat ketel uap. Katup
ini diletakkan tepat di atas tangki ketel. Pengaturan kapasitas uap yang disalurkan
dapat dilakukan dengan mengatur kran katup uap induk.

34
Gambar 2.23 Katup Uap Induk (Andi Agus, 2011)
d. Manometer
Manometer ini digunakan sebagai alat untuk menunjukkan tekanan uap pada
ketel uap. Pemasangan manometer ini ditujukan agar besar kecilnya tekanan di
dalam ketel uap dapat diketahui sehingga memudahkan untuk mengontrolnya.
Penempatan manometer adalah pada bagian dimana uap hampir tidak mengalir,
kebanyakan manometer yang dipasang adalah manometer bourdon.

Gambar 2.24 Manometer (Andi Agus, 2011)

e. Katup Buang (Blow Down Valve)


Katup buang adalah katup untuk membuang segala kotoran-kotoran yang
mengendap pada dasar tangki, endapan ini apabila tidak dibersihkan atau dibuang
maka akan menyebabkan aliran buntu dan akhirmya membahayakan boiler tersebut.
Katup ini juga berfungsi untuk membuang sebagian air dari dalam ketel karena

35
permukaan terlalu tinggi. Permukaan air yang terlalu tinggi menyebabkan uap yang
dihasilkan terlalu banyak mengandung air.

Gambar 2.25 Blow Down Valve (Andi Agus, 2011)

f. Garis Api
Garis api adalah garis horizontal pada plat logam yang ditempelkan pada
permukaan luar dinding ketel uap yang merupakan batas tertinggi bagian ketel uap
yang mendapatkan pemanasan gas asap. Permukaan air di dalam ketel tidak boleh
turun sampai di bawah garis api. Jika hal itu terjadi maka temperatur dinding ketel
di atas pemukaan air akan turun sehingga bagian ini akan pecah Karena tidak kuat
menahan kerja ketel uap.

g. Lubang Laluan Orang (Man Hole) dan Lubang Tangan (Hand Hole)
Man hole adalah suatu lubang laluan orang dengan ukuran tubuh manusia
berfungsi untuk memeriksa bagian dalam ketel dengan cara masuk ke dalam ketel dan
melihat bagian dalam ketel. Man hole ini dibuka hanya pada saat boiler ini tidak
beroperasi atau overhaule.

Gambar 2.26 Man Hole (Anonim, 2011)

36
Sedangkan handhole berfungsi untuk memeriksa bagian dalam ketel
dengan cara meraba melalui luar ketel. Letak dari manhole biasanya di atas dari
badan ketel dan hand hole terletak pada bagian samping badan ketel.

h. Tanda Bahaya/Peluit Bahaya


Tanda bahaya ini berfungsi sebagai tanda bila ada peralatan-peralatan
elektronik kontrol dan pengaman-pengaman lainnya yang tidak bekerja
sebagaimana mestinya, kecuali itu alat ini juga berfungsi sebagai pemberi tandas
apabila pesawat ketel uap kekurangan air isian.

2.4.3 Perlengkapan Elektronik Boiler


Pada sebuah boiler kegunaan dari sistem elektronik sangatlah penting sekali
karena sebuah boiler tidak akan beroperasi bila tidak ada sistem elektroniknya.
Instrument elektronik yang ada pada boiler digunakan untuk sistem kontrol operasional
boiler. Sistem kontrol pada boiler dengan pola elektrik diantaranya:
a. Sensor
Sensor adalah instrument untuk member informasi bahwa kondisi yang kita
inginkan telah tercapai dan sekaligus menginstruksikan agar sistem itu bekerja.
Macam-macam sensor yang ada pada boiler diantaranya: Floater switch, elektrik
floater switch, foto elektrik floater switch, sensor temperatur dan thermostat, pressure
controller, dan flame detector.

Gambar. 2.27 Floater switch (salah satu jenis sensor) (Anonim, 2011)

b. Monitor
Monitor adalah alat pemantau kondisi suatu proses karena dengan indera
manusia tidak dapat mengetahui kondisi tersebut. Pada ketel uap, lingkup kerja
monitor diantaranya: memonitor tinggi permukaan air, monitor aliran, monitor

37
tekanan, monitor suhu, monitor fungsi instrument, monitor peringatan fungsi
kerusakan sistem dan monitor langkah kerja.

Gambar 2.28 Monitor (Anonim, 2011)

c. Actuator/Servo Motor
Adalah alat gerak yang berfungsi untuk mengerjakan instruksi dan sumber
gerak untuk alat lain. Jenis actuator ini diantaranya: actuator elektro magnetic,
actuator motor listrik, dan actuator tenaga angin.

Gambar. 2.29 Actuator elektro magnetic (Anonim, 2011)


d. Kontaktor
Adalah alat yang digunakan untuk mengalirkan arus listrik dari satu

38
jaringan ke jaringan yang lain. Fungsi Kontaktor.
Kontaktor digunakan untuk mengerjakan atau mengoperasikan dengan
seperangkat alat control beban, seperti :
1. Penerangan
2. Pemanas
3. Pengontrolan Motor – motor Listrik
4. Pengaman Motor – motor Listrik
Pada pengaman motor – motor listrik beban lebih dilakukan secara terpisah.
Kontaktor akan bekerja dengan normal bila diberikan tegangan 85 % sampai 110 %
dari tegangan permukaannya. Sedangkan bila lebih kecil dari 85 % kontaktor akan
bergetar atau bunyi. Jika lebih besar dari 110 % kontaktor akan panas dan terbakar.
Kontaktor mempunyai kontak – kontak UTAMA dan kontak – kontak BANTU yang
terdiri dari :
 NORMALLY OPEN ( NO )
 NORMALLY CLOSE ( NC )

Gambar. 2.30 Kontaktor (Prima Pramudita, 2010)

e. Recorder
Adalah instrument yang digunakan untuk mengetahui debit yang
mengalir pada suatu saluran, hal ini sangat dibutuhkan guna mengetahui efisiensi
dan biaya produksi. Macam dari recorder ini diantaranya: flow rate recorder, flow

39
recorder jarak jauh, temperatur jarak jauh, dan recorder terpadu.

Gambar. 2.31 flow rate recorder (Prima Pramudita, 2010)

f. Vacum flame
Adalah alat yang berfungsi untuk mensensor rangkaian api yang ada di ruang
bakar.

g. Timer/Program Relay
Yaitu komponen yang mengatur sequence operasi instrument lainnya sesuai
dengan rangsangan yang diterima.

h. Safety Relay
Safety relay ini berupa 2 buah kontak relay yang bekerja memutuskan atau
menghubungkan 2 buah terminal bila waktu kerja relay terlampaui yang dapat
disebut dengan pembatas waktu kerja.

40
Gambar. 2.32 Safety Relay (Anonim, 2011)
i. Power Supply
Power supply ini berfungsi untuk menyesuaikan tegangan listrik untuk
mengerjakan peralatan lainnya.

2.4.4 Perlengkapan Boiler Lainnya


a. Blower
Adalah instrument yang berbentuk kipas yang digunakan untuk menghasilkan
udara yang bertekanan dari motor listrik juga berfungsi sebagai penghisap udara
luar sebagai udara pembakaran yang diteruskan ke dalam ruang bakar boiler sebagai
penekan bahan bakar yang telah membara sehingga pembakaran berlangsung
dengan cepat.

b. Header
Adalah sebuah tabung atau pipa yang digunakan untuk terminal uap hasil dari
ketel uap yang kemudian dari header ini uap akan dibagi ke bagian-bagian yang
memerlukan dengan melakukan pengaturan tekanan yang sesuai dengan kebutuhan.

c. Thermometer
Thermometer ini digunakan untuk mengetahui temperatur pada air pengisi
ketel uap yang dihasilkan, temperatur asap keluar cerobong, temperatur ruang bakar
dan lain sebagainya.

d. Pompa Air
Pompa air ini digunakan untuk menaikkan air pengisi dari tangki cadangan
yang berada di sisi yang airnya berasal dari tangki induk bila terjadi keterlambatan

41
pengisian air umpan dari tangki induk.

e. Safety Test
Adalah suatu bejana/tabung yang akan dipanaskan pada boiler yang sesuai
dengan tekanan pada ketel uap yang baru di overhaule. Masih normalkah dan masih
amankah safety valve itu digunakan untuk operasi lagi.

2.5 Pengkajian boiler

Bagian ini menjelaskan evaluasi kinerja boiler, blowdown boiler, dan pengolahan
air boiler.

