Evaluasi 2013

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 183

EVALUASI DIRI INSTITUSI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SEMARANG
TAHUN 2012

BORANG EVALUASI DIRI


AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SEMARANG
TAHUN 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah, karena perkenan-Nya, Universtas Negeri Semarang dapat
menyelesaikan pengisian Borang Evaluasi Diri Institusi Perguruan Tinggi tahun 2012.
Pengisian borang ini ditujukan untuk mengetahui gambaran riil mengenai keadaan dan
kinerja Unnes melalui pengkajian dan analsisis yang mendalam terhadap kekuatan,
kelemahan, kekuatan dan peluang. Proses penyusunan evaluasi diri meliputi
tujuhkomponen seperti yang telah ditetapkan oleh Badan Akreditasi Nasional Pendidikan
Tinggi. Tujuh komponen tersebut adalah; (A) Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Serta Strategi
Pencapaian; (B) Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan dan Penjaminan Mutu;
(C) Mahasiswa dan Lulusan; (D) Sumber Daya Manusia; (E) Kurikulum, Pembelajaran dan
Suasana Akademik; (F) Pembiayaan, Prasarana, Sarana dan Sistem Informasi; dan, (G)
Penelitian, Pelayanan/Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerjasama.
Guna keperluan pengisian borang evaluasi diri ini, Unnes mengumpulkan data dan informasi
yang dibutuhkan, selaras dengan tujuh komponen di atas. Unnes merasa beruntung karena
sistem-sistem informasi online yang dimiliki, baik menyangkut aspek akademik, keuangan,
kemahasiswaan, kerjasama, kepegawaian dan lainnya, telah memudahkan proses
penggalian data yang dibutuhkan, secara akurat dan cepat.
Tentu saja di samping keberadaan sistem-sistem informasi manajemen di atas, laporan ini
dapat tersusun atas partisipasi dan dukungan seluruh elemen kelembagaan dan warga
Unnes baik dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, dan pejabat struktural. Secara khusus
Unnes memberikan apresiasi kepada Badan Penjaminan Mutu (BPM) dan gugus kerja yang
dibentuk atas kerja keras dan dedikasi yang diberikan guna mengisi borang evaluasi diri ini.
Unnes menyampaikan terima kasih dan memberikan apresiasi dan penghargaan setinggtingginya atas dedikasi dan kerja keras semua pihak dalam mempersiapkan dan
menyelesaikan pengisian borang ini.
Terima kasih.

Semarang,
Rektor

November 2012

Sudijono Sastroatmodjo
NIP. 195208151982031007

i
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

DAFTAR ISI
JUDUL LAPORAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
RANGKUMAN EKSEKUTIF
SUSUNAN TIM PENYUSUN
I. DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN:
A. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran, serta Strategi Pencapaiannya.
B. Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, dan Penjaminan Mutu.
C. Mahasiswa dan Lulusan.
D. Sumber Daya Manusia.
E. Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik.
F. Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta Sistem Informasi.
G. Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama.
II. ANALISIS SWOT program studi secara keseluruhan, merujuk kepada deskripsi SWOT
setiap komponen.
1. Analisis antarkomponen
2. Strategi dan pengembangan
REFERENSI: Sumber-sumber utama yang digunakan dalam proses
evaluasi-diri
LAMPIRAN:

dan pelaporan

Format-format yang berisi rangkuman data pendukung.

ii
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

RINGKASAN EKSEKUTIF
Guna memastikan ketercapaian visi dan misi, Universitas Negeri Semarang (Unnes)
secara periodik dan kontinyu melakukan evaluasi diri. Keberadaan evaluasi diri ini
memegang peran yang penting guna menopang upaya pengembangan Unnes lebih lanjut.
Secara umum evaluasi diri ini dilaksanakan untuk menilai kinerja Unnes dan memanatu
perjalanannya dalam mewujudkan visinya menjadi Universitas Konservasi bertaraf
internasional internasional yang sehat, unggul, dan sejahtera pada tahun 2020. Secara
khusus evaluasi diri kali ini dilaksanakan secara komprehensif dan ditujukan untuk
memenuhi kepentingan Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT).
Evaluasi diri yang tersaji dalam dokumen ini dibuat berdasarkan pemaparan
sejumlah kelompok data yang kemudian ditafsirkan dengan menggunakan pendekatan
analisis SWOT. Hal-hal yang dikemukakan dalam dokumen evaluasi diri ini mencakupi
sejumlah informasi, yaitu; (1) informasi dasar tentang Unnes, yang menyangkut visi, misi,
tujuan, sasaran, dan strategi; (2) tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan dan
penjaminan mutu; (3) mahasiswa dan lulusan; (4) sumberdaya manusia; (5) kurikulum,
pembelajaran, dan suasana akaemik; (6) pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem
informasi; dan, (7) penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat dan kerjasama.
Pemaparan informasi ini dilanjutkan dengan analisis untuk tiap komponen dan analisis lintas
komponen. Dari analisis yang telah dilakukan, secara umum performa Unnes pada tujuh
aspek tersebut dapat disampaikan sebagai berikut.
Pertama, visi, misi, tujuan, dan sasaran dirumuskan berdasarkan komitmen pimpinan
dan semua warga Unnes telah dipahami secara baik oleh pemangku kepentingan ua civitas
akademika. Unnes juga memiliki visi yang khas dan tidak banyak dimiliki oleh perguruan
tinggi lain, yaitu Universitas Konservasi, yang sejalan dengan tren perubahan dan tantangan
global masa kini. Selain itu visi tersebut juga telah diterjemahkan dalam misi yang jelas serta
didukung oleh kemampuan dan kecukupan sumberdaya untuk mewujudkannya. Mengusung
visi konservasi memberikan peluang bagi Unnes untuk meningkatkan peran dan
kontribusinya, seiring dengan meningkatnya perhatian masyarakat baik pada tingkat
nasional maupun global terhadap isu-isu lingkungan dan krisis kemanusiaan-kebudayaan.
Dalam konteks pembangunan nasional dan posisi Unnes sebagai LPTK visi konservasi juga
memiliki kaitan erat dengan pengarusutamaan pendidikan karakter, sehingga membuka
peluang peran dan kontribusi Unnes yang lebih besar.
Terlepas dari kekuatan tersebut, pencapaian visi Unnes 2020 masih
terkendala oleh sejumlah persoalan, di antaranya; (1) belum meratanya kemampuan antar
elemen dan warga Unnes dalam merealisasikan upaya-upaya pencapaian visi dan misi; (2)
kenyataan bahwa masih banyak stakeholder eksternal yang belum memahami visi
konservasi meskipun mengetahui keberadaan Unnes sebagai Universitas Konservasi; (3)
kenyataan merebaknya budaya instan dan pragmatisme, yang bertentangan dengan visi
konservasi, di kalangan masyarakat termasuk mahasiswa; dan, (4) merebaknya budaya
asing yang tidak selalu selaras dengan nilai-nilai konservasi Unnes.
Kedua, dalam hal tata pamong, dapat dinyatakan bahwa Unnes memiliki kekuatan
berupa komitmen kepemimpinan yang tangguh, didukung dengan kelengkapan struktur
organisasi dan keberadaan sistem-sistem informasi manajemen yang membantu
implementasi praktik tatakelola universitas yang bersih dan baik (good, clean university
governance) dan menjadi pendukung pengembangan kebijakan (decision support system,
DSS). Pada aspek ini, Unnes juga memiliki kekuatan berupa ketersediaan dokumen
Rencana Induk Pengembangan dan Rencana Bisnis Strategis, didukung unit dan prosedur
penjaminan mutu yang mengawal upaya pelaksanaan rencana-rencana pengembangan
tersebut dan unit serta prosedur audit yang menjamin pelaksanaan anggaran pendukungnya
secara akuntabel. Selain itu mayoritas program studi Unnes juga terakreditasi B dan A.
Kekuatan ini memiliki peluang untuk dikembangkan lebih lanjut seiring dengan
keberterimaan Unnes di mata publik (public acceptance) yang semakin baik. Dalam
iii
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

kapasitasnya sebagai LPTK, Unnes juga memiliki peluang besar untuk mengembangkan diri
sebagai pusat unggulan (center of excellence) profesi guru dan kependidikan pada
umumnya. Selain itu, membaiknya daya belanja pendidikan masyarakat, di satu sisi serta
komitmen pemerintah di bidang peningkatan akses pendidikan tinggi, juga memberikan
peluang bagi Unnes untuk mengembangkan dan melakukan diversifikasi
program
pendidikan akademik, vokasi, dan profesi.
Terlepas dari kekuatan tersebut di atas, tata pamong Unnes masih dihadapkan pada
sejumlah kendala. Di antaranya adalah kenyataan bahwa; (1) Statuta dan OTK Unnes saat
ini belum diselaraskan dengan UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi; (2)
sistem-sistem informasi manajemen yang dimiliki belum sepenuhnya terintegrasi satu sama
lain; (3) jumlah pelatihan akademik-manajerial untuk pengembangan kompetensi dosen dan
tenaga kependidikan masih minim; dan, (4) belum terpetakannya unggulan fakultas dan
program studi.
Ketiga, pada aspek mahasiswa, Unnes menunjukkan performa yang semakin baik.
Minat masyarakat untuk melanjutkan studi di Unnes tampak semakin meningkat. Tahun
2012 ini Unnes menerima sebanyak 7.500 orang mahasiswa baru. Untuk mendukung studi
mahasiswa, Unnes juga memberikan dan menyalurkan beasiswa. Tercatat 2.706 orang
(sekitar 11,5%) mahasiswa merupakan penerima berbagai beasiswa di Unnes, lebih dari
20% mahasiswa baru juga dibebaskan dari biaya kuliah. Administrasi akademik mahasiswa
juga kian mapan dengan introduksi system akademik terpadu (akademik.unnes.ac.id). Pada
saat ini Sikadu telah mampu mengoptimalkan sistem pelayanan dan administrasi
penerimaan mahasiswa baru, registrasi, yudisium, proses pembelajaran dan pendaftaran
wisuda secara on-line. Sistem-sistem ini masih berpeluang untuk dikembangkan lebih lanjut
misalnya untuk mengelola alumni, mengingat pengelolaan almni yang belum optimal.
Kekuatan pada aspek mahasiswa ini Unnes masih dibayang-bayangi sejumlah
potensi penghambat. Sampai saat ini, pengembangan soft-skills mahasiswa dirasa belum
memadai daris segi variasi dan kemampuannya menjangkau total mahasiswa.
Keempat, pada aspek sumberdaya manusia Unnes memiliki sejumlah titik kekuatan,
antara lain; (1) tersedianya prosedur baku pengelolaan pegawai (dosen dan tenaga
kependidikan0; (2) jumlah dosen yang telah tersertifikasi profesi mencapai 60% dan memiliki
jabatan Lektor ke atas mencapai 77%; (3) jumlah dosen yang berkualifikasi S-2 dan S-3
mencapai 92%; dan, (4) keberadaan supportive leadership bagi pengembangan karir dosen,
misalnya melalui fasilotasi peer-review bagi calon guru besar, dan tenaga pendidikan,
misalnya melalui serangkaian pendidikan dan latihan. Kekuatan ini masih dapat
dikembangkan lebih maksimal lagi mengingat adanya sejumlah peluang antara lain; (1)
keberadaan program hibah penelitian, pengabdian masyarakat, dan penulisan buku teks
tingkat nasional; (2) insentif dari Kementerian untuk karya ilmiah yang dipresentasikan dan
published di jurnal internasional; (3) terbukanya peluang joint-research dengan peneliti dan
lembaga internasional; (4) tersedianya beasiswa bagi dosen untuk melanjutkan studi baik di
dalam maupun luar negeri. Kendatipun demikian, pada aspek sumberdaya manusia Unnes
masih dihadapkan pada sejumlah persoalan, antara lain; (1) masih terdapat sejumlah kecil
dosen yang belum memenuhi kualifikasi; (2) para laboran selain jumahnya kecil juga
tersertifikasi; dan, (3) rendahnya daya publikasi internasional para dosen.
Kelima, pada aspek kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik, Unnes
memiliki sejumlah kekuatan yaitu; (1) tersedianya prosedur dan mekanisme pengembangan
kurikulum yang baku; (2) tersedianya prosedur dan mekanisme penjaminan mutu
pembelajaran yang baku; (3) dukungan sistem informasi manajemen kurikulum yang mapan;
dan, (4) dukungan kepemimpinan yang baik terhadap suasana akademik yang dinamis.
Kekuatan ini dapat dikembangkan lebih jauh, misalnya dengan memperhatikan bahwa
status professional guru semakin baik sehingga dalam kapasitasnya sebagai LPTK, Unnes
dapat dikembangkan menjadi pusat unggulan pendidikan dan pengembangan profesi guru.
Sekalipun demikian, Unnes masih dihadapkan pada persoalan internal yaitu belum
berimbangnya kemampuan antar program studi dalam pengembangan kurikulum dan
persoalan eksternal yaitu lemahnya kontrol terhadap perguruan tinggi swasta yang
membuka program studi kependidikan yang sama dengan yang Unnes miliki.
iv
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

Keenam, pada aspek pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi,
Unnes didukung oleh kekuatan berupa prinsip penganggaran partisipatif, jumlah penerimaan
yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, dan kenyataan bahwa besaran unit-cost
mahasiswa Unnes relatif lebih rendah di banding perguruan tinggi lain. Selain sarana dan
prasarana yang dimiliki Unnes mengalami peningkatan baik dari segi kuantitas maupun
kualitas. Unnes juga berpeluang untuk menggali dana dari beragam program hibah di dalam
dan luar negeri guna mendukung aktivitas tri darma perguruan tingginya. Namun demikian
Unnes juga dihadapkan pada sejumlah titik lemah, di antaranya yaitu; (1) kenyataan bahwa
pemerintah masih merupakan sumber penerimaan utama (APBN); (2) keterbatasan dana
operasional pemeliharaan sarana dan prasarana.
Ketujuh, pada aspek penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat dan
kerjasama, Unnes memiliki sejumlah titik kekuatan, di antaranya adalah bahwa Unnes saat
ini memiliki Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dengan status Utama,
yang memiliki keleluasaan yang lebih besar dalam pengembangan dan pengelolaan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Secara internal Unnes juga memiliki
komitmen untuk menyediakan dana penelitian sebesar 10% dari total anggaran Unnes.
Selain itu, Unnes juga telah memiliki dan mengimplementasikan sistem penjaminan mutu
penelitian dan pengabdian. Dengan kekuatan ini, khususnya status Utama yang kini
disandang Unnes, aktivitas penelitian dan pengadbian dapat diarahkan untuk mengakses
program-program penelitian dengan sumber-sumber dana yang lebih besar dan bervariasi.
Sayangnya, meskipun telah menyandang status Utama, di bidang penelitian Unnes masih
dihadapkan pada sejumlah kendala, di antaranya adalah kenyataan bahwa hingga kini
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dijalankan selama ini belum jelas
mengarah pada unggulan tertentu dan bahwa jumlah hasil penelitian dan pengabdian yang
dipatenkan dan dipublikasikan di jurnal internasional bereputasi masih sedikit.
Merefleksikan seluruh kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang ada,
Unnes berpandangan bahwa saat ini Unnes memiliki kekuatan yang lebih dari cukup untuk
berkembang dan untuk memanfaatkan semua peluang yang ada guna mencapai visi 2020nya. Untuk itu maka sejumlah langkah strategis perlu ditempuh, antara lain; (1)
menyelaraskan aturan-aturan kelembagaan dan sistem tata pamong internal Unnes dengan
tata aturan dan perudang-undangan yang berlaku, utamanya Undang-Undang No. 12 Tahun
2012 tentang Pendidikan Tinggi; (2) memperkuat system-sistem informasi manajemen yang
saat ini dimiliki agar menjadi Decision Support System yang terintegrasi; (3) mengarahkan
aktivitas pengembangan utamanya pada pilar konservasi dan internasionalisasi tentang
tetap menjaga ketercapaian pilar Sutera; (4) memetakan potensi unggulan fakultas, dan
menjadikannya sebagai agenda strategis penelitian dan pengembangan lembaga; (5)
mendayagunakan jejaring dan kerjasama yang dimiliki untuk pengembangan kelembagaan;
(6) melakukan diversifikasi pengembangan non-akademik pada bidang kemahasiswaan;
dan, (7) memperkuat sumberdaya manusia akademik dan non akademik melalui diversifikasi
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang relevan.
Tentu saja guna menjamin ketercapaian visi, pemahaman kolektif, komitmen
kepemimpinan, dan dukungan stakeholder merupakan faktor kunci. Untuk itu Unnes harus
menjaga tradisinya selama ini yang senantiasa berupaya taat azas dan menyelaraskan diri
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dan memperkuat relasi serta
hubungan dengan para stakeholder yang relevan. Di samping itu, tentu saja Unnes perlu
menjamin tumbuhnya pemahaman kolektif dan komitmen kepemimpinannya yang selama ini
telah terbukti membawa kemajuan bagi perkembangan Unnes.

v
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

IDENTITAS TIM INTI PENGISI BORANG EVALUASI DIRI


AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI
Nama
NIDN
Jabatan
Tanggal Pengisian
Tanda Tangan

Nama
NIDN
Jabatan
Tanggal Pengisian
Tanda Tangan

Nama
NIDN
Jabatan
Tanggal Pengisian
Tanda Tangan

Nama
NIDN
Jabatan
Tanggal Pengisian
Tanda Tangan

Nama
NIDN
Jabatan
Tanggal Pengisian
Tanda Tangan

:
:
:
:

Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo. M.Si


0015085205
Rektor Unnes
20 November 2012

:
:
:
:

Dr. Agus Wahyudin, M.Si


0012086216
Pembantu Rektor Bidang Akademik
20 November 2012

:
:
:
:

Dr. Wahyono, MM.


0003015603
Pembantu Rektor Bidang Administrasi dan Umum
20 November 2012

:
:
:
:

Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd


0008056206
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
20 November 2012

:
:
:
:

Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum


0010126609
Pembantu Rektor Bidang Pengembangan dan Kerjasama
20 November 2012

vi
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

Nama
NIDN
Jabatan
Tanggal Pengisian
Tanda Tangan

Nama
NIDN
Jabatan
Tanggal Pengisian
Tanda Tangan

Nama
NIDN
Jabatan
Tanggal Pengisian
Tanda Tangan

Nama
NIDN
Jabatan
Tanggal Pengisian
Tanda Tangan

:
:
:
:

Dr. Sugianto. M.Si


0019026105
Ketua Badan Penjaminan Mutu Unnes
20 November 2012

:
:
:
:

Agung Yulianto, S.Pd. M.Si


0007077407
Sekretaris Badan Penjaminan Mutu Unnes
20 November 2012

:
:
:
:

Ngurah Made Dharmaputra, Ph.d.


0017026704
Staf Ahli Pembantu Rektor Bidang Akademik
20 November 2012

:
:
:
:

Ali Formen, S.Pd. M.Ed


0029057703
Staf Ahli Pembantu Rektor Bidang Akademik
20 November 2012

vii
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

DAFTAR LAMPIRAN
DOKUMEN EVALUASI DIRI

1
2
3
4
5
6
7
8

Nomor
Butir
A.1
B.1 (a)
B.1 (b)
B.4
B.6
B.7 (a)
B.7. (b)
C6

9
10
11

D1
D2
D5

12

F1

No.

Keterangan
Dokumen Deklarasi Unnes Sebagai Universitas Konservasi
Statuta Unnes
Dokumen sistem tata pamong (OTK)
Restra Bisnis Unnes ( Peraturan Rektor No. 35 Tahun 2011)
Laporan Hasil tracer study
Laporan monev hasil penjaminan mutu
Dokumen tentang jaminan mutu.
Dokumen kebijakan dan program layanan bimbingan karir dan
informasi kerja untuk mahasiswa dan lulusan
Dokumen sistem pengelolaan sumberdaya manusia
Fotokopi ijazah dan sertifikat kompetensi tenaga kependidikan
Dokumen tentang aturan etika dosen, etika mahasiswa, etika
tenaga kependidikan, sistem penghargaan dan sanksi, serta
pedoman dan prosedur pelayanan.
Dokumen pengelolaan dana

BAB I
DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN

KOMPONEN A : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENCAPAIAN


A.1. Visi
Universitas Negeri Semarang (Unnes) adalah perguruan tinggi negeri yang
diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk melaksanakan
pendidikan akademik dan profesional dalam sejumlah disiplin ilmu, teknologi, olah
raga, seni, dan budaya. Untuk pengembangan institusi kedepan, Unnes telah
menyusun visi yang melibatkan unsur pimpinan, dosen (gurubesar dan pakar), tenaga
kependidikan, mahasiswa, lulusan dan pengguna lulusan. Penyusunan visi didasarkan
pada hasil evaluasi diri dan telaah mendalam terhadap kondisi dan kebutuhan internal
dan eksternal.
Visi Unnes dirumuskan atas dasar empat komitmen kuat dari unsur pimpinan
dan seluruh civitas akademika. Empat komitmen tersebut adalah: (1) komitmen
konservasi1 (2) komitmen untuk membangun organisasi yang sehat, (3) komitmen
untuk mencapai keunggulan dalam era kompetisi global yang semakin kuat, dan (4)
komitmen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh civitas akademika, alumni,
masyarakat, bangsa dan negara, dengan berbasis pada kinerja layanan publik yang
prima. Keempat komitmen ini diharapkan dapat bermuara pada terwujudnya Unnes
yang mampu berprestasi pada taraf internasional. Visi tersebut telah menjadi acuan
penyusunan visi unit kerja (Fakultas, PPs, Lembaga, Biro, Badan, dan UPT) dalam
lingkup universitas. Rumusan visi Unnes adalah:
Menjadi Universitas Konservasi, bertaraf Internasional, yang
Sehat, Unggul, dan Sejahtera pada Tahun 2020.

Visi di atas dipandang sangat strategis karena dengan berpedoman pada visi
tersebut akan dapat ditentukan tingkat keberhasilan penyelenggaraan pendidikan atau
Tri Daharma Perguruan Tinggi di Unnes untuk kurun waktu tertentu.
Visi Unnes mengandung makna konservasi, internasionalisasi dan sutera
2020, dengan penjelasan sebagai berikut:

Lampiran A.1 Dokumen deklarasi Unnes sebagai universitas konservasi

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

Sehat
Anak tangga pertama dari visi sutera adalah sehat. Untuk dapat melaksanakan fungsi
Tri Dharma secara optimal, maka Unnes perlu memiliki keadaan sehat baik secara
fisik, mental, maupun sosial, sebagaimana dijabarkan dalam bagian-bagian berikut:
Sehat Fisik : meliputi sehat sumber daya manusia (SDM), sehat sarana prasarana,
sehat manajemen, dan sehat pelayanan.
Sehat Mental: dimaknai sebagai kemampuan Unnes dalam mengaktualisasikan
nilai-nilai akademis, nilai-nilai kultural, dan nilai-nilai spiritual.
Sehat Sosial: mengandung makna bahwa Unnes mampu mengembangkan daya
sosialnya (sociability) sekaligus meningkatkan derajat akseptibilitasnya di tengah
masyarakat (socio-acceptability).

Unggul
Anak tangga kedua setelah sehat adalah unggul (excellent). Pengertian unggul
memiliki makna substantif yang bernilai competitiveness tinggi. Keunggulan sebuah
perguruan tinggi mesti dibangun dari karya-karya akademik yang bersifat substansial
dan dapat dikompetisikan baik pada ranah nasional dan internasional. Dimensi
keunggulan yang dikembangkan Unnes mengarah kepada lima pilar keunggulan yakni:
(a) akademik; (b) penelitian; (c) pengabdian pada masyarakat; (d) kemahasiswaan;
dan (e) kelembagaan. Setiap pilar didorong untuk memiliki keunggulan spesifik
sehingga memiliki nilai competitiveness yang tinggi.
Sejahtera
Anak tangga ke tiga dalam visi sutera setelah sehat dan unggul adalah
sejahtera. Sejahtera adalah buah manis yang dapat dipetik, tatkala upaya sehat telah
dilakukan, dan predikat unggul telah diraih. Sejahtera adalah sebuah konsekuensi dari
upaya, usaha, yang telah dilakukan. Sopo nandur mesthi ngundhuh, Sopo nggawe
mesthi nganggo, sopo wutah bakal wutuh. Namun demikian, sekalipun sejatera
adalah sebuah konsekuensi, bukan berarti untuk meraihnya tanpa upaya. Sejahtera
harus diambil, dipetik, diupayakan, melalui langkah yang terencana, sistematis, taat
asas, dan memperhatikan aspek norma dan kepatutan.
Visi sejahtera bagi Unnes, memuat makna berupa cita-cita yang terencana dan
terarah untuk mewujudkan kesejahteraan mahasiswa, dosen, tenaga administrasi,
alumni, dan masyarakat, dalam dimensi jasmani, rohani, dan sosial. Secara umum
indikator kesejahteraan adalah : (1) terpenuhinya kondisi sosial dan pemenuhan
kebutuhan dasar, (2) terpenuhinya kesempatan untuk belajar, bekerja atau berusaha,
(3) terwujudnya keadilan dalam distribusi pendapatan, (4)
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

perwujudan tingkat
2

solidaritas keluarga dan sosial yang dicerminkan pada tingkat tanggungjawab bersama
dalam kehidupan sehari-hari, (5)

menyediakan lingkungan yang kondusif

untuk

aktualisasi pengembangan diri dan sosial.


Konservasi
Universitas konservasi adalah sebuah universitas yang dalam pelaksanaan
tridarma perguruan tinggi mengacu pada prinsip-prinsip konservasi (perlindungan,
pengawetan, dan pemanfaatan secara lestari) sumber daya alam dan seni budaya,
serta berwawasan ramah lingkungan. Dengan demikian, pengembangan Unnes
sebagai universitas konservasi mengandung sejumlah tujuan. Pertama, mendukung
upaya pemerintah dalam melaksanakan pengelolaan sumber daya alam hayati dan
eksosistem. Kedua, melindungi, mengawetkan, dan memanfaatkan sumber daya alam
secara lestari di lingkungan Unnes dan sekitarnya melalui kegiatan pendidikan,
penelitian, dan pengabdian bagi terciptanya keseimbangan ekosistem yang ada di
dalamnya. Ketiga, menumbuhkan sikap mental, perilaku, yang bertanggungjawab dan
peran serta seluruh warga Unnes dalam upaya konservasi keaneka ragaman hayati,
dan pelestarian lingkungan serta seni dan budaya.

A.2. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut, Unnes menjabarkan ke dalam beberapa misi
sebagai berikut:
1)

menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan yang unggul dan bertaraf


internasional di bidang kependidikan dan non kependidikan.

2)

mengembangkan, menciptakan, dan/atau menyebarluaskan ilmu pengetahuan,


teknologi, seni, dan olahraga, yang bermakna dan bermanfaat.

3)

mengembangkan kebudayaan dan peradaban bangsa yang menjunjung tinggi nilai


nilai konservasi.
Misi Unnes di atas telah menjadi acuan dalam pengelolaan fakultas, lembaga,

biro, badan, UPT serta seluruh unit kerja di lingkup universitas.


A.3. Tujuan
Tujuan Unnes adalah penjabaran atau spesifikasi dari visi dan misi Unnes,
meliputi:
1)

menghasilkan tenaga akademik, profesi, dan vokasi yang memiliki kompetensi


unggul.

2)

menghasilkan karya ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan olah raga

yang

bermakna dan bermanfaat.


Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

3)

menghasilkan kebudayaan dan peradaban bangsa yang berlandaskan nilai-nilai


konservasi
Tujuan di atas juga telah menjadi acuan dalam pengelolaan fakultas, lembaga,

biro, badan, UPT serta seluruh unit kerja di dalam lingkup universitas.
A.4. Sasaran dan Strategi Pencapaian
Unnes telah menyusun Rencana Induk Pengembangan (RIP) tahun 2010
2034 sebagai rencana jangka panjang yang dijabarkan lebih lanjut dalam rencana
program lima tahunan (Renstra) sebagai berikut:
Renstra 2010-2014 untuk penguatan Unnes sebagai Institusi yang Sehat, Unggul,
dan Sejahtera (Sutera) menuju Perguruan yang mandiri (otonom), berwawasan
konservasi dan berorientasi pada pengembangan karakter bangsa (Nation
Character Building).
Renstra 2015-2019 untuk mewujudkan Unnes sebagai pusat pendidikan, inovasi
dan inkubator keilmuan berwawasan konservasi.
Renstra 2020 2024 untuk mewujudkan Unnes sebagai Perguruan Tinggi Bertaraf
Internasional (World Class University) berwawasan konservasi dalam pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Renstra 2025-2029 untuk mewujudkan Unnes sebagai Pusat Keunggulan (center of
excellent) Internasional dalam bidang pendidikan, riset dan pengembangan
keilmuan, teknologi dan seni berwawasan konservasi yang kaya dengan nilai-nilai
sosial dan budaya Indonesia
Renstra 2030-2034 untuk mewujudkan Unnes sebagai Institusi unggul berwawasan
lingkungan (green institution of excellent) yang memandu kemajuan dan
kesejahteraan.
Dalam Renstra tahun 2010-2014 telah dijabarkan sasaran/indikator sasaran,
target dan strategi pencapaiannya yang dikelompokan dalam tujuh bidang, yaitu: (1)
bidang kelembagaan, (2) bidang akademik, (3) bidang kemahasiswaan, (4) bidang
sumber daya manusia, (5) bidang sarana prasarana, (6) bidang keuangan, dan (7)
bidang kerjasama. Secara rinci di jelaskan pada tabel berikut.
Tabel 1.1 Sasaran dan Strategi Kompoenen A
No
Sasaran
A. Bidang Kelembagaan
SU.1

Pencapaian dan pengakuan


kualitas manajemen
nasional/ internasional.

Strategi Pencapaian
1)
2)

Fasilitasi peningkatan perolehan ISO;


Program peningkatan aktifitas international
office;

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

3)
4)
SU.2

Peningkatan tata kelola dan


kapasitas kelembagaan
menuju universitas
konservasi.

1)
2)
3)
4)

5)

SU.3

SU.4

Peningkatan relevansi dan


kontribusi institusi terhadap
kebutuhan masyarakat

1)

Penguatan organ Unnes


guna mendukung tata kelola
universitas yang baik/Good
University Governance
(GUG).

1)

2)
3)

Fasilitasi peningkatan perolehan akreditasi


A program studi;
Program peningkatan excelent service
(pelayanan prima) pada tiap unit;
Peningkatan
implementasi
sistem
informasi dalam berbagai bidang;
Peningkatan
kualitas
manajemen
komplain;
Program implementasi tata kelola yang
selaras prinsip-prinsip konservasi;
Program perencanaan dan pengadaan
bangunan fisik yang selaras dengan
prinsip-prinsip konservasi;
Program
peningkatan
tata
kelola
lingkungan kampus yang selaras dengan
prinsip konservasi
Program pembukaan dan pengembangan
program studi baru;
Program pembentukan fakultas baru;
Program pembukaan dan pengembangan
program studi pendidikan profesi baru;

Program penguatan kelembagaan badan


penjaminan mutu;
2) Program penguatan kelembagaan badan
konservasi;
3) Program penguatan kelembagaan satuan
pengembang bisnis;
4) Program penguatan kelembagaan auditor
internal;
5) Program
penguatan
fungsi
Senat
Akademik dalam pemberian pertimbangan
dan pengawasan akademik;
6) Program
penguatan
fungsi
dewan
penyantun;
7) Program
penguatan
fungsi
dewan
pertimbangan;
8) Program pembentukan dewan pengawas;
9) Program optimalisasi fungsi pemberian
pertimbangan oleh senat akademik untuk
mendukung sistem pengawasan mutu
akademik, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat dan pencegahan
plagiarism;
10) Program optimalisasi dewan pertimbangan
dalam merumuskan Kebijakan ektor
bidang non akademik;
11) Program peningkatan sertifikasi auditor
internal;
12) Program transformasi unit usaha menjadi
professional
dan
berkemampuan
memberikan kontribusi yang meningkat
secara berkelanjutan bagi pelaksanaan
kegiatan pokok universitas (Tri Dharma
Perguruan Tinggi).

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

B. Bidang Akademik
SU.5

Peningkatan kualitas layanan


pendidikan dan pengajaran,
penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat:

1)

2)
3)
4)
5)
6)

SU.6

Peningkatan kualitas
pendidikan dan pengajaran,
penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat:

1)

2)
3)
4)
5)
6)
7)

8)
9)

10)
11)

12)
13)

14)

15)

16)

Mengembangkan
layanan
informasi
akademik
untuk
menunjang
sistem
distance learning;
Pemerolehan sertifikasi ISO bidang
akademik;
Digitalisasi konten pembelajaran;
Sosialisasi dan motivasi standarisasi
laboratorium;
Pencapaian rasio dosen dan mahasiswa
ideal;
Peningkatan jumlah jurnal internasional
yang dilanggan;
Mengembangkan
layanan
informasi
akademik
untuk
menunjang
sistem
distance learning;
Pemerolehan sertifikasi ISO bidang
akademik;
Digitalisasi konten pembelajaran;
Sosialisasi dan motivasi standarisasi
laboratorium;
Pencapaian rasio dosen dan mahasiswa
ideal;
Peningkatan jumlah jurnal internasional
yang dilanggan;
Introduksi muatan konservasi pada
penyempurnaan kurikulum sesuai tuntutan
perkembangan ilmu dan teknologi serta
kebutuhan tenaga kerja;
Pengembangan
kurikulum
berstandar
nasional pada setiap program studi;
Program peningkatan mutu riset bertaraf
internasional dan penerapannya dalam
kegiatan pengabdian kepada masyarakat;
Peningkatan karya buku ilmiah dosen;
Pengembangan
tema-tema
penelitian
unggulan universitas dan kualitas usulan
penelitian;
Penelitian payung untuk peningkatan
kualitas penelitian mahasiswa;
Mengembangkan relevansi kurikulum dan
kualitas pembelajaran program studi dalam
rangka internasionalisasi program studi;
Meningkatkan peran unit HKI dalam
memfasilitasi
dan
mempromosikan
kekayaan intelektual dan meningkatkan
motivasi
sivitas
akademika
untuk
mematenkan karyanya;
Pemberian hibah untuk peningkatan
akreditasi prodi dan reward untuk prodi
terakreditasi A;
Peningkatan
kerjasama
internasional
dibidang akademik.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

C. Bidang Kemahasiswaan
SU.7

Peningkatan kualitas layanan


pengembangan
kemahasiswaan

1)

2)

3)
SU.8

Peningkatan capaian
prestasi kemahasiswaan
tingkat regional, nasional,
dan internasional

1)

2)
3)

4)

SU.9

Peningkatan kesejahteraan
mahasiswa

1)
2)

SU.10 Peningkatan kualitas


kegiatan pembentukan
karakter dan pengembangan
soft skills mahasiswa

1)

2)

3)
4)

5)

6)

Pengembangan dan peningkatan kualitas


sarana dan prasana untuk mendukung
pengembangan
dan
aktualisasi
diri
mahasiswa.
Peningkatkan kualitas kegiatan lembaga
kemahasiswaan
dan
UKM
dengan
berorientasi pada profesionalisme.
Peningkatan layanan dan fasilitasi kegiatan
kemahasiswaan
Pengembangan mahasiswa yang memiliki
kemampuan intelektual, keseimbangan
emosi, penghayatan spiritual, berwawasan
konservasi, agar menjadi warga negara
yang
bertanggung
jawab
serta
berkontribusi pada daya saing bangsa;
Pengembangan kapabilitas intelektual
mahasiswa Unnes.
Pengembangan kompetensi mahasiswa
untuk berpikir kritis dan berbudaya yang
berlandaskan pada kaidah hukum dan
norma akademik berbasis konservasi
Peningkatkan kualitas kegiatan lembaga
kemahasiswaan
dan
UKM
dengan
berorientasi pada profesionalisme.
Peningkatan
kualitas
keimanan,
ketaqwaan dan moral mahasiswa Unnes.
Pengembangan kreativitas dan semangat
kewirausahaan
mahasiwa
untuk
meningkatkan daya saing bangsa.
Pengembangan mahasiswa yang memiliki
kemampuan intelektual, keseimbangan
emosi, penghayatan spiritual, berwawasan
konservasi, agar menjadi warga negara
yang
bertanggung
jawab
serta
berkontribusi pada daya saing bangsa;
Pengembangan
mahasiswa
sebagai
kekuatan moral, dalam mewujudkan
masyarakat madani (civil society) yang
demokratis, berkeadilan dan berbasis pada
partisipasi publik;
Peningkatan
kualitas
keimanan,
ketaqwaan dan moral mahasiswa Unnes.
Penanaman rasa nasionalisme mahasiswa
yang konstruktif sebagai warga negara
Indonesia dalam wadah negara kesatuan
Republik Indonesia.
Pengembangan idealisme dan suasana
demokratis
dalam
kehidupan
kemahasiswaan
Peningkatkan
kualitas
kepemimpinan
mahasiswa

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

D. Bidang Sumber Daya Manusia


SU.11 Peningkatan kompetensi
akademik dan profesional
dosen

1)

2)

3)
4)
SU.12 Peningkatan kompetensi
tenaga kependidikan dalam
memberikan layanan

SU.13 Peningkatan manajemen


SDM

1)
2)
3)
1)
2)
3)

Program pemberian dukungan fasilitas


riset untuk tesis (S2) dan disertasi (S3),
dengan kebijakan pemberian dukungan
finansial dan non-finansial (diupayakan
dari berbagai sumber);
Fasilitasi penelitian, pengabdian kepada
masyarakat, dan publikasi, dan peerreview calon guru besar;
Fasilitasi perolehan sertifikat pendidik
professional;
Peningkatan kompetensi pembelajaran di
kelas internasional;
Program pengelolaan SDM sesuai dengan
prinsip-prinsip profesionalisme;
Fasilitasi
peningkatan
kompetensi
fungsional tenaga kependidikan;
Fasilitasi studi lanjut tenaga kependidikan;
Penyusunan dan evaluasi dokumen SDM;
Pengembangan
regulasi
pendukung
manajemen SDM;
Pengawasan
implementasi
regulasi
manajemen SDM.

E. Bidang Sarana Prasarana


SU.14 Peningkatan sarana
akademik, layanan
administrasi akademik,
kemahasiswaan, dan
lingkungan kampus
berwawasan konservasi

SU.15 Pengembangan manajemen


aset berbasis TIK:

1)

Penyusunan revisi master-plan dan


implementasinya;
2) Peningkatan
kapasitas
dan
fungsi
laboratorium dan kelas;
3) Peningkatan kapasitas dan fungsi ruang
kuliah;
4) Peningkatan kapasitas dan fungsi ruang
administrasi;
5) Peningkatan
daya
dukung
fasilitas
lingkungan kampus;
6) Peningkatan sarana prasarana penunjang
perpustakaan untuk menunjukkan e-library;
7) Peningkatan
sarana
prasarana
laboratorium;
8) Peningkatan sarana prasarana penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat;
9) Meningkatkan jumlah ruang kerja dosen;
10) Peningkatan fasilitas layanan kesehatan,
ibadah,
perbankan,
dan
fasilitas
pendukung kesejahteraan;
11) Pengembangan kapasitas dan fungsi
sarana
prasarana
pendidikan
dan
pelatihan profesi kependidikan;
12) Pengembangan kapasitas dan fungsi
sarana prasarana pendukung konservasi;
1) Pengembangan
sistem
informasi
manajemen aset;
2) Pengawasan
implementasi
regulasi
manajemen aset.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

F.

Bidang Keuangan

SU.16 Peningkatan kualitas laporan


keuangan:

1)

2)
SU.17 Penyempurnaan PRGS
(Policy, Regulation
Guidence, dan SOP) bidang
perencanaan, keuangan, dan
akuntansi:

1)

SU.18 Penguatan kemandirian


pendanaan melalui
pemberdayaan Satuan
Pengembang Bisnis

1)

2)

2)

3)

Program
pendampingan
pencapaian
laporan
keuangan
Wajar
Tanpa
Pengecualian tiap tahun;
Program penyelesaian semua temuan
audit internal dan eksternal;
Program peningkatan kualitas sistem
informasi perencanaan, keuangan, aset,
dan akuntansi secara terpadu;
Program penyempurnaan dokumen SOP
bidang perencanaan, keuangan, dan
akuntansi;
Program transformasi unit usaha menjadi
profesional
dan
berkemampuan
memberikan kontribusi yang meningkat
secara berkelanjutan bagi pelaksanaan
kegiatan pokok universitas (Tri Dharma
Perguruan Tinggi);
Pengembangan
kapasitas
Strategic
Business Unit (SBU) dalam peningkatan
pendapatan dari kegiatan komersial dan
non komersial;
Program Perumusan tarif layanan.

G. Bidang Kerjasama
SU.19 Peningkatan kerja sama
dengan institusi pemerintah
dan swasta dalam dan luar
negeri:

1)

2)

3)

4)

5)

6)

Pengembangan kerjasama dalam dan luar


negeri berdasarkan peta kebutuhan dan
prioritas pengembangan lembaga;
Pelaksanaan dan peningkatan kerjasama
untuk peningkatan sumberdana, promosi,
dan kapasitas institusi;
Peningkatan
kerjasama
dan
pemberdayaan lulusan dan pengguna
lulusan.
Pengembangan kerjasama dalam dan luar
negeri berdasarkan peta kebutuhan dan
prioritas pengembangan lembaga;
Pelaksanaan dan peningkatan kerjasama
untuk peningkatan sumberdana, promosi,
dan kapasitas institusi;
Peningkatan
kerjasama
dan
pemberdayaan lulusan dan pengguna
lulusan.

A.5. Analisis Keterkaitan antara Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Lembaga
Visi Unnes pada intinya merupakan konsep atau rumusan yang bersifat ideal.
Visi Unnes menjadi universitas konservasi, bertaraf internasional, yang sehat, unggul,
dan sejahtera pada tahun 2020, telah dijabarkan dalam bentuk misi sebagai
konsekuensi institusi untuk mewujudkannya. Misi Unnes: (1) menyelenggarakan dan
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

mengembangkan pendidikan yang unggul dan bertaraf internasional di bidang


kependidikan dan non kependidikan; dan (2) mengembangkan, menciptakan, dan/atau
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan olahraga, yang bermakna
dan bermanfaat; keduanya merupakan komitmen Unnes untuk mewujudkan visi sehat,
unggul dan sejahtera. Sedangkan misi Unnes mengembangkan kebudayaan dan
peradaban bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai konservasi, merupakan komitmen
Unnes dalam mewujudkan visi konservasi.
Sebagai penjabaran lebih lanjut dari visi dan misi yang telah dirumuskan, agar
cita-cita yang diinginkan dapat terwujud, maka Unnes telah menetapkan tujuan,
sasaran dan strategi pencapaian dan penggunaannya sebagai acuan dalam
penyusunan rencana kerja institusi. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
telah dijabarkan tujuh sasaran utama, yaitu bidang: (a) kelembagaan, (b) akademik, (c)
kemahasiswaan, (d) sumber daya manusia, (e) sarana dan prasarana, (f) keuangan,
dan (g) kerjasama. Strategi pencapaian sasaran-sasaran tersebut telah dirinci lebih
jelas dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) Bisnis Unnes tahun 2010- 2014.
Ditinjau dari analisis keterkaitan antara visi, misi, tujuan dan sasaran, nampak
jelas adanya keterkaitan dan keberlanjutan serta merupakan suatu format yang
sistemik, artinya komponen-komponen visi, misi, tujuan dan sasaran merupakan satu
kesatuan yang utuh dan tidak bisa dipisah-pisahkan.

A.6. Deskripsi SWOT Komponen A


1. Kekuatan
a. Visi, misi, tujuan, dan sasaran dirumuskan berdasarkan komitmen pimpinan dan
semua civitas akademika
b. Visi, misi, tujuan, dan sasaran pencapaian telah dipahami oleh pemangku
kepentingan internal dan eksternal (dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa,
alumni, dan pengguna lulusan)
c. Misi disusun untuk mewujudkan visi universitas
d. Tidak banyak perguruan tinggi yang mempunyai visi konservasi.
e. Unnes sebagai pendidikan tinggi berstatus satker BLU
f. Memiliki kemampuan sumberdaya untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan
sasaran
2. Kelemahan
a. Komitmen dan konsistensi sebagian sivitas akademika belum optimal dalam
mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang akan dicapai

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

10

b. Sikap kompetitif ilmiah dan etos kerja sebagian sivitas akademika untuk
melaksanakan misi belum optimal.
c. Visi konservasi belum dipahami secara luas oleh stakeholder eksternal
d. Letak geografis dan aksesibilitas fisik Unnes masih terbatas
3. Peluang
a. Pengembangan Ipteks terbuka luas bagi perguruan tinggi
b. Visi konservasi sejalan dengan pengarusutamaan pendidikan karakter
c. Terbukanya kesempatan luas bagi Unnes untuk berperan dalam masyarakat
internasional seiring dengan perhatian dunia terhadap lingkungan
4. Ancaman
a. Sikap masyarakat yang masih menyukai jalan pintas untuk memperoleh hasil
belajar
b. Hadirnya perguruan tinggi asing di Indonesia
c. Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia
Tabel 1.2 Analisis SWOT Komponen A
Kekuatan (S)

Kelemahan (W)

Visi, misi, tujuan, dan sasaran


dirumuskan berdasarkan komitmen
pimpinan
dan
semua
civitas
akademika
Visi, misi, tujuan, dan sasaran
pencapaian telah dipahami oleh
pemangku kepentingan internal dan
eksternal
(dosen,
tenaga
kependidikan, mahasiswa, alumni,
dan pengguna lulusan)
Misi disusun untuk mewujudkan visi
universitas
Tidak banyak perguruan tinggi yang
mempunyai visi konservasi.
Unnes sebagai pendidikan tinggi
berstatus satker BLU
Memiliki kemampuan sumberdaya
untuk mewujudkan visi, misi, tujuan
dan sasaran

Komitmen dan konsistensi sebagian


sivitas akademika belum optimal
dalam mewujudkan visi, misi, tujuan
dan sasaran yang akan dicapai
Sikap kompetitif ilmiah dan etos kerja
sebagian sivitas akademika untuk
melaksanakan misi belum optimal.
Visi konservasi belum dipahami
secara
luas
oleh
stakeholder
eksternal.
Letak geografis dan aksesibilitas fisik
Unnes masih terbatas

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

11

Peluang (O)

Ancaman (T)

Pengembangan Ipteks terbuka luas


bagi perguruan tinggi
Visi konservasi sejalan dengan
pengarusutamaan
pendidikan
karakter
Terbukanya kesempatan luas bagi
Unnes untuk berperan dalam
masyarakat internasional seiring
dengan perhatian dunia terhadap
lingkungan

Sikap masyarakat yang masih


menyukai
jalan
pintas
untuk
memperoleh hasil belajar
Hadirnya perguruan tinggi asing di
Indonesia
Masuknya budaya asing yang tidak
sesuai dengan budaya Indonesia

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

12

KOMPONEN B:TATA PAMONG, KEPEMIMPINAN, SISTEM PENGELOLAAN DAN


PENJAMINAN MUTU
B.1. Personil beserta Fungsi dan Tugas Pokoknya
Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan tinggi di satu sisi
dan badan layanan umum di sisi lain, Unnes memiliki dukungan sumberdaya manusia
yang relatif baik. Secara umum personil dan sumber daya manusia yang dimiliki Unnes
terbagi dalam dua kelompok besar yaitu dosen dan tenaga kependidikan, dengan
tugas dan fungsi masing-masing.
Total jumlah dosen tetap di Unnes adalah sebanyak 1003 orang yang
terdistribusi ke dalam delapan fakultas dan 69 program studi jenjang diploma, sarjana,
dan program profesi. Di antara para dosen ini, sebagiannya juga mendapatkan tugas
mengajar tambahan pada Program Pascasarjana Unnes, dengan program studi
sebanyak 17 buah.
Sejumlah dosen juga mendapatkan tugas tambahan struktural, yang sesuai
dengan Statuta Unnes (Permendiknas No. 8 tahun 2011)2, mencakupi tugas tambahan
sebagai Rektor dan Pembantu Rektor, Ketua Lembaga, Ketua Badan, serta Dekan dan
Pembantu Dekan.
Saat ini Unnes memiliki tenaga kependidikan sebanyak 767 orang. Secara
umum tenaga kependidikan ini memiliki tugas pokok dan fungsi di bidang administrasi
program-program tri dharma Unnes baik bidang akademik, kemahasiswaan, keuangan,
kepegawaian, dan aset. Tenaga akademik laboran memiliki tugas dan fungsi pokok
membantu dalam pembelajaran yang memerlukan praktikum laboratorium dan
penelitian.
Setiap personil memiliki tanggung jawab, tugas, dan fungsi yang jelas.
Tanggung jawab, tugas, dan fungsi tersebut diatur dalam Statuta Unnes, OTK yaitu
Organisasi dan Tata Kerja Unnes (Permendiknas No. 59 Tahun 2009), dan rincian
tugas (Peraturan Rektor No 29 Tahun 2011)3.
Perlu diketahui bahwa terbitnya OTK Unnes tahun 2009, didasarkan pada
konteks transisi Unnes menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Namun demikian,
karena perubahan Statuta Unnes dilaksanakan setelah terbitnya Pemendiknas No. 59
tahun 2009, sampai saat ini masih terdapat perbedaan sejumlah perbedaan antara
Statuta dan OTK. Merespon hal ini, Unnes tengah melaksanakan perbaikan OTK yang
ada dan diharapkan perangkat legal OTK baru dapat diterbitkan sebelum akhir tahun
2012.

2
3

Lampiran B.1 (a) : Statuta Unnes


Lampiran B.1 (b) : Dokumen Sistem Tata Pamong (OTK)

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

13

Perubahan OTK juga dirasa diperlukan karena sebagai respons terhadap


lahirnya unit-unit baru di Unnes. Selaras dengan visi Unnes sebagau Universitas
Konservasi, tahun 2011 lahir Badan Pengembangan Konservasi. Ini juga diiringi
dengan peningkatan status UPT Pengembang Teknologi Informasi dan Komunikasi
menjadi Badan Pengembangan Teknologi Informasi Komunikasi. Selain dua unit ini
tahun 2011 juga ditandai dengan kelahiran Program Pendidikan Profesi Guru (P3G)
yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan profesi guru.
Dapat diprediksikan, meskipun untuk kepentingan saat dirasa sudah mencukupi,
struktur kepemimpinan berikut dukungan personil dan rincian tugas tiap-tiap elemen
Unnes, perlu untuk ditinjau kembali. Hal ini terkait dengan terbitnya Undang-Undang
No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Kelahiran produk hukum ini dapat
dipastikan secara mendasar akan mempengaruhi tata kelola Unnes di masa
mendatang. Untuk itu, upaya penyelarasan dan peninjauan terhadap aturan-aturan
internal Unnes mutlak diperlukan. Untuk itu pula, guna menghindari inefisiensi, upaya
revisi OTK Unnes 2009 yang saat ini dilakansakan juga telah mengakomodasi amanat
UU No. 12 Tahun 2012.

