Satuan Acara Penyuluhan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik Utama : Air Susu Ibu (ASI)


Sub Pokok Bahasan : Pentingnya ASI Eksklusif untuk bayi
Sasaran : bumil dan busui
Waktu :-
Tempat :-
Petugas : dokter, bidan , nutrisionis atau tenaga penyuluh kesehatan

1. TIU :
Setelah diberikan penyuluhan ibu mengerti tentang pentingnya ASI untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi.

2. TIK :
Setelah diberikan penyuluhan ibu mampu :
a. Menjelaskan pengertian ASI Eksklusif
b. Menyebutkan keunggulan ASI
c. Menyebutkan hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI
d. Menyebutkan alasan pemberian ASI segera setelah bayi lahir
e. Menyebutkan cara mengetahui bayi cukup memperoleh ASI

3. MATERI :
a. Pengertian ASI Eksklusif
b. Keunggulan ASI
c. Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI
d. Alasan pemberian ASI segera setelah bayi lahir
e. Cara mengetahui bayi cukup memperoleh ASI

4. METODE :
a. Ceramah
b. Tanya jawab

5. MEDIA :
a. Gambar
b. Buku KIA
c. Lembar Balik
d. Laptop
e. LCD/Infocus
f. Sound System

6. EVALUASI :
a. Ibu mampu menjelaskan pengertian ASI
b. Ibu mampu menyebutkan keunggulan ASI
c. Ibu mampu menyebutkan hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI
d. Ibu mampu menyebutkan alasan pemberian ASI segera setelah bayi lahir
e. Ibu mampu menyebutkan cara mengetahui bayi cukup memperoleh ASI
7. SUMBER :
a. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal
MATERI PENYULUHAN
PENTINGNYA ASI EKSKLUSIF

A. PENGERTIAN ASI EKSKLUSIF


ASI eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan kepada bayi sebagai bahan makanan
pokok. Sampai umur 6 bulan bayi hanya diberikan ASI saja tanpa makanan tambahan
lainnya.

B. KEUNGGULAN ASI
1. Mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi
2. ASI mengandung zat penolak (antibody) yang dapat melindung bayi dari berbagai
penyakit infeksi
3. Aman dan dapat diberikan langsung
4. Tidak menimbulkan alergi bagi bayi
5. Sebagai perantara hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi
6. Membantu pertumbuhan gizi lebih baik
7. Kemungkinan tersedak kecil karena bentuk payudara yang sedemikian rupa
8. Ekonomis, praktis dan tersedia setiap saat

C. HAL HAL YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI ASI


1. Makanan Ibu
Apabila ibu makan secara teratur, cukup mengandung gizi yang dibutuhkan akan
membanu terbentuknya ASI. Makanan ibu harus memenuhi jamlah kalori, protein,
lemak, vitamin, serta mineral, selain itu minum lebih banyak dari biasanya 8-12
gelas sehari. Bahan makanan yang dibatasi untuk ibu menyusui adalah yang
merangsang seperti cabe, merica, kopi, alkohol. Bahan makanan yang membuat
kembung seperti ubi, kol, sawi, dan bawang serta bahan makanan yang banyak
mengandung gula.
2. Ketenangan jiwa dan pikiran
Faktor kejiwaan akan mempengaruhi produksi ASI misalnya perasaan yang
tertekan, sedih, kurang percaya diri, dan berbagai ketegangan jiwa. Volume ASI
akan menurun bahkan tidak ada sama sekali.
3. Penggunaan alat konrasepsi
Penurunan produksi ASI biasanya terjadi pada ibu yang menggunakan kontrasepsi
Pil
4. Perawatan payudara
Perawatan payudara harus dimulai sejak masa kehamilan sehingga akan
memperbanyak dan memperlancar produksi ASI

D. ALASAN PEMBERIAN ASI SEGERA SETELAH BAYI LAHIR


1. Memberikan ketenangan dan kepuasan pada ibu
2. Mempercepat pulihnya kembali alat-alat kandungan kebentuk semula setelah
persalinan
3. Hisapan bayi saat menyusui akan memperlancar produksi ASI
4. Bayi jarang terkena penyakit
5. Gizi bayi pada tahun pertama jauh lebih baik dibandingkan bayi yang tidak
memperoleh ASI

E. CARA MENGETAHUI APABILA BAYI CUKUP MEMPEROLEH ASI


Ibu yang memberikan ASI pada bayinya kadang-kadang tidak mengetahui apakah ASI
yang diberikannya cukup atau tidak. Cara untuk mengetahuinya adalah melakukan
penimbangan pada bayi setiap bulan. Cara yang lain adalah dengan mengamati
tanda-tanda sebagai berikut:
1. Bayi tampak puas dan tertidur lelap setelah menyusu
2. Ibu merasakan payudaranya ada perubahan, tegang dan merasakan aliran deras
saat menyusui
3. Setelah menyusui, payudara ibu akan kosong
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) BAHAYA ROKOK

A. IDENTITAS
1. Topik / masalah : Rokok
2. Sub topik : Bahaya rokok terhadap tubuh
3. Tempat : -
4. Waktu : -
5. Sasaran : perokok
6. Petugas : dokter, perawat, atau tenaga penyuluh kesehatan

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang bahaya rokok terhadap tubuh di harapkan
audiens dapat memahami dampak menggunakan atau mengkonsumsi rokok.
2. Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang bahaya rokok terhadap tubuh di harapkan
audiens memahami tentang
a. Bahaya rokok bagi tubuh
b. Mengerti kandungan atau racun yang terdaoat dalam rokok
c. Berhenti mengkonsumsi rokok