2.5.1 Evaluasi kinerja boiler


Parameter kinerja boiler, seperti efisiensi dan rasio penguapan, berkurang
terhadap waktu disebabkan buruknya pembakaran, kotornya permukaan penukar panas
dan buruknya operasi dan pemeliharaan. Bahkan untuk boiler yang baru sekalipun,
alasan seperti buruknya kualitas bahan bakar dan kualitas air dapat mengakibatkan
buruknya kinerja boiler. Neraca panas dapat membantu dalam mengidentifikasi
kehilangan panas yang dapat atau tidak dapat dihindari. Uji efisiensi boiler dapat
membantu dalam menemukan penyimpangan efisiensi boiler dari efisiensi terbaik dan
target area permasalahan untuk tindakan perbaikan.

a) Neraca panas
Proses pembakaran dalam boiler dapat digambarkan dalam bentuk diagram alir
energi. Diagram ini menggambarkan secara grafis tentang bagaimana energi masuk
dari bahan bakar diubah menjadi aliran energi dengan berbagai kegunaan dan
menjadi aliran kehilangan panas dan energi. Panah tebal menunjukan jumlah energi
yang dikandung dalam aliran masing-masing.

42
Gambar 2.33 Diagram neraca energi boiler (Bambang S, 2011)

Neraca panas merupakan keseimbangan energi total yang masuk boiler


terhadap yang meninggalkan boiler dalam bentuk yang berbeda. Gambar berikut
memberikan gambaran berbagai kehilangan yang terjadi untuk pembangkitan
steam.

Gambar 2.34 Kehilangan pada Boiler yang Berbahan Bakar Batubara (Bambang S, 2011)

Kehilangan energi dapat dibagi kedalam kehilangan yang tidak atau dapat
dihindarkan. Tujuan dari Produksi Bersih dan/atau pengkajian energi harus
mengurangi kehilangan yang dapat dihindari, dengan meningkatkan efisiensi
energi. Kehilangan berikut dapat dihindari atau dikurangi:
1. Kehilangan gas cerobong:
i. Udara berlebih (diturunkan hingga ke nilai minimum yang tergantung
dari teknologi burner, operasi (kontrol), dan pemeliharaan)
ii. Suhu gas cerobong (diturunkan dengan mengoptimalkan perawatan
(pembersihan), beban; burner yang lebih baik dan teknologi boiler)

43
2. Kehilangan karena bahan bakar yang tidak terbakar dalam cerobong dan abu
(mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan; teknologi burner yang lebih baik)
3. Kehilangan dari blowdown (pengolahan air umpan segar, daur ulang
kondensat)
4. Kehilangan kondensat (manfaatkan sebanyak mungkin kondensat)
5. Kehilangan konveksi dan radiasi (dikurangi dengan isolasi boiler yang lebih
baik)

b) Efisiensi Boiler
Efisiensi termis boiler didefinisikan sebagai persen energi (panas) masuk yang
digunakan secara efektif pada steam yang dihasilkan.
Terdapat dua metode pengkajian efisiensi boiler:
 Metode Langsung: energi yang didapat dari fluida kerja (air dan steam)
dibandingkan dengan energi yang terkandung dalam bahan bakar boiler.
 Metode Tidak Langsung: efisiensi merupakan perbedaan antara kehilangan dan
energi yang masuk.

2.5.2 Blowdown Boiler

Jika air dididihkan dan dihasilkan steam, padatan terlarut yang terdapat dalam
air akan tinggal di boiler. Jika banyak padatan terdapat dalam air umpan, padatan
tersebut akan terpekatkan dan akhirnya akan mencapai suatu tingkat dimana
kelarutannya dalam air akan terlampaui dan akan mengendap dari larutan. Diatas
tingkat konsenrasi tertentu, padatan tersebut mendorong terbentuknya busa dan
menyebabkan terbawanya air ke steam. Endapan juga mengakibatkan terbentuknya
kerak di bagian dalam boiler, mengakibatan pemanasan setempat menjadi berlebih dan
akhirnya menyebabkan kegagalan pada pipa boiler.
Oleh karena itu penting untuk mengendalikan tingkat konsentrasi padatan
dalam suspensi dan yang terlarut dalam air yang dididihkan. Hal ini dicapai oleh
proses yang disebut blowing down, dimana sejumlah tertentu volume air dikeluarkan
dan secara otomatis diganti dengan air umpan. Dengan demikian akan tercapai tingkat
optimum total padatan terlarut (TDS) dalam air boiler dan membuang padatan yang
sudah rata keluar dari larutan dan yang cenderung tinggal pada permukaan boiler.
Blowdown penting untuk melindungi permukaan penukar panas pada boiler.
Walau demikian, blowdown dapat menjadi sumber kehilangan panas yang cukup

44
berarti, jika dilakukan secara tidak benar. Pengendalian blowdown boiler yang baik
dapat secara signifikan menurunkan biaya perlakuan dan operasional yang meliput:
 Biaya perlakuan awal lebih rendah
 Konsumsi air make-up lebih sedikit
 Waktu penghentian untuk perawatan menjadi berkurang
 Umur pakai boiler meningkat
 Pemakaian bahan kimia untuk pengolahan air umpan menjadi lebih rendah

2.5.3 Pengolahan Air Umpan Boiler

Memproduksi steam yang berkualitas tergantung pada pengolahan air yang


benar untuk mengendalikan kemurnian steam, endapan dan korosi. Sebuah boiler
merupakan bagian dari sistem boiler, yang menerima semua bahan pencemar dari
sistem didepannya. Kinerja boiler, efisiensi, dan umur layanan merupakan hasil
langsung dari pemilihan dan pengendalian air umpan yang digunakan dalam boiler.
Jika air umpan masuk ke boiler, kenaikan suhu dan tekanan menyebabkan
komponen air memiliki sifat yang berbeda. Hampir semua komponen dalam air umpan
dalam keadaan terlarut. Walau demikian, dibawah kondisi panas dan tekanan hampir
seluruh komponen terlarut keluar dari larutan sebagai padatan partikulat, kadang-
kadang dalam bentuk kristal dan pada waktu yang lain sebagai bentuk amorph. Jika
kelarutan komponen spesifik dalam air terlewati, maka akan terjadi pembentukan
kerak dan endapan. Air boiler harus cukup bebas dari pembentukan endapan padat
supaya terjadi perpindahan panas yang cepat dan efisien dan harus tidak korosif
terhadap logam boiler.

a) Pengendalian endapan
Endapan dalam boiler dapat diakibatkan dari kesadahan air umpan dan hasil korosi
dari sistem kondensat dan air umpan. Kesadahan air umpan dapat terjadi karena
kurangnya sistem pelunakan.Endapan dan korosi menyebabkan kehilangan
efisiensi yang dapat menyebabkan kegagalan dalam pipa boiler dan
ketidakmampuan memproduksi steam. Endapan bertindak sebagai isolator dan
memperlambat perpindahan panas. Sejumlah besar endapan diseluruh boiler dapat
mengurangi perpindahan panas yang secara signifikan dapat menurunkan efisiensi
boiler. Berbagai jenis endapan akan mempengaruhi efisiensi boiler secara berbeda-
beda, sehingga sangat penting untuk menganalisis karakteristik endapan. Efek

45
pengisolasian terhadap endapan menyebabkan naiknya suhu logam boiler dan
mungkin dapat menyebabkan kegagalan pipa karena pemanasan berlebih.

b) Kotoran yang mengakibatkan pengendapan


Bahan kimia yang paling penting dalam air yang mempengaruhi pembentukan
endapan dalam boiler adalah garam kalsium dan magnesium yang dikenal dengan
garam sadah.
Kalsium dan magnesium bikarbonat larut dalam air membentuk larutan basa/alkali
dan garam-garam tersebut dikenal dengan kesadahan alkali. Garam-garam tersebut
terurai dengan pemanasan, melepaskan karbon dioksida dan membentuk lumpur
lunak, yang kemudian mengendap. Hal ini disebut dengan kesadahan sementara
(kesadahan yang dapat dibuang dengan pendidihan).
Kalsium dan magnesium sulfat, klorida dan nitrat, jika dilarutkan dalam air secara
kimiawi akan menjadi netral dan dikenal dengan kesadahan non-alkali. Bahan
tersebut disebut bahan kimia sadah permanen dan membentuk kerak yang keras
pada permukaan boiler yang sulit dihilangkan. Bahan kimia sadah non-alkali
terlepas dari larutannya karena penurunan daya larut dengan meningkatnya suhu,
dengan pemekatan karena penguapan yang berlangsung dalam boiler, atau dengan
perubahan bahan kimia menjadi senyawa yang kurang larut.

