Kulp Cibos

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 60

BAB I

1.1 Tujuan
1. Mengenal Tumbuhan Sekitar Kebun Raya Cibodas
2. Mengetahui tata cara membuat herbarium

1.2 Latar Belakang


1.2.1 Pengertian Kebun Raya
Kebun Raya adalah bagian dari kekayaan bangsa yang merupakan Pusat
Pengetahuan Botani, Kawasan Konservasi, Kawasan Pendidikan dan Penelitian, dan
sekaligus sebagai sarana Rekreasi di alam terbuka. Kebun Raya berdasarkan
Peraturan Presiden nomor 93 Tahun 2011 adalah kawasan konservasi tumbuhan
secara ex- situ yang memiliki koleksi tumbuhan terdokumentasi dan ditata
berdasarkan pola klasifikasi taksonomi, bioregion, tematik, atau kombinasi dari pola-
pola tersebut untuk tujuan kegiatan konservasi, penelitian, pendidikan, wisata dan jasa
lingkungan.

1.2.2 Fungsi Kebun Raya


Adapun fungsi kebun raya adalah sebagai berikut:
 Fungsi Konservasi
Kebun Raya berfungsi sebagai tempat konservasi ex-situ tumbuhan. Dengan semakin
berkurangnya hutan habitat asli tumbuhan karena kerusakan dan konversi hutan maka
kebun raya merupakan salah satu tempat yang ideal untuk melakukan konservasi karena
berkaitan dengan kegiatan penelitian yang dilaksanakan disini, sehingga dapat
diupayakan pelestariannya melalui teknik pembiakan yang maju.
 Fungsi Penelitian dan Pendidikan
Fungsi penting kebun raya adalah tempat penelitian dan pendidikan botani seperti
inventarisasi, eksplorasi tumbuh-tumbuhan yang mempunyai nilai ilmu pengetahuan dan
ekonomi, langka dan endemik, dll. Kebun Raya Bogor misalnya telah banyak berjasa
mengembangkan tanaman budidaya sawit di Indonesia, atau Kebun Raya Kew berjasa
menyebarkan tanaman karet, dll.
 Fungsi Rekreasi
Kebun raya yang terbuka untuk umum menjadi salah satu tempat tujuan rekreasi bagi
masyarakat. Biasanya pengunjung kebun raya ingin mengaktualisasikan dirinya dengan
pengetahuan yang berkaitan dengan tumbuhan atau vegetasi. Pengembangan Kebun raya
yang diatur sedemikian rupa dengan konsep tema interpretasi tertentu akan menjadi daya
tarik bagi pengunjung.

1.2.3 Jumlah Kebun Raya


Diseluruh dunia saat ini ada sekitar 2000 kebun raya, sedangkan di Indonesia
sekarang baru ada 7 Kebun Raya, yaitu :
 Empat kebun raya dikelola oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),
yaitu :
1. Kebun Raya Bogor (dibentuk 1817 di Provinsi Jawa Barat)
2. Kebun Raya Cibodas (didirikan 1852 di Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa
Barat)
3. Kebun Raya Purwodadi (didirikan 1941 di Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa
Timur)
4. Kebun Raya Eka Karya Bali (didirikan 1959 di Provinsi Bali)
 Tiga kebun raya di bawah manajemen pemerintah daerah, yaitu:
1. Kebun Raya Bukit Sari (didirikan 1999), di Provinsi Jambi
2. Kebun Raya Baturaden (didirikan 2004) di Propinsi Jawa Tengah
3. Kebun Raya Balikpapan (didirikan 2005), di Propinsi Kalimantan Timur

1.2.4 Sejarah Kebun Raya Cibodas


Kebun Raya Cibodas atau Cibodas Botanical Garden adalah taman hijau nan
indah yang luasnya hampir 80 hektar dengan topografi lapangan yang bergelombang
dan berbukit-bukit menjadikan kebun raya cibodas salah satu tujuan wisata utama di
kawasan Cibodas. Keindahan Kebun Raya Cibodas sudah terkenal sejak lama dan
menjadi tujuan wisata domestik maupun mancanegara. Bahkan ahli fisiologi
tumbuhan, Dr. F.W. Went menggambarkan keindahan Kebun Raya Cibodas sebagai
salah satu sorga dunia. Bahkan ada yang menjulukinya sebagai Taman Firdaus di
Asia.
Lebih dari satu setengah abad yang lalu, tepatnya pada tahun 1852, dicibodas
Singdanglaya Cianjur, ditanam pohon kina (Cichona calisaya Wedd) yang pertama di
Indonesia. Penanaman kina tersebut dilakukan oleh Johannes Ellias Teysmann yang
ketika itu sebagai Hortulanus pada ‘s Lands Plantentuin te Buitenzorg (sekarang
bernama Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor – LIPI).
Lokasi tersebut pada mulanya merupakan bagian dari Kebun Raya Bogor
sebagai areal aklimatisasi (penyesuaian iklim) untuk jenis-jenis tanaman yang
didatangkan dari luar negeri yang tidak dapat tumbuh baik di Bogor. Kemudian areal
aklimatisasi tersebut dikembangkan menjadi Kebun Botani yang diberi nama Bergtuin
te Tjibodas atau Kebun Pegunungan Cibodas. Kebun Raya Cibodas yang terletak di
Kompleks Hutan Gunung Gede Pangrango, Desa Cimacan Kecamatan Cipanas
Kabupaten Cianjur ini. Tepat berada di bawah kaki gunung Gede Pangrango dengan
ketinggian 1.275 m dpl dan bersuhu udara 17 – 27 derajat Celcius.
Johannes Ellias TeysmannSesuai dengan surat keputusan Ketua LIPI pada
tanggal 17 Januari 1987 Nomor 25/KRP/D.5/87, kebun tersebut akhirnya diberi nama
Cabang Balai Kebun Raya Cibodas.
Memasuki Milenium tahun 2000, cabang Balai Kebun Raya Cibodas
menyelenggarakan peringatan hari jadinya yang ke-148, peringatan hari jadi ini
dilakukan untuk yang pertama kalinya karena sebelumnya tidak diketahui secara pasti
hari berdirinya kebun raya tersebut. Untuk mendapatkan kepastian siapa pendirinya,
tanggal, bulan dan tahun berdirinya, maka Dr. Dedy Darnedi Kepala UPT Balai
Konservasi tumbuhan kebut raya –LIPI pada tanggal 13 Maret 1999 telah membentuk
tim penelusuran sejarah kebun raya cibodas dan purwodadi melalui surat keputusan
Nomor 457/II.1.06/KS/99. Tim tersebut diketuai oleh Dr. Soetomo Soerohaldoko,
sekretaris Dr. B. Paul Naiola yang beranggotakan Dr. Rusjdi E. Nasution, Sarkat
Danimiharja, M.Sc, Drs. R. Subekti Purwantoro dan Sudjati Budi Susetyo, B.Sc, Ny
Kinarti Aprilani Soegiarto, B.Sc, ditunjuk sebagai nara sumber utama tim tersebut
kemudian didukung oleh tim penunjang dari Kebun Raya Cibodas sesuai Surat
Keputusan Cabang Balai Kebun Raya Cibodas tanggal 26 November 1998 Nomor
761/II.1.06.01/IF/1998.
Penelusuran sejarah dilakukan melalui kajian pustaka dari Perpustakaan
Kebun Raya Cibodas, Perpustakaan Kebun Raya Bogor, Perpustakaan Nasional dan
Arsip Nasional. Disamping itu informasi dikumpulkan pula dari Pusat Penelitian Kina
dan The di Gambung dan Cinyiuran, Rijksherbarium Leiden serta para mantan
pimpinan Kebun Raya Cibodas.
Tanggal 11 April 1852 disimpulkan sebagai hari berdirinya Kebun Raya
Cibodas. Karena pada tanggal tersebut bibit kina dari negeri Belanda yang akan
ditanam di Pasir Tjibodas (Kebun Raya Cibodas) tiba di Kebun Raya Bogor, Pohon
Kina Cibodas. Penanaman kina di Cobodas tersebut mempunyai nilai menumental
yang hakiki. Cibodas telah mencatat sejarah perkinaan di Indonesia. Kina yang
ditanam pada tahun 1852 di Cibodas, disusul penanaman kedua pada tahun 1854 oleh
Justus Karl Hassakari merupakan cikal balal perkebunan kina di Indonesia.
Banyak artikel tentan Kebun Raya Cibodas yang telah mengangkat kekayaan
keanekaragaman hayati, juga keindahan panorama alamnya yang mempesona dengan
sentuhan landskap karya Teysmann yang masih dapat disaksikan hingga sekarang. Dr.
F.W Went ahli fisikologi tumbuhan, penemu auksin sebagai hormone pada tumbuhan
(mantan Kepala Laboratorium Treub) dalam tulisannya tahun 1945 yang berjudul “a
Naturalist’s Paradise” seri The Tjibodas Biological Station and Forest Reserve,
mengungkapkan secara puitis kesannya tentang Cibodas If Paradise Still exists on
earth, Tjibodas must have been part of it (seandainya ada surga dimuka bumi ini,
maka Cibodas pastilah bagian daripadanya).
Selain keindahan dan kesejukan Alamnya, karena Kebun Raya ini termasuk
Botanical Garden, sehingga Kebun Raya Cibodas didukung oleh koleksi
pepohonannya yang banyak sekali jenis dan variannya. Di sini tersimpan koleksi
ratusan pepohonan baik yang tua maupun pepohonan muda. Tercatat 5.831 contoh
tanaman dari 1.206 jenis hidup disini. Jika berkunjung ke rumah kaca yang ada di
kebun Raya Cibodas, kita bisa melihat beragam jenis kaktus, anggrek dan tanaman
langka yang beraneka ragam.
Ada hampir 4.000 contoh tanaman dari 350 jenis kaktus 360 jenis anggrek
tersimpan di rumah kaca ini. Beberapa lokasi yang paling diminati pengunjung selain
rumah kaca (green house) adalah Jalan Araucaria (auracarua Avenue), Air Terjun
Cibodas, Sungai, lokasi lanskap, kebun pohon sakura, air mancur, danau dan yang
paling penting semuanya terbalut dalam konsep taman hijau yang indah dan
menyejukan. Sangat cocok sebagai liburan keluarga atau kumpul komunitas. Dan tak
lupa disana pun ada tempat menyewa kuda, sehingga Anda bisa menikmati
keindahannya sambil berkuda. Setelah kami mengunjungi Kebun Raya Cibodas ini,
sekarang telah tercatat ada sekitar 9000 lebih spesies tumbuhan. Terdapat juga
herbarium yang berada pada gedung putih, terdapat herbarium basah dan herbarium
kering.
1.2.5 Tugas dan Fungsi Kebun Raya Cibodas
Tugas
UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas-LIPI mempunyai
tugas melakukan inventarisasi, eksplorasi, koleksi, penanaman, dan pemeliharaan
tumbuhan pegunungan khususnya kawasan barat Indonesia yang memiliki nilai ilmu
pengetahuan dan potensi ekonomi untuk dikoleksi dalam bentuk kebun botani, serta
melakukan pendataan, pendokumentasian, pengembangan, pelayanan jasa dan
informasi, pemasyarakatan ilmu pengetahuan di bidang konservasi, introduksi, dan
reintroduksi tumbuhan.
Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, UPT Balai Konservasi Tumbuhan
Kebun Raya Cibodas-LIPI menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :Pelayanan,
inventarisasi, eksplorasi, konservasi dan reintroduksi jenis tumbuhan dataran tinggi
basah khususnya kawasan barat Indonesia yang memiliki nilai ilmu pengetahuan dan
potensi ekonomi, pengembangan dan pendokumentasian biodata jenis tumbuhan
koleksi yang berkaitan dengan konservasi ex-situ. Pemberian pelayanan jasa ilmiah,
pemasyarakatan ilmu pengetahuan dalam bidang konservasi tumbuhan dan introduksi
tumbuhan. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga
Sumber :
Buku Sejarah Kebun Raya Cibodas – LIPI
Balitbangnovda. Visi, Misi dan Fungsi. Available At: http://www.kebunrayasriwijaya.com
/id/profile/. Diakses Pada: [14/12/17] Pukul [22:18 WIB].
Krc, Cibodas. Tugas Pokok dan Fungsi. Available At: http://www.krcibodas.lipi.go.id
/tupoksi.php. Diakses Pada: [14/12/17] Pukul [22:33 WIB].
BAB III
1. cinnamomum camphora

Kingdom : Plantae
(tidak termasuk) : Angiospermae
(tidak termasuk) : Magnoliidae
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Spesies : C. camphora
Kamfer (Cinnamomum camphora) termasuk dalam suku Lauraceae selain dari
kayu manis (Cinnamomu iners). Tumbuhan ini dapat tumbuh di dataran tinggi,
pegunungan. Ciri-cirinya sebagai berikut :
 memiliki bau khas kulit manis
 berkelamin ganda (diaceous)
 pohon, tinggi lebih dri 40 meter
 kulit batang coklat, dan memiliki retakan vertical
 bunga majemuk berwarna kuning agak putih
 buah hijau, setelah tua menjadi biru
Tanaman suku lauraceae di indonesia digunakan berbagai keperluan. Kayunya
dapat digunakan sebagai bahan bangunan terutama Eusideroxylen
zwageri karena tahan terhadap serangan rayap atau cacing dan serangga. Banyak jenis
dari suku lauraceae mengandung minyak atsiri yang penting, misalnya Cinnamomum
camphora (Campora) digunakan sebagai Pengharum kamfer
2. Cupressus sempervirens

