Evaluasi Diri Kesling

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 66

EVALUASI-DIRI

PRODI KESEHATAN LINGKUNGAN


POLTEKKES KEMENKES MAMUJU

POLTEKKES KEMENKES MAMUJU


2013
KATA PENGANTAR

Puji sykur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmatn-Nya, Poltekkes
Kememnkes Mamuju Prodi Kesehatan Lingkungan dapat menyelesaikan pengisian
Borang Evaluasi Diri tahun 2013. Pengisian borang ini ditujukan untuk mengetahui
gambaran riil mengenai keadaan dan kinerja Prodi Kesehatan Lingkungan Poltekkes
Kemenkes Mamuju melalui pengkajian dan analisis yang mendalam terhadap
kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang. Proses penyusunan Evaluasi Diri
meliputi tujuh komponen seperti yang telah ditetapkan oleh Badan Akreditas
Nasional Pendidikan Tinggi. Tujuh komponen tersebut adalah : (A) Visi, Misi, Tujuan
dan Sasaran Serta strategi pencapaian;(B) Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem
Pengelolaan dan Penjamin Mutu; (C) Mahasiswa dan Lulusan;(D) Sumber Daya
Manusia; (E) Kurikulum, Pembelajaran dan Suasana Akademik; (F) Pembiayaan,
Prasarana, Sarana dan Sistem Informasi; dan (G) Penelitian, Pelayanan/Pengabdian
Kepada Masyarakat dan Kerjasama.

Guna Keperluan pengisian Borang Evaluasi Diri ini, dikumpulkan data informasi
yang dibutuhkan, selaras dengan tujuh komponen di atas. Untuk kepada semua pihak
yang telah membatu dalam penyusunan borang ini diucapkan terima kasih atas
kerjasamanya.

Terima Kasih

Mamuju, Juni 2013

Ketua Prodi

Zrimurti Mappau,S.Si,M.Kes
NIP 197807102006042040

Borang Evaluasi-diri Akreditasi Jurusan Kesehatan Lingkungan , 2013. ii


RINGKASAN EKSEKUTIF

Guna memastikan ketercapaian visi dan misi, Poltekkes Kemenkes Mamuju Prodi
Kesehatan Lingkungan yang masih terhitung baru berdiri senantiasa melakukan
evaluasi diri. Keberadaan evaluasi diri ini memegang peran penting guna menopang
upaya pengembangan Prodi Kesling dimasa yang akan datang. Secara umum evaluasi
diri dilaksanakan untuk menilai kinerja dan memantau perjalanannya dalam
mewujudkan Visi “Menjadi pusat pendidikan kesehatan lingkungan yang
Menghasilkan Sanitarian yang profesional, inovatif dan bermartabat di Sulawesi Barat
tahun 2017”.

Evaluasi diri yang tertuang dalam dokumen ini dibuat berdasarkan pemaparan
sejumlah data yang ditafsirkan dan dianalisis dengan analisis SWOT. Hal-hal yang
dikemukan dalam evaluasi diri ini mencakup beberpa informasi, seperti : (1)
Informasi mengenai Prodi Kesehatan Lingkungan terkait Visi, Misi, tujuan , sasaran
dan strategi (2) Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan dan penjaminan
mutu; (3) Mahasiswa dan lulusan; (4) sumberdaya manusia; (5) Kurikulum (6)
pembiayaan (7) Penelitian, pelayanan/ pengabdian kepada masyarakat dan kerjasama.
Pemaparan ini dilanjutkan dengan analisis untuk setiap komponen dan analisis antar
komponen.

Pertama, visi, misi tujuan dan sasaran yang dirumuskan berdasarkan dari semua
komponen mulai dari tingkat mahasiswa sampai ke level pimpinan. Pada prinsipnya
visi, misi dan sasaran strategi ini dituangkan dalam evaluasi diri digunakan sebagai
tolak ukur dalam pencapaian sasaran dan pengembangan Prodi.

Terlepas dari kekuatan, dan peluang yang dimiliki untuk menunjang dalam
pencapaian Visi 2017 masih terdapat banyak kendala dan sejumlah persoalan
diantaranya : (1) masih kurangnya usaha-usaha yang dilakukan dalam pencapaian
visi dan misi (2) Masih Kurangnya Sumberdaya manusia serta sarana dan prasarana
(3) Sistem perkuliahan yang masih perlu untuk diperbaiki.

Kedua, terkait dengan Tata Pamong, dapat dikatakan bahwa dengan sistem tata
pamong yang kuat dalam arti komitmen pimpinan yang tinggi dan dengan sistem tata
pamong yang yang meliputi personil dosen, tenaga kependidikan dan bagian umum
yang tugas pokok dan fungsi masing-masing tiap unit diatur dalam sistem tata kelola
organisasi ini akan menjadikan suatu tim yang solid dengan komitmen bersama untuk
memajukan Prodi Kesehatan Lingkungan meskipun baru berdiri atau masih tergolong
muda dan belum terakreditasi. Meskipun demikian dengan Tata Pamong yang diatur
dalam sistem Tata Kelola masih terdapat banyak sekali kekurangan dan keterbatsan
diantaranya (1) Kualitas dan kuantitas SDM Manusia yang belum memadai (2)
Program untuk pengembangan SDM dalam bentuk pelatihan manjerial ataupun yang
lainnnya belum diprioritaskan dalam program pengembangan.

Borang Evaluasi-diri Akreditasi Jurusan Kesehatan Lingkungan , 2013. iii


Ketiga, dari aspek mahasiswa, menunjukkan peminatan yang cukup baik untuk
melanjutkan studi di Prodi Kesehatan Lingkungan. Tetapi kita masih terkendala
dengan belum terakreditasinya Prodi sehingga untuk daya tampung tidak dapat
melebihi 50 orang untuk setiap kali penerimaan. Untuk peningkatan Prodi terkait
dengan mahasiswa masih dihadapkan pada beberapa kendala seperti untuk
peningkatan soft skills.

Keempat, aspek Sumber daya manusia memiliki kekuatan yaitu ; (1) adanya standar
baku dalam pengelolaan pengawai meliputi dosen, tenaga pendidikan, tenaga
administrasi yang diatur dan dituangkan dalam Tata Kelola Organisasi. Dengan
keterbatasan sumberdaya manusia masih terdapat bebrapa peluang dalam peningkatan
kuantitas dan kualitas Sumber daya manusia yang dapat ditempuh dengan pengajuan
dan pengusulan calon pegawai Sipil dengan Kriteria dan Kulaifikasi pendidikan
untuk setiap pengawai yang diterima. (1) Kelima, aspek kurikulum, pembelajaran dan
suasana akademik terdapat beberapa kekuatan Kurikulum disesuaikan dengan visi prodi
kesling yaitu Menjadi pusat pendidikan kesehatan lingkungan yang Menghasilkan
Sanitarian yang profesional, inovatif dan bermartabat di Sulawesi Barat tahun
2017.(2) Jaminan kualitas kurikulum prodi. Pengembangan kurikulum prodi diatur
dengan prosedur yang baku dan menggunakan panduan pengembangan kurikulum
yang jelas, operasional dan lengkap.(3) Kurikulum prodi kesling telah
mengakomodasi dengan bobot cukup besar softskill mahasiswa (keterampilan
berfikir, berkomunikasi, pendidikan karakter) yang terintegrasi dalam mata kuliah
penyusunannya, kekuatan ini nantinya akan menjadi modal dalam pengembangan
Prodi.

Keenam, aspek pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi Prodi masih
dibiayai dari SPP mahasiswa dan dana APBN yang dituangan dalam DIPA anggaran
untik setiap tahunya. Peningkatan sarana dan prasarana setiap tahun terus dilakukan
meskipun terhitung masih baru berdiri untuk ruang kelas dianggap cukup dengan
fasilitas AC, LCD dan sarana lainnya masih terus dilengkapi dan yang paling penting
adalah pengadaan Laboratorium

Ketujuh, aspek penelitian, pelayanan/ pengabdian kepada masyarakat dan kerjasama


masih sangat terbatas atau bahkan belum ada. Diharapkan dengan komitmen yang
tinggi dari pimpinan serta segenap dosen dan didukung dengan pembiayaan hal ini
harus diwujudkan karena suatu perguruan tinggi tidak dapat lepas dari Tri Darma
Perguruan Tinggi.

Guna menjamin ketercapaian visi dan Misi, pemahaman, komitmen


kepemimpinan, serta dukungan dari berbagai pihak merupakan faktor utama dan
kunci dari keberhasilan.

Borang Evaluasi-diri Akreditasi Jurusan Kesehatan Lingkungan , 2013. iv


SUSUNAN TIM EVALUASI DAN DESKRIPSI TUGAS

Susunan Tim Evaluasi Diri dan Deskripsi Tugasnya dalam rangka pembuatan
laporan evaluasi diri Program Studi Kesehatan Lingkungan Poltekkes Mamuju, adalah
sebagai berikut:

A. Susunan Tim Evaluasi Diri


Penanggung Jawab : H. Andi Salim, SKM,M.Kes
Ketua : H. Agus Erwin Ashari,SKM,M.Kes
Sekretaris : Ridhayani Adiningsih,M.KKK
Anggota : Miftah Chairani.H,M.Kes
Fajar Akbar, SKM,M.Kes
Siti Rahmah, SKM,MPH
Haeranah Ahmad, SKM,MKM
Fahrul Islam, SKM,MKM
Askur, S.Farm,M.Si
Sachrul Romadhan,AMd.KL
Muh. Rusdi, Amd.KL
Mawaddah Nurjannah, Amd,KL
Suhartina, Amd.KL

B. Deskripsi Tugas
Ketua:
1. Mengkoordinir Tim dalam menyusun laporan evaluasi diri sesuai dengan
format yang ada.
2. Mengarahkan dan memonitoring tugas-tugas Tim dalam pelaksanaan dan
pengisian data berkaitan dengan evaluasi diri.
3. Memberi saran penyempurnaan terhadap laporan evaluasi diri secara
menyeluruh.
4. Membagi habis tugas evaluasi diri kepada anggota berdasarkan kompetensi
masing-masing.

Sekretaris :
1. Melaksanakan pengisian data dan memberi narasi berkaitan bagian uraian dan
analisis.
2. Berkonsultasi pada ketua maupun para anggota dalam proses penyelesaian
laporan evaluasi diri.
3. Membantu Ketua dalam mengarahkan dan memonitoring tugas-tugas Tim
dalam pelaksanaan dan pengisian data yang berkaitan dengan evaluasi diri.

Anggota :
1. Memfasilitasi keperluan data, baik dalam lingkup internal (prodi) maupun
lingkup Poltekkes Mamuju.
2. Mengumpulkan data dan narasi seluruh komponen evaluasi diri.
3. Menghubungi bagian-bagian yang terkait dengan data yang diperlukan sesuai
komponen evaluasi diri.

Borang Evaluasi-diri Akreditasi Jurusan Kesehatan Lingkungan , 2013. v


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
RINGKASAN EKSEKUTIF
DAFTAR ISI

KOMPONEN A : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN DAN


STRATEGI PENCAPAIAN ................................ 1

KOMPONEN B : TATA PAMONG, KEPEMIMPINAN,


SISTEM PENGELOLAAN DAN PENJAMIN MUTU ................................ 5

KOMPONEN C : MAHASISWA DAN LULUSAN ................................ 11

KOMPONEN D : SUMBER DAYA MANUSIA ................................ 22

KOMPONEN E : KURIKULUM, PEMBELAJARAN


DAN SUASANA AKADEMIK ................................ 29

KOMPONEN F : PEMBIAYAAN, SARANA DAN


PRASARANA, SERTA SISTEM INFORMASI ................................ 42

KOMPONEN G. PENELITIAN, PELAYANAN/PENGABDIAN


KEPADA MASYARAKAT, DAN KERJASAMA ................................ 47

Borang Evaluasi-diri Akreditasi Jurusan Kesehatan Lingkungan , 2013. vi


BAB I
DESKRIPSI KOMPONEN DAN SWOT

KOMPONEN A: VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI


PENCAPAIAN A.1 VISI

Politeknik Kesehatan Mamuju Prodi Kesehatan Lingkungan salah satu prodi


pendidikan program studi DIII yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan RI.
Prodi Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan selalu mengembangkan berbagai
upaya untuk meningkatkan kualitas mutu lulusan yang nantinya diharapkan
menghasilkan tenaga-tenaga kesehatan yang ahli di bidang kesehatan lingkungan.
Untuk pengembangan prodi kedepan, Poltekkes Kemenkes Mamuju Prodi Kesehatan
Lingkungan telah menyusun visi yang melibatkan unsur Pimpinan, dosen, tenaga
kependidikan, mahasiswa, lulusan dan pengguna lulusan. Penyusunan Visi didasarkan
pada hasil evaluasi diri dan telaah mendalam yang disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan baik internal maupun eksternal.
Visi Prodi Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Mamuju adalah :

” Menjadi Pusat Pendidikan Kesehatan Lingkungan yang Unggul dan Inovatif dengan
Pendekatan Keluarga Tahun 2022”

Visi di atas dipandang sangat perlu karena dengan berpedoman pada visi tersebut
nantinya dapat menentukan tingkat keberhasilan penyelenggaraan pendidikan atau Tri
Darma Perguruan Tinggi di Poltekkes Kemenkes Mamuju Prodi Kesehatan
Lingkungan untuk kurun waktu tertentu.

A.2 Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat secara


professional dengan pendekatan keluarga.
2. Mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan dalam mewujudkan pendidikan
kesehatan lingkungan yang berkualitas
3. Menyiapkan sumberdaya manusia yang profesional di bidang kesehatan lingkungan
4. Menjalin kemitraan lintas program dan sector dalam bidang kesehatan lingkungan

A.3 Tujuan
Tujuan merupakan penjabaran atau spesifikasi dari visi dan Misi yang meliputi
:
1. Menghasilkan sanitarian yang profesional, inovatif dan bermartabat yang kompeten
di bidangnya
2. Menghasilkan penelitian dan pengabdian masyarakat untuk mendukung
pembangunan kesehatan
3. Mewujudkan proses penyelenggaraan pendidikan kesehatan yang profesional dan
inovatif.

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 1


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
A. 4 Sasaran

Sasaran Program studi Kesehatan Lingkungan adalah :


1. Diperolehnya ahli madya kesehatan lingkungan yang profesional, inovatif, dan
bermartabat tahun 2012-2017
2. Diperolehnya sumber daya manusia kesehatan yang berkualitas 2012-2107
3. Diperolehnya kemampuan dalam melaksanakan pendidikan, penelitian dan
pengabdian masyarakat serta pembangunan kesehatan yang berkualitas 2012-
2017
4. Diterapkannya kurikulum berbasis kompetensi 2012-2017
5. Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas 2012-2017

A.5 Strategi Pencapaian

1. Menerapkan manajemen pendidikan berbasis kebutuhan mahasiswa dan


masyarakat 2012-2017
2. Meningkatan kualifikasi dan mutu dosen 2015-2017
3. Melaksanaan dan meningkatkan kegiatan bersama antara mahasiwa dan dosen
dalam pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat 2012-2017
4. Menerapan kurikulum yang berbasis kompotensi 2012-2017
5. Menyediakan berbagai sarana untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan
penyediaan sarana dan prasana diantaranya perpustakaan, laboratorium, dll
2012-2017

A.6 Deskripsi SWOT Komponen A

Visi Prodi Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Mamuju pada intinya


merupakan satu konsep atau rumusan yang bersifat ideal dan sangat normatif. Visi
Prodi yang akan menghasilkan sanitarian profesional, inovatif dan bermartabat
pada tahun 2017, telah dijabarkan dalam bentuk misi sebagai satu konsekuensi
prodi untuk mewujudkannya. Misi (1) Menyelenggarakan pendidikan, penelitian
dan pengabdian masyarakat , secara profesional, inovatif, dan bermartabat yang
berpegang teguh pada etika profesi. (2) Mengembangkan sarana dan prasarana
pendidikan dalam mewujudkan pelayanan pendidikan yang berkualitas. (3)
Menyelenggarakan proses pendidikan berbasis kompetensi (4) Menyiapkan
sumber daya manusia yang profesional di bidang kesehatan lingkungan yang
profesional, inovatif dan bermartabat. (5) Menjalin kemitraan lintas program dan
sektoral.

Tabel 1.1 Analisis SWOT Komponen A


Kekuatan (S) Kelemahan (W)
 Visi, Misi, tujuan dan sasaran  Komitmen dan konsistensi sebagian civitas
dirumuskan berdasarkan komitmen akademika belum optimal dalam
pimpinan dan semua civitas mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran
akademika yang akan dicapai.
 Visi, misi, tujuan dan sasaran  Sikap kompetitif ilmiah dan etos kerja
pencapaian telah dipahami oleh sebagian civitas akademika untuk
pemangku kepentingan internal melaksanakan misi belum optimal
dan eksternal ( dosen, tenaga  Prodi Kesehatan Lingkungan Poltekkes

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 2


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
kependidikan, mahasiswa, alumni Kemenkes Mamuju sebagai Perguruan
dan pengguna lulusan) Tinggi Negeri belum tersosialisasi dan
 Misi disusun untuk mewujudkan dikenal oleh sebagian Masyarakat
visi program studi.  Sumberdaya manusia yang belum memadai
 Poltekkes Kemenkes Mamuju sehingga sistem perkuliahan sebahagian
merupakan satu-satunya Prodi masih menggunakan sisitem blok
Negeri yang akan menghasilkan  Sarana dan Prasarana laboratorium yang
tenaga sanitarian di Provinsi belum optimal
Sulawesi Barat  Letak geografis dan aksesibilitas masih sulit

Peluang (O) Ancaman/Tantangan (T)


 Pengembangan IPTEK terbuka  Sikap dan presepsi mahasiswa dan
luas bagi Prodi masyarakat yang masih menyukai jalan
 Pengembangan Sarana dan pintas untuk memperoleh hasil belajar
prasarana  Tidak tercapainya sasaran pembelajaran
 Terbukanya kesempatan luas bagi secara optimal
lulusan untuk memperoleh  Persepsi dan animo masyarakat yang lebih
pekerjaan memilih melanjutkan pendidikan ke kota
besar lainnya.