c) Silika
Keberadaan silika dalam air boiler dapat meningkatkan pembentukan kerak silika
yang keras. Silika dapat juga berinteraksi dengan garam kalsium dan magnesium,
membentuk silikat kalsium dan magnesium dengan daya konduktivitas panas yang
rendah. Silika dapat meningkatkan endapan pada sirip turbin, setelah terbawa
dalam bentuk tetesan air dalam steam, atau dalam bentuk yang mudah menguap
dalam steam pada tekanan tinggi.

d) Pengolahan air internal


Pengolahan internal adalah penambahan bahan kimia ke boiler untuk mencegah
pembentukan kerak. Senyawa pembentuk kerak diubah menjadi lumpur yang
mengalir bebas, yang dapat dibuang dengan blowdown. Metode ini terbatas pada
boiler dimana air umpan mengandung garam sadah yang rendah, dengan tekanan
rendah, kandungan TDS tinggi dalam boiler dapat ditoleransi, dan jika jumlah
airnya kecil. Jika kondisi tersebut tidak terpenuhi maka laju blowdown yang tinggi

46
diperlukan untuk membuang lumpur. Hal tersebut menjadi tidak ekonomis
sehubungan dengan kehilangan air dan panas.
Jenis sumber air yang berbeda memerlukan bahan kimia yang berbeda pula.
Senyawa seperti sodium karbonat, sodium aluminat, sodium fosfat, sodium sulfit
dan komponen sayuran atau senyawa inorganik seluruhnya dapat digunakan untuk
maksud ini. Untuk setiap kondisi air diperlukan bahan kimia tertentu. Harus
dikonsultasikan dengan seorang spesialis dalam menentukan bahan kimia yang
paling cocok untuk digunakan pada setiap kasus. Pengolahan air hanya dengan
pengolahan internal tidak direkomendasikan.

e) Pengolahan Air Eksternal


Pengolahan eksternal digunakan untuk membuang padatan tersuspensi, padatan
telarut (terutama ion kalsium dan magnesium yang merupakan penyebab utama
pembentukan kerak) dan gas-gas terlarut (oksigen dan karbon dioksida).
Proses perlakuan eksternal yang ada adalah:
 Pertukaran ion
 Deaerasi (mekanis dan kimia)
 Osmosis balik (reverse osmosis)
 Penghilangan mineral/demineralisasi
Sebelum digunakan cara diatas, perlu untuk membuang padatan dan warna dari
bahan baku air, sebab bahan tersebut dapat mengotori resin yang digunakan pada
bagian pengolahan berikutnya. Metode pengolahan awal adalah sedimentasi
sederhana dalam tangki pengendapan atau pengendapan dalam clarifiers dengan
bantuan koagulan dan flokulan. Penyaring pasir bertekanan, dengan aerasi untuk
menghilangkan karbon dioksida dan besi, dapat digunakan untuk menghilangkan
garam-garam logam dari air sumur. Tahap pertama pengolahan adalah
menghilangkan garam sadah dan garam non-sadah. Penghilangan hanya garam
sadah disebut pelunakan, sedangkan penghilangan total garam dari larutan disebut
penghilangan mineral atau demineralisasi.

f) Rekomendasi untuk boiler dan kualitas air umpan


Kotoran yang ditemukan dalam boiler tergantung pada kualitas air umpan yang
tidak diolah, proses pengolahan yang digunakan dan prosedur pengoperasian

47
boiler. Sebagai aturan umum, semakin tinggi tekanan operasi boiler akan semakin
besar sensitifitas terhadap kotoran.

2.6 Peluang efisiensi energi

Bagian ini berisikan tentang peluang efisiensi energi hubungannya dengan


pembakaran, perpindahan panas, kehilangan yang dapat dihindarkan, konsumsi energi
untuk alat pembantu, kualitas air dan blowdown. Kehilangan energi dan pel uang efisiensi
energi dalam boiler dapat dihubungkan dengan pembakaran, perpindahan panas,
kehilangan yang dapat dihindarkan, konsumsi energi yang tinggi untuk alat-alat pembantu,
kualitas air dan blowdown. Berbagai macam peluang efisiensi energi dalam sistem boiler
dapat dihubungkan dengan:

2.6.1 Pengendalian suhu cerobong

Suhu cerobong harus serendah mungkin. Walau demikian, suhu tersebut tidak
boleh terlalu rendah sehingga uap air akan mengembun pada dinding cerobong. Hal
ini penting bagi bahan bakar yang mengandung sulfur dimana pada suhu rendah akan
mengakibatkan korosi titik embun sulfur. Suhu cerobong yang lebih besar dari 200°C
menandakan adanya potensi untuk pemanfaatan kembali limbah panasnya. Hal ini
juga menandakan telah terjadi pembentukan kerak pada peralatan perpindahan/
pemanfaatan panas dan sebaiknya dilakukan shut down lebih awal untuk pembersihan
air/sisi cerobong.

2.6.2 Pemanasan awal air umpan menggunakan economizers

Biasanya, gas buang yang meninggalkan shell boiler modern 3 pass bersuhu
200 hingga 300°C. Jadi, terdapat potensi untuk memanfaatkan kembali panas dari gas-
gas tersebut. Gas buang yang keluar dari sebuah boiler biasanya dijaga minimal pada
200°C, sehingga sulfur oksida dalam gas buang tidak mengembun dan menyebabkan
korosi pada permukaan perpindahan panas. Jika digunakan bahan bakar yang bersih
seperti gas alam, LPG atau minyak gas, ekonomi pemanfaatan kembali panasnya
harus ditentukan sebagaimana suhu gas buangnya mungkin dibawah 200°C.
Potensi penghematan energinya tergantung pada jenis boiler terpasang dan
bahan bakar yang digunakan. Untuk shell boiler dengan model lebih tua, dengan suhu
gas cerobong keluar 260°C, harus digunakan sebuah economizer untuk menurukan
suhunya hingga 200°C, yang akan meningkatkan suhu air umpan sebesar 15°C.

48
Kenaikan dalam efisiensi termis akan mencapai 3 %. Untuk shell boiler modern
dengan 3 pass yang berbahan bakar gas alam dengan suhu gas cerobong yang keluar
140°C, sebuah economizer pengembun akan menurunkan suhu hingga 65°C serta
meningkatkan efisiensi termis sebesar 5 %.

2.6.3 Pemanasan awal udara pembakaran

Pemanasan awal udara pembakaran merupakan sebuah alternatif terhadap


pemanasan air umpan. Dalam rangka untuk meningkatkan efisiensi termis sebesar 1
persen, suhu udara pembakaran harus dinaikkan 20°C. Hampir kebanyakan burner
minyak bakar dan gas yang digunakan dalam sebuah plant boiler tidak dirancang
untuk suhu pemanas awal udara yang tinggi.
Burner yang modern dapat tahan terhadap pemanas awal udara pembakaran
yang lebih tinggi, sehingga memungkinkan untuk mempertimbangkan unit seperti itu
sebagai penukar panas pada gas buang keluar, sebagai suatu alternatif terhadap
economizer, jika ruang atau suhu air umpan kembali yang tinggi memungkinkan.

2.6.4 Minimalisasi pembakaran yang tidak sempurna

Pembakaran yang tidak sempurna dapat timbul dari kekurangan udara atau
kelebihan bahan bakar atau buruknya pendistribusian bahan bakar. Hal ini nyata
terlihat dari warna atau asap, dan harus segera diperbaiki. Dalam sistem pembakaran
minyak dan gas, adanya CO atau asap (hanya untuk sistem pembakaran minyak)
dengan udara normal atau sangat berlebih menandakan adanya masala pada sistem
burner. Terjadinya pembakaran yang tidak sempurna disebabkan jeleknya
pencampuran udara dan bahan bakar pada burner. Jeleknya pembakaran minyak dapat
diakibatkan dari viskositas yang tidak tepat, ujung burner yang rusak, karbonisasi
pada ujung burner dan kerusakan pada diffusers atau pelat spinner.
Pada pembakaran batubara, karbon yang tidak terbakar dapat merupakan
kehilangan yang besar. Hal ini terjadi pada saat dibawa oleh grit atau adanya karbon
dalam abu dan dapat mencapai lebih dari 2 persen dari panas yang dipasok ke boiler.
Ukuran bahan bakar yang tidak seragam dapat juga menjadi penyebab tidak
sempurnanya pembakaran. Pada chain grate stokers, bongkahan besar tidak akan
terbakar sempurna, sementara potongan yang kecil dan halus apat menghambat aliran
udara, sehingga menyebabkan buruknya distribusi udara. Pada sprinkler stokers,

49
kondisi grate stoker, distributor bahan bakar, pengaturan udara dan sistem
pembakaran berlebihan dapat mempengaruhi kehilangan karbon. Meningkatnya
partikel halus pada batubara juga meningkatkan kehilangan karbon.

