Modul 2 - Birgita Abung - G40119001

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOSISTEMATIKA TUMBUHAN TINGKAT RENDAH

MODUL II
DIVISI BRYOPHYTA (tumbuhan lumut)

DISUSUN OLEH:
NAMA : BIRGITA ABUNG
STAMBUK : G40119001
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN : NURHASANAH

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA TUMBUHAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

NOVEMBER, 2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kita sering merasa terganggu dengan tumbuhan yang tumbuh di dinding


rumah, tumbuhan yang dengan senang hati mengotori dinding rumah,
membuat dinding rumah terlihat kotor dan terlihat tidak terawat. Yah itulah
lumut, tumbuhan yang mampu hidup dimana saja, sehingga mereka mendapat
gelar sebagai tumbuhan perintis

Bryophyta (tumbuhan lumut) disebut sebagai tumbuhan perintis. Tumbuhan


perintis artinya tumbuhan yang bisa membuka lahan hidup untuk organisme
lain. Tumbuhan lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan peralihan antara
Thallophyta dan Cormophyta, dimana Thallophyta adalah tumbuhan yang
belum dapat dibadakan antara akar, batang dan daun, sedangkan Cormophyta
adalah tumbuhan yang sudah dapat dibedakan antara akar, batang dan daun
(Haspara, 2004).

Tumbuhan lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan yang kecil, dibandingkan


dengan alga, fungi dan tumbuhan tinggi. Selain itu, Bryophyta merupakan
tumbuhan darat berklorofil yang tubuhnya pada tempat-tempat lembap
khususnya di daerah tropis, kutub dan sub tropis. Lumut berkembangbiak
secara seksual dan aseksual. Dimana, perkembangbiakan seksual terjadi secara
fertilisasi sel telur oleh sperma. Sel telur dihasilkan oleh arkegonium dan
spermatozoid dihasilkan oleh anteridium.

Tumbuhan lumut dari segi ekonomis memang tidak memiliki nilai. Akan
tetapi, tumbuhan lumut memiliki peranan yang penting dalam siklus nitrogen
dan siklus oksigen di udara sehingga tanaman ini patut untuk dijaga dan
dilestarikan. Upaya pelestarian lumut memang terhitung mudah dan murah
sebab tidak perlu memiliki modal, waktu dan tenaga. Tetapi, cukup dengan
menjaga dan membiarkannya hidup (Zakrinal, 2009).

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa mengetahui ciri-ciri tumbuhan yang tergolong tumbuhan


lumut.
2. Mahasiswa mengetahui ciri yang membedakan antara kelas musci,
Anthoceretae dan kelas hepaticae.
3. Mahasiswa mengetahui contoh tumbuhan lumut yang mewakili kelas
musci, Anthoceretae dan kelas hepaticae.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bryophyta (tumbuhan lumut) merupakan tumbuhan yang tingkat


perkembangannya lebih tinggi dari Thallophyta. Pada umumnya mempunyai
warna yang benar-benar hijau, karena mempunyai sel-sel dengan plastida yang
mengandung klorofil a dan b. Kebanyakan hidup didaratan dan sel-selnya telah
mempunyai dinding yang terdiri dari selulosa. Pada Bryophyta alat-alat kelamin
yang berupa anteredium dan arkegonium, demikian pula dengan sporangiumnya,
selalu terdiri atas banyak sel. Berlainan dengan gametangiumnya dan sporangium
Thallophyta, organ-organ itu selalu berdinding yang terdiri dari sel-sel mandul.
Pada semua tumbuhan yang tergolong dalam Bryophyta terdapat kesamaan bentuk
dan susunan gametangiumnya (baik mikrogametangium= anteridium, maupun
makrogametangium= arkegonium) (Gembong, 1994).

Lumut berperan penting dalam ekonomi alam. Bersama Lichenes, mereka


merupakan tumbuhan pertama diantara yang lain yang tumbuh di daerah gersang,
batuan yang terbuka oleh glasier yang bergerak mundur. Mereka tumbuh
membentuk banyak bahan tumbuhan yang terurai, humus yang dengan cepat pada
tanah yang sesuai untuk pertumbuhan sebagai tumbuhan yang leabih kompleks
pada hutan yang sudah mantap, tekstur bunga karang bantalan lumut itu menyerap
air dan salju yang mencair dalam musim hujan dan kekeringan sungai dalam
musim panas. Juga mengurangi hilangnya tanah yang memiliki air (Kimball,
1987).