B.2. Sistem Kepemimpinan dan Pengalihan (Deputizing) serta Akuntabilitas


Pelaksanaan Tugas
Kepemimpinan di Unnes dapat digambarkan dalam sebuah proses sistemik
yang melibatkan input-process-output-outcome. Dalam perspektif sistem ini, maka
seluruh sumberdaya yang dimiliki Unnes baik

hardware, software, maupun

brainware(input) didayagunakan sedemikian rupa sehingga hasilnya (output) dapat


memberikan dampak yang baik bagi pencapaian visi dan misi institusi. Pada praktiknya
sistem kepemimpinan ini dapat dibedakan ke dalam tiga ragam yaitu kepemimpinan
operasional, organisasional, dan publik.
Efektivitas kepemimpinan operasional, yang berkaitan dengan kemampuan
menjabarkan visi, misi ke dalam kegiatan operasional institusi perguruan tinggi,
ditandai pertama dengan perumusan visi misi Unnes 2020 pada tahun 2010. Visi
tersebut kemudian mendapatkan legalitas pada tahun 2011dengan terbitnya
Permendiknas No. 8 Tahun 2011 tentang Statuta Unnes. Pasal 2 peraturan tersebut
menyatakan bahwa visi Unnes adalah menjadi universitas konservasi bertaraf
internasional, yang sehat, unggul, dan sejahtera pada tahun 2020. Visi ini merupakan
kelanjutan dari visi Unnes yang sehat, unggul, dan sejahtera yang dirumuskan pada
tahun 2007.
Selain menunjukkan efektivitas kepemimpinan, perubahan visi Unnes di atas
menunjukkan karakter kepemimpinan operasional Unnes yang responsif terhadap
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

14

dinamika dan perubahan.Konteks kelahiran visi tersebut di satu sisi adalah dinamika
internal Unnes berupa deklarasi Unnes sebagai Universitas Konservasi pada tahun
2010. Selain itu, kelahiran visi Unnes 2020 juga dilatari oleh dorongan pemerintah
untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi agar mampu bersaing dengan
perguruan-perguruan tinggi di negara-negara maju.
Efektivitas kepemimpinan operasional Unnes kemudian ditunjukkan dengan
langkah-langkah lanjutan pasca perumusan Visi Unnes 2020. Hal ini dilakukan dengan
langkah-langkah visi baru tersebut bersamaan dengan sosialisasi Statuta Unnes 2012
melalui berbagai forum baik pada tingkat universitas, fakultas, maupun jurusan.
Kepemimpinan organisasional Unnes, yakni aspek kepemimpinan yang terkait
dengan pemahahan tata kerja antar unit internal dan relasi engan institusi luar juga
menunjukkan tingkat efektivitas yang tinggi. Keberadaan Permendiknas No. 59 tahun
2009 merupakan fondasi legal formal yang sangat penting dalam hal ini, di dalamnya
diatur secara rinci tanggung jawab unsur-unsur pendukung dan pelaksana tata kelola
Unnes, khususnya untuk unit-unit pada tingkat universitas dan fakultas. Untuk
menjamin efektivitas kepemimpinan organisasional koordinasi dan komunikasi antar
unit terus dibangun. Hal ini ditempuh dengan penyelenggaraan rapat pimpinan rutin,
baik pada tingkat universitas maupun fakultas, rapat pleno pimpinan dan staf, serta
rapat kerja yang diperuntukkan bagi perencanaan program di awal tahun dan rapat
kerja yang diperuntukkan bagi evaluasi kinerja di akhir tahun.
Di samping praktik yang bersifat konvensional tersebut di atas, Unnes juga
telah mengembangkan sejumlah sistem online yang mendukung efektivitas dan
akuntabilitas kepemimpinan organiasionalnya, baik di bidang akademik maupun nonakademik. Sistem-sistem ini memungkinkan setiap unit melakukan tugas dan fungsinya
dengan baik. Sistem-sistem ini dibangun dengan berdasarkan pendekatan sentralisasi
sistem dan desentralisasi kewenengan. Artinya sistem dibuat tunggal, namun
kewenangan didistribusikan secara berjenjang sesuai dengan level kepemimpinan.
Semakin tinggi level kepemimpinan semakin luas otoritas yang dimilikinya dalam
sistem tersebut. Sistem ini dengan sendirinya merupakan alat kontrol dan pendukung
akuntabilitas kepemimpinan, karena membutuhkan peran setiap elemen sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing.
Guna mendukung efektivitas praktik kepemimpinan organisasional, sejumlah
dokumen pendukung praktik manajemen juga diterbitkan. Sepanjang tahun 2011 lalu,
bidang akademik menerbitkan misalnya dokumen Pedoman Manajemen Akademik,
yang secara rinci dan komprehensif mendeskripsikan tugas setiap level otoritas yang di
bidang akademik. Bidang akademik juga menerbitkan Pedoman Double Degree
internal yang secara khusus dikembangkan untuk mengantisipasi rendahnya
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

15

keterserapan alumni sejumlah program studi murni tertentu. Dokumen lain yang
diterbitkan adalah Pedoman Kelas Bilingual. Memang pedoman ini telah memberikan
dasar-dasar yang jelas bagi pelaksanaan program-program akademik. Namun
demikian, implementasinya di lapangan masih harus terus ditingkatkan.
Pada aspek kepemimpinan publik, sejumlah informasi dan evaluasi dapat
disampaikan sebagai berikut. Unnes saat ini mendapatkan keberterimaan publik
(public acceptance and recognition) yang baik. Ini ditandai dengan kian meningkatnya
animo masyarakat yang terus meningkat dari tahun ke tahun, diiringi dengan
meragamnya mahasiswa dari segi asal daerah.
Efektivitas kepemimpinan publik Unnes juga ditunjukkan oleh peningkatan kerja
sama Unnes baik dengan mitra dari dalam maupun luar negeri. Sejumlah kerjasama
dalam negeri bahkan telah membawa hasil kongkret. Di antaranya kerjasama dengan
PT. Pertamina telah membantu Unnes dalam melaksanakan program pengabdian
masyarakat berupa pendirian rumah pintar dan pusat pendidikan anak usia dini di
Tambak Lorok, Semarang Timur. Kerjasama dengan bank BNI 46 juga memberikan
hasil nyata berupa pendirian pusat pendidikan anak usia dini Sekar Nagari di kompleks
kampus Sekaran.
Efektivitas kepemimpinan publik juga tampak dari pelaksanaan kerjasama
dengan universitas di Amerika Serikat yang tergabung dalam US-Indonesia Teacher
Education Consortium (Usintec).Melalui skema ini Unnes melaksanakan program dual
master degree dengan Ohio University dan Indiana University. Menjelang akhir 2012,
kembali Unnes menjalin kerjasama dengan National Institute of Education (NIE)
Singapura. Melalui skema ini, 50 orang mahasiswa jenjang magister Program
Pascasarjana Unnes bidang kepengawasan, nantinya akan melaksanakan praktik
supervisi.
Efektivitas kepemimpinan didukung oleh kejelasan garis perintah dan
koordinasi antar elemen kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Statuta dan
Organisasi dan Tata Kerja Unnes. Dokumen ini memastikan bahwa praktik
kepemimpinan memiliki alur yang jelas dari hulu ke hilir. Dengan alur yang jelas ini,
maka beban kepemimpinan dan tata kelola didistribusikan secara merata menurut
tingkat otoritas elemen kepemimpinan sesuai dengan aturan yang ada. Karena itu
pula, jika karena satu dan lain hal elemen pada satu level kepemimpinan tertentu tidak
dapat melaksanakan tugas tertentu, beban kerja dapat dialihkan kepada level yang
setara atau di bawahnya.
Alur kepemimpinan dari hulu ke hilir ini sekaligus juga merupakan alur
pertanggung jawaban. Hanya saja alur pertanggung jawaban ini bergerak dari hilir ke
hulu, dari level kepemimpinan paling bawah ke level puncak. Secara umum proses
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

16

pengalihan (deputizing) dalam praktik kepemimpinan Unnes berjalan dengan efektif,


dan telah menerminkan pola sistemik: input-proses-output. Input dalam hal ini bisa
berupa kebijakan atau informasi yang kemudian diproses melalui eksekusi oleh
emelen-elemen yang relevan baik secara langsung atau melalui mekanisme delegasi.
Hasil eksekusi ini (output) kemudian dilaporkan kembali kepada pemberi wewenang.
Meskipun proses pengalihan tanggung jawab (deputizing) telah berjalan secara
efektif dan didukung dokumen legal formal yang baik, namun kualitas output
kepemimpinan masih harus ditingkatkan. Artinya, kualitas kegiatan baik proses
maupun hasilnya masih harus ditingkatkan. Selama ini, meskipun berbagai program
dan kegiatan dapat terlaksana secara lancar, dampaknya terhadap pencapaian visi
dan misi lembaga belum terukur jelas. Misalnya, meskipun menurut mekanisme yang
ada setiap personil yang mendapatkan pengalihan tugas diharuskan memberikan
laporan kepada pemberi tugas, kenyataannya hal tersebut belum terlaksana dengan
baik. Laporan yang disampaikan umumnya bersifat lisan, dan karenanya tidak
terdokumentasikan dan tidak dapat diukur. Diharapkan di masa mendatang kualitas
output kepemimpinan, khususnya program-program dan kegiatan yang dilaksanakan
dengan mekanisme deputizing dapat didokumentasikan dengan baik untuk kemudian
diukur dampak dan kontribusinya terhadap performa pencapaian visi dan misi Unnes
secara keseluruhan.Perbaikan ini di masa mendatang misalnya dapat dilakukan
dengan mengoptimalisasikan sistem informasi manajemen online yang saat ini sudah
tersedia.
B.3. Partisipasi Civitas Academica dalam Pengembangan Kebijakan, serta
Pengelolaan dan Koordinasi Pelaksanaan Program
Salah satu ciri kepemimpinan yang sehat adalah tingkat partisipasi warga
institusi yang tinggi. Berkenaan dengan hal ini, dapat dinyatakan bahwa tingkat
partisipasi civitas academica Unnes dalam proses kepemimpinan cukup baik.
Sejumlah upaya memang dilaksanakan untuk menumbuhkan partisipasi tersebut.
Upaya konvensional yang dilakukan jajaran pimpinan dalam menumbuhkan partisipasi
tersebut antara lain adalah dengan menggelar Safari Rektorat yang dilaksanakan
secara ruting ke setiap fakultas dan program pasca sarjana secara bergantian. Melalui
kegiatan ini aspirasi riil civitas academica digali, ditampung, dan direspons secara
proporsional berdasarkan skala prioritas.
Pada tingkat fakultas dan jurusan, upaya serupa juga dilaksanakan. Setiap
fakultas misalnya memiliki hari khusus yang dipilih, dan didesain menjadi waktu
bersama warga fakultas untuk bertemu dan berdiskusi serta menyampaikan aspirasi

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

17

mereka. Forum ini dinilai efektif dalam menumbuhkan partisipasi warga dalam
pengembangan implementasi kebijakan pada tingkat fakultas.
Di luar upaya konvensional tersebut, tumbuhnya partisipasi warga juga
didukung oleh media penyalur aspirasi online. Unnes saat ini memiliki setidaknya dua
wadah online resmi yang menampung aspirasi, keluhan, dan usul warga, yaitu Urung
Rembug dan Suara Warga Unnes. Kedua menu ini terintegrasi dalam sistem informasi
manajemen akademik terpadu (Sikadu, akademik.unnes.ac.id). Melalui sistem ini
dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa dapat secara bebas dan cepat
meyampaikan aspirasi mereka, dan dengan demikian menunjukkan partisipasi mereka
dalam pengembangan kebijakan, pengelolaan, dan koordinasi pelaksanaan program.
Sistem online ini juga memicu respons yang cepat dari para pengambil kebijakan,
karena sistem tersebut memungkinkan para pengguna memberikan sanksi sosial
terhadap pengambil kebijakan yang tidak responsif.
Munculnya forum-forum yang didesain untuk memberikan ruang partisipasi
memang telah memberikan dampak positif bagi Unnes. Rasa memiliki dan keinginan
untuk terlibat tampak meningkat di kalangan warga Unnes. Namun, ketersediaan forum
ini belum sepenuhnya didukung oleh daya respons yang andal dan reliabel pada
seluruh elemen kepemimpinan dan tata kelola Unnes. Hal ini tidak terlepas dari
perbedaan daya dukung dalam hal kapasitas sumber daya pada setiap elemen tata
kelola Unnes.
B.4.

Perencanaan Program Jangka Panjang (Renstra) dan Monitoring


Pelaksanaannya sesuai dengan Visi, Misi, Sasaran dan Tujuan Program
Pengembangan Unnes saat ini didasarkan pada Rencana Strategis 2009-2014.

Menyusul terbitnya Statuta Unnes 2012, yang antara lain mengatur Visi Unnes
2020,pada tahun 2012 dilakukan peninjauan terhadap dokumen rencana strategis
tersebutdan sesuai dengan status Unnes sebagai Badan Layanan Umum (BLU),
rencana strategis tersebut kini bernama Rencana Bisnis Unnes 2009-20144. Sebelum
kelahiran dokumen rencana strategis tersebut, pada tahun 2010, telah dilaksanakan
pula penyusunan Rencana Induk Pengembangan Unnes 2010-2034, dokumen ini
berisi program-program pengembangan Unnes untuk jangka panjang. Di samping itu,
rencana pengembangan Unnes jangka panjang juga tertuang dalam dokumen Master
Plan Unnes.
Penyusunan rencana pengembangan Unnes dilaksanakan secara partisipatoris
dengan mempertimbangkan dinamika internal kelembagaan, kapasitas dan kapabilitas

Lampiran B.4 : Rencana Bisnis Unnes

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

18

lembaga, dinamika eksternal lembaga. Untuk menjamin keterlibatan warga, proses


penyusunan dilaksanakan dengan melibatkan perwakilan warga Unnes yang dipilih
dari semua unsur, baik dosen maupun tenaga kependidikan. Sebelum disahkan,
rencana pengembangan ini juga mendapatkan reviu dari perwakilan civitas academica
Unnes.
Program-program

pengembangan

Unnes

selama

ini

dihadapkan pada

kenyataan bahwa program-program tersebut tidak didukung oleh proses perencanaan


dan penganggaran yang memadai pada unit-unit kerja. Dengan kata lain, kegiatan
yang direncanakan oleh unit-unit kerja tidak didasarkan pada program-program
pengembangan yang telah dirumuskan dalam rencana strategis.Ini mengakibatkan
capaian kinerja yang tidak maksimal baik pada tingkat unit kerja maupun universitas.
Ketidakselarasan antara kegiatan pengembangan dan program pengembangan ini
tentu membuat capaian dan kinerja institusional tidak terukur.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, sejak tahun 2012 Unnes memberlakukan
sistem pakta kinerja antara pimpinan unit dengan pimpinan pada tingkat universitas.
Dalam mekanisme ini, dekan selaku pimpinan fakultas terikat dengan pimpinan pada
tingkat

universitas

bahwa

kegiatan

dilaksanakan benar-benar mengacu,

pengembangan
selaras,

yang

direncanakan

dan

dan didasarkan pada program

pengembangan pada tingkat universitas secara keseluruhan. Asumsinya, dengan cara


ini, dapat dipastikan bahwa akumulasi kinerja unit dapat mempengaruhi secara
signifikan terhadapkinerja dan performa institusional.
Mendukung pemberlakuan pakta kinerja, Unnes melaksanakan monitoring
pelaksAnaan program dan kegiatan pada tingkat unit. Monitoring dilaksanakan
bersamaan dengan Rapat Kerja Universitas yang melibatkan seluruh pimpinan unit,
yang dilaksanakan setiap bulan, bergiliran dari satu unit ke unit lain. Dalam forum
tersebut, pimpinan unit menyampaikan progress report program dan kegiatan pada
tahun berjalan. Melalui forum ini diperoleh informasi mengenai hambatan pelaksanaan
kegiatan yang muncul di satu sisi dan arahan kebijakan penyelesaian masalah dari
pimpinan di sisi lain. Cara ini diharapkan dapat meningkatkan keselarasan program
dan kegiatan unit dengan visi dan misi lembaga serta menjamin kualitas pelaksanaan
dan hasil kegiatan. Selain itu forum ini juga menjadi ajang untuk belajar dan berbagi
praktik baik bagi sesama unit kerja di lingkungan Unnes.
Meskipun forum progress report yang berfungsi antara lain untuk memonitor
pelaksanaan rencana dan kegiatan pengembangan telah dilakukan, hal ini belum
menjamin kontinuitas dan mutu pelaksanaan dan hasil kegiatan. Banyak faktor yang
menyebabkan terjadinya hal tersebut, pergantian kepemimpinan unit merupakan salah
satunya. Transisi kepemimpinan dari satu periode ke periode berikutnya kadangkala
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

19

tidak diiringi dengan keberlanjutan praktik manajemen yang baik. Ini tentu berakibat
pada kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegitaian pada unit-unit tertentu. Para
pimpinan baru membutuhkan waktu orientasi yang memadai untuk dapat menguasai
praktik manajemen yang baik. Sayangnya seringkali waktu yang tersedia tidak cukup,
karena transisi kepemimpinan dilaksanakan dengan waktu yang berhimpitan dengan
waktu perencanaan kegiatan dan anggaran. Akibatnya tidak terdapat jaminan kualitas
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.
Merespons kenyataan tersebut, mulai tahun 2012 ini, dengan tetap melanjutkan
tradisi forum progress report, Unnes menyelenggaraan Rapat Pimpinan Khusus yang
dihadiri pimpinan pada tingkat universitas dan pimpinan fakultas. Rapat ini secara
khusus membahas praktik dan dokumen perencanaan anggaran dan kegiatan unit
untuk tahun mendatang. Dengan cara ini, perencanaan dapat dipastikan kepatuhannya
dengan tata aturan perencanaan penganggaran dan kegiatan di satu sisi dan
keselarasannya dengan visi, misi, sasaran, dan tujuan Unnes. Dalam forum ini
pimpinan unit mendapatkan masukan dari sesama unsur pimpinan. Melalui forum ini,
rencana anggaran dan kegiatan tang dinilai tidak selaras dengan tata aturan yang ada
dan visi serta misi Unnes mendapatkan perbaikan dan masukan. Dengan cara ini pula
program seluruh unit di Unnes dipastikan selaras dengan prioritas pengembangan
pada tahun yang akan datang.
B.5. Efisiensi dan Efektivitas Kepemimpinan
Efisiensi dan efektifitas kepemimpinan Unnes ditunjukkan dengan sejumlah
indikator. Secara umum, selama kurun waktu 2008 2012 ini, kepemimpinan Unnes
berjalan secara efisien dan efektif. Upaya efisiensi kepemimpinan ditunjukkan antara
lain dengan perampingan struktur tata kelola Unnes, yang kemudian tertuang dalan
Organisasi dan Tata Kerja Unnes (Permendiknas No. 59 Tahun 2009). Sejumlah
langkah efisiensi yang diambil seiring terbitnya dokumen kebijakan tersebut dapat
dinyatakan antara lain sebagai berikut.
Pertama,

penggabungan

Lembaga

Penelitian

(Lemlit)

dan

Lembaga

Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) menjadi Lembaga Penelitian dan Pengabdian


kepada Masyarakat (LP2M).Penggabungan ini diikuti dengan perampingan dan
integrasi struktur yang pada tiap-tiap lembaga.Dengan cara inikoordinasi dan kebijakan
penganggaran, baik yang terkait langsung dengan kegiatan penelitian dan pengabdian
maupun pengganggaran yang terkait manajemen, di sektor penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat menjadi lebih hemat dan efisien.Melalui integrasi ini pula hanya
diperlukan satu anggaran pendukung manajemen kegiatan penelitian dan pengabdian.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

20

Kedua, penguatan kelembagaan Badan Audit Internal (BAI).Untuk menjamin


efisiensi penggunaan anggaran program dan kegiatan diperlukan pengawasan yang
baik.Seiring terbitnya OTK Unnes 2009, kelembagaan BAI diperkuat.Hal ini
memungkinkan BAI untuk melalukan audit penggunaan anggaran di seluruh unit kerja
Unnes. Audit ini memungkinkan Unnes dapat menemukenali masalah-masalah dan
potensi inefisiensi anggaran dan merekomendasikan upaya-upaya perbaikan yang
dapat dilakukan.
Untuk mendukung efisiensi dan efektifitas kepemimpinan, sejumlah langkah
terobosan dilaksanakan, yakni dengan mengembangkan sejumlah sistem manajemen
informasi online.Berbekal pengalaman baik (best practice) dalam mengembangkan
sistem informasi manajemen akademik, Unnes kemudian mengembangkan sistem
informasi manajemen pada bidang-bidang lain, yaitu di bidang kepegawaian,
keuangan, asset, kemahasiswaan, dan kerjasama. Melalui sistem-sistem informasi
online ini, kegiatan dan program pengembangan Unnes dapat dipantau dengan baik,
proses dan hasilnya.
Kehadiran sistem-sistem informasi online secara signifikan telah mendukung
efisiensi dan efektivitas kepemimpinan Unnes.Sejumlah indikator dapat disajikan di
sini. Pertama, mutu layanan akademik semakin meningkat. Sistem online telah
memungkinkan Unnes untuk memantau jumlah mahasiswa aktif secara real time,
jumlah tatap muka perkuliahan yang telah dilaksanakan, statistik nilai mahasiswa,
mahasiswa yang potensial menghadapi masalah akademik, dan lain sebagainya. Data
ini membantu pimpinan Unnes dalam mengambil kebijakan di sektor akademik secara
reponsif.Misalnya, dengan melihat statistik data mahasiswa yang menempuh studi
lebih dari delapan semester, pimpinan dapat mengarahkan manajemen akademik pada
tingat program studi melakukan upaya perbaikan guna membantu kelompok
mahasiswa ini.Dengan melihat statistik dosen yang telah melakukan input nilai,
pimpinan dapat melakukan upaya percepatan atau teguran kepada dosen yang
bersangkutan, guna menghindari kerugian pada pihak mahasiswa.
Kedua, penggunaan anggaran program dan kegiatan dapat secara mudah
dipantau dan dimonitor, dan dikomparasikan antar unit. Dengan cara ini pimpinan dan
manajemen Unnes dapat memberikan arahan dengan data yang jelas.Cara ini
menutup kemungkinan perencanaan dan penggunaan anggaran secara tidak
akuntabel dan tidak berkualitas. Misalnya, sistem online dalam bulan tertentu tahun
anggaran berjalan menunjukkan bahwa sebuah unit mencapai persentase daya serap
anggaran yang rendah.Data ini menjadi dasar pimpinan untuk meneliti lebih dalam
kendala yang mungkin dihadapi unit tersebut sekaligus memberikan arahan kepada
unit tersebut langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk meningkatkan daya serap.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

21

Ketiga, mutu layanan kemahasiswaan meningkat. Sistem informasi online


memungkinkan Unnes mengolah beragam informasi di bidang kemahasiswaan secara
lebih mudah.Informasi yang perlu diakses mahasiswa secara cepat dapat dengan
mudah terdistribusi.Sistem ini misalnya telah memudahkan mahasiswa untuk
melakukan aplikasi beasiswa dan partisipasi dalam Program Kreativitas Mahasiswa
(PKM), yang difasilitasi Ditjen Dikti. Kehadiran sistem ini juga telah membantu Unnes
dalam mendongkrak partisipasi mahasiswa dalam PKM, ditandai dengan semakin
meningkatnya jumlah proposal PKM yang diajukan dan disetujui pendanaannya oleh
Ditjen Dikti dari tahun ke tahun.
Keempat, peningkatan kerjasama dan kontribusi Unnes.Selama kurun waktu
2008-2012 ini Unnes meningkatkan kontribusinya bagi program pengembangan
pendidikan pada tingkat nasional dengan dukungan pengalamannya mengembangan
sistem informasi manajemen online. Unnes misalnya dipercaya untuk membantu
mengembangkan sistem informasi manajemen sertifikasi guru (http://ksg.dikti.go.id)
dan sistem informasi manajemen sertifikasi dosen (http://serdos.dikti.go.id). Sukses
Unnes juga mendorong kerjasama dengan pemerintah daerah, misalnya kabupaten
Pacitan. Untuk kabupaten Pacitan, Unnes membantu mengembangkan sistem
presensi online, sistem informasi manajemen RPJMD dan SMS-gateway.
Mencermati sejumlah tren tersebut di atas, dapat dinyatakan bahwa secara
umum kepemimpinan Unnes selama ini berjalan secara efektif dan efisien. Meskipun
demikian, sejumlah langkah perbaikan tetap diperlukan guna meningkatkan kondisi
yang ada saat saat ini. Utamanya langkah perbaikan yang diperlukan adalah terkait
dengan ketersediaan tenaga kependidikan fungsional pendukung kepemimpinan pada
sejumlah bidang spesifik, seperti auditor internal, arsiparis, laboran, dan pustakawan.
B.6. Evaluasi Program dan Pelacakan Lulusan5
Untuk menjamin kualitas program dan relevansinya bagi masyarakat Unnes
mengembangkan sejumlah praktik evaluasi dan pelacakan lulusan. Dengan cara ini
kelemahan dan kekurangan program, kegiatan, mutu akademik dapat ditingkatkan.
Evaluasi program dilaksanakan secara reguler setiap bulan dalam forum Rapat Kerja
Universitas.Selain itu, evaluasi program juga dilaksanakan dalam forum Rapat Kerja
Pimpinan Universitas. Pada tingkat fakultas forum serupa juga dilaksanakan dalam
bentuk Rapat Kerja Fakultas. Selain mekanisme tersebut, evaluasi program secara
umum dilaksanakan menjelang akhir tahun anggaran.

Lampiran B.6 : Laporan Hasil Tracer Study

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

22

Guna menjaga dan meningkatkan mutu akademik dan relevansi programprogram akademik, Unnes melaksanakan upaya pelacakan alumni.Pelacakan
ditujukan utamanya untuk; (1) mengetahui keterserapan alumni di pasar kerja; (2) ratarata masa tunggu alumni; (3) relevansi kualifikasi akademik alumni dengan pekerjaan;
(4) relevansi pengalaman belajar di Unnes terhadap pekerjaan yang dijalani; dan, (5)
sebaran alumni berdasar bidang pekerjaan.Data-data ini digunakan Unnes dalam
meninjau, mengevaluasi, dan mengembangkan kurikulum dan kemitraan dengan dunia
kerja.
Untuk mendukung upaya pelacakan alumni, Unnes kini telah mengembangkan
sistem tracer-study online melalui laman http://karir.unnes.ac.id.Sistem ini yang
diluncurkan pada pertengahan tahun 2012.Melalui sistem ini, para alumni dapat
memberikan respons tanpa terbatas jarak dan waktu.Dari pantauan sejak diluncurkan,
tampak bahwa sistem online baru ini mendapatkan sambutan yang baik dari para
alumni.Selain itu, sistem ini juga memungkinkan pelacakan dapat dilaksanakan secara
terpadu pada tingkat universitas.Meskipun demikian kehadiran sistem ini tidak
mematikan praktik pelacakan alumni yang dilaksanakan oleh program studi/fakultas.

B.7. Perencanaan dan Pengembangan Program, dengan Memanfaatkan Hasil


Evaluasi Internal dan Eksternal
Dalam merencanakan dan mengembangan program, Unnes merujuk pada hasil
evaluasi baik internal maupun eksternal. Hasil-hasil evalusi internal, sebagaimana
disampaikan di bagian awal,sebagiannya diperoleh dari forum-forum rapat pimpinan
dan rapat kerja universitas dan fakultas. Selain itu, hasil evaluasi diperoleh dari
kegiatan audit yaitu untuk audit akademik dilaksanakan oleh BPM melalui kegiatan
Audit Mutu Internal dan audit non akademik dilakukan oleh BAI melalui kegiatan audit
rutin.
Melalui AMI, dilakukan pengukuran kinerja sasaran mutu yang berbasis
Renstra, mulai tingkat program studi, Fakultas, Badan,Lembaga, UPT sampai dengan
sasaran mutu Institusi. Hasil pengukuran kinerja akan dianalisis dan dilaporkan secara
terbuka dalam sistem informasi audit mutu (laman bpm.unnes.ac.id). Dan secara
akuntabilitas akan dilakukan pembahasan akar penyebab masalah dan program
perbaikan berkelanjutan melalui Rapat Tinjauan Manajemen yang dilaksanakan diakhir
tahun, sekaligus sebagai acara refleksi akhir tahun6.
Hasil RTM digunakan sebagai rekomendasi semua unit untuk merencanakan
lebih matang perencanaan program tahun berikutnya, dimana hasil kinerja sasaran

Lampiran B.7 : Laporan monev hasil penjaminan mutu

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

23

mutu yang masih belum memenuhi target dijadikan sebagai prioritas program untuk
mencapai target ditahun depan.
1. Dampak hasil evaluasi program terhadap pengalaman dan mutu pembelajaran
mahasiswa.
Evaluasi program dilakukan sebagai bagian dari siklus penjaminan mutu
internal untuk melihat output yang dihasilkan dari pelaksanaan program akademik
baik dibidang pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada
masyarakat. Evaluasi dilakukan setiap akhir semester gasal dan genap untuk setiap
tahun akademiknya. Melalui evaluasi diukur kualitas output dari proses akademik,
dibidang pendidikan dan pengajaran akan menghasilkan capaian kinerja dosen
dalam pembelajaran, prestasi akademik mahasiswa, kinerja bimbingan akademik
dari dosen wali, kinerja bimbingan skripsi dari dosen pembimbing. Dibidang
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat akan dievaluasi kuantitas dan
kualitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan setiap
dosen.
2. Pengelolaan mutu secara internal pada tingkat program studi (misalnya kajian
kurikulum, monitoring dan mekanisme balikan bagi mahasiswa, dosen dan penguji
eksternal).
Pengelolaan Mutu di Unnes didasarkan pada Sistem Penjaminan Mutu
Internal (SPMI) Unnes berbasis SMM ISO 9001:2008. Pelaksanaaan Penjaminan
Mutu di Universitas Negeri Semarang dibingkai dalam kerangka Sistem Penjaminan
Mutu Perguruan Tinggi (SPMPT) yang berbasis pada Sistem Manajemen Mutu
(SMM) ISO 9001:2008 dan IWA 2:2007. Mekanisme kerja penjaminan mutu diatur
dalam mapping proses bisnis yang terintegrasi mulai dari bidang Pendidikan dan
Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat serta Kemahasiswaan.
Secara internal mekanisme kerja penjaminan mutu mulai dari institusi sampai
dengan Jurusan/Program Studi dalam kerangka Sistem Penjaminan Mutu Internal,
dimana dalam pelaksanaannya semua unit harus memenuhi persyaratan SMM yang
ditandai dengan keberadaan dokumen kebijakan mutu, standar mutu, sasaran dan
rencana mutu, manual mutu, prosedur mutu, formulir mutu dan instruksi kerja 7 .
Adapun untuk kerangka Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME), Unnes
menjalankan penjaminan mutu berdasarkan standar akreditasi dari Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) baik pada tingkat Institusi maupun
Program Studi. Disamping itu dalam rangka memastikan penjaminan mutu berjalan
sesuai dengan visi dan misi Unnes, maka dalam siklus penjaminan mutu
menggunakan pola Plan DO Check Action (PDCA), siklus ini menjamin bahwa
7

Lampiran B.7 (b) : Dokumen tentang jaminan mutu

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

24

target kinerja mutu yang telah ditetapkan secara benar dan konsisten dilaksanakan
oleh semua unit, dan dalam rangka semangat perbaikan berkelanjutan maka
dilaksanakan monitoring dan audit mutu internal (AMI). Monitoring dilaksanakan
secara kontinui pada awal dan pertengahan semester, sedang AMI bidang
akademik dilaksanakan dua kali pada setiap akhir semester gasal dan semester
genap, tapi khusus AMI kinerja sasaran mutu dilaksanakan satu kali diakhir tahun
akademik. Adapun yang terakhir dalam rangka perbaikan hasil AMI, maka secara
rutin Unnes melaksanakan Rapat Tinjauan Manajemen Untuk melaksanakan
evaluasi hasil AMI dan merencanakan perbaikan berkelanjutan untuk tahun
akademik berikutnya bersama pimpinan tingkat Institusi sampai dengan pimpinan
Jurusan/Program Studi.
Komitmen SMM ISO 9001:2008 baru dideklarasikan pada tanggal 30 Juli
2010 dan secara resmi implementasinya dilaksanakan sejak 1 Maret 2011 tepatnya
diawal semester genap 2010/2011. Diawal implementasi penjaminan mutu banyak
sekali kendala yang dihadapi, yaitu antara lain: (1) komitmen pimpinan mutu yang
masih rendah khususnya pimpinan ditingkat Unit, (2) kesadaran akan mutu yang
belum ada, (3) sistem akademik yang antar unit (Fakultas/Prodi) mempunyai
standar dan mekanisme kerja yang berbeda, (4) belum mempunyai dokumen mutu
yang lengkap. Cara yang dilakukan Unnes, adalah pada akhir tahun 2009 dibentuk
Badan Penjaminan Mutu (BPM) sebagai penguatan lembaga penjaminan mutu yang
sebelumnya bernama Pusat Penjaminan Mutu (PPM), dengan kelembagaan yang
lebih baik diharapkan mampu mengawal pelaksanaan penjaminan mutu di Unnes,
Kemudian pada aspek komitmen perlu dikuatkan dengandeklarasi bersama semua
pimpinan mulai dari Rektor, Pembantu Rektor, Dekan, Ketua Lembaga, Ketua
Badan, Ketua Biro, Sampai denga Ketua Jurusan sebagai bentuk komitmen
bersama dalam penjaminan mutu. Pada aspek dokumen mutu, semua dokumen
dibuat dan dikendalikan oleh BPM jadi semua unit menerapkan dokumen mutu
dengan standar yang sama mulai dari proses penerimaan mahasiswa baru sampai
dengan wisuda. Dan pada akhirnya sejak implementasi SMM, maka secara resmi
Unnes menerima sertifikasi ISO 9001:2008 dan IWA 2:2007 pada tanggal 4
November 2011 dan berlaku sampai dengan 4 november 2014
SPMI dilaksanakan melalui siklus penjaminan mutu yang berkelanjutan
dengan pola Plan (Penetapan Standar Mutu), Do ( Pelaksanaan Standar Mutu),
Check (Pengendalian Standar Mutu) , dan Action ( Perbaikan Berkelanjutan)

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

25

1. Penetapan Standar Mutu


a. Penetapan Kebijakan Akademik
Sebagai institusi pendidikan yang mendasarkan pada nilai-nilai akademik yang
diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari, Universitas Negeri Semarang memiliki
Kebijakan Akademik yang memuat Bidang Pendidikan, Bidang Penelitian dan
Bidang Pengabdian Masyarakat. Masing-masing Bidang tersebut dibahas
tentang Arah Kebijakan, Program, Sumber Daya, Evaluasi Program, dan
Kelembagaan.
b. Penetapan Kebijakan Mutu
Universitas Negeri Semarang berkomitmen memberikan pelayanan yang
berfokus pada pelanggan melalui peningkatan mutu penyelenggaraan Tridharma
Perguruan Tinggi secara berkelanjutan untuk menghasilkan lulusan berdaya
saing tinggi.
c. Penetapan Manual Mutu
Manual Mutu merupakan bagian dari Sistem Manajemen Mutu yang berfungsi
sebagai kerangka dasar dalam penyusunan dan penerapan Sistem Manajemen
Mutu. Selain sebagai kerangka dasar. Manual Mutu juga berfungsi sebagai
pedoman bagi Universitas

Negeri

Semarang dalam penerapan Sistem

Manajemen Mutu. Terkait dengan pihak-pihak di luar Universitas Negeri


Semarang, Manual Mutu akan memberikan sajian yang informatif dalam melihat
dan menilai kebijakan, komitmen serta Sistem Manajemen yang diterapkan oleh
Universitas Negeri Semarang.
d. Penetapan Prosedur Mutu
Prosedur Mutu (PM) atau Standard Operational Procedures disusun sebagai
panduan dalam melaksanakan standar dan sasaran mutu. Beberapa Prosedur
Mutu telah disusun Badan Penjaminan Mutu yang dapat diunduh di laman
bpm.unnes.ac.id. Adapun jenis PM yang telah disusun sebagai berikut:
1)

Prosedur Mutu BPM

2)

Prosedur Mutu Akademik

3)

Prosedur Mutu Sarana Prasarana

4)

Prosedur Mutu Kepegawaian

5)

Prosedur Mutu Penelitian

6)

Prosedur Mutu Pengabdian pada Masyarakat

7)

Prosedur Mutu Perpustakaan

8)

Prosedur Mutu Laboratorium

9)

Prosedur Mutu Perencanaan

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

26

2. Pelaksanaan Standar Mutu (Do)


a. Pelaksanaan Penjaminan mutu internal di tingkat universitas, fakultas, jurusan/
program

studi dan unit-unit pelaksana lainnya dilakukan untuk menjamin: (1)

Kepatuhan terhadap kebijakan mutu akademik, standar, dan sasaran mutu; (2)
Kepastian bahwa lulusan memiliki kompetensi sesuai dengan yang ditetapkan
disetiap progam studi; (3) Kepastian bahwa setiap mahasiswa memiliki
pengalaman belajar sesuai dengan spesifikasi program studi; (4) Relevansi
progam pendidikan dan penelitian dengan tuntutan masyarakat dan stakeholders
lainnya.
b. Penjaminan Mutu Internal merupakan bagian dari tanggung jawab pimpinan
universitas, pimpinan fakultas, pimpinan jurusan/bagian, pengelola program studi
serta dosen. Sistem penjaminan mutu di Universitas Negeri Semarang dirancang
dan dilaksanakan untuk dapat menjamin mutu gelar akademik yang diberikan.
Hal ini berarti bahwa sistem penjaminan mutu harus dapat menjamin bahwa
lulusan akan memiliki kompetensi yang ditetapkan dalam spesifikasi progam
studi.
3. Pengendalian Standar Mutu (Check)
a. Monitoring dan Evaluasi Internal (Monevin)
1) Monev dilaksanakan secara kontinu oleh Gugus Penjaminan Mutu (GPM)
Fakultas dan Tim Penjaminan Mutu (TPM) Jurusan
2) Ruang lingkup monev terdiri monev pelaksanaan perkuliahan, monev ujian
skripsi, monev pelaksanaan ujian dan yudisium pelaksanaan bimbingan
Akademik, monev bimbingan skripsi, monev pelaksanaan prosedur mutu.
b. Audit Mutu Internal
1) AMI dilaksanakan secara berkala meliputi (1) Audit Kinerja Akademik dan (2)
Audit Kinerja Unit
2) Audit Kinerja Akademik meliputi Audit Kinerja Dosen dalam Pembelajaran,
Pengukuran Kepuasan Mahasiswa terhadap Layanan Akademik, Audit Kinerja
Pencapaian Sasaran Mutu Akademik
3) Audit Kinerja Unit meliputi Audit kinerja Sasaran mutu layanan unit pelaksana
akademik unit pendukung
c. Audit Kinerja Akademik
1) Audit Kinerja dosen dalam pembelajaran: audit ini dilaksanakan setiap
semester berdasar penilaian persepsional mahasiswa terhadap kinerja dosen
secara on line (sifat wajib)

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

27

2) Audit Kinerja sasaran mutu akademik dan pengukuran kepuasan mahasiswa


dilaksanakan setahun sekali pada akhir semester genap (bulan November)
3) Audit Kinerja Unit dilaksanakan dalam rangka mengukur dan mengaudit
ketercapaian sasaran mutu layanan masing-masing unit pelaksana akademik
(Bagian akademik Fakultas dan Prodi) dan sasaran mutu layanan unit
pendukung (bagian perlengkapan, bagian kepegawaain).
4) Audit kinerja unit dilaksanakan setahun sekali diakhir tahun (november)
4. Perbaikan Berkelanjutan (Action)
1) Prinsip

continuos

improvement

menjadi

dasar

dalam

peningkatan

pelaksanaan penjaminan mutu Unnes


2) Pelaksanaan peningkatan mutu bisa dilakukan dengan menyusun standar
baru, penyempurnaan sasaran mutu setiap tahun an perbaikan rencana mutu
3) Pelaksanaan peningkatan mutu didasarkan hasil evaluasi monev dan audit
mutu internal
4) Hasil evaluasi monev dan audit mutu internal dibahas dalam Rapat Tinjauan
Manajemen (RTM)
B.8. Hubungan dengan Penjaminan Mutu pada Tingkat Lembaga.
Penjaminan Mutu ditingkat Institusi di Unnes dikoordinir oleh Badan
Penjaminan mutu (BPM). Struktur Organisasi Penjaminan Mutu pada tingkat institusi di
Universitas Negeri Semarang dibawah kelembagaan Badan Penjaminan Mutu (BPM)
yang bertanggungjawab langsung kepada Rektor, sedangkan pada tingkat Fakultas
dan Lembaga terdapat Gugus Penjaminan Mutu (GPM) yang bertanggungjawab
langsung kepada Dekan/Direktur Pascasarjana/Ketua Lembaga dan pada tingkat
Jurusan terdapat Tim Penjaminan Mutu (TPM) Jurusan dibawah koordinasi Ketua
Jurusan. Hirarki hubungan BPM, GPM dan TPM secara organisasi bersifat koordinasi.
Hubungan tersebut sebagaimana tergambar berikut ini:

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

28

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Badan Penjaminan Mutu

Tabel 2.1 Unit Penjaminan Mutu menurut Keaktifannya Periode 2011-2012


KODE
PT

Unit Kerja

Nama Unit Penjaminan Mutu

No SK Pembentukan

Aktif
(Ya/Tidak)

001002

Institusi

Badan Penjaminan Mutu

SK Rektor No 29 Tahun
2009

Ya

001002

Lembaga/Fa
kultas

Gugus Penjaminan Mutu


LP2M

SK Ketua No.
218/H37.3.1/TU/2011

Ya

001002

Lembaga/Fa
kultas

Gugus Penjaminan Mutu FIP

SK Dekan No.
67A/UN37.1.1/PP/2012

Ya

001002
001002
001002
001002
001002
001002
001002
001002
001002

Lembaga/Fa
kultas
Lembaga/Fa
kultas
Lembaga/Fa
kultas
Lembaga/Fa
kultas
Lembaga/Fa
kultas
Lembaga/Fa
kultas
Lembaga/Fa
kultas
Lembaga/Fa
kultas
Jurusan

Gugus Penjaminan Mutu FBS


Gugus Penjaminan Mutu FIS
Gugus Penjaminan Mutu
FMIPA
Gugus Penjaminan Mutu FT
Gugus Penjaminan Mutu FIK
Gugus Penjaminan Mutu FE
Gugus Penjaminan Mutu FH
Gugus Penjaminan Mutu
Pascasarjana
Tim Penjaminan Mutu
Jurusan

SK Dekan No.
270/FBS/2012
SK Dekan No.
24/FIS/2012
ST Dekan No.
561/UN37.1.4/PP/2011
SK Dekan No.
09/P/2012
SK Dekan No.
22/FIK/2012
SK Dekan No.
01/0/2012
SK Dekan No.
22/P/2011
SK Direktur No.
22/FIK/2012
SK Jurusan masingmasing

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya

29

B.9. Dampak Proses Penjaminan Mutu terhadap Pengalaman dan Mutu Hasil
Belajar Mahasiswa
Siklus penjaminan mutu seperti yang dijelaskan diatas meliputi Plan, Do,
Check, Action. Dalam proses pembelajaran, sistem penjaminan mutu internal
diarahkan untuk menjamin kualitas bahwa input, proses dan output pembelajaran
berjalan sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan. Mulai dari proses
penerimaaan mahasiswa baru sampai dengan wisuda benar-benar berjalan sesuai
dengan mapping proses bisnis yang telah ditetapkan (lampiran mapping proses bisnis
SPMI Unnes).
Dampak nyata yang akan dihasilkan dari siklus penjaminan mutu bagi
pengalaman dan mutu belajar siswa dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Dosen didorong mempersiapkan perangkat perkuliahan yang baik sesuai dengan
kandungan kurikulum yang telah ditetapkan
2. Dosen melakukan penyusunan kontrak perkuliahan yang sesuai dengan SAP dan
disepakati bersama dengan peserta didik/mahasiswa
3. Jumlah pertemuan dilaksanakan sesuai dengan kontrak perkuliahan
4. Peningkatan kualitas proses pembelajaran yang dilakukan dosen berdasarkan
monitoring perkuliahan yang berjalan secara online
5. Dosen menyusun kisi-kisi dan soal UTS dan UAS sesuai dengan SAP dan kontrak
perkuliahan yang telah disepakati
6. Kinerja dosen dalam pembelajaran semakin baik dengan adanya kesempatan
kepada mahasiswa untuk memberikan feedback berupa kewajiban mahasiswa
memberikan penilaian kinerja dosen dalam pembelajaran secara online melalui
SIKADU sebelum yudisium dilakukan

B.10. Metodologi Baku Mutu (benchmarking)


Metodologi baku mutu dilakukan untuk melihat keberhasilan perbaikan
berkelanjutan yang telah dilakukan Unnes dalam meningkatkan kinerja capaian
sasaran mutu setiap tahunnya. Benchmarking dilakukan melalui perbaikan standar
mutu dan prosedur mutu,yang dilakukan dengan perkembangan sistem penjaminan
mutu perguruan tinggi (SPMPT) yang berjalan disemua perguruan tinggi di Indonesia.
Misal pada tahun 2011, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Pusat
Penjaminan Mutu Pendidikan (PPMP) telah mengembangkan instrumen evaluasi mutu
internal (EMI) Perguruan tinggi yang dijadikan sebagai instrumen baku bagi Perguruan
tinggi dibawah Dikti untuk melihat peta mutu internal perguruan tinggi. Dan Unnes
sebagai salah satu dari 33 perguruan tinggi negeri percontohan mencoba melakukan
elaborasi dan sinkronisasi penggunaan EMI PT sebagai salah satu indikator
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

30

pencapaian mutu internal yang didasarkan pada standar mutu nasional pendidikan
tinggi.
B.11. Pengembangan dan penilaian pranata kelembagaan
Pengembangan

dan penilaian

pranata kelembagaan

dilakukan secara

konsisten dilakukan Unnes dalam rangka membangun organisasi dan lembaga yang
memenuhi prinsip Good University Governance (GUG) dan juga dalam rangka
mengarahkan lembaga pendidikan ini memenuhi visi, misi dann tujuan yang telah
ditetapkan.
Penilaian pranata kelembagaan dilakukan melalui berbagai upaya evaluasi dan
refleksi yang dilakukan secara masif baik melalui rapat pimpinan, rapat kerja
universitas, koordinasi rutin lembaga dan audit internal terhadap kinerja lembaga atau
kinerja unit. Audit dilakukan melihat bagaimana kinerja lembaga tercapai berdasarkan
pranata atau aturan yang telah ditetapkan, misalnya dibidang kepegawaian apakah
rekrutmen dan seleksi dosen dan tenaga kependidikan telah dilakukan berdasarkan
peraturan yang berlaku dan pedoman yang telah ditetapkan, dibidang keuangan untuk
melihat apakan pengelolaan keuangan dan sistem akuntansi yang berjalan telah
memenuhi standar akuntansi keuangan yang berlaku.
B.12. Evaluasi Internal yang Berkelanjutan
Dalam proses pembelajaran, Unnes melakukan kontrol terhadap kualitas dan
kuantitas perkuliahan dengan memanfaatkan Sistem Monitoring Perkulihan secara
online (SIMOHAN). Sistem ini mulai diimplementasikan di Fakultas MIPA, selanjutnya
dikembangkan ditingkat Universitas. Dengan sistem ini, pemangku kebijakan dapat
melakukan monitoring secara cepat tentang penggunaan ruang kuliah setiap saat,
presensi kehadiran mahasiswa dan dosen, serta materi perkulihan yang disajikan
dalam kuliah.
Disamping monitoring kehadiran mahasiswa dan kehadiran dosen dalam
pembelajaran, kinerja dosen dalam pemebelajaran juga dilakukan evaluasi melalui
penilaian persepsi mahasiswa terhadap performance dosen pemebelajaran dikelas.
Evaluasi dilakukan setelah selesai proses pembelajaran, tepatnya sebelum yudisium,
mahasiswa sebelum melihat hasil studi pada kartu hasil studinya wajib memberikan
penilaian melalui online terhadap masing-masing dosen mata kuliah yang diikuti.
Hasil monitoring dan evaluasi pembelajaran digunakan sebagai salah satu alat
pengukuran untuk melihat kinerja proses pembelajaran. Dari data monev perkuliahan,
kehadiran dosen dan penilaian mahasiswa terhadap kinerja dosen diformulasikan
dalam bentuk Indeks Kinerja Dosen dalam pembelajaran (IKDP). Hasil IKDP
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

31

dilaporkan kepada pimpinan universitas dan Fakultas sebagai rapor kinerja dosen
setiap semester. Dosen yang mendapatkan hasil IKDP yang baik akan mendapatkan
apresiasi dari pimpinan Universitas berupa penghargaan berupa surat keputusan
rektor dan dana pembinaan.
B.13. Pemanfaatan Hasil Evaluasi Internal dan Eksternal/Akreditasi dalam
Perbaikan dan Pengembangan Pprogram
Evaluasi internal dilakukan melalui monitoring dan evaluasi internal serta audit
internal baik bidang akademik maupun non akademik. Hasil monevin dan audit internal
digunakan sebagai evaluasi diri internal bagi Program Studi, Fakultas, dan unit
pendukung akademiknya dalam melihat kinerja pelaksanaan program yang ditunjukan
dari kinerja capaian sasaran mutu berbasis renstra. Hasil capain kinerja renstra
dimanfaatkan untuk semua unit untuk menganalisis akar penunjang dan akar
penyebab dari capaian yang diatas target maupun yang dibawah target. Dari Akar
penunjang yang ada digunakan sebagai modal kekuatan serta percontohan pada unit
lain. Sedangkan akar penyebab masalah akan segera dicari solusi pemecahannya.

B.14. Kerjasama dan Kemitraan Instansi Terkait dalam Pengendalian Mutu


Pengendalian Mutu dilakukan disamping dilakukan secara internal juga
dilakukan secara ekternal, sehingga penilaian lebih independen dan obyektif terhadap
kinerja program dapat dilakukan. Salah satu bentuk kemitraan adalah dengan
Lembaga Konsultan ISO dan lembaga sertifikasi sistem ISO, dalam bentuk kerjasama
sebagai berikut:
a. Kemitraan dan kerjasama dengan lembaga konsultan ISO dilakukan dengan PT
Surveyor Indonesia. Kerjasama dalam bentuk konsultasi dan pendampingan dalam
menyusun dokumen dan perangkat mutu sebagai bagian dari instrumen dalam
sistem penjaminan mutu internal
b. Kemitraan dan kerjasama dengan lembaga sertifikasi ISO dilakukan dengan PT
SGS Indonesia. Kerjasama dalam bentuk audit gap analysis, audit pre assesment,
audit sertifikasi dan audit survailence. Audit dilakukan oleh auditor eksternal dari PT
SGS dalam rangka menjamin bahwa Unnes konsisten melaksanakan sistem
manajemen mutu (SMM) ISO 9001:2008 dan IWA 2:2007.

B.15. Deskripsi SWOT Komponen B


1. Kekuatan
a.

Komitmen kepemimpinan Unnes yang kuat, yang dibuktikan dengan dukungan


kepemimpinan terhadap upaya-upaya pengembangaan kelembagaan

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

32

b.

Pengetahuan dan pemahaman yang baik seluruh unsure organisasi terhadap visi
Unnes 2020

c.

Kelengkapan struktur organisasi Unnes, didukung oleh dokumen legal formal


berupa Permendiknas No. 12 Tahun 2011 tentang Statuta Unnes dan
Permendiknas No. 59 Tahun 2009 tentang OTK Unnes

d.

Keberadaan system informasi manajemen online yang mendukung impelementasi


tata kelola universitas yang baik (good university governance)

e.

Tersedianya dokumen rencana pengembangan lembaga (Rencana Induk


Pengembangan, Rencana Strategis Bisnis Unnes)

f.

Tersedianya unit dan prosedur penjaminan mutu yang mapan

g.

Mayoritas program studi mendapat akreditasi B dan A

h.

Tersedianya unit dan prosedur auidit internal yang mapan baik dibidang akademik
maupun nonakademik

i.

Komitmen Unnes yang kuat untuk memberikan akses pendidikan tinggi kepada
masyarakat kurang beruntung

j.

Keberterimaan Unnes yang tinggi di mata publik dan pemerintah

k.

Jaringan kemitraan dengan institusi di dalam maupun luar negeri

l.

Dukungan hardware TIK yang sangat baik

2.

Kelemahan

a.

Muatan Statuta dan OTK yang belum diselaraskan dengan UU No. 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi

b.