Kingdom : Plantae
Divisi : Pinophyta
Kelas : Pinopsida
Ordo : Pinales
Famili : Cupressaceae
Genus : Cupressus
Spesies : C. sempervirens
Tumbuhan cemara lilin (Cupressus sempervirens) di Indonesia tersebar di
hutan sub tropis atau bisa tumbuh pada ketinggian 1.400 m-2.300 m. Tumbuhan
cemara lilin ini umumnya berupa perdu sampai pohon. Dengan tinggi mulai 3 meter
dan bisa mencapai ketinggian 30 meter. Dari berbagai macam jenis Cemara, Cemara
Lilin ini tak jarang memiliki banyak peminat dan sebagian besar para pecinta cemara
Lilin memanfaatkan sebagai penghias pohon natal.
MORFOLOGI
Daun (Folium)
Cemara lilin (Cupressus sempervirens) mempunyai bangun daun
(Circumscriotion) jarum dan bersisik. Ujung daun (Apeks Folii) dari cemara lilin ini
adalah berbentuk rata. Pangkal daun (Basis Folii) nya juga berbentuk rata karena
mulai pangkal sampai ujung sama tidak ada yang lebih besar seperti jarum. Susunan
tulang daun dari cemara lilin ini adalah semua tulang daunnya sejajar (rectinervis).
Hal ini terjadi karena pada cemara umumnya selalu mempunyai struktur seperti itu.
Cemara lilin memiliki tepi daun bergerigi/berlekuk (lobatus). Warna daging daun dari
cemara lilin ini adalah hampir keseluhurannya berwarna hijau. Permukaan daun
cemara lilin ini kasar karena daunnya seperti bersisik (lepidus).
Akar (Radix)
Akar cemara lilin ini adalah berupa akar tunggang Karena tumbuhan cemara
ini termasuk tumbuhan dikotil sekaligus Gymnospermae, yaitu sistem akar yang
terdiri akar primer/utama dan terlihat jelas membentuk akar lateral yang relatif lebih
kecil. Akar cemara biasanya bersimbiosa dengan bakteri pengikat nitrogen.
Batang (Caullis)
Batang cemara lilin hampir sama dengan bentuk seperti lilin, yaitu mempunyai
batang tegak, bulat, keras, permukaannya yang kasar, berwarna cokelat dengan
cabang-cabang ranting yang sangat banyak.
Bunga (Flos)
Bunga cemara lilin berupa bunga tunggal (planta unifloris). Bunga ini tumbuh
di ketiak daun (flos axillaris). Bunga jantan dan betina terdapat pada satu rumah.
Bunga betina berbentuk seperti lonceng, biasanya terletak di dasar cabang. Bunga
jantan berbentuk cawan bercangap dua. Biasanya terletak di ujung cabang dan
berwarna hijau.
Buah (Fructus)
Buah cemara lilin berbentuk kotak atau bulat, bertekstur keras, dengan garis
tengah 5-8 mm dan berwarna cokelat.Biji cemara lilin Cupressus sempervirens)
berwarna cokelat dan berbentuk bulat.
Manfaat
Semua bagian pohon cemara lilin bisa dimanfaatkan mulai dari kayu, getah,
ranting, biji, hingga daunnya mempunyai kegunaan yang bernilai ekonomi aliasnya
pohon ini sangat komersil.
https://www.academia.edu/18764124/Cemara_Lilin_Gymnospermae_

3. Cyathea contaminans (Wall. ex Hook.)


Nama Lokal : Paku Pohon

Kingdom : Plantae

Divisi : Pteridophyta

Class : Leptosporongiopsida

Ordo : Filicales

Famili : Cyatheaceae

Genus : Cyathea

Spesies : Cyathea contaminans (Wall ex Hook) Copel

Cyathea contaminans (Wall. ex Hook.) Copel merupakan anggota suku


Cyatheaceae. Dikenal dengan nama paku pohon karena bentuk perawakannya yang
mirip pohon. Mempunyai beberapa sinonim antara lain Polypodium contaminans
Wall. Cat., Alsophila glauca J. Sm., Alsophila contaminans Wall. ex Hook.,
Alsophila acuta Presl, Alsophila smithiana Presl dan Alsophila clementis
Copel.Cyathea contaminans biasa disebut Alsophila glauca merupakan tumbuhan
paku yang berbentuk pak uyang berbentuk pohon. Bentuknya khusus, hampir
menyerupai pohon kelapa sehingga mudah dibedakan dengan jenis paku yang lainnya.
Di alam tumbuhnya tidak meneyendiri, melainkan bercampur dengan jenis-jenis lain.
Kadang-kadang berkelompok dan banyak dijumpai pada lereng-lereng pegunungan
baik yang terbuka maupun tempat-tempat yang terlindung. Di daerah Jawa biasa
disebutpakis arjun, pakis galar, pakis oleng,sedangkan orang Sunda menyebutnya
paku pohon, paku papan, paku tihang bodas atau paku tihang. Di Malaya disebut paku
gajah.
Habitus : epifit, mengapung di air, hidrofit, tetapi biasanya berupa terna

Habitat : jenis ini merupakan tumbuhan paku paling banyak kedua


setelah Asplenium nidus yang ditemukan. Jenis ini tumbuh tersebar di seluruh
kawasan yang diamati mulai 1.060-1.240 m dpl. dan biasanya terdapat di hutan yang
telah dibuka dan di tempat-tempat yang terbuka, khususnya di dekat sungai. Jenis ini
ditemukan pada ketinggian 200-1.600 m dpl. Daerah penyebarannya di seluruh
kawasan Malaysia dan di Semenanjung India.
Ciri spesifik : Cyathea contaminans biasa disebut Alsophila glauca merupakan
tumbuhan paku yang berbentuk pak uyang berbentuk pohon. Bentuknya khusus,
hampir menyerupai pohon kelapa sehingga mudah dibedakan dengan jenis paku yang
lainnya.
Manfaat : Tumbuhan ini mempunyai banyak manfaat. Batangnya banyak
digunakan untuk bahan patung, tiang-tiang dekorasi rumah mewah atau hotel-hotel,
vas bunga, maupun sebagai media tanam anggrek, jenisjenis Anthurium, Piper,
Platycerium, Adiantum dan jenisjenis tumbuhan paku lain. Daun yang masih
menggulung digunakan sebagai bahan sayur. Bulu-bulu halus digunakan untuk
ramuan obat rebus. Paku pohon telah dibudidayakan sebagai tanaman hias. Batangnya
sering dipakai sebagai tempat untuk menempelkan tanaman anggrek. Kadang-kadang
dicincang halus untuk medium di pot. Batangnya yang besar mulai disukai untuk
tiang-tiang dekorasi di rumah-rumah mewah atau hotel-hotel di kota-kota besar. Di
beberapa daerah di Jawa pernah dilaporkan bahwa bulu-bulu halus yang terdapat pada
pangkal tangkainya dapat dipakai sebagai ramuan obat rebus.
Stipe : Perawakannya ramping, berbatang hitam yang ditutupi oleh akar-akar
kasar, rapat dan tebal, warnanya hitam. Pada batang tersebut terdapat lekukan-lekukan
dangkal bekasa tangkai daun melekat. Batangnya tinggi sampai mencapai ukuran
antara 6 – 7 m. Bila telh cukup tua kadang-kadang pada bagian ujungnya bercabang.
Panjang tangkai antalnya sampai 1 m, berwarna pucat, biasanya berduri keras, berbulu
coklat halus, dan menyirip ganda. (Dasuki, 1991)Batang paku pohon diselimuti oleh
akar yang mati berselirat seperti dawai dan biasanya kulit batang ini diperdagangkan
untuk pemindahan anak benih tanaman orkid .
Lamina : Daunnya sendiri tidak bertangkai. Helaian daun bertoreh dalam dan
letaknya berpasang-pasangan. Panjang tangkai daun mencapai 1m. Tulang daun
utama juga berwarna pucat, keunguan dan berduri. Daun majemuk ganda 2. Anak
daun paling bawah sedikit mereduksi dengan panjang tangkai sekitar 10 cm, yang
paling besar 60 cm. Anak-anak daun 150 x 30 mm.
4. Melaleuca linariifolia
. Nama Spesies : Melaleuca linariifolia
Nama Lokal :
Kingdom : Plantae
(tidak termasuk): Angiospermae
(tidak termasuk): Eudikotil
(tidak termasuk): Rosids
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Subfamili : Myrtoideae
Bangsa : Melaleuceae
Genus : Melaleuca
Spesies : Melaleuca L. nom. cons.
Morfologi :
Melaleuca linariifolia adalah pohon kecil yang tumbuh setinggi 6-10 m (20-30
kaki) dengan kulit putih dan krem khas khas putih dan krem dan kanopi yang padat.
Daunnya disusun dengan pasangan bolak-balik (decussate), glabrous kecuali saat
sangat muda, 17-45 mm (0,7-2 in) panjang, 1-4 mm (0,04-0,2 in) lebar, linier sampai
berbentuk tombak dan dengan yang berbeda. pertengahan vena. Bunganya berwarna
putih sampai putih krem, diwarnai dan diatur dengan duri di ujung dahan yang terus
tumbuh setelah berbunga, terkadang juga di kapak daun atas. Setiap lonjakan sampai
40 mm (2 inci) lebar dan panjang dan berisi 4 sampai 20 bunga individu. Kelopak
bunga 2,5-3,3 mm (0,1-0,1 in) panjang dan jatuh saat bunga jatuh tempo. Benang sari
disusun dalam lima bundel di sekitar bunga dan masing-masing bundel berisi 32
sampai 73 benang sari. Bunga-bunga itu menutupi pohon dalam waktu yang relatif
singkat, antara bulan Oktober dan Februari dan diikuti oleh buah yang kapsul
berkayu, panjangnya 2,5-4 mm (0,1-0,2 in) dan panjang 4-5 mm (0,16-0,20 in)
Batangnya. Kapsul berbulu memiliki katup yang tidak memproyeksikan di luar tepi
kapsul.

Asal Koleksi : Australia


Habitat : Terrestrial

Persebaran: Melaleuca ini terjadi dari distrik Maryborough di Queensland sampai


Bawley Point di distrik Ulladulla di New South Wales. Ada juga populasi yang
terputus-putus di Taman Nasional Tableland Blackdown. Hal ini ditemukan di habitat
hutan kering dan sklerofil kering, biasanya tumbuh di dekat aliran air atau rawa.

Pemanfaatan: Melaleuca linariifolia dibudidayakan sebagai pohon hias untuk


taman dan kebun dan juga digunakan sebagai layar atau penahan angin di Australia
[7] [8] dan di luar negeri.
Informasi Lainnya: Spesies ini kaya akan minyak esensial, terutama Terpinen-4-
ol. Ini memiliki toleransi yang lebih luas terhadap kondisi lingkungan daripada
sumber utama minyak "pohon teh", Melaleuca alternifolia dan karenanya berpotensi
sebagai alternatif.
DAFTAR PUSTAKA
Brophy, Joseph J.; Craven, Lyndley A.; Doran, John C. (2013). Melaleucas : their
botany, essential oils and uses. Canberra: Australian Centre for International
Agricultural Research. pp. 227–228. ISBN 978-1-922137-51-7.
5. Amorphopallus titanium

Nama Ilmiah : Amorphopallus titanium


Nama Lokal : Bunga Bangkai (Titan Arum)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Alismatales
Famili : Araceae
Genus : Amorphophallus
Spesies : A. titanum
Morfologi : Bunga bangkai bukan bunga tunggal, tetapi masuk dalam jenis bunga
majemuk (inflorescence). Bagian yang menjulang (tongkol atau spadix) pada
bunga tersebut sebenarnya terdiri dari koloni bunga kecil. Bunga bangkai
mengalami 2 fase dalam hidupnya yang muncul secara bergantian dan terus
menerus, yaitu fase vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual). Bunga
bangkai dapat mencapai ketinggian sekitar 2 meter dengan rentang
mahkotanya mencapai 1-5 meter. Buahnya berwarna merah dengan biji pada
bagian bekas pangkal bunga.

Habitat : Tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan subtropis, pada


ketinggian 120 sampai 365 meter diatas permukaan laut.

Persebaran : Bunga bangkai tersebar mulai dari kawasan Afrika barat hingga ke
Kepulauan Pasifik, termasuk Indonesia.

Pemanfaatan : Bau busuk yang dikeluarkan oleh bunga bangkai, berfungsi menarik
kumbang dan lalat penyerbuk bunganya.

Informasi lainnya : Walaupun ukuran bunga bangkai lebih besar dari pada bunga
Raflesia, bunga bangkai bukan bunga terbesar, karena sebenarnya bunga
bangkai terdiri dari ribuan bunga kecil yang tumbuh pada batang yang
sama.

6. Calamus heteroideus

Nama Ilmiah : Calamus heteroideus

Nama Lokal : Rotan


Morfologi : Memiliki batang berbentuk bulat, batangnya beruas-ruas dan dibatasi
oleh buku-buku. Pada batang terdapat daun majemuk, dan pelepah daun yang
tumbuh menutupi ruas-ruas batang. Panjang, lebar dan bentuk daun juga
sangat bervariasi tergantung jenisnya. Daunnya memiliki duri-duri kecil
sebagai bentuk pertahanan diri. Daun ini umumnya tumbuh menghadap ke
dalam sebagai penguat mengaikatkan batang pada tumbuhan penopangnya
atau inangnya. Tumbuhan ini termasuk tumbuhan berbunga majemuk yang
terbungkus oleh seludang. Bunga jantan dan betina umumnya berumah satu.
Memiliki buah yang berbentuk bulat, buahnya memiliki siisk buah berbentuk
trapesium dan tersusun secara vertikal dari toksis buah.

Habitat : Rotan tumbuh di daerah yang beriklim subtropis maupun


tropis seperti Indonesia. Habitat tumbuhnya sendiri pada umumnya berupa
daerah tanah berawa, tanah kering hingga pegunungan. Tumbuhan ini
umumnya tumbuh pada daerah yang memiliki ketinggian 300-1000 mdpl.

Persebaran : Rotan merupakan tumbuhan khas daerah tropika karena banyak


ditemukan di daerah yang dekat dengan garis khatulistiwa. Tumbuhan ini
menyebar dari Afrika, India, Srilangka, Tiongkok bagian Selatan, Malaysia,
Pasifik bagian barat dan tentunya Indonesia.

Pemanfaatan : Batangnya yang sudah tua dapat dijadikan sebagai perabotan rumah
tangga. Sedangkan batang yang masih muda berwarna hijau dapat
dimanfaatkan sebagai sayuran bagi masyarakat Suku Dayak.