Dibandingkan dengan alga, jamur dan tumbuhan tingkat tinggi maka lumut
merupakan golongan yang kecil. Bryophyta adalah tumbuhan darat berklorofil
yang tumbuh ditempat-tempat lembab. Tumbuhan lumut mempunyai pergiliran
generasi dari sporofit diploid dengan gametofiy yang haploid. Meskipun sporofit
secara morfologi dapat dibedakan dari gametofit tetapi sporofit tidak pernah
merupakan tumbuhan yang mandiri yang hidup bebas. Sporofit tumbuhnya selalu
dalam ikatan dengan gametofit yang berupa tumbuhan mandiri, menyediakan
nutrisi bagi sporofi. Pada lumut gametofitlah yang dominan (Sophia, 2010).

Ciri-ciri lumut (Bryophyta) yaitu berklorofil, belum memiliki akar, daun dan
batang sejati, berspora, sudah membentuk embrio, memiliki gametofit yang
dominan dan memiliki alat pembiakan yang multi sel. Sel-sel alat pembiakan
tersebut membentuk selubung luar yang steril dan di dalamnya terdapat gamet.
Struktur yang demikian penting agar gamet terlindung dan tidak kekeringan. Alat
kelamin betina (arkegonium) bentuknya seperti botol dan berisi satu ovum, alat
kelamin jantan (anteredium) bentuknya lonjong bertangkai pendek dan
menghasilkan banyak spermatozoid (Dhika, 2012).

Berdasarkan habitat lumut ada dua yaitu:


1. Lumut daun (musci); bentuk thallusnya seperti tumbuhan kecil yang
mempunyai batang semu tegak dan lembaran daun yang tersusun spiral. Baik
batang maupun daun belum memiliki jaringan pengangkut. Pada bagian dasar
batang semu terdapat rhizoid yang berupa benang halus dan berfungsi sebagai
akar. Pada bagian pucuk terdapat alat pembiakan seksual berupa anteredium
dan arkegonium. Contohnya : Spaghnum yang hidup di rawa dan merupakan
komponen pembentuk tanah gambut.
2. Lumut hati (Hepaticae); bentuk thallusnya pipih seperti lembaran daun. Pada
permukaan ventral terdapat rhizoid dan pada permukaan dorsal terdapat
kuncup. Anteredium memiliki tangkai yang disebut anteridiofor dan tangkai
arkegonium disebut arkegoniofor. Lumut hati dapat dipakai sebagai indikator
daerah lembab dan basah.
3. Lumut tanduk (Anthocerophyta)
Bentuk tubuhnya mirip lumut hati, tetapi sporofitnya membentuk kapsul
memanjang yang tumbuh seperti tanduk. Anthocerophyta hanya memiliki satu
kloroplas di dalam tiap selnya. Oleh karena itu, Anthocerophyta dianggap
sebagai lumut primitif. Lumut ini memiliki struktur tubuh seperti lumut hati,
perbedaannya terletak pada sporofitnya. Sporofit pada lumut tanduk bentuknya
seperti kapsul memanjang yang tumbuh menyerupai tanduk. Di antara semua
lumut, lumut tanduk adalah yang paling dekat hubungan kekerabatannya
dengan tumbuhan vaskuler. Bentuk tubuhnya mirip lumut hati, tetapi
sporofitnya membentuk kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk.
Sampai saat ini ketiga divisi lumut itu masih bertahan sebagai tumbuhan darat.
Adanya hamparan lumut pada permukaan tanah dapat mencegah erosi. Selain
itu, rizoid lumut dapat menembus permukaan batuan (Gembong, 1989).

Berdasarkan letak alat kelaminnya, lumut dibagi menjadi dua lumut berumah satu
(jika pada satu individu terdapat anteredium dan arkegonium) dan lumut beruma
dua (jika satu individu hanya terdapat anteredium saja atau arkegonium saja,
sehingga ada lumut jantan dan lumut betina) (Yulianto, 1992).

Lumut ditemukan terutama di area sedikit cahaya / ringan dan lembab. Lumut
umum di area berpohon-pohon dan di tepi arus. Lumut juga ditemukan di batu,
jalan di kota besar. Beberapa bentuk mempunyai menyesuaikan diri dengan
kondisi-kondisi ditemukannya. Beberapa jenis dengan air, seperti Fontinalis
antipyretica, dan Sphagnum tinggal / menghuni rawa (Dhika, 2012).

