Spektrofotometri Inframerah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

SPEKTROFOTOMETRI INFRAMERAH (IR)

A. Sejarah
Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode yang
mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah
panjang gelombang 0,75 1.000 m atau pada Bilangan Gelombang 13.000 10 cm-1.
Radiasi elektromagnetik dikemukakan pertama kali oleh James Clark Maxwell, yang
menyatakan bahwa cahaya secara fisis merupakan gelombang elektromagnetik, artinya
mempunyai vektor listrik dan vektor magnetik yang keduanya saling tegak lurus dengan
arah rambatan. Gambaran berkas radiasi elektromagnetik diperlihatkan pada Gambar 1
berikut :

Saat ini telah dikenal berbagai macam gelombang elektromagnetik dengan rentang
panjang gelombang tertentu. Spektrum elektromagnetik merupakan kumpulan spektrum
dari berbagai panjang gelombang. Berdasarkan pembagian daerah panjang gelombang
pada Tabel 1 dan Gambar 2, sinar infra merah dibagi atas tiga daerah, yaitu:
a. Daerah Infra Merah dekat.
b. Daerah Infra Merah pertengahan.
c. Daerah infra merah jauh..
Radiasi inframerah pertama kali diselidiki oleh Sir William Herckel tahun 1800. Ia
mendeviasikan sinar matahari pada sebuah prisma yang kemudian diserap oleh beberapa
sampel. Ternyata pada daerah sesudah sinar inframerah menunjukan adanya kenaikan
temperatur tertinggi yang berarti pada daerah panjang gelombang radiasi tersebut terdapat
banyak kalori (energi tinggi). Daerah spektrum tersebut selanjutnya disebut infrared (infra
merah), diseberang atau diluar merah. Ia mendapat kesulitan dalam mencari hubungan
antara penyerapan radiasi dengan struktur molekul.

Pada tahun 1903, William W. Voblenzt melaporkan hasil percobaannya tentang


penyerapan radiasi inframerah oleh sampel-sampel murni. Akhirnya, didapatkan korelasi
antara absorbsi sinar inframerah dengan struktur molekul.

Pada era modern ini radiasi inframerah masih digolongkan lagi atas empat daerah,
yang penggolongannya tampak pada tabel.

Dari pembagian daerah spektrum elektromagnetik tersebut diatas, daerah panjang


gelombang yang digunakan pada alat spektrofotometer infra merah adalah pada daerah infra
merah pertengahan, yaitu pada panjang gelombang 2,5 50 m atau pada bilangan gelombang
4.000 200 cm-1. Satuan yang sering digunakan dalam spektrofotometri infra merah adalah

Bilangan Gelombang ( ) atau disebut juga sebagai Kaiser.


B. Radiasi Inframerah dengan molekul
Telah dikatakan bahwa radiasi IR yang dipakai untuk analisis instrumental adalah radiasi IR
yang rentang bilangan gelombangnya antara 4.000 670 cm-1.
Radiasi IR terbagi lagi atas dua daerah yaitu:

1) Daerah radiasi gugus fungsi pada rentang 4.000 1.600 cm-1

2) Daerah sidik jari pada rentang 1.600 670 cm-1

Radiasi IR yang dipakai tersebut harus berada pada rentang frekuensi yang sesuai dengan
getaran alamiah (natural vibration) dari molekul agar memperoleh informasi gugus-gugus
molekul dari zat yang dianalisis. Bentuk struktur molekul juga menjadi penentu terjadinya
interaksi radiasi IR dengan molekul.

Molekul yang simetris dalam arti kata kedua gugus molekul atau atom mempunyai
keelektronegatifan yang sama, tidak memberikan perubahan netto momen dwikutub sehingga
tidak terjadi perbedaan muatan listrik pada kedua kutub. Dengan demikian medan listrik IR tidak
berinteraksi dengan molekul dan lebih jauh molekul tersebut tidak akan mengalami perubahan-
perubahan vibrasi karena tidak menyerap radiasi IR. Contoh nyata yang negatif tidak menyerap
terhadap radiasi IR adalah molekul metana (CH4).