C. MATERI ( Terlampir )
1. Pengertian rokok
2. Kandungan rokok
3. Bahaya rokok
4. Upaya pencegahan

D. MEDIA
1. Laptop
2. LCD (power point)
3. Leaflet

E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

F. KEGIATAN PENYULUHAN
KEGIATAN PENYULUH AUDIENCE
Pembukaan 2  Mengucapkan salam Menjawab salam
menit  Memperkenalkan diri Mendengarkan
 Menjelaskan cakupan materi
yang akan di sampaikan
Penyajian 10  Menjelaskan pengertian rokok Menyimak dan
menit  Menjelaskan kandungan rokok mendengarkan
 Memberi kesempatan audiens memperhatikan
untuk bertanya
 Menjawab pertanyaan audiens
 Menjelaskan bahaya rokok
Evaluasi 3 menit Menanyakan : menjawab pertanyaan
 Jelaskan pengertian rokok !
 Sebutkan kandungan zat dalam
rokok !
 Sebutkan bahaya yang
ditimbulkan rokok !
 Bagaimana upaya untuk
menghentikan prilaku merokok
?
Penutup 5 menit  Menutup pertemuan dengan Mendengarkan
menyimpulkan materi yg telah Menjawab
di bahas Menjawab salam
 Melakukan evaluasi dg
memberikan pertanyaan pd
audiens
 Memberi salam penutup

G. EVALUASI
RENCANA EVALUASI (Evaluasi Struktur, Proses, dan Hasil)
1. Evaluasi Struktur
Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat digunakan
dalam penyuluhan yaitu :
 Leaflet
 LCD (Power Point)
 Sound System

2. Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta penyuluhan
memahami materi penyuluhan yang diberikan.
b. Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
c. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh
dengan sasaran.
d. Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada peserta yang meninggalkan
tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.

3. Evaluasi Hasil
Peserta penyuluhan mengerti 80 % dari apa yang telah disampaikan dengan
kriteria mampu menjawab pertanyaan dalam bentuk lisan yang akan diberikan
oleh penyuluh. Berikut beberapa pertanyaan yang akan diberikan :
a. Jelaskan pengertian rokok !
b. Sebutkan kandungan zat dalam rokok !
c. Sebutkan bahaya yang ditimbulkan rokok !
d. Bagaimana upaya untuk menghentikan prilaku merokok ?

MATERI PENYULUHAN
TENTANG BAHAYA ROKOK BAGI TUBUH

A. PENGERTIAN ROKOK
Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan
bahaya kesehatan bagi diri sendiri maupun masyarakat, oleh karena itu diperlukan
berbagai kegiatan pengamanan rokok bagi kesehatan. Rokok adalah hasil olahan
tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang mengandung nikotin dan
tar dengan atau tanpa bahan tambahan.

B. KANDUNGAN ROKOK
Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan lebih 4000 bahan kimia
beracun yang membahayakan dan membawa maut. Dengan ini setiap sedutan itu
menyerupai satu sedutan maut.
Di antara kandungan asap rokok:
1. Bahan radioaktif (polonium-201)
2. Bahan-bahan yang digunakan di dalam cat (acetone)
3. Pencuci lantai (ammonia)
4. Racun serangga (DDT)
5. Tar mengandung racun anai-anai (arsenic)
6. Gas beracun (hydrogen cyanide) yang digunakan di “kamar gas maut” bagi
narapidana yang menjalani hukuman mati, dan banyak lagi.

Bagaimanapun, racun paling penting adalah Tar, Nikotin dan karbon monoksida.
Sekurang-kurangnya 43 bahan kimia yang diketahui menjadi penyebab kanker
(karsinogen).
Nikotin turut menjadi puncak utama risiko serangan penyakit jantung dan strok.
Hampir satu perempat penderita penyakit jantung adalah hasil puncak dari tabiat merokok.
Karbon Monoksida adalah gas beracun yang biasanya dikeluarkan oleh kendaraan.
Apabila racun rokok itu memasuki tubuh manusia ataupun hewan, yang akan membawa
kerusakkan pada setiap organ, yaitu bermula dari hidung, mulut, tenggorokan, saluran
pernafasan, paru-paru, saluran pencernaan, aliran darah, jantung, organ reproduksi, ke
saluran kencing dan kandung kencing, yaitu apabila sebagian dari racun-racun itu
dikeluarkan dari tubuh.

C. BAHAYA ROKOK
1. Efek racunnya terhadap perokok dibandingkan yang tidak merokok
a. 14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan
b. 4x menderita kanker esophagus
c. 2x kanker kandung kemih
d. 2x serangan jantung

2. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu
kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengeiritasi mata dan
pernapasan. Semakin pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang siap
melayang ke udara. Suatu tempat yang dipenuhi polusi asap rokok adalah tempat
yang lebih berbahaya daripada polusi di jalanan raya yang macet.
3. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok
bersifat candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang perokok berat
akan memilih merokok daripada makan jika uang yang dimilikinya terbatas.
4. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tergolong miskin,
sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan keluarganya sering dialihkan untuk
membeli rokok. Rokok dengan merk terkenal biasanya dimiliki oleh perusahaan
rokok asing yang berasal dari luar negeri, sehingga uang yang dibelanjakan
perokok sebagaian akan lari ke luar negeri yang mengurangi devisa negara.
Pabrik rokok yang mempekerjakan banyak buruh tidak akan mampu
meningkatkan taraf hidup pegawainya, sehingga apabila pabrik rokok ditutup para
buruh dapat dipekerjakan di tempat usaha lain yang lebih kreatif dan
mendatangkan devisa.
5. Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum merokok untuk
merokok agar merasakan penderitaan yang sama dengannya, yaitu terjebak
dalam ketagihan asap rokok yang jahat. Sebagian perokok juga ada yang secara
sengaja merokok di tempat umum agar asap rokok yang dihembuskan dapat
terhirup orang lain, sehingga orang lain akan terkena penyakit kanker.
6. Kegiatan yang merusak tubuh adalah perbuatan dosa, sehingga rokok dapat
dikategorikan sebagai benda atau barang haram yang harus dihindari dan dijauhi
sejauh mungkin. Ulama atau ahli agama yang merokok mungkin akan memiliki
persepsi yang berbeda dalam hal ini.