Belum terintegrasinya sistem-sistem informasi manajemen yang dimiliki untuk


mendukung pengembangan keputusan dan kebijakan (decision support system,
DSS).

c.

Masih adanya program studi yang terakreditasi C dan program studi yang belum
terakreditasi

d.

Belum adanya rencana pengembangan sumberdaya yang mapan

e.

Kurangnya

jumlah

pelatihan

akademik-manajerial

untuk

pengembangan

kompetensi dosen dan tenaga kependidikan.


f.

Belum optimalnya sistem pengembangan kompetensi manajerial dosen dengan


tambahan tugas

g.

Belum mapannya peta keunggulan fakultas dan

h.

Minimnya dukungan bagi fungsi laboratorium sebagai pusat riset

3.

Peluang

a.

Terbitnya UU No. 12 Tahun 2012 memberikan peluang bagi Unnes untuk

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

33

melakukan diversifikasi program pendidikan akademik, vokasi, dan profesi


b.

Dukungan pengembangan oleh pemerintah melalui skema BOPTN

c.

Semakin meningkatkan kepercayaan public kepada Unnes

d.

Pengembangan Unnes sebagai pusat unggulan (center of excellence) pendidikan


profesi guru

e.

Kemitraan dengan institusi baik di dalam maupun luarnegeri yang ditujukan untuk
pengembangan tatakekola Unnes

f.

Meningkatnya daya belanja pendidikan masyarakat

g.

Pengembangan sejumlah laboratorium sebagai incubator bisnis.

4. Ancaman
a.

Ketidakberimbangan daya dukung antar elemen-elemen dan unit kerja dalam


mewujudkan visi Unnes 2020.

b.

Belum stabilnya posisi Unnes dalam perangkingan internasional

c.

Belum teridentifikasinya unggulan (points of excellence)

d.

Merebaknya budaya instan di kalangan masyarakat termasuk generasi muda,


yang memicu sejumlah masalah seperti plagiarism dan budaya akademik.

e.

Masih rendahnya sistem punishment bagai PT yang tidak mengindahkan


peraturan perundangan.

f.

Praktik diskriminatif pemerintah daerah dalam penerimaan pegawai dari lulusan


PT
Tabel 2.2 Analisis SWOT Komponen B
Kekuatan (S)
a.

b.

c.

d.

Komitmen kepemimpinan Unnes


yang kuat, yang dibuktikan dengan
dukungan kepemimpinan terhadap
upaya-upaya
pengembangaan
kelembagaan
Pengetahuan dan pemahaman
yang
baik
seluruh
unsure
organisasi terhadap visi Unnes
2020
Kelengkapan struktur organisasi
Unnes, didukung oleh dokumen
legal formal berupa Permendiknas
No. 12 Tahun 2011 tentang Statuta
Unnes dan Permendiknas No. 59
Tahun 2009 tentang OTK Unnes
Keberadaan
system
informasi
manajemen
online
yang
mendukung impelementasi tata
kelola universitas yang baik (good

Kelemahan (W)
a. Muatan Statuta dan OTK yang belum
diselaraskan dengan UU No. 12
Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi
b. Belum terintegrasinya sistem-sistem
informasi manajemen yang dimiliki
untuk mendukung pengembangan
keputusan dan kebijakan (decision
support system, DSS).
c. Masih adanya program studi yang
terakreditasi C dan program studi
yang belum terakreditasi
d. Belum
adanya
rencana
pengembangan sumberdaya yang
mapan
e. Kurangnya
jumlah
pelatihan
akademik-manajerial
untuk
pengembangan kompetensi dosen
dan tenaga kependidikan.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

34

e.

f.
g.
h.

i.

j.
k.

l.

university governance)
f.
Tersedianya dokumen rencana
pengembangan lembaga (Rencana
Induk Pengembangan, Rencana
Strategis Bisnis Unnes)
g.
Tersedianya unit dan prosedur
penjaminan mutu yang mapan
h.
Mayoritas program studi mendapat
akreditasi B dan A
Tersedianya unit dan prosedur
auidit internal yang mapan baik
dibidang
akademik
maupun
nonakademik
Komitmen Unnes yang kuat untuk
memberikan akses pendidikan
tinggi kepada masyarakat kurang
beruntung
Keberterimaan Unnes yang tinggi
di mata publik dan pemerintah
Jaringan kemitraan dengan institusi
di dalam maupun luar negeri
Dukungan hardware TIK yang
sangat baik
Peluang (O)

a. Terbitnya UU No. 12 Tahun 2012


memberikan peluang bagi Unnes
untuk
melakukan
diversifikasi
program pendidikan akademik,
vokasi, dan profesi
b. Dukungan pengembangan oleh
pemerintah melalui skema BOPTN
c. Semakin
meningkatkan
kepercayaan public kepada Unnes
d. Pengembangan Unnes sebagai
pusat
unggulan
(center
of
excellence) pendidikan profesi guru
e. Kemitraan dengan institusi baik di
dalam maupun luarnegeri yang
ditujukan untuk pengembangan
tatakekola Unnes
f. Meningkatnya
daya
belanja
pendidikan masyarakat
g. Pengembangan
sejumlah
laboratorium sebagai incubator
bisnis.

Belum
optimalnya
sistem
pengembangan
kompetensi
manajerial dosen dengan tambahan
tugas
Belum mapannya peta keunggulan
fakultas dan
Minimnya dukungan bagi fungsi
laboratorium sebagai pusat riset

Ancaman (T)

a. Ketidakberimbangan daya dukung


antar elemen-elemen dan unit kerja
dalam mewujudkan visi Unnes 2020.
b. Belum stabilnya posisi Unnes dalam
perangkingan internasional
c. Belum teridentifikasinya unggulan
(points of excellence)
d. Merebaknya budaya instan di
kalangan
masyarakat
termasuk
generasi muda, yang memicu
sejumlah masalah seperti plagiarism
dan budaya akademik.
e. Masih rendahnya sistem punishment
bagai PT yang tidak mengindahkan
peraturan perundangan.
f. Praktik
diskriminatif
pemerintah
daerah dalam penerimaan pegawai
dari lulusan PT

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

35

KOMPONEN C: MAHASISWA DAN LULUSAN

C.1. Sistem Rekrutmen dan Seleksi Calon Mahasiswa


Universitas Negeri Semarang (Unnes) adalah perguruan tinggi negeri yang
diselenggarakan di bawah pembinaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia. Unnes bertugas melaksanakan pendidikan akademik, pendidikan
vokasional, dan pendidikan profesi dalam sejumlah disiplin ilmu, teknologi, dan/atau
seni. Pendidikan akademik terdiri atas program doktor, program magister, dan program
sarjana. Pendidikan vokasional berupa program diploma 3, sedangkan pendidikan
profesi berupa program profesi pendidik dan profesi keahlian.
Sistem rekrutmen mahasiswa baru Unnes dilakukan melalui dua jalur utama,
yaitu jalur seleksi yang diselenggarakan secara nasional dan jalur seleksi yang
diselenggarakan secara mandiri. Seleksi yang diselenggarakan secara nasional
digunakan untuk rekrutmen mahasiswa baru jenjang sarjana. Sedangkan untuk seleksi
mahasiswa baru jenjang diploma 3, jenjang magister, jenjang doktor, pendidikan
profesi, program peningkatan kualifikasi guru (PKG), program kerjasama,

serta

penerimaan mahasiswa baru dari warga negara asing dilakukan melalui seleksi yang
diselenggarakan secara mandiri oleh Unnes.

1. Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru secara Nasional


Unnes bersama PTN lain se-Indonesia secara bersama-sama menyelenggarakan
seleksi penerimaan calon mahasiswa baru secara nasional yang diberi nama Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Mulai tahun 2011, SNMPTN
yang semula hanya dilaksanakan dengan jalur ujian tulis dan/atau tes keterampilan
diubah pola penerimaannya menjadi SNMPTN jalur Undangan dan SNMPTN jalur
Ujian Tertulis dan/atau Tes Keterampilan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2010 tentang Pola Penerimaan Mahasiswa
Baru Program Sarjana pada Perguruan Tinggi yang Diselenggarakan oleh Pemerintah
pasal 3 dan pasal 4. Dalam seleksi ini peserta yang lolos seleksi tidak didasarkan pada
kriteria suku, ras, golongan, jenis kelamin, kedudukan sosial, dan kemampuan
ekonomi. Pada penerimaan mahasiswa baru dengan SNMPTN, Unnes mengambil
langkah berani dengan menetapkan kuota penerimaan mahasiswa baru sebesar
80% dari total daya tampung mahasiswa baru pada tahun berjalan. Kuota ini lebih
besar dari kuota wajib sebesar 60% dari total daya tampung sebagaimana tercantum
dalam pasal 3 ayat (1) dan (2) dalam Peraturan Mendiknas tersebut.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

36

1. SNMPTN Jalur Undangan


SNMPTN Jalur Undangan adalah model penerimaan mahasiswa baru dengan
pola penjaringan prestasi akademik yang diorganisir secara nasional dan dilakukan
sebelum pelaksanaan ujian nasional tingkat SLTA/MA/SMK atau yang sederajat.
Administrasi seleksi dilakukan secara online melalui portal penerimaan di
http://undangan.snmptn.ac.id.

Adapun

persyaratan,

mekanisme,

dan

waktu

pendaftaran calon mahasiswa baru mengikuti tatacara yang telah disepakati


bersama oleh seluruh PTN penyelenggara SNMPTN jalur Undangan sebagai mana
tercantum dalam Buku Pedoman Operasional Baku SNMPTN. Melalui SNMPTN
jalur Undangan ini, Unnes menetapkan kuota penerimaan sebesar 80% dari total
daya tampung yang ditetapkan untuk seleksi penerimaan mahasiswa baru secara
nasional. Penetapan kuota ini didasarkan pada keyakinan Unnes bahwa pendaftar
SNMPTN jalur Undangan adalah siswa terbaik di sekolahnya masing-masing.
Unnes juga menetapkan kuota beasiwa BIDIKMISI sebesar 80% dari kuota
beasiswa BIDIKMISI Unnes diambil dari hasil seleksi ini.
Sesuai dengan ketentuan POB, ketentuan kriteria penerimaan peserta seleksi
yang akan diterima ditentukan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan tetap
mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk melakukan
administrasi penerimaan mahasiswa baru melalui jalur ini dan untuk menjaga
kredibilitas, transparansi, dan keakuratan data, Unnes membangun portal seleksi
http://spmu.unnes.ac.id/snmptn.unnes/.
Untuk melakukan perankingan peserta, Unnes telah menentukan kriteria
penerimaan. Kriteria penerimaan ini disusun oleh panitia seleksi yang ditugaskan
oleh Rektor dan telah mendapatkan masukan dari unsur pimpinan fakultas dan
jurusan. Kriteria ini kemudian ditetapkan oleh Rektor untuk dipakai sebagai bahan
perankingan berdasarkan data peserta yang telah dilakukan verifikasi dan validasi.
Perangkingan dilakukan secara otomatis dengan menggunakan sistem yang telah
dibangun di portal penerimaan tersebut, sehingga terbebas dari campur tangan
manusia. Hal ini menjadikan seleksi lebih cepat, akurat, kredibel, dan akuntabel.
Adapun kriteria penerimaan dan perankingan peserta SNMPTN jalur
Undangan yang digunakan oleh Unnes sebagai mana tercantum dalam Buku
Panduan Penerimaan Mahasiswa Baru Unnes melalui Jalur Undangan. dapat
diuraikan sebagai berikut. Adapun kriteria penskoran setiap peserta mengikuti
kaidah berikut ini.
Syarat Utama:
- Lulus Ujian Nasional
- Lulus Kriteria Akademik Unnes
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

37

Tabel 3.1 Penskoran Peserta


KRITERIA/KOMPONEN PENSKORAN

BOBOT
(%)

Kesesuaian program studi peserta (IPA, IPS, Bahasa, Agama, STM,


SMEA, SMKK ) di tingkat SLTA dan jenis program studi pilihan di Unnes.
(indeks 0 s.d 10)

20

Indeks prestasi sekolah dalam SNMPTN Jalur Tulis Tahun sebelumnya


(Rerata prestasi sekolah dalam SNMPTN jalur ujian tulis 3 tahun terakhir)

30

Perolehan Data Akreditasi Sekolah


- Negeri: A=100, B=80, C=60, Lainnya= 40
- Swasta: A=80, B=60, C=40, Lainnya=20

10

Rerata seluruh nilai rapor Mapel UN (Semester 3, 4, 5)

25

Asal daerah
(Lainya>Sumatra (non aceh dan babel, kepri) >Jawa = 5 : 4 : 3.5)

Skor jumlah siswa diterima melalui SNMPTN Jalur Undangan tahun


sebelumnya (dihitung dengan menggunakan persentil)

15

Ranking siswa di kelasnya:


Skor=100*(Jml siswa +1 rangking)/jml siswa

10

Prestasi yang diperoleh oleh peserta sesuai dengan tingkatan prestasi


dan kesesuaian prodi yang dipilih.
Internasional=3.5; Nasional = 1; Provinsi=0.5; Kab./Kota=0.25

BONUS

Adapun prosedur perankingan peserta seleksi mengikuti mekanisme sebagai


berikut.
Setiap peserta diranking berdasarkan Kriteria Penskoran menurut pilihan
prodinya, termasuk peserta yang mencalonkan beasiswa bidikmisi
Untuk setiap prodi, berdasarkan urutan ranking tersebut dipilih peserta pilihan 1
PTN 1 sebanyak kuota prodi. Jika tidak mencukupi, maka diambil pilihan 2 yang
tidak diterima di pilihan 1 sampai kuota terpenuhi. Demikian halnya untuk peserta
yang memilih prodi sebagai PTN 2. Urutan: Pilihan 1 PTN 1, Pilihan 2 PTN 1,
Pilihan 1 PTN 2, Pilihan 2 PTN 2.
Jika peserta bidikmisi yang masuk daftar diterima lebih besar dari kuota bidikmisi,
maka peserta bidikmisi dipotong sampai dengan batas kuota berdasarkan
urutan: pilihan prodi (dari pilihan prodi ke-2 ke pilihan prodi ke-1), kemudian nilai
total yang diperoleh (ascending, dari kecil ke besar).
2. SNMPTN Jalur Ujian Tulis dan/atau Tes Keterampilan
SNMPTN jalur Ujian Tulis dan/atau Tes Keterampilan merupakan seleksi
calon mahasiswa baru bagi PTN yang diselenggarakan secara bersama-sama oleh
PTN se-Indonesia di bawah koordinasi Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri
Indonesia (MRPTNI). Berbeda dengan SNMPTN jalur Undangan, kriteria penetuan
kelulusan peserta tes SNMPTN ini murni didasarkan oleh hasil tes tertulis dan tes

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

38

keterampila untuk sejumlah program studi jenjang sarjana. Dalam SNMPTN jalur ini,
Unnes mengambil kebijakan penetapan daya tampung calon mahasiswa yang
diterima sebesar 20% dari daya tampung calon mahasiswa yang diterima melalui
SNMPTN. Pendaftaran SNMPTN jalur Ujian Tulis dan/atau Tes Keterampilan
dilaksanakan

secara

full

online

yang

dapat

diakses

melalui

portal

http://www.snmptn.ac.id. Adapun mekanisme/prosedur/persyaratan pendaftaran


sepenuhnya ditetapkan dan disepakati secara bersama-sama oleh seluruh PTN
penyelenggara seleksi sebagaimana tercantum dalam Prosedur Operasional
Baku (POB) SNMPTN Dalam seleksi ini, kriteria kelulusan sepenuhnya ditentukan
oleh hasil ujian tulis yang meliputi (a).Tes Potensi Akademik (TPA), dan (b). Tes
Bidang Studi (TBS) Prediktif yang meliputi: Tes Bidang Studi Dasar terdiri atas mata
ujian Matematika Dasar, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris; Tes Bidang Studi
untuk kelompok program studi bidang IPA terdiri atas mata ujian Matematika,
Biologi, Kimia, dan Fisika; dan untuk kelompok program studi bidang IPS terdiri atas
mata ujian Sosiologi, Sejarah, Geografi, dan Ekonomi. Selain itu, sebagian program
studi juga mensyaratkan adanya uji keterampilan. Penentuan skoring (nilai ujian
tulis) didasarkan atas proporsi 30% x Skor TPA + 70% x Skor Tes Bidang Studi.
Sedangkan program studi yang mensyaratkan ujian keterampilan nilai akhir peserta
dihitung dengan proporsi 40% x nilai ujian tulis + 60% x nilai ujian keterampilan.
Skoring peserta untuk setiap komponen penilaian dikonversikan menggunakan
sistem college entrance examination board (CEEB).
Untuk kelulusan peserta yang melamar beasiswa BIDIKMISI, Unnes
mengambil kebijakan bahwa peserta yang lulus secara akademik maka yang
bersangkutan juga dinyatakan lulus seleksi tes tulis dan berhak untuk mengikuti
tahap seleksi lanjutan beasiswa BIDIKMISI. Dengan demikian Unnes tidak
menetapkan besaran kuota peserta yang akan diterima dari pelamar beasiswa
BIDIKMISI.
2. Seleksi Mahasiswa Baru secara Mandiri
Selain seleksi penerimaan mahasiswa baru yang diselenggarakan secara
nasional, Unnes juga menyelenggarakan seleksi penerimaan mahasiswa baru jalur
mandiri untuk program studi jenjang sarjana, diploma 3, magister, doktor, profesi
konselor, dan program peningkatan kualifikasi guru (PKG). Seleksi penerimaan
mahasiswa baru jalur mandiri Unnes dinamai Seleksi Penerimaan Mahasiswa
Universitas Negeri Semarang (SPMU). SPMU dilaksanakan secara online yang dapat
diakses melalui portal SPMU di http://spmu.unnes.ac.id.
1. SPMU Jenjang Sarjana dan Diploma III
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

39

Sebagaimana tercantum dalam prosedur mutu penerimaan mahasiswa baru


Unnes (PM-AKD-01), peserta dapat dipertimbangkan untuk mengikuti seleksi
apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut.
Lulusan tiga tahun terakhir dari jenjang SLTA/MA/SMK atau yang sederajat
Lulusan pada tahun berjalan bagi peminat yang memilih program beasiswa
BIDIKMISI.
Sehat jasmani dan rohani, serta tidak memiliki ketunaan/cacat yang dapat
mengganggu kelancaran belajar dan tugas lain yang sesuai dengan program
studi yang dipilih.
Sanggup mematuhi Tata Tertib Kehidupan Kampus

dan memenuhi semua

persyaratan sebagai mahasiswa Unnes, termasuk biaya belajar yang berupa


Sumbangan Pengembangan Lembaga (SPL), Sumbangan Penyelenggara-an
Pendidikan (SPP), biaya hidup selama masa studi, dan lain-lain.
Peserta yang secara finansial kurang mampu dapat mendaftarkan diri melalui
Program Bidikmisi.
Daya tampung untuk program studi jenjang sarjana adalah 20% dari total daya
tampung setiap prodi, dan 100% daya tampung untuk program studi jenjang
diploma 3. Demikian halnya untuk kuota peserta pelamar bidikmisi yang diterima
adalah maksimum 20% dari kuota total Unnes.
Prosedur Pendaftaran
Calon peserta tes SPMU diwajibkan mengikuti prosedur sebagai berikut:
Menyiapkan file pasfoto berwarna ukuran 4 x 6 cm, berformat JPG atau PNG,
dengan ukuran maksimum 100 KB.
Melalui portal http://spmu.unnes.ac.id calon peserta mengisi formulir pendaftaran
secara online

untuk memperoleh Personal Identification Number (PIN) yang

berupa 8 karakter.
Mengunggah (upload) file pas foto pada formulir yang telah tersedia.
Mencetak PIN untuk syarat pembayaran biaya pendaftaran SPMU.
Melakukan pembayaran biaya pendaftaran sesuai dengan pilihan program
studinya: (1) Rp 200.000,- bagi peserta yang memilih selain kelompok
Jurusan/Prodi Seni atau Olahraga; dan (2) Rp 250.000,- bagi peserta yang
memilih kelompok Jurusan/Prodi Seni atau Olahraga.
Pembayaran biaya pendaftaran dilakukan melalui bank yang telah ditunjuk
Peserta mencetak Kartu Tes melalui portal SPMU. Kartu tes dicetak rangkap
dua: (1) untuk peserta; dan (2) diserahkan ke pegawas pada saat tes.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

40

Materi Tes Tulis


Semua peserta SPMU wajib mengikuti tes tertulis. Sedangkan tes keterampilan
hanya wajib diikuti oleh peserta yang memilih program studi bidang seni dan bidang
keolahragaan. Adapun materi tes tulis SPMU terdiri dari

Waktu
Kegiatan
Tes Tertulis
30 menit
Penjelasan Umum
30 menit
Tes Potensi Akademik
90 menit
Bhs. Indonesia dan Bhs. Inggris
120 menit
Penjelasan Umum
Tes Keterampilan
Tes Keterampilan untuk Jurusan/Prodi Seni dan
Olahraga

Penskoran
Peserta mengerjakan ujian tertulis dalam LJK. LJK kemudian dipindai dengan
menggunakan pemindai gambar dan didapatkan data jawaban peserta.
Berdasarkan jawaban peserta dan kunci yang telah disusun oleh tim penyusun
soal seleksi, dilakukan skoring sesuai dengan bidang mata uji.
Skor mentah dari setiap peserta untuk tiap-tiap mata uji dikonversi menjadi z-skor
dan kemudiaan dikonversikan menjadi skor college entrance examination board
(CEEB)
Berdasarkan skor CEEB, Nilai Tes Tulis (NTT) setiap peserta dihitung dengan
kriteria/bobot tiap mata uji sebagai berikut:
MATA UJI/
KEL. PRODI
TPA

IPA

IPS

BAHASA

30%

30%

30%

BHS INDO

7%

7%

25%

BHS INGGRIS

7%

7%

25%

MATEMATIKA

14%

14%

5%

FISIKA

14%

KIMIA

14%

BIOLOGI

14%

SEJARAH

14%

5%

GEOGRAFI

14%

5%

EKONOMI

14%

5%

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

41

Untuk peserta yang memilih program studi yang mewajibkan tes keterampilan
(olahraga atau seni), maka nilai akhir peserta diperoleh dengan rumus NA = 40%
x NTT + 60% x NTK (nilai tes keterampilan), sedangkan selainnya NA = NTT.
Dalam SPMU ini, peserta dinilai berdasarkan skor hasil tes tulis tidak melihat asal
daerah, agama, jenis kelamin, kedudukan sosial, suku, dan ras.
Setelah didapatkan NA, masing-masing peserta diranking sesuai dengan pilihan
prodinya.
Peserta yang dinyatakan lolos seleksi adalah mereka yang masuk daya tampung
prodi ditambah cadangan sebanyak 5% dari kuota yang telah ditetapkan.
Kebijakan minimal satu peserta yang diterima untuk setiap provinsi diberikan
pada slot peserta cadangan.
Semua proses perhitungan dan penentuan peserta yang lolos seleksi
sepenuhnya dikendalikan oleh sistem otomasi berbasis komputer yang
terintegrasi dalam portal SPMU (https://spmu.unnes.ac.id).
Hasil running perankingan oleh sistem kemudian dibawa ke dalam rapat
pimpinan terbatas dengan agenda penetapan peserta yang diterima via jalur
SPMU.
Pengumuman hasil seleksi yang telah ditetapkan oleh Rektor dapat dilihat oleh
peserta secara online melalui portal SPMU tepat sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan.
3. SPMU Jenjang Magister dan Doktor
Sebagaimana halnya proses seleksi calon mahasiswa jenjang sarjana dan
diploma, seleksi calon mahasiswa baru program magister dan doktor juga
diselenggarakan lewat SPMU. SPMU untuk seleksi ini disebut SPMU Program
Pasca Sarjana (SPMU PPs). SPMU PPs diselenggarakan dalam dua gelombang,
yaitu gelombang 1 yang diselenggarakan untuk seleksi calon mahasiswa jenjang
magister dan doktor baik yang akan mengajukan beasiswa BPPs maupun swadana,
dan gelombang 2 untuk seleksi calon mahasiswa baru Pps program reguler dan
kelas

khusus.

Proses

pendaftaran

dilakukan

secara

online

di

http://spmu.unnes.ac.id dengan langkah-langkah yang sama dengan SPMU untuk


jenjang sarjana dan diploma.
Peserta wajib mengikuti tes tertulis yang terdiri dari tes kemampuan bahasa
inggris dan tes kemampuan bidang studi. Untuk jenjang doktor, peserta wajib
mengikuti tes wawancara dan presentasi rancangan disertasi yang akan ditempuh
di Unnes. Berdasarkan hasil tes kemampuan bahasa inggris dan kemampuan

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

42

bidang studi, serta hasil verifikasi data administratif peserta oleh prodi, maka ketua
program studi menentukan peserta yang direkomendasikan untuk dapat diterima
sebagai mahasiswa PPs.
Berdasarkan hasil rekomendasi dari program studi, Rektor dengan fasilitasi
Direksi PPs menyelenggarakan rapat pimpinan untuk menetapkan peserta SPMU
PPs yang dinyatakan diterima. Peserta yang dinyatakan lulus seleksi diumumkan
secara terbuka melalui portal SPMU sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

C.2. Profil mahasiswa: akademik, sosio-ekonomi, pribadi (termasuk kemandirian


dan kreativitas)
Sesuai UUD Negara Republik Indonesia 1945 Pasal 31, negara wajib
melindungi hak seluruh warga negara mendapatkan akses pendidikan. Hal ini juga
telah diamanatkan dalam UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas) Pasal 24 ayat (4). Sebagaimana tercantum dalam Buku Pedoman
Penerimaan Mahasiswa Unnes, Unnes tidak menyertakan variabel kemampuan
ekonomi dan keadaan fisik peserta sebagai dasar (kriteria) perankingan peserta yang
mengikuti seleksi. Semua peserta diranking sesuai dengan kriteria yang telah dibuat
sesuai dengan jalur dan jenjang tes. Jauh sebelum lahirnya UU No. 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi yang mengamanatkan

PTN untuk wajib mencari dan

menjaring calon Mahasiswa yang memiliki potensi akademik tinggi, tetapi kurang
mampu secara ekonomi dan calon Mahasiswa dari daerah terdepan, terluar, dan
tertinggal untuk diterima paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari seluruh Mahasiswa
baru yang diterima dan tersebar pada semua Program Studi, mulai tahun 2009 Unnes
telah mencanangkan beasiswa studi penuh bagi calon mahasiswa yang memiliki
potensi akademik tinggi dan memiliki keterbatasan ekonomi. Skema program yang
dilaksanakan oleh Unnes antara lain melalui beasiswa bagi mahasiswa yang tidak
mampu (program hibah kompetisi institusi-PHKI dan program IMHERE-II), dan
beasiswa bagi mahasiswa dari daerah tertinggal di Jawa Tengah. Unnes melalukan
terobosan dengan melakukan jemput bola terhadap calon yang potensial dengan
membuka usulan secara online melalui portal SPMU serta dari promosi melalui koran
yang ada di Jawa Tengah. Selain pemberian beasiswa full studi, beasiswa juga
diberikan kepada mahasiswa yang mengalami kesulitan ekonomi oleh pihak yang
peduli dan menjalin kerjasama dengan Unnes, baik dari swasta, perusahaan BUMN,
maupun perorangan. Mulai tahun 2010 Unnes memberikan beasiswa studi penuh
sebanyak 400 orang dan pada tahun 2011 Unnes membebaskan seluruh biaya kuliah
untuk 1.450 orang mahasiswa melalui beasiswa bidikmisi dan 26 orang melalui
beasiswa Setiakawan Unnes. Keberanian Unnes untuk menerima mahasiswa dari
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

43

golongan kurang mampu namun memiliki keunggulan bidang akademik inilah yang
menjadikan Unnes dianugerahi Rekor MURI sebagai perguruan tinggi pertama di
Indonesia yang mampu membebaskan biaya kuliah kepada minimal 20% dari total
mahasiswa baru pada tahun 2011. Kebijakan ini terus berlanjut pada penerimaan
mahasiswa baru di tahun 2012, dimana 1.750 mahasiswa baru (23,24% dari total
mahasiswa S1-D3 tahun 2012) juga dibebaskan dari seluruh biaya kuliahnya.
Dalam hal penerimaan mahasiswa baru yang memiliki kekurangan pada
fisiknya (cacat), Unnes tidak melakukan diskriminasi. Calon mahasiswa yang memiliki
keterbatasan fisik namun memenuhi passing grade pada prodi yang dituju, maka yang
bersangkutan tetap diterima sebagai mahasiswa Unnes. Salah satu implementasinya,
calon mahasiswa angkatan 2011 yang memiliki keterbatasan fisik tangan (cacat
tangan), SLAMET WIDODO (NIM 6211411156 ) diterima di Fakultas Ilmu
Keolahragaan prodi Ilmu Keolahragaan. Mahasiswa tersebut

merupakan juara III

cabang atletik yang mewakili Indonesia pada ASEAN Paragames tahun 2011 serta
mendapat juara II dan juara III cabang Atletik PON Paragames tahun 2012.
Untuk menjamin calon penerima beasiswa Bidikmisi adalah benar-benar
mahasiswa yang mampu secara akademik tetapi kurang mampu secara ekonomi maka
dalam tahapan penerimaannya, Unnes melakukan survey/verifikasi lapangan kepada
seluruh calon mahasiswa BIDIK MISI sesuai dengan daftar calon mahasiswa BIDIK
MISI, dan bagi calon yang berasal dari luar provinsi Jawa Tengah verifikasi dilakukan
dengan wawancara tatap muka langsung atau per-telepon.
Partisipasi mahasiswa dalam kegiatan kemahasiswaan tercermin dari adanya
aktivitas dalam berbagai lembaga dan unit kegiatan mahasiswa. Bagi mahasiswa yang
memiliki ketertarikan dalam bidang kepemimpinan telah disediakan wadah mulai dari
tingkat jurusan sampai universitas, yakni adanya Himpunan Mahasiswa, Badan
Eksekutif Mahasiswa, Dewan Perwakilan Mahasiswa, dan Majelis Permusyawarahan
Mahasiswa. Keikutsertaan mahasiswa yang tinggi dalam hal pengembangan bakat
dapat dilihat dari banyaknya Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang meliputi berbagai
bidang sebanyak 54 UKM.
Dalam bidang penalaran, partisipasi mahasiswa tinggi, terutama dalam bidang
pengiriman proposal PKM. Lebih kurang 3029 proposal PKM terkirim ke DP2M Dikti
Jakarta. Hal ini mendudukan Unnes sebagai PT terbanyak pengirim proposal PKM
tingkat Nasional.
Pada tahun 2011, keikutsertaan dalam acara PIMNAS ke-24 di UNHAS,
mahasiswa UNNES berhasil mendapatkan jura umum ke-3 tingkat nasional. Prestasi
ini megulang pada saat PIMNAS di UNAND Padang tahun 2005.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

44

Dalam hal pengiriman Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), pada tahun


2011, proposal PKM UNNES yang didanai DP2M Dikti Jakarta terbanyak seluruh
Indonesia, yaitu 654 PKM. Unnes menyerap dana hibah DP2M Dikti Jakarta sebesar
Rp 4.3 Milyar (tahun 2011 meraih dana Rp 1.2 Milyar). Gambaran sebaran rekap PKM
yang didanai seluruh Indonesia sebagai berikut:

Gambar 3.1 Rekap PKM PT Se-Indonesia

C.3. Keterlibatan Mahasiswa dalam Berbagai Komisi yang Relevan.


Di Unnes terdapat 3 lembaga kemahasiswaan yang bergerak dalam bidang eksekutif
dan legislatif, yakni Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa Unnes,
Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), dan Majelis Perusyawarahan Mahasiwa (MPM).

Berdasarkan angket yang diberikan, lembaga kemahasiswaan telah menjalankan


reorganisasi dengan baik. Pada BEM KM, keterlibatan mahasiswa dalam proses
rekruitment antusias. Terbukti terdaftar 100 calon pengurus organisasi untuk 52 jumlah
kebutuhan pengurus. Sampai dengan akhir kepengurusan terhitung 75-89% pengurus
masih aktif menjalankan kepengurusan.

Upaya pembinaan dan pengembangan telah dilakuan secaraterprogram dan insidental


berupa pelatihan kesekretariatan, pelatihan keuangan, serta pelatihan kepemimpinan

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

45

dari tingkat dasar, menengah, dan lanjut. Sampai akhir kepengurusan, program kerja
telah tercapai antara 90-100%. Dengan demikian dapat dikategorikan sangat baik.

Ditinjau dari aspek pendamping dan peran lembaga, pada berdasarkan angket 100%
menyatakan sangat baik. Peran universitas, berdasarkan hasil angket dinyatakan
dalam gambar berikut:

Gambar 3.2 Persentase peran universitas terhadap organisasi


1. Kegiatan ekstra-kurikuler
Untuk memenuhi pelayanan dalam membina dan mengembangkan penalaran,
minat, bakat, seni, dan kesejahteraan mahasiswa, Universitas Negeri Semarang
(Unnes) memfasilitasi melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Dari keseluruhan
jumlah UKM yang dimiliki dapat diklasifikasi ke dalam 7 bidang yaitu: (1) bidang
penalaran, (2) bidang seni, (3) bidang minat dan kegemaran, (4) bidang minat dan
teknologi, (5) bidang olahraga, dan (6) bidang kerokhanian dan kesejahteraan, (7)
bidang pengabdian kepada masyarakat.
Ketujuh bidang UKM tersebut, dalam rentang waktu 4 tahun terakhir (2009-2012)
terinci sebagai berikut: (1) tahun 2009 memiliki 54 UKM (SK Rektor Unnes No:......),
(2) tahun 2010 memiliki 54 UKM (SK Rektor Unnes No:), (3) tahun 2011 memiliki 54
UKM (SK Rektor Unnes No:), dan (4) tahun 2012 memiliki 54 UKM (SK Rektor
Unnes No: ). Informasi UKM ada di Buku Profil UKM Unnes). Lihat tabel di bawah
ini.
Jenis dan jumlah UKM ini dimungkinkan terus berkembang sesuai dengan
kebutuhan para mahasiswa karena munculnya UKM-UKM ini merupakan respon
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

46

Unnes

dalam

merealisasi

aspirasi

dan

kebutuhan

mahasiswa

untuk

mengaktualisasikan minat, bakat, dan potensi mahasiswa. Ke depan, UKM-UKM


yang telah ada ini akan dioptimalkan kinerjanya sesuai dengan dinamika kebutuhan
dan profesionalitas pengelolaannya.
Unnes memiliki Buku Profil Kemahasiswaan dan Buku Kode Etik Mahasiswa. Buku
ini hadir sebagai media informasi kemahasiswaan bagi para mahasiswa, pembina,
pendamping, serta pembimbing
lembaga

kemahasiswaan,

Unit

kemahasiswaan. Buku ini mencakupi informasi


Kegiatan

Mahasiswa

(UKM),

serta

etika

kemahasiswaan Universitas Negeri Semarang yang disajikan dengan bilingual.


Informasi yang ada pada buku ini sebagai pedoman normatif dalam menyiapkan
dan mengoptimalkan lulusan yang mengarah pada terciptanya lulusan yang
mempunyai kualitas akademik, sikap profesional, dan kepribadian yang utuh. Kode
etik ini disusun untuk acuan bagi mahasiswa, baik secara individual maupun
kelompok dalam bersikap dan berperilaku di dalam dan di luar kampus. Kode etik
tersebut memuat garis-garis besar nilai moral dan etika yang mencerminkan
masyarakat kampus yang religius, ilmiah dan edukatif.
Agar informasi tersebut dapat menjadi acuan mahasiswa maka disosialisasikan
melalui tiga cara yaitu: (1) pembagian Buku kepada seluruh mahasiswa Unnes, (2)
penjelasan sejak dini kepada mahasiswa baru melalui rangkaian kegiatan Program
Pengenalan Akademik (PPA) di setiap fakultas, (3) penyebarluasan materi melalui
laman Unnes.ac.id/Simawa).
Dalam rentang tiga tahun terakhir (2010-2011-2012), kode etik mahasiswa telah
tersosialisasikan kepada seluruh mahasiswa Unnes. Dengan memperhatikan
pentingnya pedoman normatif

tersebut, ke depan Unnes melalui bidang

kemahasiswaan akan lebih mengintensifkan pola sosialisasi dan melengkapi butirbutir yang telah ada sesuai dengan dinamika kehidupan kampus.
Secara periodik, bidang kemahasiswaan menyusun laporan evaluasi kinerja
sebagai berikut.
1. Lembaga Kemahasiswaan Universitas
Di Unnes terdapat 3 lembaga kemahasiswaan yang bergerak dalam bidang
eksekutif dan legislatif, yakni Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga
Mahasiswa Unnes, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), dan Majelis
Perusyawarahan Mahasiwa (MPM).

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

47

Berdasarkan

angket

yang

diberikan,

lembaga

kemahasiswaan

telah

menjalankan reorganisasi dengan baik. Pada BEM KM, keterlibatan mahasiswa


dalam proses rekruitment antusias. Tebukti terdaftar 100 calon pengurus
organisasi untuk 52 jumlah kebutuhan pengurus. Sampai dengan akhir
kepengurusan

terhitung

75-89%

pengurus

masih

aktif

menjalankan

kepengurusan.
Upaya pembinaan dan pengembangan telah dilakuan secaraterprogram dan
insidental berupa pelatihan kesekretariatan, pelatihan keuangan, serta
pelatihan kepemimpinan dari tingkat dasar, menengah, dan lanjut.

Sampai

akhir kepengurusan, program kerja telah tercapai antara 90-100%. Dengan


demikian dapat dikategorikan sangat baik.
Ditinjau dari aspek pendamping dan peran lembaga, pada berdasarkan angket
100% menyatakan sangat baik. Peran universitas, berdasarkan hasil angket
dinyakan bahwa

Gambar 3.3

Persentase peran universitas terhadap organisasi

2. Penalaran
Saat ini, terdapat 3 UKM yang bergerak dalam bidang penalaran, yakni UKM
Penelitian dan EDS (English Debate Society). Ditinjau dari aspek reorganisasi
dapat dilihat dari data di bawah.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

48

Gambar 3.4 Persentase proses reorganisasi mahasiswa pada UKM bidang


Penalaran
Ditinjau dari aspek antusias mahasiswa, antusias para saat recruitment dapat
dilihat dari gambar di bawah

Gambar 3.5 Persentase antusiasime proses reorganisasi mahasiswa pada


UKM bidang Penalaran
Ditinjau dari aspek keaktifan pengurus, pada UKM bidang penalaran dapat
dilihat dari data di bawah

Gambar 3.6

Persentase keaktifan pengurus pada UKM bidang Penalaran

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

49

Ditinjau dari aspek intensitas pembinaan bagi mahasiswa, pada UKM bidang
penalaran 100% tercapai secara rutin dan berkala melalui berbagai kegiatan,
seperti pelatihan kepemimpinan, workshop soft skill bagi mahasiswa.

Ditinjau dari aspek ketercapaian pelaksanaan program, pada UKM bidang


penalaran dapat dilihat dari data di bawah

Gambar 3.7.Persentase
Penalaran

Ketercapaian

Program

pada

UKM

bidang

Ditinjau dari aspek pendamping dan peran lembaga, pada UKM penalaran
berdasarkan angket 100% berperan dalam organisasi.

Selain itu, dalam hal penalaran terdapat beberapa program yang telah
terlaksana dengan baik, yakni dalam pembinaan karya tulis mahasiswa. Di
Unnes terdapat tim pembina karya tulis mahasiswa yang merupakan
perwakilan dari setiap fakultas, sejumlah 8 orang.
Sebagai tindak lanjut dari hasil PKM, diterbitkan Jurnal Kreativitas Mahasiswa
Cendekia yang telah terbit sebanyak 2 kali dalam satu tahun.

3. Minat dan kegemaran


UKM yang bergerak dalam bidang minat dan kegemaran sejumlah 5 UKM,
yakni Pramuka , Menwa, KSR PMI, Mahapala, dan SAR. Kinerja UKM pada
UKM bidan minat dan kegemaran dapat dilihat dari beberapa aspek.

Ditinjau dari aspek reorganisasi 60% UKM termasuk dalam kategori sangat baik
dan 40% dalam kategori baik.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

50

Gambar 3.8 Persentase proses reorganisasi mahasiswa pada UKM bidang


Minat dan Kegemaran
Ditinjau dari aspek antusias mahasiswa, antusias para saat recruitment dapat
dilihat dari gambar di bawah

Gambar 3.9 Persentase antusiasime proses reorganisasi mahasiswa pada


UKM bidang Minat dan Kegemaran
Ditinjau dari aspek keaktifan pengurus, pada UKM bidang minat dan
kegemaran dapat dilihat dari data di bawah

Gambar 3.10 Persentase keaktifan pengurus pada UKM bidang Minat dan
Kegemaran
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

51

Ditinjau dari aspek intensitas pembinaan bagi mahasiswa, pada UKM bidang
minat dan kegemaran 100% tercapai secara rutin dan berkala melalui berbagai
kegiatan, seperti pelatihan kepemimpinan, workshop soft skill bagi mahasiswa.
Ditinjau dari aspek ketercapaian pelaksanaan program, pada UKM bidang
minat dan kegemaran dapat dilihat dari data di bawah

Gambar 3.11 Persentase Ketercapaian Program pada UKM bidang Minat


dan Kegemaran
Ditinjau dari aspek pendamping dan peran lembaga, pada UKM minat dan
kegemaran berdasarkan angket dapat dilihat dari data di bawah

Gambar 3.12 Persentase Peran Pendamping pada UKM bidang Minat dan
Kegemaran

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

52

Gambar 3.13 Persentase Peran Universitas pada UKM bidang Minat dan
Kegemaran
4. Seni
Dalam bidang seni, terdapat 13 UKM, yakni UKM Seni Rupa/Desain, UKM Tari
Klasik, UKM Tari Kreasi Baru/Modern, UKM Marching Band, UKM Pecinta
Sastra Cakra UKM Teater SS, UKM Ketoprak, UKM Paduan Suara, UKM Band,
UKM Panembromo, UKM Karawitan, UKM Rebana Modern, dan UKM
Campursari. Ditinjau dari aspek reorganisasi 100% UKM termasuk dalam
kategori baik.

Gambar 3.14 Persentase proses proses reorganisasi mahasiswa pada


UKM bidang Seni

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

53

Ditinjau dari aspek antusias mahasiswa, antusias para saat recruitment dapat
dilihat dari gambar di bawah

Gambar 3.15 Persentase antusiasime proses reorganisasi mahasiswa


pada UKM bidang Seni
Ditinjau dari aspek keaktifan pengurus, pada UKM bidang Seni dapat dilihat
dari data di bawah

Gambar 3.16 Persentase Keaktifan Pengurus pada UKM bidang Seni

Ditinjau dari aspek intensitas pembinaan bagi mahasiswa, pada UKM bidang
Seni 100% tercapai secara rutin dan berkala melalui berbagai kegiatan, seperti
pelatihan kepemimpinan, workshop soft skill bagi mahasiswa.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

54

Ditinjau dari aspek ketercapaian pelaksanaan program, pada UKM bidang Seni
dapat dilihat dari data di bawah

Gambar 3.17 Persentase Ketercapaian Program pada UKM bidang Seni

Ditinjau dari aspek pendamping dan peran lembaga, pada UKM Seni
berdasarkan angket dapat dilihat dari data di bawah

Gambar 3.18 Persentase Peran Pendamping pada UKM bidang Seni

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

55

Peran universitas, berdasarkan hasil angket dapat dilihat dari data berikut

Gambar 3.19 Persentase Peran Universitas pada UKM bidang Seni

5. Kerohanian dan kesejahteraan


Dalam bidang kerohanian dan kesejahteraan, terdapat 4 UKM yang dinaungi,
yakni UKM Kerohanian Islam, UKM Kristen Protestan, UKM Kerohanian
Katholik, UKM Koperasi Mahasiswa.

Ditinjau dari aspek reorganisasi, berdasarkan hasil angket dinyatakakan bahwa


75% dalam kategori baik dan 25% berkategori cukup.

Gambar 3.20 Persentase proses reorganisasi mahasiswa pada UKM


bidang Kerohanian dan Kesejahteraan

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

56

Ditinjau dari aspek antusias mahasiswa, antusias para saat recruitment dapat
dilihat dari gambar di bawah

Gambar 3.21 Persentase antusiasime proses reorganisasi mahasiswa


pada UKM bidang Kerohanian dan Kesejahteraan

Ditinjau dari aspek keaktifan pengurus, pada UKM bidang Kerohanian dan
Kesejahteraan dapat dilihat dari data di bawah

Gambar 3.22 Persentase Keaktifan Pengurus


Kerohanian dan Kesejahteraan

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

pada

UKM

bidang

57

Ditinjau dari aspek intensitas pembinaan bagi mahasiswa, pada UKM bidang
Kerohanian dan Kesejahteraan dapat dilihat dari gambar di bawah

Gambar 3.23. Persentase Intensitas Pembinaan


Kerohanian dan Kesejahteraan

pada

UKM

bidang

Ditinjau dari aspek ketercapaian pelaksanaan program, pada UKM bidang


Kerohanian dan Kesejahteraan dapat dilihat dari data di bawah

Gambar 3.24 Persentase Ketercapaian Program


Kerohanian dan Kesejahteraan

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

pada

UKM

bidang

58

Ditinjau dari aspek pendamping dan peran lembaga, pada UKM Kerohanian
dan Kesejahteraan berdasarkan angket dapat dilihat pada gambar di bawah

Gambar 3.25. Persentase Peran Pendamping


Kerohanian dan Kesejahteraan

pada

UKM

bidang

Peran universitas, berdasarkan hasil angket dapat dilihat pada gambar di


bawah

Gambar 3.26 Persentase Peran Universitas pada UKM bidang Kerohanian


dan Kesejahteraan
Untuk mengembangkan aspek kewirausahaan, dilaksanakan pula Program
Cooperative Academic Education dan Program Mahasiswa Wirausaha.
Program Co-op dilaksanakan dengan melibatkan 12 mahasiswa dan 8 UKM.
Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) danCo-Op terwadahi dalam UNSEC
(Unnes Student Entrepreneurship Centre).
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

59

6. Minat dan Teknologi


Terdapat 4 UKM yang bergerak dalam bidang ini, yakni UKM Usaha Boga,
UKM Usaha dan Peragaan Busana, UKM Rekayasa IPTEK, UKM Radio dan
Penyiaran.

Ditinjau dari aspek reorganisasi, berdasarkan hasil angket dinyatakakan bahwa


50% UKM termasuk dalam kategori sangat baik dan 50% dalam kategori baik.

Gambar 3.27 Persentase proses reorganisasi mahasiswa pada UKM


bidang Minat dan Teknologi
Ditinjau dari aspek antusias mahasiswa, antusias para saat recruitment dapat
dilihat dari gambar di bawah

Gambar 3.28 Persentase antusiasime proses reorganisasi mahasiswa


pada UKM bidang Minat dan Teknologi

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

60

Ditinjau dari aspek keaktifan pengurus, pada UKM bidang Minat dan Teknologi
dapat dilihat dari data di bawah

Gambar 3.29 Persentase Keaktifan Pengurus pada UKM bidang Minat dan
Teknologi
Ditinjau dari aspek intensitas pembinaan bagi mahasiswa, pada UKM bidang
Minat dan Teknologi 100% tercapai secara rutin dan berkala melalui berbagai
kegiatan, seperti pelatihan kepemimpinan, workshop soft skill bagi mahasiswa.
Ditinjau dari aspek ketercapaian pelaksanaan program, pada UKM bidang
Minat dan Teknologi dapat dilihat dari data di bawah

Gambar 3.20 Persentase Ketercapaian Program pada UKM bidang Minat


dan Teknologi
Ditinjau dari aspek pendamping dan peran lembaga, pada UKM Minat dan
Teknologi berdasarkan angket 100% menyatakan sangat baik. Peran
universitas, berdasarkan hasil angket dinyakan bahwa 100% universitas sangat
berperan dalam organisasi.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

61

7. Olahraga
Dalam bidang olah raga, terdapat 19 UKM yang mengakomodasi kegiatan
mahasiwa. UKM tersebut adalah UKM Pencak Silat, UKM Taekwondo, UKM
Atletik, UKM Anggar, UKM Renang, UKM Senam, UKM Bulutangkis, UKM Bola
Voli, UKM Sepak Takraw, UKM Sepak Bola, UKM Bola Basket, UKM Tenis
Lapangan, UKM Karatedo, UKM Dayung, UKM Gulat, UKM Softball, UKM
Hockey, UKM Kempo, dan UKM Tenis Meja.
Ditinjau dari aspek reorganisasi, berdasarkan hasil angket dinyatakakan bahwa
75% dalam kategori baik dan 25% berkategori cukup.

Gambar 3.21 Persentase proses reorganisasi mahasiswa pada UKM


bidang Olah Raga
Ditinjau dari aspek antusias mahasiswa, antusias para saat recruitment 100
persen dikategorikan antusias.
Ditinjau dari aspek keaktifan pengurus, pada UKM bidang Olah Raga dapat
dilihat dari data di bawah

Gambar 3.23 Persentase Keaktifan Pengurus pada UKM bidang Olah


Raga
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

62

Ditinjau dari aspek intensitas pembinaan bagi mahasiswa, pada UKM bidang
Olah Raga dapat dilihat dari gambar di bawah

Gambar 3.24 Persentase Intensitas Pembinaan pada UKM bidang Olah


Raga
Ditinjau dari aspek ketercapaian pelaksanaan program, pada UKM bidang Olah
Raga dapat dilihat dari data di bawah

Gambar 3.25 Persentase Ketercapaian Program pada UKM bidang Olah Raga
Ditinjau dari aspek pendamping dan peran lembaga, pada UKM Olah Raga
berdasarkan angket dapat dilihat pada gambar di bawah

Gambar 3.26 Persentase Peran Pendamping pada UKM bidang Olah Raga
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

63

Peran universitas, berdasarkan hasil angket dapat dilihat pada gambar di


bawah

Gambar 3.27 Persentase Peran Universitas pada UKM bidang Olah Raga

8. Pengabdian Kepada Masyarakat


UKM yang bergerak dalam bidang pengabdian kepada masyarakat terdiri atas
4 UKM, yakni UKM Penerbitan, UKM Bakti Sosial, UKM Gerhana, UKM Fiat
Justicia.
Ditinjau dari aspek reorganisasi, berdasarkan hasil angket dinyatakakan bahwa
75% dalam kategori baik dan 25% berkategori cukup.