2.6.5 Pengendalian udara berlebih

Udara berlebih diperlukan pada seluruh praktek pembakaran untuk menjamin


pembakaran yang sempurna, beberapa untuk memperoleh variasi pembakaran dan
untuk menjamin kondisi cerobong yang memuaskan untuk bahan bakar. Tingkat
optimal udara berlebih untuk efisiensi boiler yang maksimum terjadi bila jumlah
kehilangan yang diakibatkan pembakaran yang tidak sempurna dan kehilangan yang
disebabkan oleh panas dalam gas buang diminimalkan. Tingkatan ini berbeda-beda
tergantung rancangan tungku, jenis burner, bahan bakar dan variabel proses.
Pengendalian udara berlebih pada tingkat yang optimal selalu mengakibatkan
penurunan dalam kehilangan gas buang, untuk setiap penurunan 1 persen udara
berlebih terdapat kenaikan efisiensi kurang lebih 0,6 persen.
Berbagai macam metode yang tersedia untuk mengendalikan udara berlebih:
 Alat analisis oksigen portable dan draft gauges dapat digunakan untuk membuat
pembacaan berkala untuk menuntun operator menyetel secara manual aliran udara
untuk operasi yang optimum. Penurunan udara berlebih hingga 20 persen adalah
memungkinkan.
 Metode yang paling umum adalah penganalisis oksigen secara sinambung dengan
pembacaan langsung ditempat, dimana operator dapat menyetel aliran udara.
Penurunan lebih lanjut 10–15% dapat dicapai melebihi sistem sebelumnya.
 Alat analisis oksigen sinambung yang sama dapat memiliki pneumatic damper
positioner yang dikedalikan dengan alat pengendali jarak jauh, dimana pembacaan
data tersedia di ruang kendali. Hal ini membuat operator mampu mengendalikan
sejumlah sistem pengapian dari jarak jauh secara serentak.
Sistem yang paling canggih adalah pengendalian damper cerobong otomatis, yang
karena harganya hanya diperuntukkan bagi sistem yang besar.

2.6.6 Penghindaran kehilangan panas radiasi dan konveksi

50
Permukaan luar shell boiler lebih panas daripada sekitarnya. Jadi, permukaan
melepaskan panas ke lingkungan tergantung pada luas permukaan dan perbedaan suhu
antara permukaan dan lingkungan sekitarnya.
Panas yang hilang dari shell boiler biasanya merupakan kehilangan energi
yang sudah tertentu, terlepas dari keluaran boiler. Dengan rancangan boiler yang
modern, kehilangan ini hanya 1,5 persen dari nilai kalor kotor pada kecepatan penuh,
namun akan meningkat ke sekitar 6 persen jika boiler beroperasi hanya pada keluaran
25 persen. Perbaikan atau pembesaran isolasi dapat mengurangi kehilangan panas
pada dinding boiler dan pemipaan.

2.6.7 Pengendalian blowdown secara otomatis

Blowdown kontinyu yang tidak terkendali sangatlah sia-sia. Pengendali


blowdown otomatis dapat dipasang yang merupakan sensor dan merespon pada
konduktivitas air boiler dan pH. Blowdown 10 persen dalam boiler 15 kg/cm2
menghasilkan kehilangan efisiensi 3 persen.

2.6.8 Pengurangan pembentukan kerak dan kehilangan jelaga

Pada boiler yang berbahan bakar minyak dan batubara, jelaga yang terbentuk
pada pipa-pipa bertindak sebagai isolator terhadap perpindahan panas, sehingga
endapan tersebut harus dihilangkan secara teratur. Suhu cerobong yang meningkat
dapat menandakan pembentukan jelaga yang berlebihan. Hasil yang sama juga akan
terjadi karena pembentukan kerak pada sisi air. Suhu gas keluar yang tinggi pada
udara berlebih yang normal menandakan buruknya kinerja perpindahan panas.
Kondisi ini dapat diakibatkan dari pembentukan endapan secara bertahap pada sisi gas
atau sisi air. Pembentukan endapan pada sisi air memerlukan sebuah tinjauan pada
cara pengolahan air dan pembersihan pipa untuk menghilangkan endapan.
Diperkirakan kehilangan efisiensi 1 persen terjadi pada setiap kenaikan suhu cerobong
22°C.
Suhu cerobong harus diperiksa dan dicatat secara teratur sebagai indikator
pengendapan jelaga. Bila suhu gas meningkat ke sekitar 20°C diatas suhu boiler yang
baru dibersihkan, maka waktunya untuk membuang endapan jelaga. Oleh karena itu
direkomendasikan untuk memasang termometer jenis dial pada dasar cerobong untuk
memantau suhu gas keluar cerobong.

51
Diperkirakan bahwa 3 mm jelaga dapat mengakibatkan kenaikan pemakaian
bahan bakar sebesar 2,5 persen disebabkan suhu gas cerobong yang meningkat.
Pembersihan berkala pada permukaan tungku radiant, pipa-pipa boiler, economizers
dan pemanas udara mungkin perlu untuk menghilangkan endapan yang sulit
dihilangkan tersebut.

2.6.9 Pengurangan tekanan steam pada boiler

Hal ini merupakan cara yang efektif dalam mengurangi pemakaian bahan
bakar, jika diperbolehkan, sebesar 1 hingga 2 persen. Tekanan steam yang lebih
rendah memberikan suhu steam jenuh yang lebih rendah dan tanpa pemanfaatan
kembali panas cerobong, dimana dihasilkan penurunan suhu pada gas buang.Steam
dihasilkan pada tekanan yang sesuai permintaan suhu/tekanan tertinggi untuk proses
tertentu. Dalam beberapa kasus, proses tidak beroperasi sepanjang waktu dan terdapat
jangka waktu dimana tekanan boiler harus diturunkan. Namun harus diingat bahwa
penurunan tekanan boiler akan menurunkan volum spesifik steam dalam boiler,dan
secara efektif mende-aerasi keluaran boiler. Jika beban steam melebihi keluaran
boiler yang terdeaerasi, pemindahan air akan terjadi. Oleh karena itu, manajer energi
harus memikirkan akibat yang mungkin timbul dari penurunan tekanan secara hati-
hati, sebelum merekomendasikan hal itu. Tekanan harus dikurangi secara bertahap,
dan harus dipertimbangkan tidak boleh lebih dari 20 persen penurunan.

2.6.10 Pengendalian kecepatan variabel untuk fan, blower dan pompa

Pengendali kecepatan variabel merupakan cara penting dalam mendapatkan


penghematan energi. Umumnya, pengendalian udara pembakaran dipengaruhi oleh
klep penutup damper yang dipasang pada fan forced dan induced draft. Dampers tipe
terdahulu berupa alat kendali yang sederhana, kurang teliti, memberikan karakteristik
kendali yang buruk pada kisaran operasi atas dan bawah. Umumnya, jika karakteristik
beban boiler bervariasi, harus dievaluasi kemungkinan mengganti damper dengan
VSD.

2.6.11 Pengendalian beban boiler

Efisiensi maksimum boiler tidak terjadi pada beban penuh akan tetapi pada
sekitar dua pertiga dari beban penuh. Jika beban pada boiler berkurang terus maka

52
efisiensi juga cenderung berkurang. Pada keluaran nol, efisiensi boilernya nol, dan
berapapun banyaknya bahan bakar yang digunakan hanya untuk memasok
kehilangan-kehilangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi boiler adalah:
 Ketika beban jatuh, begitu juga halnya dengan nilai laju aliran massa gas buang
yang melalui pipa-pipa. Penurunan dalam laju alir untuk area perpindahan panas
yang sama mengurangi suhu gas buang keluar cerobong dengan jumlah yang
kecil, mengurangi kehilangan panas sensible.
 Beban dibawah separuhnya, hampir kebanyakan peralatan pembakaran
memerlukan udara berlebih yang lebih banyak untuk membakar bahan bakar
secara sempurna. Hal ini meningkatkan kehilangan panas sensible.
Umumnya, efisiensi boiler berkurang dibawah 25 persen laju beban dan operasi
boiler dibawah tingkatan ini harus dihindarkan sejauh mungkin.