ANALISIS KKPA (SWOT) KOMPONEN A


Kekuatan Kelemahan
Peluang Strategi SO Strategi WO
 Prodi Kesling  Sarana dan Prasarana
Poltekkes laboratorium yang
Kemenkes Mamuju belum optimal
merupakan satu- menyebabkan proses
satunya Perguruan belajar mengajar
Tinggi yang kurang maksimal
menghasilkan tetapi kedepan
tenaga sanitarian di pengembangan
Provinsi Sulawesi sarana prasarana
Barat dan sedikit demi sedikit
merupakan ditingkatkan
Perguruan Tinggi sehingga diharapkan
Negeri sehingga proses belajar
memberikan mengajar bisa lebih
kesempatan yang maksimal
sangat luas untuk  Prodi kesling sebagai
memperoleh prodi negeri belum
pekerjaan melihat tersosialisasi dan
kebutuhan belum dikenal luas
sanitarian di oleh masyarakat tapi
Sulawesi Barat pengembangan
masih Tinggi. IPTEK terbuka luas
Untuk itu kedepan bagi prodi sehingga
kemampuan kedepannya promosi
lulusan harus selalu bisa dilakukan
Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 3
POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
ditingkatkan agar melalui web site
kedepannya sehingga diharapkan
mampu terserap di kedepannya Prodi
dunia kerja Kesling bisa lebih
dikenal oleh
masyarakat luas

Ancaman Strategi ST Strategi WT


 Prodi Kesling  Kelengkapan sarana
Poltekkes dan prasarana
Kemenkes Mamuju termasuk sarana dan
merupakan satu- prasarana
satunya Perguruan laboratorium
Tinggi yang kedepan akan
menghasilkan semakin ditingkatkan
tenaga sanitarian di sehingga diharapkan
Provinsi Sulawesi kedepannya animo
Barat dan masyarakat yang
merupakan satu- memilih melanjutkan
satunya Perguruan pendidikan ke kota
Tinggi Negeri besar lainnya bisa
sehingga berkurang
diharapkan animo  Sosialisasi tentang
masyarakat yang prodi kesehatan
lebih memilih lingkungan
melanjutkan kedepannya akan di
pendidikan ke kota tingkatkan sehingga
besar lainnya bisa prodi ini bisa lebih di
sedikit demi sedikit kenal oleh
berkurang dan masyarakat dan
lebih memilih diharapkan animo
untuk melanjutkan masyarakat untuk
pendidikan di prodi melanjutkan
kesling poltekkes pendidikan di prodi
kemenkes mamuju kesling semakin
tahun semakin
meningkat

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 4


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
KOMPONEN B : TATA PAMONG, KEPEMIMPINAN , SISTEM PENGELOLAAN
DAN PENJAMIN MUTU

B.1 Personil beserta Fungsi dan Tugas Pokoknya


Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan tinggi, Polteknik
Kesehatan Mamuju Prodi Kesehatan Lingkungan sampai saat ini belum didukung oleh
Sumber daya manusia yang memadai. Secara umum personil dan sumberdaya manusia
dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu : dosen, tenaga kependidikan, dan bagian umum
dengan tugas dan fungsi masing.
Total jumlah dosen tetap sebanyak 6 orang dengan instruktur laboratorium dua orang, dengan
4 orang kualifikasi Magister Kesehatan dan dua orang dengan kualifikasi Strata satu untuk
dosen dan Diploma Tiga 2 orang.
Sejumlah dosen mendapatkan tugas tambahan yaitu tugas tambahan sebagai Ketua Prodi,
Pembatu direktur dan sekretaris prodi. Setiap personil memiliki tanggungjawab, tugas dan
fungsi yang jelas. Tanggungjawab, tugas dan fungsi tersebut diatur dalam statuta atau Tata
Kelola Organisasi Kemenkes RI. Untuk itu peningkatan jumlah sumber daya manusia masih
sangat dibutuhkan untuk pemenuhan jumlah sumberdaya manusia.

B.2 Sistem Kepemimpinan dan Pengalihan (Deputizing) serta Akuntabilitas


Pelaksanaan Tugas

Kepemimpinan di Prodi Kesehatan Lingkungan dapat digambarkan dalam sebuah proses


sistemik yang melibatkan input-process-output-outcome. Dalam presfektif ini maka seluruh
sumber daya yang dimiliki didayagunakan sedemikian rupa sehingga hasilnya dapat
memberikan dampak yang baik demi pencapaian visi dan misi untuk kemajuan Prodi. Dalam
praktiknya sistem kepemimpinan ini dibedakan kedalam tiga ragam yaitu kepemimpinan
operasional, organisasional dan publik.
Kepemimpinan yang operasional adalah terkait dengan kemampuan dalam menjabarkan visi,
misi ke dalam kegiatan operasional prodi. Efektifitas kepemimpinan organisasional yaitu
aspek kepemimpinan yang terkait dengan pemahaman tata kerja antar unit internal, dimana
untuk menjamin efektifitas kepemimpinan organisasional koordinasi dan komunikasi antar
unit terus dibangun, ini ditempuh dengan penyelenggaraan rapat rutin dengan pimpinan dan
staf. Pada aspek kepemimpinan publik dapat terlihat dari animo masyarakat yang terus
meningkat setiap tahunnya, yang diiringi dengan beragamnya mahasiswa dari segi asal
daerah.
Efektifitas kepemimpinan sangat didukung oleh kejelasan garis perintah dan koordinasi antar
elemen kepemimpinan yang telah diatur dalam statuta dan Tata Kelola Organisasi.
Secara umum proses pengalihan dalam praktek kepemimpinan berjalan cukup baik dan telah
mencerminkan pola sistemik: Input-proses-output. Input dalam hal ini bisa berupa kebijakan
atau informasi yang kemudian diproses melalui eksekusi oleh elemen-elemen yang relevan
baik secara langsung maupun dengan mekanisme delegasi. Hasilnya nanti dilaporakan
kepada pemberi wewenang. Meskipun mekansisme ini sudah dianggap baik tetapi masih
memiliki kekurangan yaitu adakalanya penyampaian itu masih dilakukan secara lisan dan
tidak tertulis.

B.3 Partisipasi Civitas Akademika dalam Pengembangan Kebiajakan, serta


Pengelolaan dan Koordinasi Pelaksanaan Program

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 5


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
Salah satu ciri kepemimpinan yang baik adalah dapat dilihat dari tingkat
partisipasi warga prodi yang tinggi. Ini dimplementasikan ke dalam kegiatan dilakukan
dengan pelaksanaan rapat rutin antara pimpinan tingkat Prodi dan rektorat dengan demikian
permasalahan serta kendala dan bila ada aspirasi ditingkat Prodi langsung dapat
disampaikan serta dapat dilakukan upaya pemecahan berdasarkan usulan dan saran dari
semua pihak. Dengan mekanisme atau sistem ini sangat mendukung dalam pencapaian visi,
dan misi Prodi serta pengembangan prodi kedepan.

B.4 Perencanaan Program Jangka Panjang (Renstra) dan Monitoring Pelaksanaan


Sesuai dengan Visi, Misi, Sasaran dan Tujuan Program

Pengembangan Prodi Kesehatan Lingkungan saat ini didasarkan pada Rencana


Strategis 2013 – 2015. Penyusunan rencana pengembangan dilaksanakan secara parsipatoris
dengan mempertimbangkan dinamika internal lembaga, kapasitas dan kapabilitas lembaga,
dinamika eksternal lembaga. Program-program pengembangan kadangkala tidak dapat
didukung oleh Proses perencanaan dan Penganggran yang memadai. Dengan kata lain
kegiatan yang direncanakan tidak didasari pada program-program pengembangan yang telah
dirumuskan dalam rencana strategis. Hal ini berakibat pada capaian kerja dan kinerja yang
tidak maksimal. Tidak sejalannya antara kegiatan pengembangan dan program
pengembangan ini tentunya membuat capaian kinerja tidak terukur.

B.5 Efisiensi dan Efektifitas Kepemimpinan


Saat ini salah satu cara untuk mendukung efisiensi dan Efektifitas kepemimpinan
yang diterapakan adalah dengan adanya monitoring ditingkat mahasiswa, dosen dan staf
baik meliputi absensi, evaluasi hasil belajar dan kinerja pengawai hal ini akan membantu
pimpinan dalam penentuan kebijakan.

B.6 Evaluasi Program dan Pelacakan Lulusan

Untuk menjamin kualitas program dan relevansinya bagi masyarakat, Poltekkes


khususnya Prodi Kesehatan Lingkungan senantiasa dilakukan evaluasi dan pelacakan
lulusan. Dengan cara ini kelemahan dan kekurangan program, kegiatan, mutu akademik
dapat ditingkatan. Evaluasi program dilaksanakan secara regular setiap awal dan akhir
semester.
Pelacakan alumni dan lulusan ditujukan utamanya untuk (1) mengetahui keterserapan
alumni di pasar kerja (2) rata-rata masa tunggu alumni (3) relevansi kualifikasi akademik
alumni dengan pekerjaan (4) relevansi pengalaman belajar (5) sebaran alumni berdasarkan
bidang pekerjaan. Data-data ini digunakan dalam meninjau, mengevaluasi dan
mengembangkan kurikulum dan kemitraan dengan dunia kerja.

B.7 Perencanaan dan Pengembangan Program, dengan Memanfaatkan Hasil Evaluasi


Internal dan Eksternal

Dalam merencanakan dan mengembangkan program, merujuk pada hasil evaluasi baik
internal maupun eksternal. Hasil-hasil evaluasi internal diperoleh dari forum-forum rapat
pimpinan dan rapat kerja poltekkes dan program studi. Selain itu, hasil evaluasi
diperoleh dari kegiatan rutin monitoring melalui lembar absensi dosen maupun
mahasiwa. Monitoring juga dilakukan dengan kajian terhadap kurikulum yang ada.
Diharapkan dengan monitoring internal ini dapat meningkatkan mutu pembelajaran.

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 6


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
B.8 Kerjasama dan Kemitraan
Kerjasama dan kemitraan dalam rangka pelaksanaan tata pamong menjadi satu hal
yangh sangat dibutuhkan dan mendukung dalam pelaksanaan tata pamong. Kemitraan
dan kerjasama dapat dilaksanakan melalui kerjasama berupa beasiswa, pelaksanaan
dalam kebijakan, kerjasama dalam hal penelitian serta pengabdian masyarakat. Saat ini
bentuk kerjasama yang didilakukan masaih sebatas dalam bidang pendidikan baik
sebagai lahan llahan praktek maupun sebagai penyediaan SDM tenaga pendidik.

B.9 Dampak Hasil Evaluasi Program Terhadap Pengalaman dan Mutu Pembelajaran
Mahasiswa

Evaluasi Program terhadap pengalaman belajar dan Mutu pembelajaran mahasiswa


sangat memberi dampak dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang nanti akan
berdampak pada Sumber Daya berkualitas hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata
IPK Mahasiswa, jumlah pertemuan atau kehadiran dosen yang sesuai dengan jadwalnya,
serta peningkatan sarana dan prasarana pembelajaran. Hal ini semua dilakukan guna
peningkatan mutu pembelajaran mahasiswa

B.10 Pengelolaan Mutu secara internal pada tingkat program studi ( misalnya kajian
kurikulum,monitoring, monitoring, dan mekanisme balikan bagi mahasiswa, dosen
dan penguji eksternal)
Poltekkes Kemenkes Mamujusejak tahun 2013 telah tahun 2013 telah memiliki sistem
Penjamin mutu dengan membentuk Unit Penjamin Mutu (UPM) dengan berkoordinasi
dengan sub unit Penjamin muutu di Masing-masing Program Studi

B.11 Hubungan dengan Penjaminan Mutu Pada Tingkat Lembaga

Penjaminan mutu di tingkat Prodi dikoordinir oleh Tim Penjamin Mutu (TPM) yang
bertanggungjawab langsung ke Ketua Prodi dimana secara hirarki hubungan ini hanya
bersifat jalur koordinasi.

B.12 Dampak Proses Penjaminan Mutu terhadap Pengalaman dan Mutu Hasil Belajar
Mahasiswa

Dalam proses pembelajaran, sistem penjamin mutu diarahkan untuk menjamin kualitas
input, proses, dan output pembelajaran berjalan sesuai dengan standard mutu yang telah
ditetapkan. Mulai dari proses penerimaan mahasiswa baru sampai dengan wisuda benar-
benar berjalan sesuai dengan perencanaan. Dampak nyata yang akan dihasilkan dari Tim
Penjamin Mutu bagi mutu belajar siswa dijelaskan sebagai berikut :
1. Dosen didorong memeprsiapkan perangkat perkuliahan yang baik sesuai dengan
kurikulum yang telah ditetapkan
2. Dosen melakukan penyusunan kontrak perkuliahan yang sesuai dengan SAP dan
disepakati bersama dengan peserta didik/ mahasiswa
3. Jumlah pertemuan dilaksanakan sesuai dengan kontrak perkuliahan
4. Peningkatan kualitas proses pembelajaran yang dilakukan berdasarkan monitoring
perkuliahan yang berjalan.

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 7


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
5. Dosen menyusun kisi-kisi dan soal UTS dan UAS sesuai dengan SAP dan kontrak
perkuliahan yang disepakati
6. Kinerja dosen dalam pembelajaran semakin baik dengan adanya kesempatan kepada
mahasiswa untuk memberikan feedback berupa kewajiban mahasiswa memberikan
penilaian kinerja dosen dalam pembelajaran.

B.13 Metodologi Baku Mutu (Bencmarking)

Metodologi Baku Mutu dilakukan untuk melihat keberhasilan perbaikan


berkelanjutan yang telah dilakukan dalam peningkatan kinerja capaian sasaran mutu
setiap tahunnya. Bencmarking dilakukan melalui perbaikan sasaran mutu setiap
tahunnya. Bencmarking dilakukan melalui perbaikan standard mutu, yang dilakukan
dengan perkembangan sistem penjaminan mutu guna peningkatan mutu lulusan

B.14 Pengembangan dan Penilaian Pranata Kelembagaan

Pengembangan dan penilaian pranata kelembagaan dilakukan secara konsisten


guna mengarahkan arah prodi dalam pencapaian Visi, misi, tujuan dan sasaran
pendidikan. Penilaian pranata kelembagaan yang dilakukan dengan evaluasi dan refleksi
yang di6lakukan melalui rapat pimpinan, rapat kerja, koordinasi rutin. Dimana dari pihak
Kementerian sendiri senantiasa melakukan bimbingan tekhnis dan monitoring evaluasi
terhadap kerja di Poltekkes Kemenkes Mamuju.

B.15 Evaluasi Internal yang berkelanjutan

Dalam proses pembelajaran, diupayakan melakukan kontrol terhadap kualitas dan


kuantitas perkluliahan dengan memanfaatkan Sistem Monitoring Perkuliahan. Monitoring
dan evaluaisi ini digunakan sebagai salah satu alat pengukuran untuk melihat kinerja
proses pembelajaran. Dari data monev perkuliahan, selaian kehadiran dosen juga
dilakukan penilaian oleh mahasiswa terhadap kinerja dosen yang meliputi kehadiran,
penguasaan materi dikelas dan cara membawakan materi.

B.16 Pemanfaatan Hasil Evaluasi Internal dan Eksternal/ Akreditasi dalam


perbaikan dan Pengembangan Program

Evaluasi yang dilakukan melalui monitoring baik secara akademik maupun


nonakademik akan digunakan dalam menilai hasil capaian kinerja sesuai dengan renstra.
Hasil capaian kinerja renstra dimanfaatkan untuk Prodi dalam menganilisis akar
penunjang dan akar penyebab dari capaian yang di atas target maupun di bawah target.
Dari akar target penunjang yang ada digunakan sebagai modal kekuatan serta
percontohan sedangkan akar penyebab masalah akan segera dicari solusi pemecahannya.

B.17 Kerjasama dan Kemitraan Instansi Terkait dalam pengendalian Mutu


Sampai saat ini untuk kerjasama eksternal yang terkait dengan pengendalian mutu
belum dilakukan. Kedepannya direncanakan dan diupayakan dilakukan kerjasama dengan
beberapa lembaga konsultan yang terkait.

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 8


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
B. 5 Deskripsi SWOT Komponen B

Kekuatan
a. Tata pamong yang dikembangkan di Prodi Kesehatan lingkungan adalah penguatan
struktural. Tugas dan fungsi serta uraian tugas yang jelas dimasing-masing bidang
struktural maupun fungsional
b. Kebijakan sistem organisasi dan tata kerja yang jelas dalam meningkatkan efisiensi dan
efektifitas.
c. Kepemimpinan yang dikembangkan adalah kepemimpinan yang visioner, demokratis,
transparan dan inovatif sehingga dapat mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi
d. Kepemimpinan bersifat terbuka, bertanggung jawab dan efektif dalam mengelola situasi
dan kondisi yang normal dan kritis
e. Kepemimpinan ditujukan untuk mengkomunikasikan, mengkoordinasi, mengarahkan
membimbing, membuat kompromi yang obyektif dan membangun peran serta seluruh
anggota.
f. Dalam pengelolaan diberikan kewenangan penuh untuk mengembangkan program
akademik, namun tetap dalam pengawasan.
g. Unit Penjamin mutu memiliki tim kerja yang secara terus menerus melakukan koordinasi
dengan program studi dan bagian akademik
h. Unit penjamin mutu merupakan unit supporting perencanaan dan pengembangan program
studi

Kelemahan
1. Tata pamong program studi tetap mempertimbangan kebijakan dan aturan yang telah
diatur pada Tata Kelola Kemenkes RI
2. Seringkali terjadi persepsi yang berbeda dalam uraian tugas masing-masing bidang
3. Program studi memiliki keterbatasan dalam kebijakan dalam hal penyiapan sarana dan
prasarana
4. Keterbatasan sumberdaya manusia
5. Masih rendahnya sistem reward dan punishment dilingkungan internal
6. Unit penjamin mutu seringkali mengalami keterlambatan dalam penyediaan informasi
7. Instrumen yang digunakan dalam menghimpun data dan informasi antar unit penjamin
mutu Program studi dengan akademik kadangkala berbeda.