Gambar 3.28 Persentase proses reorganisasi mahasiswa pada UKM


bidang pengabdian kepada masyarakat

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

64

Ditinjau dari aspek antusias mahasiswa, antusias para saat recruitment dapat
dilihat dari gambar di bawah

Gambar 3.29 Persentase antusiasime proses reorganisasi mahasiswa


pada UKM bidang pengabdian kepada masyarakat
Ditinjau dari aspek keaktifan pengurus, pada UKM bidang Minat dan Teknologi
dapat dilihat dari data di bawah

Gambar 3.30 Persentase Keaktifan Pengurus


pengabdian kepada masyarakat

pada

UKM

bidang

Ditinjau dari aspek intensitas pembinaan bagi mahasiswa, pada UKM bidang
Minat dan Teknologi 100% tercapai secara rutin dan berkala melalui berbagai
kegiatan, seperti pelatihan kepemimpinan, workshop soft skill bagi mahasiswa.
Ditinjau dari aspek ketercapaian pelaksanaan program, pada UKM bidang
pengabdian kepada masyarakat dapat dilihat dari data di bawah
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

65

Gambar 3.31 Persentase Ketercapaian Program


pengabdian kepada masyarakat

pada

UKM

bidang

Ditinjau dari aspek pendamping dan peran lembaga, pada UKM Minat dan
Teknologi berdasarkan angket 100% menyatakan baik. Peran universitas,
berdasarkan hasil angket dinyakan bahwa 100% universitas berperan dalam
organisasi.
C.5. Keberlanjutan penerimaan mahasiswa (minat calon mahasiswa dan
kebutuhan akan lulusan program studi). (mohon dibantu bidang akademik)
Untuk memperoleh masukan mahasiswa baru (input) yang berkualitas tinggi,
Unnes melakukan proses seleksi yang ketat. Hal itu dilakukan dengan pertimbangan
jumlah calon mahasiswa sangat banyak dibandingkan dengan jumlah mahasiswa yang
diterima. Untuk menjaga keberlanjutan penerimaan mahasiswa, proses rekruitmen
mahasiswa baru, Unnes tetap mempertahankan dua jalur yaitu SPMU dan SNMPTN.
Melalui SPMU kuota mahasiswa akan dapat terpenuhi, karena seleksi tersebut
menetapkan quota 20% jumlah mahasiswa yang diterima melalui SPMU dan 80% lagi
akan diperoleh melalui SNMPTN. Pengembangan sistem ini akan dikembangkan dan
dapat diakses melalui internet supaya calon-calon mahasiswa dari berbagai daerah
dapat terfasilitasi dengan baik.
Jumlah calon mahasiswa baru yang mendaftar di Unnes dari tahun ke tahun
menunjukkan peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa Program studi yang ada di Unnes
mampu menarik minat calon mahasiswa. Untuk itu, pada masa yang akan datang tetap
perlu diupayakan berbagai kegiatan untuk menarik calon mahasiswa agar mendapatkan
input yang berkualitas.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

66

Dalam rangka meningkatkan minat calon mahasiswa terhadap Prodi, Unnes


dan meningkatkan kepercayaan masyarakat telah dilaksanakan berbagai kegiatan,
seperti: 1) mengirimkan brosur ke sekolah-sekolah, 2) mensosialisasikan Program
Studi

yang ada di Unnes melalui web unnes.ac.id 3) menyebarluaskan infomasi

Program Studi yang ada di Unnes melalui media masa melalui media masa (surat
kabar).

E.6. Pelayanan untuk mahasiswa


a. Pelayanan Bimbingan konseling, infromasi dan bimbingan karir
Pelaksanaan program layanan bimbingan konseling dan informasi kerja bagi
mahasiswa dan lulusan dengan mengikuti Unnes Job Fair. Unnes Job Fair merupakan
salah satu agenda tahunan Pusat Pengembangan Layanan Konseling dan Bursa Kerja
(PPLK-BK)LP3 Unnes dalam mempertemukan para pencari kerja yang potensial
dengan perusahaan-perusahaan mitra Unnes, yang bertujuan untuk membuka akses
bagi para lulusan Unnes selaku pencari kerja agar mendapatkan pekerjaan dan tempat
kerja yang sesuai dengan keinginan dan karakteristik kepribadiannya, serta sebagai
wadah alternatif bagi para pencari kerja dan dapat memfasilitasi perusahaan untuk
mendapatkan tenaga kerja sesuai dengan yang diharapkan.
Para pencari kerja yang ingin mengikuti Unnes Job Fair cukup membawa
curriculum vitae (CV). Tahap selanjutnya seperti interview dan psikotest akan
dilaksanakan setelah para pelamar dinyatakan lolos seleksi adminitrasi perusahaan
bersangkutan, diharapkan perekrutan dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
1) Penyebaran informasi kerja dilakukan dengan membuat web carrier.unnes.ac.
id/traser study Unnes yang mempunyai member 17.704
2) Penyelenggaraan bursa kerja
- Pada tanggal 9 10 Nopember 2011 menyelenggarakan Unnes Job Fair yang
diikuti oleh 10 Perusahaan
- Pada tanggal 15 16 Mei 2012 menyelenggarakan Unnes Job Fair diikuti oleh
40 perusahaan
3) Perencanaan karir
4) Pelatihan melamar kerja
Pelatihan melamar kerja dilakukan dalam bentuk pembekalan wisuda yang
dilaksanakan pada tanggal 11 Nopember 2011 yang diikuti oleh 214 peserta, materi
pelatihan berisi tentang trik dan tips mengenai dunia usaha, tips menulis lamaran
kerja yang bernilai jual tinggi, persiapan menghadapi psikotes, kekuatan doa,
pengelolaan diri, dan tips mengikuti wawancara
5) Layanan penempatan kerja
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

67

Layanan penempatan kerja dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Job Fair


Unnes
C.7. Kompetensi dan etika lulusan yang diharapkan
Kompetensi yang diharapkan lulusan mahasiswa prodi kependidikan meliputi
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Adapun untuk kompetensi
lulusan mahasiswa non kependidikan yang diharapkan menyesuaikan dengan standar
kompetensi yang ditetapkan oleh masing program studi. Dengan semakin besarnya
kompetisi antarperguruan tinggi untuk menghasilkan lulusan yang lebih berkualitas,
Unnes mengembangkan secara lebih luas dan intensif kegiatan yang berorientasi pada
peningkatan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual
secara simultan. Dengan adanya peningkatan aspek-aspek ini diharapkan lahirnya
lulusan yang kritis, kreatif, mandiri, matang secara emosional, religius, serta
bertangung jawab. Artinya, ada penguatan aspek hard-skill dan aspek soft-skill bagi
mahasiswa.

C.8. Hasil pembelajaran


a. Kompetensi yang dicapai dibandingkan dengan yang diharapkan.
Kompetensi lulusan yang diharapkan meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian,
sosial, dan profesional (sesuai Permen Diknas No 27 tahun 2008). Kompetensi
yang dicapai dapat diidentifikasi dari Indeks Prestasi Komulatif (IPK) mata kuliah
yang telah ditempuh mahasiswa.
b. Kesesuaian kompetensi yang dicapai dengan tuntutan dan kebutuhan pemanfaat
lulusan.
Kurikulum yang telah disusun sesuai dengan standard kompetensi guru bagi
program studi kependidikan dan standard kompetensi profesi bagi program studi
nonkependidikan. Mahasiswa diwajibkan lulus pada semua mata

kuliah

teori

maupun praktik. Kelulusan mahasiswa dalam setiap mata kuliah mencerminkan


penguasaan kompetensi dari setiap mata kuliah.
c. Data tentang kemajuan, keberhasilan, dan kurun waktu penyelesaian studi
mahasiswa (termasuk IPK dan yudisium lulusan).
Daya serap dan daya juang mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran
ditunjukkan dalam lama studi dan waktu penyusunan skripsi serta IPK yang
diperolehnya.. Adapun IPK yang diperoleh pada tiga tahun terakhir berkisar antara
3.25 sampai 3.25 dengan rata-rata IPK 3.25 untuk jenjang S1. Adapun untuk S2
rata IPK selama tiga tahun 3.56 dan untuk jenjang S3 rata IPK pada 3,72. Dari data
tersebut menunjukkan kemampuan, semangat, dan daya serap mahasiswa sudah
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

68

mampu bersaing di pasar kerja, jika dikaitkan dengan pengguna lulusan dewasa ini
yang mensyaratkan IPK tinggi.
d. Kepuasan lulusan.
Mahasiswa lulusan S1 sebagian besar merasa mendapatkan bekal yang cukup
untuk menjadi profesional di lapangan. Mereka merasa puas dan siap untuk
bekerja,

karena

mereka

telah mendapatkan landasan keilmuan

yang diikuti

praktik di lapangan.
Pengukuran kepuasan lulusan dilakukan melalui program tracer study yang tujuan
untuk melihat feedback atau respon dari mahasiswa terhadap kesesuaian
kompetensi

yang

telah

diberikan

dibangku

kuliah

dengan

kompetensi

yangdibutuhkan pada saat bekerja, Instrumen kepuasan lulusan dikembangkan oleh


BPM dan digunakan oleh tim tracer studi Universitas. Untuk memfasilitasi
pelaksanaan pengukuran kepuasan lulusan dibangun sebuah sistem informasi
pelancakan lulusan yang dapat diakses di karir.unnes.ac.id
C.9. Kepuasan pemanfaat lulusan dan keberlanjutan penyerapan lulusan
Lulusan Unnes umumnya sudah bekerja, baik menjadi guru at a u t e n a g a
p r of e s i o n a l di daerah, nasional, luar negeri. Selain itu ada beberapa lulusan Unnes
yang diterima bekerja di Sekolah, Dinas Pemerintahan, Perusahaan Swasta.
Dengan semakin besarnya kompetisi antarperguruan tinggi untuk menghasilkan
lulusan

yang

lebih

berkualitas,

Unnes

melalui

bidang

kemahasiswaan

mengembangkan secara lebih luas dan intensif agenda kegiatan yang berorientasi
pada peningkatan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan
spiritual secara simultan. Dengan adanya peningkatan aspek-aspek ini diharapkan
tumbuhnya kader-kader pemimpin yang kritis, kreatif, mandiri, matang secara
emosional, religius, serta bertangung jawab. Untuk mewujudkan hal ini programprogram kegiatan yang berorientasi pada pengembangan softskill, kewirausahaan,
kepemimpinan, keagamaan, penalaran, kesenian/kebudayaan.
C.10. Produk program studi berupa model-model, karya inovatif, hak paten, hasil
pengembangan prosedur kerja, produk fisik sebagai hasil penelitian.
(mohon dibantu bidang akademik dan LP2M)
Program

Studi

di

Unnnes

telah

menghasilkan

produk

model-model

pembelajaran dan karya-karya pembelajaran media inovatif. Produk-produk tersebut


sangat bermakna bagi program studi. Produk-produk tersebut menjadi kebanggaan
yang menggembirakan sekaligus sebagai ajang promosi prodi.

Salah satu produk

unggulan program studi di Unnes, misalnya Program Studi BK memiliki software


Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

69

aplikasi instrumentasi Daftar Cek Masalah, IKMS dan Sosiometri yang dapat
dimanfaatkan guru pembimbing di sekolah untuk mempermudah pengolahan data
identifikasi kebutuhan siswa.
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia memiliki software aplikasi untuk
mengukur Kecepatan Efektivitas Membaca yang dapat dimanfaatkan untuk mahasiswa
dan guru dan atau umum. Selain itu juga ada software aplikasi Uji Kompetensi Dasar
Bahasa Indonesia (UKDBI) untuk mengetahui kompetensi mahasiswa dalam
berbahasa Indonesia.

C.11. Deskripsi SWOT Komponen C


a. Kekuatan
1.

Minat dan antusias masyarakat pada Unnes sangat tinggi ditunjukan data peminat
calon mahasiswa yang akan mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru
sebanyak 88.965 dari total daya tampung sebanyak 8.228 atau berada pada rasio
10:1

2.

Jumlah mahasiswa (total student body) Unnes tahun 2012 sebanyak 26.800.

3.

Sejumlah beasiswa telah diberikan kepada mahasiswa, sebagai bentuk reward


kepada mereka yang memiliki prestasi akademik. Jumlah mahasiswa penerima
beasiswa adalah 2.706 orang atau sekitar 11,5% dari total mahasiswa. Selain itu
juga memberikan pembebasan biaya pendidikan dengan besaran yang berjenjang
masing-masing 100%, 75% dan 50% pada tahun akademik.

4.

Melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), telah mendudukkan Unnes setara


dengan perguruan tinggi terkemuka di Indonesia seperti IPB, UGM, dan ITS.
Tahun 2012, sebanyak 654 proposal PKM dibiayai (4.3 M terserap ke Unnes),
terbanyak se-Indonesia, oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaanl.

5.

Apresiasi terhadap kreativitas mahasiswa telah diwadahi kegiatan ekstrakurikuler


yang mapan melalui keberadaan organisasi kemahasiswaan seperti Dewan
Perwakilan Mahasiswa Universitas (DPMU), Badan Perwakilan Mahasiswa
Universitas dan Fakultas (BEMU dan BEMF), Himpunan Mahasiswa Profesi
(HIMPRO) tingkat Jurusan dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).

6.

Sejak tahun 2006 telah dikembangkan sistem informasi manajemen (SIM) sebagai
pedukung tata kelola manajemen perguruan tinggi secara modern. Salah satu
produk yang telah mendekati optimal adalah sistem informasi akademik terpadu
(Sikadu) (http://akademik.unnes.ac.id). Pada saat ini Sikadu telah mampu
mengoptimalkan sistem pelayanan dan administrasi penerimaan mahasiswa baru,
registrasi, yudisium, proses pembelajaran dan pendaftaran wisuda secara on-line.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

70

Selain itu telah dikembangkan pula sistem informasi kepegawaian (Simpeg),


sistem informasi keuangan (Sikeu) dan sistem informasi kemahasiswaan
(Simawa). Simawa ada sistem layanan berbasis on-line: Program Kreativitas
Mahasiswa, Beasiswa, Pemira,
b. Kelemahan
1. Pengembangan softskill mahasiswa masih jauh dari memadai. Fungsi dosen
pembimbing akademik masih belum disadari pentingnya oleh mahasiswa. Unit-unit
yang berfungsi mengembangkan softskill mahasiswa juga belum berfungsi secara
optimal.
2. Belum optimalnya fungsi bidang alumni mahasiswa yang secara teoretis menjadi
aset yang mampu menyediakan informasi kerja, penelusuran alumni dan dukungan
dalam penyediaan beasiswa.
c. Peluang
1.

UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP nomor 19


tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan UU Nomor 20 tahun 2003 dan
PP nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan secara umum
merubah paradigma pendidikan nasional dengan adanya tuntutan pembaharuan.
Tuntutan tersebut menyangkut pembaharuan sistem pendidikan, diantaranya
pembaharuan kurikulum, yaitu diversifikasi kurikulum untuk melayani peserta didik
dan potensi daerah yang beragam, diversifikasi jenis pendidikan yang dilakukan
secara profesional, penyusunan standar kompetensi tamatan yang berlaku secara
nasional dan daerah menyesuaikan dengan kondisi setempat; penyusunan
standar kualifikasi pendidik yang sesuai dengan tuntutan pelaksanaan tugas
secara profesional; penyusunan standar pendanaan pendidikan untuk setiap
satuan pendidikan sesuai prinsip-prinsip pemerataan dan keadilan; pelaksanaan
manajemen pendidikan berbasis sekolah dan otonomi perguruan tinggi; serta
penyelenggaraan pendidikan dengan sistem terbuka dan multimakna.

2.

Otonomi daerah memberikan peluang kepada Unnes untuk menyumbangkan hasil


karyanya bagi pemerintah daerah baik di bidang pendidikan, penelitian dan
pengembangan. Disamping itu memberikan peluang untuk mengembangkan
jaringan kerjasama dengan pemerintah daerah

3.

Kemajuan teknologi informasi dan kebutuhan masyarakat terhadap teknologi


informasi,

memberikan

mengembangkan

sistem

peluang

yang

informasinya

luas

kepada

berbasis

ICT

Unnes

yang

telah

(Information

and

Communication Technology) untuk meningkatkan pencitraan publik, kemudahan


Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

71

publikasi serta membangun jaringan yang lebih luas dengan alumni, institusi
pemerintah dan swasta serta masyarakat yang lebih luas.
d.

Ancaman

1.

Fenomena yang terjadi pada era globalisasi berdampak terhadap tatanan


kehidupan bangsa Indonesia, baik dalam bidang politik, perekonomian, sosial
maupun kebudayaan. Sebagai contoh Indonesia pernah mengalami krisis multi
dimensional di segala bidang. Akibatnya meningkatnya angka pengangguran,
berkurangnya pendapatan rata-rata penduduk, dekadensi moral dikalangan
remaja.

2.

Akibat globalisasi maka adanya peluang negara asing mendirikan pendidikan


tinggi di Indonesia, dibuktikan dengan meningkatnya jumlah pendidikan tinggi
internasional. Hal ini merupakan ancaman bagi pembangunan pendidikan
nasional, selain juga meningkatnya persaingan memperoleh kesempatan kerja
bagi lulusan.

3.

Ancaman liberasisasi pendidikan sangat potensial untuk menurunkan minat


masyarakat melanjutkan studi ke Unnes dan berpaling ke lembaga-lembaga
pendidikan internasional. Implikasinya perguruan tinggi harus meningkatkan
berbagai aspek internal yang dimiliki dalam memberikan layanan prima.

4.

Munculnya lembaga pendidikan bertaraf internasional dan diijinkannya perguruan


tinggi luar negeri melaksanakan pendidikan jarak jauh, merupakan ancaman untuk
menjadi perguruan tinggi bertaraf internasional.

5.

Tuntutan masyarakat untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, serta


menguasai hardskill dan softskill agar mampu bersaing di tingkat global.

Tabel 3.2 Analisis SWOT Komponen C


Kekuatan (S)
1.

2.

3.

Kelemahan (W)

Minat dan antusias masyarakat Pengembangan softskill mahasiswa


pada
Unnes
sangat
tinggi
masih jauh dari memadai. Fungsi
ditunjukan data peminat calon
dosen pembimbing akademik masih
mahasiswa yang akan mengikuti
belum disadari pentingnya oleh
seleksi penerimaan mahasiswa
mahasiswa. Unit-unit yang berfungsi
baru sebanyak 88.965 dari total
mengembangkan
softskill
daya tampung sebanyak 8.228 atau
mahasiswa juga belum berfungsi
berada pada rasio 10:1
secara optimal.
Jumlah mahasiswa (total student 2. Belum optimalnya fungsi bidang
body) Unnes tahun 2012 sebanyak
alumni mahasiswa yang secara
26.800.
teoretis menjadi aset yang mampu
Sejumlah beasiswa telah diberikan
menyediakan
informasi
kerja,
kepada mahasiswa, sebagai bentuk
penelusuran alumni dan dukungan
reward kepada mereka yang
dalam penyediaan beasiswa.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

72

4.

5.

6.

memiliki prestasi akademik. Jumlah


mahasiswa penerima beasiswa
adalah 2.706 orang atau sekitar
11,5% dari total mahasiswa. Selain
itu juga memberikan pembebasan
biaya pendidikan dengan besaran
yang berjenjang masing-masing
100%, 75% dan 50% pada tahun
akademik.
Melalui
Program
Kreativitas
Mahasiswa
(PKM),
telah
mendudukkan Unnes setara dengan
perguruan tinggi terkemuka di
Indonesia seperti IPB, UGM, dan
ITS. Tahun 2012, sebanyak 654
proposal PKM dibiayai
(4.3 M
terserap ke Unnes), terbanyak seIndonesia, oleh Direktorat Penelitian
dan
Pengabdian
kepada
Masyarakat,
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaanl.
Apresiasi
terhadap
kreativitas
mahasiswa telah diwadahi kegiatan
ekstrakurikuler yang mapan melalui
keberadaan
organisasi
kemahasiswaan seperti Dewan
Perwakilan Mahasiswa Universitas
(DPMU),
Badan
Perwakilan
Mahasiswa
Universitas
dan
Fakultas (BEMU dan BEMF),
Himpunan
Mahasiswa
Profesi
(HIMPRO) tingkat Jurusan dan Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Sejak
tahun
2006
telah
dikembangkan sistem informasi
manajemen
(SIM)
sebagai
pedukung tata kelola manajemen
perguruan tinggi secara modern.
Salah satu produk yang telah
mendekati optimal adalah sistem
informasi
akademik
terpadu
(Sikadu)
(http://akademik.unnes.ac.id). Pada
saat ini Sikadu telah mampu
mengoptimalkan sistem pelayanan
dan
administrasi
penerimaan
mahasiswa
baru,
registrasi,
yudisium, proses pembelajaran dan
pendaftaran wisuda secara on-line.
Selain itu telah dikembangkan pula
sistem
informasi
kepegawaian
(Simpeg),
sistem
informasi
keuangan (Sikeu) dan sistem
informasi
kemahasiswaan
(Simawa). Simawa ada sistem

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

73

layanan berbasis on-line: Program


Kreativitas Mahasiswa, Beasiswa,
Pemira,
Peluang (O)
1.

2.

3.

UU No 20 tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional dan PP
nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan UU
Nomor 20 tahun 2003 dan PP
nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar
Nasional
Pendidikan
secara umum merubah paradigma
pendidikan nasional dengan adanya
tuntutan pembaharuan. Tuntutan
tersebut menyangkut pembaharuan
sistem pendidikan, diantaranya
pembaharuan
kurikulum,
yaitu
diversifikasi
kurikulum
untuk
melayani peserta didik dan potensi
daerah yang beragam, diversifikasi
jenis pendidikan yang dilakukan
secara profesional, penyusunan
standar kompetensi tamatan yang
berlaku secara nasional dan daerah
menyesuaikan
dengan
kondisi
setempat; penyusunan standar
kualifikasi pendidik yang sesuai
dengan tuntutan pelaksanaan tugas
secara profesional; penyusunan
standar pendanaan pendidikan
untuk setiap satuan pendidikan
sesuai prinsip-prinsip pemerataan
dan
keadilan;
pelaksanaan
manajemen pendidikan berbasis
sekolah dan otonomi perguruan
tinggi;
serta
penyelenggaraan
pendidikan dengan sistem terbuka
dan multimakna.
Otonomi
daerah
memberikan
peluang kepada Unnes untuk menyumbangkan hasil karyanya bagi
pemerintah daerah baik di bidang
pendidikan,
penelitian
dan
pengembangan.
Disamping
itu
memberikan
peluang
untuk
mengembangkan
jaringan
kerjasama
dengan
pemerintah
daerah
Kemajuan teknologi informasi dan
kebutuhan masyarakat terhadap
teknologi informasi, memberikan
peluang yang luas kepada Unnes

Ancaman (T)
1.

2.

3.

4.

5.

Fenomena yang terjadi pada era


globalisasi berdampak terhadap
tatanan
kehidupan
bangsa
Indonesia, baik dalam bidang
politik,
perekonomian,
sosial
maupun kebudayaan. Sebagai
contoh
Indonesia
pernah
mengalami krisis multi dimensional
di segala bidang. Akibatnya
meningkatnya
angka
pengangguran,
berkurangnya
pendapatan rata-rata penduduk,
dekadensi
moral
dikalangan
remaja.
Akibat globalisasi maka adanya
peluang negara asing mendirikan
pendidikan tinggi di Indonesia,
dibuktikan dengan meningkatnya
jumlah
pendidikan
tinggi
internasional. Hal ini merupakan
ancaman
bagi
pembangunan
pendidikan nasional, selain juga
meningkatnya
persaingan
memperoleh kesempatan kerja
bagi lulusan.
Ancaman liberasisasi pendidikan
sangat potensial untuk menurunkan
minat masyarakat melanjutkan
studi ke Unnes dan berpaling ke
lembaga-lembaga
pendidikan
internasional.
Implikasinya
perguruan
tinggi
harus
meningkatkan
berbagai
aspek
internal
yang
dimiliki
dalam
memberikan layanan prima.
Munculnya lembaga pendidikan
bertaraf internasional dan diijinkannya perguruan tinggi luar negeri
melaksanakan pendidikan jarak
jauh, merupakan ancaman untuk
menjadi perguruan tinggi bertaraf
internasional.
Tuntutan
masyarakat
untuk
menghasilkan lulusan yang berkualitas, serta menguasai hardskill
dan softskill agar mampu bersaing
di tingkat global.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

74

yang telah mengembangkan sistem


informasinya
berbasis
ICT
(Information and Communication
Technology) untuk meningkatkan
pencitraan
publik,
kemudahan
publikasi serta membangun jaringan
yang lebih luas dengan alumni,
institusi pemerintah dan swasta
serta masyarakat yang lebih luas.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

75

KOMPONEN D: SUMBER DAYA MANUSIA

D.1. Sistem rekrutmen dan seleksi dosen dan tenaga kependidikan


Dosen dan tenaga kependidikan adalah penggerak utama kehidupan perguruan
tinggi. Di samping dosen, keberadaan tenaga kependidikan seperti laboran, teknisi,
pustakawan, administrasi dan tenaga pendukung lainnya juga ikut memberi kontribusi
dan bertanggung jawab atas pencapaian sasaran mutu lembaga. Mengingat peran
Sumber Daya Manusia (SDM) yang begitu vital maka rekruitment menjadi salah satu
bagian terpenting dalam keseluruhan proses manajemen sumber daya manusia di
Unnes. Sistem rekruitmen Unnes dilaksanakan dengan menjunjung tinggi prinsipprinsip transparansi, keadilan, dan obyektifitas yang memungkinkan diperolehnya
sumber daya unggul 9. Rekruitment dilaksanakan mengacu pada perencanaan jangka
pendek, menengah, dan panjang yang telah tertuang pada Renstra Unnes. Identifikasi
kebutuhan dosen dilakukan dengan mendasarkan diri pada data rasio dosen dan
mahasiswa masing-masing program studi. Pelibatan program studi juga dilakukan
untuk mendapatkan informasi yang lebih detail tentang spesifikasi dosen yang
diperlukan dengan mempertimbangkan kebutuhan dosen untuk konsentrasi tertentu,
rencana pengembangan program studi ke depan dan sebagainya. Seleksi yang ketat
melalui beberapa tahapan dengan melibatkan prodi dan fakultas juga dilakukan Unnes
untuk memastikan diperolehnya pegawai terbaik dan sesuai dengan formasi yang ada.
Penerimaan dosen yang mensyaratkan kemampuan bahasa inggris yang baik telah
dipersiapkan untuk mewujudkan Unnes sebagai world class university. Disamping itu,
rekruitment untuk pustakawan, laboran, teknisi maupun tenaga administrasi juga
didasarkan

pada

analisis

kebutuhan

masing-masing

unit

kerja.

Persyaratan

kemampuan bahasa serta cakap mengoperasikan program komputer bagi tenaga


kependidikan diyakini mampu meningkatkan profesionalitas kerja mereka. Peningatan
kualifikasi pendidikan (S2 untuk pelamar dosen dan D3 untuk tenaga administrasi)
serta peningkatan standar minimal nilai terus ditingkatkan sebagai upaya perbaikan
kualitas SDM.
Penyebarluasan informasi lowongan di sejumlah media massa merupakan
wujud transparansi sistem rekruitment. Dengan penyebarluasan informasi seperti itu
diharapkan akan dapat diakses masyarakat luas di berbagai wilayah, sehingga bisa
didapatkan jumlah dan kualifikasi pendaftar yang memadai untuk mengikuti seleksi
dengan tingkat persaingan yang tinggi dan fair. Mulai dari informasi lowongan, nilai

Lampiran D1 : Dokumen sistem pengelolaan sumberdaya manusia

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012

76

seluruh tahapan tes serta pengumuman yang diterima dipublikasikan melalui web
Unnes sebagai wujud akuntabilitas dan transparansi.
D.2. Pengelolaan dosen dan tenaga kependidikan
Unnes memiliki komitmen yang tinggi dalam hal mengelola sumber daya
manusia sebagai komponen utama untuk mensukseskan program perguruan tinggi
dalam rangka mencapai visi dan misi lembaga. Sebagai perguruan tinggi yang terus
berkembang, Unnes berupaya mengimplementasikan sistem pengelolaan sumberdaya
manusia

yang

diarahkan

pada

pencapaian

prinsipprinsip

Good

University

Governance (GUG). Diperolehnya program hibah I-MHERE B.2a oleh unnes telah
membawa dampak signifikan dalam rangka transformasi manajemen kepegawaian
menuju GUG dengan mempersiapkan segala prosedur mutu, peraturan serta segala
kelengkapannya. Sehingga seluruh pengelolaan SDM mulai dari perencanaan,
seleksi/perekrutan, penempatan, pengembangan, retensi, dan pemberhentian dosen
dan tenaga kependidikan memiliki prosesur mutu yang baku. Berbagai peraturan rektor
juga telah dibuat sebagai legalisasi serta jaminan kualitas pengelolaan sumber daya
manusia seperti peraturan rektor tentang tata cara pengangkatan, mutasi dan
pemberhentian pejabat di Unnes. Sebagai landasan terbaru pengelolaan SDM adalah
Peraturan Rektor Nomor 26 Tahun 2012 tentang Sistem Pengelolaan Tenaga
Kependidikan BLU Universitas Negeri Semarang yang berisi perencanaan, rekrutmen,
pengangkatan, hak dan kewajiban, karier dan penilaian kinerja, pengajian, dan
pemberhentian. Disamping itu, Unnes juga taat terhadap seluruh peraturan perundangundangan yang berlaku terkait dengan pengelolaan SDM.
Transparansi pengelolaan SDM salah satunya dengan implementasi berbagai
sistem informasi kepegawaian seperti SIMPEG, SILKADOS, SIMPAKDOS. SIMPEG
merupakan sistem informasi yang khusus menangani sumber daya manusia baik
dosen maupun tenaga kependidikan. Sistem ini berisi data base seluruh pegawai baik
PNS maupun non PNS di Unnes. Sistem ini terintegrasi dengan sitem informasi lain
yang dikembangkan Unnes seperti Sikadu, SiKeu dan Sistem Presensi On-line.
Keberadaan sistem

ini sangat memudahkan pimpinan untuk mengambil kebijakan

terkait SDM seperti monitoring kehadiran dosen dan tenaga kependidikan, pemetaan
studi lanjut dosen, pemetaan dan klasifikasi pegawai berdasarkan demografi,
pengurusan surat tugas maupun surat keterangan. Keunggulan sistem ini juga
mempermudah administrasi pengelolaan SDM. Untuk memudahkan dan administrasi
kenaikan pangkat bagi dosen juga telah dikembangkan Sistem Penilaian Angka Kredit
Dosen (SIMPAKDOS). Sistem ini memungkinkan penilaian angka kredit secara online
serta meminimalisir kenaikan pangkat yang tertunda. Seluruh borang kelengkapan
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012

77

kenaikan pangkat masing-masing dosen akan dimasukkan oleh dosen yang


bersangkutan secara kontinyu kedalam sistem. Monitoring kinerja dosen juga bisa
terpantau melalui sistem monitoring kehadiran dosen (SIMOHAN) maupun Sistem
Informasi Kinerja Dosen (SILKADOS). Melalui SIMOHAN seluruh civitas akademika
dapat

mengetahui

kehadiran

dosen

dalam

pembelajaran

sehingga

kualitas

pembelajaran dapat terpantau dengan baik. Kinerja dosen dalam pelaksanaan tridarma
setiap tahun terangkum dalam SILKADOS. Disamping penilaian pelaksanaan tridarma
yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian, kinerja dosen dalam bidang akademik
juga dilakukan penilaian.
Pengembangan SDM berbasis kinerja terus diupayakan untuk memenuhi
dinamika pekerjaan. Pengembangan Dosen diwujudkan dalam bentuk pemberian
tugas/ijin belajar. Dari tahun ketahun jumlah dosen yang study lanjut terutama S3 terus
mengalami kenaikan seperti yang nampak dalam gambar 3.1. Jumlah dosen yang
menempuh S3 pada tahun 2010 adalah 23, tahun 2011 sebanyak 38 dan tahun 2010
34 dosen. Secara berturut-turut jumlah dosen yang sedang study S2 tahun 2010
2012 adalah 5 dosen, 9 dosen dan 6 dosen. Sedangkan total study tanpa gelar selama
3 tahun berjumlah 138 dosen. Kegiatan ini diantaranya adalah pelatihan bahasa
mandarin di china selama 2 tahun sejak 2012 yang diikuti oleh 4 dosen bahasa asing.
Program ini merupakan kerja sama Unnes dengan pemerintah china.pelatihan lainnya
antara lain adalah pelatihan bahasa ingris di beberapa kota seperti bandung, jakarta,
malang, bali dan makasar. Program ini diselenggarakan oleh Dikti selama 3 6 bulan
sesuai dengan kelas masing-masing. Pelatihan lainnya adalah training mengajar kelas
bilingual di bali selama 1 bulan.
Kesempatan untuk mengikuti pelatihan, seminar, workshop, call for papers baik
nasional maupun internasional terbuka seluas-luasnya bagi seluruh dosen untuk
peningkatan kompetensinya. Selain dosen, pengembangan tenaga kependidikan
dilakukan melalui program Diklat, Bimtek, Training, Pelatihan maupun studi banding.
Program pelatihan tersebut didasarkan pada kebutuhan dalam rangka peningkatan
kompetensi/ketrampilan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Misalnya Diklat
Fungsional Bendahara, Pelatihan Pengelolaan Arsip, Diklat Peningkatan Kemampuan
Teknis

Pengelolaan

Kepegawaian

dan

lainnya10.

Komitmen

pimpinan

untuk

memfasilitasi pengembangan diri dan peningkatan kualitas baik bagi dosen maupun
tenaga kependidikan salah satunya melalui support dana tiap tahunnya. Program hibah
I-MHERE B.2a juga memberikan kontribusi positif dalam rangka peningkatan

10

Lampiran D2 : Fotokopi ijazah dan sertifikat kompetensi tenaga kependidikan

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012

78

kompetensi tenaga kependidikan dalam bentuk Non Degree Training dengan total
dana Rp 407.500.000,00 dalam tahun 2011.

Gambar 4.1 Jumlah Peningkatan Kompetensi Dosen


D.3. Profil dosen dan tenaga pendukung: mutu, kualifikasi, pengalaman,
ketersediaan (kecukupan, kesesuaian, dan rasio dosen-mahasiswa)
a.

Persentase Dosen tetap Berpendidikan Doktor/Sp-2


Unnes

hingga

mempunyai

pertengahan

sebanyak

1003

dosen

tahun

orang

2012
dengan

kualifikasi S3=173 orang (17.25%);


S2=758 orang (75.57%); S1=72 orang
(7.17%).

Disadari

Unnes

bahwa

kualifikasi dosen dengan pendidikan S3


baru mencapai 173 orang. Namun
jumlah tersebut akan terus bertambah
mengingat jumlah dosen yang sedang

Gambar 4.2: Jumlah Dosen Berdasarkan Gelar


Akademik

menempuh S3 hingga tahun 2012 ini mencapai 193 orang. Unnes juga masih memiliki
dosen dengan pendidikan S1 sebanyak 72 orang. Sebagian dari jumlah tersebut
sedang dalam proses penyelesaian studi dan sebagian lainnya adalah dosen senior
yang

hampir

mencapai

usia

pensiun.

Berdasarkan

hasil

pemetaan

bagian

kepegawaian, pada tahun 2014 mendatang dosen S1 sudah tidak ada lagi karena
sebagian sudah lulus studi dan selebihnya pensiun. Peningkatan kuantitas tersebut
tentu saja juga diikuti peningkatan kualitas. Terbitnya Edaran Rektor tentang Himbauan
Studi Lanjut merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan Unnes menuju world
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012

79

class university. Dalam surat edaran tersebut, bagi dosen dengan usia kurang dari 35
tahun dihimbau untuk melanjutkan study ke luar negri. Tentu saja peraturan tersebut
diimbangi dengan fasilitasi peningkatan kemampuan bahasa asing seperti bahasa
inggris melalui program pelatihan, kursus, in house training, english meeting dan
lainnya baik pada tingkat universitas, fakultas, maupun prodi. Bantuan beasiswa untuk
melanjutkan study S3 dari program hibah Islamic Development Bank (IDB) juga
merupakan peluang emas peningkatan jumlah doktor luar negeri. Dari proyek tersebut,
Unnes memperoleh kuota beasiswa sebanyak 16 orang, dimana tahun 2012 ini sudah
berangkat 9 orang untuk studi S3 di luar negeri.
Berbagai upaya dilakukan untuk memacu motivasi para dosen dalam hal
peningkatan kualifikasi pendidikannya melalui sistem pembinaan yang terstruktur dan
terarah. Unnes memfasilitasi dalam bentuk dukungan finansial bagi dosen yang
melanjutkan studi ke jenjang tertinggi. Di samping itu, fakultas juga memberikan
kontribusi yang signifikan bagi pola pembinaan yang memacu pada peningkatan
kualifikasi pendidikan dosen ini.

b.

Persentase Dosen Tetap Berdasarkan Jabatan Fungsional


Jumlah guru besar yang dimiliki Unnes
hingga

pertengahan

2012

baru

mencapai 42 orang atau 5% dari total


dosen tetap. Unnes dalam hal ini telah
berupaya

menaikkan

jumlah

guru

besar ini dengan memberikan sejumlah


fasilitas. Fasilitasi peer-review bagi
Gambar 4.3: Jumlah Dosen Berdasarkan Jabatan
Fungsional

calon guru besar dilakukan untuk


mendorong dan membantu para dosen

untuk mengurus jabatan guru besarnya. Persyaratan yang kompleks dan proses
penilaian berjenjang membutuhkan waktu tidak singkat untuk pengurusan jabatan guru
besar. Sehingga pendampingan dengan melibatkan peer review oleh senat akademik
untuk menilai kelayakan karya akademik, kompetensi, dan latar belakang keilmuan
calon guru besar.
Sementara itu porsi terbesar adalah dengan jabatan akademik Lektor Kepala,
yaitu 436 orang (43%). Angka ini akan terus meningkat dan merupakan peluang untuk
meningkatkan kuantitas guru besar dalam jumlah yang signifikan. Jumlah lektor 294
orang (29%), asisten 185 orang (18%) dan tenaga pengajar 46 orang (5%). Angka
tersebut diyakini akan terus naik dengan terobosan SIMPAKDOS untuk memudahkan
dan mempercepat proses kenaikan pangkat bagi dosen.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012

80

Jumlah dosen tidak tetap relatif kecil jika dibandingkan dengan total jumlah
dosen tetap yang dimilki Unnes, yaitu hanya 74 orang. Artinya Unnes tidak
menggantungkan diri dalam proses pembelajaran dan kegiatan akademik lainnya pada
dosen dari luar Unnes. Jumlah tersebut digunakan untuk menutup kekurangan dosen
Unnes agar komposisi beban pekerjaannya seimbang dalam tri dharma perguruan
tinggi. Angka tersebut merupakan dosen pramubhakti yang diambil dari lulusan terbaik
Unnes. Kebijakan ini merupakan terobosan untuk mempertahankan lulusan terbaik
Unnes agar berkarya di Unnes. Dosen pramubhakti ini selanjutnya bersama dengan
dosen muda diberi fasilitasi pelatihan bahasa asing untuk dapat melanjutkan studi S2
di luar negeri. Selanjutnya dosen pramubhakti ini terus dibina

sebagai bentuk

kaderisasi internal sesuai karakter dan budaya keilmuan khas yang dikembangkan
Unnes.
c.

Rasio Dosen Mahasiswa


Rasio dosen dan mahasiswa yang dimiliki Unnes secara keseluruhan selama

tiga tahuan terakhir menunjukkan rasio yang ideal, yaitu kurang dari 1: 30 sebagai
standar yang ditetapkan. Tahun 2012 rasio dosen dan mahasiswa menunjukkan
kenaikan, yaitu 1 : 28. Hal ini terjadi akibat semakin bertambahnya jumlah mahasiswa
di satu sisi, sementara tidak diikuti dengan bertambahnya jumlah dosen.
Tabel 4.1 Rasio Dosen dan Mahasiswa
Tahun

Dosen

Mahasiswa

Rasio

2012

1003

28.455

1 : 28

2011

990

26.331

1 : 26

2010

997

27.531

1 : 27

Ke depan, perlu penambahan dosen dilakukan mengingat jumlah dosen yang


semakin berkurang karena ada yang pensiun dan meninggal, agar rasio ideal tersebut
tetap bisa dicapai oleh Unnes.
d.

Pustakawan dan Kualifikasinya


Dari data yang ada menunjukkan bahwa pustakawan yang dimiliki Unnes

sebanyak 24 orang dengan kualifikasi sebanyak 54% berpendidikan S1, 38%


berpendidikan D3, dan 17% berpendidikan D2.
Meskipun kebanyakan mereka berpendidikan S1, namun perlu untuk memberi
kesepatan kepada mereka untuk meningkatkan kualifikasi pendidikannya, agar
keahlian dan pengetahuan mereka meningkat. Hal ini mengingat bahwa mereka
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012

81

melayani mahasiswa dan dosen yang, baik D3, S1, S2 maupun S3 yang mempunyai
kemampuan keilmuan tinggi.
e. Laboran, Teknisi, Analis, Operator, Programmer dan Tenaga Administrasi
Tenaga laboran/teknisi/analis/operator/programer yang dimiliki Unnes sebanyak
90 orang dimana 51% diantaranya berpendidikan S1. Hal tersebut merupakan prestasi
yang bagus, mengingat Laboran, Teknisi, Analis, Operator, dan Programmer memiliki
peranan besar terutama dalam bidang akademik. Namun sangat disadari bahwa
jumlah tersebut belum seimbang dibandingkan dengan jumlah prodi yang ada di Unnes
yaitu 69 prodi. Unnes telah berupaya keras untuk menambah jumlah Laboran, Teknisi,
Analis, Operator, dan Programmer dengan mengusulkan untuk membuka formasi
tenaga tersebut setiap tahunnya. Namun jumlah yang diusulkan tersebut tidak selalu
disetujui. Sehingga guna memenuhi kekurangan tenaga, diambilkan dari tenaga
pramubhakti yang memiliki kompetensi tidak berbeda dengan pegawai tetap.
Berdasarkan
tersebut

diketahui

grafik
bahwa

jumlah tenaga kependidikan


dengan kualifikasi akademik
SMA/SMK

masih

mendominasi. Oleh karena


itu

peningkatan

pendidikan

kualifikasi
tenaga

kependidikan ini masih perlu


dilakukan

untuk

meningkatkan kompetensi dan wawasan mereka. Unnes memberikan kemudahan dan


fasilitas kepada Tenaga Kependidikan untuk studi lanjut dengan mengikuti seleksi
Beasiswa yang diadakan oleh Kementerian dan Institusi lain penyelenggara Beasiswa,
Unnes sendiri juga memberikan dukungan finansial kepada tenaga kependidikan
sebagai wujud komitmen continous improvement dalam peningkatan kualitas SDM.
Sementara itu jumlah tenaga administrasi Unnes adalah 644 orang yang tersebar
secara proporsional diseluruh unit kerja.
Data di atas menunjukkan bahwa jumlah sumberdaya manusia tenaga
administrasi sudah cukup baik. Namun masih dibutuhkan percepatan peningkatan
kualitas SDM untuk dapat mengemban Visi dan Misi Unnes ke depan. Namun
demikian Unnes masih terus berupaya memberikan layanan administrasi yang lebih
baik. Untuk mempercepat layanan yang diberikan, keakuratan data yang diakses, dan
kemudahan penggunaan, maka Unnes telah mengembangkan sistem administrasi
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012

82

kearsipan yang terhubung secara online dengan semua komputer karyawan bagian
administrasi. Cross check dokumen, pemanggilan dokumen yang dibutuhkan,
penyimpanan dokumen, sortir surat berdasarkan kata kunci tertentu, pelacakan surat
sampai di mana prosesnya, bentuk rekomendasi yang diberikan pejabat dalam surat,
dan sebagainya akan dengan mudah dilakukan.
f. Persentase Laboran/Teknisi/Analis/Operator/Programmer
Sertifikat Kompetensi

yang

Memiliki

Perlu diketahui bahwa dari 90 orang tersebut, jumlah Laboran, Teknisi, Analis,
Operator, dan Programmer yang memiliki sertifikat sebanyak 71 orang (79%). Kinerja
mereka sangat handal dalam menjalankan tugas. Sebagai contoh untuk menunjukkan
kinerja yang bagus tersebut, bahwa semua sistem informasi yang dikembangkan di
Unnes yang jumlahnya tidak kurang dari 10 sistem informasi, semuanya dibangun dan
dikembangkan sendiri oleh para programmer yang ada. Semua permasalahan
menyangkut IT, jaringan, listrik juga cukup bisa ditangani oleh para teknisi yang ada.
Demikian pula aktifitas laboratorium yang sedemikian padat untuk mendukung proses
pembelajaran dan penelitian dapat di-handle oleh para laboran yang setiap saat siap
mensupport aktifitas yang menggunakan laboratorium.
Namun demikian masih perlu adanya peningkatan jumlah dan kualitas agar
bisa memberikan layanan yang lebih optimal kepada para pengguna ke depan,
mengingat jumlah pengguna layanan (mahasiswa, dosen, karyawan, pihak eksternal)
terus mengalami kenaikan dari waktu ke waktu.
D.4. Karya akademik dosen (hasil penelitian, karya lainnya)
Kebijakan persyaratan tentang angka kredit untuk kenaikan pangkat dan
sekaligus tumbuhnya budaya akademik yang sehat di kalangan dosen mendorong
semakin meningkatnya karya-karya ilmiah sebagai produk kegiatan penelitian dan
pengabdian. Langkah pemberian insentif berupa penghargaan pada dosen yang
menghasilkan karya ilmiah / publikasi pada jurnal international dan dukungan
universitas dalam hal pendanaan dan komitmen lain ikut mendorong tumbuhnya
prioduktivitas ilmiah dalam bentuk karya ilmiah. Keberadaan karya-karya publikasi
dosen pada tingkat nasional maupun internasional yang meningkat dari waktu ke
waktu semakin memperkuat citra kualitas Unnes dalam penyelenggaraan kegiatan
akademik. Keunggulan ini perlu terus ditingkatkan dan disinkronkan dengan
manajemen sumber daya manusia sehingga akan dapat terbangun iklim meritokrasi
akademik yang sehat. Penghargaan atas karya ilmiah dosen dalam berbagai bentuk
perlu ditingkatkan sehingga semakin mendorong produktivitas karya ilmiah dalam
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012

83

forum yang semakin bergengsi di tingkat internasional. Sehingga kedepan diharapkan


mampu memberikan dorongan lebih besar pada jumlah dan kualitas penelitian maupun
produktivitas ilmiah dosen, sehingga diharapkan kedepan menjadi salah satu pilar
kekuatan universitas.
Jumlah karya ilmiah buku yang diterbitkan terus tumbuh dari waktu ke waktu
dan menjadi salah satu kekuatan baru dan sekaligus berperan sebagai media promosi
Unnes ke masyarakat. Bahkan beberapa buku karya dosen Unnes dipakai secara
nasional. Program penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat salah satunya
juga diarahkan untuk menghasilkan buku. Program ini semakin nyata dengan adanya
dukungan finansial bagi dosen penulis buku serta fasilitasi review oleh pakar. Program
ini semakin nyata dengan dimasukkannya program peningkatan kompetensi akademik
dan profesional dosen dalam sasaran utama renstra (SU 11)

D.5. Peraturan kerja dan kode etik


Kualitas sumber daya manusia secara komprehensif tidak hanya terdapat pada
aspek kualitas profesional saja, tetapi juga kualitas moral dan emosional. Dosen dan
karyawan yang jujur, bermoral, dan beretika sangat dibutuhkan untuk pengembangan
lembaga dan pemberilan layanan yang optimal kepada para pemangku kepentingan.
Unnes memiliki komitmen yang tinggi dalam rangka mewujudkan kualitas sumber daya
manusia yang bermoral dan beretika. Peraturan Rektor Unnes Nomor 92/0/2005
secara tegas telah memberi aturan mengenai tata tertib dan etika kehidupan kampus
Universitas Negeri Semarang11. Aturan ini merupakan pedoman perilaku bagi seluruh
civitas akademika Unnes, baik dosen, tenaga administrasi, maupun para mahasiswa.
Peraturan Rektor tersebut telah tersosialisasi dengan baik melalui berbagai media baik
cetak maupun elektronik (melalui website unnes) maupun pertemuan-pertemuan
khusus yang diadakan pada setiap satuan kerja / fakultas.
Guna mendukung implementasi tata aturan yang terkait dengan etika dosen,
Unnes memiliki dua elemen pendukung, yaitu Komite Etilk yang berada di Senat
Universitas dan Tim Bina Aparatur (Tim Binap). Komite Etik merupakan alat
kelengkapan Unnes untuk menegakkan etika akademik dosen. Komite ini antara lain
bertanggung jawab menangani dan memberikan rekomendasi kepada Rektor melalui
Senat dalam hal terjadi dugaan plagiarisme. Tim Binap merupakan alat kelengkapan
Unnes dalam penegakan etika dan disiplin pegawai. Tim ini secara ex-officio diketuai
oleh Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum. Tim ini bertanggung jawab untuk
membina dan menangani serta memberikan rekomendasi kepada Rektor dalam hal
11

Lampiran D5 : Dokumen tentang aturan etika dosen

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012

84

terjadi pelanggaran disiplin dan aturan dan atau kasus yang dapat mempengaruhi
kinerja pegawai, baik oleh dosen atau tenaga kependidikan.
D.6. Pengembangan staf
Dalam rangka meningkatkan kualifikasi dan kompetensi tenaga kependidikan
antara lain dilakukan melalui program pendidikan dan pelatihan sesuai dengan
kemampuan yang bersangkutan dan kebutuhan unit kerja masing-masing. Program
pendidikan dan pelatihan mengacu pada standar kompetensi sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Pendidikan dan pelatihan dilakukan secara berjenjang sesuai dengan
bidang tugas yang dilakukan. Peningkatan kompetensi Tenaga Kependidikan
dilaksanakan juga melalui studi banding dalam upaya menambah pengalaman dan
memperbandingan dengan unit kerja di luar Unnes diharapkan akan menghasilkan
formulasi baru dalam penyempurnaan budaya kerja.
Pengembangan staf ini juga merupakan sasaran utama yang akan dicapai
sebagaimana telah tertuang dalam renstra Unnes 2010 -2014 yaitu Peningkatan
kompetensi tenaga kependidikan dalam memberikan layanan melalui beberapa
program berikut:
1)

Program pengelolaan SDM sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalisme;

2)

Fasilitasi peningkatan kompetensi fungsional tenaga kependidikan;

3)

Fasilitasi studi lanjut tenaga kependidikan.

D.7. Keberlanjutan pengadaan dan pemanfaatannya


Keberlanjutan pengadaan dosen di Unnes terus dilaksanakan dengan mengacu
pada rasio dosen dan mahasiswa hingga tercapai angka ideal. Untuk memenuhi
kekurangan tenaga pengajar agar mencapai beban kerja proporsional dalam tri
dharma perguruan tinggi dilakukan perekrutan dosen pramubhakti. Sedangkan
pengadaan tenaga kependidikan terus diupayakan sesuai analisis kebutuhan unit
kerja. Sedangkan pemanfaatannya secara optimal dalam rangka pencapaian sasaran
mutu lembaga.
D.8. Deskripsi SWOT Komponen D
a. Kekuatan
1.

Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang meliputi perencanaan, rekrutmen,


seleksi, orientasi dan penempatan pegawai, pengembangan karir, remunerasi,
penghargaan, sanksi, dan pemberhentian pegawai diatur dalam peraturan yang
dilengkapi dengan SOP.

2.

Dosen dengan jabatan Lektor ke atas lebih dari 77%.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012

85

3.

Dosen tetap dengan kualifikasi S2 dan S3 sebesar 92%.

4.

Dosen tetap tersertifikasi sebanyak 60%.

5.

Penilaian internal kinerja dosen dan karyawan dilakukan tiap semester.

6.

Tersedia sistem informasi kepegawaian (SIMPEG)

7.

Tersedia sistem informasi kinerja dosen (SIMPAKDOS)

8.

Tersedia sistem penilaian kinerja karyawan.

9.

Output kompetensi dosen berupa hasil penelitian dan pengabdian masyarakat


dosen.

10. Motivasi dosen untuk studi lanjut dan mengembangkan kompetensi.


11. Dana dan fasilitasi administratif bagi dosen untuk studi lanjut, penulisan tesis,
disertasi, dan buku.
12. Dana dan fasilitasi pelatihan dan pengembangan bagi tenaga kependidikan.
13. Fasilitasi dosen untuk penelitian, pengabdian masyarakat dan publikasi karya
ilmiah.
14. Fasilitasi perolehan sertifikasi pendidik profesional.
15. Keberlanjutan pengembangan regulasi dan evaluasi pengelolaan SDM.
16. Fasilitasi peer-review bagi calon guru besar

b. Kelemahan
1.

Kualifikasi pendidikan dosen masih belum terpenuhi di sejumlah program studi.

2.

Kualifikasi laboran belum semua bersertifikasi.

3.