2.6.12 Penjadwalan boiler yang tepat

Karena efisiensi optimum boiler terjadi pada 65-85 persen dari beban penuh,
biasanya akan lebih efisien, secara keseluruhan, untuk mengoperasikan lebih sedikit
boiler pada beban yang lebih tinggi daripada mengoperasikan dalam jumlah banyak
pada beban yang rendah.

2.6.13 Penggantian boiler

Potensi penghematan dari penggantian sebuah boiler tergantung pada


perubahan yang sudah diantisipasi pada efisiensi keseluruhan. Suatu perubahan
dalam boiler dapat menarik secara finansial jika boiler yang ada:
 Tua dan tidak efisien
 Tidak mampu mengganti bahan bakar yang lebih murah dalam pembakarannya
 Ukurannya melampaui atau dibawah persyaratan yang ada
 Tidak dirancang untuk kondisi pembebanan yang ideal
Studi kelayakan harus menguji seluruh implikasi bahan bakar jangka panjang dan
rencana pertumbuhan perusahaan. Harus dipertimbangkan seluruh faktor keuangan
dan rekayasa. Karena plant boiler secara tradisional memiliki umur pakai lebih dari
25 tahun, penggantian harus dipelajari secara hati-hati.

53
BAB III
PERAWATAN BOILER

3.1 Pemeriksaan Secara Umum

Perawatan yang baik pada boiler dapat menjamin umur teknis dan umur ekonomis
yang relatif panjang. Dibawah ini di jelaskan cara-cara perawatan boiler, bila mana
dilakukan lebih sering lebih menjamin amannya pengoperasian boiler tersebut.
 Perawatan Harian
1. Periksa dan bersihkan gelas penduga
2. Periksa total pembacaan operating Hours, Burner Operating Hours dan Burner
Starting Pulse Count
3. Periksa Boiler dan Pematik
4. Periksa Valve Blow Down, Check Valve Pompa Feed Water, Solenoid Valve
bahan bakar
5. Periksa fungsi flame detector , fungsi burner regulation
6. Periksa tekanan bahan bakar
7. Bersihkan kawasan sekitar mesin
 Perawatan Mingguan
1. Bersihkan tangki, pipa, dan filter bahan bakar
2. Periksa indicator tekanan bahan bakar
3. Bersihkan unit pembakaran, filter feed water
4. Periksa Pressure switch boiler
5. Bersihkan flame detector
6. Periksa peralatan air umpan dan siklusnya termasuk air condensate
7. Periksa fungsi dan kelancaran kran sampel air boiler
 Perawatan Bulanan
1. Bersihkan tangki dan pipa bahan bakar
2. Periksa safety valve dan ruang pembakaran
3. Bersihkan ruang pembakaran, lorong flue gas dan jalur pipa api
4. Periksa water level limiter, limit switch flue gas dumper , fungsi burner limit
switch
5. Periksa peralatan pematik dan pressure gauge pompa bahan bakar
 Perawatan Tahunan

54
1. Uji kwalitas pembakaran, hidrolik tes
2. Periksa dan tes safety valve, tes kelayakan operasi
3. Periksa kondisi mortar (semen api)
4. Periksa pintu dan ruang pembakaran
5. Periksa dan bersihkan bagian dalam boiler
6. Ganti gasket mainhole dan handhole
7. Periksa keamanan sambungan dan semua Valve

3.2 Daftar periksa Boiler

Bagian ini melibatkan opsi-opsi paling umum untuk peningkatan efisiensi energi boiler.

3.2.1 Tugas berkala dan pemeriksaan bagian luar boiler

1. Seluruh pintu masuk dan sambungan plat harus dijaga kedap udara dengan gasket
yang efektif
2. Seluruh sistim sambungancerobong harus tertutup secara efektif dan diisolasi bila
perlu
3. Dinding boiler dan bagian-bagiannya harus diisolasi secara efektif. Apakah isolasi
yang ada mencukupi? Jika dilakukan pengisolasian terhadap boiler, pipa-pipa dan
silinder air panas beberapa tahun yang lalu, isolasi ini tentunya sudah terlalu tipis
sekalipun isolasi terlihat dalam kondisi yang baik. Ingat, isolasi ini dipasang ketika
harga bahan bakar masih rendah. Menambah ketebalan mungkin diperlukan.
4. Pada ahir dari waktu pemanasan, boiler harus ditutup secara seksama, permukaan
bagian dalam yang terbuka selama musim panas ditutupi dengan lembaran yang
berisipkan desiccant. (Hanya dapat diterapkan terhadap boiler yang tidak
beroperasi diantara musim pemanasan).
Tabel 3.1 Daftar Periksa Boiler
Daftar Periksa Berkala Boiler
Sistim Harian Mingguan Bulanan Tahunan
Blowdown (BD) Periksa klep BD - Yakikan tidak -
dan Pengolahan Air tidak bocor. BD terjadi penumpukan
tidak berlebihan bahan padat
Sistim Air Umpan Periksa dan Periksa pengendali Tidak ada Penerima
betulkan ketinggian dengan kondensat, pompa
air yang tidak tetap. menghentikan sistim deaerator
Pastikan penyebab pompa air umpan
tidak tetapnya dan membiarkan
ketinggian air, pengendali
kelebihan beban menghentikan
pencemar, bahan bakar.
kerusakan, dll.

55
Gas Buang Periksa suhu pada Ukur suhu dan Sama dengan Sama dengan
dua titik yang bandingkan mingguan. mingguan, rekam
berbeda komposisinya pada Bandingkan dengan acuannya
pembakaran yang pembacaan
berbagai dan setel sebelumnya.
klep yang telah
direkomendasikan
Pasokan Udara Periksa kecukupan
Pembakaran pembukaan pada
udara masuk.
Bersihkan lintasan
Burners Periksa apakah Bersihkan burners, Sama dengan Sama dengan
beroperasi baik. pilot assemblies, mingguan mingguan,
Mungkin perlu periksa kondisi bersihkan dan
pembersihan celah percikan rekondisikan
beberapa kali dalam elektroda pada
sehari. burners
Karakteristik Amati kegagalan
operasi boiler nyala api dan
karakt eristiknya
Klep pertolongan Periksa dari Ambil dan
kebocoran rekondisikan
Tekanan Steam Periksa beban
berlebih yang dapat
menyebabkan
variasi berlebih
pada tekanan
Sistim Bahan Bakar Peiksa pompa, Bersihkan dan
pengukur tekanan, rekondisikan sistim
alur perpindahan
Bersihka n.
Belt untuk gland Periksa kerusakan
packing Periksa gland
packing dari
kebocoran dan
kompresi yang tepat
Kebocoran udara Bersihkan
pada permukaan permukaan setiap
sisi air dan sisi api tahun sebagaimana
rekomendasi pabrik
pembuatnya.
Kebocoran udara Periksa kebocoran
disekitar akses
pembukaan dan
nyala api
Refraktori pada sisi Perbaiki
bahan bakar
Sistim ke listrikan Bersihkan panel Periksa panel Bersihkan, perbaiki
luar dibagian dalam terminal dan
kontak-kontak dll.
Klep hidrolik dan Bersihkan Perbaiki seluruh
pneumatik peralatan, hindari kerusakan dan
tumpahan minyak periksa operasi
dan kebocoran yang semestiya
udara