Peluang
1. Dukungan dan pengembangan pemerintah pusat dan daerah untuk peningkatan Program
studi
2. Kemitraan dengan instansi terkait pengguna lulusan
3. Pengembangan sarana dan prasarana

Ancaman
1. Ketidakseimbangan antara Sumberdaya dengan elemen-elemen unit kerja untuk
mewujudkan visi dan misi
2. Belum terakreditasinya Prodi
3. Pemerintah daerah yang tidak mempertimbangkan lulusan dalam pemenuhan SDM di
tingkat Daerah

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 9


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
ANALISIS KKPA (SWOT) KOMPONEN B
KEKUATAN KELEMAHAN
PELUANG Strategi SO Strategi WO
 Kepemimpinan yang  Keterbatasan
dikembangkan adalah sumber daya
kepemimpinan manusia bisa diatasi
visioner, demokratis, oleh dukungan dan
transparan dan pengembangan
inovatif sehingga pemerintah pusat
dapat mencapai dan daerah serta
tujuan sesuai dengan kemitraan dengan
visi dan misi dan instansi terkait
kepemimpinan juga dengan salah
bersifat terbuka, satunya penyediaan
bertanggung jawab tenaga pengajar
dan efektif dalam tidak tetap sehingga
mengelola situasi dan proses belajar
kondisi yang normal mengajar dan yang
dan kritis sehingga lainnya bisa berjalan
dukungan dan dengan lancar.
pengembangan  Kebijakan dalam hal
pemerintah pusat dan penyiapan sarana
daerah untuk dan prasarana
peningkatan program kedepannya
studi bisa diakomodir diharapkan
dengan baik diserahkan
 Kepemimpinan sepenuhnya kepada
ditujukan untuk prodi sehingga
mengkomunikasikan, pengembangan
mengkoordinasi, sarana dan prasarana
mengarahkan bisa diwujudkan
membimbing, dengan baik sesuai
membuat kompromi dengan kebutuhan
yang obyektif dan prodi.
membangun peran
serta seluruh anggota,
kedepan diharapkan
tujan kepemimpinan
tersebut bisa lebih
ditingkatkan
sehingga sistem
reward dan
punisment terhadap
seluruh anggota bisa
lebih ditingkatkan
untuk memberikan
rangsangan kepada
seluruh anggota
untuk lebih baik

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 10


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
 Unit penjamin mutu
memiliki tim kerja
yang secara terus
menerus melakukan
koordinasi dengan
program studi dan
akademik serta
merupakan unit
supporting
perencanaan dan
pengembangan
program studi yang
secara terus menerus
mencoba untuk
melakukan perbaikan
sehingga kedepannya
diharapkan tidak lagi
terjadi keterlambatan
dalam penyediaan
informasi sehingga
semua kegiatan bisa
berjalan sesuai
dengan yang
diharapkan.
ANCAMAN Strategi ST Strategi WT
 Tata pamong yang  Penambahan sumber
dikembangkan di daya manusia dan
prodi kesehatan peningkatan mutu
lingkungan adalah sumber daya
penguatan structural, manusia kedepannya
tugas dan fungsi serta akan semakin
uraian tugas yang ditingkatkan
jelas dimasing- sehingga
masing bidang ketidakseimbangan
structural maupun antara sumber daya
fungsional serta dengan elemen-
kepemimpinan yang elemen unit kerja
bersifat terbuka, bisa diatasi dan
bertanggung jawab diharapkan bisa
dan efektif dalam menjalankan misi
mengelola situasi dan dan mewujudkan
kondisi yang normal visi sesaui dengan
dan kritis diharapkan yang diharapkan
dapat mengatasi  Unit penjamin mutu
ketidakseimbangan seringkali
antara sumber daya mengalami
dengan elemen- keterlambatan dalam
elemen unit kerja penyediaan
sehingga kedepannya informasi

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 11


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
bisa menjalankan diharapkan dengan
misi dengan baik Pengembangan
yang berakhir dengan IPTEK yang
termujudnya visi semakin maju
yang diharapkan. keterlambatan dalam
 Unit penjamin mutu penyediaan
memiliki tim kerja informasi bisa
yang secara terus diatasi sehinnga
menerus melakukan kedepannya
koordinasi dengan program studi
program studi dan kesling bisa
bagian akademik melaksanakan
sehingga kedepannya budaya mutu.
program studi kesling
bisa terakreditasi
 Unit penjamin mutu
merupakan unit
supporting
perencanaan dan
pengembangan
program studi
kedepan diharapkan
mampu
meningkatkan
kerjasama dengan
pemerintah daerah
sehingga diharapkan
kedepan pemerintah
daerah dapat
mempertimbangkan
lulusan dalam
pemenuhan SDM di
tingkat Daerah

KOMPONEN C MAHASISWA DAN LULUSAN

1. Sistem Rekrutmen dan Seleksi Calon Mahasiswa


Sistem Rekrutmen untuk Mahasiswa baru tertuang dalam petunjuk Teknis
Pelaksanaan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru yang diatur dalam petunjuk teknis
oleh Badan Pengembangan dan Pemberdayan SDM Kesehatan (BPPSDM). Sistem
penerimaan mahasiswa baru di Prodi Kesling, dilakukan secara terpusat oleh Poltekkes
Kemenkes Mamuju di bawah koordinasi Pudir III Bagian Kemahasiswaan. Perekrtutan
melalui jalur ujian masuk SIPENSIMARU (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru).
Pelaksanaan Ujian masuk SIPENSIMARU dilakukan dengan mengadakan tes tertulis

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 12


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
meliputi Matematika, Bahasa Inggris, IPA (Biologi, Fisika, Kimia) dan Bahasa
Indonesia.
Syarat pendaftaran untuk Prodi Kesehatan Lingkungan menerima Lulusan SMU atau
SMK/ MAN dan untuk Paket C menyertakan Nilai Rapor SMA Kelas 1,2 dan 3 dari
Berbagai Prodi.
Prosedur pendaftaran dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Calon peserta yang memenuhi persyaratan harus mendaftar sendiri ke Panitia
Poltekkes yang dituju, dengan menyerahkan kelengkapan berkas pendaftaran dan
keseluruhan berkas administrasi calon peserta sesuai dengan ketetuan.
2. Panitia Poltekkes melakukan seleksi adminstrasi terhadap kelengkapan berkas
administrasi calon peserta
3. Calon peserta yang telah memenuhi persyaratan dan kelengkapan berkas admnistrasi
akan memperoleh Kartu Peserta Ujian dan yang bersangkutan berhak mengikuti
ujian tulis Sipensimaru
4. Calon peserta dapat melakukan pendaftaran untuk dua Prodi dengan syarat
Prodi/program Studi yang dipilih berada dalam Poltekkes Kemenkes
5. Calon peserta warga negara asing yang ingin ikut mengikuti seleksi wajib
memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Calon mahasiswa mendaftar ke prodi dikanakes yang dituju
b. Calon mahasiswa tersebut wajib mengikuti seluruh ketentuan dan proses
sipensimaru
c. Apabila calon mahsiswa tersebut dinyatakan lulus dan diterima di Prodi
diknakes, maka yang bersngkutan harus mengurus Kartu Ijin Tinggal Terbatas
(KITAS) di Kanwil Imigrasi Provinsi Setempat sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku.

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 13


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
Seleksi untuk calon mahasiswa dengan ketentuan sebagai Berikut :
1. Adminstrasi
Seleksi administrasi dilaksanakan oleh Panitia Poltekkes
2. Ujian Tulis
a. Mata Uji
NO MATA UJI JUMLAH SOAL JUMLAH WAKTU
1 Matematika 30
2 Bahasa Inggris 30
180 menit
3 IPA (Biologi, Fisika, Kimia) 30
4 Bahasa Indonesia 10

b. Pemeriksaan Hasil Ujian dilaksanakan oleh Panitia Poltekkes


Pemeriksaan hasil Ujian tulis dilaksanakan oleh Panitia Poltekkes yang ditunjuk
oleh direktur melalui SK Panitia Pemeriksa Hasil Ujian Sipensimaru.
3.Penilaian Hasil Ujian Tulis
a. Panitia poltekkes menetapkan sistem penilaian kelulusan untuk semua calon
mahasiswa
b. Untuk lintas provinsi
Tugas panitia Poltekkes:
1) Panitia Poltekkes pengirim, bertugas:
Mengirimkan LJTT/LJK kepada Panitia Poltekkes Tujuan, segera
setelah pelaksanaan ujian tulis selesai, dengan menggunakan faksimili.
LJTT/LJK asli dikirim melalui pos kilat khusus/ titipankilat/ jasa pos
lain dengan stempel pos hari pelaksanaan ujian.
2) Panitia Poltekkes Tujuan, bertugas:
a) Menerima LJTT/LJK dari panitia Poltekkes Tujuan, yang
selanjutnya digabung dengan LJTT/LJK peserta seleksi
lainnya.
b) Melaksanakan pemeriksaan LJTT/LJK seluruh peserta ujian,
termasuk peserta ujian dari keluarga miskin. Apabila lembar
jawaban yang dikirim (baik melalui faksimili maupun pos kilat
khusus/titipan kilat/jasa pos lain) terlambat dari pihak

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 14


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
pelaksanaan pemeriksaan hasil ujian tulis, maka LJTT/LJK
tersebut tidak diproses lebih lanjut.
4.Penentuan Kelulusan Ujian Tulis
1. Peringkat kelulusan
a. Mengutamakan peringkat kelulusan
Calon mahasiswa yang telah dinyatakan lulus dan telah diurutkan
berdasarkan peringkat bobot mata uji, masing-masing satu persatu secara
berurutan diterima/ditempatkan pada Prodi/ program studi (yang menjadi
pilihannya baik pilihan I atau II) mulai peringkat tertinggi, sampai alokasi
terpenuhi.
b. Mengutamakan pilihan
Berdasarkan peringkat kelulusan, calon mahasiswa ditempatkan ke
Prodi/program studi sesuai pilihan I, sampai alokasi terpenuhi. Apabila
alokasi masih tersedia, maka berdasarkan peringkat kelulusan pula alokasi
tersebut diisi oleh peserta seleksi dengan pilihan II.
c. Kombinasi (peringkat kelulusan dan pilihan)
Penetapan calon mahasiswa yang dinyatakan lulus ujian tulis dilakukan
secara bertahap per Prodi/ program studi.
Calon mahasiswa dengan pilihan I dan II yang dinyatakan lulus (di atas
NBL) ditempatkan pada Prodi/program studi yang menjadi pilihannya.
Jadi, seseorang yang memiliki dua Prodi/program studi namanya akan ada
di kedua Prodi/program studi tersebut.
Selanjutnya calon mahasiswa tersebut diurutkan sesuai peringkat
kelulusan di masing-masing Prodi/program studi, kemudian
ditetapkan/dipilih calon peserta yang diterima sesuai alokasi yang
ditetapkan. Apabila seseorang terpilih di dua Prodi/program studi, maka ia
ditetapkan lulus pada Prodi/program studi pilihan I.
2. Penentuan kelulusan
a. Panitia poltekkes menentukan kelulusan calon mahasiswa
b. Jumlah kelulusan yang ditetapkan agar memperhatikan cadangan yang
besarnya ditentukan Panitia Poltekkes dari alokasi yang tersedia.
c. Kelulusan yang telah ditentukan tersebut juga telah memperhatikan
peserta seleksi PMDP.

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 15


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
5.Pemeriksaan Kesehatan
a. Pemeriksaan kesehatan dilaksanakan bagi calon mahasiswa yang sudah
dinyatakan lulus.
b. Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh tim pemeriksa kesehatan yang ditunjuk
oleh panitia Poltekkes.
c. Bagi calon mahasiswa Poltekkes Kemenkes lintas provinsi, pemeriksaan
kesehatan dilaksanakan di Poltekkes Kemenkes pengirim setelah dinyatakan
lulus. Hasil pemeriksaan kesehatan segera dikirim ke Poltekkes kemenkes
yang dituju.
d. Penetapan hasil pemeriksaan kesehatan dari tim pemeriksa kesehatan
diserahkan kepada Panitia Poltekkes.
6.Kelulusan
Calon mahasiswa yang dinyatakan lulus (ujian tulis dan/ atau tes kesehatan)
disahkan oleh Direktur Poltekkes Kemenkes dan diumumkan kepada peserta
seleksi.
7. Nominasi
a. Nominasi disusun berdasarkan urutan peringkat kelulusan dari yang tertinggi
sampai dengan terendah.
b. Nominasi calon mahasiswa yang terpilih sebagai mahasiswa baru ditetapkan
oleh Panitia Poltekkes.
c. Penetapan mahasiswa baru Poltekkes Kemenkes yang diterima tersebut dibuat
dalam berita acara yang ditandatangani oleh ketua panitia Poltekkes.
8. Pengumuman Mahasiswa Baru yang Diterima
Mahasiswa baru yang diterima (utama dan cadangan) diumumkan oleh Panitia
Poltekkes kepada peserta seleksi.
9. Pendaftaran Ulang bagi Mahasiswa Baru yang Diterima
a. Peserta seleksi yang dinyatakan diterima sebagai mahasiswa baru wajib
mendaftar ulang langsung ke poltekkes kemenkes yang dituju. Untuk
mahasiswa cadangan, pendaftaran ulang akan dilakukan setelah ada
pemberitahuan lebih lanjut.
b. Apabila sampai batas akhir waktu pendaftaran ulang yang mendaftar kurang
dari jumlah alokasi yang ditetapkan, kekurangannya dipenuhi dari calon
mahasiswa cadangan menurut peringkat tertinggi. Jika masih belum

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 16


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
mencukupi, maka pemenuhan alokasi diatur oleh Panitia Poltekkes, dengan
tetap mempertimnbangkan terjaminnya mutu mahasiswa.
c. Bagi mahasiswa baru yang telah mendaftar ulang dan menyelesaikan proses
administratisi kemudian mengundurkan diri pengaturannya ditetapkan oleh
Panitia Poltekkes.
10. Pemanggilan calon mahasiswa cadangan
Pemanggilan calon mahasiswa cadangan diatur dan ditetapkan oleh masing-
masing Poltekkes Kemenkes.
2. Profil mahasiswa: akademik, sosio-ekonomi, pribadi (termasuk kemandirian dan
kreativitas).
Dalam buku pedoman penerimaan mahasiswa poltekkes kemenkes mamuju, tidak
dicantumkan variable kemampuan ekonomi dan keadaan fisik peserta sebagai dasar
(kriteria) perangkingan peserta yang mengikuti seleksi. Semua peserta diranking sesuai
dengan kriteria yang telah dibuat. Mulai tahun 2013 Poltekkes kemenkes mamuju telah
mencanangkan beasiswa studi penuh bagi calon mahasiswa yang memiliki potensi
akademik tinggi dan memiliki keterbatasan ekonomi. Skema program yang dilaksanakan
oleh poltekkes kemenkes mamuju antara lain melalui beasiswa bagi mahasiswa yang
tidak mampu dan beasiswa bagi mahasiswa dari daerah tertinggal di SULBAR.
3. Keterlibatan mahasiswa dalam berbagai komisi yang relevan.
Di program studi kesehatan lingkungan terdapat satu lembaga kemahasiswaan
yaitu Himpunan Mahasiswa Prodi. Berdasarkan angket yang diberikan, lembaga
kemahasiswaan telah menjalankan reorganisais dengan baik, keterlibatan mahsiswa
dalam proses recruitment antusias, sampai dengan akhir kepengurusan, pengurus masih
aktif menjalankan kepengurusan. Upaya pembinaan dan pengembangan telah dilakukan
berupa pelatihan kepemimpinan dasar.
4. kegiatan ekstra-kurikuler.
Untuk memenuhi pelayanan dalam membina dan mengembangkan penalaran,
minat, bakat, seni dan kesejahteraan mahasiswa, program studi kesehatan lingkungan
poltekkes kemenkes mamuju memfasilitasi melalui unit kegiatan mahasiswa poltekkes
kemenkes mamuju. Saat ini unit kegiatan mahasiswa yang dimiliki di lingkup Poltekkes
Kemenkes Mamuju adalah LDK gamais dan Pick M-care
Jenis dan jumlah UKM ini dimungkinkan terus berkembang sesuai dengan
kebutuhan para mahasiswa, karena munculnya UKM-UKM ini merupakan respon

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 17


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
poltekkes kemenkes mamuju dalam merealisasi aspirasi dan kebutuhan mahasiswa untuk
mengaktualisasikan minat, bakat, dan potensi mahasiswa. Ke depan, UKM-UKM yang
telah ada ini akan dioptimalkan kinerjanya sesuai dengan dinamika kebutuhan dan
profesionalitas pengelolaannya
Prodi kesling poltekkes kemenkes Mamuju Buku kode etik Mahasiswa yang
dibuat oleh akademik bagian kemahasiswaan poltekkes kemenkes mamuju. Buku ini
hadir sebagai media informasi kemahasiswaan bagi para mahasiswa, Pembina,
pendamping serta pembimbing kemahasiswaan. Buku ini mencakupi informasi lembaga
kemahasiswaan, unit kegiatan mahasiswa (UKM), serta etika kemahasiswaan Poltekkes
kemenkes mamuju. Informasi yang ada pada buku ini sebagai pedoman normatif dalam
menyiapkan dan mengoptimalkan lulusan yang mengarah pada terciptanya lulusan yang
mempunyai kualitas akademik, sikap professional, dan kepribadian yang utuh
(bermartabat). Kode etik ini disusun untuk acuan bagi mahasiswa, baik secara individual
maupun kelompok dalam bersikap dan berperilaku di dalam dan di luar kampus. Kode
etik tersebut memuat garis-garis besar nilai moral dan etika yang mencerminkan
masyarakat kampus yang profesional, inovatif, dan bermartabat.
Agar informasi tersebut dapat menjadi acuan mahasiswa maka disosialisasikan
melalui penjelasan sejak dini kepada mahasiswa baru melalui rangkaian kegiatan
pengenalan program studi (PPS) dan juga melalui pembekalan PKL dan wisuda.
Berikut ini adalah kegiatan kemahasiswaan yang telah dilakukan:
a) Badan Eksekutif mahasiswa tingkat Poltekkes, dengan beberapa kegiatan:
 Orientasi Mahasiswa baru
 Peringatan hari keagamaan (maulid Nabi Muhammad Saw)
 Latihan kepemimpinan
b) Himpunan Mahasiswa Prodi Kesling dengan beberapa kegiatan
 Orientasi Mahasiswa baru program studi kesehatan lingkungan
 Latihan dasar kepemimpinan
 Peringatan hari BUMI
 Scool competition bidang seni dan daur ulang limbah padat
c) Unit kegiatan mahasiswa lainnya:
 LDK gamais
 Pic M-Care