Sebaliknya untuk molekul yang tidak simetris akan memberikan perubahan netto momen
dwikutub sehingga terjadi perbedaaan muatan listrik pada kedua kutubnya. Molekul tersebut
tiap-tiap gugus akan mempunyai vibrasi alamiah yang besarnya berbeda-beda. Apabila vibrasi
alamiah gugus molekul cocok dengan frekuensi radiasi IR maka akan terjadi interaksi medan
listrik yang menyebabkan perubahan-perubahan vibrasi yang menandakan terjadinya absorbsi
radiasi IR oleh gugus molekul.

Daerah sidik jari adalah daerah antara bilangan gelombang 1.600 sampai dengan 670 cm-1.
Pada daerah ini suatu senyawa memberikan pola serapan yang khas yang tidak dipunyai oleh
senyawa lainnya, sehingga dengan melihat pola serapan di daerah tersebut dapat disimpulkan
struktur kimianya. Pada daerah ini pula suatu isomer dapat dibedakan satu dengan yang lain.

Spektro infra merah mengandung banyak serapan yang dihubungkan dengan sistem vibrasi
yang berinteraksi dalam molekul dan karena mempunyai karakteristik yang unik untuk setiap
molekul maka dalam spectrum memberikan pita-pita serapan yang karakteristik juga.
Bentuk pita ini dikenal sebagai finger print dari molekul. Daerah yang mengandung
sejumlah vibrasi tertentu yang tak dapat ditelaah yang berkisar dari 900 - 1400 cm-1 sering disebut
daerah finger print. Untuk mengidentifikasi senyawa yang tak dikenal, seseorang hanya perlu
membandingkan spekrum infra merah dengan sederet spektrum standar yang dibuat pada kondisi
yang sama. Senyawa-senyawa yang memberikan spektrum infra merah yang sama adalah
identik.

Dasar Spektroskopi Infra Merah dikemukakan oleh Hooke dan didasarkan atas senyawa
yang terdiri atas dua atom atau diatom yang digambarkan dengan dua buah bola yang saling
terikat oleh pegas seperti tampak pada gambar disamping ini. Jika pegas direntangkan atau
ditekan pada jarak keseimbangan tersebut maka energi potensial dari sistim tersebut akan naik.
Setiap senyawa pada keadaan tertentu telah mempunyai tiga macam gerak, yaitu :

1. Gerak Translasi, yaitu perpindahan dari satu titik ke titik lain.


2. Gerak Rotasi, yaitu berputar pada porosnya, dan
3. Gerak Vibrasi, yaitu bergetar pada tempatnya.

Bila ikatan bergetar, maka energi vibrasi secara terus menerus dan secara periodik
berubah dari energi kinetik ke energi potensial dan sebaiknya. Jumlah energi total adalah
sebanding dengan frekwensi vibrasi dan tetapan gaya ( k ) dari pegas dan massa ( m1 dan m2 )
dari dua atom yang terikat. Energi yang dimiliki oleh sinar infra merah hanya cukup kuat untuk
mengadakan perubahan vibrasi.
Panjang gelombang atau bilangan gelombang dan kecepatan cahaya dihubungkan dengan
frekwensi melalui bersamaan berikut :
Energi yang timbul juga berbanding lurus dengan frekwesi dan digambarkan dengan persamaan
Max Plank :

sehingga :

dimana :
E = Energi, Joule
h = Tetapan Plank ; 6,6262 x 10-34 J.s
c = Kecepatan cahaya ; 3,0 x 1010 cm/detik
n = indeks bias (dalam keadaan vakum harga n = 1)
l = panjang gelombang ; cm
u = frekwensi ; Hertz
Dalam spektroskopi infra merah panjang gelombang dan bilangan gelombang adalah nilai
yang digunakan untuk menunjukkan posisi dalam spektrum serapan. Panjang gelombang
biasanya diukur dalam mikron atau mikro meter ( m ). Sedangkan bilangan gelombang ( )
adalah frekwensi dibagi dengan kecepatan cahaya, yaitu kebalikan dari panjang gelombang
dalam satuan cm-1. Persamaan dari hubungan kedua hal tersebut diatas adalah :

Posisi pita serapan dapat diprediksi berdasarkan teori mekanikal tentang osilator harmoni, yaitu
diturunkan dari hukum Hooke tentang pegas sederhana yang bergetar, yaitu :
dimana :

Keterangan :
c = kecepatan cahaya : 3,0 x 1010 cm/detik
k = tetapan gaya atau kuat ikat, dyne/cm
= massa tereduksi
m = massa atom, gram
Setiap molekul memiliki harga energi yang tertentu. Bila suatu senyawa menyerap energi
dari sinar infra merah, maka tingkatan energi di dalam molekul itu akan tereksitasi ke tingkatan
energi yang lebih tinggi. Sesuai dengan tingkatan energi yang diserap, maka yang akan terjadi
pada molekul itu adalah perubahan energi vibrasi yang diikuti dengan perubahan energi rotasi.