Informasi lainnya : Rotan yang siap dipanen memiliki beberapa ciri khusus, yaitu:
batangnya berwarna kuning, daunnya sudah gugur, durinya berwarna hitam atau
kuning kehitaman dan batangnya sudah tidak dibalut pelepah.

7. . Nama Spesies : Eucalyptus sp.


Nama Lokal :
Morfologi :
Daun majemuk, duduk daun berhadapan, tidak memiliki stipula, wangi
(aromatik).Eucalyptus urophylla tumbuh pada daerah dengan ketinggian 300 – 3.000
m di atas permukaan laut. Tinggi pohon dapat mencapai lebih dari 50 meter, diameter
batang dapat mencapai 2 meter, dengan tinggi bebas cabang dapat mencapai setengah
atau sepertiga dari tinggi total pohon. Daunnya relatif tipis, memanjang dengan ujung
daun yang meruncing. Jenis Eucalyptus dapat berupa semak, perdu dan pohon
mencapai ketinggian 100 meter. Batang umumnya bulat, lurus, tidak berbanir dan
sedikit bercabang. Pohon pada umumnya bertajuk sedikit ramping, ringan dan banyak
meloloskan cahaya matahari. Cabangnya lebih banyak membuat sudut ke atas,
jarang-jarang dan daunnya tidak begitu lebat.
Asal Koleksi : Australia
Habitat : Terrestrial
Persebaran: Dapat ditemukan hampir di seluruh Australia
Pemanfaatan : Untuk makanan koala.
Informasi Lainnya: Eucalyptus dapat tumbuh pada tanah yang dangkal, berbatu-
batu, lembab, berawa-rawa, secara periodik digenangi air, dengan variasi kesuburan
tanah mulai dari tanahtanah kurus gersang sampai pada tanah yang baik dan subur
DAFTAR PUSTAKA
The Eucalyptus of Califonia: Seeds of Good or Seeds of Evil? Santos, Robert. 1997
Denair, CA : Alley-Cass Publications
8. Coreopsis grandiflora Hogg ex Sweet Compositae
Klasifikasi
Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledones

Ordo : Asterales

Famili : Compositae
Genus : Coreopsis
Spesies : Coreopsis grandiflora

Persebaran : Amerika Utara

Gambar

Deskripsi
Coreopsis berasal dari dua kata Yunani Koris= bug" dan opsis=
buah."Memang, polong tanaman menyerupai bug.Coreopsis, Lenok atau Paris
kecantikan, asli bunga dari Amerika Utara, dalam budaya dikenal selama lebih dari
dua abad. Ada abadi dan tahunan coreopsis. Coreopsis grandiflora (Coreopsis
grandiflora), lanset (Coreopsis lanceolata), dan whorled (Coreopsis verticillata)
dianggap jangka panjang.Bunga memiliki warna kuning cerah. Di alam Coreopsis
grandiflora tumbuh di tanah kering berpasir.Ini fitur ukuran besar baik semak dan
bunga.Tanaman mencapai ketinggian 100 cm, semak kuat, silnovetvisty, daun yang
lebih rendah secara keseluruhan, atas - potong.Keranjang dengan diameter 6-8 cm.
Bunga dari lemon cahaya untuk coklat keemasan gelap.Bunga dari Juli hingga
September (Oktober).Tapi taman coreopsis ini berumur pendek.Dan beberapa tahun
kemudian spesimen baik bisa menghilang tanpa alasan yang jelas.

9. Melaleuca cajuputi Powell


Myrtaceae
Klasifikasi
Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledones

Ordo : Myrtales

Suku : Myrtaceae
Genus : Melaleuca
Spesies : Melaleuca cajuputi Powell

Persebaran : Asal dan distribusi geografis batas yang tepat dari berbagai alami Melaleuca
cajuputi tidak diketahui, seperti yang telah dibudidayakan di Asia selama
beberapa abad. Batas-batas perkiraan mencakup kisaran garis lintang dari 18 °
S 12 ° N dari tropis, Australia utara (Queensland, Northern Territory, Australia
Barat) melalui selatan-barat Papua Nugini, Indonesia, Malaysia ke Thailand
dan Vietnam |. Populasi alami Melaleuca cajuputi di Indonesia timur terjadi di
Kepulauan Maluku Buru, Seram dan Ambon. Melaleuca cajuputi telah ditanam
sejak 1926 di Jawa Tengah untuk produksi minyak.Juga ditanam di Malaysia.
(proseanet.org).

Gambar

Deskripsi
Tanaman kayu putih yang tingginya bisa mencapai 10 meter yang memiliki
Batang berkayu, bulat, kulit mudah mengelupas, bercabang, warna kuning
kecoklatan. Daun tunggal, bentuk lanset. Bunga majamuk, bentuk bulir, dan memiliki
buah berbentuk kotak.
Daun Melaleuca cajuputi memiliki antibakteri, sifat anti-inflamasi dan
anodyne dan digunakan secara tradisional terhadap rasa sakit, luka bakar, pilek,
influenza dan dispepsia. Minyak Cajeput diproduksi dari daun dengan destilasi uap.
Minyak adalah obat yang umum rumah tangga, terutama di Asia Tenggara, yang
digunakan secara internal untuk pengobatan batuk dan pilek, melawan kram perut,
kolik dan asma.

Tanaman ini oleh orang Indonesia, dikenal sebagai tumbuhan kayu putih,
dimana ekstrak daunnya bisa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan minyak kayu
putih yang berkashiat untuk obat masuk angin, dll. Kayu putih merupakan mangrove
asosiasi atau ikutan. Tanaman kayu putih yang tingginya bisa mencapai 10 meter ini
memiliki ciri-ciri morfologi sebagai berikut: 1. Batang berkayu, bulat, kulit mudah
mengelupas, bercabang, warna kuning kecoklatan 2. Daun tunggal, bentuk lanset,
ujung dan pangkal runcing,pada bagian tepi rata, permukaan berbulu,pertulangan
sejajar, warna hijau. 3. Bunga majamuk, bentuk bulir, panjang 7-8 cm, mahkota 5
helai, warna putih 4. Buah berbentuk kotak, beruang 3, tiap ruang terdapat banyak biji
(Tjitrosoepomo,2010).

10. Cinnamomum burmanni (Nees & T.Nees) Blume


Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermathophyta
Sub division : Angiospermae
Classis : Dicotyledonae
Ordo : Ranales
Famili : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Spesies : Cinnamomum burmannii (Ness.) Bl
Persebaran : Sumatra Utara
Gambar

Deskripsi
Pohon, tahunan, tinggi 10-15 m. Batang berkayu, dan berwarna hijau
kecoklatan. Daun tunggal, tersebar berbentuk lanset, daun berwarna merah keunguan
(muda), hijau tua pada permukaan atas dan hijau muda pucat pada permukaan bawah
(tua). Bunga majemuk, berbentuk malai aktinomorf, terletak di ketiak daun, berambut
halus dan berwarna putih kekuningan. Buah buni, bulat telur, berwarna hijau
(mentah), dan hitam (masak). Biji kecil, bulat telur, dan berwarna hijau (muda) dan
hitam (tua). Akar tunggang, dan berwarna coklat kotor.
Tinggi tanaman kayu manis berkisar antara 5 – 15 m, kulit pohon berwarna
abu-abu tua berbau khas, kayunya berwarna merah coklat muda. Daun tunggal, kaku
seperti kulit, letak berseling, panjang tangkai daun 0,5 – 1,5 cm, dengan 3 buah tulang
daun yang tumbuh melengkung. Bentuk daun elips memanjang, panjang 4 – 14 cm,
lebar 1,5 – 6 cm, ujung runcing, tepi rata, permukaan atas licin warnanya hijau,
permukaan bawah bertepung warnyanya keabu-abuan. Daun muda berwarna merah
pucat. Bunganya berkelamin dua atau bunga sempurna dengan warna kuning.
Ukurannya kecil. Kelopak bunga berjumlah 6 helai dalam dua rangkaian. Bunga ini
tidak bertajuk bunga. Benang sarinya besrjumlah 12 helai yang terangkai dalam empat
kelompok, kotak sarinya beruang empat. Persariann berlangsung dengan bantuan
serangga. Buahnya buah buni berbiji satu dan berdaging. Bentuknya bulat
memanjang. Warna buah muda hijau tua dan buah tua ungu tua. Panjang buah sekitar
1,3 – 1,6 cm, dan diameter 0,35 – 0,75 cm. Panjang biji 0,84 – 1,32 cm dan diameter
0,59 – ,68 cm (Kimball, 1999).
Kandungan Kimia :Kayu manis mengandung minyak atsiri, eugenol, safrole,
cinnamaldehyde, tannin, kaqlsium oksalat, damar, zat penyamak.
Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : Kayu manis memiliki efek farmakologis
sebagai berikut peluruh kentut (karminatif), peluruh keringat (diaforetik), antirematik,
meningkatkan nafsu makan (stomakik), menghilangkan sakit (analgetik). Sifat
kimiawinya pedas, sedikit manis, hangat dan wangi (Dartius, 1991).

11. Espostoa lanata (Kunth) Britton & Rose


Klasifikasi
Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledones

Ordo : Cariophylales

Famili : Cactaceae
Genus : Espostoa
Spesies : Espostoa lanata
Persebaran : Amerika

Gambar

Deskripsi
Kaktus Espostoa lanata memiliki sistem perakaran tunggang membentuk akar
cabang dan akar rambut. Batang kaktus ini mengandung banyak air atau
sukulen.bentuk batangnya bulat.
12. Echinocactus grusonii Hildm.
Klasifikasi

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledones

Ordo : Cariophyllales

Famili : Cactaceae
Genus : Echinocactus
Spesies : Echinocactus grusonii

Persebaran : Meksiko

Gambar
Deskripsi

Tanaman ini diameternya bisa mencapai 30 sentimeter. Usia hidupnya pun


tidak kalah mengagumkan, mampu bertahan sampai 20 tahun. Kaktus raksasa yang
ditanam di Cibodas sudah berusia 18 tahun. Golden Barrel hanya bisa hidup di daerah
bertemperatur tinggi. Minimum temperatur yang memungkinkan mereka hidup adalah
12o celcius dan harus diterangi dengan sinar matahari langsung. Tanaman ini hanya
bisa tumbuh di daerah panas atau tropis. Bunga yang bentuknya yang bulat dan besar
mirip dengan buah semangka, hanya ditumbuhi dengan duri-duri kecil dan di
pucuknya terdapat bulu berwarna kuning. Bulu kuning ini berasal dari bunga kaktus
yang berada di tengah lingkaran, berukuran empat sampai lima sentimeter. Bunga
yang biasa berkembang dari Maret sampai April ini hanya dihasilkan oleh tanaman
dewasa yang menerima sinar matahari dengan baik. Spesies ini tergolong tanaman
yang tumbuh lambat. Walau biasa hidup di tempat yang panas dan kering, Golden
Barrel tetap membutuhkan banyak air di saat-saat tertentu. Tumbuhan yang menjadi
salah satu ciri khas wilayah Amerika Tenggara ini bisa dikembangbiakkan dengan
cara menanam bijinya. Kaktus unik ini berasal dari Meksiko, dengan tempat tumbuh
yang banyak mengandung pasir dan batuan, serta curah hujan yang minim sekali. Tapi
kemudian, kaktus ini banyak juga ditemui di Texas dan beberapa negara Eropa.
Kaktus ini tergolong lamban tumbuhnya, sehingga harganyapun Terbilang
mahal, apalagi yang berukuran besar. Sebuah tanaman yang hanya berdiameter 40-50
cm, harganya ada yang mencapai 1,5 juta rupiah asal penampilannya prima dengan
duri-duri yang mengkilat dan sehat, tidak terserang hama penyakit. Lantaran inilah,
Golden Barrel masih jarang dimiliki orang, meski sebenernya punya banyak
penggemar. Cara memajang Golden Barrel ini bermacam-macam, tergantung selera
masing-masing. Kaktus berukuran kecil, kebanyakan ditanam dalam pot. Dan yang
berukuran besar akan lebih baik lagi kalau ditanam tanpa pot. Selain lebih indah dan
lebih menghemat tempat, perkembangan akarnyapun akan lebih leluasa meskipun
akar kaktus ini hanya sedikit. Dan yang terpenting, tanaman ini perlu sinar matahari
paling sedikit 4-6 jam setiap harinya.
SUMBER
https://anekaplanta.wordpress.com/2010/01/25/
13. Agave mitis var. albidior (Salm-Dyck) B.Ullrich
Asparagaceae
Klasifikasi
Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledones

Ordo : Asparagales

Famili : Asparagaceae

Genus : Agave
Spesies : Agave mitis
Gambar

Deskripsi
Agave mitis membentuk mawar hijau biru sampai kuning-hijau, berdaging
daun sampai 60 cm (2kaki) panjang. Daunnya memiliki duri cokelat lembut yang
hampir tidak mengesankan seperti ada pada agaves lainnya. Bunga-bunga menempel
erat pada batang yang membentuk kolom sempit yang jauh lebih kompak daripada
kebanyakan spesies genus lainnya. Bunga berwarna hijau masing-masing setinggi
sekitar 60 mm (2,4 inci).

14. Mangifera odorata Griff.


Anacardiaceae
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledones
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera odorata

Persebaran : Asal dan geografis distribusi KUWENI tidak pernah ditemukan di


alam liar. Asal pastinya masih belum diketahui. Spesies mungkin
merupakan bentuk hibrida antara Mangifera indica dan Mangifera
foetida. Hal ini umumnya dibudidayakan di Kalimantan, Sumatera
dan Jawa. Di Kalimantan itu sebagian besar terbatas pada daerah
dekat kota pesisir atau di sepanjang rute perjalanan, menunjukkan
pengenalan yang relatif baru. Hal ini juga ditemukan dalam
semenanjung Thailand, Sulawesi Selatan dan di Filipina di pantai
selatan Mindanao, di Kepulauan Sulu dan pulau-pulau tetangga.
Tampaknya akan sesekali dibudidayakan di Vietnam selatan, dan
pada Natal dan Kepulauan Guam.