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 18


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
5. Keberlanjutan penerimaan mahasiswa (minat calon mahasiswa dan kebutuhan
akan lulusan program studi).
Untuk memperoleh masukan baru (input) yang berkualitas tinggi, program studi
kesehatan lingkungan melalui poltekkes kemenkes mamuju melakukan proses seleksi
yang ketat. Proses rekruitmen mahasiswa baru prodi kesling masih manual melalui
sipensimaru yang dilakukan oleh poltekkes kemenkes mamuju. Pengembangan
sistem ini akan dikembangkan dan dapat diakses melalui internet supaya calon-calon
mahsiswa dari berbagai daerah dapat terfasilitasi dengan baik.
Jumlah calon mahasiswa program studi kesling dari tahun ke tahun fluktuatif. Hal ini
menunjukkan bahwa program studi kesehatan lingkungan belum terlalu familiar
dikalangan calon mahsiswa. Untuk itu pada masa yang akan datang perlu diupayakan
berbagai kegiatan untuk menarik calon mahasiswa agar mendapat input yang
berkualitas
Dalam rangka meningkatkan minta calon mahasiswa terhadap prodi kesling dan
meningkatkan kepercayaan masyarakat telah dilaksanakan berbagai kegiatan seperti:
mengirimkan brosur-brosur ke sekolah-sekolah, dan kunjungan langsung ke sekolah-
sekolah.
6. Pelayanan untuk mahasiswa:
untuk mendukung keberhasilan mahasiswa dalam menempuh studi dan pasca
studi di Prodi Kesling telah dilakukan layan bimbingan kepada mahasiswa
baik pada aspek akademik dan non akademik oleh dosen dan pimpinan
program studi
a. Bantuan tutorial yang bersifat akademik
Layanan bimbingan mahasiswa yang bersifat akademik seperti KRS, KHS,
Jadwal Mata Kuliah, Transkrip Akademik, Kartu Mahasiswa, PBL, PKL,
dan KTI, layanan administrasi keuangan (pembayaran SPP), layanan
perpustakaan, pemberian jaminan pemeliharaan kesehatan serta layanan
beasiswa

b. Informasi dan bimbingan karir


Informasi dan bimbingan karir bagi mahasiswa dan lulusan prodi kesling
masih berupa pemberian informasi lowongan pekerjaan melalui media
sosial (group FB dan group BBM)

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 19


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
c. Konseling pribadi dan sosial
Layanan bimbingan dan konseling secara individu diberikan dalam bentuk
konsultasi yang dilaksanakan di ruang prodi kesling setiap seminggu sekali
yang meliputi masalah pribadi dan sosial mahasiswa.
7. Kompetisi dan etika lulusan yang diharapkan
Lulusan diharapkan memiliki kompetensi di bidang kesehatan lingkungan.
Kompetensi lulusan Diploma III kesling (Ahli Madya Kesling) di dasarkan
pada Kurikulum yang sesuai dengan Standar Profesi Sanitarian dan kemudian
dituangkan ke dalam Standar Kerja Kompetensi Nasional Indonesia.
8. Hasil pembelajaran:
a. Kompetensi yang dicapai dibandingkan dengan yang diharapkan
Kompetensi yang diharapkan dari lulusan prodi kesling adalah memiliki
pengetahuan di bidang kesling yang diharapkan sesuai dengan konsentrasi
Prodi Kesling, baik secara teoritis maupun praktis.
b. Kesesuaian kompetensi yang dicapai dengan tuntutan dan kebutuhan
pemanfaat lulusan
Kurikulum yang telah disusun sesuai dengan standar kompetensi profesi
sanitarian. Mahasiswa diwajibkan lulus pada semua mata kuliah teori
maupun praktek. Kelulusan mahasiswa dalam setiap mata kuliah
mencerminkan penguasaan kompetensi dari setiap mata kuliah
c. Data tentang kemajuan, keberhasilan, dan kurun wakru penyelesaian
studi mahasiswa (termasuk IPK dan yudisium lulusan).
Daya serap dan daya juang mahasiswa dalam mengikuti proses
pembelajaran ditunjukkan dalam lama studi dan waktu penyusunan skripsi
serta IPK yang diperolehnya. Adapun IPK yang diperoleh alumni pertama
berkisar antara 2,9 sampai 3,75 dengan rata-rata 3,26. Dari data tersebut
menunjukkan kemampuan, semangat, dan daya serap mahasiswa sudah
mampu bersaing di pasar kerja, jika dikaitkan dengan pengguna lulusan
dewasa ini yang mensyaratkan IPK tinggi.
d. Kepuasan lulusan
Mahasiswa lulusan sebagian besar mendapatkan bekal yang cukup untuk
menjadi professional di lapangan. Mereka merasa puas dan siap untuk

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 20


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
bekerja, karena mereka telah mendapatkan landasan keilmuan yang diikuti
praktik dilapangan.
Pengukuran kepuasan lulusan dilakukan melalui program tracer study yang
bertujuan untuk melihat feedback atau respon dari mahasiswa terhadap
kesesuaian kompetensi yang telah diberikan dibangku kuliah dengan
kompetensi yang dibutuhkan pada saat bekerja. Program tracer study
belum dilakukan secara langsung dari program studi untuk mendatangi
langsung kepada pengguna lulusan, sehingga data yang diperoleh hanya
berupa kepastian kerja dari perkataan alumni dan informasi yang ada.
Selanjutnya perencanaan dari data tersebut dibuatkan perkiraan yang
disesuaikan dengan praktek lapangan sebelumnya dengan hasil
perkuliahan dan juga sebagian hasil tatap muka dengan alumni secara
langsung baik formal maupun tidak.
9. Kepuasan pemanfaatan lulusan dan keberlanjutan penyerapan lulusan
Lulusan prodi kesling sebagian sudah bekerja sebagai tenaga honorer maupun kontrak
seperti di puskesmas-puskesmas, perusahaan swasta, dan badan narkotika nasional.
Dengan semakin besarnya kompetisi untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas
maka kedepannya perlu dilakukan agenda kegiatan yang berorientasi pada
peningkatan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual
secara simultan. Dengan adanya aspek-aspek ini diharapkan lahirnya sumber daya
manusia yang profesional, inovatif dan bermartabat.
10. Produk program studi berupa model-model, karya inovatif, hak paten, hasil
pengembangan prosedur kerja, produk fisik sebagai hasil penelitian.
Sampai saat ini belum ada Produk program studi baik berupa model-model, karya
inovatif, hak paten, hasil pengembangan prosedur kerja, maupun produk fisik sebagai
hasil penelitian.
11. Deskripsi SWOT komponen C

SWOT DESKRIPSI
KEKUATAN  Prodi kesling poltekkes mamuju
adalah satu-satunya prodi
kesling di SULBAR
 Pembimbing akademik berada
dikampus selama jam kerja
sehingga dapat memberikan
bimbingan pada mahasiswa di

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 21


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
luar jam pelajaran.
 Apresiasi terhadap kreatifitas
mahasiswa telah diwadahi
kegiatan ekstrakurikuler melalui
keberadaan organisasi
kemahasiswaan di tingkat
Poltekkes yaitu Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) dan ditingkat
Prodi Himpunan Mahasiswa
Prodi (HMJ)
KELEMAHAN  Pengembangan softskill
mahasiswa masih jauh dari
memadai. Unit-unit yang
berfungsi mengembangkan
softskill mahasiswa juga belum
berfungsi secara optimal.
 Belum optimalnya fungsi
bidang alumni mahasiswa yang
secara teoritis menjadi asset
yang mampu menyediakan
informasi kerja, penelusuran
alumni dan dukungan dalam
penyediaan beasiswa.
PELUANG  Masih kurangnya tenaga
sanitarian di Sulawesi barat
 Kemajuan teknologi informasi
dan kebutuhan masyarakat
terhadap teknologi informasi
memudahkan publikasi serta
membangun jaringan yang lebih
luas dengan alumni, prodi
pemerintah dan swasta serta
masyarakat yang lebih luas
ANCAMAN  Akibat globalisasi
mengakibatkan meningkatnya
persaingan memperoleh
kesempatan kerja bagi lulusan.
 Minat masyarakat untuk
melanjutkan studi ke kota-kota
besar seperti SULSEL masih
tinggi
 Tuntutan masyarakat untuk
menghasilkan lulusan yang
berkualitas, serta menguasai
hardskill dan softskill agar
mampu bersaing di tingkat
global.

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 22


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
ANALISIS KKPA (SWOT) KOMPONEN C
KEKUATAN KELEMAHAN
PELUANG Strategi SO Strategi WO
 Prodi kesling  Belum optimalnya
poltekkes mamuju fungsi bidang alumni
adalah satu-satunya mahasiswa yang
penghasil sanitarian secara teoritis
yang ada di menjadi asset yang
Sulawesi Barat mampu menyediakan
ditambah masih informasi kerja,
kurangnya tenaga penelusuran alumni
sanitarian di dan dukungan dalam
Sulawesi Barat penyediaan beasiswa
sehingga peluang bisa ditangani oleh
untuk memperoleh kemajuan teknologi
pekerjaan bagi informasi yang
alumni sangat semakin hari semakin
terbuka luas meningkat sehingga
sehingga diharapkan memudahkan
kedepannya peminat publikasi serta
untuk prodi kesling membangun jaringan
semakin meningkat yang lebih luas
 Apresiasi terhadap dengan alumni, prodi
kreatifitas pemerintah dan
mahasiswa telah swasta serta
diwadahi kegiatan masyarakat yang
ekstrakurikuler lebih luas dan
melalui keberadaan penyedia beasiswa.
organisasi  Pengembangan
kemahasiswaan di softskill mahasiswa
tingkat Poltekkes masih jauh dari
yaitu Badan memadai. Unit-unit
Eksekutif yang berfungsi
Mahasiswa (BEM) mengembangkan
dan ditingkat Prodi softskill mahasiswa
Himpunan juga belum berfungsi
Mahasiswa Prodi secara optimal,
(HMJ), dan dengan kedepannya
kemajuan teknologi diharapkan
informasi dan pengembangan
kebutuhan softskill mahasiswa
masyarakat terhadap harus lebih
teknologi informasi diperhatikan agar
diharapkan dapat nantinya di peroleh
dimanfaatkan oleh lulusan yang tidak
BEM dan HMJ hanya mampu
untuk memudahkan bersaing secara
publikasi serta akademik tetapi juga
membangun memiliki kemampuan

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 23


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
jaringan yang lebih softskill yang bisa
luas dengan alumni, digunakan di dunia
prodi pemerintah kerja nantinya dan
dan swasta serta tujuan akhirnya
masyarakat yang adalah menghasilkan
lebih luas, sehingga tenaga sanitarian
prodi kesling yang profesional,
semakin di kenal di inovatif dan
masyarakat. bermartabat.
ANCAMAN Staregi ST Strategi WT
 Prodi kesling  Unit-unit yang
merupakan satu- berfungsi
satunya penghasil mengembangkan
tenaga sanitarian di softskil mahasiswa
Sulawesi Barat, diharapkan
selain itu kedepannya dapat
pembimbingan berfungsi secara
akademik bagi optimal sehingga
mahasiswa selama pengembangan
jam kerja oleh softskill mahasiswa
dosen pembimbing bisa lebih
serta pewadahan ditingkatkan
kreatifitas sehingga persaingan
mahasiswa dalam memperoleh
kegiatan kesempatan kerja
ekstrakulikuler bagi alumni di era
kedepan semakin globalisasi bisa
ditingkatkan, dimenangkan.
sehingga diharapkan  Di masa yang akan
mampu datang optimalisasi
menghasilkan fungsi bidang alumni
sanitarian yang mahasiswa yang
dapat bersaing secara teoritis
untuk memperoleh menjadi asset yang
kesempatan kerja di mampu menyediakan
era globalisasi. informasi kerja,
 Prodi kesling penelusuran alumni
poltekkes mamuju dan dukungan dalam
adalah satu-satunya penyediaan beasiswa
prodi kesling di serta salah satu yang
SULBAR, dengan berperan dalam
promosi yang besar- mempromosikan
besaran diharapkan prodi harus
prodi ini semakin di ditingkatkan
kenal oleh sehingga diharapkan
masyarakat luas kedepannya minat
sehingga diharapkan masyarakat untuk
kedepan, minat melanjutkan studi ke
masyarakat untuk kota-kota besar

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 24


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
melanjutkan studi seperti SULSEL
ke kota-kota besar semakin berkurang.
seperti SULSEL
semakin berkurang.
 kedepannya
diharapkan
pengembangan
softskill mahasiswa
harus lebih
diperhatikan agar
nantinya di peroleh
lulusan yang tidak
hanya mampu
bersaing secara
akademik tetapi
juga memiliki
kemampuan
softskill yang bisa
digunakan di dunia
kerja nantinya dan
tujuan akhirnya
adalah
menghasilkan
tenaga sanitarian
yang profesional,
inovatif dan
bermartabat,
sehingga tuntutan
masyarakat untuk
menghasilkan
lulusan yang
berkualitas, serta
menguasai hardskill
dan softskill agar
mampu bersaing di
tingkat global dapat
terpenuhi

KOMPONEN D. SUMBERDAYA MANUSIA

D.1 Sistem Rekrutmen dan Seleksi dosen dan Tenaga Kependidikan

Dosen dam tenaga kependidikan adalah penggerak utama kehidupan perguruan tinggi.
Disamping dosen, keberadaan tenaga kependidikan seperti lnstruktur laboratorium, teknisi,
pustakawan, administrasi dan tenaga pendukung lainnya juga ikut membri kontribusi dan
bertanggungjawab atas pencapaian sasaran mutu suatu lembaga. Mengingat peran
Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 25
POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
sumberdaya Manusia (SDM) yang begitu vital maka rekruitmen menjadi salah satu bagian
terpenting dalam keseluruhan proses manajemen sumberdaya manusia. Sistem rekruitmen
dan seleksi dilaksnakan dengan menjunjung tinggi prinsip-prinsip transparansi, keadilan, dan
objektivitas yang memungkinkan diperolehnya sumber daya unggul. Rekrutmen yang
dilaksanakan mengacu pada perencanaan jangka pendek, menengah dan panjang. Dimana
perencanaan jangka pendek dititik beratkan pada penerimaan sumberdaya baik dosen
maupun tenaga kependidikan, Instruktur laboratorium melalui penerimaan CPNS, sedangkan
pemenuhan dengan jangka menengah ditujukan dengan peningkatan Sumberdaya manusia
melalui Tugas Belajar ataupun izin belajar, perencanaan jangka panjang untuk SDM akan
disesuaikan dengan kebutuhan organisasi. Identifikasi kebutuhan dosen dilakukan dengan
mendasarkan diri pada data rasio dosen dan mahasiswa. Prodi dilibatkan dalam perencanaan
untuk mendapatkan informasi yang lebih detail tentang spesifikasi dosen yang diperlukan
dengan mempertimbangkan kebutuhan dosen untuk konsentrasi dan kualifikasi tertentu
sesuai kebutuhan, rencana pengembangan di Prodi. Terkait dengan persyaratan yang
disyaratkan sesuai dengan kebutuhan dimana untuk penerimaan dosen dengan syarat
pendidikan minimal S2, tenaga kependidikan non dosen S1 dan Instruktur laboratorium,
tenaga administrasi dan tekhnis lainnya dengan kualifikasi S1, D4 dan D3. Penyebarluasan
atau pengumuman rekruitmen dengan sistem online merupakan wujud transparansi sistem
rekruitmen. Dengan sistem ini diharapkan dapat diakses oleh masyarakat luas diberbagai
wilayah, sehingga bisa didapatkan jumlah dan kualifikasi pendaftar yang memadai untuk
mengikuti seleksi dengan tingkat persaingan yang tinggi dan fair. Mulai dari informasi
lowongan, nilai serta seluruh tahapan tes serta pengumuman dilakukan secara online melalui
web Kemenkes.
D.2 Pengelolaan dosen dan tenaga pendidikan
Sumberdaya manusia sebagai komponen utama untuk mensukseskan program perguruan
tinggi, dalam rangka mencapai visi dan misi prodi. Sebagai perguruan tinggi yang baru dan
ingin berkembang serta lebih maju akan selalu dilakukan berbagai upaya-upaya untuk
peningkatan dalam pengelolaan SDM. Sistem pengelolaan sumber daya dalam hal ini baik
dosen, tenaga kependidikan, instruktur laboratorium, dan tenaga teknis lainnya dilakukan
dengan prosedur mutu yang telah baku disesuaikan dengan Tata kelola Organisasi.
Transparansi pengelolaan SDM salah satunya dengan implementasi sistem informasi
kepegawaian seperti Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMKA), Sistem Informasi
Layanan Kepegawaian (SILK) serta Uraian Jabatan (URJAB) yang tertuang dalam Tata

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 26


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
Kelola Organisasi. Keterbatasan SDM akan berdampak terhadap kinerja sehingga pemenuhan
SDM khususnya dosen akan terus dilakukan sampai pemenuhan ratio dosen dengan
mahasiswa terpenuhi.
D.3 Profil dosen dan tenaga pendukung: mutu, kualifikasi, pengalaman, ketersediaan
(kecukupan, kesesuaian, dan rasio-mahasiswa)

Sampai saat ini Prodi Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Mamuju baru
memiliki 6 dosen tetap dengan kulaifikasi S2 sebanyak 4 orang dan S1 berjumlah 2 orang.
Kualifikasi dengan standard S3 belum ada. Diharapkan kedepan jumlah pemenuhan dosen
akan terus meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Maka pemenuhan dosen untuk
sementara dilakukan melalui MOU dengan Poltekkes Kemenkes Makassar hal ini ditempuh
guna memenuhi kekurangan tenaga dosen sehingga sistem pembelajaran dapat berjalan
dengan baik.
Rasio dosen dan mahasiswa yang dimiliki saat ini belum ideal yaitu 1 : 19 dimana jika
mengacu pada aturan normatifnya adalah 1:6. Kedepan pemenuhan ini akan terus dilakukan
seperti penambahan tenaga dosen melalui jalur CPNS ataupun jalur lainnya.
Tenaga teknis lainnya seperti pustakawan dan tenaga akademik baru berjumlah 3 orang
dengan instruktur laboratorium 2 orang.
D.4 Karya Akademik dosen (hasil penelitian, karya lainnya)
Kebijakan persyaratan tentang angka kredit untuk kenaikan pangkat dan sekaligus
tumbuhnya budaya akademik yang sehat dikalangan dosen mendorong semakin
meningkatnya karya-karya ilmiah sebagai kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat.
Sampai saat ini karena keterbatasan pembiayaan maka belum ada pembiayaan dibidang
penelitian sehingga penelitian yang dilakukan masih secara mandiri.
D.5 Peraturan Kerja dan Kode Etik
Kualitas sumber daya manusia secara komperhensif tidak hanya terdapat pada aspek
kualitas professional saja, tetapi juga kualitas moral dan emosional. Dosen dan karyawan
yang jujur, bermoral, dan beretika sangat dibutuhkan untuk pengembangan lembaga dan
pemeberian layanan yang optimal kepada para pemangku kepentingan. Aturan mengenai tata
tertib dan kehidupan kampus dituangkan ke dalam aturan kode etik akademika Civitas
Akademika Politeknik Kesehatan Kemenkes Mamuju. Aturan ini merupakan pedoman
perilaku bagi civitas akademika Politeknik Kesehatan Kemenkes Mamuju, baik dosen, tenaga
administrasi, maupun para mahasiswa. Apabila terjadi pelanggaran maka akan ditindak
sesuai dengan pelanggarannya.