C. Instrumentasi Spektrofotometer IR
Bagian pokok dari spektrofotometer inframerah adalah sumber cahaya merah,
monokromator dan detektor. Cahaya dari sumber dilewatkan melalui cuplikan, dipecah menjadi
frekuensi-frekuensi individunya dalam monokromator dan intensitas relatif dari frekuensi
individu diukur oleh detektor.(Sastrohamidjojo,2001).
Secara garis besar komponen spektrofotometer infra merah yaitu:

Sumber Sampel Monokromator Detektor Rekorder

Sumber Radiasi

Ada tiga macam sumber radiasi IR yang telah umum dipakai pada spekrofotometer IR,
yaitu:
1) Nikhrom.
Kawat nikrom yang dipijarkan dengan aliran listrik sampai temperatur 1100 C akan
memancarkan radiasi IR. Akan tetapi pancaran radiasi IR dari pijaran kawat nikrom ini
memberikan bilangan gelombang lebih dari 5000 cm-1 dengan intensitas yang lemah.
2) Globar.
Sumber radiasi IR globar saat ini merupakan sumber radiasi IR yang banyak dipakai.
Globar merupakan suatu senyawa silikon karbida yang mempunyai kehandalan dapat dipijarkan
langsung sampai temperatur 1300 C. Sumber glower (globar) juga digunakan dalam beberapa
instrumen dengan absorbsi 5200 cm-1.
3) Nernst Glower
Sebagai hasil pemijaran Zirkonium oksida yang dijepit kedua ujungnya dengan keramik.
Temperatur sumber radiasi ini perlu tinggi agar berfungsi sebgai penghantar listrik yang baik.
Sumber radiasi ini dibuat dari oksida-oksida zirkonium dan ytrium, berupa batang berongga
dengan diameter 2 mm dan panjang 30 mm. Batang ini dipanaskan sampai 1500-2000 C dan
akan memberikan radiasi di atas 7000 cm-1.

Sampel

Berbagai sampel dalam bentuk padatan, cair dan gas dapat dianalisis dengan infra merah.
Sampel harus dalam keadaan murni, misalnya hasil rekristalisasi, pemisahan kromatografi atau
destilasi. Biasanya sampel dipreparasi dulu dalam bentuk film tipis menggunakan KBr atau
NaCl. Sampel dalam bentuk awal berupa film tipis dapat langsung dianalisis dengan teknik ATR
( Attenuated Total Reflectence), sedangkan untuk gas diperlukan tabung khusus.

Monokromator

Ada dua jenis elemen pendispersi, yaitu:

1) Prisma

Prisma dapat memisahkan radiasi dengan cara yang sama seperti prisma gelas atau air
hujan yang memisahkan cahaya putih menjadi cahaya berwarna pelangi. Prisma gelas
memisahkan cahaya tampak berdasarkan panjang gelombangnya. Sistem yang sama juga berlaku
untuk radiasi infra merah. Prisma digunakan untuk berbagai bentuk radiasi termasuk cahaya
tampak, infra merah dan ultraviolet. Monokromator prisma yang terbuat dari garam an organik
berfungsi sebagai pengurai dan pengarah radiasi infra merah menuju detektor.

2) Grating

Salah satu keuntungan dari grating adalah dibuat dengan materi yang tahan, stabil dalam
keadaan atmosfer dan tidak rusak dengan adanya kelembaban, seperti aluminium.

Monokromator pada umumnya dipakai untuk spekrofotometer IR saat ini adalah kisi difraksi
(grating). Kisi difraksi terbuat dari kaca atau bahan plastik yang tertoreh dengan halus
permukaannya dan terlapisi oleh kondensasi uap aluminium. Jenis monokromator kisi difraksi ini
sudah banyak dipakai pada spekrofotometer IR yang modern. Keunggulannya, memberikan
resolusi yang jauh lebih bagus dengan dispersi yang lurus, disamping itu tetap menjaga keutuhan
radiasi IR menuju detektor.