D. UPAYA PENCEGAHAN
Dalam upaya preventif, motivasi untuk menghentikan perilaku merokok penting
untuk dipertimbangkan dan dikembangkan. Dengan menumbuhkan motivasi dalam diri
untuk berhenti atau tidak mencoba untuk merokok, akan membuat mereka mampu untuk
tidak terpengaruh oleh godaan merokok yang datang dari teman, media massa atau
kebiasaan keluarga/orangtua.
Suatu program kampanye anti merokok yang dilakukan dapat dijadikan contoh
dalam melakukan upaya pencegahan agar tidak merokok, karena ternyata program
tersebut membawa hasil yang menggembirakan. Kampanye anti merokok ini dilakukan
dengan cara membuat berbagai poster, film dan diskusi-diskusi tentang berbagai aspek
yang berhubungan dengan merokok. Lahan yang digunakan untuk kampanye ini adalah
sekolah-sekolah, televisi atau radio. Pesan-pesan yang disampaikan meliputi:
Meskipun orang tuamu merokok, kamu tidak perlu harus meniru, karena kamu
mempunyai akal yang dapat kamu pakai untuk membuat keputusan sendiri.
Iklan-iklan merokok sebenarnya menjerumuskan orang. Sebaiknya kamu mulai
belajar untuk tidak terpengaruh oleh iklan seperti itu.
Kamu tidak harus ikut merokok hanya karena teman-temanmu merokok. Kamu bisa
menolak ajakan mereka untuk ikut merokok.

E. KESIMPULAN
Perilaku merokok akan memberikan dampak bagi kesehatan secara jangka pendek
maupun jangka panjang yang nantinya akan ditanggung tidak saja oleh diri kamu sendiri
tetapi juga akan dapat membebani orang lain (misal: orangtua)
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) IMUNISASI

Topik : Pentingnya imunisasi pada anak


Target dan Sasaran : -
Hari/Tanggal :-
Waktu :-
Tempat :-
Sasaran :
Petugas : Dokter, perawat, bidan, atau penyuluh kesehatan

A. LATAR BELAKANG
Penyakit cacar (smalpox) sendiri telah dinyatakan hilang sejak tahun 1979 berkat
vaksinasi. "Vaksinasi adalah penemuan terbesar dalam ilmu kedokteran dan kesehatan
umum," demikian seperti ditulis dalam laporan.
Berdasarkan data dari departemen kesehatan AS, statistik menunjukkan penurunan
penyakit dan kematian. Misalnya saja pada tahun 1936-1945 lebih dari 21.000 orang
terinfeksi difteri dan menelan korban jiwa 1.800 orang tiap tahunnya. Namun kasus
penyakit ini sudah tidak ditemukan lagi pada tahun 2006.
Antara tahun 1953 dan 1962, lebih dari 500.000 orang menderita cacar air tiap
tahunnya dan 440 orang meninggal karenanya. Di tahun 2006 hanya ada 55 kasus
penyakit cacar air ditemukan.
Penurunan kasus penyakit gondong mencapai 95,9 persen, tetanus 92,9 persen,
dan penyakit pertusis turun 92,2 persen. Kematian akibat tetanus dan pertusis menurun
hingga 99 persen. "Keberhasilan tersebut terjadi karena program imunisasi untuk anak
dan balita yang dicanangkan pemerintah berhasil,".
Di Indonesia sendiri pemerintah mewajibkan setiap bayi dan anak mendapat
imunusisasi tuberkolosis (BCG), DPT, imunisasi polio, campak, dan hepatitis B. Selain itu
masih ada beberapa imunisasi yang dianjurkan untuk diberikan, yakni imunusiasi Tipa
untuk demam tifoid dan paratifoid, imunisasi hepatitis A, imunisasi varisela untuk penyakit
cacar air, imunisasi HiB untuk mencegah kuman Haemophylus influenzae penyebab
meningitis (radang selaput otak)

B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang pentingnya imunisasi
pada anak, diharapkan peserta penyuluhan dapat lebih memahami pentingnya
imunisasi pada anak sehingga angka kejadian penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi pada anak dapat ditekan.
2. Tujuan Intuksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu
menjelaskan kembali :
a. Definisi imunisasi
b. Tujuan imunisasi
c. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
d. Jenis imunisasi
e. Cara kerja imunisasi melawan penyakit

C. GARIS BESAR MATERI


a. Definisi imunisasi
b. Tujuan imunisasi
c. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
d. Jenis imunisasi
e. Cara kerja imunisasi melawan penyakit
D. PELAKSANAAN KEGIATAN

ACARA
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1 2 menit Pembukaan
o Penyampaian salam a. Membalas salam
o Perkenalan b. Memperhatikan
o Menjelaskan topik penyuluhan c. Memperhatikan
o Menjelaskan tujuan d. Memperhatikan
o Kontrak waktu e. Memperhatikan
2 13 menit Pelaksanaan
Penyampaian materi mengenai : Memperhatikan
 Definisi imunisasi penjelasan dan
 Tujuan imunisasi mencermati materi
 Penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi
 Jenis imunisasi
 Cara kerja imunisasi melawan
penyakit
Sesi Tanya jawab
3 3 menit Evaluasi
o Memberikan pertanyaan lisan Partisipasi aktif
(menanyakan kembali)
3 2 menit Terminasi Memperhatikan
o Menyimpulkan hasil penyuluhan Menjawab salam
o Mengakhiri dengan salam

METODE
a. Ceramah
b. Tanya jawab
MEDIA
a. Leaflet
b. Laptop
c. LCD (Power Point)
d. Sound System

E. RENCANA EVALUASI (Evaluasi Struktur, Proses, dan Hasil)


a. Evaluasi Struktur
Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat digunakan
dalam penyuluhan yaitu :
 Leaflet
 LCD (Power Point)
 Laptop
 SoundSystem

b. Evaluasi Proses
o Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta penyuluhan
memahami materi penyuluhan yang diberikan.
o Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
o Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dengan
sasaran.
o Kehadiran peserta diharapkan 80% dari kapasitas ruangan yang tersedia dan
tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan
berlangsung.

c. Evaluasi Hasil
1) Jangka Pendek
Peserta penyuluhan mengerti 80 % dari apa yang telah disampaikan dengan
kriteria mampu menjawab pertanyaan dalam bentuk lisan yang akan diberikan
oleh penyuluh. Berikut beberapa pertanyaan yang akan diberikan :
o Sebutkan apa itu imunisasi!
o Sebutkan tujuan imunisasi!
o Sebutkan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi!
o Sebutkan jenis-jenis imunisasi!
2) Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan orang tua serta pengasuh anak peserta
penyuluhan sehingga dapat menurunkan angka kejadian penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi.