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 27


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
D.6 Pengembangan Staf
Dalam rangka meningkatkan kualifikasi dan kompotensi tenaga kependidikan antara lain
dilakukan melalui program pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kemampuan yang
bersangkutan dan kebutuhan unit kerja masing-masing. Program pendidikan dan pelatihan
mengacu pada standard kompotensi sesuai dengan perarturan yang berlaku. Pendidikan dan
pelatihan dilakukan secara berjenjang sesuai dengan bidang tugas yang dilakukan.
D.7 Keberlanjutan pengadaan dan Pemanfaatan
Keberlanjutan pengadaan dosen di Prodi Kesehatan Lingkungan dilaksanakan
dengan mengacu pada rasio dosen dan mahasiswa hingga tercapai angka ideal. Salah satu
upaya yang perlu diupayakan untuk memenuhi kekurangan tenaga pengajar agar mencapai
beban proporsial dalam tri darma perguruan tinggi dilakukan perekrutan dosen pramubakti.
Sedangkan pengadaan tenaga kependidikan terus diupayakan sesuai analisis kebutuhan unit
kerja. Sedangkan pemanfaatan secara optimal dalam rangka pencapaian sasaran mutu
lembaga.
D.8 Deskripsi SWOT KOMPONEN D
a. Kekuatan
1. Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang meliputi perencanaan, rekrutmen seleksi
dan penempatan pengawai, pengembangan karir, sanksi dan pemberhentian
pengawai diatur dalam peraturan.
2. Dosen tetap dengan kulailifikasi S2
3. Penilaian kinerja dosen dan karyawan dilakukan tiap semester
4. Tersedia Sistem Manajemen Kepegawaian (SIMKA)
5. Tersedia Sistem Layanan Kepegawaian (SILK)
6. Output Kompotensi dosen berupa hasil penelitian dan pengabdian masyarakat
7. Motivasi dosen untuk studi lanjut dan mengembangkan kompetensi
8. Keberlanjutan pengembangan evaluasi pengelolaan SDM
b. Kelemahan
1. Kuantitas dan Kualifikasi pendidikan dosen masih belum terpenuhi
2. Kuantitas dan kualitas hasil penelitian yang dipublished di jurnal terakreditasi dan
internasional belum ada.
3. Kuantitas dan buku dosen yang diterbitkan dan didistribusikan baik lokal maupun
secara nasional belum ada
4. Stimulus finansial dan non finansial bagi penerbitan buku karya dosen rendah

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 28


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
5. Kerjasama peningkatan kualitas dosen dengan prodi lain belum ada
6. Kualifikasi pendidikan dan kemampuan pengelolaan layanan tenaga kependidikan
masih rendah
7. Pendidikan, pelatihan, training peningkatan professional tenaga kependidikan terbatas
8. Profesionalitas dosen belum maksimal
9. Masih ada dosen belum S2
c. Peluang
1. Program renumerasi pegawai dari pemerintah
2. Program sertifikasi dosen
3. Peningkatan kompotensi dosen melalui joint research
4. Kerjasama pengembangan kompotensi tenaga kependidikan dengan prodi terkait
5. Program dosen teladan dari kementerian
d. Ancaman
1. Ketentuan pendidikan minimal dosen harus S2
2. Kerjasama pengembangan dosen dengan perguruan tinggi asing belum ada
3. Kerjasama pengembangan kompetensi tenaga kependidikan dengan instansi terkait
belum ada
4. Tawaran beasiswa dari berbagai perguruan tinggi belum ada
5. Aturan pelarangan menggunakan tenaga outsourcing
ANALISIS KKPA (SWOT) KOMPONEN D
KEKUATAN KELEMAHAN
PELUANG Strategi SO Strategi WO
 Penilaian kinerja dosen dan  Dengan adanya program
karyawan dilakukan tiap sertifikasi dosen
semester sehingga diharapkan dapat
diharapkan dengan memacu minat para
penilaian kinerja tiap dosen untuk berlomba-
semester ini mampu lomba menerbitkan
memberikan kesempatan buku maupun jurnal
yang besar bagi dosen untuk penelitian
memproleh sertifikasi,  Dengan adanya
olehnya itu kedepannya remunerasi pegawai dari
penilaian kinerja dosen dan pemerintah diharapkan
karyawan ini harus selalu kemampuan
dilakukan. pengelolaan pelayanan
 Tersedia sistem manajemen tenaga kependidikan
kepegawaian yang bisa lebih baik
diharapkan memudahkan  Dengan adanya program
para pegawai untuk dosen teladan dari
meperoleh remunerasi dari kementerian diharapkan
Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 29
POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
pemerintah mampu merangsang
para dosen untuk lebih
professional dan
inovatif
ANCAMAN Strategi ST Strategi WT
 Motivasi dosen yang sangat  Saat ini dosen dengan
tinggi untuk studi lanjut dan pendidikan S2 belum
mengembangkan banyak oleh karena itu
kompetensi diharapkan kedepan diharapkan
terus dipertahankan, kuota untuk tugas
sehingga diharapkan belajar dimaksimalkan
kedepannya semua sehingga kuantitas dan
pendidikan dosen sudah S2 kualifikasi dosen yang
dan mampu melakukan mengharuskan
kerjasama dengan berpendidikan S2 bisa
perguruan tinggi asing terpenuhi
dengan demikian harapan  Pendidikan, pelatihan ,
untuk menghasilkan tenaga training peningkatan
sanitarian yang profesional, professional tenaga
inovatif dan bermartabat pendidikan harus lebih
bisa tercapai. ditingkatkan sehingga
diharapkan dapat
meningkatkan
kerjasama dengan
perguruan tinggi asing
bisa tercapai.

KOMPONEN E: KURIKULUM, PEMBELAJARAN, DAN SUASANA


AKADEMIK

1. Kesesuaian dengan visi, misi, sasaran, dan tujuan.


Prodi kesling poltekkes kemenkes mamuju sebagai prodi dari sekolah tinggi
negeri bertanggung jawab dalam menghasilkan lulusan berkualitas. Sebagai
target pencapaian mutu lulusan, prodi kesling membuat standar kompetensi
lulusan. Beberapa faktor yang mempengaruhi efektifitas prodi untuk
menghasilkan lulusan yang sesuai dengan standar kompetensi antara lain
kualitas input mahasiswa, kualitas proses pembelajaran dan kualitas sarana
dan prasarana pendukung. Berkaitan dengan hal tersebut prodi kesling
berupaya utnuk mengacu pada standar kualitas input calon mahasiswa,
kualitas pembelajaran, dan standar sarana dan prasarana.
Untuk terjaminnya kualitas dari ketiga faktor tersebut di atas, perlu
dirumuskan prosedur dari setiap kegiatan yang berkaitan dengan ketiga
standar tersebut di atas serta memperoleh dukungan atau komitmen pimpinan
untuk melaksanakan prosedur tersebut.
Proses penjamin mutu pembelajaran dilakukan melalui pengaturan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran diawali dengan penyusunan kurikulum,
penyusunan silabus, penyusunan Satuan Acara Perkuliahan (SAP),
penyusunan bahan ajar, dan kontrak kuliah.
Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 30
POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
Dalam mengembangkan kurikulum, prodi kesling mendasarakan pada visi,
misi, tujuan dan sasaran serta mengakomodir masukan dari stakeholders.
Untuk mewujudkan visi terebut, prodi kesling telah membentuk mata kuliah
yang wajib diimplementasikan yaitu:

Table kesesuaian mata kuliah dengan visi


Mata kuliah Jumlah sks Kesesuaian visi
Pendidikan agama 3 Lulusan bermartabat
Pendidikan pancasila dan 3 Lulusan bermartabat
kewarganegaraan
Etika profesi sanitarian 2 Lulusan professional dan
bermartabat
Penyehatan Air & 3 Lulusan yang inovatif
Pengolahan Limbah cair (Perkembangan IPTEK
di bidang kesehatan
Lingkungan)
Penyehatan Tanah dan 3 Lulusan yang inovatif
Pengolahan Sampah (Perkembangan IPTEK
di bidang kesehatan
Lingkungan)
Sanitasi permukiman 4 Lulusan yang profesional
Sanitasi tempat-tempat 4 Lulusan yang profesional
umum dan pariwisata
Sanitasi industry dan 3 Lulusan yang profesional
keselamatan kerja
Sanitasi rumah sakit 3 Lulusan yang profesional

Selain matakuliah-matakuliah tersebut muatan pendidikan karakter juga wajib


terimplementasi dan terintegrasi dalam matakuliah-matakuliah lain prodi.
Terencana dalam kurikulum, silabus, kontrak kuliah, SAP, dan menjadi
tagihan dalam penilaian pembelajaran. Mata kuliah yang sejalan dengan
pengimplementasian visi, misi, tujuan dan strategi ini akan dikembangkan. Hal
ini dimungkinkan karena kurikulum prodi kesling memiliki sifat dinamis.
Kurikulum program studi kesling akan direview kembali jika membutuhkan
pengembangan, hasil review ini akan dilakukan penggantian atau perevisian
kurikulum.
2. Relevansi dengan tuntutan dan kebutuhan stakeholders.
Kurikulum prodi kesling memiliki sifat dinamis. Setiap periodik, kurikulum
yang selama ini diadopsi akan dievaluasi dan dikembangkan kurikulum yang
baru. Salah satu sumber informasi yang diperlukan dalam penyusunan
kurikulum adalah masukan dari masyarakat pengguna (stakeholders).
Informasi ini diperlukan agar kurikulum menjadi pedoman dalam
mengembangkan mahasiswa sesuai dengan skill yang dibutuhkan pasar.
Tingkat kesesuaian kurikulum dengan skill yang dibutuhkan pasar merupakan
faktor utama dalam meningkatkan daya serap lulusan di dunia kerja.

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 31


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
3. Struktur dan isi kurikulum (keluasan, kedalaman, koherensi, penataan/
organisasi)
Kurikulum prodi kesling tersusun atas kurikulum inti dan kurikulum
institusional yang berbasis kompotensi. Kurikulum inti adalah bagian dari
kurikulum pendidikan tinggi yang berlaku secara nasional untuk setiap
program studi yang memuat: tujuan pendidikan, isi pengetahuan, dan
kemampuan minimal yang harus dicapai oleh mahasiswa dalam
menyelesaikan suatu program studi. Kurikulum institusional adalah sejumlah
bahan kajian dan pelajaran dari pendidikan tinggi yang disusun sebagai
tambahan dari kelompok ilmu dalam kurikulum inti disesuaikan dengan
keadaan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan yang
menjadi cirri khas program studi kesling.
Komponen kurikulum prodi kesling tersusun atas kelompok mata kuliah
Pengembangan dan Kepribadian (MPK), mata kuliah keilmuan dan
keterampilan (MKK), mata kuliah keahlian berkarya (MKB), Mata Kuliah
Perilaku Berkarya (MPB), dan Mata kuliah Berkehidupan Bermasyarakat
(MBB).

4. Derajat integrasi materi pembelajaran (intra dan atar disiplin ilmu)


Derajat integrasi materi antar kuliah diatur melalui penentuan mata kuliah
prasyarat atas pengambilan matakuliah tertentu. Cakupan materi yang terlalu
luas pada satu obyek mata kuliah, memungkinkan prodi untuk menjadikannya
lebih dari satu mata kuliah. Dengan demikian, mata kuliah tersebut merupakan
mata kuliah berurutan yang mana mahasiswa yang akan menempuh mata
kuliah kedua, harus lulus terlebih dahulu mata kuliah pertama. Dengan kata
lain terdapat beberapa matakuliah yang memiliki prasyarat.
Untuk menunjang pelaksanaan ujian prasyarat ini, penentuan matakuliah tiap
semester harus memperhatikan apakah mata kuliah tertentu merupakan mata
kuliah prasyarat atau tidak. Jika mata kuliah tertentu merupakan mata kuliah
prasyarat atas mata kuliah lainnya, maka mata kuliah yang menjadi syarat
harus diletakkan pada minimal satu semester sebelum mata kuliah prasyarat.
Namun jika mata kuliah tertentu bukan mata kuliah prasyarat, maka mata
kuliah tersebut dapat diletakkan disembarang semester.

5. Kurikulum lokal yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat terdekat dan


kepentingan lembaga internal

Pengembangan kurikulum di prodi kesling memadukan antara kurikulum inti


dan institusional. Kurikulum inti merupakan kurikulum program studi yang
berlaku secara nasional (kurikulum nasional). Sedangkan kurikulum
institusional merupakan bahan kajian dan pelajaran dari pendidikan tinggi
yang disusun sebagai tambahan dari kelompok ilmu dalam kurikulum inti
disesuaikan dengan keadaan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta kebutuhan yang menjadi ciri khas program studi kesling.
Kurikulum inti dan institusional dibentuk melalui masukan pengguna lulusan,
dan stakeholders. Sedangkan mata kuliah untuk kepentingan internal lembaga
diberikan kepada mahasiswa sebagai keahlian khas prodi kesling dengan
memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemberian

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 32


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
keahlian khas ini dimaksudkan agar lulusan memiliki keahlian khas (berbeda
dari lulusan perguruan tinggi lain) dan merupakan ciri dari lulusan prodi
kesling

6. Mata kuliah yang merujuk pada harapan/kebutuhan mahasiswa secara


individual/kelompok mahasiswa tertentu.

Berdasarkan jenis status mata kuliah, prodi kesling belum memiliki mata
kuliah pilihan, hal ini disebabkan karna kurikulum yang digunakan adalah
sistem paket, artinya mata kuliah yang disediakan sudah disiapkan paket per
semester dalam artian menjadi wajib untuk direncanakan dalam satu semester.
Walaupun kurikulum yang digunakan adalah sistem paket tapi mahasiswa juga
dapat memberikan masukan terhadap silabus atas suatu mata kuliah yang
diikuti. Kesempatan ini dapat dilakukan oleh mahasiswa pada setiap
pertemuan awal perkuliahan. Pada pertemuan awal perkuliahan, dosen
pengampu mata kuliah akan membicarakan kontrak kuliah yang isinya salah
satunya silabus. Jika terdapat masukan dari mahasiswa, maka dosen akan
memasukkannya ke dalam kontrak. Akhirnya kontrak yang telah disepakati
harus ditandatangani oleh dosen dan perwakilan mahasiswa dan dijadikan
sebagai pedoman dosen dalam melakukan proses belajar mengajar.
Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa pengembangan kurikulum juga
memperhatikan masukan, harapan/kebutuhan mahasiswa. Kebijakan ini akan
berdampak pada kualitas pembelajaran melalui peningkatan minat mahasiswa
untuk belajar suatu materi yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.

7. Peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri: melanjutkan studi,


mengembangkan pribadi, memperoleh pengetahuan dan pemahaman
materi khusus sesuai dengan bidang studinya, mengembangkan
keterampilan yang dialihkan (transferable skils), terorientasikan kearah
karir, dan memperoleh pekerjaan.

Kebijakan pengembangan kurikulum dengan mengakomodir kurikulum


muatan inti dan muatan institusional memberikan ruang gerak yang lebih luas
bagi lulusan untuk mengembangkan diri. Muatan kurikulum inti (nasional)
memberikan daya saing lulusan untuk bekerja dalam instansi tingkat nasional.
Sedangkan muatan kurikulum institusional (local) memberikan keahlian
kepada mahasiswa agar memiliki daya saing pada tingkat lokal.