Detektor

Berfungsi mengubah sinyal radiasi IR menjadi sinyal listrik. Detektor spekrofotometer


yang bersifat menggandakan elektron tidak dapat dipakai pada spekrofotometer IR sebab radiasi
IR sangat lemah dan tidak dapat melepaskan elekron dari katoda yang ada pada sistem detektor.

Ada dua macam tipe detektor, yaitu:

1) Detektor tipe fotokonduktor

Detektor ini bersifat semi konduktor yang umumnya dibuat dari campuran PbS dengan
logam germanium. Detector tipe ini kurang memberikan informasi pada daerah vibrasi gugus
fungsi dan sidik jari.

2) Detektor tipe hantar bahang

Cara kerja detector ini atas dasar efek bahang dari radiasi IR. Dikenal tiga jenis yaitu
termokopel, bolometer, dan yang terkenal dan banyak dipakai adalah detektor Golay Pneumatic.
Detektor Golay Pneumatic bekerja atas dasar perubahan bahan radiasi IR yang akan menaikkan
tekanan gas didalamnya.
Detektor yang banyak digunakan adalah detektor termal, yaitu termokopel. Bolometer
memberikan sinyal listrik sebagai hasil perubahan dalam tahanan konduktor metal dengan
temperatur.

Penguat dan Pencatat (Rekorder)

Penguat dalam sistem optik spektrofotometer IR sangat diperlukan mengingat sinyal


radiasi IR yang sangat kecil (lemah). Penguat berhubungan erat dengan derau instrumen serta
celah monokromator, jadi keduanya harus diselaraskan dengan tujuan mendapatkan resolusi
puncak spektrum yang baik dengan derau yang minimal. Sedangkan pencatat harus mampu
mengamati spektrum IR secara keseluruhan pada setiap frekuensi.

D. SPEKTROFOTOMETER FTIR

Pada dasarnya Spektrofotometer FTIR (Fourier Trasform Infra Red) adalah sama dengan
Spektrofotometer IR dispersi, yang membedakannya adalah pengembangan pada sistim optiknya
sebelum berkas sinar infra merah melewati contoh. Dasar pemikiran dari Spektrofotometer FTIR
adalah dari persamaan gelombang yang dirumuskan oleh Jean Baptiste Joseph Fourier (1768-
1830) seorang ahli matematika dari Perancis. Fourier mengemukakan deret persamaan
gelombang elektronik sebagai :

dimana :

- a dan b merupakan suatu tetapan


- t adalah waktu
- adalah frekwensi sudut (radian per detik)
( = 2 f dan f adalah frekwensi dalam Hertz)

Dari deret Fourier tersebut intensitas gelombang dapat digambarkan sebagai


daerah waktu atau daerah frekwensi. Perubahan gambaran intensitas gelobang radiasi
elektromagnetik dari daerah waktu ke daerah frekwensi atau sebaliknya disebut
Transformasi Fourier (Fourier Transform).

Selanjutnya pada sistim optik peralatan instrumen FTIR dipakai dasar daerah
waktu yang non dispersif. Sebagai contoh aplikasi pemakaian gelombang radiasi
elektromagnetik yang berdasarkan daerah waktu adalah interferometer yang dikemukakan
oleh Albert Abraham Michelson (Jerman, 1831). Perbedaan sistim optik
Spektrofotometer IR dispersif (Hadamard Transform) dan Interferometer Michelson pada
Spektrofotometer FTIR (Fourier Transform) tampak pada gambar berikut :

Cara Kerja Alat Spektrofotometer FTIR

Sistim optik Spektrofotometer FTIR seperti pada gambar dibawah ini dilengkapi
dengan cermin yang bergerak tegak lurus dan cermin yang diam. Dengan demikian
radiasi infra merah akan menimbulkan perbedaan jarak yang ditempuh menuju cermin
yang bergerak ( M ) dan jarak cermin yang diam ( F ). Perbedaan jarak tempuh radiasi
tersebut adalah 2 yang selanjutnya disebut sebagai retardasi ( ). Hubungan antara
intensitas radiasi IR yang diterima detektor terhadap retardasi disebut sebagai
interferogram. Sedangkan sistim optik dari Spektrofotometer IR yang didasarkan atas
bekerjanya interferometer disebut sebagai sistim optik Fourier Transform Infra Red.
Pada sistim optik FTIR digunakan radiasi LASER (Light Amplification by
Stimulated Emmission of Radiation) yang berfungsi sebagai radiasi yang
diinterferensikan dengan radiasi infra merah agar sinyal radiasi infra merah yang diterima
oleh detektor secara utuh dan lebih baik.