MATERI PEMBERIAN IMUNISASI


A. PENGERTIAN IMUNISASI
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak
dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk
mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud vaksin adalah
bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke
dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Campak, dan melalui mulut
seperti vaksin polio.

B. TUJUAN IMUNISASI
Pemberian imunisasi pada anak yang mempunyai tujuan meningkatkan
derajat imunitas, memberikan proteksi imun dengan menginduksi respons memori
terhadap patogen tertentu / toksin dengan menggunakan preparat antigen non-
virulen/non-toksik. Kekebalan tubuh juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di
antaranya terdapat tingginya kadar antibodi pada saat dilakukan imunisasi, potensi
antigen yang disuntikkan, waktu antara pemberian imunisasi, mengingat efektif dan
tidaknya imunisasi tersebut akan tergantung dari faktor yang mempengaruhinya
sehingga kekebalan tubuh dapat diharapkan pada diri anak.

C. PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI


Hingga saat ini terdapat sepuluh jenis vaksinasi yang dapat mencegah
terjadinya infeksi pada anak, yaitu :
a. Polio f. Tetanus
b. Campak g. Batuk rejan (Pertusis)
c. Gondongan h. Meningitis
d. Rubella (campak Jerman) i. Cacar air
e. Difteria j. Hepatitis B

D. JENIS IMUNISASI
1. Imunisasi Aktif
Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu proses
infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan
menghasilkan respons seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori, sehingga
apabila benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespons. Dalam
imunisasi aktif terdapat empat macam kandungan dalam setiap vaksinnya antara lain :
a. Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau mikroba
guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa poli sakarisa, toksoid atau
virus dilemahkan atau bakteri dimatikan
b. Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan
c. Preservatif, stabilizer, dan antibiotika yang berguna untuk menghindari tumbuhnya
mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen.
d. Adjuvan yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk meningkatkan
imunogenitas antigen.
2. Imunisasi Pasif
Merupakan pemberian zat (immunoglobulin) yaitu suatu zat yang dihasilkan melalui
suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang yang
digunakan untuk mngatasi mikroba yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang
terinfeksi.
Dalam pemberian imunisasi pada anak dapat dilakukan dengan beberapa imunisasi
yang dianjurkan antara lain :
a. BCG (Bacillus Calmette-Guerin)
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit TBC yang berat
sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi
walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG, pencegahan imunisasi BCG untuk TBC
yang berat seperti TBC pada selaput otak, TBC Milier (pada seluruh lapangan paru)
atau TBC tulang. Imunisasi BCG ini merupakan vaksin yang mengandung kuman
TBC yang telah dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah satu kali
dan waktu pemberian imunisasi BCG pada umur 0-11 bulan (umumnya 2 bulan),
akan tetapi pada umumnya diberikan pada bayi umur 2 atau 3 bulan, kemudian
cara pemberian imuniasi BCG melalui intradermal. Efek samping pada BCG dapat
terjadi ulkus pada daerah suntikan dan dapat terjadi limfadenitis regional dan
reaksi panas.
b. Imunisasi DPT ( Diphteri, Pertusis, dan Tetanus )
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
difteri.Imunisasi DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri
yang telah dihilangkan sifat racunnya akan tetapi masih dapat merangsang
pembentukan zat antibody (toksoid). Frekwensi pemberian imunisasi DPT adalah 3
kali,dengan maksud pemberian pertama zat anti terbentuk masih sangat sedikit
(tahap pengenalan) terhadap vaksin dan mengaktifkan organ-organ tubuh membuat
zat anti,kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang cukup. Waktu pemberian
imunisasi DPT antara umur 2 – 11 bulan dengan interval 4 minggu. Cara
pemberian imunisasi DPT melalui intramuskuler. Efek samping pada DPT
mempunyai efek ringan dan efek berat,efek ringan seperti pembengkakan dan nyeri
pada tempat penyuntikan,demam sedangkan efek berat dapat menangis hebat
kesakitan kurang lebih empat jam,kesadaran menurun,terjadi kejang, enselopati,
dan shock.
c. Imunisai Polio
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak.Kandungan vaksin
ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi polio adalah
empat kali.Waktu pemberian imunisasi polio pada umur 0-11 bulan dengan interval
pemberian 4 minggu. Cara pemberian imunisasi polio melalui oral.
d. Imunisasi Campak
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak
pada anak karena penyakit ini sangat menular.Kandungan vaksin ini adalah virus
yang dilemahkan.Frekuensi pemberian imunisasi campak adalah satu kali.Waktu
pemberian imunisasi campak melalui subkutan kemudian efek sampingnya adalah
dapat terjadi ruam pada tempa suntikan dan panas.
e. Imunisasi Hepatitis B
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis
yang kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi pemberian
imunisasi hepatitis tiga kali. Waktu pemberian imunisasi hepatitis B pada umur 0 –
11 bulan. Cara pemberian imunisasi hepatitis ini adalah intramukular.

f. Imunisasi MMR ( Measles, Mumps, dan Rubela )


Merupakan imunisasi yang digunakan dalam memberikan atau mencegah terjainya
penyakit campak (measles), gondong, parotis epidemika (mumps) dan rubella
(campak jerman). Dalam imunisasi MMR ini antigen yang dipakai adalah virus
campak strain Edmonson yang dilemahkan, virus rubella strain RA 27/3 dan virus
gondong. Vaksin ini tidak dianjurkan pada bayi usia di bawah 1 tahun karena
dikhawatirkan terjadi interferensi dengan antibody maternal yang masih ada.
Khusus pada daerah endemic sebaiknya diberikan imunisasi campak yang
monovalen dahulu pada usia 4- 6 bulan atau 9-11 bulan dan boster dapat dilakukan
MMR pada usia 15-18 bulan.