Gambar

Deskripsi
Tumbuhan ini berbentuk pohon, batang berkayu, permukaan kasar,
percabangan simpodial. Arah tumbuh batang tegak lurus, arah tumbuh cabang ada
yang condong ke atas ada yang mendatar. Tanaman ini memiliki daun tidak lengkap
dan mempunyai daun tunggal.
Manfaat
Di Jawa jenis tepung yang terbuat dari kernel benih dan digunakan dalam
penyusunan makanan lezat seperti dodol (berdasarkan beras ketan) . Dalam
pengobatan tradisional, kulit direkomendasikan untuk aplikasi eksternal di hystero-
epilepsi, dalam bentuk senyawa seperti campuran kosmetik. Sebagaimana mangga,
kuweni juga populer sebagai tanaman pekarangan. Pohon ini ditanam terutama untuk
diambil buahnya, yang disukai orang karena keharumannya. Buah ini, manakala
masak, dimakan sebagai buah meja atau dijadikan campuran minuman. Mutu buah
kuweni bervariasi bergantung pada kultivarnya, yang dianggap paling baik ialah yang
baunya tak begitu menyengat, manis, dengan daging yang tak begitu berserat dan
banyak sari buahnya. Inti bijinya ditumbuk untuk dijadikan tepung, sebagai bahan
pembuatan makanan sejenis dodol. Kulit batang kuweni digunakan sebagai bahan
obat tradisional (Campbell, 2003).

15. Nama Ilmiah : Eucornis Autumnalis (Mill) Chitt

Nama Lokal :

Dokumen Pribadi,2017 Literatur

Eucomis autumnalis adalah musim gugur yang berganti musim panas. Batang
berukuran besar (berdiameter 8-10cm), bentuknya ovoid, dan memunculkan roset
daun besar berombak besar, luas, bertekstur lembut, berdaging, sekitar 12-35 cm x 6-
7,5 cm. Bunga nya adalah raceme silindris yang padat di tangkai yang kokoh, penuh
sesak dengan bunga hijau kekuningan hingga 125 warna hijau kekuningan dengan
seuntai daun seperti bracts di ujungnya. Infloresensi mendorong tinggi keseluruhan
tanaman sampai ± 50-60 cm. ucomis autumnalis dibagi menjadi tiga subspesies, yang
paling jelas dapat dibedakan oleh struktur peduncle (tangkai perbungaan) yang
berbentuk klub atau silindris: Eucomis autumnalis subsp. autumnalis , (silindris) syn.
Fritillaria autumnalis, Eucomis undulata , Persebaran nya di lereng gunung, di
padang rumput terbuka dan pinggiran hutan di Eastern Cape, Provinsi Limpopo,
Zimbabwe dan Malawi; Eucomis autumnalis subsp. clavata , (klub berbentuk atau
clavate) syn. Eucomis robusta, E. clavata , yang tumbuh di padang rumput terbuka
dan rawa-rawa di KwaZulu-Natal, Lesotho, negara bagian bebas, Mpumalanga,
Gauteng, Provinsi Limpopo, Provinsi West West dan Botswana; dan Eucomis
autumnalis subsp. amaryllidifolia , (Daun linier, peduncle berbentuk klub) syn.
Eucomis amaryllidifolia , yang tumbuh di antara bebatuan di lereng gunung di Free
State dan Eastern Cape bagian barat. Eucomis autumnalis adalah tanaman kebun yang
megah, sangat cocok untuk kantong di rockery, juga dapat digunakan dalam
kelompok di daerah herba, di perbatasan dinding di daerah beriklim dingin, ditanam
secara massal, dan dalam wadah besar. Bunga-bunga terlihat bagus selama
berminggu-minggu di kebun, dan bertahan selama satu atau dua minggu di dalam vas
bunga. Pembesaran buah juga dekoratif dan bisa disimpan hingga sebulan di vas
bunga.

Referensi

Leistner, OA (ed.), 2000, Pabrik benih di Afrika bagian selatan: keluarga dan genera,
Strelitzia 10., National Botanical Institute, Pretoria
Jackson, WPU, 1990, Asal Usul dan Makna Nama Genera Tanaman Afrika Selatan,
UCT Printing Dept, Cape Town.

16. Nama Ilmiah : Dietes Bicolor (Stued) Sweet ex Klart


Nama Loakl : yellow wild iris

Dokumen Pribadi, 2017 Literatur

Dietes bicolor membentuk rumpun daun berbentuk pedang tegak. Tanaman


dewasa berukuran sekitar 1m dan tinggi 1 m. Daunnya 1 sampai 2 cm, berwarna hijau
muda dan memiliki vena sentral ganda. Mereka diatur dalam kipas datar yang mirip
dengan anggota keluarga iris lainnya. Tanaman menyebar dengan cara batang
modifikasi (rimpang), yang berada di bawah permukaan tanah. Bunganya berdiameter
60 mm, rata, kuning muda dengan tanda coklat dan diproduksi di ujung tangkai bunga
bercabang. Bunga-bunga itu hanya bertahan satu hari, tapi karena begitu banyak
tunas yang dihasilkan, tanaman ini hampir selalu berbunga dari bulan Oktober sampai
Januari (musim semi dan musim panas). Buahnya berbentuk kapsul berbentuk kapang
kira-kira 25mm dengan diameter yang sebagian terbelah untuk melepaskan biji.
Persebaran Genus Dietes hanya ditemukan di Afrika Selatan dan di Pulau Lord
Howe di Laut Tasman antara Australia dan Selandia Baru. D. bicolor ditemukan
secara alami di wilayah Bathurst di Eastern Cape di Afrika Selatan. Genus Dietes
(wild iris) adalah pohon cemara abadi yang dulunya diikutsertakan dengan Moraea
(anggota keluarga iris lainnya) namun dipisahkan karena sifat pertumbuhannya.
Dietes tidak memiliki cacing seperti yang ditemukan di Moraea , namun memiliki
rimpang. Nama genus Dietes berasal dari bahasa Yunani yang berarti dua kali, dan
etes yang berarti associate, dan menarik perhatian pada posisi genus ini antara
Moraea dan Iris yang merupakan dua kerabatnya. Spesies nisan bicolor berarti
berwarna dua. Bunga Dietes bicolor terdiri dari tiga unit fungsional, masing-masing
terdiri dari tepal luar dan cabang gaya. Masing-masing unit ini harus dimasukkan
secara terpisah oleh serangga penyerbuk (mungkin lebah). Nektar disekresikan di
dasar masing-masing tepal luar. Ketika penyerbuk serangga mendorong dirinya di
antara cabang tepal dan gaya luar untuk mencari nektar, serbuk sari diendapkan di
punggungnya dan saat bergerak dari tumbuhan ke tanaman, ia menyebarkan serbuk
sari dari satu bunga ke bunga lainnya sehingga menghasilkan penyerbukan. Serangga,
pada gilirannya, menarik berbagai burung pemakan serangga ke kebun.

Family : Iridaceae
Tipe tanaman : ground cover
Bentuk tajuk :-
Ketinggian lokasi tumbuh : Dataran rendah, Dataran tinggi
Kelembaban : tinggi
Penyinaran : semi naungan, langsung
Kebutuhan air : intensif
Warna bunga : putih
Warna daun : hijau
Perbanyakan : pemisahan anakan
Kecepatan tumbuh : cepat
Referensi:
Eliovson, S. 1984. Bunga Liar di Afrika Selatan. Edisi ke 7, Pretoria:
Joffe, P. 2001. Berkebun Kreatif dengan Tanaman Asli: Panduan Afrika Selatan.
Pretoria: Briza.
17. Nama Ilmiah : Ilex Cornuta Lindle & Paxton
Nama Lokal :

Dokumen Pribadi, 2017


Ilex cornuta , yang biasa dikenal dengan Chinese holly atau horned holly ,
adalah semak evergreen yang tumbuh dengan cepat dan segar di keluarga tanaman
Aquifoliaceae . Ini berasal dari Cina timur dan Korea dan mencapai ketinggian sekitar
3 meter (9,8 kaki). Daunnya biasanya 5-spined (kadang-kadang 4), antara 3,5 cm dan
panjang 10 cm, lonjong dan utuh . Buahnya buah merah, yang lebih besar dari pada
Holly Eropa ( Ilex aquifolium ). Ilex cornuta dihargai secara hortikultura untuk
dedaunan persegi panjang yang menarik dan khas dan untuk buah beri merahnya yang
besar. Beberapa kultivar dan hibrida telah diperkenalkan oleh perdagangan
hortikultura, termasuk 'Burfordii' (compact and free-fruiting), 'Dazzler' (buah besar),
'Dwarf Burfordii' (sangat kompak), dan 'Nellie R. Stevens' (a hibrida dengan aku
aquifolium , sangat bebas berbuah). Ilex cornuta dan kultivarnya akan mentolerir
berbagai macam tanah dan akan tumbuh di bawah sinar matahari atau teduh.
18. Nama Ilmiah : Buxus Papilosa

Nama Lokal : Boksus


Perawakan nya perdu. Berdaun kecil percabangan yang rapat dan bentuk
batang yang indah, menjadikan penampilan pohon ini sungguh eksotis. Persebaran
nya di Inggris dan prancis. Mereka adalah tumbuhan cemara yang tumbuh lambat dan
pepohonan kecil, tumbuh setinggi 2-12 m (jarang 15 m). Daunnya berlawanan,
dibulatkan ke lanset, dan kasar; Mereka berukuran kecil pada kebanyakan spesies,
biasanya berukuran 1,5-5 cm dan lebar 0,3-2,5 cm, tapi panjangnya sampai 11 cm dan
lebar 5 cm pada B. macrocarpa . Bunganya kecil dan berwarna kuning-hijau,
monoecious dengan kedua jenis kelamin hadir di tanaman. Buahnya adalah kapsul
kecil panjangnya 0,5-1,5 cm (sampai 3 cm pada B. macrocarpa ), mengandung
beberapa biji kecil. Bentuknya mirip seperti tanaman bonsai, daunnya yang
mengelilingi tangkai-tangkai batang pun relatif kecil, tanaman yang hanya setinggi 30
sampai 40 centimeter ini berumur sekitar 15 tahun dan berharga Rp 3,5 juta
pertanamannya dan hanya satu tanaman ini yang dipajang.

19. Nama Ilmiah : Cestrum Noctunum


Nama Lokal : Sedap Malam

Perawakan Perdu, tinggi 1,3-4 m. Daun bertangkai, memanjang bulat telut dengan
ujung yang meruncing pendek, berukuran 5-12 kali 2-4 cm, yang tua gundul dengan
tepi agak meringgit atau berombak. Bunga dalam tandan diketiak, yang terkumpul
lagi menjadi malai ujung yang berdaun panjang. Kelopak gundul, bentuk lonceng
dengan 5 gigi kecil, tidak sama. Bunganya berwarna hijau putih kekuningan dan
mekar pada malam hari mengeluarkan aroma wangi dan manis. Oleh karena itu di
negara-negara Barat arumdalu disebut sebagai night blooming jasmine, night
blooming cestrum, night blooming jessamine, disamping istilah populer lady of the
night atau queen of the night. Mahkota bentuk terompet sempit, tabung lingkaran 2
cm panjangnya, taju lebar bentuk lanset, sisi luar berambut pendek rapat. Tangkai sari
berambut pada pangkalnya, tertancap pada tiga perempat dari tinggi tabung. Bakal
buah bentuk bola, gundul. Tankai putik bentuk benang. Buah buni pendek bentuk
ellips. Berbunga berselang - selang. Persebaran nya di Jawa, Bali, Sumatera,
Kalimantan, Maluku, Papua dan Sulawesi (tersebar keseluruh Indonesia)Cestrum
Nocturnum adalah tanaman bunga aromatik yang aromanya sangat kuat bila mekar
malam hari. Bunga ini unik hanya mekar malam hari,siang hari akan menutup,
demikian begitu sampai bunga akhirnya gugur. Bila menemukan bunga ini mekar
siang hari tetap tidak beraroma, Bibit ukuran A. 70-80cm dari cangkok siap bunga

20. Nama Ilmiah : Orchidaceae


Nama Lokal : Anggrek

Bunga anggrek terdiri dari : Kelopak (sepal), Mahkota (petal), Lidah


(Labelum), Bakal buah, dibentuk oleh penyatuan putik dan benangsari. Sepal yang
dimiliki anggrek terdiri atas tiga helai dan si sela-sela sepal terdapat dua helai petal.
Sedangkan labelum atau lidah bunga merupakan modifikasi dari petal. Bentuk buah
anggrek berbeda-beda sesuai dengan jenisnya. Buah anggrek
merupakan lentera atau capsular yang memiliki 6 rusuk. Tiga diantaranya merupakan
rusuk sejati dan yang tiga lainnya adalah tempat melekatnya dua tepi daun buah yang
berlainan. Di tempat bersatunya tepi daun buah tadi dalam satu buah anggrek sebesar
kelingking terdapat ratusan ribu bahkan jutaan biji anggrek yang sangat lembut dalam
ukuran yang sangat kecil. Biji-biji anggrek tidak memiliki endosperm sebagai
cadangan makanan , sehingga untuk perkecambahannya dibutuhkan nutrisi yang
berfungsi untuk membantu pertumbuhan biji. Perkecambahan di alam sangat sulit jika
tanpa bantuan fungi (jamur) yang disebut mikoriza yang bersimbiosis dengan biji-biji
anggrek tersebut. Dalam kondisi lingkungan yang sesuai, hifa atau benang dari
mikoriza akan menembus embrio anggrek melalui sel-sel suspensor. Kemudian fungi
tersebut dicerna sehingga terjadi pelepasan nutrisi sebagai bahan energi yang
digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan perkecambahan biji-biji
anggrek.Helaian daun anggrek berdaging berwarna hijau tua. Permukaan daun
dilapisi kutikula (lapisan lilin) yang dapat melindungi dari serangan hama dan
penyakit. Kedudukan daun tersusun secara berjajar berselingan.Daun anggrek
memiliki ciri khas bertulang daun sejajar. Sedangkan bentuknya berbeda-beda, ada
yang memanjang dan ada yang membulat tergantung pada spesies . Tipe daun
menunjukkan keadaan habitat anggrek. Batang anggrek yang menebal merupakan
batang semu yang dikenal dengan istilah pseudobulb (pseudo=semu, bulb=batang
yang menggembung), berfungsi sebagai penyimpan air dan makanan untuk bertahan
saat keadaan kering (Bose dan Battcharjee, 1980).Akar anggrek berbentuk silindris
dan berdaging, lunak, mudah patah denagn ujung akar yang meruncing licin dan
sedikit lengket. Dalam keadaan kering akar akan tampak berwarna putih keperak-
perakan pada bagian luarnya dan hanya pada bagian ujung akar saja yang berwarna
hijau atau tampak agak keunguan. Akar yang telah tua menjadi coklat dan kering,
kemudian akan digantikan oleh akar yang baru.Akar pada anggrek berfungsi untuk
mengambil, menyerap, dan mengantarkan zat hara ke seluruh bagian tanaman. Fungsi
lain dari akar adalah menempelkan dirinya pada tempat atau media tumbuh.