Kuantitas dan kualitas hasil penelitian yang published di jurnal terakreditasi dan
internasional minim.

4.

Kuantitas dan kualitas buku dosen yang diterbitkan dan didistribusikan secara
nasional masih rendah.

5.

Stimulus finansial dan non finansial bagi penerbitan buku karya dosen rendah.

6.

Jumlah dosen yang studi lanjut ke luar negeri masih terbatas.

7.

Kerjasama peningkatan kualitas dosen dengan institusi lain terbatas.

8.

Kualifikasi pendidikan dan kemampuan pengelolaan layanan tenaga kependidikan


rendah.

9.

Pendidikan, pelatihan, training peningkatan profesionalitas tenaga kependidikan


terbatas.

10. Profesionalitas dosen belum maksimal.


11. Dosen dengan pendidikan S3 masih belum banyak.

c. Peluang
1.

Program remunerasi pegawai dari pemerintah.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012

86

2.

Program sertifikasi dosen.

3.

Program hibah penelitian, pengabdian masyarakat, dan penulisan buku teks


tingkat nasional.

4.

Insentif dari Kementerian untuk karya ilmiah yang dipresentasikan dan published
di jurnal internasional.

5.

Kerjasama penerbitan dan pengelolan jurnal dengan perguruan tinggi asing.

6.

Peningkatan kompetensi dosen melalui joint research.

7.

Tawaran beasiswa dan program sandwich dari berbagai perguruan tinggi.

8.

Kerjasama pengembangan dosen dengan perguruan tinggi asing.

9.

Kerjasama pengembangan kompetensi tenaga kependidikan dengan institusi


terkait.

10. Program dosen dan karyawan teladan dari Kementerian.


11. Perolehan sertifikasi standar mutu pengelolaan dan layanan prima.
12. Kerjasama penerbitan buku karya dosen.
13. Perolehan tunjangan guru besar.

d. Ancaman
1. Semua kebijakan Dikti didasarkan pada PDPT.
2. Kesulitan mendapatkan sertifikasi standar mutu pengelolaan dan layanan prima
3. Peraturan penghentian tunjangan guru besar yang tidak memenuhi ketentuan
pemerintah.
4. Persyaratan dan proses menjadi guru besar semakin berat dan ketat.
5. Ketentuan pendidikan minimal dosen S1 harus S2 pada tahun 2014.
6. Terbatasnya jumlah dan frekuensi terbit jurnal terakreditasi
7. Sulit dan lamanya proses publikasi artikel dosen dalam jurnal terakreditasi dan
internasional.
8. Dana beasiswa BPPS penerimaannya sering terlambat.
9. Aturan pelarangan menggunakan tenaga outsourcing.
Tabel 4.2 Analisis SWOT Komponen D
Kekuatan (S)
1.

Pengelolaan Sumber Daya Manusia


yang meliputi perencanaan,
rekrutmen, seleksi, orientasi dan
penempatan pegawai,
pengembangan karir, remunerasi,
penghargaan, sanksi, dan
pemberhentian pegawai diatur dalam
peraturan yang dilengkapi dengan

Kelemahan (W)
1.

2.
3.

Kualifikasi
pendidikan
dosen
masih
belum
terpenuhi
di
sejumlah program studi.
Kualifikasi laboran belum semua
bersertifikasi.
Kuantitas dan kualitas
hasil
penelitian yang published di jurnal
terakreditasi dan internasional

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012

87

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

10.
11.

12.

13.

14.
15.

16.

SOP.
Dosen dengan jabatan Lektor ke atas
lebih dari 77%.
Dosen tetap dengan kualifikasi S2
dan S3 sebesar 92%.
Dosen tetap tersertifikasi sebanyak
60%.
Penilaian internal kinerja dosen dan
karyawan dilakukan tiap semester.
Tersedia sistem informasi
kepegawaian (SIMPEG)
Tersedia sistem informasi kinerja
dosen (SIMPAKDOS)
Tersedia sistem penilaian kinerja
karyawan.
Output kompetensi dosen berupa
hasil penelitian dan pengabdian
masyarakat dosen.
Motivasi dosen untuk studi lanjut dan
mengembangkan kompetensi.
Dana dan fasilitasi administratif bagi
dosen untuk studi lanjut, penulisan
tesis, disertasi, dan buku.
Dana dan fasilitasi pelatihan dan
pengembangan bagi tenaga
kependidikan.
Fasilitasi dosen untuk penelitian,
pengabdian masyarakat dan publikasi
karya ilmiah.
Fasilitasi perolehan sertifikasi
pendidik profesional.
Keberlanjutan pengembangan
regulasi dan evaluasi pengelolaan
SDM.
Fasilitasi peer-review bagi calon guru
besar
Peluang (O)

1.
2.
3.

4.

5.
6.
7.

Program remunerasi pegawai dari


pemerintah.
Program sertifikasi dosen.
Program hibah penelitian, pengabdian
masyarakat, dan penulisan buku teks
tingkat nasional.
Insentif dari Kementerian untuk karya
ilmiah yang dipresentasikan dan
published di jurnal internasional.
Kerjasama penerbitan dan pengelolan
jurnal dengan perguruan tinggi asing.
Peningkatan
kompetensi
dosen
melalui joint research.
Tawaran beasiswa dan program
sandwich dari berbagai perguruan
tinggi.

minim.
4. Kuantitas dan kualitas buku
dosen yang diterbitkan dan
didistribusikan secara nasional
masih rendah.
5. Stimulus finansial dan non
finansial bagi penerbitan buku
karya dosen rendah.
6. Jumlah dosen yang studi lanjut ke
luar negeri masih terbatas.
7. Kerjasama peningkatan kualitas
dosen dengan institusi lain
terbatas.
8. Kualifikasi
pendidikan
dan
kemampuan pengelolaan layanan
tenaga kependidikan rendah.
9. Pendidikan, pelatihan, training
peningkatan
profesionalitas
tenaga kependidikan terbatas.
10. Profesionalitas
dosen
belum
maksimal.
11. Dosen dengan pendidikan S3
masih belum banyak.

Ancaman (T)
1. Semua
kebijakan
Dikti
didasarkan pada PDPT.
2. Kesulitan mendapatkan sertifikasi
standar mutu pengelolaan dan
layanan prima
3. Peraturan penghentian tunjangan
guru besar yang tidak memenuhi
ketentuan pemerintah.
4. Persyaratan dan proses menjadi
guru besar semakin berat dan
ketat.
5. Ketentuan pendidikan minimal
dosen S1 harus S2 pada tahun
2014.
6. Terbatasnya
jumlah
dan
frekuensi
terbit
jurnal

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012

88

8.
9.

10.
11.
12.
13.

Kerjasama pengembangan dosen


dengan perguruan tinggi asing.
Kerjasama
pengembangan
kompetensi tenaga kependidikan
dengan institusi terkait.
Program dosen dan karyawan teladan
dari Kementerian.
Perolehan sertifikasi standar mutu
pengelolaan dan layanan prima.
Kerjasama penerbitan buku karya
dosen.
Perolehan tunjangan guru besar.

terakreditasi
7. Sulit
dan
lamanya
proses
publikasi artikel dosen dalam
jurnal
terakreditasi
dan
internasional.
8. Dana
beasiswa
BPPS
penerimaannya sering terlambat.
9. Aturan pelarangan menggunakan
tenaga outsourcing.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Unnes 2012

89

KOMPONEN E: KURIKULUM, PEMBELAJARAN, DAN SUASANA AKADEMIK


E.1. Kesesuaian dengan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran.
Universitas Negeri Semarang sebagai institusi perguruan tinggi negeri
bertanggungjawab dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas. Sebagai target
pencapaian mutu lulusan, seluruh prodi telah membuat standar kompetensi lulusan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi efektifitas institusi untuk menghasilkan lulusan
yang sesuai dengan standar kompetensi antara lain kualitas input mahasiswa, kualitas
proses pembelajaran dan kualitas sarana dan prasana pendukung. Berkaitan dengan
hal tersebut, Unnes telah menentukan secara baku berupa standar kualitas input calon
mahasiswa, kualitas pembelajaran, dan standar sarana dan prasarana.
Untuk terjaminnya kualitas dari ketiga faktor tersebut di atas, perlu dirumuskan
prosedur dari setiap kegiatan yang berkaitan dengan ketiga standar tersebut di atas
serta memperoleh dukunganatau komitmen pimpinan untuk melaksanakan prosedur
tersebut.
Proses

penjaminan

mutu

pembelajaran

dilakukan

melalui

pengaturan

perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pembelajaran. Perencanaan


pembelajaran diawali dengan penyusunan kurikulum penyusunan silabus, penyusunan
Satuan Acara Perkuliahan (SAP), penyusunan bahan ajar dan kontrak kuliah.
Dalam mengembangkan kurikulum, Unnes mendasarkan pada visi, misi, tujuan
dan sasaran serta mengakomodir masukan dari stakeholders. Satu sebutan yang
melekat pada Unnes adalah universitas konservasi. Sebutan ini dikuatkan dengan visi
Unnes menjadi universitas konservasi bertarafinternasional yang sehat, unggul, dan
sejahtera pada tahun 2020. Visi Unnes untuk menjadi universitas konservasi ini sangat
tepat. Hal ini dapat ditunjukkan dari kejadian masyarakat yang memproduksi suatu
produk tanpa mempertimbangkan dampak serta kelestariannya, masyarakat yang lebih
suka menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah kecil dan pencurian
budaya Indonesia oleh pihak asing. Kegiatan-kegiatan ini dapat diminimalisasi dengan
pendidikan yang memberikan visi untuk selalu melakukan konservasi alam, konservasi
moral dan konservasi budaya.
Untuk mewujudkan visi tersebut, Unnes telah membentuk beberapa mata
kuliah yang wajib diimplementasikan oleh seluruh prodi yang ada di Unnes. Berapa
mata kuliah yang sejalan dengan visi Unnes sebagai universitas konservasi adalah:

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

90

Tabel 5.1 Kesesuaian Mata Kuliah dengan Visi


Mata Kuliah

Jumlah SKS

Kesesuaian Visi

Pendidikan Lingkungan Hidup

Konservasi Lingkungan

Pendidikan Agama

Pendidikan Pancasila

Bahasa Indonesia

Konservasi Moral
Konservasi Budaya

Selain matakuliah-matakuliah tersebut muatan pendidikan karakter juga wajib


terimplementasi secara terintegrasi dalam matakuliah-matakuliah lain prodi. Terencana
dalam kurikulum, silabus, kontrak kuliah, SAP dan menjadi tagihan dalam penilaian
pembelajaran.Mata kuliah yang sejalan dengan pengimpelementasian visi, misi, tujuan
dan strategi ini akan selalu dikembangkan. Hal ini dimungkinkan karena kurikulum
Unnes memiliki sifat dinamis. Kurikulum Unnes akan selalu direview kembali secara
rutin selama empat tahun. Hasil review ini akan dilakukan penggantian atau perevisian
kurikulum yang telah terlaksana secara rutin empat tahunan.

E.2. Relevansi dengan Tuntutan dan Kebutuhan Stakeholders.


Kurikulum Unnes memiliki sifat dinamis. Artinya, secara periodik, kurikulum
yang selama ini diadopsi akan dievaluasi dan dikembangkan kurikulum yang baru.
Dalam penyusunan kurikulum ini, Unnes telah mengembangkan pedoman yaitu
Prosedur Mutu Akademik nomor 4 tentang Penyusunan Kurikulum. Prosedur
penyusunan kurikum berdasarkan PM-AKD-04 adalah sebagai berikut:

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

91

Gambar 5.2 Prosedur Penyusunan Kurikulum

Berdasarkan gambar tersebut di atas, terlihat bahwa salah satu sumber


informasi yang diperlukan dalam penyusunan kurikulum adalah masukan dari
masyarakat pengguna (stakeholders). Informasi ini diperlukan agar kurikulum menjadi
pedoman dalam mengembangkan mahasiswa sesuai dengan skill yang dibutuhkan
pasar. Tingkat kesesuaian kurikulum dengan skill yang dibutuhkan pasar merupakan
faktor utama dalam meningkatkan daya serap lulusan didunia kerja.
Relevansi dengan tuntutan dan kebutuhan stakeholder dapat dilihat dari hasil
butir-butir tracer study (Laporan Tracer Study) sebagai berikut :
Hubungan antara bidang studi dengan pekerjaannya adalah sangat erat (62,5%)
Pekerjaan yang sekarang sudah sesuai dengan latar belakang pendidikannya
(62,3%)
Penguasaan bahasa asing dan kontribusi Unnes dalam penguasaannya (mayoritas
responden menjawab cukup)

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

92

E.3. Struktur dan Isi Kurikulum (Keluasan, Kedalaman, Koherensi, Penataan/


Organisasi)
Kurikulum Unnes tersusun atas Kurikulum Inti dan Kurikulum Institusional.
Kurikulum Inti adalah bagian dari kurikulum pendidikan tinggi yang berlaku secara
nasional untuk setiap program studi yang memuat: tujuan pendidikan, isi pengetahuan,
dan kemampuan minimal yang harus dicapai oleh mahasiswa dalam menyelesaikan
suatu program studi. Kurikulum Institusional adalah sejumlah bahan kajian dan
pelajaran dari pendidikan tinggi yang disusun sebagai tambahan dari kelompok ilmu
dalam kurikulum inti disesuaikan dengan keadaan, perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta kebutuhan yang menjadi ciri khas fakultas dan program studi di
lingkungan Unnes.
Komponen

kurikulum

Unnes

tersusun

atas

kelompok

Matakuliah

Pengembangan Kepribadian (MPK), Matakuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK),


Matakuliah Keahlian Berkarya

(MKB), Matakuliah Perilaku Berkarya (MPB), dan

Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB)


Penataan isi kurikulum didalam kelembagaan (universitas, fakultas dan
program studi) terlihat dari penetapan status mata kuliah Unnes menjadi : (1) mata
kuliah wajib universitas; (2) mata kuliah wajib fakultas; (3) mata kuliah wajib program
studi/bagian; dan (4) mata kuliah pilihan program studi/bagian. Mata kuliah wajib
universitas merupakan mata kuliah yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa Unnes.
Mata kuliah wajib fakultas merupakan mata kuliah yang wajib diikuti oleh mahasiswa
fakultas yang bersangkutan. Mata kuliah wajib program studi atau bagian merupakan
mata kuliah yang

wajib diikuti oleh mahasiswa seluruh prodi/bagian yang

bersangkutan. Beberapa mata kuliah wajib universitas adalah:


a. Mata kuliah wajib universitas untuk mahasiswa program studi jenjang Diploma
terdiri atas:
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Pancasila
3. Pendidikan Kewarganegaraan
4. Pendidikan Lingkungan Hidup
5. Bahasa Indonesia
6. Bahasa Inggris
7. Teknologi Informasi dan Komunikasi, kecuali pada program studi Statistik
Terapan dan Komputasi serta program studi Teknik Elektronika
8. Praktik Kerja Lapangan (PKL)
9. Tugas Akhir (TA)

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

93

b. Mata kuliah wajib universitas untuk mahasiswa program studi jenjangSarjana terdiri
atas:
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Pancasila
3. Pendidikan Kewarganegaraan
4. Bahasa Indonesia, kecuali pada program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia serta program studi Sastra Indonesia
5. Bahasa Inggris, kecuali pada program studi Pendidikan Bahasa Inggris dan
program studi Sastra Inggris
6. Statistika
7. Teknologi Informasi dan Komunikasi, kecuali pada semua program studi di
FMIPA, program studi PTIK, program studi Pendidikan Teknik Elektro, serta
program studi Teknologi Pendidikan.
8. Pendidikan Lingkungan Hidup
9. Kuliah Kerja Nyata
10. Skripsi
c.

Mata kuliah wajib universitas tambahan untuk mahasiswa program studi


kependidikan terdiri atas:
1. Pengantar Ilmu Pendidikan.
2. Psikologi Pendidikan.
3. Manajemen Sekolah.
4. Bimbingan dan Konseling.
5. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)

d.

Mata kuliah wajib universitas tambahan untuk mahasiswa program studi nonkependidikan jenjang Sarjana adalah Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Berdasarkan berbedaan status mata kuliah tersebut di atas, maka isi
kurikulum yang diimplementasikan oleh sebuah prodi dapat digambarkan sebagai
berikut:

Kurikulum Prodi
Mata KuliahWajib
Universitas
(Mata Kuliah Khas
Universitas)

Mata KuliahWajib
Fakultas
(Mata Kuliah Khas
Fakultas)

Mata KuliahWajib
Prodi
Mata KuliahPilihan
Prodi

Gambar 5.3 Komponen Kurikulum Berdasarkan Status Mata Kuliah

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

94

E.4. Derajat Integrasi Materi Pembelajaran (Intra dan Antar Disiplin Ilmu)
Derajat integrasi materi antar mata kuliah diatur melalui penentuan mata kuliah
prasyarat atas pengambilan mata kuliah tertentu. Cakupan materi yang terlalu luas
pada satu obyek mata kuliah, memungkinkan prodi untuk menjadikannya lebih dari
satu mata kuliah. Dengan demikian, mata kuliah tersebut merupakan mata kuliah
berurutan yang mana mahasiswa yang akan menempuh mata kuliah kedua, harus
lulus terlebih dahulu mata kuliah pertama. Penentuan mata kuliah prasyarat juga dapat
dilakukan antar jenis mata kuliah yang berbeda. Hal ini terjadi karena cakupan materi
atas mata kuliah tertentu merupakan materi dasar/pengantar (basic knowledge) bagi
mata kuliah yang lainnya.
Untuk menunjang pelaksanaan ujian prasyarat ini, penentuan mata kuliah tiap
semester harus memperhatikan apakah mata kuliah tertentu merupakan mata kuliah
prasyarat atau tidak. Jika mata kuliah tertentu merupakan mata kuliah prasyarat atas
mata kuliah lainnya, maka mata kuliah yang menjadi syarat harus diletakkan pada
minimal satu semester sebelum mata kuliah prasyarat. Namun jika mata kuliah tertentu
bukan merupakan mata kuliah prasyarat, maka mata kuliah tersebut dapat diletakkan
disembarang semester.
Operasionalisasi sistem mata kuliah prasyarat dapat terlihat pada gambar
berikut ini.
Semester I
Mata Kuliah Prasyarat
atas MK Akuntansi
Menengah I dan
Akuntansi Biaya

MK Pengantar
Akuntansi

Semester II
MK Akuntansi
Menengah I

MK Akuntansi
Biaya

Semester III
MK Akuntansi
Menengah II
a

Mata Kuliah Prasyarat


atas MK Akuntansi
Menengah II

* Contoh pada prodi akuntansi


Gambar 5.4 Operasionalisasi Mata Kuliah Prasyarat*

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

95

E.5. Kurikulum Lokal yang Sesuai Dengan Kebutuhan Masyarakat Terdekat dan
Kepentingan Internal Lembaga
Pengembangan kurikulum di Unnes memadukan antara kurikulum inti dan
institusional.Kurikulum inti merupakan kurikulum perguruan tinggi yang berlaku secara
nasional (kurikulum nasional).Sedangkan kurikulum institusionalmerupakan bahan
kajian dan pelajaran dari pendidikan tinggi yang disusun sebagai tambahan dari
kelompok ilmu dalam kurikulum inti disesuaikan dengan keadaan, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan yang menjadi ciri khas fakultas dan
program studi di lingkungan Unnes.Dengan kata lain, kurikulum institusional terdiri dari
komponen kurikulum lembaga dan lokal.
Kurikulum nasional dan lokal dibentuk melaluimasukan pengguna lulusan, dan
stakeholders.Sedangkan mata kuliah untuk kepentingan internal lembaga diberikan
kepada

mahasiswa

sebagai

keahlian

khas

Unnes

dengan

memperhatikan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemberian keahlian khas ini


dimaksudkan agar lulusan memiliki keahlian khas (berbeda dari lulusan universitas
lain) dan merupakan ciri dari lulusan Unnes.
E.6. Mata Kuliah Pilihan yang Merujuk pada Harapan/Kebutuhan Mahasiswa
Secara Individual/Kelompok Mahasiswa Tertentu
Berdasarkan jenis status mata kuliah, Unnes juga membentuk mata kuliah
pilihan.Penentuan mata kuliah ini didasarkan pada kebutuhan mahasiswa untuk
menambah

kemampuan

dan

keahlian

mereka

dalam

menghadapi

dunia

kerja.Penentuan mata kuliah dan bobot SKS dilakukan pada saat penyusunan
kurikulum.
Selain melalui penawaran mata kuliah pilihan, mahasiswa juga dapat
memberikan

masukan

terhadap

silabus

atas

suatu

mata

kuliah

yang

diikuti.Kesempatan ini dapat dilakukan oleh mahasiswa pada setiap pertemuan awal
perkuliahan. Pada pertemuan awal perkuliahan, dosen pengampu mata kuliah akan
membicarakan kontrak kuliah yang isinya salah satunya silabus. Jika terdapat
masukan dari mahasiswa, maka doen akan memasukkannya ke dalam kontrak.
Akhirnya kontrak yang telah disepati harus ditandatangani oleh dosen dan perwakilan
mahasiswa dan dijadikan sebagai pedoman dosen dalam melakukan proses belajar
mengajar.
Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa pengembangan kurikulum juga
memperhatikan

masukan,

harapan/kebutuhan

mahasiswa.Kebijakan

ini

akan

berdampak pada kualitas pembelajaran melalui peningkatan minat mahasiswa untuk


belajar suatu materi yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

96

E.7. Peluang Bagi Mahasiswa Untuk Mengembangkan Diri: Melanjutkan Studi,


Mengembangkan Pribadi, Memperoleh Pengetahuan Dan Pemahaman
Materi Khusus Sesuai Dengan Bidang Studinya, Mengembangkan
Keterampilan Yang Dapat Dialihkan (Transferable Skills), Terorientasikan
Ke Arah Karir, Dan Pemerolehan Pekerjaan
Kebijakan pengembangan kurikulum dengan mengakomodir kurikulum muatan
nasional, dan lokal memberikan ruang gerak yang lebih luas bagi lulusan untuk
mengembangkan diri.Muatan kurikulum nasional memberikan daya saing lulusan untuk
bekerja

dalam

instansi

tingkat

nasional.Sedangkan

muatan

kurikulum

lokal

memberikan keahlian kepada mahasiswa agar memiliki daya saing pada tingkat
lokal.Sehingga dapat disimpulkan bahwa lulusan Unnes memiliki daya saing ditingkat
nasional dan lokal.
E.8. Misi Pembelajaran
a.

Pengembangan/Pelatihan Kompetensi yang Diharapkan


Setelah kurikulum terbentuk, hal yang perlu dilakukan adalah penentuan

standar kompetensi oleh masing-masing mata kuliah.Standar kompetensi ini


disusun dengan menyesuaikan standar kompetensi lulusan. Penyusunan standar
kompetensi mata kuliah ini digunakan sebagai standar kompetensi yang harus ada
pada setiap mahasiswa setelah mahasiswa yang bersangkutan penempuh mata
kuliah tersebut.Standar kompetensi ini disusun melalui koordinasi diantara dosen
yang memiliki Kelompok Bidang Keahlian (KBK).Selain standar kompetensi, dosen
KBK juga harus merumuskan kompetensi dasar, indikator pencapaian standar
kompetensi, tujuan pembelajaran dan materi.
b.

Efisiensi Internal dan Eksternal


Proses

pembelajaran

dilakukan

melalui

perencanaan,

pelaksanaan,

monitoring dan evaluasi. Perencanaan pembelajaran diawali dengan penyusunan


kurikulum, penyusunan silabus, penyusunan Satuan Acara Perkuliahan (SAP),
penyusunan bahan ajar dan kontrak kuliah. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan
sesuai dengan kontrak kuliah yang telah disepakati oleh mahasiswa dengan dosen
pengampu.

Monitoring

dan

evaluasi

dapat

dilakukan

pada

saat

proses

pembelajaran berlangsung, dan saat perkuliahan selesai. Adapun pihak yang dapat
melakukan monitoring adalah pejabat jurusan, fakultas, Badan Penjaminan Mutu
(BPM) dan pejabat universitas. Berikut adalah gambar proses pembelajaran.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

97

Penyusunan
Silabus dan SAP

Penilaian

Pelaksanaan
Perkuliahan

Kontrak
Kuliah

Pelaporan Kegiatan
Perkuliahan

Penyusunan
Kurikulum

Monitoring dan Evaluasi Menyeluruh


Audit Mutu Internal (AMI)

Monitoring dan
Evaluasi

Gambar 5.4 Diagram Proses Pembelajaran

E.9. Mengajar
a. Kesesuaian Strategi dan Metode Dengan Tujuan
Unnes sangat menekankan kesesuaian antara strategi dan metode
pengajaran dengan tujuan.Kesesuaian ini dirumuskan pada saat dosen melakukan
penyusunan

silabus

dan

SAP

yang

dilakukan

bersama

dengan

dosen

KBK.Penekanan ini terbukukan dalam pedoman yang berupa Prosedur Mutu


Akademik nomor 5 dan 6 tentang Penyusunan Silabus dan SAP menyebutkan
bahwa proses penentuan strategi atau metode pembelajaran harus mengacu pada
tujuan mata kuliah. Berikut adalah gambar tentang format SAP yang harus disusun
oleh dosen sebelum perkuliahan dimulai.
Standar penyusunan SAP ini telah terimplementasi dengan baik.Pernyataan
ini sesuai dengan telah diperolehnya sertifikat ISO 9001:2008 dan IWA 2 yang salah
satu obyek penilaiannya adalah implementasi SAP dan realisasinya dalam
perkuliahan.Selain itu, kegiatan audit juga dilakukan secara internal oleh Badan
Penjaminan Mutu.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

98

Gambar 5.5 Format SAP

b.

Kesesuaian Materi Pembelajaran Dengan Tujuan Mata Kuliah.


Sama halnya dengan kesesuaian strategi dan metode terhadap tujuan mata

kuliah, namun juga kesesuaian antar materi pembelajaran dengan tujuan. Unnes
melalui standar penyusunan Silabus dan SAP (PM-AKD-05 dan 06) menekankan
bahwa setiap materi yang akan disampaikan dalam perkuliahan harus mengacu
pada tujuan mata kuliah.

c. Efisiensi dan Produktivitas


Unnes melalui panduan akademik tahun 2012 dan Prosedur Mutu Akademik
nomor 18 (PM-AKD-18) tentang Mengajar menjelaskan bahwa pelaksanaan
perkuliahan dalam satu semester adalah 16 kali pertemuan termasuk penilaian
(ujian tengah semester dan ujian akhir semester). Artinya, setiap perkuliahan yang
ada di Unnes dilaksanakan selama 16 kali pertemuan. Kebijakan ini diambil untuk

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

99

lebih mengefektifkan dan meningkatkan produktivitas pelaksanaan perkuliahan di


Unnes.
d. Struktur dan Rentang Kegiatan Mengajar
Rentang waktu perkuliahan di Unnes ditetapkan dalam panduan akademik.
Berdasarkan buku panduan akademik tahun 2012, pengaturan waktu perkuliahan
sebagai berikut:
1.

Untuk mata kuliah teori atau seminar, 1 sks terdiri atas 50 menit kegiatan tatap
muka, 60 menit kegiatan terstruktur, dan 60 menit kegiatan mandiri.

2.

Untuk mata kuliah praktik, 1 sks terdiri atas 2 sampai 4 X 50 menit kegiatan
tatap muka.

3.

Untuk mata kuliah praktik lapangan, 1 sks terdiri atas kegiatan selama 4 sampai
8 jam per minggu selama 1 semester. 1 sks kerja lapangan membutuhkan
waktu belajar di lapangan 1 x 16 x 4 jam atau 1 x 16 x 8 jam.

e. Penggunaan Teknologi Informasi


Keberadaan sarana dan prasana sangat menunjang efektifitas pelaksanaan
pembelajaran.Salah

satu

sarana

danprasana

adalah

teknologi

informasi.

Keberadaan akan pentingnya Unnes mengembangkan sistem informasi yang


handal ini melahirkan rencana strategis teknologi informasi dan komunikasi Unnes.
Komitmen pengembangan sistem informasi manajemen ini dimulai tahun 2005.
Beberapa tehnologi informasi yang berhasil dikembangkan oleh Unnes
sebagai penunjang kegiatan akademik antara lain:
1) Sistem Informasi Akademik Terpadu (Sikadu). Sistem informas ini merupakan
sistem utama mahasiswa dan dosen dalam melakukan kegiatan akademik.
Setiap mahasiswa, dosen dan tenaga pendidikan Unnes memiliki akses untuk
membuka Sikadu.

Gambar 5.6 Akademik.unnes.ac.id

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

100

Jika dihubungkan dengan proses perkuliahan yang diawali dari perencanaan,


pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi, terdapat beberapa fasilitas yang
disediakan oleh Sikadu dan mensupport kegiatan akademik, yaitu:
a) Setelah kurikulum disahkan oleh Dekan, maka akan diinput dalam menu
kurikulum. Selanjutnya, masing-masing mata kuliah yang ada, akan secara
otomatis menjadi mata kuliah yang ditawarkan pada saat awal semester.

Gambar 5.8 Tampilan Kurikulum Pada Sikadu


b)

Administrasi akademik mahasiswa. Kegiatan ini dilakukan agar mahasiswa


yang sebelumnya telah melakukan registrasi administratif dapat mengambil sks
pada mata kuliah yang ditawarkan oleh sistem. Registrasi akademik ini
dilakukan secara online melalui menu Sikadu mahasiswa yang bersangkutan.
Sistem administrasi akademik secara online ini juga lebih mengefektifkan
pengadministrasian pengambilan mata kuliah prasyarat.

Gambar 5.9 Tampilan Penawaran Mata Kuliah Pada Sikadu

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

101

c)

Sistem Monitoring Perkuliahan. Sistem ini dibentuk sebagai sarana dosen dalam
melaporkan setiap pertemuan perkuliahan yang telah dilakukan. Kehadiran
maupun ketidak hadiran salah satu mahasiswa yang telah diinput dalam sistem
iniakan secara otomatis menjadi informasi prosentase kehadiran setiap mata
kuliah yang sedang ditempuh pada semester berjalan pada menu Sikadu masingmasing mahasiswa yang bersangkutan. Pada akhir semester, prosentase
kehadiran mahasiswa ini juga mengakumulasi menjadi syarat mahasiswa
memngikuti ujian akhir semester. Sesuai dengan panduan akademik, syarat
kehadiran mahasiswa minimal 75% dari perkuliahan. Mahasiswa yang jumlah
kehadirannya dibawah 75%, secara sistemtidak bisa memperoleh nilai akhir.

Gambar 5.10 Tampilan Monitoring Perkuliahan Pada Sikadu

d)

E-Lena. E-Lena dibentuk untuk memberikan fasilitas kepada dosen dan


mahasiswa untuk melakukan proses perkuliahan secara online. Beberapa fasilitas
E-Lena yang dapat digunakan dosen adalah chatantar dosen dengan mahasiswa
penempuh mata kuliah tertentu, Pemberian materi perkuliahan, penugasan dan
pemberian ujian. Untuk pemberian ujian, E-Lena dapat langsung mengkoreksi
hasil pekerjaan mahasiswa dan melaporkan nilainya. Namun, pengkoreksian ujian
ini hanya dapat dilakukan jika soal ujian berupa multiple choice. Untuk
mengerjakan soal, seluruh mahasiswa harus membuka menu E-Lena dan sistem
secara jangka waktu tertentu (ditentukan oleh dosen) akan otomatis memunculkan
soal dan mahasiswa langsung mengerjakannya. Soal ujian oleh sistem langsung
diacak, sehingga masing-masing mahasiswa akan memperolehurutan soal yang
berbeda. Metode ini dilakukan untuk menghindari kecurangan mahasiswa dalam
mengerjakan soal. Berikut adalah tampilan sistem E-Lena.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

102

Gambar 5.11 Tampilan Sistem E-Lena

e)

Yudisium. Setelah ujian akhir semester berlangsung, dosen akan melakukan


penilaian. Hasil penilaian ini akan diinput oleh dosen dalam menu isi nilai mata
kuliah yang terdapat dalam Sikadu masing-masing dosen. Nilai yang telah diinput
menjadi masukan informasi yang ada pada menu yudisium pada Sikadu
mahasiswa masing-masing peserta kuliah. Menu yudisium ini mulai dapat dibuka
pada saat waktu yudisium.

Gambar 5.12 Tampilan Hasil Belajar Mahasiswa pada Sikadu

f) Evaluasi kinerja dosen dalam pembelajaran. Evaluasi ini diedarkan secara online
pada saat mahasiswa mengikuti yudisium. Pengisian angket ini merupakan
kewajiban bagi mahasiswa sebelum mereka membuka menu yudisium. Hasil dari
evaluasi akan dilaporkan oleh Badan Penjaminan Mutu kepada pihak terkait
sebagai bahan evaluasi. Bahkan hasil evaluasi ini sebagai salah satu bahan untuk
menentukan dosen berprestasi dalam pembelajaran. Berikut adalah nilai rata-rata
hasil pengukuran evaluasi kinerja dosen Unnes

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

103

Tabel 5.2
Hasil Evaluasi Kinerja Dosen Semester Gasal Tahun 2011/2012
dan Genap 2011/2012
Fakultas
FIP
FBS
FIS
FMIPA
FT
FIK
FE
FH
Unnes
g)

Gasal 2011/2012
3.66
3.64
3.59
3.77
3.50
3.65
3.61
3.60
3.63

Genap 2011/2012
3.63
3.56
3.58
3.75
3.53
3.58
3.57
3.54
3.59

Sistem Pembimbingan Akademik. Sistem ini juga menfasilitasi proses bimbingan


akademik mahasiswa dengan dosen pembimbing akademik. Pembimbingan
akademik ini merupakan salah satu syarat yang harus dilakukan oleh mahasiswa
agar proses penyelesaian pelaksanaan administrasi akademik sukses. Proses
pembimbingan akademik ini akan tersimpan secara otomatis dan setiap semester
akan diakumulasi jumlahnya oleh sistem dan dilaporkan sebagai jumlah
pertemuan pembimbingan akademik.

Gambar 5.13 Tampilan Sistem Akademik Mahasiswa (Sibima)

h) Sistem Informasi Sikripsi (Siskripsi)


Sistem informasi skripsi (siskripsi) merupakan sistem informasi manajemen
berbasis

teknologi

informasi

yang

didesain

untuk

mempermudah

pengadministrasian penulisan skripsi dari proses pengajuan topik sampai pengujian


beserta pelaporannya. Siskripsi dapat diakses oleh seluruh staf pendidik dan

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

104

mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah skripsi dengan membuka web
browser dengan URL http://skripsi.unnes.ac.id. Berikut adalah tampilan siskripsi

Gambar 5.14 Tampilan Siskripsi

Siskripsi mulai disyahkan tanggal 1 Agustus 2011 dengan legalisasi


Peraturan Rektor Universitas Negeri Semarang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang
Sistem Informasi Skripsi (Siskripsi) Universitas Negeri Semarang. Aplikasi siskripsi
ini memiliki menu utama, tampilan berita, bagian arsip dan form login. Menu utama
berisikan link untuk mengisi guestbook atau buku tamu, about atau keterangan
tentang tim pengambang dan link login.
Database siskripsi telah terkoneksi dengan database sikadu (Sistem
Informasi Akademik Terpadu akademik.unnes.ac.id) dan database Simpeg
(Sistem Informasi Kepegawaian simpeg.unnes.ac.id), sehingga setiap perubahan
yang terjadi pada database sikadu seperti biodata mahasiswa dan data akademis
lainnya atau pada data base simpeg seperti perubahan data dosen akan
berpengaruh

langsung

pada

database

siskripsi.

Untuk

login ke siskripsi

menggunakan user dan passwordsama dengan user dan password sama di sikadu.
E.10. Belajar
a.

Keterlibatan Mahasiswa
Dalam perkuliahan, Unnes sangat menekankan keterlibatan mahasiswa.Hal

ini tercermin dalam aturan panduan akademik yang mensyaratkan mahasiswa untuk
hadir dalam perkuliahan minimal 75%.Kehadiran mahasiswa minimal 75% dari
perkuliahan ini merupakan persyaratan mahasiswa untuk mengikuti ujian akhir
semester.
Keterlibatan

mahasiswa

juga

ditekankan

dalam

perkuliahan

di

kelas.Beberapa mata kuliah.Hal ini dibuktikan dengan beberapa dosen yang


Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

105

memberikan nilai lebih terhadap mahasiswa yang aktif dalam perkuliahan.Metode ini
biasanya lebih banyak diaplikasikan pada mata kuliah praktik.
Panduan akademik Unnes juga menenkankan keterlibatan mahasiswa
dalam perkuliahan.Hal ini terlihat dari pengaturan waktu pembelajaran untuk setiap
sks mata kuliah teori atau seminar sebanyak 50 menit kegiatan terstruktur dan 60
menit kegiatan mandiri.
b.

Bimbingan Skripsi/Tesis/Disertasi
Salah satu mata kuliah akhir yang harus ditempuh mahasiswa adalah skripsi

(jenjang S1), tesis (jenjang S2) dan disertasi (jenjang S3).Penyelesaian mata kuliah
ini membutuhkan intensifitas pembimbingan yang diberikan dosen pembimbing
terhadap mahasiswa yang dibimbingnya.
Proses pembimbingan ini dapat dilaksanakan dengan tatap muka langsung
ataupun tidak langsung. Setiap mahasiswa akan melaksanakan bimbingan,
mahasiswa yang bersangkutan harus melakukan permintaan bimbingan pada
Siskripsi. Permintaan mahasiswa ini akan terkoneksi langsung dengan Siskripsi
dosen. Dosen akan menjawab permintaan mahasiswa tersebut. Setelah dosen dan
mahasiswa melakukan bimbingan, maka keduanya harus melaporkannya di
Sisikripsi sebgaai tanda bahwa telah terlaksana bimbingan skripsi.
Pejabat jurusan, fakultas, BPM dan Universitas memiliki akses untuk melihat
laporan yang dihasilkan oleh Siskripsi.Berdasarkan informasi yang di sediakan oleh
Siskripsi ini, para pejabat dapat mengontrol efektifitas pelaksanaan bimbingan dan
sebagai dasar untuk mengambil kebijakan terkait Skripsi.
Untuk meningkatkan kualitas skripsi, Siskripsi mensyaratkan bahwa
pelaksanaan pembimbingan minimal delapan kali (sesuai dengan standard
akreditasi BAN-PT).Jika pembimbingan dilaksanakan kurang dari delapan kali
pertemuan, maka skripsi tidak bisa divalidasi untuk mendaftar ujian skripsi. Hal ini
dikarenakan proses pendaftaran ujian skripsi, pencetakan surat tugas dan penilaian
dilakukan melalui Siskripsi.
c.

Peluang bagi Mahasiswa Untuk Mengembangkan

1)

Pengetahuan dan Pemahaman Materi Khusus Sesuai Bidangnya


Unnes memberikan peluang kepada mahasiswa untuk mengembangkan

pengetahuan dan pemahaman materi khusus sesuai dengan bidangnya.Peluang


tersebut terlihat dengan adanya kewajiban prodi untuk menyediakan mata kuliah
pilihan.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

106

Peluang mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman


materi khusus yang sesuia dengan bidangnya juga diberikan ketika mahasiswa
menempuh skripsi.Kebijakan

universitas

tentang

pelaksanaan skripsi

yang

mewajibkan mahasiswa untuk mengajukan topik sebelum penentuan dosen


pembimbing skripsi juga memberikan ruang gerak kepada mahasiswa untuk
mendalami pengetahuan tertentu untuk dijadikan sebagai riset.Kebijakan ini juga
didukung oleh kebijakan penentuan dosen pembimbing skripsi harus berdasarkan
keahlian dosen dengan topik skripsi mahasiswa.
Kebijakan lain adalah dengan dibentuknya unit kegiatan mahasiswa yang
mengkaji pokok keilmuan tertentu, seperti UKM Penelitian, UKM English Deating
Society, UKM Tari Klasik, UKM Tari Modern, UKM Pecinta Sastra Cakra, UKM
Kerohanian Islam, dan lain-lain. Pembentukan unit kegiatan ini juga terdapat pada
fakultas.Seperti pada fakultas ekonomi telah dibentuk Kelompok Studi Ekonomi
Islam (KSEI) yang mengakaji pengetahuan tentang ekonomi syariah, Accounting
Study Club (ASC) danKomunitas Ilmiah Mahasiswa Ekonomi (KIME).
2) Keterampilan Umum dan yang Dapat Dialihkan (Transferable)
Kebijakan Unnes tentang struktur kurikulum yang terdiri dari kurikulum inti
dan kurikulum institusional memungkinkan masing-masing prodi membentuk
kurikulum yang didalamnya memuat mata kuliah yang bertujuan memberikan
keterampilan umum dan dapat dialihkan.Mata kuliah ini biasanya memiliki status
mata kuliah fakultas.Mata kuliah fakultas ini wajib diadopsi oleh seluruh prodi yang
ada pada fakultas tersebut.
Kebijakan

ini

diserahkan

kepada

fakultas

atau

prodi

masing-

masing.Universitas belum mengatur secara spesifik terkait dengan adanya mata


kuliah yang memberikan keterampilan umum ini.
3)

Pemahaman dan Pemanfaatan Kemampuannya Sendiri


Pemahaman dan pemanfatan kemampuan sendiri mahasiswa perlu

ditingkatkan untuk lebih mengefektifkan proses belajar mahasiswa. Untuk


mewujudkan

tujuan

tersebut

dapat

dilakukan

melalui

perkuliahan

yang

menggunakan komunikasi dua arah. Artinya, penyampaian materi tidak hanya dari
dosen,

tetapi mahasiswa

dimulai untuk

mencari referensi tersendiri dan

menyampaikannya materi tersebut dikelas. Komunikasi dua arah juga dapat


dilakukan

melalui

pemberian

kesempatan

kepada

mahasiswa

untuk

mengungkapkan pendapat atau pandangannya tentang materi tertentu.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

107

Pengidentifikasian

metode

perkuliahan

ini

dapat

dilakukan

melalui

pengecekan terhadap SAP dan kontrak kuliah. Sehingga universitas belum


mengetahui berapa prosentase perkuliahan yang menggunakan metode ini. Sampai
saat ini, universitas hanya mengatur kesediaan silabus, SAP dan kontrak kuliah
sebelum perkuliahan dilaksanakan.
4) Kemampuan Belajar Mandiri
Selain pemahaman dan pemanfatan kemampuannya sendiri, kemampuan
belajar mandiri juga perlu ditingkatkan sebagai salah satu faktor untuk
mengefektifkan perkuliahan. Salah satu kebijakan universitas untuk merangsang
kemampuan belajar mandiri mahasiswa adalah dengan ditentukannya waktu
perkuliahan untuk mata kuliah teori atau seminar adalah 50 menit kegiatan tatap
muka, 60 menit kegiatan terstruktur, dan 60 menit kegiatan mandiri.
5) Nilai, Motivasi dan Sikap
Nilai, motivasi dan Sikap juga merupakan output dari perkuliahan. Hal ini
sejalan dengan undang-undang nomor tentang Pendidikan Nasional. Unnes telah
menetapkan nilai atau sikap yangharus dimiliki oleh mahasiswa Unnes yang telah
disahkan dalam bentuk pedoman etika mahasiswa. Selain itu, Rektor Unnes telah
mengeluarkan SK Rektor No. 92/O/2005 Tentang Etika Kehidupan Kampus di
Lingkungan Unnes.
E.11. Penilaian kemajuan dan keberhasilan belajar
a. Peraturan mengenai penilaian kemajuan dan penyelesaian studi mahasiswa
Penilaian hasil belajar mahasiswa diatur dalam Panduan Akademik yang
merupakan lampiran dari Peraturan Rektor No. 20 Tahun 2011. Pada Panduan
akademik tersebut kemajuan belajar mahasiswa pada tiap matakuliah yang harus
dijalaninya diatur dengan ketentuan : (a) mahasiswa berkewajiban hadir untuk
mengikuti kuliah dan/atau praktik sekurang-kurangnya 75% dari seluruh jam tatap
muka

yang

terjadwal

pada

suatu

semester;

(b)

mahasiswa

yang

telah

melaksanakan seluruh tugas yang diberikan oleh dosen, serta mengikuti ujian
berkala, tengah semester, dan akhir semester berhak mendapatkan nilai dalam
bentuk huruf dan bobotnya. Sedangkan penilaian kelulusan studi mahasiswa diatur
dengan ketentuan : (a) telah menyelesaikan seluruh program yang dipersyaratkan
oleh setiap propgram studi; (b) bagi mahasiswa Program Sarjana harus
menghasilkan makalah yang terbit pada jurnal ilmiah, bagi mahasiswa program
Magister harus telah menghasilkan makalah yang terbit pada jurnal ilmiah nasional
diutamakan yang terakreditasi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi , dan untuk
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

108

mahasiswa program Doktor harus telah menghasilkan makalah yang diterima untuk
terbit pada jurnal internasional; (c) mahasiswa program Strata Satu (S1) dan
Diploma, Strata Dua (S2), Strata 3 (S3) dinyatakan lulus apabila yang bersangkutan
sekurang-kurangnya mencapai IP Kumulatif berturut-turut 2,00; 3,00 dan 3,25.
b. Strategi dan metode penilaian kemajuan dan keberhasilan mahasiswa
Metode penilaian kemajuan dan keberhasilan mahasiswa diatur dengan
dengan ketentuan sebagai berikut : (a) penilaian hasil belajar mahasiswa dilakukan
dengan menggunakan Pedoman Acuan Patokan (PAP); (b) komponen penilaian
hasil belajar mahasiswa diperoleh dari pengukuran hasil belajar yang meliputi tugas
terstruktur, kuis, ujian harian, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester; (c)
masing-masing komponen penilaian hasil belajar mahasiswa diberi bobot a, b, dan c
yang besarnya bergantung pada karakteristik setiap mata kuliah di setiap program
studi; (d) Nilai Akhir (NA) hasil belajar mahasiswa dihitung dengan rumus:

Penilaian

kemajuan

dan

keberhasilan

mahasiswa

dilakukan

melalui

mekanisme berbantuan teknologi informasi (IT), yaitu melalui Sistem Akademik


Terpadu (Sikadu). Dengan sistem ini transparansi dan akuntabilitas data akademik
(nilai akademik) mahasiswa dapat dijaga. Kehadiran mahasiswa diinput ke dalam
sistem monitoring perkuliahan bersama dengan materi perkuliahan yang diberikan,
sehingga data perkuliahan dan kehadiran mahasiswa selama satu semester dapat
terekam. Dosen dengan melalui akunnya dapat memberikan penilaian pada
mahasiswa pada matakuliah tertentu. Mahasiswa dapat melihat hasil yudisium
secara onlinemelalui akun yang dimilikinya. Data akademik mahasiswa yang
terekam sampai akhir program digunakan sebagai dasar dalam pembuatan
transkrip nilai mahasiswa. Ketika mahasiswa mendaftar wisuda maka validasi
transkrip telah dilakukan dan transkrip mahasiswa siap dicetak.
c.

Penentuan yudisium (pernyataan kualitatif dari hasil belajar seorang


mahasiswa pada akhir jenjang pendidikan)
Yudisium hasil belajar seorang mahasiswa pada akhir jenjang pendidikan

diatur melalui Panduan Akademik, yaitu Pujian, Sangat Memuaskan, Memuaskan.


Untuk program Strata Satu (S1) dan Diploma, Strata Dua (S2), Strata 3 (S3) masing-masing

memiliki kategori Pujian dengan IPK : (S1) 3,50-4,00, (S2) 3,60-4,00, (S3) 3,70-4,00 ; kategori
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

109

Sangat Memuaskan dengan IPK : (S1) 2,75-3,50, (S2) 3,30-3,60, (S3) 3,50-3,70; kategori
Memuaskan dengan IPK : (S1) 2,00-2,75, (S2) 3,00-3,30, (S3) 3,25-3,50
d. Penelaahan mengenai kepuasan mahasiswa
Kepuasan terhadap proses pembelajaran pada tiap matakuliah yang telah
dilaksanakan melalui pengisian angket online mahasiswa yang dilakukan tiap akhir
semester, sebelum mahasiswa melihat hasil yudisium. Hasil yang diperoleh
dikoleksi bersama data kehadiran perkuliahan, diolah dan dianalisis oleh Badan
Penjaminan Mutu (BPM) sebagai bahan balikan bagi pelaksanaan pembelajaran di
tingkat universitas (MKU/MKDK), fakultas (MK wajib fakultas) dan prodi (MK prodi).
Pada ujung program yang dijalani mahasiswa (pada saat wisuda), calon
wisudawan/wisudawati mengisi angket kepuasan online tentang pelaksanaan
program layanan atau pembelajaran secara keseluruhan. Hasil data ini dikoleksi,
diolah dan dianalisis oleh BPM sebagai masukan terhadap universitas/fakultas/prodi
bagi perbaikan program pembelajaran dan kurikulum.
E.12. Sarana yang tersedia untuk memelihara interaksi dosenmahasiswa, baik
di dalam maupun di luar kampus, dan untuk menciptakan iklim yang
mendorong perkembangan dan kegiatan akademik/profesional
Interaksi antara dosen dan mahasiswa terjadi melalui mekanisme formal
selama

perwalian,

perkuliahan

dan

pembimbingan.

Selain

itu

Universitas/Fakultas/Jurusan juga menciptakan sarana interaksi dosen-mahasiswa


melalui kegiatan Pengenalan Akademik (PA) di awal penerimaan mahasiswa baru,
seminar/simposium, penelitian payung, KKL. Interaksi dosen-mahasiswa di luar
kampus dapat terjadi melalui sistem pembelajaran online E-Lena, Perwalian online dan
Forum Urun Rembug. Sarana interaksi dosen-mahasiswa yang tersedia melalui
mekanisme offline dan online diharapkan dapat menciptakan iklim yang mendorong
perkembangan dan kegiatan/profesional.
E.13. Mutu dan kuantitas interaksi kegiatan akademik dosen, mahasiswa dan
civitas academica lainnya
Kualitas dan kuantitas interaksi kegiatan akademik dosen dengan mahasiswa
antara lain dapat dilihat pada pelaksanaan perkuliahan, pemberian bimbingan/tutorial,
pelaksanaan praktikum di laboratrium.
Dalam panduan akademik Unnes dijelaskan bahwa setiap mata kuliah pada
satu semester disajikan selama 16 minggu perkuliahan atau 16 kali perkuliahan.
Frekuensi perkuliahan di Program Studi masing-masing dilaksanakan dengan rentang
antara 12 s.d 16 kali dengan rata-rata kehadiran 90 % dengan jumlah pertemuan
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

110

seperti memungkinkan terciptanya pandangan mahasiswa terhadap kinerja dosen


dinilai positif oleh mahasiswa. Dengan demikian suasana akademik di kampus dapat
berjalan baik.
Untuk meningkatkan kualitas suasana akademik yang kondusif, maka setiap
dosen diharuskan membuat/menggunakan Kontrak Perkuliahan, Sulabus, dan Satuan
Acara Perkuliahan yang disampaikan pada perkuliahan pertama. Fungsinya agar
mahasiswa dan dosen terikat suatu kegiatan akademik yang terencana secara ilmiah
dan kreatif selama semester berjalan. Dengan adanyakontrak perkuliahan, mahasiswa
dapat mempersiapkan diri mengikuti perkuliahan dan menyelesaikan tugas- tugasnya
dengan baik.
Di samping tugas perkuliahan, dosen juga diberi tugas pembimbingan yakni
sebagai Penasehat Akademik (PA) dan pembimbingan tugas akhir mahasiswa.
Kualitas dan kuantitas pelaksanaan bimbingan oleh para dosen PA belum optimal.
Pada umumnya mahasiswa belum memperoleh bimbingan dosen PA kecuali sebagai
penandatangan KRS-nya pada setiap awal semester. Masih jarang ada mahasiswa
yang sengaja menemui dosen PA-nya untuk menyampaikan masalah pribadi/sosial
yang dihadapinya. Dengan demikian dosen PA baru berfungsi menandatangani KRS
mahasiswa bimbingannya.