Detektor yang digunakan dalam Spektrofotometer FTIR adalah TGS (Tetra


Glycerine Sulphate) atau MCT (Mercury Cadmium Telluride). Detektor MCT lebih
banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan detektor TGS, yaitu
memberikan respon yang lebih baik pada frekwensi modulasi tinggi, lebih sensitif, lebih
cepat, tidak dipengaruhi oleh temperatur, sangat selektif terhadap energi vibrasi yang
diterima dari radiasi infra merah.

Keunggulan Spektrofotometer FTIR

Secara keseluruhan, analisis menggunakan Spektrofotometer FTIR memiliki dua


kelebihan utama dibandingkan metoda konvensional lainnya, yaitu :

1. Dapat digunakan pada semua frekwensi dari sumber cahaya secara simultan
sehingga analisis dapat dilakukan lebih cepat dari pada menggunakan cara
sekuensial atau scanning.
2. Sensitifitas dari metoda Spektrofotometri FTIR lebih besar daripada cara dispersi,
sebab radiasi yang masuk ke sistim detektor lebih banyak karena tanpa harus
melalui celah (slitless)

Kelebihan dan Kelemahan Alat

Kelebihan Spektrofotometer IR
a. Spektroskopi inframerah berfokus pada radiasi elektromagnetik pada rentang frekuensi 400-
4000cm-1, di mana cm-1 yang dikenal sebagai wavenumber (1/wavelength), yang merupakan
ukuran unit untuk frekuensi. Untuk menghasilkan spektrum inframerah, radiasi yang
mengandung semua frekuensi di wilayah IR dilewatkan melalui sampel. Mereka frekuensi yang
diserap muncul sebagai penurunan sinyal yang terdeteksi.
b. Spektroskopi inframerah sangat berguna untuk analisis kualitatif (identifikasi) dari senyawa
organik karena spektrum yang unik yang dihasilkan oleh setiap organik zat dengan puncak
struktural yang sesuai dengan fitur yang berbeda. Selain itu, masing-masing kelompok
fungsional menyerap sinar inframerah pada frekuensi yang unik. Sebagai contoh, sebuah gugus
karbonil, C = O, selalu menyerap sinar inframerah pada 1670-1780 cm-1, yang menyebabkan
ikatan karbonil untuk meregangkan.
Kelemahan Spektrofotometer IR
Bertolak dari pernyataan bahwa tidak mungkin 2 senyawa memberikan serapan
fundamental radiasi IR yang sama serta tidak mungkin juga 2 senyawa (kecuali isomer optic)
memberikan spectra IR yang sama, maka spektrofotometri IR khusus digunakan untuk tujuan
analisis kualitatif yang difokuskan pada identifikasi gugus fungsi.
Sasaran analisis kualitatif spektrofotometri IR secara umum adalah zat-zat organik
walaupun dapat yang untuk zat anorganik, namun demikian dari yang telah diuraikan masih
banyak kelemahan analisis kualitatif dengan spektrofotometri IR,sehingga sistem optic dan
instrumennya perlu dikembangkan, saat ini telah dikenal FT-IR (fourier transform IR) yang
dapat menutup beberapa kelemahan spektrofotometer IR yang konvensional.
DAFTAR PUSTAKA

Pavia, D.L., Lampman, G.M., Kriz, G.S., dan Vyvyan, J.R. 2009. Introduction to Spectroscopy.
Sauders College. Philadelphia.
Sitorus, M. 2009. Spektroskopi Elusidasi Struktur Molekul Organik. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Bassler. 1986. Penyidikan Spektrometrik Senyawa Organik, edisi keempat. Erlangga. Jakarta
Gunawan, Budi dan Citra Dewi, A. 2005. Karakterisasi Spektrofotometri I R Dan Scanning
Electron Microscopy (S E M) Sensor Gas Dari Bahan Polimer Poly Ethelyn Glycol
(P E G). ISSN 1979-6870
Khopkar SM. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta
Kristianingrum, Susila. 2009. Handout Spektroskopi Infra Merah. Jogjakarta

Anda mungkin juga menyukai