21. Caladium sp (Araceae)

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Arales
Famili : Araceae
Genus : Caladium
Spesies : Caladium sp.
Deskripsi :
Caladium sp. merupakan herba tahunan, daun berukuran besar, berbentuk
hati, ditopang oleh pelepah yang panjangnya 30 cm atau lebih, warnanya
beragam, ada yang putih kehijauan dengan tulang daun hijau, ada yang hijau
di tepi dan merah menyala di tengahnya, ada yang hijau di tepi dan tengahnya pink
dibayangi putih, dan lain-lain. Batang biasanya tumbuh horizontal seperti umbi
kentang atau umbi famili Zingiberaceae (Prihmantoro, 1997). Daun Caladium ada
yang berbentuk hati, bulat, panjang, seperti daun bambu, dan daun ganda.
Sedangkan daunnya memiliki warna dasar merah, kuning,
hijau, putih, emas, dan ungu. Masing-masing warna
memiliki variasi yang berbeda, misalnya merah tua, merah
terang, merah pudar, atau merah pucat. Di samping
warna dasar, umumnya dalam satu daun Caladium juga
terdapat satu atau beberapa warna lain. Warna daun
Caladium yang masih muda umumnya berbeda dengan
Caladium yang sudah dewasa. Corak daun Caladium bisa
berupa titik, bulat, bergaris, atau bentuk yang tidak beraturan dengan jumlah
dan ukuran yang bervariasi (Yuliarti, 2008). Habitat : Caladium secara
alami tumbuh di hutan-hutan tropis yang rindang, subur, dan lembab. Lokasi
tumbuhnya antara lain di pinggir sungai, di bawah pohon besar, dan tempat-tempat
berongga yang lembab pada ketinggian 0-1000 m dpl. Tanaman ini menyukai
suhu 21-31oC. pada suhu di bawah 15oC Caladium akan mati secara perlahan-
O
lahan dan pada suhu diatas 32 C umbinya akan tumbuh menciut.Persebaran :
Menurut Yuliarti (2008), Caladium berasal dari hutan Amazon serta kawasan
Amerika Selatan yang berikilim tropis seperti Argentina, Brazil, Peru, Kolombia, dan
Venezuela. Walaupun berasal dari Benua Amerika, budidaya Caladium untuk pertama
kalinya dilakukan di Benua Eropa pada tahun 1700-an. Amerika sendiri baru memulai
membudidayakan Caladiumpada awal abad ke-20. Selain di Eropa dan Amerika
Caladium juga dibudidayakan di Thailand, Cina, dan Indonesia.Pemanfaatan :
Tanaman hias.

22. Eucomis autaminalis (Asparagaceae)

Kingdom : Plantae

Clade : Angiosperms
Clade : Monocots

Order : Asparagales

Family : Asparagaceae

Subfamily : Scilloideae

Genus : Eucomis

Species : E. Autumnalis

Deskripsi :
Eucomis autumnalis adalah musim gugur yang berganti musim panas.
Bumbunya berukuran besar (berdiameter 8-10cm), bentuknya ovoid, dan
memunculkan roset daun besar berombak besar, luas, bertekstur lembut, berdaging,
sekitar 12-35 cm x 6-7,5 cm. Perbungaannya adalah raceme silindris yang padat di
tangkai yang kokoh, penuh sesak dengan bunga hijau kekuningan hingga 125 warna
hijau kekuningan dengan seuntai daun seperti bracts di ujungnya. Infloresensi
mendorong tinggi keseluruhan tanaman sampai ± 50-60 cm.Habitat :Padang rumput,
rawa rawa, pinggiran hutan dan lereng gunung. Persebaran : Eucomis autumnalis
subsp. autumnalis , (silindris) syn. Fritillaria autumnalis, Eucomis undulata , yang
terjadi di lereng gunung, di padang rumput terbuka dan pinggiran hutan di Eastern
Cape, Provinsi Limpopo, Zimbabwe dan Malawi; Eucomis autumnalis subsp. clavata
, (klub berbentuk atau clavate) syn. Eucomis robusta, E. clavata , yang tumbuh di
padang rumput terbuka dan rawa-rawa di KwaZulu-Natal, Lesotho, negara bagian
bebas, Mpumalanga, Gauteng, Provinsi Limpopo, Provinsi West West dan Botswana;
dan Eucomis autumnalis subsp. amaryllidifolia , (daun linier, peduncle berbentuk
klub) syn. Eucomis amaryllidifolia , yang tumbuh di antara bebatuan di lereng gunung
di Free State dan Eastern Cape bagian barat.
Pemanfaaatan : Dijadikan obat di Afrika Selatan. Decoctions dari bola lampu di air
atau susu biasanya diberikan sebagai enema untuk pengobatan sakit punggung rendah,
untuk membantu pemulihan pasca operasi, dan untuk membantu penyembuhan patah
tulang. Decoctions juga digunakan untuk berbagai penyakit, termasuk penyakit
kencing, sakit perut, demam, kolik, perut kembung, mabuk dan sifilis, dan untuk
memudahkan persalinan. Subspesies clavata juga digunakan untuk batuk dan penyakit
pernafasan, biliousness, lumbago, kelainan darah, penyakit kelamin dan untuk
mencegah kelahiran prematur. Beberapa homoisoflavon ditemukan di Eucomis
autumnalis , dan flavonoid dikenal karena tindakan anti-inflamasi dan
antispasmodiknya. Ini juga mengandung beberapa triterpenoid steroid dan mereka
diketahui bermanfaat dalam terapi luka.
23. Buxus papillosa (Buxaceae)

Kingdom : Plantae
Clade : Angiosperms
Clade : Eudicots
Order : Buxales
Family : Buxaceae
Genus : Buxus
Spesies : Buxus papillosa

Deskripsi :
Tumbuhan cemara yang tumbuh lambat dan
pepohonan kecil, tumbuh setinggi 2-12 m (jarang 15 m).
Daunnya berlawanan, dibulatkan ke lanset, dan kasar;
Mereka berukuran kecil pada kebanyakan spesies, biasanya
berukuran 1,5-5 cm dan lebar 0,3-2,5 cm, tapi panjangnya
sampai 11 cm dan lebar 5 cm pada B. macrocarpa .
Bunganya kecil dan berwarna kuning-hijau, monoecious
dengan kedua jenis kelamin hadir di tanaman. Buahnya
adalah kapsul kecil panjangnya 0,5-1,5 cm (sampai 3 cm pada B. macrocarpa ),
mengandung beberapa biji kecil.
Habitat :Hutan topis dan sub tropis.
Persebaran :Berasal dari Eropa barat dan selatan, barat daya, selatan dan timur Asia,
Afrika, Madagaskar, paling utara Amerika Selatan, Amerika Tengah, Meksiko dan
Karibia, dengan mayoritas spesies tropis atau subtropis; hanya Eropa dan beberapa
spesies Asia yang beku -toleran. Pusat keragaman terjadi di Kuba (sekitar 30 spesies),
China (17 spesies) dan Madagaskar (9 spesies).
Pemanfaaatan :Sebagai kayu ukir, Kayu salib dan alat music.
24. Ixora grandifolia (Rubiaceae)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Ixora
Spesies : Ixora grandifolia
Deskripsi :
Batang : tegak, berkayu bulat, percabangan simpodial, putih kotor. Daun :
tunggal, lonjong, pangkal meruncing, tepi rata, ujung runcing, pertulangan daun
menyirip. bunga : majemuk, berwarna merah, berkelamin dua, kelopak bentuk
corong, benang sari 4, kepala sari melekat pada mahkota. akar : tunggang, berwarna
cokelat.
Habitat :Hidup di tempat terbuka, walaupun bisa juga difungsikan sebagai tanaman
hias dalam ruangan (indoor).
Persebaran :Tanaman ini berasal dari daerah Asia Tropis. Bahkan disinyalir ada
yang menyebutkan berasal dari negara Indonesia. Namun sejauh ini belum teruji
kebenarannya, yang pasti dengan ditemukannya jenis bunga soka kuno yaitu Ixora
javanica di pulau Jawa telah cukup menjadikannya alasan mengapa tanaman tersebut
berasal dari negara kita. Dugaan kuat mengenai asal usul tanaman ini lebih cenderung
kepada negara India dan China, dimana di dua negera tersebut memiliki beragam jenis
tanaman Soka. Penyebaran tanaman Soka ke seluruh wilayah negara bisa jadi tidak
terlepas dari peran para pendeta beragama Hindu yang membawanya kemana dia
pergi termasuk salah satunya ke negara kita. Perlu diketahui pula bahwa ini ada
hubungannya dengan kepercayaan umat Hindu terhadap bunga Soka dimana bunga ini
merupakan simbol hidup bersuka hati, sehingga sering digunakan sebagai sesaji untuk
persembahan dewa Siwa dan Wisnu.Bunga soka awalnya hanya sebagai tanaman liar
type perdu.
Pemanfaaatan :Difungsikan sebagai tanaman hias dalam ruangan (indoor). Selain
itu, rumpun bunga soka sering digunakan oleh sebagian masyarakat untuk bunga
tabur. Sebagai bunga tabur, bunga soka sering dicampur dengan bunga mawar, bunga
melati, bunga kenanga, bunga kanthil, dsb. Bunga tabur merupakan bunga yang
dipakai oleh sebagian masyarakat untuk ditaburkan di tempat-tempat tertentu,
misalnya di makam atau untuk kegiatan ritual tertentu.
25. Piracantha fortuneana (Rosaceae)

Kingdom : Plantae
Clade : Angiosperms
Clade : Eudicots
Clade : Rosids
Order : Rosales
Family : Rosaceae
Genus : Pyracantha
Species : P. fortuneana
Deskripsi :
Dapat tumbuh setinggi 4,5 meter (15 kaki) dan telah memberikan banyak
variasi minat hortikultura. Tinggi yang serupa adalah firethorn narrowleaf ( P.
angustifolia ), firethorn Gibb ( P. atalantioides ), dan firethorn Cina ( P. fortuneana ),
semuanya berasal dari China dan beruang kelompok buah kirmizi. Firethorn Formosa
( P. koidzumii ), dari Taiwan, bercabang padat, dengan ranting merah ungu muda dan
buah jeruk nipis. The Himalaya, atau Nepal, firethorn ( P. crenulata ) tumbuh setinggi
6 meter (19 kaki) dan bisa dilatih sebagai pohon kecil.
Habitat :Daerah kering, tropis.
Persebaran :Berasal dari Eropa tenggara dan Asia
Pemanfaaatan :Ditanam sebagai tanaman hias untuk buahnya yang mencolok;
Mereka sering digunakan sebagai pagar tanaman dan dapat dijadikan tumpuan (untuk
tumbuh rata di dinding dan pagar)
26. Zamia angustifolia jaca (Zamiaceae)

Kingdom : Plantae
Division : Cycadophyta
Class : Cycadopsida
Order : Cycadales
Family : Zamiaceae
Genus : Zamia
Species : Z. angustifolia
Deskripsi :
Florida arrowroot adalah pohon cemara hijau yang menghasilkan mahkota dari
2 - 15 daun pakis seperti 20 - 100cm dari batang biasanya di bawah tanah dan umbi
berdiameter 3 - 10cm, kadang-kadang sampai 25 cm
Habitat :Buka daerah pesisir dan bukit pasir; pinelands; tutup tempat tidur gantung
ek oak; hutan tropis. Hal ini paling sering ditemukan di tanah di atas batu kapur dan di
pasir dekat permukaan laut atau pada pinelands kering yang terkena kebakaran hutan
periodik
27. Nama Ilmiah : Agathis bornensis

Nama lokal : Pohon Damar


(Dokumen Pribadi, 2017)