g. Imunisasi Tiphus Abdominalis


Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit tifus
abdominalis, dalam persendiannya khususnya di Indonesia terdapat tiga jenis
vaksin tifus abdominalis di antaranya kuman yang dimatikan, kuman yang
dilemahkan ( vivotif,berna) dan antigen capsular Vi polysaccharide ( Typhim Vi,
Pasteur Meriux ). Pada vaksin kuman yang dimatikan dapat diberikan untuk bayi 6-
12 bulan adalah 0,1 ml, 1-2 tahun 0,2 ml, dan 2-12 tahun adalah 0,5 ml, pada
imunisasi awal dapat diberikan sebanyak 2 kali dengan interval empat minggu
kemudian penguat setelah satu tahun kemudian. Pada vaksin kuman yang
dilemahkan dapat diberikan dalam bentuk capsul enteric coated sebelum makan
pada hari 1,2,5, pada anak di atas usia 6 tahun dan pada antigen capsular
diberikan pada usia di atas dua tahun dan dapat diulang tiap 3 tahun.
h. Imunisasi Varicella
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit varicella
(cacar air).Vaksin varicella merupakan virus hidup varicella zoozter strain OKA
yang dilemahkan. Pemberian vaksin varicella dapat diberikan suntikan tunggal
pada usia 12 tahun di daerah tropic dan bila di atas usia 13 tahun dapat diberikan
dua kali suntikan dengan interval 4-8 minggu.
i. Imunisasi Hepatitis A
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis
A. Pemberian imunisasi ini dapat diberikan pada usia diatas dua tahun. Untuk
imunisasi awal dengan menggunakan vaksin Havrix (isinya virus hepatitis A strain
HM175 yang inactivated) dengan 2 suntikan dengan interval 4 minggu dan boster
pada enam bulan kemudian dan apabila menggunakan vaksin MSD dapat
dilakukan tiga kali suntikan pada usia 0,6 dan 12 bulan.
j. Imunisasi HiB (Haemophilus Influenzae Tipe B)
Merupakan imunisasi yang diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit influenza
tipe B. Vaksin ini adalah bentuk polisakarida murbi (PRP : purified capsular
polysaccharide) kuman H. Influenzae tipe B. Antigen dalam vaksin tersebut dapat
dikonjugasi dengan protein-protein lain seperti toksoid tetanus (PRP-T),toksoid
dipteri (PRP-D atau PRPCR50) atau dengan kuman menongokokus (PRP-OMPC).
Pada pemberian imunisasi awal dengan PRP-T dilakukan dengan tiga suntikan
dengan interval 2 bulan kemudian vaksin PRP OMPC dilakukan dengan 2 suntikan
dengan interval 2 bulan kemudian bosternya dapat diberikan pada usia 18 bulan.

E. CARA KERJA IMUNISASI MELAWAN PENYAKIT


Imunisasi bekerja dengan cara merangsang pembentukan antibodi terhadap
mikroorganisme tertentu tanpa menyebabkan seseorang sakit terlebih dahulu.
Vaksinasi, zat yang digunakan untuk membentuk imunitas tubuh, terbuat dari
mikroorganisme ataupun bagian dari mikroorganisme penyebab infeksi yang telah
dimatikan atau dilemahkan, sehingga tidak akan membuat penderita jatuh sakit.
Vaksin kemudian dimasukan kedalam tubuh yang biasanya melalui suntikan. Sistem
pertahanan tubuh kemudian akan bereaksi terhadap vaksin yang dimasukan ke dalam
tubuh tersebut sama seperti apabila mikroorganisme menyerang tubuh dengan cara
membentuk antibodi. Antibodi kemudian akan membunuh vaksin tersebut layaknya
membunuh mikroorganisme yang menyerang tubuh. Kemudian antibodi akan terus
berada di peredaran darah membentuk imunitas. Ketika suatu saat tubuh diserang
oleh mikororganisme yang sama dengan yang terdapat di dalam vaksin, maka
antibodi akan melindungi tubuh dan mencegah terjadinya infeksi.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN TRIMESTER 3

Topik Utama : ANC


Sub Pokok Bahasan : Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III
Sasaran : -
Waktu :-
Tempat :-
Petugas :-

1. TIU :
Setelah diberikan penyuluhan ibu diharapkan mengerti tentang tanda-tanda bahaya
kehamilan trimester III

2. TIK :
Setelah diberikan penjelasan ibu diharapkan mampu:
 Mengetahui pengertian tanda bahaya kehamilan
 Mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III

3. MATERI :
 Pengertian tanda bahaya kehamilan
 Tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III

4. METODE :
 Ceramah
 Tanya Jawab

5. MEDIA :
Buku KIA

6. EVALUASI :
 Ibu mengetahui pengertian tanda bahaya kehamilan
 Ibu mampu menyebutkan tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III