Lumut dapat berkembang biak dengan cara aseksual dan seksual.


Kedua pembiakan tersebut berlangsung silih berganti sehingga terjadi pergantian
keturunan atau pergiliran keturunan (metagenesis). Tumbuhan yang menghasilkan
sel kelamin (gametofit) pada umumnya lebih menonjol daripada tumbuhan yang
menghasilkan spora (sporofit). Pada tumbuhan lumut-lumutan, gametofit lebih
menonjol. Jika pada satu tumbuhan terjadi pergantian dari sporofit ke gametofit .
Metagenesis diawali dengan berkecambahnya spora yang sangat kecil (haploid)
menjadi protalium (protonema). Protonema ada yang tumbuh menjadi besar dan
ada yang tidak tumbuh. Di dalam protonema terdapat kuncup yang tumbuh dan
berkembang menjadi tumbuhan lumut (gametofit). Tumbuhan lumut merupakan
lembaran-lembaran daun (hepaticae). Ada juga yang memiliki habitus seperti
pohon kecil dilengkapi batang dan daun (musci), akar bukan akar sejati, tetapi
hanya berupa benang-benang menyerupai akar yang disebut rizoid. Pada
tumbuhan lumut (gametofit) dibentuk gametangium, yaitu sel kelamin jantan
(spermatozoid) dan sel kelamin betina (ovum). Sel kelamin jantan ini dihasilkan
oleh anteridium dan sel kelamin betina dihasilkan oleh arkegonium. Peleburan
spermatozoid dan ovum akan menghasilkan zigot yang terus berkembang menjadi
embrio yang diploid. Embrio kemudian akan tumbuh menjadi suatu badan yang
bulat dengan tangkai pendek atau panjang yang disebut sporogonium (tumbuhan
sporofit). Dalam bagian yang bulat tersebut dibentuk spora sehingga sering
disebut dengan kapsul spora yang identik dengan sporogonium. Spora akan
terkumpul dalam kotak spora (sporangium). Jika spora jatuh di tempat yang
lembap dan sesuai dengan tempat tumbuhnya, spora akan tumbuh menjadi
protonema dan protonema akan tumbuh menjadi tumbuhan lumut dan begitu
seterusnya (Yani, 2012).

Beberapa jenis lumut dapat bersifat kosmopolit karena dapat ditemukan di


berbagai tempat. Selain itu, bentuk dan ukuran lumut juga sangat beragam.
Berdasarkan bentuk tubuhnya, lumut dapat dibedakan menjadi dua kelas, yaitu
lumut hati (Hepaticopsida), lumut tanduk (Anthoceropsida), dan lumut sejati
(Bryopsida).
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

No Nama Gambar Keterangan

1. Lumut hati Ciri-ciri


(Hepaticopsida)
Berwarna hijau,
dapat di temukan di
bebatuan, tanah

Tergolong kedalam
lumut berdaun

Daunnya saling
berhadapan dan
Marchanthia polymorpha berbentuk bulat
lonjong
2. Lumut daun Ciri-ciri
(Bryopsida)
Berwarna hijau
muda, dengan ujung
daun berbentuk bulat
telur

Tumbuhan tegak,
mengelompok
berupa bantalan

Sphagnum sp. Hidup di tempat


lembap dengan
substrat di batang
kayu lapuk
3. Lumut tanduk Ciri-ciri
(Anthocerotopsi
da) Berwarna hijau

Lumut daun hanya


mempunyai satu
kloroplas
Anthoceros punctatus hidup pada tanah liat
yang lembap di
perbukitan, di
selokan dan di
cekungan yang
lembap di antara
batu-batu.