Namun demikian ada sebagain mahasiswa

yang

melakukan konsultasi aktif dengan dosen PA-nya.


E.14. Rancangan menyeluruh untuk mengembangkan suasana akademik yang
kondusif
Untuk

pembelajaran,

penelitian,

dan

pelayanan/pengabdian

kepada

masyarakat.Upaya untuk meningkatkan kualitas dosen terus dilakukan dan cukup


berhasil. Di samping kualitas, tentu saja peningkatan kuantitas dosen pada masingmasing Program Studi juga dilakukan sehingga rasio dosen dengan mahasiswa
menjadi lebih baik.
Para dosen di masing-masing Program Studi selain melaksanakan tugas
memberikan kuliah juga mengelola kegiatan praktikum, membimbing praktik kerja
lapangan dan kuliah kerja nyata. Selain itu, mereka juga melakukan penelitian dan
pengabdian

kepada

masyarakat,

serta

terlibat

dalam

kegiatan-kegiatan

pengembangan dan unggulan maupun kegiatan rutin di tingkat program studi, fakultas,
maupun universitas sebagaimana yang diamanatkan oleh tri dharma perguruan tinggi,
Sementara mahasiswa, di samping mengikuti kegiatan perkuliahan dan praktikum
serta

kegiatan

terstruktur

yang

sudah

direncanakan,

mereka

mendapatkan

kesempatan untuk mengikuti kegiatan Himpunan Mahasiswa (HIMA), BEM dan Senat

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

111

Fakultas dan Universitas, serta kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler lain yang sifatnya


tidak terstruktur melalui kelompok kajian dan diskusi.
E.15. Keikutsertaan civitas academica dalam kegiatan akademik (seminar,
simposium, diskusi, eksibisi) di kampus
Para dosen selalu didorong untuk mengembangkan suasana akademik yang
positif melalui berbagai workshop,seminar, diskusi tentang isu-isu terkait. Para dosen
baru diwajibkan untuk mengikuti Pelatihan Pengembangan Calon Dosen selama
hampir setahun (tidak secara terus-menerus) yang meliputi 4 kompetensi, yaitu
kompetensi personal, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi
pedagogik,

Para

mempublikasikan

dosen

juga

penelitiannya,

didorong
melalui

untuk

jurnal

melakukan

ilmiah

baik

penelitian
nasional

dan

maupun

internasional. Diskusi ilmiah di tingkat universitas/fakultas juga diharapkan dapat


menjadi sarana komunikasi ilmiah antar dosen. Di samping itu, para dosen juga
didorong untuk berpartisipasi dalam seminar dan pertemuan ilmiah tingkat nasional
maupun internasional.
E.16. Pengembangan kepribadian ilmiah
Suasana akademik yang baik juga ditandai dengan adanya pengembangan
kepribadian ilmiah. Para dosen senantiasa dimotivasi untuk dapat meningkatkan
kualitas pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, menulis buku dan
makalah-makalah ilmiah. Banyak dosen yang aktif melakukan hal ini di samping beban
tugas membimbing Kerja Praktek dan Tugas Akhir, perwalian, menjadi koordinator
berbagai kegiatan mahasiswa dan lain-lain. Disamping itu kepribadian ilmiah juga
dikembangkan pada mahasiswa melalui kegiatan penelitian payung dengan dosen dan
Penelitian Kreativitas Mahasiswa (PKM). Sejalan dengan misi universitas, sasaran
utama adalah menjadikan civitas akademika pembelajar mandiri agar memiliki bekal
yang cukup dalam menghadapi era globalisasi.
E.17. Hasil pembelajaran
a. Kompetensi yang dicapai dibandingkan dengan yang diharapkan
Dalam rangka mencapai bentuk kompetensi pendidikan yang telah ditetapkan
maka universitas memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada mahasiswa
untuk mendapatkan pendidikan yang dilakukan melalui proses pembelajaran yang
sepadan. Lulusan Unnes diharapkan mampu menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan akademik sesuai dengan bidang keahliannya, mampu
menerapkan dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

112

bidang pendidikan dasar sehingga dapat berupaya meningkatkan kualitas


pendidikan.
b. Kesesuaian kompetensi yang dicapai dengan tuntutan dan kebutuhan
pemanfaat lulusan
Kesesuaian kompetensi yang dicapai dengan tuntutan dan kebutuhan
pemanfaatan lulusan memang belum secara keseluruhan, seperti yang diharapkan.
Hal ini dapat dilihat dari adanya lulusan yang belum terserap di dunia kerja. Namun
demikian, agar dapat meningkatkan kompetensi lulusan terhadap pasar kerja,
diusahakan beberapa upaya seperti diantaranya memperbanyak keterlibatan
mahasiswa dalam proses pemahaman terhadap kondisi lapangan kerja. Unnes
akan terus berupaya untuk mengatasi tantangan dalam dunia kerja dan
pembangunan dengan meningkatkan relevansi kurikulum dengan kebutuhan
stakeholder.
c. Data tentang kemajuan, keberhasilan, dan kurun waktu penyelesaian studi
mahasiswa (termasuk IPK dan yudisium lulusan)
Jumlah alumni/lulusan Unnes dalam kurung waktu 5 tahun terakhir (Butir 3.2
Borang Unnes), (1) Program S1 7224 orang, (2) Program D3 303 orang, (3)
Program S2 959 orang, (5) Program S3 116 orang.Mahasiswa pada umumnya
dapat menyelesaikan studi untuk 3 tahun terakhir dengan rata-rata 4.45; 4.49; 4.75
pada program S1, Program S2 dengan rata-rata 2.48; 3.03; 2.48, program S3 ratarata 4.10; 7.10; 3.92, Program D3 rata-rata 3.58; 3.78; 3.60 (borang 3.2.2)
d. Kepuasan lulusan
Kepuasan Lulusan dilakukan melalui pengukuran yang dilakukan oleh Tim Tracer
studi yang dilakukan setiap tahun. Unnes telah mengembangkan sistem informasi
tracer studi yang digunakan sebagai alat pengumpul data alumni dan data lain yang
berkaitan dengan alumni/lulusan salah satunya kepuasan lulusan. Hasil dari tracer
studi bisa diakses melalui laman karir.unnes.ac.id.
E.18. Pemanfaatan lulusan dan keberlanjutan penyerapan lulusan
Pendidikan selalu dipengaruhi situasi dan kondisi masyarakat, karena itu
perubahan dan perkembangan masyarakat senantiasa berdampak pada pengelolaan
lembaga pendidikan. Pasar tenaga kerja bagi lulusan Unnes adalah sangat prospektif.
Hal ini terlihat tingginya tingkat kebutuhan guru khususnya di Jawa Tengah dan
sekitarnya. Fenomena ini memberikan peluang dan kesempatan kerja bagi lulusan
kependidikan, baik sebagai teoritis maupun praktisi lapangan. Daya serap masyarakat
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

113

terhadap lulusan Unnes yang diharapkan ada di lapangan kerja sebagai tenaga
pengajar setiap jenjang pendidikan baik di sekolah negeri maupun swasta
Lulusan Unnes telah terserap sekitar 85 %. Menjadi tenaga guru di berbagai
daerah yang tersebar di Jawa Tengah dan sekitarnya. Melihat peta kebutuhan guru di
Indonesia yang tinggi, ditambah banyaknya jumlah guru yang akan pensiun, maka
daya serap terhadap lulusan Unnes, khususnya kependidikan sangat menjanjikan dan
akan terus berkelanjutan setiap tahun. Bahkan beberapa program studi tertentu seni
dan olahraga kehabisan stok, sehingga beberapa daerah yang membuka formasi ini
belum bisa memenuhi seluruh kebutuhannya karena jumlah kebutuhan lebih banyak di
banding jumlah pelamar yang mendaftar.
E.19. Produk program studi berupa model-model, karya inovatif, hak paten, hasil
pengembangan prosedur kerja, produk fisik sebagai hasil penelitian
Dalam beberapa tahun terakhir dosen Unnes telah melaksanakan beberapa
penelitian dibidang kependidikan yang telah menghasilkan model-model pembelajaran
inovatif berbasis konservasi dan penelitian dibidang non kependidikan seperti dynotest,
permainan tonis, senam konservasi, biodiversitas, material maknetik, sel surya dan lain
sebagainya (lihat hasil-hasil penelitian Unnes)

E.20. Deskripsi SWOT Komponen E


a. Kekuatan
1.

Kurikulum dibuat dengan kesesuaian pada visi dan misi Unnes, berorientasi pada
masa depan berbasis tiga pilar utama konservasi, internasionalisasi dan sutera.

2.

Jaminan kualitas kurikulum prodi.


Pengembangan kurikulum prodi diatur dengan prosedur yang baku dikawal dan
didampingi universitas serta menggunakan Panduan Pengembangan Kurikulum
yang jelas, operasional dan lengkap.

3.

Kurikulum Unnes telah mengakomodasi dengan bobot cukup besar softskill


mahasiswa (ketrampilan berpikir, berkomunikasi, pendidikan karakter) yang
terintegrasi dalam mata kuliah penyusunnya.

4.

Struktur kurikulum memberi kesempatan mahasiswa untuk berkembang mandiri


sesuai peminatan melalui penyediaan mata kuliah bebas pilihan.

5.

Tersedianya

Sistem

Informasi

yang

mendorong

efisiensi

dan

efektifitas

pelaksanaan administrasi akademik dan perkuliahan. Selain itu sistem informasi


juga telah menghasilkan data secara real time sebagai dasar pimpinan Jurusan,
Fakultas,

dan

Universitas

serta

Badan

Penjaminan

Mutu

(BPM)

untuk

pengambilan keputusan
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

114

6.

Sistem Penjaminan Mutu yang telah tersertifikasi ISO 9001:2008 dan IWA 2.
Melalui sertifikasi ini membuktikan bahwa semua kegiatan institusi terutama dalam
hal perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi telah
sesuai dengan standard yang telah ditetapkan

7.

Kebijakan tentang otonomi keilmuan, kebebasan akademik, kebebasan mimbar


akademik menimbulkan suasana kondusif untuk meningkatkan suasana akademik
yang baik.

b. Kelemahan
1.

Implementasi kurikulum belum terjadi secara maksimal di tingkat prodi sehingga


dampaknya terhadap proses dan hasil pembelajaran belum maksimal.

2.

Sistem pembelajaran yang telah dilakukan

berkaitan dengan: materi, metode

pembelajaran, penggunaan teknologi pembelajaran, evaluasi belum cukup selaras


terhadap kompetensi kurikulum.
3.

Implementasi sistem informasi dalam seluruh kegiatan akademik berdampak pada


semakin tergantungnya pelaksanaan akademik terhadap IT, sehingga kerusakan
pada sistem akan menyebabkan kurang efektifnya pelaksanaan kegiatan
akademik.

4.

Penetapan prosedur mutu dalam setiap kegiatan menyebabkan kreatifitas dosen


dan tenaga akademik terbatasi. Dosen dan tenaga akademik hanya berpacu
dalam standar.

5.

Sebagai dampak wider mandate penciptaan suasana akademik spesifik untuk


prodi-prodi Kependidikan dan Non Kependidikan cukup sulit terealisasikan, karena
mahasiswa-mahasiswa tersebut berada dalam ruang fisik (kampus) yang sama.

6.

Interaksi akademik dosen-mahasiswa pada aspek penelitian dan pengabdian


masih kurang untuk pembentukan pribadi kecendekiawanan mahasiswa.

c. Peluang
1.

Implementasi kurikulum dalam pembelajaran sangat terbuka untuk


mengakomodasi berbagai hal untuk kebutuhan peserta didik.

2.

Sebagai salah satu LPTK yang memiliki banyak kerjasama pendidikan dengan
pemerintah daerah, lembaga swasta dan institusi pendidikan

3.

Era sistem informasi dan teknologi yang menuntut sistem dan materi pembelajaran
perlu penyesuaian

4.

Banyak tawaran bagi lulusan untuk bekerja di sekolah RSBI/SBI/Internasional;

5.

Tersedia dana penelitian kompetitif yang dapat digunakan penelitian kolaboratif


dosen-mahasiswa;

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

115

d. Ancaman
1.

Tuntutan kebutuhan stakeholder terhadap lulusan Unnes tidak berjalan seimbang


dengan perubahan kurikulum di masing-masing Program Studi.

2.

Perguruan tinggi swasta banyak yang membuka program studi kependidikan yang
sama dengan program stdui kependidikan di Unnes;

3.

Tuntutan perusahaan-perusahaan swasta yang semakin ketat terhadap aspek


softskill lulusan

Tabel 5. 2 Analisis SWOT Komponen Kurikulum, Proses


Pembelajaran dan Suasana Akademik
Kekuatan (Strength)

Kelemahan (Weakness)

4. Kurikulum dibuat dengan kesesuaian


pada visi dan misi Unnes, berorientasi
pada masa depan berbasis tiga pilar
utama konservasi, internasionalisasi
dan sutera.
5. Jaminan kualitas kurikulum prodi.
Pengembangan kurikulum prodi diatur
dengan prosedur yang baku dikawal
dan didampingi universitas serta
menggunakan Panduan
Pengembangan Kurikulum yang jelas,
operasional dan lengkap.
8. Kurikulum Unnes telah
mengakomodasi dengan bobot cukup
besar softskill mahasiswa (ketrampilan
berpikir, berkomunikasi, pendidikan
karakter) yang terintegrasi dalam
mata kuliah penyusunnya.
9. Struktur kurikulum memberi
kesempatan mahasiswa untuk
berkembang mandiri sesuai
peminatan melalui penyediaan mata
kuliah bebas pilihan.
10. Tersedianya Sistem Informasi yang
mendorong efisiensi dan efektifitas
pelaksanaan administrasi akademik
dan perkuliahan. Selain itu sistem
informasi juga telah menghasilkan
data secara real time sebagai dasar
pimpinan Jurusan, Fakultas, dan
Universitas serta Badan Penjaminan
Mutu (BPM) untuk pengambilan
keputusan
11. Sistem Penjaminan Mutu yang telah
tersertifikasi ISO 9001:2008 dan IWA
2. Melalui sertifikasi ini membuktikan
bahwa semua kegiatan institusi

1. Implementasi kurikulum belum terjadi


secara maksimal di tingkat prodi
sehingga
dampaknya
terhadap
proses dan hasil pembelajaran belum
maksimal.
2. Sistem pembelajaran yang telah
dilakukan berkaitan dengan: materi,
metode pembelajaran, penggunaan
teknologi pembelajaran, evaluasi
belum cukup selaras terhadap
kompetensi kurikulum.
3. Implementasi sistem informasi dalam
seluruh
kegiatan
akademik
berdampak
pada
semakin
tergantungnya
pelaksanaan
akademik terhadap IT, sehingga
kerusakan
pada
sistem
akan
menyebabkan
kurang
efektifnya
pelaksanaan kegiatan akademik.
4. Penetapan prosedur mutu dalam
setiap
kegiatan
menyebabkan
kreatifitas
dosen
dan
tenaga
akademik terbatasi. Dosen dan
tenaga akademik hanya berpacu
dalam standar.
5. Sebagai dampak wider mandate
penciptaan
suasana
akademik
spesifik
untuk
prodi-prodi
Kependidikan dan Non Kependidikan
cukup sulit terealisasikan, karena
mahasiswa-mahasiswa
tersebut
berada dalam ruang fisik (kampus)
yang sama.
6. Interaksi akademik dosen-mahasiswa
pada
aspek
penelitian
dan
pengabdian masih kurang untuk
pembentukan
pribadi

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

116

terutama dalam hal perencanaan


pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, dan evaluasi telah
sesuai dengan standard yang telah
ditetapkan
12. Kebijakan tentang otonomi keilmuan,
kebebasan akademik, kebebasan
mimbar akademik menimbulkan
suasana kondusif untuk meningkatkan
suasana akademik yang baik.
Peluang (opportunity)
1. Implementasi kurikulum dalam
pembelajaran sangat terbuka untuk
mengakomodasi berbagai hal untuk
kebutuhan peserta didik.
2. Sebagai salah satu LPTK yang
memiliki banyak kerjasama
pendidikan dengan pemerintah
daerah, lembaga swasta dan institusi
pendidikan
3. Era sistem informasi dan teknologi
yang menuntut sistem dan materi
pembelajaran perlu penyesuaian
4. Banyak tawaran bagi lulusan untuk
bekerja di sekolah
RSBI/SBI/Internasional;
5. Tersedia dana penelitian kompetitif
yang dapat digunakan penelitian
kolaboratif dosen-mahasiswa;

kecendekiawanan mahasiswa.

Ancaman (threat)
1. Tuntutan kebutuhan stakeholder
terhadap lulusan Unnes tidak
berjalan
seimbang
dengan
perubahan kurikulum di masingmasing Program Studi.
2. Perguruan tinggi swasta banyak
yang membuka program studi
kependidikan yang sama dengan
program studi kependidikan di
Unnes;
3. Tuntutan perusahaan-perusahaan
swasta
yang
semakin
ketat
terhadap aspek softskill lulusan

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

117

KOMPONEN F: PEMBIAYAAN, SARANA DAN PRASARANA, SERTA SISTEM


INFORMASI
F.1 Sistem Alokasi Dana
Sistem Alokasi dana di Unnes telah mengacu asas akuntabilitas, transparansi,
dan efisiensi. Pengelolaan pendanaan Unnes juga menganut prinsip penganggaran
partisipatif, yakni sistem penganggaran yang melibatkan secara aktif semua jenjang
manajemen, mulai dari jurusan, fakultas, satuan-satuan kerja, sampai rektorat12.
Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rencana
Strategis Bisnis (Renstra Bisnis) Unnes 2010-2014, Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
Unnes, dan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) yang disusun setiap tahun. RBA ini
menjadi rujukan dalam penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementerian dan
Lembaga (RKAKL) dan penyusunan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Pada
akhir tahun setiap program dievaluasi melalui dokumen Sistem Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Laporan Keuangan dengan menggunakan
Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan Sistem Akuntansi Keuangan (SAK).
Sumber keuangan Unnes yang diperoleh dari PNBP mengacu UU No. 20
Tahun 1997 tentang PNBP. Sedangkan jenis PNBP untuk Perguruan Tinggi
didasarkan

pada

Keputusan

Menteri

Keuangan

Republik

Indonesia

Nomor

115/KMK.06/2001 tanggal 7 Maret 2001 tentang Tata Cara Penggunaan Penerimaan


Negara Bukan Pajak pada Perguruan Tinggi Negeri. Jenis penerimaan PNBP yang
dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan tersebut terdiri atas:
a. Sumbangan Pembinaan Pendidikan;
b. Biaya seleksi ujian masuk perguruan tinggi;
c. Hasil kontrak kerja yang sesuai dengan peran dan fungsi perguruan tinggi;
d. Hasil penjualan produk yang diperoleh dari penyelenggaraan pendidikan tinggi;
e. Sumbangan dan hibah dari perorangan, lembaga Pemerintah atau lembaga non
Pemerintah, dan
f.

Penerimaan dari masyarakat lainnya.


Pelaporan PNBP dilakukan secara sentral, dikelola, dan diadministrasikan

bendahara penerimaan, sedangkan sistem penggunaannya secara terdesentralisasi


dikelola setiap unit kerja sesuai besaran alokasi dana yang diterima dan
dikoordinasikan dengan bendahara pengeluaran dalam suatu tatanan bentuk
pertanggungjawaban sesuai peraturan yang berlaku. Sumber keuangan yang diperoleh
Unnes setiap tahun dituangkan dalam dokumen resmi yang disebut Daftar Isian

12

Lampiran F1 : Dokumen pengelolaan dana

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

118

Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sebagai dasar dalam melaksanakan anggaran.


Perkembangan DIPA Unnes dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 6.1 Perkembangan DIPA Unnes Tahun 2008 2011
No
1.
2.
3.
4.

Jenis
Anggaran
Rupiah Murni
PNBP
Pinjaman/Hibah
luar Negeri
Penerimaan
pembiayaan
BLU
Jumlah

2008
95.479.357.000
72.647.387.000

168.126.744.000

Tahun
2009
2010
132.652.531.000 231.421.060.000
106.400.752.000 128.611.930.000

2011
280.391.417.000
131.334.554.000

4.340.371.000

8.506.634.000

20.039.028.000

160.562.463.000

368.539.624.000

368.539.600.000

Dari tahun 2009 sampai 2011 penerimaan Unnes mengalami perkembangan


dapat dilihat dalam tabel 6a.Untuk mencapai peningkatan jumlah anggaran yang
diterima, terus dikembangkan upaya melalui perencanaan, pelaksanaan, maupun
pertanggungjawaban

yang tidak lepas dari peraturan yang ada. Realisasi PNBP

kegiatan operasional diperoleh dari pembayaran mahasiswa yang secara administratif


masih aktif kuliah.Jika dibandingkan PTN lain, Unnes memungut dana pendidikan
relatif lebih rendah dari mahasiswa PT lain. Dana pendidikan dari mahasiswa per
semester berkisar antara Rp.2.250.000,-.Realisasi penerimaan menunjukan bahwa
untuk pendapatan masyarakat-non Tri Darma perguruan tinggi belum maksimal. Oleh
karena itu, Unnes berkomitmen dalam peningkatan pengelolaan pendanaan dari
kemampuan Unnes adalah:
1. Penentuan biaya pendidikan pada era mendatang diharapkan justru mengurangi
tingkat ketergantungan sumber dana yang berasal dari masyarakat, melalui
peningkatan sumber pendapatan dari pengelolaan kekayaan Unnes
2. Memberdayakan Unit sebagai pusat Income Generating.
3. Dalam rangka mendukung terwujudnya universitas bertaraf internasional, proporsi
pendanaan yang digunakan pada program akademik.
4. Upaya penggalangan dana dari pihak eksternal untuk mendukung pelaksanaan
kegiatan Unnes agar mencapai 50% dari total kebutuhan.
Dengan tata kelola BLU diproyeksikan dalam lima tahun ke depan akan terjadi
peningkatan dalam hal pendapatan. Sumber pendapatan BLU Unnes diproyeksikan
berasal dari 4 sumber, yaitu PNBP akademik, PNBP Non Akademik, Rupiah Murni,
hibah/donasi/kerjasama dengan mitra/institusi dari dalam dan luar negeri. PNBP
dikelola Unnes dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar:
a.

Penerimaan yang terkait pelaksanaan kegiatan operasional (akademik) (eks. PP


47 Tahun 2004)

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

119

b.

Penerimaan yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan non operasional


(diluar dari ketentuan PP 47 tahun 2004), yaitu: penerimaan dari UPT
Perpustakaan, UPT Unnes Press, UPT Pengelola Aset Unnes (PAU)dan lainnya.
PNBP akan dikelola secara profesional yang ditujukan kepada peningkatan

pelayanan mutu pendidikan tinggi sesuai dengan standar pelayanan minimum yang
telah ditetapkan. Pengelolaan pendidikan dengan mengutamakan peningkatan
pengelolaan sumber daya secara ekonomis, efisien, dan efektif dengan pertimbangan
praktik bisnis yang sehat.
Tabel Tabel 6.2 Realisasi Pendapatan PNBP Non Operasional
Tahun 2009 2011
Sumber Dana
(1)

Pendapatan
Usaha Bisnis

Penguatan

Jenis Dana
(2)
Unnes Press
PAU
Labschool
Pusat Bahasa
Unit Bisnis Lainnya
Pendapatan Kerjasama
Penelitian dan Pengabdian
Pendapatan Kerjasama
Pendapatan Usaha Lainnya

Badan

Layanan

Jumlah Dana (juta rupiah)


TS-2
TS-1
TS
(3)
(4)
(5)
155
390
390
300
46
46
17
226
226
46
414
414
152
152

469
1.561

Umum

Jumlah (juta
rupiah)
(6)
935
392
469
874
304

6.564

6.564

13.128

4.980
3.030

4.980
3.230

10.429
7.821

pada

kemampuan

Universitas

mengoptimalkan pendapatan pada pusat bisnis yang dimiliki melalui efisiensi,


optimalisasi penggunaan sumber daya secara holistic. Realisasi PNBPyang bersumber
pendapatan dari masyarakat Non Tri Dharma PT pada tahun 2008 sampai 2011
diperlihatkan pada Tabel diatas.
Unit Bisnis, merupakan usaha andalan Unnes yang diprediksi menjadi
penopang pendapatan Unnes. Penerimaan dari UPT Pengelolaan Aset Unnes (PAU)
diprediksi mengalami peningkatan sebesar 10% per tahun. Peningkatan ini bersumber
dari optimalisasi aset yang dimiliki Unnes yang tersebar di Jl. Kelud Raya, Jl. Menoreh,
Jl. Bendan Ngisor, Karanganyar dan Rejosari di Semarang, Suwakul Ungaran,
Kemandungan Tegal. Sumber pendapatan yang digunakan untuk membiayai kegiatan
BLU Unnes yang berasal dari Pinjaman, Hibah/donasi dan Rupiah murni pada Tabel
diatas
Tabel 6.3 Realisasi Pendapatan Pinjaman/Hibah Luar Negeri
Kerjasama Tahun 2008 2011
Sumber Dana

Jenis Dana

(1)
(2)
Pendapatan Labschool
Sumber lain
Pinjaman/Hibah Luar Negeri
(dalam dan luar
(PLN)
negeri)

Jumlah Dana (juta rupiah)


TS-2
TS-1
TS
(3)
(4)
(5)
17
226
226
8.506

20.039

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

113.201

Jumlah (juta
rupiah)
(6)
469
141.746

120

Proyeksi penerimaan diprediksi meningkat setiap tahun sehingga dibutuhkan


pengelolaan keuangan dan sistem akuntansi yang baik untuk merealisasikan target
penerimaan sesuai dengan yang ditetapkan. Kondisi proporsi dana PNBP relative
semakin meningkat dibandingkan dengan dana yang bersumber dari APBN, menuntut
para pimpinan dan jajaran manajemen Unnes untuk berupaya menggali sumber dana.
Guna menjamin keandalan sumber pendanaan dan pemanfaatannya sesuai
dengan perencanaan program dan penganggarannya, Unnes telah memiliki Tim
Auditor Internal yang bekerja secara profesional sesuai dengan

tugas pokok dan

fungsi yang diembannya. Tim Auditor Internal bidang keuangan dan aset memeriksa
kesesuaian antara penganggaran, pelaksanaan dan pelaporan dari setiap satuan
kerja. Secara periodik, tim ini melaporkan hasil pemeriksaannya kepada pimpinan
lembaga (rektor) sebagai dasar evaluasi, pembenahan di masa mendatang dan dasar
pengambilan keputusan. Laporan periodik hasil monitoring dan evaluasi disusun oleh
Tim Auditor Internal. Sub bagian yang menangani monitoring dan evaluasi di Unnes
secara periodik juga melaporkan perkembangan daya serap setiap unit kerja kepada
pimpinan universitas dan pimpinan di setiap unit kerja secara rutin.
Sistem monitoring dan evaluasi selama ini masih berbasis pada sistem
manual. Ke depan perlu dikembangkan sistem monitoring dan evaluasi berbasis web,
yang dapat diintegrasikan dengan SIKADU yang sudah ada, SIMAWA, SIANGGAR, SIKEU,
SIAKUN,

SIMPEG, dan lainnya..


Jumlah anggaran yang senantiasa meningkat setiap tahunnya memerlukan

pengelolaan

yang

senantiasa

ditingkatkan

melalui

penyempurnaan

sistem

pengelolaan keuangan sehingga Unnes kedepan juga perlu mengembangkan system


informasi perencanaan dan penganggaran. Selain itu, Unnes juga perlu merencanakan
pengembangan merit system dalam bidang keuangan. Upaya tersebut dilakukan untuk
mencapai tata kelola yang bersih dan akuntabel. Upaya-upaya yang telah dilakukan
sampai saat ini guna menuju upaya tersebut, antara lain:
1. Mengajukan usulan perubahan tata kelola keuangan dari pengelolaan keuangan
satker instansi pemerintah, menjadi pengelola keuangan BLU ini telah diterima dan
disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia, sehingga sejak tanggal 17
Desember 2008, Unnes telah menerapkan Pola Pengelolaan BLU
2. Menyusun sistem akuntansi dan sistem akuntansi biaya pengelolaan keuangan.
Penyusunan ini bertujuan memberikan pedoman pelaksanaan dan pertanggung
jawaban anggaran menuju Good University Governance. Kegiatan penyusunan
sistem akuntansi pengelolaan keuangan ini didanai oleh Program Hibah Kompetisi
Institusi Tema A, mulai tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 dan Imhere tahun
2010-2011.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

121

3. Menyesuaikan Organisasi dan Tata Kerja (OTK) melalui pengajuan usulan revisi
OTK yang disusun dengan senantiasa memperhatikan aspek pengendalian internal
organisasi yang sehat dan baik. Sampai saat ini, proses pembahasan usulan
perubahan OTK masih berlangsung, dan diprediksi pada akhir tahun 2012, Unnes
dapat menerapkan dan menjalankan organisasi berdasarkan OTK yang baru. Revisi
OTK memiliki kontribusi yang signifikan dalam upaya pengelolaan keuangan yang
akuntabel dan penguatan unit untuk penggalian sumber sumber keuangan non
akademik. Beberapa hal yang dilakukan dalam revisi antara lain:
a. Menata struktur pengelola keuangan dengan memisahkan secara tegas antara
fungsi pembayar, fungsi operasi/belanja, dan fungsi pencatat.
b. Meningkatkan peran dan fungsi Audit Internal.
c. Meningkatkan peran dan fungsi Satuan Pengembang Bisnis.
d. Meningkatkan peran Badan Pengembang Teknologi Informasi dan Komunikasi.
e. Meningkatkan peran Badan Pengembang Konservasi
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tata kelola keuangan
difokuskan pada ketercapaian visi, misi, dan tujuan Unnes. Hal ini dapat dilihat dari
alokasi PNBP yang sebagian besar untukaktifitas operasi perguruan tinggi, pengunaan
dana tersebut seharusnya didukung oleh kegiatan yang melibatkan unit-unit bisnis dan
laboratorium. Dana-dana tersebut dikelola secara transparan dan akuntabel digunakan
untuk menyelenggarakan proses pendidikan yang lebih berkualitas.
F.2. Pengelolaan pemanfaatan, dan pemeliharaan dan sarana dan prasarana
Sistem pengelolaan prasarana dan sarana berupa kebijakan, peraturan, dan
pedoman/panduan

untuk

aspek

pengembangan

dan

pencatatan,

penetapan

penggunaan, keamanan dan keselamatan penggunaan, pemeliharaan/ perbaikan/


kebersihan telah disusun dan dievaluasi oleh Tenaga Ahli tahun 2010 dan tahun 2011.
Perubahan status Universitas Negeri Semarang dari satker biasa menjadi
Perguruan Tinggi Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK BLU) secara
hukum dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Keuangan RI No 362/KMK.05/2008
tentang Penetapan Universitas Negeri Semarang pada Departemen Pendidikan
Nasional sebagai instansi Pemerintah yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum, maka perlu dipertimbangkan dan diupayakan pengembangan
sarana dan prasarana sejalan dengan tuntutan perubahan. Perkembangan kemajuan
teknologi secara tidak langsung berimplikasi pada tuntutan pemenuhan sarana dan
prasarana yang dapat memberikan daya dukung tinggi terhadap pelaksanaan dan
penyelenggaraan Tridharma.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

122

Pengelolaan,

pemanfaatan

dan

pemeliharaan

sarana

dan

prasarana

pendukung kegiatan admistrasi perkantoran, proses belajar mengajar, dan kegiatan


kemahasiswaan yang berkaitan dengan prasarana gedung, ruang kantor dan ruang
perkuliahan, ruang pusat ke dilakukan bersama-sama antara Jurusan, Fakultas, BAUK.
Dalam pengelolaan, pemanfaatan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana
Universitas Negeri Semarang mengacu kepada:
a)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 tentang


Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah

b)

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 96/PMK.06/2007 tentang


Tata

Cara

Pelaksanaan

Penggunaan,

Pemanfaatan,

Penghapusan

dan

Pemindahtanganan Barang Milik Negara


Hal ini ditempuh dalam pemanfaatan sarana dan prasarana untuk tercapainya
efektivitas seluruh proses kegiatan bagi seluruh sivitas akademika Universitas Negeri
Semarang.
F.3. Ketersediaan dan Mutu Gedung, Ruang Kuliah, laboratorium, Perpustakaan
dan lain lain
a. Bangunan Gedung
Saat ini Unnes memiliki aset kampus

Sekaran seluas 1.251.416 m2,

sebagian digunakan untuk 8 bangunan fakultas, rektorat, perpustakaan pusat, gedung


gelar karya, koperasi, bank, kantor pos, PKM, poliklinik, kafetaria, audorium, dan
masjid. Aset di jalan Kelud seluas 53.477 m2, antara lain digunakan untuk auditorium,
Unnes Press, Koperasi, toko buku, warnet, apotek, dan bank. Kampus Tegal seluas
25.000 m2 dimanfaatkan untuk kegiatan PGSD. Kampus Wonosari Tugu seluas
53.613 m2 digunakan untuk kegiatan PGSD dan PGTK, sedangkan kampus Bendan
seluas 25.006 m2 digunakan untuk kegiatan program Pascasarjana. Unnes juga
memiliki kampus Pegandan seluas 28.345 m2 yang digunakan sebagai tempat
kegiatan olahraga.Lahan dan bangunan di Rejosari Semarang seluas 836 m2 dan
Suwakul Ungaran seluas 5.542 m2 belum dimanfaatkan secara optimal.
Dalam rangka memanfaatkan seluruh lahan kampus secara optimal, Unnes
telah memiliki Blog Plan 2012 yang menjadi acuan dalam pengembangan Unnes 20
tahun ke depan. Dengan Penyusunan Block-Plan Unnes Tahun 2012 ini diharapkan
bagi pengambil kebijakan di lingkungan Unnes dapat menjadi rujukan acuan, dan
pengendalian dalam perencanaan pengembangan kampus Unnes sehingga karakter
ruang tetap terjaga sesuai dengan visi Unnes dan tercipta lingkungan terbangun yang
aman dan nyaman.Setelah disusunnya Block-Plan terhadap penataan ruang di
lingkungan UNNES ini diharapkan pengambil Kebijakan dapat merancang peletakan
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

123

bangunan dan sarana pendukungnya yang memenuhi persyaratan teknis lingkungan


tanpa merusak karakter ruang lingkungan.Menjadi acuan dan pengendali pelaksanaan
pengembangan/pembangunan

di

lingkungan

UNNES.Karakter

lingkungan

fisik

Kampus yang terarah sesuai dengan visi Unnes sebagai Universitas Konservasi.
Sejalan kampus Sekaran dibangun dari tahun ke tahun Unnes selalu
melakukan pembangunan fisik dan infrastruktur kampus. Berkenaan dengan
perkembangan teknologi informasi, Unnes juga telah merespon dengan cara
mengintegrasikan rektorat, lembaga, perpustakaan, fakultas dan unit-unit lain. Jaringan
ini telah dilengkapi dengan fasilitas teleconference yang terhubung fasilitas jaringan
Dikti melalui program Indonesian Higher Education Network (Inherent). Fasilitas ini
memungkinkan Unnes melakukan information andresource sharing dengan seluruh PT
yang tergabung program Inherent. Selain itu, tahun 2012 ini juga melakukan integrasi
sistem menggunakan dana Inhere B2a batch III.
Salah satu infrastruktur yang menunjang kegiatan pendidikan adalah
bangunan gedung, Sampai saat ini Unnes telah memiliki 8 fakultas dan 1 program
pasca sarjana, setiap fakultas memiliki gedung sendiri. dan umumnya mengelompok
berdasarkan fakultasnya. Pada titik-titik tertentu dibuat landmark yang menandakan
fakultas tertentu. Kondisi setiap bangunan fakultas cukup terawat. Bangunan gedung
rata-rata tiga lantai dengan atap limasan joglo. Selain gedung untuk aktivitas
perkuliahan fasilitas juga dilengkapi dengan peribadatan, gazebo, kantin dan fasilitas
lainnya.
Sebagian besar bangunan tersebut tersebar dan terletak jauh dari jalan raya
utama sehingga sangat nyaman sebagai tempat perkuliahan karena jauh dari
kebisingan. Disekitar gedung kuliah setiap fakultas dilengkapi dengan fasilitas parkir
kendaraan, kantin, gazebo, lapangan, fasilitas olahraga, dan sarana peribadatan
seperti mushola. Di Fakultas Bahasa dan Seni, terdapat gedung khusus teater dan
pementasan seni dan juga dilengkapi dengan panggung terbuka permanen. Setiap
gedung fakultas memiliki fungsi yang berbeda, yaitu terdiri atas ruang kuliah, ruang
praktikum, ruang pimpinan, ruang dosen, ruang tata usaha dan ruang penunjang
lainnya. Setiap ruang memiliki standar luasan sesuai dengan fungsi dan daya
tampung.
b. Kecukupan dan Mutu Prasarana Akademik
Ketersediaan sarana dan prasarana dalam konteks pelaksanaan Tri Dharma
Perguruan Tinggi sangat penting karena tugas dan fungsi perguruan tinggi diantaranya
adalah penyelenggaraan pendidikan tinggi, Oleh karenanya, ketersediaan sarana
prasarana ini dijadikan salah satu prioritas program. Sekalipun masih terdapat
keterbatasan, sarana dan prasarana yang ada dioptimalkan penggunaannya untuk
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

124

menyokong proses pembelajaran. Adapun kualitas sarana dan prasarana yang dikelola
Universitas Negeri Semarang dikelola langsung oleh unit antara lain:
1. Fakultas, Pascasarjana, Lembaga, dan Biro. Secara umum sarana dan prasarana
dalam rangka mendukung penyelenggaraan Tri Dharma terdiri atas:
1)

Lahan Kampus:
a) Kampus Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang seluas 1.262.804 m2
b) Kampus Jalan Kelud Raya, Kelurahan Petompon Kecamatan Gajah
Mungkur Kota Semarang seluas 53.957 m2
c) Kampus Jalan Lamongan, Kelurahan Bendan Ngisor, Kecamatan Gajah
Mungkur Kota Semarang seluas 25.551 m2
d) Kampus Jalan Meoreh Kelurahan Sampangan, Kecamatan Gajah Mungkur
Kota Semarang seluas 28.345 m2
e) Kampus Jalan Ki Sarino Mangun Pranoto, Kelurahan Bandarjo, Kecamatan
Ungaran Barat, Kabupaten Semarang seluas 1.690 m2
f) Kampus Jalan Raya Karanganyar, Kelurahan Naglian, Kecamatan Tugu,
Kota Semarang seluas 53.614 m2
g) Kampus Jalan Kompol Suprapto No. 4 Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal
seluas 25.000 m2.

2)

Ruang kuliah berkapasitas rata 40 orang/kelas


a) Fakultas Ilmu Pendidikan 16 ruang kuliah
b) Fakultas Bahasa dan Seni 63 ruang kuliah
c) Fakultas Ilmu Sosial 19 ruang kuliah
d) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 44 ruang kuliah
e) Fakultas Teknik 36 raung kuliah
f) Fakultas Keolahragaan 21 ruang kuliah
g) Fakultas Ekonomi 19 raung kuliah
h) Fakultas Hukum 4 ruang kuliah
i) Program Pascasarjana 42 ruang kuliah.
Luasan ruang kuliah yang dimiliki Unnes seluas 32.184,40 m2

3)

Ruang laboratorium yang dimiliki Unnes yang resebar di berbagai fakultas


seluas 54.416,60 m2

4)

Ruang studio 119 m2

5)

Ruang serbaguna 2,948 m2

6)

Ruang dosen 7.058 m2

7)

Ruang Administrasi 8,344,40 m2

8)

Ruang Perpustakaan 4,326 m2

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

125

c. Kecukupan dan Mutu Prasarana Akademik Prasarana non-akademik (fasilitas


pengembangan minat, bakat, dan kesejahteraan)
Beberapa fasilitas pengembangan minat, bakat, dan kesejahteraan selalu
diupayakan pengembangannya. Daftar fasilitas tersebut dapat dilihat pada tabel .
Tabel 6.4 Daftar Fasilitas Non Akademik di Unnes

No.

(1)
1

2
3
4

Jenis
Prasarana
Pendukun
g
(2)
Gedung
Asrama
Mahasiswa
Gedung
UKM
Gedung
PKM
Koperasi
Mahasiswa

Total
Luas
2
(m )

Jumlah
Unit
(3)

Kepemilikan*
Milik
Sendiri

Sewa/
Pinjam/Ker
jasama
(6)

Kondisi**
Terawat

11

(4)
7.138

(5)
V

(7)
V

1.215

867

96

Tidak
Terawa
t
(8)

...
Luas Seluruhnya

9.316

d. Rencana pengembangan prasarana.


Unnes telah memiliki rencana pengembangan prasarana yang tertuang dalam
Rencana Induk Pengembangan, Master Plan, dan Rencana Strategis Bisnis Unnes
Tahun 2010-2014. Pengembangan prasarana Unnes sebagian besar berasal dari
rupiah murni. Realisasi pengembangan prasarana Unnes dari tahun 2010 sampai 2012
dapat dilihat pada tabel .
Tabel 6.5 Realisasi Pengembangan Prasarana Unnes
Tahun

Realisasi

2010

774.334.695.178

2011

900.276.943.544

s/d Triwulan 3:2012

952.163.715.026

Keberlanjutan pengadaan, pemeliharaan, dan pemanfaatan sarana dan


prasarana di Universitas Negeri Semarang cukup terjamin karena hampir seluruh
proses pendanaan untuk pengadaan, pemeliharaan, dan pemanfaatan sarana dan
prasarana yang ada dikoordinasikan ditingkat universitas. Dana untuk keperluan
tersebut selalu diprogramkan sesuai dengan usulan dari unit-unit yang ada
dilingkungan Unnes.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

126

Proses pengadaan, memeliharaan, dan pemanfaatannya telah disusun Standar


Operasional Prosedur (SOP) baik tingkat Universitas maupun Fakultas, Lembaga dan
Biro. Sarana dan prasarana tersebut

di atas sangat sesuai dengan aktivitas

penyelenggaraan pendidikan tinggi, dan mengingat sejak awal telah dilakukan


perencanaan kebutuhan bangunan dan sarana prasarana lainnya. Pada tahun 2012
sambai dengan tahun 2013 telah dilakukan perencanaan pembangunan gedung untuk
fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum dilihat dari jumlah ruang ruliah fakultas Ekonomi
dan Fakultas Hukum dirasa masih kurang, secara perencanaan bahwa pembangunan
dengan biaya pinjaman dari Islamic Development Bank..

e. Kecukupan koleksi perpustakaan, aksesibilitas termasuk ketersediaan dan


kemudahan akses e-library.
Koleksi perpustakaan di Unnes terdiri dari buku teks, jurnal Internasional, jurnal
nasional terakreditasi, prosiding, dan lainnya. Kecepatan akses internet di Unnes
adalah 1 Gbps, sehingga Stakeholder Unnes mudah mengakses jurnal-jurnal
bereputasi internasional. Adapun alamat website yang biasa diakses tingkat nasional
adalah ebsco, proquest, garuda, dan lainnya. Jika pengunjung ingin menggunakan
fasilitas e-library maka Unnes juga menyediakan http://lib.unnes.ac.id/ untuk
mengakses perpustakaan yang ada di Unnes.
f. Aksesibilitas dan pemanfaatan bahan pustaka.
Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi utama di universitas.
Perpustakaan memainkan peran penting dalam penyebaran pengetahuan baik melalui
cetakan maupun elektronik yang memperkaya elemen ilmu pengetahuan. Saat ini
perpustakaan Unnes telah menyediakan kedua bahan informasi tersebut. Bahan
informasi elektronik sudah dapat diperoleh baik melalui CD-ROM maupun internet.
Beberapa jurusan dan fakultas juga memiliki ruang koleksi buku dan baca, yang
sebagian diantaranya juga telah terhubung dengan jaringan informasi lokal dengan
perpustakaan universitas.
Dalam rangka mendukung program akademik, layanan perpustakaan dan
koleksi perpustakaan di Unnes perlu ditingkatkan. Pada tahun 2011 perpustakaan
Unnes memiliki koleksi sebanyak 61.965 judul dan 142.239 eksemplar. Jumlah
tersebut meningkat sebesar 83% dari tahun sebelumnya yakni berjumlah 61.457 judul
dan 140.982 eksemplar. Sebanyak 36.691 judul merupakan koleksi berbahasa
Indonesia, 23.473 judul berbahasa Inggris dan 1.801 judul berbahasa Asing. Selama
tahun 2011 Unnes telah menambah koleksinya sejumlah 508 judul /1.257 eksemplar.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

127

Perpustakaan Unnes terdapat di gedung G Kampus Sekaran. Perpustakaan


melayanistakeholder hari senin sampai Jumat dari jam 07.00 sampai jam 16.00 dan
hari sabtu dari jam 07.00 sampai jam 13.00. Rata-rata pendatang per bulannya
adalahsekitar 10.000 pengunjung.
Di perpustakaan Unnes, pengunjung bebas mencari bahan pustaka, bebas
meminjam, dan bebas memohon bantuan mencari bahan pustaka dari perpustakaan
lain. Unnes telah melakukan kerjasama dengan perpustakaan di luar Unnes misal
perpustakaan daerah, Undip, UGM,
universitas

terhadap

peningkatan

Unsoed, dan lainnya.Perhatian pimpinan


layanan

perpustakaan

semakin

membaik,

sebagaimana ditunjukkan oleh peningkatan anggaran untuk menambah koleksi bahan


pustaka. Kenaikan anggaran yang cukup signifkan terjadi pada tahun 2008 sampai
2011 dengan adanya pembelian beberapa jurnal dan CD ROM.
Perpustakaan universitas saat ini juga menunjukkan sebagai perpustakaan
universitas yang progresif dengan banyak inisiatif, terutama dalam mewujudkan dan
mengimplementasikan on line library sistem. Selain itu, perpustakaan Unnes telah
tumbuh menjadi pusat pembelajaran dan infomasi yang dapat mendukung kebutuhan
universitas. Perpustakaan universitas menempati bangunan yang cukup representatif
dengan luas lantai 6.111,20 m2 dan terletak di bagian tengah dari kampus. Ruang
yang tersedia dialokasikan untuk berbagai tujuan, yang sebagian besar untuk ruang
baca dan koleksi buku.
Jumlah pustakawan di Unnes adalah 18 orang sehingga belum memadai untuk
melayani jumlah koleksi dan kunjungan. Oleh karena hal tersebut, justru memicu
Unnes terus mengembangkan digitalisasi perpustakaan.

Penerapan teknologi

informasi dan komunikasi dalam pelayanan pepustakaan telah menyentuh manajemen


perpustakaan.

Implementasi

teknologi

informasi

dan

komunikasi

ini

makin

meningkatkan efisiensi dan efektifitas. Pemanfaatan TIK selanjutnya ditingkatkan untuk


memberikan layanan informasi.
Koleksi buku perpustakaan universitas terbanyak dalam bidang ilmu sosial
diikuti ilmu terapan dan sejarah serta geografi. Pembagian ini ternyata belum sesuai
dengan proporsi jumlah mahasiswa pada setiap jurusan atau fakultas. Koleksi bentuk
pustaka lainnya, seperti CD-ROM, jurnal juga menunjukkan kesamaan. Pada tiga
tahun terakhir jumlah koleksi perpustakaan universitas menunjukkan pertumbuhan
yang signifikan. Untuk mengantisipasi kondisi ini, manajemen universitas telah
membantu mengembangkan sistem informasi guna mengelola koleksi buku menjadi
bahan ajar dari staf edukatif. Strategi untuk menjadikan tugas akhir (skripsi, thesis dan
disertasi) menjadi koleksi pustaka perlu perbaikan.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

128

Jurnal on line dapat diakses diseluruh jaringan serat optik Unnes untuk 24 jam
dan gratis. Keberadaan jumlah judul jurnal selalu meningkat setiap saat sesuai dengan
ketersediaan jurnal di server luar`negeri yang selalu menampilkan judul artikel terbaru.
On line Journal ini juga dilengkapi dengan back up data yang berupa CDROM. Namun
bedanya untuk on line datanya selalu terkini (current). Hal ini untuk mengantisipasi
bagi pengguna yang membutuhkan journal dengan edisi lama (back issue) cukup
akses via CDROM sehingga dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan bandwidth
internasional yang tersedia.
Ketersediaan koleksi yang memadai ini direspon cukup positif oleh sivitas
akademika. Jumlah transaksi baik manual maupun on line dari waktu ke waktu terus
meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa perpustakaan telah berkembang menjadi salah
satu kekuatan Unnes dalam penyelenggaraan kegiatan akademik, khususnya dalam
penyediaan informasi. Ini juga ditunjukkan dengan kinerja perpustakaan yang baik dan
dapat menjadi rujukan nasional untuk pengembangan perpustakaan.
Terhubungnya ruang baca dengan Perpustakaan pusat semakin memudahkan
para sivitas akademika untuk mendapatkan informasi pustaka yang dibutuhkan.
Dengan demikian resources sharing dan efisiensi dapat dilakukan
Pertukaran data antar PT (interoperability) sudah dimulai terutama dengan PTN
lain, yaitu antara UGM, Undip, Polines, dan lainnya dengan memanfaatkan jaringan
INHERENT. Dengan demikian, ILL (Inter Library Loan) dan Document Delivery
Services antar Perguruan Tinggi sudah dapat terwujud walaupun masih antar PT di
Jawa Tengah dan DIY. Hal ini disebabkan karena faktor kesiapan PT masing-masing
dan kesiapan SDM yang mumpuni. Perpustakaan tanpa ditunjang dengan kemampuan
skill SDM yang handal sangat sulit untuk mewujudkan layanan kepada user yang
memadai dalam kondisi keterbatasan dana sementara tuntutan user semakin
beragam.
Dalam IDLN dikembangkan koleksi tercetak menjadi dokumen elektronik yang
akan lebih cepat diakses, lebih mudah dan dapat diakses secara on line. Sehingga
konsep perpustakaan yang sekarang menjadi perpustakaan tanpa dinding. Untuk itu
semua koleksi Unnesseperti laporan penelitian, tesis, disertasi, skripsi, hasil kegiatan
ilmiah seperti workshop, lokakarya, seminar dimasukkan dalam dokumen elektronik
yang dikenal dengan Digital Library. Kerjasama ini dilakukan tidak hanya dalam negeri
bahkan sampai ke perpustakaan maupun sumber informasi yang diluar negeri pun
dapat dilayani asalkan pemakai mampu menanggung biaya koneksi, maupun
pengiriman dan biaya informasi itu sendiri.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

129

g.