Klasifikasi
Kindom : Plantae
Divisi : Coniferophyta
Kelas : Pinopsida
Ordo : Pinales
Famili : Araucariaceae
Genus : Agathis
Spesies : Agathis borneensis Warb
Morfologi : Kulit batang abu-abu muda hingga coklat kemerahan, mengelupas
dalam serpihan besar tipis, berbentuk tidak beraturan, biasanya bopeng karena
resin. Kayu gubal keputih-putihan hingga kecoklatan, kadang bersemu merah
jambu tanpa teras yang jelas. Daun dewasa berhadapan, bundar telur, panjang 6 – 8
cm, lebar 2 – 3 cm, pangkal daun membaji, ujung runcing, banyak tulang daun
sejajar. Bunga jantan dan betina berada pada tandan berbeda, pada pohon yang
sama (berumah satu). Kerucut betina berbentuk elips hingga bundar berukuran 6–
8,5 x 5,5–6,5 cm terdiri dari sayap berukuran 30–40 x 20–25 mm, berbentuk
segitiga kasar, batas bagian ujung membulat, sisinya rata, panjang 3–4 cm,
diameter melintang 10 mm. Tangkai dari kelompok atau sebagian kerucut jantan
memanjang hingga 4 mm, bersifat permanen atau menyatu dengan dasarnya
diameter melintang microsporophyl berukuran hingga 2 mm, bagian ujung
membulat.
Habitat: Tanaman ini tumbuh di hutan primer seperti, di kawasan Hutan
Lampung, Sumatera Selatan, Sulawesi, Kalimantan dan Papua.
Persebaran: Di Indonesia penyebarannya cukup luas yaitu Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku dan Papua. Tinggi hingga 65 m, diameter banir, cabang besar
sering mencuat ke atas, tidak beraturan.
Pemanfaatan: Kayunya bernilai tinggi terutama digunakan untuk pertukangan,
pulp dan kayu lapis termasuk kelas awet IV dan kelas awet III, berat jenis kayu ±
0,49. Selain itu pohon agathis menghasilkan damar (kopal), kecuali A.
phillipinensis. Kopal tersebut digunakan untuk cat, vernis spiritus, plastik, bahan
sizing, pelapis tekstil, bahan water proofing, tinta cetak, dan sebagainya. Tanaman
ini juga biasa dimanfaatkan sebagai pembungkus kabel dilaut atau tanah.
Informasi Lainnya: Tanaman Agathis ini umumnya disebut damar, atau dalam
bahasa Maori disebut kauri, adalah genus dari 21 spesies pohon yang berdaun
sepanjang tahun dari famili konifer purba Araucariaceae. Meskipun dahulunya
menyebar luas selama periode Jurasik, sekarang mereka hanya ditemukan di
daerah yang lebih kecil di belahan Bumi selatan. Pohon-pohon ini bercirikan
batang yang sangat besar dan percabangan sedikit atau tidak pada beberapa bagian
ke atas. Pohon muda biasanya berbentuk kerucut hanya saat dewasa tajuknya
menjadi lebih membulat atau tidak beraturan.
Sumber:

Soerianegara, I. 2002. Agathis Salisb.dalam I. Soerianegara dan RHMJ. Lemmens


(eds.). Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 5(1): Pohon penghasil kayu
perdagangan yang utama. Hal. 68-78. PROSEA – Balai Pustaka. Jakarta. ISBN
979-666-308-2.

28. Nama Ilmiah : Ixora javanica

Nama lokal : Soka Jawa


(Wahyu, 2003)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Family : Rubiaceae
Genus : Ixora
Spesies : Ixora javanica
Morfologi: Batang berwarna coklat agak kehijauan dan tingginya bisa mencapai
120 cm. Tanaman ini biasa hidup membentuk semak. Batang soka jawa benbentuk
bulant dan berkulit. Struktur anatomi batang soka jawa terdiri dari epidermis, xilem,
floem, kambium dan empulur. Batang tumbuhan khas Jawa ini tumbuh lurus menuju
atas serta memiliki tangkai. Setiap tangkai mendukung banyak daun yang tersusun
secara berhadap-hadapan dan selang-seling. Bagian daun soka jawa terdiri dari
tangkai dan helaian daun. Setiap tangkai daun hanya mendukung satu helaian saun
saja sehingga disebut daun tunggal. Daun soka jawa tersusun secara berpasangan dan
saling berhadapan. Panjang helaian daun antara 10 cm hingga 12 cm. Bentuk helaian
daun soka jawa adalah oval atau hampir oval dengan pangkal daun tidak bertoreh.
Tepi daun soka jawa tidak bergerigi tetapi rata dan permukaan daunnya mengkilap
disertai warna daun yang hijau. Semakin tua daun, maka warna hijaunya semakin tua.
Ujung daun tanaman ini berbentuk tumpul. Bagian bunga soka jawa terdiri dari
kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, kepala sari dan tangkai bunga. Bunga
tumbuhan jenis soka ini terletak di bagian apikal tanaman yaitu bagian ujung
tanaman. Warna mahkota bunga adalah merah agak orange. Ukuran calyx dapat
mencapai hingga 3 mm. Bunga pada tanaman soka jawa ini berkumpul menjadi satu
pada bagian pucuk-pucuk tanaman. Mahkota bunga berjumlah empat dan tersusun
memutar serta diameter mahkota bunga atau corolla dapat mencapai hingga 2,5.
Bagian mahkota bunga pada tanaman ini terdapat suatu ruang kecil seperti tabung
sempit. Bunga soka jawa memiliki waktu mekar yang cukup lama yaitu mulai dari
bulah Mei hingga September. Bunga soka jawa banyak menarik kupu-kupu.
Habitat : Bunga soka jawa hidup di daerah dengan iklim tropis. Tumbuhan ini
membutuhkan pencahayaan yang cukup intensif dan pengairan yang cukup. Air yang
digunakan untuk mengairi juga bukan sembarang air. Air untuk mengairitanaman ini
harus tanpa kadar kapur. Tanaman khas jawa ini juga memerlukan kelembaban
dengan kadar suhu kamar.
Persebaran: Walaupun memilikinama javanica dinama ilmiahnya, soka jawa dapat
ditemukan juga di Kalimantan dan Sulawesi,selain Pulau Jawa.
Pemanfaatan: Tanaman ini sering digunakan sebagai tanaman penghias tanaman dan
sebagai tanaman pagaryang dapat dibentuk.
Informasi Lainnya: Bunga soka jawa adalah bunga yang ada di pulau jawa. Bunga
ini banyak ditemukan dipemukiman warga. Bunga ini adalah salah satu angggota dari
suku “Rubiaceae”.
Sumber:
Syamsuhidayat, Sugati S., dan Hutapea, J.R.1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesi.
Edisis ke-2, Departemen Kesehatan RI Bagian Penelitiandan Pengembangan
Kesehatan. Jakarta.
Tjitrosoepomo, G. 1994. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : GadjahMada University
Press.

29. Nama ilmiah : Magnolia x alba

Nama lokal : Campaka Putih


(Rita, 2006)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Magnoliales
Family : Magnoliaceae
Genus : Magnolia
Spesies : Magnolia x alba
Morfologi : Tanaman cempaka putih adalah tanaman pohon dan berkayu dengan
ketinggian mencapai kira-kira 30 meter. Daun tanaman cempakaputih adalah daun
tunggal, letaknya berselang-seling atau spiral dan kadangbercuping. Bagian tepi daun
merata dan daun penumpu menyelubungi kuncup daun. Bentuk daun cempaka putih
menyerupai bulat oval memanjang dengan bagian pangkal dan ujungdaun meruncing.
Perbungaan tanaman cempaka putih yaitu bunga tunggal yang terminal, biseksual,
aktinomorp dengan reseptakulum yang memanjang. Daun tendanya berjumlah 6
hingga banyak, terlihat jelas, kadang 3 tenda terluat termodifikasi seperti daun
kelopak dan menyirap. Benang sarinya berjumlah banyak dengan tangkai sari tebal
dan pendek, dan serbuk sari monosulkat.
Habitat : Habitat tumbuhan ini meliputi daerah beriklim tropis pada dataran rendah
hingga ketinggian mencapai 1.600 meter dpl.
Persebaran: Pohon cempaka putih tersebar mulai daratan Asia beriklim tropis
hingga beberapa pulau dikawasan Pasifik. Di Indonesia, tanaman ini yang menjadi
flora identitas provinsi Jawa Tengah ini tersebar hamper di seluruh wilayah Indonesia.
Pemanfaatan: Tanaman cempaka putih ini juga sering dimanfaatkan sebagai
tanaman hias, tanaman penghijauan, atau pohon peneduh di tepi jalan. Selain itu juga
tanaman ini banyak digunakan pada upacara perkawinan terutama sebagai hiasan
sanggul dan keris. Selain itu juga bunga cempaka putih juga digunakan pada upacara
kematian dan tabur bunga (nyekar).
Informasi Lainnya: Bunga cempaka putih biasa juga disebut bunga kantil. Dalam
bahasa Jawa, kantil berartimenggantung seperti halnya bunga ini. Bunga kantil
mempunyai makna ritual “kemantil kantil” yang berarti selalu ingat dimanapun
berada danselalu mempunyai hubungan yang erat sekalipun sudah berbeda alam.
Sumber:
B.Hurlock, Elizabeth. 2009. Perkembangan Anak dan Remaja Jilid Kesatu. Jakarta :
Grasindo.
Ratnasari, Juwita. 2007. Tanaman Hias Bunga. Depok : Penebar Swadaya

30. Nama Ilmiah : Dracaena angustifolia

Nama Lokal : Tanaman Suji

(Wahyuni, 2013)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo :Asparagales
Famili : Asparagaceae
Genus : Dracaena L
Spesies : Dracaena angustifolia
Morfologi: Tanaman suji adalah jenis tanaman perdu yang berumur tahunan.
Tanaman suji mempunyai akar yang berupa akar tunggang dan berwarna putih.
Tanaman suji adalah tanaman perdu yang tumbuh tegak atau pohon kecil dengan
tinggi yang mencapai 6 sampai 8 meter. Batang tanaman suji berkayu dan beralur
melintang sertawarnanya putih kotor. Tanaman suji memiliki daun yang berbentuk
seperti pita atau lanset dengan ujungnya sangat meruncing. Daun suji ini adalah daun
tunggal yang letaknya selang-seling dan bagian tepi daun merata. Pangjal daun
memeluk batang dan panjang daunnya sekitar 16 sampai 20 cm dengan lebar 3 sampai
4 cm. pertulangan daun suji sejajar dan warna daun hijau tua. Tanaman suji
mempunyai perbungaan yang berbentuk malai atau tandan dengan panjang lebih dari
75 cm.bunga suji berwarna kuning keputh-putihan atau putih keunguan. Bunga
tanaman suji adalah bunga majemuk yang terletakdi bagian ujung cabang tanaaman.
Buah suji berbentuk membulat dengan 3 cuping dan berdiameter 1,5 sampai 2,5 cm.
buah ini berwarna hijau hingga jingga terang dan memiliki biji yang berbentuk bulat
dan berwarna putih bening. Biji suji ini berjumlah sekitar 1 sampai 3 biji.
Habitat : Habitat daun suji yang berada dalam daerah yang memilki kelembaban
tinggi dengan intensitas cahaya matahari yang sedang dan sangat cocok hidup di
taman dan tanah belakang rumah. Suji tumbuh hingga ketinggian 1000 m dpl dan
menyukai daerah pegunungan atau dekat aliran air (sumur, sungai kecil). Tanaman ini
sudah banyak ditanam dipekarangan rumah penduduk dengan potongan rimpangnya
atau di tanam sebagai pagar hidup, namun belum ditanam dalam skala besar atau
perkebunan.
Persebaran: Tanaman suji tumbuh tersebar dari India, Birma (Myanmar), Indo-Cina,
Cina bagian selatan, Thailand, Jawa, Filipina, Sulawesi, Maluku, New Guinea dan
Australia bagian utara.
Pemanfaatan: Tanaman ini dikenal karena daunnya yangs erring dimanfaatkan
sebagai pewarna hijau bagi makanan. Daun suji berwarna hijau lebih pekat dari pada
daun pandan wangi. Selain sebagai pewarna makanan, tanaman ini juga digunakan
sebagai tanaman hias yangs erring ditanam dihalaman rumah. Akar tanaman suji
sering dimanfaatkan sebagai obat yang berkhasiat mengobati leukimia.
Informasi Lainnya: Di Maluku, dekoksi dari akar tanaman suji digunakan untuk
mengatasi gonorhoe, daunnya digunakan sebagai obat luar untuk mengatasi beri- beri
dan getah daun digunakan untuk menebalkan rambut. Daunnya juga digunakan untuk
mewarnai minyak sayur dan menghijaukan makanan serta getah daunnya digunakan
sebagai zat warna untuk mengecat. pucuk yang direbus dari tanaman Pleomele
angustifolia dimakan sebagai sayuran. Tanaman ini terkenal sebagai tanaman hias dan
sebagai tanaman pagar.
Sumber:
Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta.
Gajah Mada University Press.