4.2 Pembahasan

1. Lumut hati (Hepaticopsida)


Lumut hati atau Hepaticopsida banyak ditemukan menempel di bebatuan,
tanah, atau dinding tua yang lembap. Bentuk tubuhnya berupa lembaran
mirip bentuk hati dab banyak lekukan. Tubuhnya memiliki struktur yang
menyerupai akar, batang dan daun.
Ciri-ciri lumut hati:
- Tubuhnya berupa talus, berakar rhizoi
- Ditemukan di tempat-tempat lembap
- Gametofitnya membentuk anteredium dan arkegonium berbentuk
seperti payung
- Berkembangbiak secara generatif (oogami) dan secara vegetatif (
fragmentasi, tunas)
Contoh spesies lumut hati yang saya temukan adalah Marchantia
polymorpha
Marchantia polymorpha ini tumbuh di tanah yang lembap, bebatuan
ditempat yang lembap seperti di tepi sungai dan tepi kolam renang dan
rawa. Tumbuhan ini bereproduksi secara seksual dan aseksual.
Klasifikasi dari Marchantia polymorpa adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Marchantiophyta
Kelas : Marcanthiopsida
Ordo : Marchantiales
Famili : Marchatiaceae
Genus : Marchantia
Spesies : Marchantia polymorpha
2. Lumut Daun (Bryopsida)

Lumut daun atau Bryopsida adalah jenis tumbuhan yang sering dijumpai di
daerah lembap. Lumut hati disebut juga lumut sejati, karena bentuk
tubuhnya seperti tumbuhan kecil yang memiliki akar, batang dan daun.
Bentuk daunnya berupa lembaran yang tersusun spiral.
Contoh spesies lumut daun adalah Sphagnum sp.
Sphagnum sp ini hidup di tempat rawa-rawa dan biasanya terdapat di air
Klasifikasi Spahgnum sp adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Bryophyta
Kelas : Bryopsida
Ordo : Sphagnales
Famili : Sphagnaceae
Genus : Sphagnum
Spesies : Sphagnum sp.

3. Lumut tanduk (Anthocerotopsida)

Lumut tanduk atau Anthocerotopsida) adalah salah satu tumbuhan kecil,


tidak berbunga, pendek dan termasuk tumbuhan nonvaskuler atau bisa
hidup di air dan di darat. Lumut ini tumbuh terutama di daerah yang
lembap dan teduh seperti daerah berhutan dan di tepi sungai tetapi mereka
dapat tumbuh di mana saja di iklim berawan yang sejuk dan lembap.
Contoh spesies lumut tanduk Anthoceros punctatus.
Anthoceros punctatus hidup pada tanah liat yang lembap di perbukitan, di
selokan dan di cekungan yang lembap di antara batu-batu.
Klasifikasi Anthoceros punctatus adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Anthocerotophyta
Kelas : Anthocerotopsida
Ordo : Anthocerotales
Famili : Anthocerotaceae
Genus : Anthoceros
Spesies : Anthoceros punctatus
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Tumbuhan lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan peralihan antara


Thallophyta dan Cormophyta, dimana Thallophyta adalah tumbuhan yang
belumdapat dibedakan antara akar, batang dan daun. Sedangkan Cormophyta
adalah tumbuhan yang sudah dapat dibedakan antara akar, batang dan daun.

Berdasarkan bentuk tubuhnya, lumut dibedakan menjadi tiga kelompok


(kelas), yaitu lumut hati (Hepaticopsida), lumut tanduk (Anthoceropsida) dan
lumut daun (Bryopsida). Lumut (Bryophyta) mengalami pergiliran keturunan
(metagegesis).

5.2 Saran

Saran pada praktikum ini adalah diharapkan bagi para pembaca agar mencari
referensi lain agar menambah pengetahuan tentang tumbuhan lumut
(Bryophyta).
DAFTAR PUSTAKA

Dhika. (2012). Biologi Umum. Jakarta: Erlangga.

Gembong. (1989). Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah. Yogyakarta: Gajah


Mada University Press

Gembong. (1994). Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM.

Haspara. (2004). Biologi. Surakarta: Widya Duta.

Kimball, J. W. (1987). Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Sophia. (2010). Tumbuhan Bryophyta. Jakarta: Erlangga.

Yani, Izmiulfa. (2012). Tumbuhan Lumut (Bryophyta). Jakarta: Djambatan.

Yulianto, S. A. (1992). Pengantar Cryptogamae. Bandung: Tarsito.

Zakrinal. (2009). Jago Biologi SMA. Jakarta: Media Pusindo.


LEMBAR ASISTENSI

NAMA : BIRGITA ABUNG


STAMBUK : G401 19 001
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN : NURHASANAH

No Hari/tanggal Koreksi Paraf

Anda mungkin juga menyukai