Penyediaan prasarana dan sarana pembelajaran terpusat untuk mendukung


interaksi akademik antara mahasiswa, dosen, pakar, dan nara sumber
lainnya dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran dan aksesibilitasnya
Prasarana

laboratorium)

dansarana

yang

terpusat

pembelajaran
dan

(antara

lengkap

akademika.Sarana dan prasarana tersebut

serta

lain

perpustakaan

mudah

diakses

dan
sivitas

di atas sangat sesuai dengan aktivitas

penyelenggaraan pendidikan tinggi, dan mengingat sejak awal telah dilakukan


perencanaan kebutuhan bangunan dan sarana prasarana lainnya. Pada tahun 2012
sampai dengan tahun 2013 telah dilakukan perencanaan pembangunan gedung untuk
fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum dilihat dari jumlah ruang ruliah fakultas Ekonomi
dan Fakultas Hukum dirasa masih kurang, secara perencanaan bahwa pembangunan
dengan biaya pinjaman dari Islamic Development Bank.
F.4. Rancangan Pengembangan Sistem informasi
Untuk sistem informasi, UNNES sudah memiliki akses internet gratis untuk
mahasiswa dan dosen dengan akses WIFI pada masing-masing fakultas. Sistem
informasi akademik, sistem informasi kepegawaian, dan lembaga-lembaga di UNNES
sudah

diintegrasikan

dalam

satu

sistem

komputerisasi

melalui

website

www.unnes.ac.id.
Hingga menjelang pertengahan 2000-an, di Unnes masih terdapat sejumlah
pulau-pulau informasi. Metafor ini merujuk pada jamaknya unit-unit yang menjadi
sumber informasi formal Unnes. Implikasi dari jamaknya sumber-sumber informasi ini
adalah produksi dan distribusi informasi yang tidak konsisten, kontradiktif satu sama
lain. Komitmen untuk mengintegrasikan informasi dan sumbernya ini muncul pada
pertengahan 2000-an, tepatnya tahun 2004 di Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (FMIPA). Komitmen tersebut kemudian diwujudkan oleh Jurusan
Fisika melalui dukungan dana dari Program Hibah Due-Like Batch III. Selanjutnya
sistem informasi ini diadopsi dan diimplementasikan oleh Fakultas MIPA dan ternyata
cukup mampu mengakomodasi kebutuhan administasi akademik untuk seluruh
fakultas (dengan pengguna di atas 500 orang). Puncaknya, setelah diberikan evaluasi,
pada semester genap 2006/2007, Sikadu mulai diadopsi untuk mengelola administrasi
akademik

Unnes,

dengan

total

pengguna

lebih

dari

22.000

orang

(http://akademik.unnes.ac.id).
Bandwidth internet global minimal 90 Mbps simetrik BW. Bandwidth IIX
(Iptransit/internet) minimal 45 Mbps simetrik BW. Koneksi ke Unnes PPS Bendan
Ngisor min 12 Mbps simetrik BW. Koneksi ke Unnes Kampus Kelud min 1 MBps
simetrik BW. Koneksi ke Kampus UPP PGSD Karanganyar min 6 Mbps simetrik BW.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

130

Kelengkapan lain: Media layanan yang disediakan semuanya menggunakan Fiber


Optik yang homogen (tidak bercampur dengan wireless). Rasio dedicated 1;1. SLG
(service level guarance), 99% (waktu downtime maksial 15 menit per hari).
Kelengkapan lain helpdesk 24 jam. Grafik monitoring/utilisasi layanan yang selalu
terupdate. Perangkat aktif berupa aktif berupa reuter distribusi di sisi client disediakan
penyedia. DNS management untuk unnes.ac.ic per hari.
Untuk mendukung pengembangan aplikasi TIK di atas, Unnes telah
mengembangkan Rencana Strategis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Renstra
berisi kebijakan strategis pengembangan, implementasi, dan pengelolaan TIK untuk
jangka waktu lima tahun, mulai tahun 2007 hingga tahun 2012. Arah umum
pengembangan TIK di Unnes adalah; (1) keberadaan TIK sebagai piranti pendukung
utama Decision Support System (DSS) sekaligus pemanfaatan sistem tersebut dalam
berbagai pengembangan kebijakan dan keputusan Unnes; (2) pendayagunaan
software TIK legal.
Pada perkembangannya, success story layanan administrasi akademik online
(http://akademik.unnes.ac.id)
lain,

seperti

bidang

juga diimplementasikan bagi tata administrasi bidang


keuangan

(http://sikeu.unnes.ac.id),

kepegawaian

(http://simpeg.unnes.ac.id). perpustakaan (http://lib.unnes.ac.id) dan kemahasiswaan


(http://simawa.

unnes.ac.id).Pencapaian

tertinggi

Unnes

dalam

konteks

pengembangan sistem aplikasi ini adalah kemampuan Unnes untuk menyatukan basis
data. Implikasinya kontradiksi informasi yang terjadi selama era sebelum pertengahan
2000-an tidak lagi terjadi. Pengembangan sistem ini didukung antara lain melalui
skema hibah K-2, K-1, PHKI tema A tahun 2009-2011, PHKI tema B tahun 2010-2012,
Imhere B1 2 tahun 009-2012, dan Imhere B2a tahun 2010-2012.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

131

Gambar 6.1 Keterpaduan Sistem Informasi Basis Data


Sistem informasi untuk layananan akademik, keuangan, kepegawaian, dan
kemahasiswaan dikembangkan menggunakan open source software.Hal ini sebagai
usaha untuk meningkatkan efisiensi manajemen pendidikan Unnes. Sekaligus sebagai
usaha

peberdayaan

dan

penggunaan

open

source

software

dalam

praktik

penyelengaraan pendidikan. Unnes melangkah untuk meningkatkan kemandirian dan


daya saing bangsa Indonesia di bidang teknologi informasi dan komunikasi melalui
pendayagunaan perangkat lunak legal.

F.5. Kecukupan dan kesesuaian sumber daya, sarana prasarana pendukung


untuk pemberdayaan sistem informasi
Menyangkut daya dukung TIK dapat dikemukakan beberapa data berikut. Pada
tahun 2005 bandwidth internet Unnes masih 512Kbps, tahun 2006 meningkat menjadi
4 kali lipat yaitu 2Mbps. Pada akhir tahun 2007 dengan bekerjasama dengan PT
Telkom tbk, bandwidth Unnes akan diupgrade menjadi 5 Mbps dan tahun 2009
ditingkatkan menjadi 10Mbps. Sedangkan pada tahun 2012ini telah mencapai 1 Gbps.
dengan kata lain rasio bandwidth di Unnes melebihi 1Kbps per mahasiswa. Meski rasio
bandwith per mahasiswa dipandang ideal namun pelayanan akses oleh mahasiswa
terkadang dinilai cukup memadai.Hal tersebut karena akses ke jaringan data lokal
dilakukan melalui jaringan serat optik.
Berkaitan dengan daya dukung infrastruktur jaringan komputer.Jaringan serat
optik dilingkungan kampus utama Unnes digelar untuk menghubungkan Rektorat ke
seluruh gedung fakultas dan perpustakaan pusat.Jaringan ini sebagai usaha untuk
memberikan jaminan koneksi dan akses terhadap data dan informasi baik akademik,
keuangan, dan juga kepegawaian.Meskipun jaringan ini belum ideal namun dirasakan
cukup memadai dalam memberikan layanan koneksi dan akses informasi.
Selain itu, Unnes menyediakan perangkat pendukung sistem disaster recovery
berupa 12 server yang berperan sebagai server backup dan data storage serta genset
khusus. Hal tersebut untuk mengatasi terjadinya kemungkinan terburuk yaitu hilangnya
data dan tidak jalannya sistem, selain itu juga akan berdampak positif dalam efisiensi
dan efektifitas layanan. Efisiensi dan efektivitas layanan ini dengan didasarkan pada
kebijakan yang mengatur aliran dan otorisasi akses data yang dirumuskan
berdasarkan konsep sentralisasi sistem dan desentralisasi kewenangan. Kebijakan ini
tertuang dalam Peraturan Rektor No. 10 Tahun 2007 tentang pembagian tugas
operator Sikadu (Sistem Informasi Akademik Terpadu) di pusat dan fakultas,

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

132

penyusunan buku panduan Sikadu versi mahasiswa, dosen dan Administrator serta
Operator.
F.6. Efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sistem informasi
Portal resmi Unnes adalah http://www.unnes.ac.id.Portal ini berisi semua
informasi resmi yang dikeluarkan oleh Unnes berkaitan dengan kebijakan pimpinan,
informasi terbaru, dan profil kelembagaan.Melalui situs ini pula, masyarakat dapat
memberikan komentar, kritik dan sarannya kepada Unnes.Semua informasi yang
ditampilkan dalam portal ini di bawah koordinasi bagian humas Unnes, sedangkan
untuk sistemnya di bawah kendali Badan Pengembang Teknologi Informasi dan
Komunikasi (BPTIK).
Implementasi TIK di Unnes telah memberikan sejumlah maslahat besar bagi
Unnes mulai dari meningkatnya citra publik Unnes, meningkatnya peran Unnes dalam
pembangunan pendidikan nasional dan meningkatnya kerjasama Unnes dengan
berbagai pihak. Dalam hal citra publik misalnya, Unnes telah masuk ke orbit
Webometrics, meskipun dengan posisi yang masih fluktuatif. Berkenaan dengan peran
publik, Unnes saat ini dipercaya oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
(c.q. Direktorat Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan) untuk
membangun Sistem Pengelolaan Sertifikasi Guru dalam portal Konsorsium Sertifikasi
Guru (KSG, http://ksg.or.id) yang berawal dari portal portofolio Unnes juga telah
berhasil membangun aplikasi pengelolaan administrasi sertifikasi guru (ASG) yang
dipakai oleh seluruh rayon penyelenggara guru sertifikasi guru di seluruh Indonesia.
Tabel 6.6 Tautan internal pada portal Unnes yang menggambarkan
bidang dan fungsionalisasi berbasis web
No

Bidang/Unit

Fungsionalisasi

URL

Akademik
Sikadu Sistem
Kemahasiswaan informasi akademik
Terpadu (RegistrasiPerkuliahanPortofolio dan
Sertifikasi Dosen)

http://akademik.unnes.ac.id
http://skripsi.unnes.ac.id/skripsi_v1/
http://kkn.unnes.ac.id/
http://kinerja.unnes.ac.id/v1/
http://elena.unnes.ac.id/
http://journal.unnes.ac.id/web/
http://bidikmisi.unnes.ac.id/
http://skripsi.unnes.ac.id/skripsi_v1/
http://ppl.unnes.ac.id/v1/

Penerimaan
Maba

UM-onLine

http://spmu.unnes.ac.id

Kepegawaian

Simpeg Sistem
http://simpeg.unnes.ac.id
Informasi Manajemen http://simpakdos.unnes.ac.id/
Kepegawaian

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

133

No
4

Bidang/Unit
Perpustakaan

Fungsionalisasi

URL

SIP Sistem
Informasi
Perpustakaan

http://lib.unnes.ac.id
http://otomasi.unnes.ac.id/

Digital Library

http://digilib.unnes.ac.id

Monitoring
Penganggaran

RDP

http://rdp.unnes.ac.id

Lembaga
Penelitian

SI Penelitian

http://lemlit.unnes.ac.id

Lembaga
Pengabdian
pada
Masyarakat

PPM

http://lpm.unnes.ac.id

Dokumentasi
Elektronik dan
Multimedia

e-Document Portal

http://edocument.unnes.ac.id
http://edutube.unnes.ac.id

Kerjasama

Portal Informasi
http://kerjasama.unnes.ac.id
tentang kerjasama
antara Unnes dengan
lembaga lain.

10

Email Server

Web mail untuk


semua civitas
acdemica

http://staff.unnes.ac.idhttp://mail.unnes.ac.id
http://students.unnes.ac.id

11

Fakultas,
Jurusan dan
Program Studi
dan Unit
dilingkungan
Unnes

Portal media
informasi dan
komunikasi berbagai
kegiatan di l masingmasing unit

http://www.unnes.ac.id
http://fip.unnes.ac.id
http://fbs.unnes.ac.id
http://fis.unnes.ac.id
http://mipa.unnes.ac.id
http://ft.unnes.ac.id
http://fik.unnes.ac.id
http://fe.unnes.ac.id
http://fh.unnes.ac.id

12

Keuangan

Portal
Penganggaran,
keuangan,
pelaporan, dan
akuntansi

http://sianggar.unnes.ac.id/
http://sikeu.unnes.ac.id/v4/
http://siakun.unnes.ac.id/
http://laporan.unnes.ac.id/
http://lakip.unnes.ac.id/

13

Aset

Pengadaan dan
pengelolaan aset

http://lpse.unnes.ac.id/eproc/app

14

Lain-lain

BPTIK

http://bptik.unnes.ac.id/

BPM

http://bpm.unnes.ac.id/

Sertifikasi Guru
Rayon 12

http://portofolioguru.unnes.ac.id

Sertifikasi Dosen
PSD-Unnes

http://akademik.unnes.ac.id/serdos

Pemberdayaan
POSDAYA dengan
TIK

http://damandiri.unnes.ac.id

Pendayagunaan
Open Source

http://poss.unnes.ac.id

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

134

No

Bidang/Unit

Fungsionalisasi

URL

Software (POSS)

Meskipun sistem TIK yang telah dikembangkan Unnes belum genap berumur
lima tahun, namun berbekal success story yang telah dicapai, Unnes merasa
terpanggil secara moral dan percaya diri untuk mulai mengabdikan sebagian karyakarya terbaiknya di bidang TIK kepada publik. Salah satu karya Unnes dalam bidang
TIK yang mulai didedikasikan bagi pengembangan pendidikan di Jawa Tengah adalah
Sistem Informasi Sekolah (SIS).Sistem ini dihibahkan Unnes secara cuma-cuma
kepada sekolah yang bersedia bergabung. Unnes juga menyediakan layanan lain yang
disediakan untuk sekolah-sekolah yang bergabung. Layanan tersebut mempunyai sifat
berlangganan bagi sekolah yang bersedia, dengan biaya tertentu. Produk-produknya
antara lain perangkat pendukung dan media pembelajaran. Meskipun demikian, hal ini
tidak dimaksudkan sebagai bentuk komersialisasi pembelajaran, karena secara
spesifik langkah tersebut dimasa mendatang digunakan untuk mendukung pembiayaan
operasional mahasiswa Unnes yang berasal dari kelompok masyarakat kurang
beruntung.

F.7. Deskripsi SWOT Komponen F


a. Kekuatan
1. Pengelolaan pendanaan menganut prinsip penganggaran partisipatif
2. Setiap program dievaluasi setiap tahun melalui dokumen LAKIP
3. Penerimaan Unnes setiap tahun mengalami peningkatan
4. Besarnya unit kos tunggal mahasiswa Unnes relatif lebih rendah dari mahasiswa
PTN lainnya
5. Jaminan pengelolaan keuangan yang bersih dan penggunaan yang dapat
dipertanggungjawabkan
6. Sarana dan prasarana yang dimiliki Unnes cukup memadai.

Hal ini sangat

menunjang kegiatan tridarma perguruan tinggi, dan kegiatan administrasi.


7. Sarana dan prasarana yang dimiliki Unnes cukup beragam. Hal ini sangat
menunjang kegiatan-kegiatan yang sifatnya spesifik dan membutuhkan sarana dan
prasarana spesifik pula
8. Memiliki Renstra TIK tahun 2007 2012
9. Sudah mengembangkan dan menggunakan sejumlah sistem informasi untuk
menyelenggarakan adminstrasi akademik, keuangan, kepegawaian dan juga
kemahasiswaan

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

135

10. Memiliki daya dukung akses internet yang cukup memadai (20Mbps)
11. Memiliki 12 server sebagai sistem disaster recovey
12. Unnes masuk orbit Webometrics wujud komitmen yang kuat untuk meningkatkan
performance layanan TIK kepada seluruh stakeholder
13. ASG wujud kepercayaan nasional terhadap Unnes dalam penguasaan TIK
14. Pemberdayaan OSS untuk meningkatkan daya saing Unnes
15. Jaringan serat optik yang menghubungkan rektorat ke seluruh gedung fakultas dan
perpustakaan pusat.
16. Penghibahan SIS ke sekolah-sekolah untuk menunjang administrasi akademik

b. Kelemahan
1.

Sumber dana utama masih diperoleh dari pemerintah

2.

Penerimaan pendapatan unit bisnis belum maksimal

3.

Penggalian dana dari kerjasama belum optimal

4.

Promosi usaha potensial yang telah dikembangkan belum optimal

5.

Masih terbatasnya dana operasional pemeliharaan sarana dan prasarana. Hal ini
mengakibatkan adanya skala prioritas dalam pemeriharaan sarana dan prasarana.

6.

Belum optimalnya pemanfaatan sarana dan prasarana yang dimiliki Unnes untuk
mendukung penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi

7.

Belum memiliki sistem informasi perencanaan dan penganggaran untuk


mendukung BHPP

8.

Belum mempunyai redudant network untuk meningkatkan jaminan koneksi dan


akses data dan informasi

9.

Pada sisi pengguna aplikasi dan sistem informasi perlu ditingkatkan dan
disebarluaskan

10. Pengelolaan dan pemeliharaan redudant network

c. Peluang
1. Sumber dana yang berasal dari negara diharapkan dapat mengurangi satuan biaya
prodi
2. Tersedia dana kompetitif dari pemerintah yang rutin dikompetisikan setiap tahun
3. Adanya tawaran hibah/pinjaman luar negeri
4. Adanya peluang kerjasama dengan pihak lain untuk penyandang dana pengadaan
sarana dan prasarana
5. Sumber Anggaran untuk pemeliharaan berdasarkan sarana dan prasarana yang
dimiliki

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

136

6. Berpeluang besar untuk mendapatkan berbagai program hibah kompetitif yang


terkait dengan pengembangan TIK
7. Meningkatkan peran Unnes untuk memberikan solusi berkaitan dengan penerapan
TIK pada tingkat regional maupun nasional
8. Pemberdayaan dan berbagi aplikasi open source software
9. Globalisasi membuka peluang persaingan menuju perguruan tinggi profesional di
dalam maupun di luar negeri

d. Ancaman
1. Meningkatnya kebutuhan dana operasional sebagai penunjang kegiatan Unnes
2. Meningkatnya biaya operasional mahasiwa terkait peningkatan harga alat-alat
laboratorium dan literatur
3. Perkembangan pendidikan dan layanan dari lembaga lain yang lebih marketable
4. Inflasi yang tinggi, kemampuan ekonomi masyarakat yang lemah.
5. Ancaman terhadap pemeliharaan dan pemanfaatan fasilitas yang ada dapat berupa
bencana alam, pencurian, penyalahgunaan, bahkan human error.

Tabel 6.7 Analisis SWOT Komponen F


Kekuatan (S)

Kelemahan (W)

1. Pengelolaan pendanaan menganut


prinsip penganggaran partisipatif
2. Setiap program dievaluasi setiap
tahun melalui dokumen LAKIP
3. Penerimaan Unnes setiap tahun
mengalami peningkatan
4. Besarnya
unit
kos
tunggal
mahasiswa Unnes relatif lebih
rendah dari mahasiswa PTN lainnya
5. Jaminan pengelolaan keuangan
yang bersih dan penggunaan yang
dapat dipertanggungjawabkan
6. Sarana dan prasarana yang dimiliki
Unnes cukup memadai. Hal ini
sangat
menunjang
kegiatan
tridarma perguruan tinggi, dan
kegiatan administrasi.
7. Sarana dan prasarana yang dimiliki
Unnes cukup beragam. Hal ini
sangat
menunjang
kegiatankegiatan yang sifatnya spesifik dan
membutuhkan
sarana
dan
prasarana spesifik pula
8. Memiliki Renstra TIK tahun 2007
2012
9. Sudah
mengembangkan
dan

1. Sumber
dana
utama
masih
diperoleh dari pemerintah
2. Penerimaan pendapatan unit bisnis
belum maksimal
3. Penggalian dana dari kerjasama
belum optimal
4. Promosi usaha potensial yang telah
dikembangkan belum optimal
5. Masih
terbatasnya
dana
operasional pemeliharaan sarana
dan
prasarana.
Hal
ini
mengakibatkan
adanya
skala
prioritas
dalam
pemeriharaan
sarana dan prasarana.
6. Belum optimalnya pemanfaatan
sarana dan prasarana yang dimiliki
Unnes
untuk
mendukung
penyelenggaraan
Tri
Dharma
Perguruan Tinggi
7. Belum memiliki sistem informasi
perencanaan dan penganggaran
untuk mendukung BHPP
8. Belum
mempunyai
redudant
network
untuk
meningkatkan
jaminan koneksi dan akses data
dan informasi

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

137

menggunakan sejumlah sistem 9. Pada sisi pengguna aplikasi dan


informasi untuk menyelenggarakan
sistem informasi perlu ditingkatkan
adminstrasi akademik, keuangan,
dan disebarluaskan
kepegawaian
dan
juga 10. Pengelolaan dan pemeliharaan
kemahasiswaan
redudant network
10. Memiliki daya dukung akses
internet yang cukup memadai
(20Mbps)
11. Memiliki 12 server sebagai sistem
disaster recovey
12. Unnes masuk orbit Webometrics
wujud komitmen yang kuat untuk
meningkatkan performance layanan
TIK kepada seluruh stakeholder
13. ASG wujud kepercayaan nasional
terhadap Unnes dalam penguasaan
TIK
14. Pemberdayaan
OSS
untuk
meningkatkan daya saing Unnes
15. Jaringan
serat
optik
yang
menghubungkan rektorat ke seluruh
gedung fakultas dan perpustakaan
pusat.
16. Penghibahan SIS ke sekolahsekolah
untuk
menunjang
administrasi akademik
17. Jaringan
serat
optik
yang
menghubungkan rektorat ke seluruh
gedung fakultas dan perpustakaan
pusat
18. Penghibahan SIS ke sekolahsekolah
untuk
menunjang
administrasi akademik
Peluang (O)
Ancaman (T)
1. Sumber dana yang berasal dari
negara
diharapkan
dapat
mengurangi satuan biaya prodi
2. Tersedia dana kompetitif dari
pemerintah
yang
rutin
dikompetisikan setiap tahun
3. Adanya tawaran hibah/pinjaman
luar negeri
4. Adanya peluang kerjasama dengan
pihak lain untuk penyandang dana
pengadaan sarana dan prasarana
5. Sumber
Anggaran
untuk
pemeliharaan berdasarkan sarana
dan prasarana yang dimiliki
6. Berpeluang
besar
untuk
mendapatkan berbagai program
hibah kompetitif yang terkait dengan
pengembangan TIK
7. Meningkatkan peran Unnes untuk
memberikan solusi
berkaitan

1. Meningkatnya kebutuhan dana


operasional sebagai penunjang
kegiatan Unnes
2. Meningkatnya biaya operasional
mahasiwa terkait peningkatan harga
alat-alat laboratorium dan literatur
3. Perkembangan pendidikan dan
layanan dari lembaga lain yang
lebih marketable
4. Inflasi yang tinggi, kemampuan
ekonomi masyarakat yang lemah.
5. Ancaman terhadap pemeliharaan
dan pemanfaatan fasilitas yang ada
dapat berupa bencana alam,
pencurian,
penyalahgunaan,
bahkan human error.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

138

dengan penerapan TIK pada tingkat


regional maupun nasional
8. Pemberdayaan dan berbagi aplikasi
open source software
9. Globalisasi
membuka
peluang
persaingan menuju perguruan tinggi
profesional di dalam maupun di luar
negeri

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

139

KOMPONEN G. PENELITIAN, PELAYANAN/PENGABDIAN KEPADA


MASYARAKAT, DAN KERJASAMA
G.1. Mutu, produktivitas, relevansi sasaran, dan efisiensi pemanfaatan
penelitian dan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat

dana

Mutu kegiatan utama bidang Penelitian dan Pelayanan/Pengabdian kepada


Masyarakat dikelola melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
(LP2M) Unnes dengan tugas utama mengelola kegiatan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat yang dilakukan oleh universitas, unit-unit lain yang ada di
lingkungan universitas, termasuk kegiatan penelitian dan pengabdian yang dilakukan
oleh universitas dengan melibatkan instansi lain.
Komitmen untuk selalu meningkatan mutu berupa kualitas dan kuantitas
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam proses seleksi, pilihan
tema/bidang penelitian/pengabdian,

juga dalam pelaksanaan serta evaluasinya,

sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang bermakna bagi semua pihak, dan lebih luas
lagi dapat bekontribusi secara nyata untuk percepatan pembangunan di berbagai
bidang yang dibutuhkan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia, dan peningkatan
kualitas kehidupan bangsa secara utuh.
Selain itu, peningkatan publikasi laporan hasil penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat lewat web dan penataan laporan yang dalam bentuk cetak pada
tempat yang memadai dan menarik untuk dikunjungi bagi semua pihak yang
membutuhkan terutama masyarakat luas, dan memberikan nilai tambah kepada
mereka dalam rupa apapun. Sehingga kegiatan dan penyusunan laporan yang telah
dibiayai dengan APBN dengan nilai uang yang cukup besar dan cenderung naik setiap
tahunnya tidak lagi menjadi tumpukan dokumen tanpa makna yang menyesakan
ruangan dan pandangan.
Peningkatan kegiatan kerjasama dengan berbagai pihak baik pemerintah
maupun swasta pada tingkat lokal, regional, nasional, serta internasioanl yang saling
menguntungkan dan bermanfaat bagi lembaga, bangsa juga negara perlu selalu
dilakukan serta terus ditingkatkan. Kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan jumlah
dana kegiatan kerjasama yang bisa dikelola untuk mendukung perluasan dan
keanekaragaman kegiatan LP2M UNNES.
LP2M Unnes juga berupaya untuk meningkatkan jumlah publikasi nasional
terakreditasi, internasional terakreditasi. Melalui Sentra HKI yang didirikan pada tahun
2011, LP2M berupaya meningkatkan pelayanan pengurusan untuk mendapatkan hak
paten, hak cipta, serta hak merk dari hasil penelitian dan pengabdian kepada
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

139

masyarakat bagi semua pihak yang membutuhkan, termasuk di dalamnya masyarakat


luas.
Peningkatan kualifikasi jurnal ilmiah yang diterbitkan LP2M Unnes sehingga
menjadi jurnal yang terakreditasi, minimal dari 4 jurnal ada 2 yang bisa terakreditasi.
Menyelenggarakan seminar internasional dan nasional. Pembuatan buku profil
teknologi tepat guna. Penerbitan buku ajar dan referensi berbasis penelitian dengan
ISBN. Pengadaan show room dan portal hasil penelitian, pengabdian, dan KKN, juga
produk lokal unggulan, serta pendirian sentra tempe dan mosium tempe Indonesia.
Peningkatan

secara

terus

menerus

tata

kelola

bidang

administrasi/ketatausahaan baik perencanaan, keuangan, akuntansi, kepegawaian,


perlengkapan, kerumahtanggaan juga jaringan IT agar penyelenggaraan adminitrasi
kantor bisa efisien, efektif, transparan, dan akuntabel, serta selalu tercipta good
government.
Pemberdayaan dan optimalisasi kinerja pusat-pusat serta Sentra HKI yang ada
di LP2M Unnes sehingga banyak hal yang bisa dilakukan dan dihasilkan bagi lembaga
dan masyarakat luas pada umumnya, sebagai bentuk perluasan jenis pengabdian
kepada masyarakat.
Untuk keperluan pengukuran produktivitas ketercapaian tujuan strategis bidang
kelembagaan diperlukan sejumlah sasaran strategis beserta indikator ketercapaian
sasaran yang menggambarkan kondisi yang harus dicapai pada tahun 2015. Relevansi
Sasaran yang akan dicapai dapat terdiri atas sasaran khusus dan sasaran umum.
Sasaran khusus adalah sasaran dari setiap program penelitian dan pengabdian
masyarakat yang dikembangkan, sedang sasaran umum bersifat kelembagaan terkait
capaian standart kualitas manajemen (Renstra LP2M 2010-2012).
Relevansi Sasaran adalah target yang ingin dicapai pada tahun 2014 di bidang
penelitian, pengabdian kepada masyarakat, pengembangan pusat-pusat penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, KKN, pegembangan jurnal ilmiah, dan perolehan
HAKI dan paten.
a. Bidang Penelitian
Hasil-hasil penelitian diharapkan terus meningkat kualitasnya sehingga dapat
dipublikasikan di jurnal berkualitas dan memiliki keunggulan yang dapat menjadi
cirikhas penelitian Unnes Konservasi. Penelitian berpotensi paten dikembangkan dan
difasilitasi

perolehannya.

Untuk

mempercepat

peningkatan kualitas

penelitian

ditetapkan sasaran berikut:


1)

Meningkatkan jumlah penelitian unggulan dengan tingkat kompetisi tinggi.

2)

Meningkatkan jumlah publikasi hasil riset di jurnal nasional terakreditasi

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

140

3)

Meningkatkan jumlah publikasi hasil riset di jurnal internasional

4)

Meningkatkan jumlah penelitian unggulan Unnes berciri konservasi

5)

Meningkatkan jumlah penelitian kolaborasi dengan institusi lain baik di dalam


maupun di luar negeri.

6)

Meningkatkan perolehan HAKI dan paten dari hasil riset

7)

Meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan penelitian.


Indikator untuk mengukur ketercapaian sasaran tersebut disajikan pada Tabel

dibawah ini:
Tabel 7.1 Indikator sasaran bidang penelitian dan capaian tahun 2010-2014
Indikator
1. Jumlah publikasi riset
dalam jurnal nasional
terakreditasi
2. Jumlah publikasi riset
dalam jurnal
internasional
3. Jumlah HAKI/patent
4. Jumlah Teknologi
Tepat Guna (TTG)
5. Jumlah Model/Prototipe/
Desain/Karya
Seni/Rekayasa Sosial
6. Jumlah publikasi riset
dalam prosiding seminar
nasional
7. Jumlah publikasi riset
dalam prosiding seminar
internasional
8. Jumlah indeks sitasi
(citation index)
9. Jumlah jurnal
Internasional
10. Jumlah jurnal nasional
terakreditasi
11. Jumlah riset unggulan
12. Rasio jumlah dosen
yang terlibat Riset(%)
13. Jumlah mahasiswa
terlibat dalam setiap
Penelitian
14. Jumlah mahasiswa
terlibat dalam setiap
pengabdian
15. Jumlah buku ajar hasil
penelitian

Kondisi
awal
(2009)

2010

2011

2012

2013

2014

10

20

35

55

80

12

18

26

10

15

20

25

30

10

15

20

25

30

20

40

80

100

120

10

15

25

35

12

20

10

20

40

50

60

20

25

30

35

40

50

10

20

35

Capaian tahun

60

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

12

141

b.

Bidang Pengabdian kepada Masyarakat


Relevansi Sasaran Pengabdian kepada Masyarakat yang dikembangkan LP2M

adalah meningkatkan kontribusi perguruan tinggi pada pembangunan masyarakat dan


pencapaian MDGs.
1)

Meningkatkan jumlah pengabdian kepada masyarakat dengan tingkat kompetisi


tinggi.

2)

Meningkatkan jumlah desa binaan.

3)

Meningkatkan jumlah pengabdian kepada masyarakat berbasis riset

4)

Meningkatkan jumlah mitra baik institusi Pemerintah maupun Swasta dalam


program

5)

Pemberdayaan masyarakat.
Indikator untuk mengukur pencapaian sasaran bidang pengabdian kepada

masyarakat disajikan pada Tabel dibawah ini:.


Tabel 7.2. Indikator sasaran bidang pengabdian kepada masyarakat dan
capaian tahun 2010-2014.

Indikator

Kondisi
awal
(2009)

2010

2011

2012

2013

2014

10

20

30

40

50

1: 5

1:4

1:4

1:3

1:3

1:3

10

12

1. Jumlah kegiatan
pengabdian kepada
masyarakat berbasis
riset
2. Rasio kegiatan
pengabdian kepada
masyarakat terhadap
jumlah dosen
3. Jumlah mitra

c.

Capaian tahun

Pengembangan Pusat-Pusat Penelitian


Sasaran yang ingin dicapai dalam pengembangan Pusat-pusat Penelitian

dan Pengabdian kepada Masyarakat adalah:


1)

Mengembangkan penelitian unggulan dan pengabdian kepada masyarakat


berbasis riset.

2)

Merintis penelitian kolaborasi kelembagaan dengan institusi dalam dan luar


negeri.

3)

Mengaktifkan kelompok

penelitian

untuk

berkontribusi

dalam

pemecahan

permasalahan terkait bidangnya.


4)

Meningkatkan profesionalitas peneliti.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

142

Indikator untuk mengukur pencapaian sasaran bidang pengabdian kepada


masyarakat disajikan pada Tabel dibawah ini:
Tabel 7.3 Indikator sasaran bidang Pengembangan Pusat-pusat Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat dan capaian tahun 2010-2014
Kondisi
awal
(2009)

Indikator
1. Jumlah penelitian
unggulan Pusat.
2. Jumlah penelitian
kolaborasi Pusat
3. Jumlah mitra
4. Rerata jumlah anggota
aktif kelompok studi di
setiap Pusat.
5. Jumlah kegiatan
pelatihan yang dikelola
Pusat tiap tahun.

Capaian tahun
2010

2011

2012

2013

2014

16

24

32

10

12

14

10

12

12

15

16

24

32

Sasaran umum LP2M Unnes adalah peningkatan kualitas penelitian bertaraf


internasional membangun sistem manajemen penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat yang transparan dan akuntabel, meningkatkan kapasitas pusat-pusat
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dan meningkatkan kontribusi Unnes
pada pembangunan masyarakat.
Indikator dicapainya sasaran umum adalah:
1)

Perolehan sertifikat ISO 9001 : 2008 untuk layanan bidang penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat.

2)

Jumlah penelitian unggulan yang sesuai dengan roadmap penelitian pusat-pusat


penelitian dan pengabdian kepada masyarakat .

3)

Pencapaian MDGs (Millenium Development Goals) pada daerah binaan LP2M


Unnes
Indikator capaian sasaran yang telah ditetapkan disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 7.4 Indikator umum/kelembagaan LP2M dan capaian tahun 2010-1014
Indikator
1. Diterimanya sertifikat
ISO
4. Jumlah desa binaan

Kondisi
awal
(2009)
0
3

Capaian tahun
2010

2011

2012

2013

2014

10

14

18

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

143

d.

Efisiensi dan strategi pendanaan


Efisiensi pemanfaatan dana penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

dilakukan dengan menerapkan strategi pendanaan yang meliputi


1)

Dana Rutin
Dana rutin diperoleh dari DIPA Unnes yang jumlahnya 10% dari total anggaran
yang dikelola Unnes.

2)

Dana Dikti
Dana penelitian dan pengabdian masyarakat yang bersumber dari DP2M Dikti
terdiri atas dana untuk jenis penelitian yang dikelola Unnes dan dana yang
diperoleh melalui kompetisi untuk jenis penelitian strategis yang dikelola DP2M
Dikti. Sumber pendanaan lain dari Dikti adalah Research Grant yang
dikompetisikan di Program Studi penerima hibah PHKI maupun IMHERE.
Disamping itu terdapatskim-skim penelitian lain yang dikompetisikan oleh
Kemendikbud.

3)

Dana Pemerintah Daerah


Dana yang bersumber dari Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah

dapat

dieroleh melalui kompetisi penelitian Dosen Muda dan Penelitian Terapan dan
kerjasama dalam kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
4)

Dana Penelitian Ristek


Penelitian dosen dapat pula diperoleh dari skim penelitian Kementerian Ristek
yang ditawarkan setiap tahun.

5)

Dana Bantuan dan Kerjasama


Dalam

beberapa

tahun

terakhir

Unnes

telah

mendapatkan

kesempatan

memperoleh pendanaan CSR yang bersumber dari Pertamina, Yayasan


Damandiri, Bank Jateng, BRI, BNI46, dan Bank Mandiri. Sumber pendanaan ini
dapat dimanfaatkan dosen untuk kegiatan pengbdian kepada masyarakat.
Kerjasama dengan pihak luar Unnes pun memiliki peluang untuk dikembangkan
guna memperoleh pendanaan kegiatan peningkatan kualitas sumberdaya,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
LP2M Unnes berupaya untuk terus menggali pendanaan secara kreatif dengan
pemberdayaan Pusat-pusat dan potensi yang dimiliki Unnes sehingga rasio sumber
pendanaan non rutin terus meningkat.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

144

G.2.

Agenda, keberlanjutan, diseminasi hasil penelitian dan pelayanan/


pengabdian kepada masyarakat
Agenda berupa program kerja dan strategi pelayanan LP2M Unnes

meliputi:(1)menyelenggarakan pelatihan manajemen dan metodologi penelitian dan


pengelolaan pengabdian kepada masyarakat, (2) memfasilitasi pengembangan
kelompok penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam berbagai disiplin ilmu
dan bidang antar disiplin, (3) memfasilitasi pengembangan proposal penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat yang bermutu dan berdaya saing yang tinggi, (4)
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat berkenaan dengan upaya
meningkatkan kecerdasan bangsa, (5) menerapkan hasil penelitian dalam bentuk
pengabdian kepada masyarakat khususnya untuk meningkatkan mutu pendidikan, (6)
meningkatkan pusat-pusat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang
bertaraf nasional dan internasional berbasis konservasi, (7) mengembangkan sistem
informasi dan komunikasi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang
akseptabel dan akurat, (8) mengembangkan jejaring penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat dengan berbagai lembaga dan perguruan tinggi didalam maupun
luar negeri.
Keberlanjutan dan diseminasi hasil penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat oleh LP2M Unnes dilaksanakan melalui kegiatan penunjang berupa
seminar, workshop, bimbingan teknis, pelatihan dalam berbagai bidang yang
diselenggarakan

oleh

Pusat-Pusat

yang

ada.

Kegiatan

penunjang

yang

diselenggarakan pada tahun 2011 antara lain : Pelatihan penyusunan proposal


penelitian bagi dosen muda, In House Training Sentra HKI, Perolehan HKI, Workshop
penyusunan dokumen paten, FGD penguatan HKI, Workshop penyusunan proposal
penelitian unggulan strategis nasional, Workshop pengembangan pusat sain dan
teknologi, Worskhop penyusunan proposal unggulan Unnes, FGD penyusunan RIP
pusat sain dan teknologi, Pelatihan Penulisan artikel ilmiah hasil pengabdian dan
penelitian, FGD peningkatan pengetahuan dalam menyusun profil anak dan Road Map
Kab/Kota layak anak, Analisis gender dan bedah buku potret gay dan wanita waria
kota semarang, FGD pengembangan pusat pemberdayaan masyarakat, Workshop
penulisan artikel ilmiah bagi dosen dan peneliti, Workshop penyusunan proposal
penelitian inovasi pembelajaran, Diskusi penulisan karya ilmiah dan penelitian tindakan
kelas bagi dosen, Sinergi triple bottom line dalam program pemberdayaan masyarakat
lingkar kampus menuju kawasan agropolitan, FGD integritas program manejemen dan
kewirausahaan bagi masyarakat lingkar kampus, Workshop penyusunan proposal
penelitian bagi dosen senior, Seminar hasil pengabdian kepada masyarakat
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

145

mahasiswa, Seminar hasil pengabdian kepada masyarakat bagi dosen, Seminar hasil
penelitian dosen, FGD Membangun jejaring penelitian kependidikan, dan workshop
Better Teaching and Learning dan Implementasinya dalam PBM.
G.3. Kegiatan penelitian dan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat bersama
dosen dan mahasiswa.
Kegiatan penelitian diselenggarakan bersama dosen dan mahasiswamenurut
skim yang meliputi sumber dana internal dan eksternal dan melibatkan mahasiswa.
Data usul, diterima, didanai dan sumber dana penelitian dan pengabdian tiga tahun
terakhir dapat digambarkan dalam tabel di bawah ini,
Tabel 7.5 Data Usul, Diterima, Didanai, dan Sumber Dana Bidang Penelitian
LP2M Unnes Tahun 2009
No

Program Penelitian

Usul
(judul)

Diterima
(Judul)

Didanai

Sumber Dana

Dosen Muda

118

33

198.000.000

DIPA PNBP

Dosen Senior

29

28

280.000.000

DIPA PNBP

Dasar

61

20

200.000.000

DIPA PNBP

PTK/PPKP

58

29

222.000.000

DIPA PNBP

Terapan

95

30

300.000.000

DIPA PNBP

Puslit

20

15

150.000.000

DIPA PNBP

Kerjasama

40.000.000

DIPA PNBP

Kelembagaan

17

17

255.000.000

DIPA PNBP

Akademik

40.000.000

DIPA PNBP

10

Mahasiswa

150

52

130.000.000

DIPA PNBP

11

Hibah Pascasarjana

510.250.000

DIPA Eks. Proyek

12

Hibah Pekerti

140.000.000

DIPA Eks. Proyek

13

Riset Fundamental

26

11

413.500.000

DIPA Eks. Proyek

14

Hibah Bersaing

86

24

1.102.250.000

DIPA Eks. Proyek

15

RAPID

250.000.000

DIPA Eks. Proyek

16
17

92
14

33
5

3.300.000.000
500.000.000

DIPA Eks. Proyek


DIPA Eks. Proyek

18

Strategi Nasional
Potensi Pendidikan
Kabupaten/Kota
Dosen Muda

26.000.000

19

Terapan

24

80.000.000

Dinas P dan K
Provinsi Jawa
Tengah (Kompetitif)
Dinas P dan K
Provinsi Jawa
Tengah (Kompetitif)

Unggulan Strategi Nasional


Batch I

200.000.000

20

6
1

100.000.000

200.000.000

21

22

Hibah Kompetensi
Seseuai Prioritas Nasional
Batch 1

DIPA DP2M

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

DIPA DP2M

DIPA DP2M
146

No
23
24
25

Program Penelitian
Sesuai Prioritas Nasional
Batch 2
Sesuai Prioritas Nasional
Batch 4
Penulisan Buku Teks

Usul
(judul)

Diterima
(Judul)
20

Didanai

Sumber Dana

1.793.910.000

90

DIPA DP2M
3

284.500.000

40.000.000

DIPA DP2M

120.000.000

DIPA DP2M

300.000.000

Menristek

DIPA DP2M

26

Publikasi Internasional

27

Insentif Riset Terapan

930

11.175.410.00
0

351

Tabel 7.6 Data Usul, Diterima, Didanai, dan Sumber Dana Bidang Penelitian
LP2M Unnes Tahun 2010
Usul
(judul)

Diterima
(Judul)

90
89
42

33
29
31

231.000.000
560.000.000
450.000.000

DIPA PNBP
DIPA PNBP
DIPA PNBP

30
11
76
4
29
1
15
141

21
8
40
4
17
1
18
52

189.000.000
64.000.000
800.000.000
100.000.000
340.000.000
40.000.000
225.000.000
156.000.000

340.000.000

140.000.000

11

190.000.000

Hibah Bersaing lanjutan


Hibah Strategis Nasional
lanjutan
RAPID
Hibah Kompetensi
lanjutan
Hibah Kompetitif Penel.
Unggulan Stragnas

24

11

515.000.000

34
2

10
2

700.000.000
470.000.000

DIPA PNBP
DIPA PNBP
DIPA PNBP
DIPA PNBP
DIPA PNBP
DIPA PNBP
DIPA PNBP
DIPA PNBP
DIPA EK.
PROYEK
DIPA EK.
PROYEK
DIPA EK.
PROYEK
DIPA EK.
PROYEK
DIPA EK.
PROYEK
DP2M DIKTI

7
1

1
1

90.000.000
380.000.000

DP2M DIKTI
DP2M DIKTI

20

Hibah Penel. Strategis


Nasional lanjutan

90

636.000.000

DP2M DIKTI

21
22

Hibah Bersaing
Uber HKI

81
1

3
1

90.990.000
12.500.000

DP2M DIKTI
DP2M DIKTI

No.

Program Penelitian

1
2
3

Dosen Muda
Dosen Senior
Dasar
Pengembangan
Pembelajaran
Penelitian Tindakan Kelas
Terapan
Kerjasama
Kelembagaan
Akademik
Penelitian Pusat
Mahasiswa
Hibah Pascasarjana
lanjutan

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Hibah Pekerti lanjutan


Riset Fundamental
lanjutan

Jumlah Dana
(Rp)

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

Sumber Dana

147

No.

23
24

Program Penelitian

Usul
(judul)

Diterima
(Judul)

Jumlah Dana
(Rp)

61
4
247

5
2
23

300.000.000
142.500.000
2.121.990.000

Hibah Strategis Nasional


Hibah Kompetensi
Jumlah Penelitian

Sumber Dana

DP2M DIKTI
DP2M DIKTI

Tabel 7.7 Data Usul, Diterima, Didanai, dan Sumber Dana Bidang Penelitian
LP2M Unnes Tahun 2011
No
.

1
2
3

Program Penelitian

Usul
(judul)

Diterima
(Judul)

Jumlah Dana
(Rp)

106
58
62

33
29
31

198.000.000
478.000.000
393.000.000

DIPA PNBP
DIPA PNBP
DIPA PNBP

67
164
4
40
18
192

29
42
4
18
18
52

228.000.000
700.000.000
80.000.000
289.000.000
225.000.000
156.000.000

355.000.000

Sumber Dana

10

Dosen Muda
Dosen Senior
Dasar
Pengembangan
Pembelajaran/PTK
Terapan
Kerjasama
Kelembagaan
Penelitian Pusat
Mahasiswa
Hibah Pascasarjana
lanjutan

11

RAPID

280.000.000

12

Hibah Bersaing lanjutan


Hibah Penelitian
Disertasi Doktor

241.700.000

11

100.000.000

115.000.000

DIPA PNBP
DIPA PNBP
DIPA PNBP
DIPA PNBP
DIPA PNBP
DIPA PNBP
DIPA EK.
PROYEK
DIPA EK.
PROYEK
DIPA EK.
PROYEK
DIPA EK.
PROYEK
DIPA Dinas
Pendidikan Prov.
Jawa Tengah

7
10

3
5

237.500.000
366.750.000

DP2M DIKTI
DP2M DIKTI

81
13
11
1
7

16
7
5
1
7

590.250.000
245.250
414.500.000
270.000.000
700.000.000

DP2M DIKTI
DP2M DIKTI
DP2M DIKTI
DP2M DIKTI
DP2M DIKTI

30.000.000

DP2M DIKTI

4
5
6
7
8
9

13

14
15
16
17
18
19
20
21

22

Penelitian Terapan
Hibah Kompetensi
lanjutan
Hibah Penel. Strategis
Nasional lanjutan
Hibah Bersaing
Fundamental
Hibah Pascasarjana
RAPID
Penelitian Pemetaan
dan pengembangan
mutu Pendidikan
(PPMP)
Insentif Buku Ajar

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

148

No
.

23

Program Penelitian

Insentif Artikel Ilmiah


pada Terbitan Berkala
Ilmiah Bereputasi
Internasional
Jumlah Penelitian

Usul
(judul)

Diterima
(Judul)

Jumlah Dana
(Rp)

20.000.000

140

48

2.629.245.250

Sumber Dana

DP2M DIKTI

Kegiatan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat diselenggarakan bersama


dosen dan mahasiswa menurut skim yang meliputi sumber dana internal dan eksternal
dan melibatkan mahasiswa. Data usul, diterima, didanai dan sumber dana penelitian
dan pengabdian tiga tahun terakhir dapat digambarkan dalam tabel di bawah ini,

Tabel 7.8 Data Usul, Diterima, Didanai, dan Sumber Dana Bidang
Pengabdian kepada Masyarakat LP2M Unnes Tahun 2009
No

Program Pengabdian
kepada masyarakat

Usul
(judul)

Diterima
(Judul)

Jumlah Dana
(Rp)

Sumber Dana

Pengabdian kepada
Masyarakat (Dosen)

167

120

430.750.000

DIPA PNBP

Pengabdian kepada
Masyarakat (Mahasiswa)

52

25

65.500.000

DIPA PNBP

Pengabdian Pusat

13

13

254.000.000

DIPA PNBP

Kuliah Kerja Nyata (KKN)


Alternatif
Kuliah Kerja Nyata (KKN)
PBA

321

321

160.500.000

DIPA PNBP

4370

4370

7.866.000.000

Kuliah Kerja Nyata (KKN)


Wajib Belajar Dikdas 9
tahun

20

20

95.000.000

7
8

Penerapan Iptek
Vucer

96
23

58
20

370.850.000

Dinas Pendidikan
Prov. Jawa
Tengah
Dirjen Pembinaan
SMP Ditjen Dikti
DP2M DIKTI
DP2M DIKTI

300.000.000
9

KKU

10
UJI
11
Iptek Bagi Masyarakat
(IbM)
Jumlah Pengabdian kepada
Masyarakat

5078

4956

26.000.000

DP2M DIKTI
DP2M DIKTI

130.000.000
295.400.000

DP2M DIKTI

9.994.000.000

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

149

Tabel 7.9 Data Usul, Diterima, Didanai, dan Sumber Dana Bidang Pengabdian
kepada Masyarakat LP2M Unnes Tahun 2010
No.

Program Pengabdian
kepada masyarakat

Usul
(judul)

Diterima
(Judul)

Jumlah Dana
(Rp)

Sumber
Dana

Pengabdian kepada
Masyarakat (Dosen)

219

140

565.000.000

DIPA
PNBP

Pengabdian kepada
Masyarakat (Mahasiswa)

95

30

75.000.000

DIPA
PNBP

Pengabdian Pusat

75.000.000

Kuliah Kerja Nyata (KKN)

4500

4500

70
9

2
1

74.000.000
97.000.000

DIPA
PNBP
DIPA
PNBP
DP2M
DIKTI
DP2M
DIKTI

100.000.000

85.000.000

82

356.000.000

5
6

Iptek Bagi Masyarakat


(IbM)
Iptek Bagi Inovasi dan
Kreativitas Kampus
(IbIKK)
Progran KKN-PPM

Iptek Bagi Masyarakat


(IbM) Batch 2
Jumlah Pengabdian kepada
Masyarakat

2.250.000.000

DP2M
DIKTI
DP2M
DIKTI

Tabel 7.10 Data Usul, Diterima, Didanai, dan Sumber Dana Bidang Pengabdian
kepada Masyarakat LP2M Unnes Tahun 2011
No.

Program Pengabdian
kepada Masyarakat

Usul
(judul)

Diterima
(Judul)

Jumlah Dana
(Rp)

Sumber Dana

Pengabdian kepada
Masyarakat (Dosen)

219

142

565.000.000

DIPA PNBP

Pengabdian kepada
Masyarakat
(Mahasiswa)
Pengabdian Pusat
Kuliah Kerja Nyata
(KKN)
KKN Alternatif
KKN Lokasi

95

30

75.000

DIPA PNBP

8
4150

8
500000

642
1670

642
1670
2000

KKN PBA

2000

3
4
5
6
7

KKN Vokasi

30

30

Iptek Bagi Masyarakat


(IbM)

70

90.000.000
DIPA PNBP
2.075.000.000 DIPA PNBP
321.000.000
DIPA PNBP
835.000.000
DIPA PNBP
3.600.000.000 DIPA Dinas
Pendidikan
Prov. Jawa
Tengah
60.000.000
PNBP Dinas
P dan K
Provinsi Jawa
Tengah
DIPA EK.
135.000.000
PROYEK

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

150

Program Pengabdian
kepada Masyarakat

No.