31. Nama Ilmiah : Anthurium andreanum

Nama lokal : Anthurium\

(Dokumen Pribadi, 2017)


Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Alismatales
Famili : Araceae
Genus : Anthurium
Spesies : Anthurium andreanum
Morfologi: Tanaman anthurium mempunyai batang yang tidak terlihat karena
terbenam didalam tanah atau media tanam. Jika sudah dewasa, batang anthurium akan
berkembang dan mebesar menjadi bonggol. Batang anthurium berbuku-buku, tidak
berkayu dan cenderung berair. Tanaman anthurium memilki susunan daun yang
kompakdan tebal serta kaku. Bentuk daunnya bermacam-macam mulai dari berbentuk
seperti jantung, lonjong, lancip dan memanjang. Ujung daun meruncing serta
pertulangan daun besar dan menonjol. Permukaan daun mengkilap dan terdapat gurat
yang terlihat jelas, panjang daun anthurium ini sekitar 10 sampai 30 cm. Tanaman
anthurium memiliki bunga berumah satu, yaitudalam satu bunga terdapat sel gamet
betina dan sel gamet jantan. Bunga anthurium ini terdiri dari tangkai, mahkota dan
tngkol, kemudian semua bunga ini menjadi satu kesatuan membentuk layaknya ekor.
Bunga jantan ditandai dengan keberadaan benang sari sedangkan bunga betina
ditandai dengan lendirnya. Putik dan tepung sari menempel di tongkol. Tanaman
anthurium memiliki buah yang berbentuk bulat dan menempel di tongkol. Buah
anthurium muda berwarna hijau dan buah matangnya berwarna merah.
Habitat : Dialam anthurium mudah tumbuh pada media batang pepohonan yang
telah membusuk atau tumbuh dipepohonan dan bersifat epifit.
Persebaran: Anthurium berasal dari Amerika Selatan di jumpai di Columbia, Andes
dan Hawaii.
Pemanfaatan: Anthurium andreanum dimanfaatkan sebagaitanaman hias pot maupun
bunga potang berbunga menarik, ditanam dikebun botani, koleksi-koleksipribadi dan
di kebun-kebun komersial. Bentuk dan bunganya sangat dekoratif, atrajtif dan
menawan.
Informasi Lainnya: Bailey (1935) melaporkan bahwa A. andreanum mempunyai
beberapavarietas diantaranya : album (spathe putih), rhodocbilum (spathe
bergelombang dan berwarna hijau terang), rasum (merah muda mengkilap),
salmanum (berwarna salmon) dan sanguinum(merah tua gelap). Menurut Bailey
bahwa varietas-varietas alami tersebut berasal dari A andreanum sebaga salah satu
tetuanya.
Sumber:
Geier, T. 1990. Anthurium. In. P.V. Ammirato, D.A. Evans, W.P. Sharp. And Y.P.S.
Bajaj (Ed.). Handbook of Plant Cell Culture, Ornamnetal Species. Mc Graw Hill.
New York. 5: 228-252.
32. Nama Ilmiah : Holmskioldia sanguinea

Nama lokal : Bunga topi

(Dokumen Pribadi, 2017)


Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Phylum : Spermatophyta
Class : Dicotyledonae
Order : Lamiales
Family : Lamiaceae
Genus : Holmskioldia
Species : Holmskioldia sanguinea
Morfologi: H. Sanguinea adalah tanaman rhizomatous berbunga. Semak tegak,
dengan banyak cabang basal, mencapai 2 m panjangnya. Batangnya miring secara
kuadran atau silindris, puberulen, keabu-abuan, ketentuan tidak ada daun yang
berlawanan. Daunnya hijau kelabu, batang dan bunga berbunga yang tidak bercabang
dengan nuansa warna kehijauan, dari biru ke biru-ungu, merah violet, dengan varian
putih langka. Ia memiliki tiga daun cemara hijau (daun kuncup bunga), yang
kemerahan di dasar, berukuran 5-7 cm dan lebar 1 cm. kemudian memiliki ujung
papery coklat.
Habitat : Ia tumbuh di padang rumput yang lembap, di sepanjang tepi sungai dan
danau, di tepi hutan, di samping sungai dan di lereng bukit, di ketinggian sekitar 500
meter di atas permukaan laut. Tanaman ini membutuhkan kelembaban selama
musimtananm (dimusim semi awaldan awalmusim panas) untuk menciptakan mekar
terbaik.tapi meekatidaktumbuh di air,meskimerekaakan mentolerir banjir sesekali.
Persebaran : Hal ini ditemukan antara Rusia (SebelahTimur Danau Baikal di Siberia,
Buryatia, Chita, Irkutsk, Amur, Khabarovsk, Magadan danPrimorye, Mongoloa,
China (provinsi Heilongjiang, Jiangsu, Jilin, Liaoning dan Nei Mongggol. Jepang
(Hokkaida, Honshu dan Shikoku) dan Korea.
Pemanfaatan: Tumbuhan yangtermasukkelas dikotil ini biasanya digunakan sebagai
tanaman hias yang akan selalu berbunga sepanjang tahunnya.
Informasi Lainnya: Holmskioldia sanguinea retz. Adalah tanaman asli dataran
rendah Himalaya. Nama-nama umumdigunakan adalah tanaman cina, cangkir danm
piring tanaman dan paying bunga. Ini adalah semak tegak yang suka memanjat.
Semak menghasilkan sempit, bunga berbentuk terompet spektakuler dengankelopak
merah dan merah untuk sepal orangeatau kuning-hijau. Tanaman inimekar dari musim
panas jatuh. Tumbuh hingga 6 meter tingginya dan bisa mendapatkan hingga 5 kaki
lebar.
Sumber:
Suryadi, Tomo. 2007. Tanaman Hias yang Berguna. Jakarta: Dian Rakyat.
Tewari, Khrishan Sri. dkk. 2011. Antyhepatotoxic Effect Of Halmskioldia sanguines.
International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. Volume 3.
33. Nama Ilmiah : Caliandra haematocephala
Nama Lokal : Kaliandra

(Dokumen Pribadi, 2017)


Klasifikasi
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Calliandra
Spesies : Caliandra haematocephala
Morfologi: Calliandra adalah pohon kecil bercabang dengan ketinggian rata-rata 3 –
5 meter. Meski begitu ia bisa mencapai tinggi maksimum 12 meter dengan diameter
batang bisa mencapai maksimum 20 cm. Kulit batangnya berwarna merah atau abu-
abu yang tertutup oleh lentisel kecil. Makin ke pucuk, batangnya cenderung
bergerigi. Pada pohon yang batangnya berwarna coklat kemerahan, ujung batangnya
bisa berulas merah. Sistem akarnya terdiri dari beberapa akar tunjang dan akar-akar
yang lebih halus dengan jumlahnya sangat banyak dan menjalar sampai ke permukaan
tanah. Jika di dalam tanah dimana ia tumbuh terdapat rhizobia dan mikoriza, akan
terbentuk asosiasi antara jamur dengan bintil-bintil akarnya. Kaliandra memiliki daun-
daun yang lunak yang terbagi menjadi daun-daun kecil. Panjang daun utama bisa
mencapai 20 cm dan lebar 15 cm. Pada malam hari, daun-daun ini melipat ke arah
batang. Tangkai daunnya bergerigi dengan semacam tulang di bagian permukaan
atasnya. Namun ia tidak memiliki kelenjar-kelenjar pada tulang sekundernya.

Habitat: Kaliandra merah dapat tumbuh alami di sepanjang bantaran sungai. Ia


dengan cepat akan tumbuh dan mengisi areal-areal yang vegetasinya terganggu,
misalnya di tepi-tepi jalan. Namun, tanaman ini tidak tahan berada di bawah naungan
dan mudah sekali kalah bersaing dengan vegetasi sekunder lain. Di Meksiko dan
Amerika Tengah, kaliandra tumbuh di berbagai habitat pada ketinggian permukaan
laut sampai 1.860 meter. Ia tumbuh baik terutama terdapat di daerah yang curah
hujannya berkisar antara 1000 dan 4000 mm per tahun. Meskipun begitu pada
beberapa kasus ia juga dijumpai pada daerah yang curah hujan tahunannya hanya 800
mm per tahun. Kaliandra banyak terdapat di daerah yang musim kemaraunya
berlangsung selama 2 sampai 4 bulan dengan curah hujan kurang dari 50 mm per
bulan. Namun, pernah juga ditemukan spesimen yang tumbuh pada daerah yang
musim kemaraunya 6 bulan. Tanaman ini tumbuh pada daerah dengan suhu minimum
tahunan 18-22° C. Ia tidak tahan terhadap pembekuan. Ia hidup pada berbagai tipe
tanah dan bisa bertanah pafa tanah yang agak masam dengan pH sekitar 4,5. Namun
ia tidak tahan pada tanah yang berdrainase buruk dan tergenang.
Persebaran: Tanaman kaliandra bukan tanaman asli Indonesia melainkan berasal dari
Amerika Serikatbkhususnya Meksiko, Suriname dan hamper seluruh Kepulauan
Karibia.
Pemanfaatan: Jenis tanaman ini merupakan tanaman pionir yang bisa dimanfaatkan
untuk memberantas tanaman liar semisal alang-alang, tembelekan dan gelagah. Ia
banyak dimanfaatkan untuk menahan erosi. Akarnya banyak mengandung bintil-bintil
penyubur tanah (Leguminosa) sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki struktur
tanah. Daunnya cepat rimbun sehingga sangat berguna untuk mempercepat
penutupan lahan dan mudah lapuk sehingga cepat membentuk humus di tanah.
Daunnya juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Kayunya bermanfaat sebagai
kayu bakar yang bermutu baik karena ia cepat kering. Ia juga digunakan sebagai
tanaman pelindung bagi kopi dan teh.

Informasi lainnya: Penanaman tanaman ini dapat dilakukan dengan cara menyemai
langsung biji yang telah diskarifikasi pada kedalaman 1-3 cm atau dengan
memindahtanamkan bibit yang telah mencapai tinggi 20-50 cm dari tempat
pembibitan. Bibit dapat ditanam berbaris dengan jarak tanam 3-4 m. Bila akan
dimanfaatkan sebagai sumber pakan bisa ditanam dengan jarak 0,5-1 meter secara
menyebar. Penggunaan inokulasi mungkin bermanfaat pada daerah baru ditanami.
Pertumbuhan awalnya lambat namun pertumbuhan selanjutnya sangat cepat. Ia akan
mencapai tinggi 3,5 m dalam 6 bulan.

Sumber:

Soedarsono, R. AG Gintings and I Sansoedin. 1996. Historical introduction of


Calliandra in Indonesia. Bogor: LIPI Bogoriense.
34. Nama Lokal : Pinus Aleppo

Nama Ilmiah: Pinus halepensis Mill.


Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Pinophyta
Kelas : Pinopsida
Ordo : Pinales
Famili : Pinaceae
Genus : Pinus
Spesies : Pinus halepensis Mill. Sumber: Dokumen, Pribadi, 2017
Morfologi: Pinus merupakan Pohon yang memiliki strobilus, daunnya tunggal
dan berbentuk jarum, memiliki batang yang pecah-pecah. Pohon setinggi 30-60 kaki
dengan mahkota tak beraturan yang terbuka dari cabang pendek dan naik; kulit abu-
abu dan halus menjadi fissured; lvs. di fascicles 2, kadang-kadang 3, ramping, 2,5-6
inci panjang, sedikit serrulate, hijau muda, selubung persisten 1/3 in; long; kerucut
panjangnya 3-4,5 inci, lonjong sampai lonjong, menyebar atau defek, pendek kuncup,
kemerahan hingga kuning kecoklatan, mengkilap, bertahan selama beberapa tahun
dengan sisik tak bersenjata dan umbo tumpul dorsal; biji 1/4 in panjang dengan sayap
sampai 1 inci panjang.
Habitat : Medeterraneane. Tumbuh subur di gurun panas, kekeringan dan
angin, bagus di pantai. Tender saat muda; pohon yang sudah mapan bisa mendekati
temperatur mendekati nol.
Persebaran: Pinus asli daerah Mediterania. Rentangnya meluas dari Maroko,
Aljazair dan Spanyol utara ke selatan Prancis, Italia, Kroasia, Montenegro, Albania,
dan timur ke Yunani, di seluruh Malta dan Tunisia utara, dengan populasi yang jauh
(dari yang pertama kali dijelaskan) di Suriah, Lebanon , Turki selatan, Yordania,
Israel, dan wilayah Palestina.
Pemanfaatan: Resun dari pinus ini digunakan untuk memberi aroma retsina
anggur Yunani.
Informasi Lainnya:
P. halepensis adalah pohon hias yang populer, ditanam secara luas di kebun, taman,
dan lanskap swasta dan agensi di daerah kering panas seperti Southern California dan
Karoo di Afrika Selatan, di mana pancaran panas dan toleransi pegunungan pinus
Aleppo yang padat, pertumbuhan yang cepat, dan kualitas estetika, sangat dihargai.
Sumber:

Bailey 109; Munz, Flora So. Calif. 38; Sunset Editors, New Western
Garden Book 1984, 412.

Facy, B.; Semerci, H. & Vendramin, G.G. (2003). "Aleppo and Brutia pines - Pinus
halepensis/Pinus brutia" (PDF). EUFORGENTechnical guidelines for genetic
conservation and use.

Farjon, A. (2005). Pines. Drawings and Descriptions of the genus Pinus. Brill,
Leiden. ISBN 90-04-13916-8.

Rushforth, K. (1999). Trees of Britain and Europe. Collins ISBN 0-00-220013-9.

35. Nama Lokal : Pinus Kuba


Nama Ilmiah: Pinus cubensis Griseb.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Pinopsida
Ordo : Pinales
Famili : Pinaceae
Genus : Pinus Sumber: Dokumen, Pribadi, 2017
Spesies : Pinus cubensis Griseb.
Morfologi:
Pinus cubensis bentuknya sebagian besar murni tapi berdiri terbuka atau bersifat
invasif di tempat yang terganggu pada tanah serpentin atau serpentin, sering kali
ferruginous ("Nipe latosol" atau "Nipe clay"),
Habitat : Spesies ini tumbuh di kaki bukit dan dataran tinggi serta di 'pine
barrens' di sepanjang pantai. Kisaran altitudinalnya adalah dari 100-900 (-1,200) m
a.s.l. atau pada endapan aluvial di dekat pantai. Di dataran tinggi ada curah hujan
yang melimpah (1.800 mm atau lebih setiap tahun), namun musim dingin yang kering
merupakan aspek khas iklim tropis terhadap subtropis.
Persebaran: Spanyol
Pemanfaatan: Pinus ini penting secara ekonomi sebagai sumber kayu untuk
bagian Kuba ini, digunakan dalam program re-vegetasi.
Informasi Lainnya:
Farjon, A. 2013. Pinus cubensis. The IUCN Red List of Threatened Species 2013:
e.T42353A2974732. http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2013-
1.RLTS.T42353A2974732.en. Downloaded on 18 December 2017

36. Nama Lokal : Pinus Merkus atau Pinus Sumatra


Nama Ilmiah: Pinus merkusii Jungh. devences
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Coniferaphyta
Kelas : Pinopsida
Ordo : Pinales
Famili : Pinaceae
Genus : Pinus L.
Spesies : Pinus merkusii Jungh.
Morfologi: Pinus merkusii berukuran sedang sampai pohon besar, tingginya
mencapai 25-45 meter (82-148 kaki) dan dengan diameter batang hingga 1 meter (3,3
kaki). Berkulit kayu yang berwarna oranye-merah, tebal dan sangat retak di dasar
dalam, batangnya kurus dan serpihan di mahkota atas. Daun berbentuk jarum
berpasangan, sangat ramping, panjang daunnya 15-20 cm dan tebal kurang dari 1 mm,
warna daunnya hijau sampai hijau kekuningan.
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan berumah satu ( monoecus unisexsualis),
memiliki buah berbentuk kerucut, silindris dengan panjang 5-10 cm dan lebar 2-4
cm., warnanya hijau pada awalnya, kemudian
memerah mengkilap merah-coklat. Strobilus
terbuka sampai 4-5 cm pada saat jatuh tempo
untuk melepaskan benih. Benihnya
panjangnya 5-6 mm, dengan sayap 15-20
mm, dan tersebar luas. Pinus merkusii Jungh
& De Vr mempunyai sistem akar tunggang
Sumber: Dokumen, Pribadi, 2017
(Radix Primaria), percabangan batangnya monopodial,daunnya termasuk daun
majemuk dengan kedudukan daun folia sparsa.