8. Misi pembelajaran
a. Pengembangan/ pelatihan kompetensi yang diharapkan
Setelah kurikulum terbentuk, hal yang perlu dilakukan adalah penentuan
standar kompetensi oleh masing-masing mata kuliah. Standar kompetensi
ini disusun dengan menyesuaikan standar kompetensi lulusan. Penyusunan
standar kompetensi mata kuliah ini digunakan sebagai standar kompetensi
Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 33
POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
yang harus ada pada setiap mahasiswa setelah mahasiswa yang
bersangkutan menempuh mata kuliah tersebut. Standar kompetensi ini
disusun melalui koordinasi diantara dosen yang memiliki Kelompok
Bidang Keahlian (KBK). Selain standar kompetensi, dosen KBK juga
harus merumuskan kompetensi dasar, indikator pencapaian standar
kompetensi, tujuan pembelajaran dan materi yang sampai saat ini masih
mengacu pada kurikulum 2009 yang diterbitkan oleh Badan Pengembagan
dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDM)
Kemenkes.

b. Efisiensi internal dan eksternal


Proses pembelajaran dilakukan melalui perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi. Perencanaan pembelajaran diawali dengan
penyusunan kurikulum, penyusunan silabus, penyusunan Satuan Acara
Perkuliahan (SAP), penyusunan bahan ajar dan kontrak kuliah.
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai dengan kontrak kuliah yang
telah disepakati oleh mahasiswa dengan dosen pengampu. Monitoring dan
evaluasi dapat dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung, dan
saat perkuliahan selesai. Adapun pihak yang dapat melakukan monitoring
adalah pejabat Prodi, Badan Penjamin Mutu (BPM) dan pejabat Poltekkes.
9. Mengajar
a. Kesesuaian strategi dan metode dengan tujuan

Prodi kesling sangat menekankan kesesuaian antara strategi dan metode


pengajaran dengan tujuan. Kesesuaian ini dirumuskan pada saat dosen
melakukan penyusunan silabus dan SAP yang dilakukan bersama dengan
dosen KBK.

b. Kesesuaian materi pembelajaran dengan tujuan mata kuliah

Sama halnya dengan kesesuaian strategi dan metode terhadap tujuan mata
kuliah, namun juga kesesuaian antar materi pembelajaran dengan tujuan.
Prodi kesling menekankan bahwa setiap materi yang akan disampaikan
dalam perkuliahan harus mengacu pada tujuan mata kuliah dan standard
kompotensi

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 34


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
c. Efisiensi dan produktivitas
Sampai saat ini Prodi kesling masih mengacu pada panduan akademik
Poltekkes Kemenkes Mamuju tahun 2013 dimana dalam panduan termuat
aturan Proses Belajar mengajar yang menjelaskan bahwa pelaksanaan
perkuliahan dalam satu semester adalah 16 kali pertemuan termasuk
penilaian (ujian tengah semester dan ujian akhir semester). Artinya, setiap
perkuliahan yang ada di prodi kesling dilaksanakan selama 16 kali
pertemuan. Kebijakan ini diambil untuk lebih mengefektifkan dan
meningkatkan produktivitas pelaksanaan perkuliahan di prodi kesling.

d. Struktur dan rentang kegiatan mengajar


Rentang waktu perkuliahan di prodi kesling ditetapkan dalam panduan
akademik Poltekkes Kemenkes Mamuju. Berdasarkan buku panduan
akademik tahun 2013 pengaturan proses pembelajaran diselenggarakan
berdasarkan kalender akademik yang mengacu pada efisiensi, efektifitas
dan hak-hak peserta didik. Sistem Satuan Kredit Semester (SKS)
merupakan satuan yang digunakan untuk menyatakan :
a. Besarnya beban studi mahasiswa
b. Besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha belajar mahasiswa
c. Besarnya usaha yang diperlukan mahasiswa untuk menyelesaikan
suatu program
d. Besarnya usaha penyelenggaraan, program pendidikan tenaga
pengajar.
Harga satu satuan SKS kegiatan kuliah ditetapkan setara dengan beban
studi tiap minggu selama satu semester yang terdiri dari waktu atau
kegiatan perkuliahan sebagai berikut: 1 jam kegiatan perkuliahan, 2 jam
praktikum, 4 jam kerja lapangan. Pengertian 1 (jam) adalah pelaksanaan
pembelajaran 60 menit.
Harga satu satuan SKS (1 SKS) masing-masing metode pembelajaran :
1. Teori (T) : 1 SKS = 1 Jam pertemuan/ minggu.
2. Praktikum : 1 SKS = 2 Jam Pertemuan/ minggu
3. Klinik (K)/PKL : 1 SKS = 4 Jam Pertemuan/ Minggu

Teori adalah kegiatan proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan


metode, ceramah, diskusi, seminar dan penugasan.

Praktikum adalah kegiatan proses pembelajaran dikelas, laboratorium, baik


dikampus maupun dilahan praktik untuk melatih keterampilan yang
berfokus pada integritas ilmu dan teknologi.

Klinik/ PKL adalah kegiatan proses pembelajaran di lahan praktik baik


dipelayanan prodi maupun masyarakat.

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 35


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
e. Penggunaan teknologi informasi
Keberadaan sarana dan prasarana sangat menunjang efektifitas
pelaksanaan pembelajaran. Salah satu sarana dan prasarana adalah
teknologi informasi. Saat ini prodi kesling belum menggunakan teknologi
informasi khusus diwilayah kampus masih secara manual mereka
menggunakan teknologi informasi dapat dilakukan diluar kampus.

10. Belajar
a. Keterlibatan mahasiswa
Dalam perkuliahan prodi kesling dangat menekankan keterlibatan
mahasiswa. Hal ini tercermin dalam aturan panduan akademik yang
mensyaratkan mahasiswa untuk hadir dalam perkuliahan minimal 75%.
Kehadiran mahasiswa minimal 75% dari perkuliahan ini merupakan
persyaratan mahasiswa untuk mengikuti ujian akhir semester.
Keterlibatan mahasiswa juga ditekankan dalam perkuliahan di kelas. Hal
ini dibuktikan dengan beberapa dosen yang memberikan nilai lebih
terhadap mahasiswa yang aktif dalam perkuliahan. Metode ini biasanya
lebih banyak diaplikasikan pada mata kuliah praktik.
Panduan akademik poltekkes kemenkes mamuju juga menekankan
keterlibatan mahasiswa dalam perkuliahan. Hal ini terlihat dari pengaturan
waktu pembelajaran untuk setiap sks mata kuliah teori atau seminar
sebanyak 60 menit kegiatan terstruktur dan 60 menit kegiatan mandiri.

b. Bimbingan KTI
Salah satu mata kuliah akhir yang harus ditempuh mahasiswa adalah
Karya Tulis Ilmiah (KTI). Penyelesaian mata kuliah ini membutuhkan
intensitas pembimbingan yang diberikan dosen pembimbing terhadap
mahasiswa yang dibimbingnya.
Proses pembimbingan ini dapat dilaksanakan dengan tatap muka langsung
ataupun tidak langsung. Setiap mahasiswa akan melaksanakan bimbingan,
mahasiswa yang bersangkutan harus melakukan permintaan bimbingan
pada KTI. Untuk meningkatkan kualitas KTI, disyaratkan bahwa
pelaksanaan pembimbingan minimal delapan kali.

c. Peluang bagi mahsiswa untuk mengembangkan:


1) Pengetahuan dan pemahaman materi khusus sesuai bidangnya
Prodi kesling memberikan peluang kepada mahasiswa untuk
mengembangkan pengetahuan dan pemahaman materi khusus sesuai
dengan bidangnya. peluang mahasiswa untuk mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman materi khusus yang sesuai dengan
bidangnya diberikan ketika mahasiswa menempuh KTI. Kebijakan
prodi kesling yang mewajibkan mahasiswa untuk mengajukan topik
sebelum penentuan dosen pembimbing KTI juga memberikan ruang
gerak kepada mahasiswa untuk mendalami pengetahuan tertentu untuk
dijadikan sebagai riset. Kebijakan ini juga di dukung oleh kebijakan
penentuan dosen pembimbing KTI harus berdasarkan atau disesuaikan
dengan keahlian dosen pembimbing dengan topik KTI mahasiswa.

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 36


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
2) Keterampilan umum dan yang dapat dialihkan (transferable)
Kebijakan prodi kesling tentang struktur kurikulum terdiri dari
kurikulum inti dan kurikulum institusional memungkinkan prodi
membetuk kurikulum yang di dalamnya memuat mata kuliah yang
bertujuan memberikan keterampilan umum dan dapat dialihkan.
3) Pemahaman dan pemanfaatan kemampuannya sendiri,
Pemahaman dan pemanfaatan kemampuan mahasiswa perlu
ditingkatkan untuk lebih mengefektifkan proses belajar mahasiswa.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut dapat dilakukan melalui
perkuliahan yang menggunakan komunikasi dua arah. Artinya,
penyampaian materi tidak hanya dari dosen, tetapi mahasiswa dimulai
untuk mencari referensi tersendiri dan menyampaikan materi tersebut
di kelas. Komunikasi dua arah juga dapat dilakukan melalui pemberian
kesempatan kepada mahasiswa untuk mengungkapkan pendapat atau
pandangannya tentang materi tertentu. Pengidentifikasian metode
perkuliahan ini dapat dilakukan melalui pengecekan terhadap SAP dan
kontrak kuliah.
4) Kemampuan belajar mandiri,
Selain pemahaman dan pemanfaatan kemampuannya sendiri,
kemampuan belajar madiri juga perlu ditingkatkan sebagai salah satu
faktor untuk mengefektifkan perkuliahan. Salah satu kebijakan prodi
kesling untuk merangsang kemampuan belajar mandiri adalah dengan
ditentukannya waktu perkuliahan untuk mata kuliah teori atau seminar
adalah 60 menit kegiatan tatap muka, 60 Menit kegiatan terstruktur,
dan 60 menit kegiatan mandiri dalam satu SKS
5) Nilai, motivasi dan sikap
Nilai, motivasi dan sikap juga merupakan output dari perkuliahan.
Prodi kesling telah menetapkan nilai atau sikap yang harus dimiliki
oleh mahasiswa kesling yang telah disahkan dalam bentuk pedoman
etika mahasiswa poltekkes kemenkes mamuju.

11. Penilaian kemajuan dan keberhasilan belajar


a. Peraturan mengenai penilaian kemajuan dan penyelesaian studi
mahasiswa
Penilaian hasil belajar mahasiswa diatur dalam Panduan Akademik. Pada
panduan akademik tersebut kemajuan belajar mahasiswa pada tiap
matakuliah yang harus dijalaninya diatur dengan ketentuan: (a) mahasiswa
berkewajiban hadir untuk mengikuti kuliah dan/ atau praktek sekurang-
kurangnya 75% dari seluruh jam tatap muka yang terjadwal pada satu
semester; (b) mahasiswa yang telah melaksanakan seluruh tugas yang
diberikan oleh dosen, serta mengikuti ujian tengah dan akhir semester
berhak mendapatkan nilai dalam bentuk huruf dan bobotnya. Sedangkan
penilaian kelulusan studi mahasiswa diatur dengan ketentuan: (a) telah
menyelesaikan seluruh program yang dipersyaratkan oleh program studi;
(b) mahasiswa dinyatakan lulus apabila yang bersangkutan sekurang-
kurangnya mencapai IP kumulatif 2.01.
b. Strategi dan metode penilaian kemajuan dan keberhasilan mahasiswa

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 37


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
Metode penilaian kemajuan dan keberhasilan mahasiswa diatur dengan
ketentuan sebagai berikut: (a) penilaian hasil belajar mahasiswa dilakukan
dengan menggunakan pedoman acuan patokan (PAP); (b) komponen
penilaian hasil belajar mahasiswa diperoleh dari pengukuran hasil belajar
yang meliputi tugas terstruktur, kuis, ujian tengah semester, dan ujian
akhir semester; (c) masing-masing komponen penilaian hasil belajar
mahasiswa diberi bobot a, b, dan c yang besarnya bergantung pada
karakteristik setiap mata kuliah.
c. Penentuan yudisium (pernyataan kualitatif dari hasil belajar seorang
mahasiswa pada akhir jenjang pendidikan)
Yudisisum hasil belajar seorang mahasiswa pada akhir jenjang pendidikan
diatur melalui Panduan Akademik yaitu, Dengan Pujian dengan IPK 3.51-
4.00, sangat memuaskan dengan IPK 2.76-3.50, dan memuaskan dengan
IPK 02.01-2.75.
d. Penelaahan mengenai kepuasan mahasiswa
Kepuasan terhadap proses pembelajaran pada tiap matakuliah yang telah
dilaksanakan melalui pengisian angket mahasiswa yang dilakukan tiap
akhir semester sebelum mahasiswa melihat hasil yudisium. Hasil yang
diperoleh dikoreksi bersama data kehadiran perkuliahan, diolah dan
dianalisis oleh Badan Penjamin Mutu (BPM) sebagai bahan balikan bagi
pelaksanaan pembelajaran di tingkat prodi. Pada ujung program yang
dijalani mahasiswa (pada saat wisuda), calon wisudawan/wisudawati
mengisi angket kepuasan tentang pelaksanaan program layanan atau
pembelajaran secara keseluruhan. Hasil data ini dikoreksi, diolah dan
dianalisis oleh BPM sebagai masukan terhadap prodi bagi perbaikan
program pembelajaran dan kurikulum.
12. Sarana yang tersedia untuk memelihara interaksi dosen-mahasiswa, baik
di dalam maupun di luar kampus, dan untuk menciptakan iklim yang
mendorong perkembangan dan kegiatan akademik/professional.
Interaksi antara dosen dan mahasiswa terjadi melalui mekanisme formal
selama perwalian, perkuliahan dan pembimbingan. Selain itu prodi juga
menciptakan sarana interaksi dosen-mahasiswa melalui kegiatan Pengenalan
Akademik di awal penerimaan mahasiswa baru dan juga melalui peringatan
Hari Kemerdekaan Indonesia dengan melakukan lomba-lomba khas acara
peringatan hari kemerdekaan antara dosen dan mahasiswa
13. Mutu dan kuantitas interaksi kegiatan akademik dosen, mahasiswa dan
civitas academica lainnya.
Kualitas dan kuantitas interaksi kegiatan akademik dosen dengan mahasiswa
antara lain dapat dilihat pada pelaksanaan perkuliahan, pemberian bimbingan,
pelaksanaan praktikum di laboratorium.
Dalam panduan akademik poltekkes kemenkes mamuju dijelaskan bahwa
setiap mata kuliah pada satu semester disajikan selama 16 minggu perkuliahan
atau 16 kali perkuliahan. Frekuensi perkuliahan di prodi kesling dilaksanakan
dengan rentang antara 12 s.d 16 kali dengan rata-rata kehadiran 90% dengan
jumlah pertemuan seperti memungkinkan terciptanya pandangan mahasiswa
terhadap kinerja dosen dinilai positif oleh mahasiswa. Dengan demikian
suasana akademik di kampus dapat berjalan baik.

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 38


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
Untuk meningkatkan kualitas suasana akademik yang kondusif, maka setiap
dosen diharuskan membuat/ menggunakan kontrak perkuliahan, silabus, dan
satuan acara perkuliahan yang disampaikan pada perkuliahan pertama.
Fungsinya agar mahasiswa dan dosen terikat suatu kegiatan akademik yang
terencana secara ilmiah dan kreatif selama semester berjalan. Dengan adanya
kontrak perkuliahan, mahasiswa dapat mempersiapkan diri mengikuti
perkuliahan dan menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik.
Di samping tugas perkuliahan, dosen juga diberi tugas pembimbingan yakni
sebagai Penasehat Akademik (PA) dan pembimbingan tugas akhir mahasiswa.
Kuantitas dan kualitas pelaksanaan bimbingan oleh para dosen PA belum
optimal. Pada umumnya mahasiswa belum memperoleh bimbingan dosen PA
kecuali sebagai penandatanganan KPS-nya pada setiap awal semester. Masih
jarang ada mahasiswa yang sengaja menemui dosen PA-nya untuk
menyampaikan masalah pribadi yang dihadapinya. Dengan demikian dosen
PA baru berfungsi menandatangani KRS mahasiswa bimbingannya. Namun
demikian ada sebagian mahasiswa konsultasi aktif dengan dosen PA-nya.
14. Rancangan menyeluruh untuk mengembangkan suasana akademik yang
kondusif untuk pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
untuk pembelajaran, penelitian, dan pelayanan/ pengabdian kepada
masyarakat. Upaya untuk meningkatkan kualitas dosen terus dilakukan. Di
samping kualitas, tentu saja peningkatan kuantitas dosen pada masing-masing
program studi juga dilakukan rasio dosen dengan mahasiswa menjadi lebih
baik.
Dosen-dosen selain melaksanakan tugas memberikan kuliah juga mengelola
kegiatan praktikum, membimbing praktik kerja lapangan dan praktek kerja
nyata. Selain itu, mereka juga melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, serta terlibat dalam kegiatan-kegiatan pengembangan dan
unggulan maupun kegiatan rutin prodi sebagaimana yang diamanatkan oleh tri
dharma perguruan tinggi, sementara mahasisa disamping melakukan kegiatan
perkuliahan dan praktikum serta kegiatan terstruktur yang sudah direncanakan,
mereka mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kegiatan Himpunan Prodi
(HMJ), dan BEM, serta kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler lain yang sifatnya
tidak terstruktur melalui kelompok kajian dan diskusi.
15. Keikutsertaan civitas academica dalam kegiatan akademik (seminar,
symposium, diskusi, eksibisi) di kampus.
Para dosen didorong untuk mengembangkan suasana akademik yang positif
melalui berbagai workshop, seminar, diskusi isu-isu terkait. Para dosen juga
didorong untuk melakukan penelitian, mempublikasikan penelitiannya,
melalui jurnal ilmiah. Diskusi ilmiah di tingkat prodi juga diharapkan dapat
menajdi sarana komunikasi ilmiah antar dosen. Disamping itu, para dosen juga
didorong untuk berpartisipasi dalam seminar dan pertemuan ilmiah.
16. Pengembangan kepribadian ilmiah
Suasana akademik yang baik juga ditandai dengan adanya pengembangan
kepribadian ilmiah. Para dosen senantiasa dimotivasi untuk dapat
meningkatkan kualitas pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, menulis buku dan makalah-makalah ilmiah. Dosen dituntut untuk
melakukan hal ini disamping beban tugas membimbing Kerja Praktek dan

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 39


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
Tugas Akhir, perwalian, menjadi koordinator berbagai kegiatan mahasiswa
dan lain-lain.