3.2.2 Hal-hal lain untuk meningkatkan steam dan air panas boiler

56
 Memeriksa secara teratur pembentukan kerak atau lumpur dalam tangki boiler atau
memeriksa TDS air boiler setiap sift, namun tidak kurang dari sekali per hari.
Kotoran dalam air boiler terkonsentrasi didalam boiler dan batasnya tergantung
pada jenis boiler dan bebannya. Blowdown boiler harus diminimalkan, namun
harus tetap menjaga kualitas airnya tetap pada batas yang benar. Memanfaatkan
kembali panas dari air blowdown.
 Pada steam boiler, apakah perlakuan air sudah cukup untuk mencegah foaming
atau priming dan apakah penggunaan bahan kimianya tidak berlebih?
 Untuk steam boiler: apakah pengendali ketinggian air beroperasi? Adanya pipa-
pipa yang saling bersambungan dapat sangat membahayakan.
 Apakah dilakukan pengecekan secara berkala terhadap kebocoran udara disekitar
pintu pemeriksaan boiler, atau diantara boiler dan cerobong ? Yang pertama dapat
menurunkan efisiensi, yang berikutnya dapat menggang sirkulasi dan dapat
mendorong terjadinya pengembunan, korosi dan kotoran.
 Kondisi pembakaran harus diperiksa dengan menggunakan alat analisis gas buang
paling tidak dua kali per musim dan perbandingan bahan bakar/udara harus diset
bil diperlukan.
 Tempat yang dideteksi dan dikontrol harus diberi label yang efektif dan diperiksa
secara teratur. Kunci pengaman harus memiliki penyetel ulang manual dan alarm.
 Harus tersedia titik uji, atau alat indikator permanen harus dipasang pada burner
untuk melihat kondisi operasi tekanan/suhu.
 Pada boiler yang berbahan bakar minyak atau gas, sebaiknya dibuat kotak
sekering untuk kabel sistim sambungan yang dapat mematikan jika terjadi
kebakaran atau panas yang berlebihan pada beberapa jalan lintasan yang dilewati
karyawan; kotak sekering tersebut harus dipasang setinggi diatas tinggi kepala.
 Fasilitas untuk mematikan dalam keadaan darurat ditempatkan pada pintu keluar
ruang boiler.
 Untuk mengurangi korosi, harus dijaga supaya terjadinya suhu air kondensat
kembali yang jauh dibawah titik embun seminimal mungkin, terutamanya pada
boiler berbahan bakar minyak dan batubara.
 Pengguna bahan bakar yang sangat besar kemungkinan memiliki jembatan timbang
sendiri sehingga dapat mengoperasikan pemeriksaan langsung terhadap
pengiriman. Jika tidak ada jembatan timbang, penimbangan dapat dilakukan di
jembatan timbang umum (atau ke pabrik sekitar yang memiliki jembatan timbang)

57
hanya untuk pemeriksaan? Untuk pengiriman bahan bakar cair dapat dicek dengan
tongkat pengukuir pada kendaraan.
 Pada plant boiler, harus dipastikan bahwa bahan bakar yang digunakan sesuai
dengan kebutuhan. Pada bahan bakar padat, kualitas atau ukuran yang benar adalah
penting, dan kadar abu dan uap air harus direncanakan sejak awal oleh perancang
pabrik. Pada bahan bakar minyak, harus dipastikan bahwa viskositas pada burner
sudah benar, dan diperiksa juga suhu bahan bakar minyak.
 Pemantauan terhadap penggunaan bahan bakar harus seteliti mungkin. Pengukuran
terhadap persediaan bahan bakar harus realistik. Peralatan Energi
 Pada burner minyak, sebaiknya diperiksa setiap bagiannya dan perbaiki. Nosel
pada burner harus diganti secara teratur dan dibersihkan dengan hati-hati untuk
mencegah kerusakan pada ujung burner.
 Prosedur pemeliharaan dan perbaikan harus ditinjau terutama untuk peralatan
burner, peralatan pengendalian dan pemantauan
 Pembersihan secara teratur permukaan perpindahan panas menjaga efisiensi pada
tingkat yang setinggi mungkin.
 Harus diyakinkan bahwa para operator boiler mengenal prosedur operasi terutama
terhadap peralatan kendali yang baru.
 Sebaiknya diteliti kemungkinan memanfaatkan kembali panas dari gas-gas yang
keluar dari boiler? Alat penukar panas/ recuperators tersedia untuk hampir semua
jenis dan ukuran boiler.
 Tangki umpan dan header harus diperiksa untuk setiap kebocoran pada kran make
up,isolasi yang benar atau kehilangan air dalam pengurasan
 Pabrik pembuat alat kemungkinan telah memasang isolasi pada boiler plant.
Apakah isolasi masih cukup untuk kondisi biaya bahan bakar saat ini? Diperiksa
juga ketebalan optimumnya.
 Jika jumlah steam yang dihasilkan terlalu besar, investasikan sebuah alat pengukur
steam.
 Ukur keluaran steam dan bahan bakar yang masuk. Perbandingan steam terhadap
bahan bakar merupakan ukuran utama efisiensi pada boiler.
 Gunakan sistim pemantauan yang disediakan: akan menampilkan berbagai tanda
kerusakan.
 Air umpan harus diperiksa secara teratur untuk kuantitas dan kemurnian.

58
 Alat pengukur steam harus secara berkala terhadap kemungkinan kerusakan
karena erosi pada lubang pengukuran atau pilot head. Harus diperhatikan bahwa
pengukur steam hanya memberikan pembacaan yang benar pada tekanan steam
yang sudah dikalibrasi. Kalibrasi ulang mungkin diperlukan.
 Periksa seluruh pekerjaan pipa, sambungan-sambungan dan steam traps dari
kebocoran,bahkan dalam ruang yang tidak dapat dimasuki sekalipun
 Pipa-pipa yang tidak digunakan harus dipisahkan dan pipa-pipa yang berlebihan
harus dikurangi
 Harus ditunjuk seseorang untuk mengoperasikan dan memelihara setelah
pemasangan yang harus diikutsertakan dalam spesifikasi pekerjaan.
 Catatan dasar harus tersedia pada orang yang ditunjuk dalam bentuk gambar,
perintah operasi dan pemeliharaan secara rinci.
 Buku pencatat data harian harus mencatat secara rinci tentang perawatan yang
dilakukan, pembacaan gas hasil pembakaran, konsumsi bahan bakar mingguan atau
bulana n, dan keluhan-keluhan yang ada.
 Harus dijaga agar tekanan steam tidak lebih dari yang dibutuhkan untuk pekerjaan.
Bila beban bahan pada malam hari lebih kecil daripada beban pada siang hari,
perlu dipertimbangkan pemasangan sebuah saklar tekanan untuk tekanan beragam
dengan rentang yang lebih luas pada malam hari untuk mengurangi frekuensi
matinya burner,atau membatasi laju maksimum pembakaran burner.
 Diperiksa kebutuhan pemeliharaan boiler dalam kondisi standby – disini sering
terjadi kehilangan panas yang tidak terduga. Boiler yang sedang tidak bekerja
harus dijauhkan dari fluida dan gas.
 Harus tersedia data harian yang baik untuk kegiatan ruang boiler sehingga
kinerjanya dapat diukur terhadap target. Pemeriksaan pembakaran, dll. dengan
instrumen portable,harus dilakukan secara reguler, kondisi beban boiler seperti:
persen CO2 pada nyala beban penuh/separuh, dll. Harus dicatat dalam buku data
harian. Peralatan Energi Panas: Boiler & Pemanas Fluida Termis
 Dilakukan pemeriksaan untuk meyakinkan bahwa fluktuasi beban yang parah
tidak diakibatkan oleh pengoperasian alat pembantu yang tidak tepat dalam uang
boiler,sebagai contoh, Kontrol ON/OFF untuk umpan, sistim pengatur umpan yang
rusak atau rancangan header yang tidak benar.
 Diperiksa dosis bahan aditif anti korosi pada sistim pemanasan air panas setiap
tahun untuk melihat bahwa konsentrasinya masih tepat. dipastikan bahwa bahan

59
aditif ini TIDAK tidak dimasukkan ke tangk i pemanas air panas domestik, karena
hal ini akan mencemari air kran.
 Dilakukan kemanfaatan kembali seluruh kondensat jika memungkinan didalam
praktek dan jika memungkinkan mendapatkan penghematan.

3.2.3 Ruang boiler dan ruang plant


 Pembukaan ventilasi harus dijaga agar bebas dan bersih sepanjang waktu dan area
pembukaan harus diperiksa apakah sudah mencukupi.
 Ruang plant jangan digunakan untuk tempat keperluan penyimpanan, untuk angin-
angin atau pengeringan.
 Apakah pemeliharaan pompa dan klep otomatis telah dilakukan sesuai dengan
petunjuk pabrik pembuatnya?
 Apakah unit pompa yang jalan dan standby bergantian kurang lebih sekali per
bulan?
 Apakah tersedia klep pengisolasi pompa?
 Apakah disediakan titik uji tekanan/ panas dan/atau indikator pada setiap sisi
pompa?
 Apakah pada casings pompa disediakan fasilitas pelepasan udara? Apakah bagian
yang bergerak (misal kopling) dilindungi?
 Yakinkan bahwa ketelitian instrumen diperiksa secara teratur.
 Periksa secara visual seluruh pekerjaan pipa dan klep dari berbagai kebocoran.
 Periksa bahwa seluruh peralatan keamanan beroperasi secara efisien.
 Periksa seluruh kontak listrik untuk melihat bahwa semuanya bersih dan aman.
 Yakinkan bahwa seluruh instrumen tertutup dan pelindung keselamatan berada
pada
 tempatnya.Periksa seluruh alat sensor, yakinkan dalam kondisi bersih, tidak
terhalangi dan tidak terbuka kearah kondisi yang perlu, sebagai contoh sensor suhu
harus tidak terbuka ke cahaya matahari langsung, juga tidak ditempatkan dekat
pipa panas at plant proses.
 Yakinkan bahwa hanya karyawan resmi yang diperbolehkan masuk ke peralatan
kendali.
 Setiap bagian di plant harus beroperasi bila perlu sekali, dan sebaiknya
dikendalikan secara otomatis.