Habitat : Tersestial. Tumbuh pada ketinggian sedang, kebanyakan 400-1.500


meter (1.300-4.900 kaki), tapi kadang-kadang serendah 90 meter (300 kaki) dan
sampai 2.000 meter (6.600 kaki).
Persebaran: Utara di Asia Tenggara dari Myanmar sampai Vietnam, Burma,
Thailand, Laos, Kamboja, Indonesia (Sumatra), dan Filipina (P. Luzon dan Mindoro).
Pemanfaatan: Kayu dari pinus digunakan untuk berbagai keperluan seperti
konstruksi ringan, mebel, pulp, korek api dan sumpit.
Informasi Lainnya:
Pinus berguna ntuk merehabilitasi hutan-hutan yang gundul, hutan lindung dan hutan
produksi. Pengaruh hutan tanaman pinus secara umum dapat dibagi berdasarkan
parameter hidrologi antara lain: Penyerapan oleh tajuk pohon, air ditembus dari tajuk
dan aliran airs lewat batang tanaman, perubahan lengas tanah dan penambahan air
tanah, perubahan sifat fisik tanah, dll.
Referensi:

Farjon, A. (2013). "Pinus merkusii". The IUCN Red List of Threatened


Species. IUCN. 2013: e.T32624A2822050. doi:10.2305/IUCN.UK.2013-
1.RLTS.T32624A2822050.en. Retrieved 8 November 2017.
Harahap, R. M. S. 2002. Keragaman Sifat dan Uji Asal Benih Pinus merkusii di
Sumatera. Buletin Penelitian Kehutanan Pematang Siantar: Siantar.

37. Nama Lokal : Ceri Himalaya Liar/Bunga Sakura

Nama Ilmiah : Prunus cerasoides Buch-Ham


Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi :
Kelas : Rosidae
Ordo : Rosales
Famili : Rosaceae
Genus : Prunus
Sumber: Dokumen, Pribadi, 2017
Spesies : Prunus cerasoides Buch-Ham
Morfologi: Prunus cerasoides adalah pohon yang tumbuh setinggi 30 meter (98
kaki). Pohon memiliki batang yang tidak rata, bentuknyabulat dan bercabang,
permukaan batangnya ditumbuhi jerawat kecil-kecil yang timbul disebut lentisel. Bila
pohonnya tidak berbunga, itu ditandai dengan kulit kusut yang mengilap dan panjang,
dentate stipules. Bunga pohon tumbuh di musim gugur dan musim dingin. Bunga
bersifat hermaprodit dan berwarna putih kehijauan, tumbuhan ini memiliki buah
kuning ovoid yang berubah merah saat matang. Tipe daunnya tunggal, tepi daunnya
bergerigi. Tumbuhan ini berbunga dan menggugurkan daun, tipe buahnya rasberry,
buahnya berdiameter 15mm. Tumbuhan ini berakar dangkal dan cenderung
menghasilkan pengisap jika akarnya rusak.
Habitat : Terestial. Pohon ini tumbuh subur di tanah liat yang dikeringkan
dengan baik dan tanah liat, di lokasi yang terbuka, cerah, dan terlindung, tumbuh di
hutan beriklim sedang dari ketinggian 1.200-2.400 meter (3.900-7,900 kaki).
Persebaran: Himalaya, Asia Timur, Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Pemanfaatan: Sangat banyak manfaat dari tumbuhan ini yaitu, di budiayakan
sebagai pohon hias, buahnya bisa dimakan mentah atau dimasak. Gum - Gum
dikunyah dan diperoleh dari bagasi, hal ini dapat digunakan sebagai pengganti permen
karet tragacanth.Benihnya bisa dimakan mentah atau dimasak, buah dan daunnya
memberi pewarna hijau tua, benih bisa digunakan dalam pembuatan kalung, kayunya
itu keras, kuat, tahan lama dan harum, dan cabangnya digunakan sebagai tongkat
berjalan.
Informasi Lainnya:
Benih tumbuhan ini membutuhkan dua sampai tiga bulan stratifikasi dingin dan
paling baik ditaburkan dalam bingkai dingin sedini mungkin di musim dingin. Benih
tumbuh agak lambat dan kadang bisa memakan waktu sekitar 18 bulan untuk
berkecambah tergantung kondisi.
Referensi:

"Plant Name Details for Prunus cerasoides D.Don". IPNI . Retrieved September
16, 2009.

"The Plant List: A Working List of All Plant Species". Retrieved January 27, 2014.

GRIN. "Prunus cerasoides information from NPGS/GRIN". Taxonomy for


Plants. USDA, ARS, National Genetic Resources Program. Retrieved January
24, 2014.

38. Nama Lokal : Perdu Maluku atau semangka daun lebar


Nama Ilmiah: Rubus moluccanus L
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi :
Kelas : Rosidae
Ordo : Rosales
Famili : Rosaceae
Genus : Rubus
Spesies : Rubus moluccanus L
Morfologi: Tumbuhan ini meupakan perdu, memiliki ciri-ciri tubuh memanjat
dengan panjang 6-10 meter, panjang daun 6-20 cm dan lebar daun 4-15 cm. Bunga
berwarna putih dan jarang sekali merah muda atau kuning, buah berwarna merah,
buah merah berukuran 1,2 cm. Daunnya berbentuk
menjari dan tekstur daunnya berbulu, tepi daunnya
bergerigi kecil. Daunya dengan 3-5 lobus, panjang 2-
15 cm, dan lebar 3-10 cm, dan tomentose permukaan
bawah.
Habitat : Terestial. Dapat tumbuh di hutan
belukar kayu lembab dan hutan hujan di Australia
Sumber: Dokumen, Pribadi, 2017
timur
Persebaran: Jawa Barat, Australia timur, Queensland ke Victoria dan negara-
negara bagian India Utara-Timur Assam, Meghalaya, Nagaland dan Arunachal
Pradesh
Pemanfaatan:
Buahnya yang dapat dimakan, tumbuhan ini digunakan sebagai praktik perawatan
kesehatan tradisional dan sangat diperkaya dengan vitamin C.
Informasi Lainnya:
Menurut Valkenburrg dan Bunya prapharatsara 2002., akar dan daun dari jenis Rubus
ini dapat digunakan sebagai obat disentri dan diare ringan, digunakan sebagai praktik
perawatan kesehatan tradisional dan sangat diperkaya dengan vitamin C.
Referensi:

"Rubus moluccanus". Australian Plant Name Index (APNI), IBIS database. Centre for
Plant Biodiversity Research, Australian Government, Canberra. Retrieved 2009-07-
12.

"traditional health care practices" (PDF). Bulletin of Environment, Pharmacology and


Life Sciences (India) - BEPLAD. Retrieved 2016-11-08
39. Nama Lokal : rubus
Nama Ilmiah: Rubus hexaghynus Roxb.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi :
Kelas : Rosidae
Ordo : Rosales
Famili : Rosaceae
Genus : Rubus Sumber: Dokumen,
Spesies : Rubus hexagynus Roxb. Pribadi, 2017

Morfologi: Tumbuhan ini merupakan herba, yang ditemukan pada kebun raya
cibodas memiliki tinggi sekitar 1,5 meter, batangnya bulat kecil dan tumbuh tegak
keatas, batangnya berwarna hijau pada yang ditumbuhi bunga, dan berwarna coklat
pada yang sudah ditumbuhi buah. Daunnya tidak lengkap karena tidak memiliki
tangkai daun, warnanya hijau muda dengan
pertulangan daun yang menyirip, tepi daunnya
bergelombang kecil , duduk daunnya berseling
dan teksturnya licin. Bunganya berwarna putih
dan benang sarinya banyak terlihat jelas,
buahnya berwarna oranye dan masih dilindungi

oleh bunga saat baru berbuah kemudian


warnanya akan menjadi kemerahan, bentuknya
bulat.
Habitat : Terestial
Persebaran: Jawa Barat
Pemanfaatan:
Informasi Lainnya: Buahnya kecil dan bisa
dimakan.
40. Nama Ilmiah: Caesalpinia spinosa
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Leguminosa/Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Caesalpinia
Spesies : Caesalpinia spinosa
Morfologi: Caesalpinia spinosa adalah
semak cemara, cemara hijau atau pohon kecil dengan mahkota yang menyebar; dapat
tumbuh setinggi 3 – 8 meter. Terkadang tumbuh
sebagai pagar hidup. Yang ditemukan di Kebun
Raya Cibodas memiliki tinggi sekitar 2,5 meter,
batangnya berbentuk bulat, bertekstur kasar dan
ditutupi lichenes sebagian, batangnya berduri
kecil yang jarang, warna batangnya coklat
Sumber: Dokumen, Pribadi, 2017
keabuan. Daunnya majemuk dengan duduk daunnya yang berhadapan, ujung daunnya
tumpul dan tepidaunnya membulat.
Habitat : Kawasan hutan dan semi gurun di wilayah Interandine, di sepanjang
lereng terdalam yang lebih sejuk dan dingin di kedua Cordilleras Ekuador
Persebaran: America selatan, Argentina, northern Chile, Bolivia, Peru,
Ecuador, Colombia, Venezuela.
Pemanfaatan: Merupakan sumber tanin yang
sangat kaya dan biasanya dipanen dari alam liar
dan juga dibudidayakan, baik untuk keperluan
lokal maupun untuk ekspor, tanaman ini juga
menghasilkan permen karet kelas makanan, dan
memiliki kegunaan lokal sebagai pewarna dan
obat-obatan.
Informasi Lainnya:
Terkadang batangnya ditutupi oleh lichenes.
41. Nama Lokal : Pohon Aroma Lemon
Nama Ilmiah: Leptospermum petersonii
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi :
Kelas :
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Leptospermum
Spesies : Leptospermum petersonii
Morfologi:
Tumbuhan ini beraroma lemon, semak
tinggi ke pohon kecil, tumbuh maksimal 5
meter, memiliki daun sederhana berbentuk
lanset dan ujung daun runcing, panjang 20-
40 mm, dengan aroma lemon yang khas.
Bunganya berwarna putih, diikuti oleh kapsul berkayu
Habitat : Terestial. Di dekat hutan sklerophyll atau hutan hujan, di tebing
berpasir atau berbatu, di pantai timur Australia.
Persebaran: Di perkebunan di Kenya, Zaire, Afrika Selatan, Guatemala dan
Australia.
Pemanfaatan:
Dibudidayakan sebagai tanaman hias
dan minyak esensial yang
mengandung sitronelal, citral, dan
pinene, daun beraroma lemon ini juga
digunakan sebagai bahan penyedap
dalam campuran teh butik dengan teh Sumber: Dokumen, Pribadi, 2017
hitam standar, Camellia sinensis, bisa
sebagai minyak atsiri dari L.petersonii menghambat jamur patologis
Candida albicans dan Aspergillus fumigatus.
Informasi Lainnya:
Bisa sebagai minyak atsiri dari L.petersonii menghambat jamur patologis Candida
albicans dan Aspergillus fumigatus.
Sumber: Cribb, A.B. & J.W., Useful Wild Plants in Australia, Collins 1982,
p29 ISBN 0-00-636397-0

Harden, G.J., Flora of New South Wales, Volume 2, ISBN 0-86840-164-1.

Hood JR, Burton DM, Wilkinson JM, Cavanagh HM., 2010, "The effect of
Leptospermum petersonii essential oil on Candida albicans and Aspergillus
fumigatus." Medical Mycology Nov;48(7):922-31

Pinus, halepensis. https://en.wikipedia.org/wiki/Pinus_halepensis. Diakses Pada [14-12-17]


Pukul [21:51 WIB].
BAB IV

IV. 1. Kesimpulan

Dari hasil kunjungan sekitar LIPI dan kebun raya Cibodas , dapat diperoleh
kesimpulan bahwa tumbuhan di Indonesia sangat beraneka ragam dan mempunyai banyak
manfaat bagi keseimbangan alam. Upaya menjaga kelestarianya adalah dengan inventarisasi
jenis-jenis tanaman yang ada di Indonesia. Salah satunya adalah mengoleksi, mendata dan
melestarikan seluruh tanaman yang ditemui (yang sudah ada maupun spesies baru) serta
dilakukan pelatihan pelatihan dalam rangka melestarikan keanekaragaman tumbuhan di
Indonesia.

Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan
diawetkan melalui metoda tertentu dan dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan tersebut.
Pengawetan tumbuhan dapat dilakukan secara basah atau kering. Herbarium memiliki
beberapa fungsi, yaitu sebagai pusat referensi, sebagai lembaga dokumentasi, dan sebagai pusat
penyimpanan data. Kelebihan dari herbarium kering adalah dapat bertahan lama sedangkan
kelemahan herbarium kering mudah rusak jika tidak dirawat, membutuhkan biaya besar dan tidak
dapat diakses dari jarak jauh. Waktu yang diperlukan untuk melakukan pembuatan herbarium
minimal selama 2 minggu, agar mendapatkan hasil yang baik. Faktor-faktor yang
mempengaruhi koleksi herbarium adalah lama pembuatan herbarium, tempat penyimpanan
dan faktor lingkungan seperti suhu.

IV. 2. Saran

Dari analisis sementara, pengamatannya sudah efektif tapi kurang effisien. Apabila
mengingat banyaknya jenis spesies. Meskipun kita tidak bisa mengamati secara keseluruhan
akan tetapi dengan mengenal saja sudah cukup. Jadi untuk pengamatan selanjutnya
diharapkan agar lebih efisien lagi dalam penggunaan waktu yang telah tersedia.

Anda mungkin juga menyukai