17. Hasil pembelajaran


a. Kompetensi yang dicapai dibandingkan dengan yang diharapkan
Dalam rangka mencapai bentuk kompetensi pendidikan yang telah
ditetapkan maka prodi kesling memberikan kesempatan seluas-luasnya
kepada mahasiswa untuk mendapatkan pendidikan yang dilakukan melalui
proses pembelajaran yang sepadan. Lulusan prodi kesling diharapkan
mampu menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik
sesuai dengan bidang keahliannya, mampu menerapkan dan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan
lingkungan.
b. Kesesuaian kompetensi yang dicapai dengan tuntutan dan kebutuhan
pemanfaatan lulusan
Kesesuaian kompetensi yang dicapai dengan tuntutan dan kebutuhan
pemanfaatan lulusan memang belum secara keseluruhan, seperti yang
diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari adanya lulusan yang belum terserap
di dunia kerja. Namun demikian agar dapat meningkatkan kompetensi
lulusan terhadap pasar kerja, diusahakan beberapa upaya seperti
diantaranya memperbanyak keterlibatan mahasiswa dalam proses
pemahaman terhadap kondisi lapangan kerja. Prodi kesling akan terus
berupaya untuk mengatasi tantangan dalam dunia kerja dan pembangunan
dengan meningkatkan relevansi kurikulum dengan kebutuhan stakeholder.
c. Data tentang kemajuan, keberhasilan, dan kurun waktu penyelesaian
studi mahasiswa (termasuk IPK dan yudisium lulusan).
Jumlah alumni prodi kesling dalam kurun waktu 1 tahun terakhir adalah 43
orang, dengan IPK tertinggi 3,75 dan IPK terendah 2,9 dengan rata-rata
IPK 3,26.
d. Kepuasan lulusan
Kepuasan lulusan dilakukan melalui pengukuran yang dilakukan oleh Tim
Tracer studi yang dilakukan setiap tahun. Kedepan prodi kesling akan
mengembangkan sistem informasi tracer studi yang digunakan sebagai alat
pengumpul data alumni dan data alain yang berkaitan dengan alumni,
salah satunya kepuasan lulusan.
18. Kepuasan pemanfaatan lulusan dan keberlanjutan penyerapan lulusan
Pendidikan selalu dipengaruhi situasi dan kondisi masyarakat, karena itu
perubahan dan perkembangan masyarakat senantiasa berdampak pada
pengelolaan lembaga kependidikan. Pasar tenaga kerja bagi lulusan prodi
kesling adalah sangat prospektif. Hal ini terlihat tingginya tingkat kebutuhan
tenaga sanitarian khususnya di Sulawesi Barat dan sekitarnya. Fenomena ini
memberikan peluang dan kesempatan kerja bagi lulusan prodi kesling, baik
sebagai teoritis maupun praktis lapangan. Daya serap masyarakat terhadap
lulusan prodi kesling yang diharapkan ada dilapangan kerja sebagai tenaga
sanitarian.
Melihat peta kebutuhan sanitarian di Indonesia yang tinggi, ditambah
kurangnya tenaga sanitarian khususnya di Sulawesi Barat, maka daya serap

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 40


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
terhadap lulusan prodi kesling sangat menjanjikan dan akan terus
berkelanjutan setiap tahun.
19. Produk program studi berupa model-model, karya inovatif, hak paten,
hasil pengembangan prosedur kerja, produk fisik sebagai hasil penelitian
Sampai sekarang dosen prodi kesling belum menghasilkan produk program
studi

20. Deskripsi SWOT Komponen E


a. Kekuatan
1) Kurikulum disesuaikan dengan visi prodi kesling yaitu Menghasilkan
tenaga Sanitarian profesional, inovatif dan bermartabat.
2) Jaminan kualitas kurikulum prodi. Pengembangan kurikulum prodi
diatur dengan prosedur yang baku dan menggunakan panduan
pengembangan kurikulum yang jelas, operasional dan lengkap.
3) Kurikulum prodi kesling telah mengakomodasi dengan bobot cukup
besar softskill mahasiswa (keterampilan berfikir, berkomunikasi,
pendidikan karakter) yang terintegrasi dalam mata kuliah
penyusunannya

b. Kelemahan
1) Implementasi kurikulum belum terjadi secara makasimal di tingkat
prodi sehingga dampaknya terhadap proses dan hasil pembelajaran
belum maksimal.
2) Sistem pembelajaran yang telah dilakukan berkaitan dengan: materi,
metode pembelajaran, penggunaan teknologi pembelajaran, evaluasi
belum cukup selaras terhadap kompetensi kurikulum.
3) Interaksi akademik dosen-mahasiswa pada aspek penelitian dan
pengabdian masih kurang untuk pembentukan pribadi
kecendikiawanan mahasiswa.
c. Peluang
1) Implementasi kurikulum dalam pembelajaran sangat terbuka untuk
mengakomodasi berbagai hal untuk kebutuhan peserta didik.
2) Era sistem informasi dan teknologi yang menuntut sistem dan materi
pembelajaran perlu penyesuaian.
3) Tenaga sanitarian yang masih kurang di Sulawesi Barat membuka
peluang yang besar bagi alumni untuk diserap di dunia kerja
d. Ancaman
1) Tuntutan kebutuhan stakeholder terhadap lulusan prodi kesling tidak
berjalan seimbang dengan perubahan kurikulim
2) Tuntutan perusahan-perusahan swasta yang semakin ketat terhadap
aspek softskill lulusan

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 41


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
ANALISIS KKPA (SWOT) KOMPONEN E
KEKUATAN KELEMAHAN
PELUANG Strategi SO Strategi WO
 Kurikulum  Interaksi akademik
disesuaikan dengan dosen dan
visi prodi kesling mahasiswa pada
serta pengembangan aspek penelitian
kurikulum prodi dan pengabdian
diatur dengan perlu ditingkatkan
prosedur yang baku untuk pembentukan
dan menggunakan pribadi
panduan kecendikiawan
pengembangan mahasiswa
kurikulum yang sehingga
jelas, operasional kekurangan tenaga
dan lengkap sanitarian
sehingga disulawesi barat
penyesuaian dengan bisa dimanfaatkan
era sistem informasi oleh alumni untuk
dan teknologi bisa terserap di dunia
dilaksanakan dan kerja
diharapkan dapat
menghasilkan
tenaga sanitarian
yang inovatif dan
bermartabat
 Kurikulum prodi
kesling telah
mengakomodasi
dengan bobot cukup
besar softskill
mahasiswa
(keterampilan
berfikir,
berkomunikasi,
pendidikan karakter)
yang terintegrasi
dalam mata kuliah
sehinnga diharapkan
alumni dapat
memanfaatkan
peluang untuk
diserap di dunia
kerja dimana tenaga
sanitarian di
Sulawesi Barat
masih kurang
ANCAMAN Strategi ST Strategi WT
 Kurikulum prodi  Sistem

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 42


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
kesling telah pembelajaran
mengakomodasi kedepannya haru
dengan bobot cukup sselaras dengan
besar softskill kompetensi
mahasiswa kurikulum dan
(keterampilan implementasi
berfikir, kurikulum harus
berkomunikasi, dimaksimalkan
pendidikan karakter) sehingga
yang terintegrasi berdampak positif
dalam mata kuliah terhadap proses dan
sehingga diharapkan hasil pembelajaran
dapat memenuhi dan diharapkan
tuntutan perusahaan- menghasilkan
perusahaan swasta alumni yang sesuai
yang semakin ketat dengan tuntutan
terhadap aspek stakeholder ketat
softskill lulusan.

KOMPONEN F : PEMBIAYAAN, SARANA DAN PRASARANA, SERTA SISTEM


INFORMASI

F.1 Sistem Alokasi Dana


Sistem alokasi dana di Poltekkes Kemenkes Mamuju Prodi kesehatan lingkungan
mengacu atas pronsip akuntabilitas, transparansi, dan efisiensi. Setiap Prodi diberi wewenang
untuk merencanakan setiap kegiatan yang nantinya diusulkan ke rektorat dan menjadi
rujukan dalam penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKAKL)
dan penyusunan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran DIPA. Pada akhir tahun setiap program
dievaluasi melalui dokumen Sistem Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) dan Laporan Keuangan dengan Sistem Akuntasi (SAI) dan Sistem Akuntansi
Keuangan (SAK).
Sumber keuangan yang diperoleh dari PNBP mengacu pada UU No. 13 Tahun 2009.
Sedangkan jenis PNBP untuk perguruan tinggi didasarkan pada Keputusan Menteri
Keuangan UU PP 21 Tahun 2013 tentang tata cara Penggunaan Penerimaan Negara Bukan
Pajak pada perguruan Tinggi Negeri. Jenis PNBP yang diumaksud dalam Keputusan Menteri
Keuangan tersebut terdiri atas :
a. Sumbangan Pembinaan Pendidikan
b. Biaya Seleksi Ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri
c. Hasil Kontrak kerja yang seuai dengan peran dan fungsi perguruan tinggi
Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 43
POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
d. Sumbagan dan hibah dari perorangan, lembaga Pemerintah atau lembaga non
pemerintah dan penerimaan dari masyarakat lainya.
Pelaporan PNBP dilakukan secara sentral, dikelola dan diadministrasikan oleh
Pemegang Uang Muka Kegiatan lalu dikoordinasikan dan dibukukan oleh bendahara
penerimaan, sedangkan sistem penggunaannya secara terdesentralisasi dikelola setiap
unit kerja sesuai besaran alokasi dana yang diterima dan dikoordinasikan dengan
bendahara pengeluaran dalam suatu tatanan bentuk pertanggungjawaban sesuai peraturan
yang berlaku. Sumber keuangan yang diperoleh setiap tahun dituangkan dalam dokumen
resmi yang disebut Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sebagai dasar dalam
melaksanakan anggaran. Realisasi PNBP kegiatan operasional diperoleh dari pembayaran
mahasiswa yang secara administratif masih aktif kuliah. Jika dibandingkan dengan PT
lain Poltekkes memungut dana pendidikan relative lebih rendah. Dana pendidikan dari
mahasiswa persemester yaitu 1.200.000,-. Realisasi penerimaan menunjukkan bahwa
untuk pendapatan masyarakat non Tri Darma Perguruan Tinggi belum maksimal.
Pengelolaan pendidikan dengan mengutamakan peningkatan pengelolaan sumber daya
secara ekonomis, efisien dan efektif.

F.2 Pengelolaan dan akuntabilitas penggunaan dana


Pengelolaan dan akuntabilitas penggunaan dana tetap mengacu pada aturan serta
berdasarkan dari Rencana Pengangaran yang tertuang dalam RKAKL.

F.3 Keberlanjutan pengadaan dan pemanfataannya


Keberlanjutan pengadaan dan pemanfataannya direncanakan disetiap tahunnya.
Apabila pengadaan untuk tahun ini telah dianggarkan bila perlu dilakukan biaya untuk
operasional maka akan direncanakan untuk penganggaran biaya opearsional ditahun
selanjutnya.
F.4 Pengelolaan pemanfaatan, dan pemeliharaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana
Sistem pengelolaan prasarana dan sarana berupa kebijakan, peraturan, dan panduan
untuk aspek pengembangan dan pencatatan, penetapan penggunaan, kemananan dan
keselamatan penggunaan, pemeliharaan/perbaikan/ kebersihan telah disusun dan
dievaluasi. Pengelolaan, pemnafaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
pendukung kegiatan administrasi perkantoran, proses belajar mengajar, dan kegiatan

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 44


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
kemahsiswaan yang berkaitan dengan prasarana gedung, ruang kantor dan ruang
perkuliahan, ruang pusat dilakukan secara bersama-sama antara Prodi, ADUM dan
ADAK.
Dalam pengelolaan, pemanfatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana mengacu
pada :
a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah
b. Peraturan Menteri keuangan Republik Indonesia Nomor 96/PMK.06/2007
tentang tata cara Pelaksanaan Penggunaan, Permanfaatan, Penghapusan dan
pemindahtanganan Brang Milik Negara
Hal ini ditempuh dalam pemanfaatan sarana dan prasarana untuk tercapainya
efektivitas seluruh proses kegiatan bagi seluruh sivitas akademika.

F.5 Ketersediaan dan Kualitas gedung, ruang kuliah, laboratorium,


perpustakaan, dll.
Luas lahan untuk pembangunan 5 Ha gedung, bangunan gedung
poltekkes sampai saat ini masih berupa gedung Rektorat yang juga dimanfaatkan
untuk Ruang kuliah, Perpustakaan, Aula Pertemuan dan Area Parkir. Ruang kuliah
dilengkapi dengan AC, white board dan LCD pada setiap ruang kuliah. Untuk saat
ini pembagunan untuk laboratorium sementara proses pembangunan. Sehingga untuk
praktek dilaboratorium masih dilakukan MOU dengan laboratorium Poltekkes di
Makassar.

F.6 Fasilitas Komputer dan pendukung pembelajaran dan penelitian


Saat ini telah disediakan laboratorium komputer dengan 40 unit, ini dilakukan
dalam menunjang proses pembelajaran. Khusus untuk sarana dan prasarana terkait
penelitian dari stimulus pendanaan masih sangat minim.

F.7 Kesesuaian dan Kecukupan Sarana dan Prasarana


Kesesuaian dan kecukupan sarana dan prasarana dalam konteks pelaksanaan Tri
Dharma Perguruan Tinggi sangat penting karena tugas dan fungsi perguruan tinggi
diantaranya adalah penyelenggaraan pendidikan tinggi, oleh karena itu ketersediaan
sarana dan prasarana ini dijadikan salah satu prioritas program. Sekalipun masih

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 45


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
terdapat keterbatasan, sarana dan prasarana yang ada dioptimalkan penggunaannya
untuk menyokong proses pembelajaran. Ruang kuliah rata-rata dengan kapasitas 50
orang yang masing-masing telah dilengkapi dengan sarana belajar mengajar.

F.8 Keberlanjutan pengadaan, pemeliharaan dan pemanfaatannya


Keberlanjutan pengadaan, pemeliharaan dan pemanfataan direncanakan disetiap
tahunnya. Apabila pengaadan untuk tahun ini telah dianggarkan bila perlu dilakukan
biaya untuk operasional maka akan direncanakan untuk penganggaran biaya
opearsional pemeliharaan ditahun selanjutnya.

F.9 Rancangan Pengembangan Sistem Informasi


Untuk sistem informasi, saat ini telah direncanakan untuk memiliki akses internet
secara gratis untuk mahasiswa dan dosen. Sistem informasi masih terkendala karena
jaringan untuk akses internet belum sampai diwilayah kampus poltekkes. Sehingga
sistem informasi akademik, sistem informasi kepegawaian belum dapat dijalankan
secara maksimal.
F.10 Kecukupan dan Kesesuaian sumber daya, sarana dan Prasarana
pendukung untuk pemberdayaan sistem informasi
Kecukupan dan kesesuaian sumber daya, sarana dan prasarana pendukung untuk
pemberdayaan sistem informasi sampai saat ini belum tersedia.
F.11 Efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sistem informasi
Tidak tersedianya sistem informasi jaringan internet sehingga belum dapat
ditentukan efisisensi dan efektifitas pemanfaatan sistem informasi tersebut

F.12 Keberadaan dan Pemanfaatan on Campus Connectivity devices (intranet)

Tidak tersedianya sistem informasi jaringan internet, sehingga pemanfaatan on


campus connectivity devices belum dapat direalisasikan.

F. 13 Keberadaan dan Pemanfaatan Global connectivity devices ( Internet)

Tidak tersedianya sistem informasi jaringan internet, sehingga pemanfaatan


Global connectivity devices belum dapat direalisasikan.

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 46


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
F.14 Deskripsi SWOT Komponen F
a. Kekuatan
1. Pengelolaam pendanaan menganut prinsip penganggaran partisipatif
2. Setiap program dievaluasi setiap tahun melalui dokumen LAKIP
3. Besarnya unit cost tunggal mahasiswa Poltekkes relative lebih rendah dari
mahasiswa PT lainnya
4. Jaminan pengelolaan keuangan yang bersih dan penggunaan yang dapat
dipertanggungjawabkan
5. Sarana dan prasarana yang dimiliki Poltekkes cukup
b. Kelemahan
1. Sumber dana utama masih diperoleh dari pemeritah
2. Penerimaan pendapat dari unit lain atau sumber lain belum ada
3. Penggalian dana dari kerjasama belum ada
4. Belum optimalnya penyediaan sarana dan prasarana untuk mendukung
penyelenggaraan Tri Darma Perguruan Tinggi
5. Belum memiliki sistem informasi yang bebasis jaringan internet untuk
meningkatkan akses data dan informasi
c. Peluang
1. Sumber dana yang berasal dari Negara diharapkan dapat mengurangi satuan biaya
Prodi
2. Tersedianya dana kompotitif dari pemerintah yang rutin setiap tahun
3. Sumber anggaran untuk pemeliharaan berdasarkan sarana dan prasarana yang
dimiliki
d. Ancaman
1. Meningkatnya kebutuhan dana operasional sebagai penunjang kegiatan
2. Meningkatnya biaya operasional mahasiswa terkait peningkatan harga alat-alat
laboratorium dan literatur
3. Inflasi yang tinggi, kemampuan ekonomi masyarkat semakin melemah
4. Anacaman terhadap pemeliharaan dan pemanfaatan fasilitas yang ada dapat
berupa bencana alam, pencurian, penyalagunaan, bahkan human error.

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 47


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
ANALISIS KKPA (SWOT) KOMPONEN F

KEKUATAN KELEMAHAN
PELUANG Strategi SO Strategi WO
 Pengelolaan  Sumber dana yang
pendanaan utama masih
menganut prinsip diperoleh dari
penganggaran mahasiswa
partisipatif sehingga diharapkan
diharapkan sumber kedepannya ada
dana yang berasal sumber dana lain
dari Negara dapat yang bersifat
mengurangi satuan mandiri sehingga
biaya Prodi akan lebih
 Sarana dan prasaran mengurangi satuan
yang dimiliki biaya Prodi
poltekkes sudah  Penyediaan sarana
cukup sehingga dan prasarana untuk
sumber anggaran mendukung Tri
untuk pemeliharaan Darma Perguruan
berdasarkan sarana Tinggi harus lebih
dan prasarana yang dioptimalkan untuk
dimiliki bisa memanfaatkan
digunakan sumber anggaran
sebagaimana yang diperuntukkan
mestinya untuk pemeliharaan
sarana dan
prasarana.
ANCAMAN Strategi ST Strategi WT
 Pengelolaan  Sumber dana yang
pendanaan utama masih
menganut prinsip diperoleh dari
penganggaran mahasiswa
partisipatif sehingga diharapkan
diharapkan kedepannya ada
kebutuhan dana sumber dana lain
operasional sebagai yang bersifat
penunjang kegiatan mandiri sehingga
yang meningkat kebutuhan dana
serta biaya operasional sebagai
operasional penunjang kegiatan
mahasiswa terkait bisa terpenuhi dan
peningkatan harga juga meningkatnya
alat-alat biaya operasional
laboratorium dan mahasiswa terkait
literature bisa peningkatan harga
ditangani alat-alat
laboratorium dan
literature bisa
Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 48
POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
diatasi.