60
 Pengendalian waktu harus saling tersambung dan operasi seluruh plant sebaiknya
otomatis.
 Pada pemasangan beberapa boiler, jauhkan boiler yang tidak diperlukan pada sisi
air dan,jika aman dan memungkinkan, pada sisi gas. Yakinkan boiler-boler tersebut
tidak dapat terbakar.
 Pengisolasian sistim gas buang (untuk perlindungan) juga menurunkan kehilangan
panas.
 Pada pemasangan banyak boiler, kontrol kemajuan/keterlambatan harus memiliki
fasilitas pergantian.
 Bila memungkinkan, penurunan suhu operasi sistim harus dibuat menggunakan
peralatan eksternal ke boiler dan dengan pengoperasian boiler dibawah kisaran
suhu konstan yang normal.

3.3 Air dan steam

 Air yang diumpankan ke boiler harus memenuhi spesifikasi yang diberikan oleh
pabrik pembuatnya. Air harus bersih, tidak berwarna dan bebas dari kotoran yang
tersuspensi.
 Kesadahan nol. Maksimum 0,25 ppm CaCO3.
 PH 8 hingga 10 memperlambat aksi atau korosi. pH kurang dari 7 mempercepat
korosi dikarenakan aksi asam.
 O2 terlarut kurang dari 0,02 mg/l. Adanya SO2 mengakibatkan korosi.
 CO2 harus dijaga rendah. Keberadaannya dengan O2 menyebabkan korosi,
terutama pada tembaga dan bearing dengan bahan campuran tembaga.
 Air harus bebas dari minyak – hal ini akan menyebabkan priming.

3.4 Air boiler

a. Air harus bersifat basa –dibawah 150 ppm CaCO3 dan diatas 50 ppm CaCO3 pada
pH 8,3 –Nilai alkalinitas/kebasaannya harus lebih kecil dari 120.
b. Padatan totalnya harus dijaga dibawah nilai dimana pencemaran steam menjadi
berlebihan, untuk menghindari pendinginan berlebih dan bahaya pengendapan
pada pemanasan berlebih, pipa saluran steam dan sistim penggerak.
c. Posfat harus tidak lebih dari 25 ppm P2O5.

61
d. Kandunga silika pada air umpan make up harus kurang dari 40 ppm dalam air
boiler dan 0,02 ppm dalam steam, sebagai SiO2. Jumlah yang besar dapat terbawa
ke sudu-sudu turbin

3.5 Prosedur Blowdown (BD)

Prosedur konvensional dan yang dapat diterima untuk blowdown adalah sebagai
berikut:
a. Tutup kran air
b. Buka kran pembuangan (supaya steam keluar dengan bebas)
c. Tutup kran pembuangan
d. Tutup kran steam
e. Buka keran air
f. Buka kran pembuangan (supaya steam keluar dengan bebas)
g. Tutup kran pembuangan
h. Buka kran steam
i. Buka kemudian tutup kran pembuangan untuk akhir proses blowdown.Air yang
pertama muncul biasanya mewakili air boiler. Jika airnya berwarna, harus dicari
tahu penyebabnya.

3.6 Hal yang Harus Dilakukan dan Tidak Dilakukan pada Boiler

3.6.1 Hal yang di lakukan

1. Tiup jelaga secara teratur


2. Bersihkan pengukur gelas blowdown sekali tiap satu sift
3. Periksa klep keamanan seminggu sekali
4. Blowdown pada setiap sift, sesuai keperluan
5. Jaga seluruh pintu tungku tertutup
6. Kendalikan sirkulasi tungku
7. Bersihkan, hopper pembuangan abu setiap sift
8. Jaga asap cerobong dan pengendali api
9. Periksa pengendali otomatis pada bahan bakar dengan menghentikan sekali waktu
air umpan untuk jangka waktu pendek
10. Perhatikan kebocoran secara berkala
11. Periksa seluruh klep, damper, dll untuk operasi yang benar seminggu sekali

62
12. Beri pelumas seluruh alat mekanik untuk berfungsi mulus
13. Jaga switchboards rapi dan bersih dan sistim penunjuk sesuai dengan perintah
pekerjaan
14. Jaga kebersihan area, bebas debu
15. Jaga alat pemadam kebakaran selalu dalam keadaan siap. Lakukan latihan yang
diselenggarakan sebulan sekali
16. Seluruh lembar data harian harus diisi secara sungguh-sungguh
17. Jalanan fan FD jika fan ID mati
18. Perekam CO2 atau O2 harus diperiksa/dikalibrasi tiga bulan sekali
19. Traps harus diperiksa dan diurus secara berkala
20. Kualitas steam, air harus diperiksa sehari sekali, atau sekali tiap sift
21. Kualitas bahan bakar harus diperiksa seminggu sekali
22. Jaga saluran pembuangan sub pemanas terbuka selama start up
23. Jaga kran air terbuka selama start dan tutup
3.6.2 Hal yang tidak dapat dilakukan
1. Jangan nyalakan pemantik api secara mendadak setelah api habis
(pembersihan)
2. Jangan lakukan blowdown jika tidak perlu
3. Jangan biarkan pintu tungku terbuka jika tidak perlu
4. Jangan sering menghembus klep pengaman (kendali operasi)
5. Jangan memberikan aliran berlebih pada hopper abu
6. Jangan menaikan laju pembakaran melebihi yang diperbolehkan
7. Jangan mengumpankan air baku
8. Jangan mengoperasikan boiler pada aliran tertutup
9. Jangan memberi beban berlebih pada boiler
10. Jangan membiarkan ketinggian air terlalu tinggi atau terlalu rendah
11. Jangan mengoperasikan penghembus jelaga pada beban tinggi
12. Jangan jala nkan kipas ID manakala sedang dalam operasi
13. Jangan melihat langsung api dalam tungku, gunakan kacamata keamanan yang
berwarna
14. Hindarkan bed bahan bakar yang tebal
15. Jangan biarkan boiler diserahkan ke operator/ teknisi yang tidak terlatih
16. Jangan mengabaikan pengamatan yang tidak biasa (perubahan suara, perubahan

63
kinerja, kesulitan pengendalian), periksa
17. Jangan melewatkan pemeliharaan tahunan
18. Jangan mencat boiler
19. Jangan biarkan terjadinya pembentukan steam pada economizer (jaga suhu.)
20. Jangan biarkan grate terbuka (sebarkan secara merata)
21. Jangan mengoperasikan boiler dengan pipa air yang bocor

3.7 Pengoperasian Boiler

Pada umumnya setiap mesin yang diproduksi oleh pabrik selalu dilengkapi
dengan handbook/ buku petunjuk cara pemasangan, perawatan dan pengoperasiannya.
Secara garis besar penulis akan menjelaskan pengoperasian boiler berdasarkan petunjuk
yang ada dari buku petunjuk dan penjelasan dari operator, diantaranya:

 Ketentuan Umum
Sebelum mengoperasikan boiler ada beberapa hal yang harus
diperhatikan demi kelancaran dan keselamatan kerja, diantaranya:
a. Tekanan ketel uap maksimum yang dijinkan
b. Tekanan uap yang diperlukan
c. Kapasitas produksi uap maksimum
d. Luas pemanasan boiler
e. Pemeriksaan visual pada bagian luar dan dalam
f. Hydrostatis test atau pamadatan dengan air dingin
g. Percobaan alat perlengkapan dan pengaman
h. Mengecek ulang gambar konstruksi dengan pesawat uapnya
i. Percobaan jalan atau pemanasan
j. Steam test atau uji dengan uap
 Prosedur Operasional Boiler
Sebelum mengoperasikan boiler hal yang harus diperhatikan oleh
seorang operator adalah:
1. Ketel uap tersebut sudah diperiksa oleh tim K-3 atau ahli K-3 bidang uap
dengan nilai baik.
2. Alat-alat perlengkapan dan pengamannya sudah terpasang dengan baik dan
telah dicoba serta dapat bekerja sebagaimana mestinya dan khusus
manometer harus dikalibrasi lebih dahulu untuk menentukan nilainya.