MATERI PENYULUHAN
TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN

A. PENGERTIAN
Tanda bahaya adalah keadaan-keadaan pada ibu hamil yang mengancam jiwa ibu
dan janin yang dikandungnya selama kehamilan. Tanda-tanda bahaya dalam
kehamilan dapat terjadi kapan saja. Mungkin ketika kehamilan masih muda, mungkin
juga pada kehamilan lanjut. Tidak jarang pada saat-saat menjelang persalinan
Tanda bahaya dalam kehamilan perlu kita waspadai sehingga ibu hamil dan anak
yang dikandungnya sehat dan selamat.
B. TANDA-TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN TRIMESTER III
1. Perdarahan pervaginam
Tiap perdarahan keluar dari liang senggama pada ibu hamil setelah 28 minggu
disebut perdarahan antepartum. Perdarahan antepartum harus mendapat perhatian
penuh, karena merupakan tanda bahaya yang mengancam nyawa ibu dan atau
janinnya. Perdarahan dapat keluar sedikit-sedikit tetapi terus menerus, lama-lama
ibu menderita anemia berat. Perdarahan dapat juga keluar sekaligus banyak yang
menyebabkan ibu syok, lemas/ nadi kecil dan tekanan darah menurun.
Perdarahan pervaginam pada kehamilan lanjut yang termasuk kriteria tanda bahaya
adalah perdarahan yang banyak, berwarna merah, dan kadang-kadang tetapi tidak
selalu disertai dengan nyeri. Assesmen yang mungkin adalah plasenta previa atau
absruptio plasenta.
Perdarahan antepartum dapat berasal dari kelainan plasenta yaitu plasenta previa
dan abruptio plasenta. Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta
berimplantasi pada temmpat abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga
menutupi sebagian atau seluruh permukaan jalan lahir. Abruptio plasenta adalah
suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas dari perlekatannya
sebelum janin lahir.
2. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala biasa terjadi selama kehamilan dan sering kali merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala ini bisa terjadi
apabila ibu kurang istirahat, kecapean, atau menderitan tekanan darah tinggi. Sakit
kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat
yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit
kepala yang hebat tersebut ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya
menjadi kabur atau berbayang. Assesmen yang mungkin adalah gejala preeklampsi
3. Pengelihatan kabur
Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam
kehamilan. Perubahan ringan adalah normal. Masalah visual yang mengindikasikan
keadaan yang mengancam jiwa ibu adalah perubahan visual mendadak, misalnya
pandangan kabur atau berbayang. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai
dengan sakit kepala yang hebat. Assesmen yang mungkin adalah gejala dari
preeklampsia.
Pada preeklampsia tampak pembengkakan pada retina, penyempitan setempat
atau menyeluruh apda satu atau beberapa arteri, jarang terlihat perdarahan atau
eksudat. Retinopalatia arterioskerotika menunjukkan penyakit vaskuler yang
menahun. Keadaan tersebut tak tampak pada pre eklampsia keculai bila terjadi atas
dasar hipertensi menahun atau penyakit ginjal. Spasmus arteri retina yang nyata
menunjukkan adanya preeklampsia walaupun demikian vasospasmus ringan tidak
selalu menunnjukkan pre eklampsia ringan.
Pada preeklamsia jarang terjadi ablasio retina. Keadaan ini disertai dengan buta
sekonyong-konyong. Pelepasan retina disebabkan oleh edema intraokuler dan
merupakan indikasi untuk pengakhiran kehamilan segera. Biasanya setelah
persalinan berakhir, retina melekat kembali dalam 2 hari sampai 2 bulan. Gangguan
penglihatan secara tetap jarang ditemukan.
4. Bengkak di wajah dan jari tangan
Edema (bengkak) adalah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam
jaringan tubuh, dan biasanya dapat diketahui dan dari kenaikan berat badan serta
pembengkakan kaki, hari tangan, dan muka.
Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah yang serius jika muncul pada muka
dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik lain.
Asessmen yang mungkin adalah gejala dari anemia, gagal jantung, atau
preeklampsia.
5. Keluar cairan pervaginam
Pecahnya selaput janin dalam kehamilan merupakan tanda bahaya karena dapat
menyebabkan terjadinya infeksi langsung pada janin. Pecahnya selaput ketuban
juga dapat diikuti dengan keluarnya bagian kacil janin seperti tali pusat, tangan,
atau kaki. Oleh karena itu bila saat hamil ditemukan ada pengeluaran cairan apalagi
bila belum cukup bulan harus segera datang ke rumah sakit dengan fasilitas
memadai. Assesmen yang mungkin adalah Ketuban Pecah Dini (KPD).
Diagnosis ketuban pecah dini didasarkan pada riwayat hilangnya cairan vagina dan
pemastian adanya cairan amnion dalam vagina. Ketuban dinyatakan pecah dini bila
terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Ketuban pecah dini merupakan
masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan
terjadinya infeksi khorioamnionitis sampai sepsis, yang meningkatkan morbiditas
dan mortalitas perinatal, dan penyebabkan infeksi pada ibu.
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena kurangnya kekuatan membran atau
meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh karena kedua faktor tersebut.
Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat
berasal dari vagina dan serviks.
Pemeriksaan spekulum vagina yang steril harus dilakukan untuk memastikan
diagnosis, untuk menilai dilatasi dan panjang servik, dan jika pasien kurang bulan,
untuk memperoleh biakan servikal dan contoh cairan amnion untuk uji kematangan
paru-paru. Selain itu pemastian diagnosis KPD dapat dilakukan dengan :
 Menguji cairan dengan kertas lakmus (nitrazine) yang akan berubah biru bila
terdapat cairan amnion alkalin
 Melihat dengan menggunakan mikroskop dengan menempatkan contoh bahan
pada suatu kaca objek kemudian dikeringkan di udara dan diperiksa di bawah
mikroskop untuk mencari ada tidaknya gambaran seperti pakis.
Penanganan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia gestasi, adanya
infeksi pada komplikasi ibu dan janin, dan adanya tanda-tanda persalinan.
6. Gerakan janin tidak terasa
Ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama bulan ke 5 atau ke 6, beberapa ibu
dapat merasakan gerakan janinnya lebih awal. Jika janin tidur gerakannya akan
melemah. Janin harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam, gerakan
janin akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu
makan dan minum dengan baik. Yang termasuk tanda bahaya adalah bila gerakan
janin mulai berkurang bahkan tidak ada sama sekali. Assesmen yang mungkin
adalah kematian janin dalam rahim.
Kematian janin dalam rahim (IUFD) adalah kematian janin setelah 20 minggu
kehamilan tetapi sebelum permulaan persalinan. Ini menyebabkan komplikasi pada
sekitar 1 % kehamilan. Penyebab yang berakitan antara lain komplikasi plasenta
dan tali pusat, penyakit hipertensi, komplikasi medis, anomali bawaan,infeksi dalam
rahim dan lain-lain.
Kematian janin harus dicurigai bila ibu hamil mengeluh tidak terasa gerakan janin,
perut terasa mengecil, dan payudara mengecil. Selain itu dari hasil pemeriksaan
DJJ tidak terdengar sementara uji kehamilan masih tetap positif karena plasenta
dapat terus menghasilkan hCG.
Bahaya yang dapat terjadi pada ibu dengan kematian janin dalam rahim yaitu janin
mati terlalu lama dalam menimbulkan gangguan pada ibu. Bahaya yang terjadi
berupa gangguan pembekuan darah, disebabkan oleh zat-zat berasal dari jaringan
mati yang masuk ke dalam darah ibu.
Sekitar 80% pasien akan mengalami permulaan persalinan yang spontan dalam 2
sampai 3 minggu kematian janin. Namun apabila wanita gagal bersalin secara
spontan akian dilakukan induksi persalinan.
7. Nyeri perut yang hebat
Nyeri perut yang hebat termasuk dalam tanda bahaya dalam kehamilan. Apabila
perut ibu terasa sangat nyeri secara tiba-tiba bahkan jika disentuh sedikit saja dan
terasa sangat keras seperti papan serta disertai perdarahan pervaginam. Ini
menandakan terjadinya solusio placenta
Nyeri perut yang hebat normal terjadi pada akhir kehamilan akibat dari kontraksi
dari rahim ibu yang akan mengeluarkan isi dalam kandungan atau bayi. Jadi harus
dapat dibedakan apakah nyeri perut tersebut disebabkan karena ibu kan
melahirkan atau terjadi abrupsio plasenta.
SAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