KOMPONEN G. PENELITIAN, PELAYANAN/PENGABDIAN KEPADA


MASYARAKAT, DAN KERJASAMA
1. Kualitas, produktivitas, relevansi sasaran, dan efisiensi pemanfatan dana
penelitian dan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat.
Mutu kegiatan utama bidang penelitian dan pelayanan/pengabdian kepada
masyarakat dikelola melalui Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
(UP2M) poltekkes kemenkes mamuju dengan tugas utama mengelola kegiatan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh semua
prodi yang ada di poltekkes kemenkes mamuju termasuk prodi kesling.
Komitmen untuk selalu meningkatkan mutu berupa kualitas dan kuantitas
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam proses seleksi, pilihan
tema/bidang penelitian/pengabdian, juga dalam pelaksanaan serta evaluasinya,
sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang bermakna bagi semua pihak, dan
lebih luas lagi dapat berkontribusi secara nyata untuk percepatan
pembangunan di berbagai bidang yang dibutuhkan masyarakat, bangsa dan
Negara Indonesia, dan peningkatan kualitas kehidupan bangsa secara utuh.
Kerjasama dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta pada
tingkat lokal, regional, dan nasional yang saling menguntungkan dan
bermanfaat bagi lembaga, bangsa juga Negara perlu dilakukan. Kegiatan ini
diharapkan bisa meningktakan jumlah dana kegiatan kerjasama yang bisa
dikelola untuk mendukung perluasan dan keanekaragaman kegiatan UP2M
poltekkes kemenkes mamuju khususnya prodi kesling.
UP2M poltekkes kemenkes mamuju berupaya untuk melakukan publikasi
nasional terakreditasi. UP2M berupaya meningkatkan pelayanan pengurusan
untuk mendapatkan hak paten, hak cipta, serta hak merk dari hasil penelitian
dan pengabdian kepada msayarakat bagi semua pihak yang membutuhkan,
termasuk di dalamnnya masyarakat luas.
Upaya meningkatkan tata kelola bidang administrasi/ ketatausahaan baik
perencanaan, keuangan, akuntansi, kepegawaian, perlengkapan, kerumah
tanggaan juga jaringan IT dilakukan agar penyelenggaraan kantor bisa efisien,
efektif, transparan, dan akuntabel serta selalu tercipta good government.
2. Agenda, keberlanjutan, diseminasi hasil penelitian dan pelayanan/
pengabdian masyarakat.
Agenda berupa program kerja dan strategi pelayanan UP2M poltekkes
kemenkes mamuju meliputi: (1) menyelenggarakan pelatihan manajemen dan
metodologi penelitian dan pengelolaan pengabdian masyarakat, (2)
memfasilitasi pengembangan kelompok penelitian dan pengabdian
masyarakat, (3) memfasilitasi pengembangan proposal penelitian dan
pengabdian kepada msyarakat yang bermutu dan berdaya saing yang tinggi,
(4) melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat berkenaan dengan upaya
meningkatkan kecerdasan bangsa, (5) menerapkan hasil penelitian dalam
bentuk pengabdian kepada masyarakat khususnya untuk meningkatkan derajat
kesehatan lingkungan.
Keberlanjutan dan dimensi hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
oleh U2PM akan dilaksanakan melalui kegiatan penunjang berupa seminar,

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 49


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
worksop, bimbingan teknis, pelatihan yang berhubungan dengan kesehatan
lingkungan.
3. Kegiatan penelitian dan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat
bersama dosen dan mahasiswa.
Sampai saat ini kegiatan pelayanan/ pengabdian masyarakat yang dilakukan
dosen dan mahasiswa baru berupa penyuluhan, baksos dan donor darah.
4. Banyak dan kualitas kegiatan penelitian dan pelayanan/ pengabdian
kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa
Sampai saat ini kegiatan pelayanan/ pengabdian masyarakat yang dilakukan
dosen dan mahasiswa berupa penyuluhan baik yang terjadwal maupun
accidental, baksos dan donor darah baru dilakukan sekali.
5. Hubungan antara pengajaran, penelitian, dan pelayanan/pengabdian
kepada masyarakat.
Penjamin mutu penelitian dan pengabdian ditunjukkan dengan luaran yang
mengacu pada indikator kinerja utama penelitian antara lain: publikasi ilmiah
dan buku ajar. Hasil penelitian dalam dimensinya minimal menghasilkan buku
ajar sesuai dengan mata kuliah yang diampu dosen.
6. Banyak dan kualitas kegiatan penelitian dan publikasi dosen.
Sampai saat ini belum ada kegiatan penelitian dan publikasi dosen
7. Hubungan kerjasama dan kemitraan penelitian dengan lembaga dalam
dan luar negeri
Sampai saat ini belum ada kerjasama dan kemitraan dengan lembaga dalam
dan luar negeri.

8. Kualitas dan kurun waktu penyelesaian Karya Tulis Ilmiah (termasuk


proses penulisan KTI dan pembimbingannya).
Umumnya mahasiswa menyelesaikan KTI kurang lebih empat bulan dimana
dimulai dari tahap konsultasi judul, ujian proposal, penelitian dan seminar
hasil. Penelitian KTI bisa bersifat deskriptif dan eksperimen. Setiap
mahasiswa dibimbing oleh dua orang pembimbing, yaitu pembimbing satu dan
pembimbing dua.
9. Publikasi hasil penelitian, karya inovatif, dan rangkuman tesis.
Sampai saat ini belum ada publikasi penelitian, karya inovatif, dan rangkuman
KTI
10. Kerjasama dengan instansi yang relevan.
sampai saat ini belum ada kerjasama dengan instansi yang relevan, kerjasama
selama ini hanya dalam bentuk lahan praktek mahasiswa
11. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kerjasama.
Karena sampai saat ini belum ada kerjasama dengan instansi yang relevan
dalam bidang penelitian dan pengabdian masyarakat maka belum dilakukan
monitoring dan evaluasi pelaksanaan kerjasama.
12. Hasil kerjasama yang saling menguntungkan.
Karena sampai saat ini belum ada kerjasama sehingga belum ada hasil
kerjasama yang diperoleh.
13. Kepuasan fihak-fihak yang bekerjasama.
Karena sampai saat ini belum ada kerjasama sehingga kepuasan ini belum bias
diukur.
Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 50
POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
14. Deskripsi SWOT komponen G
a. Kekuatan
1) Minat dosen prodi kesling di dalam melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat sangat tinggi.
2) Komitmen poltekkes kemenkes mamuju untuk menyediakan dana
penelitian dari anggaran yang ada.
3) Bertambahnya jumlah mahasiswa yang belajar di prodi kesling
merupakan nilai tambah.
b. Kelemahan
1) Fungsi dan peran pusat penelitian belum berfungsi secara optimum dan
sarana dan prasarana penelitian kurang memadai.
2) Prodi kesling tidak dapat memprediksi dan merencanakan dana
penelitian yang akan di dapatkan tahun berikutnya. Hal ini
menyebabkan kurangnya perencanaan dan pelaksanaan penelitian
c. Peluang
1) Indonesia sebagai salah satu Negara yang menandatangani Deklarasi
Millenium atau MDGs bertekat untuk memenuhi komitment
pencapaian target MDGs pada tahu 2015. Terdapat delapan target
MDGs, dua diantaranya adalah: (1) bidang kesehatan, (2) kelestarian
lingkungan hidup.
2) Masih banyak lembaga donor atau sumber dana yang belum
dieksplorasi.
d. Ancaman
1) Dana dampingan dari pihak luar sangat diharapkan namun sifatnya
sangat kompetitif. Kita harus bersaing dengan perguruan tinggi lain
yang mungkin lebih terbiasa dengan proses tender dan fund raising dari
dalam negeri maupun luar negeri.
2) Hibah pengembangan kerjasama temanya ditentukan oleh DIKTI atau
pemberi hibah yang bersangkutan. Tema yang ditentukan belum tentu
sesuai dengan yang sedang dikembangkan prodi kesling

ANALISIS KKPA (SWOT) KOMPONEN G


KEKUATAN KELEMAHAN
PELUANG Strategi SO Strategi WO
 Minat dosen prodi  Fungsi dan peran
kesling di dalam pusat penelitian dan
melakukan sarana prasarana
penelitian dan penelitian harus
pengabdian kepada ditingkatkan
masyarakat sangat sehingga
tinggi sehingga diharapkan dapat
diharapkan bisa membantu
menggali dan pencapaian target
memanfaatkan MDGs pemerintah

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 51


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
masih banyaknya dibidang kesehatan
lembaga donor atau khususnya
sumber dana yang kesehatan
belum dieksplorasi. lingkungan

ANCAMAN Strategi ST Strategi WT


 Komitmen  Fungsi dan peran
poltekkes kemenkes pusat penelitian dan
mamuju untuk sarana prasarana
menyediakan dana penelitian harus
penelitian dari ditingkatkan
anggaran yang ada sehingga tidak perlu
sehingga diharapkan untuk selalu
kekhawatiran untuk menggantungkan
penganggaran dana diri pada dana
penelitian bisa dampingan dari
diatasi pihak luar dan
Hibah

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 52


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
BAB II
ANALISIS SWOT

1. Analisis antarkomponen
Berdasarkan hasil evaluasi diri per komponen yang telah dijelaskan sebelumnya,
maka dapat disusun analisis SWOT Prodi DIII Kesling secara keseluruhan sebagai
berikut:
a. Kekuatan
 Visi, Misi, Tujuan dan sasaran dirumuskan berdasarkan komitmen
pimpinan dan semua civitas akademika.
 Poltekkes Kemenkes Mamuju merupakan satu-satunya prodi negeri
yang akan menghasilkan tenaga sanitarian di provinsi Sulawesi Barat
 Tata pamong yang dikembangkan di Prodi Kesehatan Lingkungan
adalah penguatan struktural. Tugas dan fungsi serta uraian tugas yang
jelas di masing-masing bidang struktural maupun fungsional.
 Kepemimpinan yang dikembangkan adalah kepemimpinan yang
visioner, demokratis, transparan dan inovatif, sehingga dapat mencapai
tujuan sesuai dengan visi misi.
 Unit penjaminan mutu memiliki tim kerja yang secara terus menerus
melakukan koordinasi dengan program studi dan bagian akademik.
 Apresiasi terhadap kreatifitas mahasiswa telah diwadahi kegiatan
ekstrakulikuler melalui keberadaan organisasi kemahasiswaan di tingkat
Poltekkes yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan di tingkat Prodi
yaitu Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)
 Pengelolaan sumber daya manusia meliputi perencanaan, rekrutmen
seleksi dan penempatan pegawai, pengembangan karir, sanksi dan
pemberhentian pegawai diatur dalam peraturan.
 Jaminan kualitas kurikulum prodi. Pengembangan kurikulum prodi
diatur dengan prosedur yang baku dan menggunakan panduan
pengembangan kurikulum yang jelas, operasional dan lengkap
 Kurikulum prodi kesling telah mengakomodasi dengan bobot cukup
besar softskill mahasiswa (keterampilan berfikir, berkomunikasi,
Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 53
POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
pendidikan karakter) yang terintegrasi dalam mata kuliah
penyususnannya.
 Pengelolaan pendanaan menganut prinsip pengannggaran partisipatif
 Sarana dan prasarana yang dimiliki poltekkes cukup memadai
 Minat dosen Prodi Kesling di dalam melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat sangat tinggi.
b. Kelemahan
 Sikap kompetitif ilmiah dan etos kerja sebagian civitas akademika untuk
melaksanakan misi belum optimal
 Prodi Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Mamuju sebagai
Perguruan Tinggi Negeri belum tersosialisasi dan dikenal oleh sebagian
masyarakat.
 Masih rendahnya sistem reward dan punishment di lingkungan internal
 Unit penjamin mutu seringkali mengalami keterlambatan dalam
penyediaan informasi.
 Pengembangan softskill mahasiswa masih jauh dari memadai. Unit-unit
yang berfungsi mengembangkan softskill mahasiswa belum berfungsi
secara optimal
 Belum optimalnya fungsi bidang alumni mahasiswa yang secara teoritis
menjadi aset yang mampu menyediakan informasi kerja, penelusuran
alumni dan dukungan penyediaan beasiswa.
 Kuantitas dan kulaifikasi dosen dan tenaga kependidikan masih belum
terpenuhi.
 Pendidikan, pelatihan, training peningkatan profesional tenaga
kependidikan terbatas.
 Implementasi kurikulum belum terjadi secara makasimal di tingkat
prodi sehingga dampaknya terhadap proses dan hasil pembelajaran
belum maksimal.
 Interaksi akademik dosen-mahasiswa pada aspek penelitian dan
pengabdian masih kurang untuk pembentukan pribadi kecendikiawanan
mahasiswa.
 Sumber dana utama masih diperoleh dari pemerintah.

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 54


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
 Belum optimalnya penyediaan sarana dan prasarana untuk mendukung
penyelenggaraan Tri Darma Perguruan Tinggi.
 Belum memiliki sistem informasi yang berbasis jaringan internet untuk
meningkatkan akses data dan informasi
 Fungsi dan peran pusat penelitian belum berfungsi secara optimum dan
sarana dan prasarana penelitian kurang memadai.
c. Peluang
 Pengembangan IPTEK terbuka luas bagi prodi
 Dukungan dan pengembangan pemerintah pusat dan daerah untuk
peningkatan Proram Studi.
 Pengembangan sarana dan prasarana.
 Masih kurangnya tenaga sanitarian di Sulawesi Barat.
 Kemajuan teknologi informasi dan kebutuhan masyarakat terhadap
teknologi informasi memudahkan publikasi serta membangun jaringan
yang lebih luas dengan alumni, prodi pemerintah dan swasta serta
masyarakat yang lebih luas.
 Adanya program sertifikasi dosen
 Kerjasama pengembangan kompetensi tenaga kependidikan dengan
prodi terkait.
 Adanya program dosen teladan dari kementerian.
 Implementasi kurikulum dalam pembelajaran sangat terbuka untuk
mengakomodasi berbagai hal untuk kebutuhan peserta didik.
 Era sistem informasi dan teknologi yang menuntut sistem dan materi
pembelajaran perlu penyesuaian.
 Tersedianya dana kompetitif dari pemerintah yang rutin tiap tahun.
 Masih banyak lembaga donor atau sumber dana yang belum
dieksplorasi
d. ancaman
 persepsi dan animo masyarakat yang lebih memilih melanjutkan
pendidikan ke kota besar lainnya.
 Belum terakreditasinya prodi

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 55


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
 Pemerintah daerah yang tidak mempertimbangkan lulusan dalam
pemenuhan SDM di tingkat Daerah.
 Akibat globalisasi mengakibatkan meningkatnya persaingan
mem[eroleh kesempatan kerja bagi lulusan.
 Tuntutan masyarakat untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas,
serta menguasai hardskill dan softskill agar mampu bersaing di tingkat
global.
 Aturan pelarangan menggunakan tenaga outsourcing.
 Tuntutan kebutuhan stakeholder terhadap lulusan prodi kesling tidak
berjalan seimbang dengan perubahan kurikulum.
 Meningkatnya biaya operasional mahasiswa terkait peningkatan harga
alat-alat laboratorium dan literatur.
 Ancaman terhadap pemeliharaan dan pemanfaatan fasilitas yang ada
dapat berupa bencana alam, pencurian, penyalahgunaan dan bahkan
human error.
 Dana dampingan untuk penelitian dan pengabdian masyarakat dari
pihak luar sangat diharapkan namun sifatnya sangat kompetitif. Kita
harus bersaing dengan perguruan tinggi lain yang mungkin lebih
terbiasa dengan proses tender dan fund rising dari dalam negeri maupun
luar negeri.
 Hibah pengembangan kerjasama temanya ditentukan oleh DIKTI atau
pemberi hibah yang bersangkutan. Tema yang ditentukan belum tentu
sesuai dengan yang sedang dikembangkan Prodi Kesling.
2. Strategi dan pengembangan program
Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut dirancang strategi dan pengembangan
program yang akan dilaksanakan oleh Prodi Kesling:
 Memanfaatkan IPTEK untuk melakukan promosi sehingga kedepan
diharapkan Prodi Kesling bisa lebih dikenal
 Mempertahankan kepemimpinan yang visioner, demokratis, transparan,
bertanggung jawab, dan inovatif.
 Memaksimalkan fungsi unit penjamin mutu
 Mengoptimalkan pengembangan softskill mahasiswa

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 56


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
 Mengoptimalkan fungsi bidang alumni.
 Penambahan sumber daya manusia dan peningkatan mutu sumber daya
 Meningkatkan interaksi akademik antara dosen dan mahasiswa pada
aspek penelitian dan pengabdian masyarakat.
 Sitem pembelajaran diselaraskan dengan kompetensi kurikulum dan
memaksimalkan implementasi kurikulum
 Mengoptimalkan penyediaan sarana dan prasarana untuk mendukung
penyelenggaraan Tri Darma Perguruan tinggi terutama laboratorium dan
perpustakaan
 Berusaha mendapatkan sumber dana yang bersifat mandiri
 Meningkatkan fungsi dan peran pusat penelitian dan juga sarana dan
prasarana penelitian.
 Memperluas jaringan kerjasama dengan pihak luar.

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 57


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
BAB III
PENUTUP

Demikianlah laporan evaluasi diri ini dibuat berdasarkan pengkajian dan analisis
berkenaan dengan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Adapun hal-hal yang
menjadi pengkajian adalah: Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta Strategi Pencapaiannya;
Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem pengelolaan, dan Penjaminan Mutu; Mahasiswa
dan Lulusan; Sumber Daya Manusia; Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik;
Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta Sistem Informasi; serta Penelitian,
Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama.

Diharapkan dengan adanya evaluasi diri ini akan ditemukan cara pandang ke depan untuk
menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi Program Studi Kesehatan
Lingkungan Poltekkes Kemenkes Mamuju, sekaligus menemukan jalan keluar dan
melakukan upaya pengembangan ke arah yang lebih maju dan memberikan masukan-
masukan dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat di masa mendatang.

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 58


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
REFERENSI

BAN PT, 2010, Pedoman Evaluasi Diri, Jakarta


BPPSDM Kemenkes RI, 2012, Petunjuk Teknis Organisasi dan Tatalaksana Politeknik
Kesehatan, Jakarta
Poltekkes Kemenkes Mamuju, 2011, Panduan Akademik, Mamuju

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 59


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.
LAMPIRAN

 SK Tim Penyusun Evaluasi Diri Program Studi Kesehatan Lingkungan Poltekkes


Kemenkes Mamuju.
 Struktur Organisasi Program Studi Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes
Mamuju.
 SK Tim Unit Penjamin Mutu Poltekkes Kemenkes Mamuju
 Surat Keputusan Pendirian Program Studi DIII Kesehatan Lingkungan.
 Struktur Organisasi Program Studi Kesehatan Lingkungan.
 SK penunjukan Pengelola Persiapan Pembentukan Poltekkes Kemenkes Mamuju.
 SK Penataan Lokasi Prodi Keperawatan, Gizi< Kesehatan Lingkungan dan
Kebidanan
 SK alih bina penyelenggaraan Program Studi pada Poltekkes Kemenkes Mamuju
dari Kemenkes kepada Kemendikbud.

Evaluasi-diri Program Studi DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 60


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU 2013.

Anda mungkin juga menyukai