10

Iptek Bagi Inovasi dan


Kreativitas Kampus
(IbIKK)
11 Program Peningkatan
Profesionalisme Tenaga
pengajara berbasis TIK
dengan Pola
Pendampingan SMK
Jumlah Pengabdian kepada
Masyarakat

Usul
(judul)

Diterima
(Judul)

Jumlah Dana
(Rp)

90.000.000

DP2M DIKTI

750.000.000

DIPA Ditjen
Pendidikan
Menengah,
Direktorat
SMK

88

975.000.000

Sumber Dana

Tabel 7.11 Program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dosen dan
mahasiswa fakultas tiga tahun terakhir
No

Fakultas

Program
Penelitian/Pengabdian kepada
Masyarakat

Tahun

Jumlah
Judul

2009

25

308.000.000

2009

39.500.000

2010

32

396.500.000

2010

58.500.000

2011

44

450.000.000

2011

21

105.000.000

2009

90

695.000.000

2009

43

180.000.000

2010

91

774.500.000

2010

61

292.000.000

2011

94

773.500.000

2011

69

325.000.000

2009

31

271.500.000

2009

23

61.000.000

2010

37

32.870.000

2010

21

83.000.000

2011

37

275.000.000

2011

27

Jumlah Dana

Penelitian
1

FIP
Pengabdian kepada
Masyarakat
Penelitian
Pengabdian kepada
Masyarakat
Penelitian
Pengabdian kepada
Masyarakat
Penelitian

FBS
Pengabdian kepada
Masyarakat
Penelitian
Pengabdian kepada
Masyarakat
Penelitian
Pengabdian kepada
Masyarakat
Penelitian

FIS
Pengabdian kepada
Masyarakat
Penelitian
Pengabdian kepada
Masyarakat
Penelitian
Pengabdian kepada

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

151

No

Fakultas

Program
Penelitian/Pengabdian kepada
Masyarakat

Tahun

Jumlah
Judul

Masyarakat

Jumlah Dana

102.500.000

Penelitian
4

FMIPA
Pengabdian kepada
Masyarakat
Penelitian

135.000.000

2010

11

45.000.000

2009

70.000.000

2009

13

32.500.000

2010

21

150.000.000

2010

23

57.500.000

2011

2011

31

222.000.000

Pengabdian kepada
Masyarakat
Penelitian

2011

29

92.500.000

Pengabdian kepada
Masyarakat
Penelitian

2009
2010

15

144.300.000

2010

19.000.000

2011

18

149.088.000

2011

10

54.888.000

2009

27

190.000.000

2009

21

92.500.000

2010

27

190.000.000

2010

18

92.500.000

Pengabdian kepada
Masyarakat
Penelitian
FE
Pengabdian kepada
Masyarakat
Penelitian
Pengabdian kepada
Masyarakat
Penelitian

FH

13

2011

Pengabdian kepada
Masyarakat
Penelitian

2009

Pengabdian kepada
Masyarakat
Penelitian

Pengabdian kepada
Masyarakat
Penelitian

24.000.000

2010

FT

FIK

12

Pengabdian kepada
Masyarakat
Penelitian

Pengabdian kepada
Masyarakat
Penelitian

2009

2009

2011

34

240.000.000

Pengabdian kepada
Masyarakat
Penelitian

2011

25

62.335.000

Pengabdian kepada
Masyarakat
Penelitian

2009
12

141.000.000

2009

2010
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

152

No

Fakultas

Program
Penelitian/Pengabdian kepada
Masyarakat

Tahun

Jumlah
Judul

Pengabdian kepada
Masyarakat
Penelitian

2010

40.000.000

2011

16

192.500.000

2011

14

70.000.000

Pengabdian kepada
Masyarakat

Jumlah Dana

G.4. Banyak dan mutu kegiatan penelitian dan pelayanan/pengabdian kepada


masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa
Penelitian dan pengabdian mahasiswa ada yang difasilitasi oleh lembaga
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan sistem kompetisi dengan
seleksi yang ketat. Disamping itu juga melalui bidang kemahasiswaan, penelitian dan
pengabdian mahasiswa diarahkan untuk berkompetisi dan menangkap peluang pada
program kreativitas mahasiswa (PKM) sumber dana Dikti. Program kreativitas
mahasiswa meliputi PKM Penelitian, PKM Kewirausahaan, PKM Pengabdian kepada
Masyarakat, PKM Teknologi dan PKM Karsa Cipta. Selain itu ada PKM Gagasan
tertulis dan PKM Artikel Ilmiah. Jumlah usul, jumlah proposal diterima dan besaran
dana penelitian mahasiswa tiga tahun terakhir dapat digambarkan dalam tabel berikut;

Tabel 7.12 Jumlah Judul Penelitian, judul diterima dan jumlah dana
penelitian mahasiswa tiga tahun Terakhir
No

Jumlah Proposal

150 Judul

Jumlah Proposal
Diterima
52 Judul

Jumlah Dana

Tahun

141 Judul

52 Judul

156.000.000,-

2010

192 Judul

52 Judul

156.000.000,-

2011

130.000.000,-

2009

Jumlah usul, jumlah proposal diterima dan besaran dana pengabdian


mahasiswa tiga tahun terakhir dapat digambarkan dalam tabel beikut;

Tabel 7.13 Jumlah usul, diterima dan besaran dana pengabdian mahasiswa
tiga tahun terakhir
No

Jumlah Proposal

1
2
3

52 Judul
95 Judul
105 Judul

Jumlah Proposal
Diterima
25 Judul
30 Judul
30 Judul

Jumlah Dana

Tahun

62.500.000,75.000.000,75.000.000,-

2009
2010
2011

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

153

Tabel 7.14 Jumlah usul, diterima dan besaran dana program kreativitas
mahasiswa tiga tahun terakhir

No

Jumlah Proposal

1
2
3

900 judul
1624 judul
1445 judul

Jumlah
Proposal
Diterima
170 judul
188 Judul
257 Judul

Jumlah Dana

1.177.219.946,1.449.130.500,-

Tahun

2009
2010
2011

G.5. Hubungan antara pengajaran, penelitian dan pelayanan/pengabdian kepada


masyarakat.
Penjaminan mutu penelitian dan pengabdian ditunjukkan dengan luaran yang
mengacu pada indikator kinerja utama penelitian antara lain; publikasi ilmiah,
proseding, penulis artikel di surat kabar atau majalah, Visiting professor, HKI, TTG,
model/prototipe/desain/karya seni/rekayasa sosial, dan buku ajar. Hasil penelitian
dalam diseminasinya minimal menghasilkan buku ajar sesuai dengan mata kuliah yang
diampu dosen. Selain itu dibudayakan hasil-hasil penelitian yang potensial dapat
diabdikan dalam bentuk program pengabdian kepada masyarakat.

G.6. Banyak dan mutu kegiatan penelitian dan publikasi dosen.


Banyak dan Mutu kegiatan penelitian dosen menurut sumber pembiayaan yang
ada mencakup pembiayaan sendiri, pembiayaan PT, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, institusi dalam negeri dan institusi luar negeri. Jumlah judul penelitian
berdasar sumber dana tersebut dapat disampaikan dalam tabel berikut,
Tabel 7.15 Jumlah Judul Penelitian Dosen berdasar Sumber Dana Tiga Tahun
Terakhir
No.
(1)
1
2
3
4
5

Sumber
Pembiayaan
(2)
Pembiayaansendiri
olehpeneliti
PT/yayasan yang
bersangkutan
Kemdikbud/Kementerian
lain terkait
Institusidalamnegeri di luar
Kemdiknas/Kementerian
lain terkait
Institusiluarnegeri
Total

Jumlah Judul Penelitian


TS-2
TS-1
TS
(3)
(4)
(5)
2
2
3

(6)
N1= 7

432

500

530

N2=1.462

121

62

62

N3= 245

N4= 2

0
556

0
565

0
595

N5= 0
1.716

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

Total

154

Data di atas menunjukkan bahwa jumlah dosen yang melaksanakan penelitian


tiap tahun belum optimal mengingat rasio dosen Unnes dengan kewajiban
melaksanakan penelitian masih sedang, namun nampak bahwa ada peningkatan
selama tiga tahun terakhir, yaitu 56% di tahun 2009, 56% tahun 2010 dan 59% di
tahun 2011. Berdasar hal itu perlu diusahakan dan dicarikan strategi untuk memacu
dosen agar gemar meneliti sebagai bagian dari kompetensi profesionalnya sesuai
tugas pokok melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi.
Publikasi dosen berdasar judul artikel ilmiah/karya ilmiah/karya seni/buku yang
dihasilkan selama tiga tahun terakhir oleh dosen tetap dapat disampaikan dalam tabel
berikut,
Tabel 7.16 Publikasi Hasil Penelitian Dosen
No.

Jenis Karya

(1)

(2)
Jurnal ilmiah terakreditasi
DIKTI
Jurnal ilmiah internasional
Buku tingkat nasional
Buku tingkat internasional
Karya seni tingkat
nasional
Karya seni tingkat
internasional
Karya sastra tingkat
nasional
Karya sastra tingkat
internasional
Total

1
2
3
4
5
6
7
8

TS-2
(3)
34
1
8
0
58

Jumlah Judul
TS-1
TS
(4)
(5)
33
25
9
9
0
33

7
10
0
63

Total
(6)
A1= 92
A2= 17
B1= 27
B2= 0
C1= 154
C2=
D1=
D2=

101

84

105

290

Jumlah dosen tetap Unnes kondisi terakhir tahun 2011 berjumlah 1003 orang.
Memperhatikan data di atas nampak bahwa publikasi penelitian dosen masih rendah
jika dibandingkan dengan rasio jumlah dosen tetap yang ada. Memperhatikan keadaan
tersebut perlu diusahakan dan dicari strategi dan langkah-langkah konkrit untuk
membina dan melatih dosen dalam menulis publikasi dan penerbitannya terutama ke
dalam jurnal akreditasi nasional maupun jurnal bereputasi internasional.
Untuk menjamin luaran/publikasi hasil penelitian dan pengabdian dosen,
perolehan HaKI bagi hasil-hasil penelitian dosen dan mahasiswa Unnes, melalui LP2M
telah mendirikan Sentra HaKI dengan surat pendirian dengan SK Rektor No
177/P/2010 tentang Pembentukan dan Pengangkatan Pengelola Sentra HKI
Universitas Negeri Semarang. Melalui sentra HKI diharapkan para peneliti potensial

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

155

dapat difasilitasi mulai pendaftaran, pemeriksaan subtansi, perolehan, pemeliharaan


dan sistem royalty dari Industri yang memproduksi.
G.7.

Hubungan kerjasama dan kemitraan penelitian dengan lembaga dalam


dan luar negeri
Dalam tahap ini Unnes masih mengadakan rintisan pada penelitian dengan

lembaga dalam dan luar negeri. Kegiatan aktif baru dapat dilihat pada tahun
mendatang. Dalam MoU yang telah ditandatangani dengan mitra, kolaborasi riset
sudah dipayungi melalui klausul yang ada dalam perjanjian tersebut. Sebut saja
kerjasama dengan BPPT dan Bank Mandiri Jawa Tengah yang memang dikhususkan
untuk peningkatan penelitian dosen. Demikian juga dengan kolaborasi penelitian
dengan perguruan tinggi luar negeri, pemayungan riset sudah dilakukan dengan
kerjasama yang kami tandatangani dengan Ho Chi Minh City University, Vietnam,
Oxford University Press, Hankuk Univ of Foreign Studies Korea, Universitas Malaysia
Sabah, King Mongkuts Univ Thailand, Kanazawa University Jepang, Kedubes
Perancis.

G.8.

Kerjasama dengan instansi yang relevan.


Untuk mempertahankan dan meningkatkan reputasi Unnes yang telah

mendapatkan pengakuan dari alumni, masyarakat, institusi pendidikan, lembaga


pemerintah, dan mitra yang telah ada, maka Universitas Negeri Semarang (Unnes)
telah

melakukan

penguatan

terhadap

berbagai

kegiatan

kerja

sama

dan

pengembangan dalam negeri. Untuk memperkuat jalinan kerja sama dengan


pemerintah daerah, Unnes telah melakukan kegiatan kerja sama dengan Provinsi
Riau, Pemerintah Kota Semarang, Pemerintah Kabupaten Blora, Pemerintah
Kabupaten Boyolali, Pemerintah Kabupaten Pacitan, Pemerintah Kota Tegal,
Pemerintah Kabupaten Brebes dalam kerjasama pelaksanaan Tri Dharma Perguruan
Tinggi dan

pemberdayaan masyarakat. Yang terbaru adalah kerjasama dengan

kabupaten Landak yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Landak guna


mengawal Sekolah Tinggi Pendidikan yang baru akan didirikan di sana. Tidak hanya
dengan pemerintah daerah, Unnes telah juga melaksanakan kerja sama dalam bidang
teknologi, sosial, olah raga, dan pendidikan dengan KONI Jateng, PMI Jateng,
Kepolisian Daerah Jawa Tengah, dan PT POS Indonesia. Reputasi Unnes pun telah
merambah pada kerja sama lintas sektoral seperti yang ditandatangani oleh Rektor
Unnes dengan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Jakarta dalam
peningkatan kualitas pendidikan.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

156

Dalam melaksanakan kegiatan pengembangan dan kerja sama, Unnes juga


menitikberatkan pada sisi pembinaan dan fasilitasi. Ciri pembinaan ini dapat dilihat
pada kerja sama antara Unnes dan Pondok Pesantren Roudotul Mubtadiin Jepara
yaitu dengan memberikan pendidikan karakter dan penanaman pohon di lingkungan
Ponpes. Unnes juga memfasilitasi dosen dan penelitinya untuk menerbitkan karyakarya mereka di tingkat nasional dengan menandatangani kerja sama dengan PT Raja
Grafindo Persada untuk pemasaran buku karya ilmiah dosen. Juga untuk kemudahan
perjalanan dinas para dosen dan pejabat Unnes, telah dilakukan perjanjian khusus
dengan PT Garuda Indonesia. Fasilitasi untuk alumni Unnes, khususnya Fakultas Ilmu
Keolahragaan, diwujudkan dalam kerja sama dengan PT Exertainment Indonesia yang
merupakan salah satu perusahaan kebugaran terbesar di Indonesia.
Untuk bidang kerja sama luar negeri, Unnes pada 2010-2012 memfokuskan diri
pada kerja sama University to University (U to U Scheme). Universitas luar negeri yang
bermitra dengan Unnes memiliki tujuan yang spesifik dalam mengadakan kerja sama.
Unnes telah bermitra dengan perguruan tinggi seperti Edith Cowan University Perth
Australia untuk rencana program pertukaran staf dan dosen, serta pelatihan penulisan
karya ilmiah. Untuk meningkatkan kerja sama regional, Unnes mengundang ahli dari
Universitas Putra Malaysia untuk berbagi ilmunya menembus ranking dunia. Kerja
sama untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dilakukan oleh Unnes dan
University Teknologi Malaysia.
Berhubungan dengan target peningkatan kualitas akademik, Unnes mengajak
Shenzen University dan Beijing Foreign Studies University untuk mempersiapkan
tenaga pengajar asing yang akan mengajar di program studi Bahasa Mandarin.
Dengan maksud yang sama, Unnes bekerja sama dengan tiga universitas di Sudan: Al
Neelaim University, Alzaim Alazhari University Sudan dan University of Gezira untuk
memperkuat prodi pendidikan bahasa arab. Dosen yang ingin meneruskan studi ke
luar negeri sangat terbantu dengan kerja sama Unnes dengan Massey University di
New Zealand dan Naresuan University di Thailand karena karena universtasuniversitas tersebut akan memfasilitasi aplikasi pendaftaran dari para dosen Unnes.
Kerja sama Dual Masters Degree dengan Ohio State University yang pada
tahun 2010 nota kesepahamannya ditandatangani oleh Rektor Unnes dan Ohio State
University, dieksekusi dengan baik pada tahun 2011. Empat orang mahasiswa Pasca
Sarjana Unnes berangkat ke Amerika dengan program khusus dari USINTEC dan
Dirjen Dikti untuk mengikuti program Dual Masters Degree tersebut. Banyak program
kerja sama Unnes yang melibatkan agensi asing misalnya program

DBE

(Decentralized Basic Education) 2 dan program DBE 3 yang bergerak dalam bidang
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

157

pengembangan pendidikan dasar yang dibiayai oleh USAID. Bahkan di tahun 2011,
Unnes dengan sukses mengadakan The 9th University Consortium Meeting yang
merupakan pertemuan antar Rektor anggota Konsorsium Perguruan Tinggi Indonesia
Pittsburgh (KPTIP) yang berasal dari perguruan tinggi di Indonesia maupun Amerika
Serikat. Pada tahun 2012, Unnes bekerjasama dengan Worldbank untuk mengadakan
pengarusutamaan praktek terbaik pendidikan yang diupload dalam sebuah portal yang
disebut dengan WAPIK (Wahana Praktek Pendidikan yang Baik). Pada tahun ini juga,
program DBE dari USAID telah berakhir dan digantikan dengan PRIORITAS
(Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesias Teachers,
Administrators, and Students) dan HELM (Higher Education Leadership and
Management). Baik pada program PRIORITAS maupun HELM, Unnes menjadi salah
satu mitra kerjasama USAID yang tersebar di Indonesia. Berkat usaha Unnes yang
terus menerus dalam mengembangkan kerjasama tingkat international, Australian
Embassy membiayai satu pejabat Unnes untuk bertukar informasi manajerial di
Australia selama 2 minggu dalam program Australia Indonesia Knowledge Exchange
Program.
Kepercayaan terhadap bidang pengembangan dan kerja sama Unnes tidak
hanya datang dari masyarakat dan mitra Unnes namun juga dari Pemerintah. Tercatat
pada tahun 2011, Unnes mendapatkan hibah sebesar 100 juta rupiah untuk
pengembangan Prosedur Operasional Standar dan Regulasi untuk program kerja
sama Joint Degree dengan University of Southern Queensland, Australia. Tidak hanya
itu, Unnes juga kembali mendapatkan hibah penguatan Kantor Urusan Internasional
(International Office) guna memantapkan Prosedur Operasional Standar dan Regulasi
yang berkaitan dengan pelayanan mahasiswa asing, dosen asing dan perjalanan dinas
ke luar negeri. Untuk tahun 2012, Unnes kembali mendaptakan hibah sebesar 60 juta
rupiah guna mengadakan program short course yang bernama E-Conut (Enjoyable
Course of Conservation and Indonesian Culture) yang diikuti oleh mahasiswa dari King
Mongkuts University, Naresuan University, dan Universitas Malaysia Sabah. Selain EConut, Unnes juga mengadakan short course yang berjudul IEPIS (Intensive English
Program for International Students) yang diikuti oleh 10 orang dari Naresuan
University. Dari usaha penguatan tersebut, Unnes semakin diminati di manca negara,
terbukti pada tahun 2012 sebanyak 46 mahasiswa asing berminat untuk mengikuti
program Darmasiswa yang disponsori oleh BKLN Kemendikbud, walaupun pada
akhirnya jumlah tersebut harus diseleksi karena keterbatasan kuota.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

158

G.9. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kerjasama.


Monitoring dan Evaluasi hasil kerja sama di tingkat Universitas dilaksanakan
berdasarkan Peraturan Rektor dimana pelaksanaannya melalui mekanisme sebagai
berikut:
1) Universitas membentuk satgas untuk melakukan kegiatan yang tercantum pada
MoU atau MoA.
2) Satgas melakukan kegiatan sesuai dengan klausul yang ada di MoU dan MoA
3) Hasil kegiatan berupa laporan tertulis dilaporkan kepada bidang kerjasama untuk
dievaluasi.
4) Pendanaan kegiatan dimontoring sesuai dengan klausul yang ada di MoA
5) Hasil evaluasi digunakan untuk kegiatan kemitraan di tahun mendatang.
Monitoring hasil kerja sama di tingkat unit dilakukan melalui mekanisme
sebagai berikut:
1)

Unit melakukan perjanjian kerjasama berupa MoA/kontrak kerja atau berita acara
kemitraan dengan unit mitra.

2)

MoA/kontrak kerja dilakukan antara pimpinan unit yang ada di Unnes dan
pimpinan unit yang ada di mitra. Berita acara kemitraan dapat ditandatangani oleh
penanggungjawab kegiatan di Unnes dan penangungjawab kegiatan mitra.

3)

Unit melaporkan MoA atau kontrak kerja tersebut kepada bidang kerjasama di
tingkat universitas.

4)

Unit melaksanakan pekerjaan yang tercantum pada MoA/kontrak kerja

5)

Unit melaporkan berita acara kemitraan kepada bidang kerjasama di universitas.


Bidang kerjasama universitas mengevaluasi dan membuat rekomendasi bagi
kemitraan tersebut.
Bidang

kerjasama

Unnes

melakukan

rapat

internal

mingguan

untuk

mengevaluasi kegiatan yang sudah terlaksana dan merencanakan kegiatan yang


mendatang. Universitas juga mengirimkan borang ke unit kerja atau fakultas untuk
mendata dan memonitor pelaksanaan kerjasama yang dilakukan oleh unit kerja/
fakultas dengan pihak mitra. Ini dilaksanakan pada pertengahan tahun dan akhir
tahun. Pada tahap ini data yang diperoleh adalah pelaksanaan kerjasama atau MoA
antara unit kerja dengan mitra, sedangkankan MoU dilakukan oleh Rektorat dengan
mitra kerjasama. Hasil pelaksanaan kerjasama antara Unnes dengan mitra secara
umum adalah peningkatan pelayanan tri dharma perguruan tinggi, yang meliputi
bidang penelitian, pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. Di samping
peningkatan tri dharma perguruan tinggi tersebut, kerjasama dengan mitra juga
menambah penerimaan dana Unnes yang berasal dari masyarakat/mitra. Dana
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

159

tersebut antara lain berupa pelaksanaan program corporate social responsibility (CSR)
dari perusahaan atau perbankan yang dikelola bersama Unnes untuk meningkatkan
kualitas masyarakat yang disepati bersama. Seluruh data terbaru dan kegiatan terkini
dari kerjasama disajikan dalam website yang dimiliki oleh kerjasama. Di samping itu,
universitas juga melakukan monitoring terhadap MoU yang masih aktif dan yang akan
segera habis masa berlakunya. Kemudian memutuskan apakah kemitraan akan
segera habis masa berlakunya itu akan diperpanjang atau tidak berdasarkan atas
evaluasi pelaksanaan.
Monitoring juga dilaksanakan melalui sistem yang telah dikembangkan bidang
kerjasama yaitu Sistem informasi kerjasama http://kerjasama.unnes.ac.id

Dan juga melalui website International Office http://io.unnes.ac.id

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

160

G.10

Hasil kerjasama yang saling menguntungkan


Dengan meningkatnya kepedulian industri terhadap masyarakat dan telah

ditetapkannya klausul Corporate Social Responsibility (CSR) dalam UU No. 40 Tahun


2007, maka Unnes telah melakukan usaha untuk mengambil bagian dalam kegiatan
CSR yang diselenggarakan oleh korporasi terkait. Seperti kerjasama Unnes dengan
PT POS Indonesia yaitu penyerahan dana CSR sebesar Rp. 60 juta dan CSR PT
Pertamina dalam program pemberdayaan masyarakat dan pengembangan desa
binaan sebesar Rp. 2,75 milyar. Program melalui program CSR PT Pertamina ini
masih berlangsung sampai sekarang menunjukkan bahwa mitra kerja sama
menunjukkan kepuasan dalam bekerja sama dengan Universitas Negeri Semarang.
Dalam perkembangannya Unnes menyadari bahwa perbankan merupakan
mitra yang potensial untuk meraih misi Unnes. Bank yang bermitra dengan Unnes
sampai dengan saat ini adalah Bank Bukopin, BTN, BNI, BRI, Bank Jateng, Bank
Mandiri, dan bahkan Unnes memperoleh dana beasiswa bagi mahasiswa Unnes dari
Bank Indonesia. Penguatan kerja sama juga dilakukan oleh Unnes dengan institusi
pendidikan tinggi lainnya di Indonesia. Pada tahun 2011, Unnes melakukan kerja sama
dengan Universitas Negeri Makasar, UIN Yogyakarta, UNESA, UNS, UNY, UM,
UNDHIKSA, UNIVET, dan STPKI Pacitan.
Data kerjasama yang berimplikasi pada pendapatan Unnes ditunjukan dalam
tabel berikut :
Tabel 7.17 Ringkasan Jumlah MoU

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

161

G.11

Kepuasan pihak-pihak yang bekerja sama


Manfaat dan kepuasan mitra kerjasama adalah sebagai berikut:

1)

Mitra memperoleh pelayanan, fasilitasi, support dari Unnes terkait dengan


pelaksanaan kerjasama yang telah disepakati bersama. Mitra memperoleh
pelayanan tersebut antara lain berupa

bantuan tenaga ahli, pendidikan dan

pelatihan, bimbingan teknis, dukungan penelitian untuk kajian solusi, magang


mahasiswa, dan pengabdian kepada masyarakat. Pada dasarnya dasar dari
kerjasama adalah saling memberi manfaat pada kedua lembaga. Unnes dapat
mendarmabaktikan tri dharmanya dengan baik, sedangkan mitra mendapatkan
apa yang diinginkannya antara lain meningkatkan sumber daya manusianya,
menyalurkan dana CSRnya, dll.
2)

Informasi kepuasan mitra dapat diperoleh antara lain pada saat Tim Unnes
melaksanakan monitoring pelaksanaan kerjasama dengan mitra, melalui alumni
yang menjadi staf atau bekerja di mitra kerjasama, melalui informasi-informasi
yang disampaikan pada web Universitas Negeri Semarang. Informasi tersebut
sangat

membantu

dalam

memperbaiki,

melanjutkan,

dan

melaksanakan

kerjasama dengan mitra lainnya.


Cara memperoleh informasi tersebut adalah dengan :
1) Angket kepuasan, angket diberikan kepada mitra yang telah mendatangani
kerjasama dengan Unnes untuk mengetahui seberapa besar kemanfaatan
kerjasama yang telah dilaksanakan..
2) Testimony, mitra yang berkerjasama dengan Unnes diminta tanggapannya secara
naratif tentang kemanfaatan kerjasama yang telah dilaksanakan antara Unnes
dengan mitra. Testimony digunakan untuk menggabarkan kepuasan secara
deskriptif.

G.12. Deskripsi SWOT Komponen G


a. Kekuatan
1.

SOTK Unnes sebagai Satker PKBLU menempatkan LP2M Unnes sebagai


lembaga mandiri.

2.

LP2M dengan status Utama memiliki keleluasaan yang lebih besar dalam
pengembangan dan pengelolaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

3.

Komitmen Universitas untuk menyediakan dana penelitian sebesar 10% dari


anggaran Unnes, dana rutin, adanya hibah IMHERE B2a tahun 2011 sistem
informasi LP2M akan semakin berkembang sehingga layanan akan semakin baik
dan cepat.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

162

4.

Bertambahnya jumlah doktor dan guru besar Unnes meningkatkan kemampuan


LP2M

dalam

meningkatkan

kualitas

penelitian

dan

pengabdian

kepada

masyarakatnya.
5.

Minat dosen Unnes di dalam melakukan penelitian dan pengabdian kepada


masyarakat sangat tinggi.

6.

Sistem penjaminan mutu penelitian dan pengabdian juga telah diimplementasikan


oleh LP2M di dalam menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengabdian di
Unnes.

7.

Proses seleksi, pemantauan dan pelaporan penelitan telah dilaksanakan dengan


baik.

8.

Dua berkala ilmiah telah diterbitkan oleh LP2M Unnes. Sistem administrasi dan
pengelolaan berbasis teknologi informatika yang sedang dikembangkan.

9.

Unnes telah memiliki basis kerjasama yang cukup kuat di dalam negeri. Jumlah
terakhir dari MoU yang masih aktif saat ini adalah 73 pada tingkat Universitas dan
pada tingkat fakultas terdapat jumlan MoA yang lebih banyak lagi. Hal ini
menunjukkan bahwa inisiasi kerjasama Unnes berjalan dengan efektif karena
setiap tahun jumlah kerjasama Unnes meningkat.

10. Pada tingkat kerjasama luar negeri. Unnes juga memiliki banyak jaringan institusi
yang telah menandatangani MoU. Kebanyakan dari mitra Unnes tersebar di Asia
Tenggara, Ausralia dan Amerika Serikat. Dengan beberapa institusi lain di luar
region itu, Unnes telah membukukan kerjasama resmi sejumlah 34 dokumen.
11. Di luar dokumen yang telah dibukukan dalam bentuk perjanjian resmi, kerjasama
dengan mitra dalam dan luar negeri dapat berupa kegiatan bersama dengan mitra
yang dilaksanakan dengan sistem joint-management. Misalnya kegiatan berupa
short course yang diadakan Unnes dan diikuti mahasiswa luar negeri. Contoh lain
adalah kegiatan darmasiswa yang diikuti oleh puluhan peserta dari luar negeri.
Kegiatan seperti ini walaupun tidak terekam dalam dokumen MoU, namun
memberikan dampak yang sangat besar terhadap nilai promosi dan kontribusi
masyarakat.
12. Beberapa kegiatan yang diawali dari rintisan kerja sama berbuah pada dampingan
pendanaan dari pihak luar conthnya: kerjasama dengan Islamic Development
Bank, CSR Pertamina. Dana yang dikucurkan pun tidak sedikit dan jika dikelola
dengan benar maka akan memberikan dampak yang besar kepada Universitas
sebagai pendampingan pendanaan dari APBN dan PNBP
13. Di luar hibah yang berhubungan dengan penelitian dan pengabdian masyarakat,
Unnes juga terus menerus mendapatkan hibah pengembangan kerjasama dari
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

163

DIKTI contohnya: hibah untuk membuat SOP double degree, hibah penguatan
kantor urusan internasional dan hibah
14. Kerjasama yang bersifat international juga merambah pada keterlibatan Unnes
dengan konsorsium atau asosiasi internasional maupun kerjasama dengan agensi
yang dibiayai oleh asing. Hal ini sesuai dengan tujuan Unnes untuk memperluas
dan memperkuat jaringan baik di tingkat regional maupun internasional. Walaupun
kegiatan yang diadakan oleh konsorsium atau agensi tersebut diadakan di
Indonesia namun jaringannya tetap bersifat internasional.
15. Bertambahnya jumlah mahasiswa yang belajar di Unnes baik dalam program
short course maupun program bergelar merupakan nilai tambah.
b. Kelemahan
1. Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dijalankan selama ini belum
jelas mengarah pada unggulan tertentu.
2. Fungsi dan peran pusat-pusat penelitian belum berfungsi secara optimum dan
sarana dan prasarana penelitiankurang memadai.
3. Skim penelitian dan pengabdian kepada masyarakat belum mengakomodasi visi
dan misi Unnes menjadi universitas bertaraf internasional.
4. Jumlah hasil penelitian dan pengabdian yang dipatenkan dan dipublikasikan di
jurnal internasional bereputasi sangat sedikit.
5. Kurangnya responsiveness baik dari pihak internal dapat menhambat pelaksanaan
MoU. Responsiveness mengacu sejauh pihak internal melaksanakan apa yang
menjadi isi dari perjanjian. Keadaan ini biasanya disebabkan adanya dana yang
belum dianggarkan sebelumnya untuk follow up kegiatan. Masalah responsiveness
dapat berimbas pada sleeping MoU atau MoU yang ditandatangani namun tidak
memiliki follow up.
6. Untuk memelihara dan mengembangkan kerjasama dengan institusi luar negeri
dibutuhkan sumber daya yang sangat besar. Diperlukan komitmen untuk
menyelesaikan beberapa proyek prioritas kunci. Yang dilakukan oleh Unnes selama
ini masih belum fokus pada proyek kunci
7. Jadwal kerja project yang dibiayai oleh pihak luar berpengaruh pada jadwal
kegiatan yang sedang berjalan di internal universitas. Dengan

adanya project

tambahan dari luar, biasanya satuan kerja (satker) yang ditugasi menjadi overload.
8. Unnes tidak dapat memprediksi dan merencanakan hibah yang akan didapatkan di
tahun berikutnya. Hal ini menyebabkan kurangnya perencanaan atas pelaksanaan
proyek yang didanai dana hibah.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

164

9. Konsorsium ataupun agensi menuntut kinerja aktif dari universitas. Tidak hanya
kinerja

yang

aktif,

keterlibatan

Unnes

di

konsorsium

tersebut

biasanya

membutuhkan sumber daya manusia maupun sumber daya finansial yang biasanya
sudah cukup terserap untuk kegiatan internal.
10. Masih kurangnya mahasiswa asing yang berminat untuk kuliah bergelar di Unnes
c. Peluang
1.

Presiden RI pada tanggal 14 Desember 2010 mencanangkan Tujuh Sasaran Visi


Indonesia 2025yaitu (1) meningkatkan jumlah HKI dari penelitian dan industri yang
langsung berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi; (2) meningkatkan
infrastruktur sains dan teknologi berstandar

internasional;

(3) mencapai

swasembada pangan, obat-obatan, energi dan air bersih berkesinambungan; (4)


meningkatkan ekspor produk industri kreatif menjadi dua kali lipat; (5)
meningkatkan jumlah produk-produk unggulan dan nilai tambah industri dari
berbagai daerah; (6) mencapai swasembada produk dan sistem industri
pertahanan, transportasi dan ICT; dan (7) mencapai pertumbuhan ekonomi yang
berkesinambungan, kemakmuran yang merata, dan memperkokoh NKRI (GDP
>USD 16,000).
2.

Indonesia sebagai salah satu negara yang menandatangani Deklarasi Milenium


atau MDGs bertekad untuk memenuhi komitmen pencapaian target MDGs pada
tahun 2015. Terdapat delapan target MDGs, empat di antaranya adalah: (1)
bidang pendidikan, (2) bidang kesehatan, (3) penanggulangan kemiskinan, dan
(4)

kelestarian

lingkungan

hidup.

Selain

MDGs,

ukuran

keberhasilan

pembangunan juga dapat didasarkan pada HDI atau IPM. HDI atau IPM inilah
yang digunakan UNDP dalam menilai keberhasilan pembangunan manusia di
suatu negara.
3.

Desentralisasi pengelolaan kegiatan penelitian di Unnes menuntut LP2M menjadi


lebih mandiri. Tawaran penelitian dari sumber-sumber pendanaan selain DP2M
Dikti perlu dimanfaatkan dengan baik.

4.

Berkontribusi dalam memecahkan masalah bangsa dalam lingkup nasional


maupun

daerah

melalui

hasil-hasil

penelitian

dan

pengabdian

kepada

masyarakatnya.
5.

Semakin banyaknya jumlah MoU Unnes dengan instansi dalam negeri


berimplikasi pada dua hal: a. Unnes semakin dipercaya oleh masyarakat dan b. Ini
adalah peluang untuk promosi lebih jauh. Hasil yang baik dari satu mitra akan
menyebar ke calon mitra.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

165

6.

Unnes masih berkesempatan untuk memperluas kerjasama dengan institusi di


luar negeri. Pemerintah pun semakin mendukung usaha ini dengan banyaknya
acara yg diselenggarakan oleh pemerintah untuk mempertemukan universitas di
Indonesia dengan universitas diluar negeri.

7.

Kegiatan yang dirintis oleh lembaga maupun individu di lingkungan Unnes namun
belum di MoU kan memiliki kesempatan untuk di MoU kan dimasa depan.
Semakin banyak kegiatan seperti ini semakin besar kesempatan Unnes untuk
memiliki kemitraan yang lebih permanen dengan pihak eksternal.

8.

Masih banyak lembaga donor atau sumber dana yang belum dieksplorasi oleh
Unnes. Jika dana dampingan dari pihak luar yang saat ini dikelola oleh Unnes
dengan baik maka semakin terbuka kesempatan untuk memenangkan dana
dampingan dari donor yang lain seperti ADB, JAICA, dsb

9.

Jumlah maupun jenis hibah dari pemerintah terus meningkat dari tahun ke tahun.
Jika Unnes terus meningkatkan kinerjanya maka jumlah dan jenis hibah yang
dimenangkan akan semakin banyak di masa yang akan datang.

10. Masih banyak konsorsium dan asosiasi yang dapat diikuti oleh Unnes. Sedangkan
untuk agensi-agensi asing yang sedang menjalankan misi di Indonesia juga masih
cukup banyak. Jika Unnes bergabung dengan Konsorsium dan asosiasi
internasional tersebut maka banyak keuntungan yang akan didapat.
11. Masih banyak mahasiswa asing di pasar yang sedang dikerjakan Unnes
d. Ancaman
1.

Status LP2M dapat diturunkan jika tidak mampu menyelenggarakan desentralisasi


penelitian dan ini dapat mengancam gagalnya pencapaian visi misi Unnes
sebagai Universitas Konservasi yang sehat, unggul, dan sejahtera.

2.

Karir

staf

akademik

juga

dipengaruhi

oleh

keberhasilan

pelaksanaan

desentralisasi penelitian.
3.

Pengabdian masyarakat lebih dikembangkan dari kegiatan hulu ke hilir dengan


meningkatnya ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

4.

Plagiarisme juga menjadi salah satu tantangan dalam era keterbukaan informasi
saat ini.

5.

Dalam menjalankan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,


civitas akademik Unnes perlu menjunjung nilai-nilai integritas serta kode etik yang
berkaitan dengan penelitian dan pengabdian kepada masyrakat.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

166

6.

Integritas penelitian tidak terbatas kepada menghindari kecurangan dan


ketidakpatutan, namun juga meliputi penjagaan mutu dan akuntabilitas yang
merupakan keutamaan sivitas akademika.

7.

Kualitas Perguruan Tinggi dapat dilihat dari peringkatnya terhadap perguruan


tinggi lain di tingkat Asia maupun dunia. Unnes yakin secara bertahap akan
menjadi bagian dari universitas kelas dunia (world-class universities).

8.

Masalah responsiveness juga dapat terjadi disebabkan dari pihak luar. Pihak luar
yang dimaksud adalah mitra yang bekerjasama dengan Unnes. Masalah ini terjadi
ketika mitra lambat menanggapi kerjasama atau tidak melaksanakan perjanjian
yang telah disepakati

9.

Seperti yang terjadi pada kerjasama dalam negeri, hambatan pada kerjasama
dalam negeri, kerumitan pada kerjasama luar negeri bertambah karena faktor
jarak, nilai tukar rupiah, perbedaan budaya dan faktor perencanaan internasional.

10. Semakin banyak universitas atau institusi baik di dalam dan luar negeri yang tidak
ingin menandatangani MoU jika belum ada kegiatan riil yang telah dilakukan oleh
kedua belah pihak. Ada juga kecenderungan institusi-institusi tersebut tidak
memprioritaskan Unnes sebagai mitra mereka.
11. Dana dampingan dari pihak luar sangat diharapkan namun sifatnya sangat
kompetitif. Kita harus bersaing dengan universitas lain yang mungkin lebih
terbiasa dengan proses tender dan fund raising dari dalam negeri maupun luar
negeri
12. Hibah pengembangan kerjasama tema-nya ditentukan oleh DIKTI atau pemberi
hibah yang bersangkutan. Tema yang ditentukan belum tentu sesuai dengan yang
sedang dikembangkan oleh Universitas.
13. Permasalahan utama dari sebuah konsorsium atau asosiasi adalah ketika ada
panitia atau anggota konsorsium tidak aktif. Untuk agensi asing, masalah utama
adalah terlalu banyaknya permintaan dari agensi tersebut padahal dana yang
dikeluarkan oleh mereka sangat terbatas.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

167

Tabel 7.18 Deskripsi SWOT


Kekuatan
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

SOTK Unnes sebagai Satker


PKBLU
menempatkan
LP2M
Unnes sebagai lembaga mandiri.
LP2M dengan status Utama
memiliki keleluasaan yang lebih
besar dalam pengembangan dan
pengelolaan
penelitian
dan
pengabdian kepada masyarakat.
Komitmen
Universitas
untuk
menyediakan
dana
penelitian
sebesar 10% dari anggaran
Unnes, dana rutin, adanya hibah
IMHERE B2a tahun 2011 sistem
informasi LP2M akan semakin
berkembang sehingga layanan
akan semakin baik dan cepat.
Bertambahnya jumlah doktor dan
guru besar Unnes meningkatkan
kemampuan
LP2M
dalam
meningkatkan kualitas penelitian
dan
pengabdian
kepada
masyarakatnya.
Minat dosen Unnes di dalam
melakukan
penelitian
dan
pengabdian kepada masyarakat
sangat tinggi.
Sistem penjaminan mutu penelitian
dan
pengabdian
juga
telah
diimplementasikan oleh LP2M di
dalam menyelenggarakan kegiatan
penelitian dan pengabdian di
Unnes.
Proses seleksi, pemantauan dan
pelaporan
penelitan
telah
dilaksanakan dengan baik.
Dua
berkala
ilmiah
telah
diterbitkan oleh LP2M Unnes.
Sistem
administrasi
dan
pengelolaan berbasis teknologi
informatika
yang
sedang
dikembangkan.
Unnes
telah
memiliki
basis
kerjasama yang cukup kuat di
dalam negeri. Jumlah terakhir dari
MoU yang masih aktif saat ini
adalah 73 pada tingkat Universitas
dan pada tingkat fakultas terdapat
jumlan MoA yang lebih banyak
lagi. Hal ini menunjukkan bahwa
inisiasi kerjasama Unnes berjalan
dengan efektif karena setiap tahun

Kelemahan
11. Penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat yang dijalankan selama
ini belum jelas mengarah pada
unggulan tertentu.
12. Fungsi dan peran pusat-pusat
penelitian belum berfungsi secara
optimum dan sarana dan prasarana
penelitiankurang memadai.
13. Skim penelitian dan pengabdian
kepada
masyarakat
belum
mengakomodasi visi dan misi Unnes
menjadi
universitas
bertaraf
internasional.
14. Jumlah
hasil
penelitian
dan
pengabdian yang dipatenkan dan
dipublikasikan di jurnal internasional
bereputasi sangat sedikit.
15. Kurangnya responsiveness baik dari
pihak internal dapat menhambat
pelaksanaan MoU. Responsiveness
mengacu sejauh pihak internal
melaksanakan apa yang menjadi isi
dari perjanjian. Keadaan ini biasanya
disebabkan adanya dana yang belum
dianggarkan sebelumnya untuk follow
up kegiatan. Masalah responsiveness
dapat berimbas pada sleeping MoU
atau MoU yang ditandatangani
namun tidak memiliki follow up.
16. Untuk
memelihara
dan
mengembangkan kerjasama dengan
institusi luar negeri dibutuhkan
sumber daya yang sangat besar.
Diperlukan
komitmen
untuk
menyelesaikan beberapa proyek
prioritas kunci. Yang dilakukan oleh
Unnes selama ini masih belum fokus
pada proyek kunci
17. Jadwal kerja project yang dibiayai
oleh pihak luar berpengaruh pada
jadwal kegiatan yang sedang berjalan
di internal universitas. Dengan
adanya project tambahan dari luar,
biasanya satuan kerja (satker) yang
ditugasi menjadi overload.
18. Unnes tidak dapat memprediksi dan
merencanakan hibah yang akan
didapatkan di tahun berikutnya. Hal
ini
menyebabkan
kurangnya
perencanaan
atas
pelaksanaan
proyek yang didanai dana hibah.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

168

10.

11.

12.

13.

14.

jumlah
kerjasama
Unnes 19. Konsorsium ataupun agensi menuntut
meningkat.
kinerja aktif dari universitas. Tidak
Pada tingkat kerjasama luar
hanya kinerja yang aktif, keterlibatan
negeri. Unnes juga memiliki
Unnes di konsorsium tersebut
banyak jaringan institusi yang telah
biasanya membutuhkan sumber daya
menandatangani
MoU.
manusia maupun sumber daya
Kebanyakan dari mitra Unnes
finansial yang biasanya sudah cukup
tersebar
di
Asia
Tenggara,
terserap untuk kegiatan internal.
Ausralia dan Amerika Serikat. 20. Masih kurangnya mahasiswa asing
Dengan beberapa institusi lain di
yang berminat untuk kuliah bergelar
luar region itu, Unnes telah
di Unnes
membukukan kerjasama resmi
sejumlah 34 dokumen.
Di luar dokumen yang telah
dibukukan dalam bentuk perjanjian
resmi, kerjasama dengan mitra
dalam dan luar negeri dapat
berupa kegiatan bersama dengan
mitra yang dilaksanakan dengan
sistem
joint-management.
Misalnya kegiatan berupa short
course yang diadakan Unnes dan
diikuti mahasiswa luar negeri.
Contoh lain adalah kegiatan
darmasiswa yang diikuti oleh
puluhan peserta dari luar negeri.
Kegiatan seperti ini walaupun tidak
terekam dalam dokumen MoU,
namun memberikan dampak yang
sangat besar terhadap nilai
promosi
dan
kontribusi
masyarakat.
Beberapa kegiatan yang diawali
dari rintisan kerja sama berbuah
pada dampingan pendanaan dari
pihak luar conthnya: kerjasama
dengan
Islamic
Development
Bank, CSR Pertamina. Dana yang
dikucurkan pun tidak sedikit dan
jika dikelola dengan benar maka
akan memberikan dampak yang
besar kepada Universitas sebagai
pendampingan pendanaan dari
APBN dan PNBP
Di luar hibah yang berhubungan
dengan penelitian dan pengabdian
masyarakat, Unnes juga terus
menerus
mendapatkan
hibah
pengembangan kerjasama dari
DIKTI contohnya: hibah untuk
membuat SOP double degree,
hibah penguatan kantor urusan
internasional dan hibah
Kerjasama
yang
bersifat

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

169

international juga merambah pada


keterlibatan
Unnes
dengan
konsorsium
atau
asosiasi
internasional maupun kerjasama
dengan agensi yang dibiayai oleh
asing. Hal ini sesuai dengan tujuan
Unnes untuk memperluas dan
memperkuat jaringan baik di
tingkat
regional
maupun
internasional. Walaupun kegiatan
yang diadakan oleh konsorsium
atau agensi tersebut diadakan di
Indonesia
namun
jaringannya
tetap bersifat internasional.
15. Bertambahnya jumlah mahasiswa
yang belajar di Unnes baik dalam
program short course maupun
program bergelar merupakan nilai
tambah.
Peluang

Ancaman

12. Presiden RI pada tanggal 14


Desember 2010 mencanangkan
Tujuh Sasaran Visi Indonesia
2025yaitu (1) meningkatkan jumlah
HKI dari penelitian dan industri
yang
langsung
berhubungan
dengan pertumbuhan ekonomi; (2)
meningkatkan infrastruktur sains
dan
teknologi
berstandar
internasional;
(3)
mencapai
swasembada
pangan,
obatobatan, energi dan air bersih
berkesinambungan;
(4)
meningkatkan
ekspor
produk
industri kreatif menjadi dua kali
lipat; (5) meningkatkan jumlah
produk-produk unggulan dan nilai
tambah industri dari berbagai
daerah;
(6)
mencapai
swasembada produk dan sistem
industri pertahanan, transportasi
dan ICT; dan (7) mencapai
pertumbuhan
ekonomi
yang
berkesinambungan, kemakmuran
yang merata, dan memperkokoh
NKRI (GDP >USD 16,000).
13. Indonesia sebagai salah satu
negara yang menandatangani
Deklarasi Milenium atau MDGs
bertekad
untuk
memenuhi
komitmen
pencapaian
target
MDGs pada tahun 2015. Terdapat

14. Status LP2M dapat diturunkan jika


tidak mampu menyelenggarakan
desentralisasi penelitian dan ini
dapat
mengancam
gagalnya
pencapaian visi misi Unnes sebagai
Universitas Konservasi yang sehat,
unggul, dan sejahtera.
15. Karir staf akademik juga dipengaruhi
oleh
keberhasilan
pelaksanaan
desentralisasi penelitian.
16. Pengabdian
masyarakat
lebih
dikembangkan dari kegiatan hulu ke
hilir dengan meningkatnya ekonomi
dan kesejahteraan masyarakat.
17. Plagiarisme juga menjadi salah satu
tantangan dalam era keterbukaan
informasi saat ini.
18. Dalam
menjalankan
kegiatan
penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, civitas akademik Unnes
perlu menjunjung nilai-nilai integritas
serta kode etik yang berkaitan
dengan penelitian dan pengabdian
kepada masyrakat.
19. Integritas penelitian tidak terbatas
kepada menghindari kecurangan
dan ketidakpatutan, namun juga
meliputi penjagaan mutu dan
akuntabilitas
yang
merupakan
keutamaan sivitas akademika.
20. Kualitas Perguruan Tinggi dapat
dilihat dari peringkatnya terhadap

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

170

14.

15.

16.

17.

18.

19.

delapan target MDGs, empat di


antaranya adalah: (1) bidang
pendidikan, (2) bidang kesehatan,
(3) penanggulangan kemiskinan,
dan (4) kelestarian lingkungan
hidup. Selain MDGs, ukuran
keberhasilan pembangunan juga
dapat didasarkan pada HDI atau
IPM. HDI atau IPM inilah yang
digunakan UNDP dalam menilai
keberhasilan
pembangunan
manusia di suatu negara.
Desentralisasi
pengelolaan
kegiatan penelitian di Unnes
menuntut LP2M menjadi lebih
mandiri. Tawaran penelitian dari
sumber-sumber pendanaan selain
DP2M Dikti perlu dimanfaatkan
dengan baik.
Berkontribusi dalam memecahkan
masalah bangsa dalam lingkup
nasional maupun daerah melalui
hasil-hasil
penelitian
dan
pengabdian
kepada
masyarakatnya.
Semakin banyaknya jumlah MoU
Unnes dengan instansi dalam
negeri berimplikasi pada dua hal:
a. Unnes semakin dipercaya oleh
masyarakat dan b. Ini adalah
peluang untuk promosi lebih jauh.
Hasil yang baik dari satu mitra
akan menyebar ke calon mitra.
Unnes
masih
berkesempatan
untuk
memperluas
kerjasama
dengan institusi di luar negeri.
Pemerintah
pun
semakin
mendukung usaha ini dengan
banyaknya
acara
yg
diselenggarakan oleh pemerintah
untuk mempertemukan universitas
di Indonesia dengan universitas
diluar negeri.
Kegiatan
yang
dirintis
oleh
lembaga maupun individu di
lingkungan Unnes namun belum di
MoU kan memiliki kesempatan
untuk di MoU kan dimasa depan.
Semakin banyak kegiatan seperti
ini semakin besar kesempatan
Unnes untuk memiliki kemitraan
yang lebih permanen dengan
pihak eksternal.
Masih banyak lembaga donor atau

21.

22.

23.

24.

25.

26.

perguruan tinggi lain di tingkat Asia


maupun dunia. Unnes yakin secara
bertahap akan menjadi bagian dari
universitas kelas dunia (world-class
universities).
Masalah responsiveness juga dapat
terjadi disebabkan dari pihak luar.
Pihak luar yang dimaksud adalah
mitra yang bekerjasama dengan
Unnes. Masalah ini terjadi ketika
mitra lambat menanggapi kerjasama
atau tidak melaksanakan perjanjian
yang telah disepakati
Seperti yang terjadi pada kerjasama
dalam negeri, hambatan pada
kerjasama dalam negeri, kerumitan
pada
kerjasama
luar
negeri
bertambah karena faktor jarak, nilai
tukar rupiah, perbedaan budaya dan
faktor perencanaan internasional.
Semakin banyak universitas atau
institusi baik di dalam dan luar
negeri
yang
tidak
ingin
menandatangani MoU jika belum
ada kegiatan riil yang telah
dilakukan oleh kedua belah pihak.
Ada juga kecenderungan institusiinstitusi
tersebut
tidak
memprioritaskan Unnes sebagai
mitra mereka.
Dana dampingan dari pihak luar
sangat diharapkan namun sifatnya
sangat kompetitif. Kita harus
bersaing dengan universitas lain
yang mungkin lebih terbiasa dengan
proses tender dan fund raising dari
dalam negeri maupun luar negeri
Hibah pengembangan kerjasama
tema-nya ditentukan oleh DIKTI
atau
pemberi
hibah
yang
bersangkutan.
Tema
yang
ditentukan belum tentu sesuai
dengan yang sedang dikembangkan
oleh Universitas.
Permasalahan utama dari sebuah
konsorsium atau asosiasi adalah
ketika ada panitia atau anggota
konsorsium tidak aktif. Untuk agensi
asing, masalah utama adalah terlalu
banyaknya permintaan dari agensi
tersebut
padahal
dana
yang
dikeluarkan oleh mereka sangat
terbatas.

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

171

sumber
dana
yang
belum
dieksplorasi oleh Unnes. Jika dana
dampingan dari pihak luar yang
saat ini dikelola oleh Unnes
dengan baik maka semakin
terbuka
kesempatan
untuk
memenangkan dana dampingan
dari donor yang lain seperti ADB,
JAICA, dsb
20. Jumlah maupun jenis hibah dari
pemerintah terus meningkat dari
tahun ke tahun. Jika Unnes terus
meningkatkan kinerjanya maka
jumlah dan jenis hibah yang
dimenangkan
akan
semakin
banyak di masa yang akan datang.
21. Masih banyak konsorsium dan
asosiasi yang dapat diikuti oleh
Unnes. Sedangkan untuk agensiagensi
asing
yang
sedang
menjalankan misi di Indonesia juga
masih cukup banyak. Jika Unnes
bergabung dengan Konsorsium
dan asosiasi internasional tersebut
maka banyak keuntungan yang
akan didapat.
22. Masih banyak mahasiswa asing di
pasar yang sedang dikerjakan
Unnes

Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012

172

Anda mungkin juga menyukai