SATUAN ACARA PENYULUHAN


I. Pokok Bahasan : Perilalku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
II. Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
2. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan penjelasannya
III. Sasaran :
IV. Waktu :
V. Tempat :
VI. Tujuan :
A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan, masyarakat Dusun Grogolan diharapkan mampu memahami
tentang PHBS
B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1x 45 menit, diharapkan masyarakat Dusun Jlodran
mampu:
1. Menjelaskan pengertian PHBS
2. Memahami 10 indikator perilaku hidup dan sehat,dan penjelasnnya
VII. Kegiatan Belajar Mengajar
No. Tahap Waktu Kegiatan
Penyuluhan Audience
1 Pembukaan 5 menit -Menjawab salam
-Memperhatikan penyuluh
-Menyetujui kontrak
2. Inti 30 • Menjelaskan -Memperhatikan dan
menit pengertian PHBS mendengarkan penjelasan
• Menjelaskan indicator penyuluh
PHBS dan
Penjelasannya
3 Penutup 10 • Mengevaluasi dengan -Menjawab pertanyaan
menit memberikan -Menjawab salam
pertanyaan lisan
• Salam penutup
VIII. Metode :
Ceramah,diskusi (tanya jawab)
IX. Media :
Leaflet.
X. Evaluasi :
Warga Dusun Jlodran mampu menjawab pertanyaan di bawah ini dengan benar:
1. Apakah pengertian PHBS?
2. Apakah indicator PHBS dan penjelasannya?
3. Bagaimana Klasifikasi PHBS?
4. Siapa saja yang menjadi sasaran PHBS?
XI. Referensi :
XII. Materi
Terlampir
Materi

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

A. Pengertian
PHBS adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau masyarakat yang
sesuai dengan norma-norma kesehatan, untuk memperoleh derajat kesehatan yang
optimal, menolong dirinya sendiri, dan berperan secara aktif dalam pembangunan di
bidang kesehatan.

B. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


1. Pemeriksaan kehamilan oleh petugas kesehatan
2. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
3. Menjadi peserta KB
4. Balita ditimbang setiap bulannya
5. Pemberian imunisasi pada bayi
6. Penggunaan jamban
7. Penggunaan air bersih
8. Penampungan air bersih dan bebas jentik nyamuk
9. Rumah dan halaman bersih
10. Makan dengan menu seimbang
11. Menggunakan garam beryodium
12. Kebersihan kuku selalu terjaga
13. Semua anggota keluarga tidak merokok
14. Pernah mendengar informasi tentang AIDS
15. Memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
16. Menjadi peserta dana sehat ( JPKM )
C.Klasifikasi PHBS
Klasifikasi PHBS ditentukan berdasarkan nilai perilaku dan lingkungan sehat tiap
keluarga dengan ketentuan sebagai berikut : (1) Sehat 1 yaitu bila keluarga berperilaku
positif kurang dari 25% dari jumlah seluruh indikator PHBS, (2) Sehat 2 yaitu bila keluarga
perperilaku positif 25% - 49% dari jumlah seluruh indikator PHBS, (3) Sehat 3 yaitu bila
keluarga berperilaku positif 50% - 74% dari jumlah seluruh indikator PHBS, dan (4) Sehat
4 yaitu bila keluarga berperilaku positif lebih dari 75% dari jumlah seluruh indikator PHBS.
D.Sasaran PHBS
Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga dalam rumah tangga
Pasangan usia subur
Ibu hamil atau ibu menyusui
Anak dan remaja
Usia lanjut
Pengasuh anak
E.Manfaat PHBS
Setiap anggota keluarga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.
Anak tumbuh sehat dan cerdas
Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat
Pengeluaran biaya rumah tangga dapat difokuskan untuk pemenuhan gizi keluarga,
pendidikan dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga
SUSUNAN ACARA MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA
(MMD)
DI DESA ............................. TAHUN 2012

N JAM MATERI PENANGGUNG


O JAWAB
1 09.00-9.15 Pembukaan oleh Kepala Desa Kader
2 09.15-09.30 Sambutan dari Kepala Kapus
Puskesmas
3 09.30-09.40 Pengenalan peserta MMD Kader
4 09.40-10.00 Penyajian Materi Desa Siaga Dinas Kesehatan
4 10.00-10.30 Penyajian hasil Survei Mawas Kader
Diri(SMD)
5 10.30 -11.00 Perumusan dan penentuan Bidan Siaga
prioritas Masalah
6 11.00-11.30 Menggali dan memecahkan Kapus dan Bidan
masalah kesehatan Siaga
7 11.30-12.00 Penyusunan Rencana Kegiatan Bidan siaga
8 12.00-12.30 Penyimpulan hasil MMD Kepala Desa

Tahap Perencanaan Musyawarah Masyarakat Desa


(MMD)
2.4.1 Pengertian MMD
MMD adalah pertemuan perwakilan warga desa untuk membahas hasil Survei
Mawas Diri (SMD) dan merencanakan penanggulangan masalah kesehatan yang
diperoleh dari hasil SMD (Wrihatnolo, 2007).

2.4.2 Tujuan MMD


Masyarakat mengenal masalah kesehatan diwilayahnya
a. Masyarakat bersepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan melalui
pelaksanaan desa siaga dan poskesdes.
b. Masyarakat menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah kesehatan,
melaksanakan desa siaga dan poskesdes.