64
3. Instalasi pipa-pipa air, pipa buang harus dalam kondisi baik. Jangan sampai
bocor atau kerusakan lainnya.
4. Diadakan pengecekan instalasi listrik pada tahanan isolasinya dan panel
sampai instrument-instrumennya, juga dengan sambungan kabel diperhatikan
bilamana kendor.
5. Persediaan air pengisi ketel uap harus memadai sesuai dengan kapasitas
produksi uapnya dan kondisi uap harus memenuhi syarat.
6. Bahan bakar harus tersedia cukup
7. Kondisi ketel uap agar di cek ulang kembali tentang lubang-lubang laluan
orang dan sebagainya.
8. Selanjutnya ketel diisi dengan air sebatas normal water leave dan dalam
pengisian air ini keran udara harus dalam keadaan terbuka dengan tujuan agar
udara di dalam ketel uap keluar dengan desakan air itu.
9. Cek kembali semua kran yang menghubungkan indicator tekanan atau
manometer, gelas penduga, dan kondisi stop pada kran blow down dan keran
induk uap keluar.

65
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai
terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu kemudian
digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang berguna dan
murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses.
Fungsi boiler yaitu sebagai penghasil uap panas yang digunakan di imdustri
maupun di laboratorium. Selain itu juga digunakan untuk pembangkit listrik.
Klasifikasi Boiler :
 Berdasarkan isi tube/pipa:
 Boiler lorong api
 Boiler pipa api (fire tube/smoke tube boiler)
 Boiler pipa air (water tube boiler)
 Boiler kombinasi
Bagian Utama Boiler

a. Furnace
b. Steam Drum
c. Superheater
d. Air Heater
e. Pipa Api
f. Burner
g. Cerobong Asap
h. Economizer
Dari semua bagian-bagian boiler diatas, juga terdapat peralatan pendukung lainnya
yang sama pentingyaitu diantaranya alat pengukur tekanan, katup pengaman, economizer,
furnace dan lain-lain. Yang semua memiliki keterkaitan atara satu dengan yang lainnya
dan tidak dapat dipisahakan. Apa bila salah satu mengalami krudakan maka akan
mengganggu kinerja dari boiler tersebut. Untuk itu diperlukan perawatan serta perbaikan
untuk mencegah terjadinya kerusakan pada salah satu nagian tersebut.
Kegiatan perawatan yang sering dilakukan antara lain adalah dengan pemeriksaan
harian, pemeriksaan mingguan, pemeriksaan bulanan serta pemeriksaan tahunan. Bagian

66
yang menjadi paling umum untuk peningkatan efisiensi energi boiler antara lain adalah
tugas berkala dan peneriksaan bagian luar boiler, ruang boiler dan ruang plant, air dan
steam, air umpan boiler serta prosedur dalam blow down.

4.2 Saran

67
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2010). “Pengetahuan Umum Boiler”. Tersedia di : http://id.scribd.com/doc/


84032826/28323850-Pengetahuan-Umum-Boiler. (Diunduh tanggal 8 November
2012)

Anonim. (2011). “Makalah tentang Pengoperasian Boiler Serta Cara Perawatannya”


(online). Tersedia di : http://tugas2kuliah.wordpress.com/2011/11/29/pengo
perasian-boiler-serta-cara-perawatannya/. (Diunduh tanggal 8 November 2012)

Anonim. (2010). “Boiler” (online). Tersedia di : http://id.scribd.com/doc/79009980/p1-


Boiler-Bim. (Diunduh tanggal 8 November 2012)

Anonim. (2009). “Makalah Boiler” (online). Tersedia di : http://www.scribd.com/


doc/65921161/ Makalah-Boiler. (Diunduh tanggal 20 Oktober 2012)

Anonim. (2011). “Katel Uap” (online). Tersedia di : http://onnyapriyahanda.com/boiler-


ketel-uap/. (Diunduh tanggal 8 November 2012)

Anonim. (2009). “Perawatan Boiler” (online). Tersedia di : http://www.scribd.com/


doc/69808966/25/ Perawatan-Boiler. (Diunduh tanggal 4 November 2012)

Aulia, Bima. (2012). “Analisa Boiler” (online). Tersedia di : http://bimoauliac.


blogspot.com/2012/10/sinopsis-tugas-besar-analisa-pengaruh.html. (Diunduh
tanggal 31 Oktober 2012)

Candra, Gunawan. (2011). “Boiler (Katel Uap)” (online). Tersedia di : http://id.scribd.


com/doc /55880842/Boiler-2. (Diunduh tanggal 5 November 2012)

Energy Machine, India. (2005). “Energy Machine Products, Thermic Fluid Heater:
Flowtherm series”. Tesedia di : www.warmstream.co.in/prod-em-thermic- fluid-
heaters.html. (Diunduh tanggal 31 Oktober 2012)

Felani, Johan, dkk. (2011). “Rancang Bangun Dan Instalasi Sistem Kontrol Boiler
Kapasitas 155 Kg/Jam Dengan Tekanan Kerja 3 Bar” (online). Diploma III Teknik
Mesin-Univesitas Diponegoro : Semarang. Tersedia di : http://id.scribd.com/doc/
52686220/Instalasi-Sistem-Kontrol-Boiler (Diunduh tanggal 5 November 2012)

68
Indriawati, Katherin ST. MT dan Dwi Tri Cahyono A S. 2005. “Penerapan Reliability
Centered Maintenance Pada Sistem Gas Buang Boiler Di Pt. Ipmomi Paiton –
Probolinggo”. Jurusan Teknik Fisika ITS : Surabaya

Ivan. (2012). “Perawatan (Maintenance) Boiler” (online). Tersedia di : http://ivanemmoy.


wordpress.com/2012/08/10/perawatan-maintenance-boiler/. (Diunduh tanggal 4
November 2012)

Kusumah, Yuriandi, Ir, M.Sc. (2010). “Boiler dan Pemanas Fluida Termis”. Pusat
Pengembangan Bahan Ajar. Universitas Mercu Buana : Jakarta.

Marsela. Vera dan Yulia Maharani. (2011). “Sistem Air Boiler” (online).
http://id.scribd.com /doc/ 56802697/Sistem-Air-Boiler. (Diunduh tanggal 8
November 2012)

Nurcan. (2008). “Boiler” (online). Tersedia di : http://nuchan.blogspot.com/


2008/06/boiler.html. (Diunduh tanggal 23 Oktober 2012)

Pramudita , Prima. (2010). “Klasifikasi Boiler” (online). Tersedia di : http://primardp.


blogspot.com/2010/11/klasifikasi-boiler.html. (Diunduh tanggal 5 November
2012)

Purnamasari, Esti. (2009). “Efisiensi Boiler di Utility Cold Rolling Mill (CRM)” (online).
Tersedia di : http://id.scribd.com/doc/35222816/Efisiensi-Boiler-CRM. (Diunduh
tanggal 31 Oktober 2012)

Raharjo, Imam Budi. (2009). “Teknologi Pembakaran pada PLTu Batu Bara” (online).
Tersedia di : http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknologi-
pembakaran-pada-pltu-batubara/. (Diunduh tanggal 5 November 2012)

Salman. (2011). “Jenis-jenis boiler” (online). http://achsalmanal-farisi.blogspot.com/


2011/01/jenis-jenis-boiler.html. (Diunduh tanggal 15 Okt. 2012)

Salim, Andi Agus. (2011). “Makalah tentang Pengoperasian Boiler Serta Cara
Perawatannya” (online). http://tugas2kuliah.wordpress.com/2011/11/29/
pengoperasian-boiler-serta-cara-perawatannya/. (Diambil tanggal 15 Okt. 2012)

69
Setiadi. (2009). “DASAR PROCESS PEMBENTUKAN STEAM” (online). Tersedia di :
http://id.scribd.com/doc/16385591/Steam-Boiler. (Diunduh tanggal 5 November
2012)

Setiaji, Bambang. (2011). “Boiler” (online). Tersedia di : http://id.scribd.com/


doc/50193118 /BOILER. (Diunduh tanggal 5 November 2012)

Suwarti, Dwiana Hendrawati. (2010). “Perbaikan Karakteristik Kontroller Temperatur


Pada Model Boiler”. Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang :
Semarang.

Yulita, Chartika G, dkk. (2010). “Boiler / Ketel Uap Pipa Api”. D3 Teknik Kimia-
Universitas Riau : Pekanbaru

http://en.wikipedia.org/wiki/Boiler_(power_generation).

70

Anda mungkin juga menyukai