Analisis Kuantitatif GRAVIMETRI
Analisis Kuantitatif GRAVIMETRI
Analisis Kuantitatif GRAVIMETRI
III. GRAVIMETRI
I. TUJUAN
Untuk menentukan kadar Nikel (Ni2+) yang diperoleh dari penimbangan
endapan kering dengan gravimetric.
II. PRINSIP
1. Analisis kuantitatif
Analisis kuantitatif berkaitan dengan penetapan berapa banyak suatu zat
tertentu yang terkandung dalam suatu sampel (Day & Underwood, 2002).
2. Gravimetri
Pemeriksaan jumlah zat dengan cara penimbangan hasil reaksi
pengendapan dengan langkah pengukuran berat (Fatimah etal, 2014).
3. Pengenceran
Pengenceran adalah proses penambahan pelarut ke dalam suatu larutan
yang akan mengulangi konsentrasi (molaritas) larutan tanpa mengubah
jumlah mol total zat terlarut yang terdapat dalam larutan (Chang, 2005).
III. REAKSI
VI. PROSEDUR
Pertama-tama, disiapkan larutan baku 0.01m EDTA dengan cara pengenceran lima kali
dari 0.05M. Setelah itu, disiapkan lagi larutan baku 0.01M magnesium (II) sulfat
sebanyak 100mL. Ditimbang dengan teliti cuplikan garam nikel dan larutan dalam gelas
piala 100ml, dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu takar 100ml dan diencerkan
sampai tanda batas.
Perhitungan ,
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵
= (𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 + 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 + 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵) − (𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵)
− (𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵)
VIII. PEMBAHASAN
Analisis gravimetri adalah suatu cara analisis kuantitatif dengan pnimbangan
berat zat setelah diperlakukan sedemikian rupa sehingga zat tersebut diketahui rumus
molekul dengan pasti dan berada dalam keadaan stabil. Untuk mencapai itu analisis
harus dapat berlangsung dengan baik antara lain proses pemisahan harus berlangsung
sempurna, endapan yag terbentuk harus dapat dipisahkan dengan mudah dari
larutannya dan zat yang ditimbang harus mempunyai susunan stoikiometri tertentu
dan bersifat murni. Manakala, gravimetric pula adalah pemeriksaan jumlah zat
dengan cara menimbang hasil reaksi pengendapan.
Pada praktikum kali ini adalah pengukuran kadar Nikel dalam zat (sampel) yang
dilakukan dengan metode gravimetri. Pertama-tama, dipipetkan 10mL larutan
cuplikan nikel dan dimasukkan ke dalam gelas piala serta ditambahkan 5ml aquades
dan 5ml larutan HCl (1:1). Sebab menggunakan pipet untuk mengukur volum
cuplikan adalah ingin mencapai kuantitatif menganalisis kadar nikel dalam larutan
tersebut. Penambahan HCl (1:1) berfungsi untuk mengasamkan larutan agar ketika
ditambahkan larutan H2DMG tidak langsung terbentuk endapan Ni(HDMG)2. Jika
pengendapan langsung dalam suasana basa dan dalam keadaan dingin, maka akan
diperoleh endapan yang kecil ukuran partikelnya. Oleh karena itu pengendapan harus
dilakukan dalam keadaan temperatur panas dan asam, lalu ditambah basa sedikit demi
sedikit sambil diaduk untuk memperoleh endapan yang berukuran besar,sehingga
mudah disaring dan dicuci. Jika reaksi yang berlangsung pada temperature rendah
menyebabkan endapan membentuk berukuran kecil sehingga sulit dilakukan
pemisahan (penyaringan) dan juga menyebabkan kadar nikel yang dihitung akan
menjadi lebih kecil dari kadar sebenarnya.
IX. KESIMPULAN
Kesimpulannya, percobaan kali ini dapat menetukkan kadar nikel dalam
sampel yaitu sebanyak 1.51% dan proses Gravimetri sangat membutuhkan
ketelitian yang tinggi pada “berat” sehingga penimbangan sangat diperlukan.
X. DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond . 2005 . Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1 .
Jakarta : Erlangga.
Day, R.A dan Underwood A.L. 2002 . Analisis Kima Kuantitatif Edisi Keenam.
Fatimah , Ani , Harmadi , Wildian . 2014 . Jurnal Perancangan Alat Ukur TSS (Total
Suspended Solid) Air Menggunakan Sensor Seral Optik Secara Real Time . Jurnal
Ilmu Fisika (JIF) Vol.6.No.6.
Svehla . G . 1985 . Vogel . Buku Teks Analisis Anorganik Kuantitatif Makro dan
Semimikro , Jakarta : PT . Kalman Media Pustaka.