2.4.3 Peserta MMD


MMD harus dihadiri oleh pemuka masyarakat desa, petugas Puskesmas, dan
sektor terkait di tingkat desa dan kecamatan (seksi-seksi pemerintahan dan
pembangunan, BKKBN, Pertanian, Agama, dan lain-lain).
2.4.4 Tempat dan waktu pelaksanaan MMD
MMD dilaksanakan di Balai Desa atau tempat pertemuan lain yang ada di desa,
MMD dilaksanakan segera setelah SMD dilaksanakan.

2.4.5 Cara pelaksanaan


a. Pembukaan dilakukan oleh Kepala Desa dengan menguraikan tujuan MMD dan
menghimbau seluruh peserta agar aktif mengemukakan pendapat dan
pengalaman sehingga membantu pemecahan masalah yang dihadapi bersama.
b. Perkenalan peserta yang dipimpin oleh kader untuk menimbulkan suasana
keakraban.
c. Penyajian hasil survei oleh kader selaku tim pelaksana MMD.
d. Perumusan dan penentuan prioritas masalah kesehatan atas dasar pengenalan
masalah kesehatan dan hasil SMD dilanjutkan dengan rekomendasi teknis dari
petugas kesehatan di desa / bidan di desa.
e. Menggali dan menemu-kenali potensi yang ada di masyarakat untuk
memecahkan masalah yang dihadapi.
f. Penyusunan rencana kerja penanggulangan masalah kesehatan yang dipimpin
oleh kepala desa.
g. Penyimpulan hasil MMD berupa penegasan tentang rencana kerja oleh Kepala
Desa.
h. Penutup.
CONTOH LAPORAN HASIL SURVEI MAWAS DIRI
PUSKESMAS ......................TAHUN 2012
N RW INDIKATOR PHBS PHB TDK PENYAKIT PENYAKIT PENYAKIT
O S BER 1 BLN TERAKHIR 3 BLN TERAKHIR 6 BLN TERAKHIR
PHB
S
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 I 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 - 2 HIPERTENSI, DM 1 2
2 II 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 - - 26, INFEKSI PARU,DEMAM,BATUK 7 BATUK PILEK,DIARE,ALERGI,CACAR
PILEK,ALERGI,MIGREN,CACAR,CAMPAK
3 III 54 52 53 54 54 54 54 54 54 54 51 3 - - -
4 IV 58 58 58 58 58 58 58 58 58 11 11 47 2,DEMAM, FLU, BATUK 13,HIPERTENSI , BATUK, FLU , DEMAM 27 HIPERTENSI,BATUK ,FLU, DEMAM
5 V 60 60 60 60 60 60 59 60 54 29 26 35 2,DEMAM, BATUK 3, BATUK,DIARE,DEMAM -
6 VI 55 57 57 58 57 58 58 58 58 21 21 37
7 VII 39 29 30 40 40 32 40 38 40 19 18 22 2, GASTRITIS 1,BATUK
8 VIII 50 48 41 55 55 55 54 54 54 31 20 35 6,BATUK,DIABETES,HIPERT
ENSI,DEMAM
9 IX 55 51 55 55 55 55 55 55 55 27 25 30 - - -
10 X 62 60 58 62 61 60 59 59 62 44 38 24 2,FLU, DEMAM 4, DEMAM, TBC 3, HEPATITIS,GAGAL
GINJAL,STROKE,HEPATITIS
11 XI 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 - 13, INFLUENSA, SAKIT PERUT,DEMAM
12 XII 58 58 58 58 58 58 58 58 58 44 44 14 7, ASAM
URAT,GASTRITIS,KOLESTROL,HT,DM
13 XIII 49 49 49 49 49 48 49 49 49 33 32 17 4,TYPHUS,PANAS 4,TYPHUS,PANAS DINGIN,BATUK FLU 1, DBD
DINGIN,FLU, HIPERTENSI
14 XIV 60 60 60 60 60 60 60 60 60 59 59 1 - - 2, HEPATITIS, DBD
15 XV 69 69 69 70 70 70 51 70 70 42 29 41 10,ASAM URAT,REMATIK, 21 23
FLU,DEMAM,
BATUK,HIPERTENSI,GASTRI
TIS, STROKE, MUNTABER
16 XVI 59 56 58 60 54 60 57 59 60 48 40 20 7,GASTRITIS,DEMAM,FLU,AL 6,DEMAM,FLU,BATUK,ALERGI,HERNIA 5 , DEMAM, FLU
ERGI,ASMA,BATUK
17 XVII 33 30 33 33 33 33 33 33 33 24 20 13 2, BATUK PILEK,DEMAM 3, DBD,DEMAM 5, CACAR AIR,DEMAM,FLU
18 XVIII 64 67 53 67 67 67 67 67 50 24 15 42 - - -

19 XIX\ 59 58 58 60 60 60 60 60 60 28 27 33 7,ALERGI,DEMAM,DBD,BATU 4, TYPHUS,BATUK, FLU ,DEMAM 4, FLU,CAMPAK,BATUK, DEMAM


K,SAKIT GIGI,FLU, GINJAL
20 XX 60 60 60 60 60 60 60 60 60 16 16 44 11 , PANAS,BATUK 2 -
GASTRITIS MUNTABER, DIARE

21 XXI 60 55 58 58 60 57 54 54 60 33 18 42 2, BATUK, FLU


22 XXII 59 52 54 54 54 56 47 56 55 27 21 40
23 XXIII 52 52 52 52 52 52 52 52 52 51 51 1 2, MUNTAH , SAKIT PERUT 2, PARU-PARU
Juml 128 124 124 129 128 128 125 128 126 832 749 541
2 8 1 0 4 0 2 1 9
PRIORITA 99, 96,7 96,2 100 99,5 99,2 97,1 99,3 98,4 64,
S 4 5
3 2 10 9 6 4 7 5
8 1
Keterangan :
1. Waktu melahirkan ditolong oleh tenaga 2. Bayi 0-6 bulan hanya diberi ASI saja 3. Anak umur 1-5 tahun apakah ditimbang dan di
kesehatan imunisasi
4. Apakah menggunakan air bersih 5. Cuci tangan dengan sabun sebelum makan 6. Menggunakan Jamban Sehat
dan sesudah buang Air besar
7. Memberantas Jentik di rumah 8. Apakah sering makan buah dan sayur 9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok dalam rumah

Anda mungkin juga menyukai