CBR Evaluasi
CBR Evaluasi
CBR Evaluasi
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
IDENTITAS BUKU
Judul Buku Utama : Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan
Penulis :Prof. Dr. Suharsimi Arikunto
Penerbit :PT Bumi Aksara
Kota Terbit :Jakarta
Tahun Terbit :2012
Edisi :Kedua
Jumlah halaman :344
I. Pengantar
Evaluasi berarti pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk
menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan
menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri pribadi siswa. Evaluasi
Pendidikan adalah kegitan menilai yang terjadi dalam kegiatan pendidikan.
Bertujuan melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar untuk mendapatkan
informasi akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa
sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya.
Evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai pengukuran atau penilaian
hasil belajar-mengajar, padahal antara keduanya punya arti yang berbeda
meskipun saling berhubungan. mengukur adalah membandingkan sesuatu dan
satu ukuran (kuantitatif), sedangkan menilai berarti mengambil satu keputusan
terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk (kualitatif). Adapun pengertian
evaluasi meliputi keduanya.
Meskipun sekarang memiliki makna yang lebih luas, namun pada awalnya
pengertian evaluasi pendidikan selalu dikaitkan dengan prestasi belajar siswa.
seperti definisi yang pertama dikembangkan oleh Ralph Tyler (1950) beliau
mengatakan, bahwa evaluasi merupakan proses pengumpulan data untuk
menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan
sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum ada dan apa sebabnya. Untuk
definisi yang lebih luasdikemukakan oleh dua orang ahli lain yaitu Cronbach dan
Stufflebeam, definisi tersebut adalah bahwa proses evaluasi bukan sekedar
mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat
keputusan.Yang dibahas dalam buku ini terutama adalah evaluasi pendidikan
dalam institusi pendidikan, tetapi mengkhususkan evaluasi hasil belajar.
II. RINGKASAN ISI BUKU
BAB 1
PENDAHULUAN
2. Penilaian Pendidikan
3. Makna Menilai
BAB 2
1. Subjek Evaluasi
2. Sasaran Evaluasi
a. In Put : Berkenaan dengan hal ini ada beberapa aspek yang harus di
perhatikan untuk mencapai hasil yang di inginkan, yaitu : kemampuan,
kepribadian sikap dan intelgensi
b. Transformasi: Di sini ada beberapa unsur yang dapat menjadi sasaran
atau objek pendidikan demi di perolehnya hasil pendidikan yang di
harapkan, yaitu : Kurikulum/materi, Metode dan cara penilaian,
Media, Sistem administrasi dan Pendidik dan anggotanya.
c. Out Put : Penilaian atas lulusan suatu sekolah di lakukan untuk
mengetahui seberapa jauh tingkah pencapaian atau prestasi belajar
mereka selama mengikuti program tersebut dengan menggunakan tes
pencapaian.
BAB 3
1. Prinsip Evaluasi
Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya
triangulasi atau hubungan erat tiga komponen, yaitu:
a. Hubungan antara tujuan dengan KBM
Seperti yang sudah disebutkan dalam poin (a), KBM dirancang dan
disusun dengan mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan. Telah disebutkan
pula dalam poin (b) bahwa alat evaluasi juga disusun dengan mengacu pada
tujuan. Selain mengacu pada tujuan, evaluasi juga harus mengacu atau
disesuaikan dengan KBM yang dilaksanakan.
2. Alat Evaluasi
1. Skala Bertingkat
2. Kuesioner
3. Daftar cocok (check list).
4. Wawancara.
5. Pengamatan.
6. Riwayat hidup.
b. Teknik Tes
Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi tetapi jika
dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes ini bersifat lebih resmi karena
penuh dengan batasan-batasan
b. Tes Formatif. Dari kata form yang merupakan dasar dari istilah
formatif maka evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu.
Dalam kedudukannya seperti ini tes formatif dapat juga dipandang sebagai
tes diagnostik pada akhir pelajaran.
c. Tes Sumatif
Evaluasi sumatif atau tes sumatif merupakan tes yang dilaksanakan setelah
berakhirnya sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar.
BAB 4
MASALAH TES
1. Pengertian
Istilah tes berasal dari bahasa Prancis Kuno yaitu testum yang berarti
piring untuk menyisihkan logam mulia. Dalam bahasa Indonesia tes
diterjemahkan sebagai ujian atau percobaan.
b) Reliabilitas, jika memberikan hasil yang tetap dari suatu tes, tidak
terpengaruh oleh apapun.
d) Praktikabilitas, tes ini merupakan tes yang praktis, mudah dan tidak
mengecoh. Mudah pelaksanaannya, mudah diperiksa, dan dilengkapi
dengan petunjuk sehingga dapat diberikan kepada orang lain.
BAB 5
VALIDITAS
Menurut Suharsimi ada dua jenis validitas yaitu validitas logis dan validitas
empiris. Sementara validitas itu terbagi menjadi beberapa4 yaitu validitas isi,
validitas konstrak, validitas ada sekarang dan validitas predictive.
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus
tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Pengertian
mencakup keseluruhan kawasan isi tidak saja menunjukkan bahwa alat ukur
tersebut harus komprehensif isinya akan tetapi harus pula memuat hanya isi yang
relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan ukur.
Tes sebagai alat pengukur dapat dikatakan telah memiliki validitas bandingan
apabila tes tersebut dalam kurun waktu yang sama dengan secara tepat telah
mampu menunjukkan adanya hubungan yang searah antara tes pertama dengan tes
berikutnya.
BAB 6
REALIBILITAS
Tes parallel atau tes ekuivalen adalah dua buah tes yang mempunyai
kesamaan tujuan, tingkat kesukaran, dan susunan, tetapi butir-butir soalnya
berbeda. Dalam istilah bahasa inggris disebut alternate-forms method (parallel
forms).
Metode tes ulang dilakukan orang untuk menghindari penyusunan dua seri
tes. Dalam menggunakan teknik atau metode ini pengetes hanya memiliki satu
seri tes tetapi dicobakan dua kali. Oleh karena tesnya hanya satu dan dicobakan
dua kali, maka metode ini dapat disebut dengan single-test-double-trial method.
Kemudian hasil dari kedua tes tersebut dihitung korelasinya.
Kelemahan penggunaan metode dua tes dua kali percobaan dan satu tes
dua kali percobaandiatasi dengan metode ketiga ini yaitu metode belah dua.
Dalam menggunakan metode ini pengetes hanya menggunakan sebuah tes yang
dicobakan satu kali. Oleh karena itu, disebut juga single-test-single-trial method.
BAB
7 TAKSONOMI
Taksonomi Bloom
BAB 8
TUJUAN INTRUKSIONAL
Tingkah laku akhir adalah tingkah laku yang diharapkan setelah peserta
didik mengalami proses belajar. Di sini tingkah laku ini harus menampakkan diri
dalam suatu perbuatan yang dapat diamati dan diukur (observable and
measurable).
6. Kata-Kata operasioanal
a. Kognitif
Pengetahuan (knowledge).
Aplikasi.
Analisis.
Sintesis..
Evaluasi.
b. Afektif
Reesiving
Responding
Valuing
Organization.
Characterization by value or value complex.
c. Psikomotorik
7. Kondisi Demonstrasi
c) Proses pencapaiannya.
BAB
Tes adalah salah satu bentuk instrumen evaluasi untuk mengukur seberapa
besar kemampuan siswa dalam memahami dan menguasai pokok-pokok materi
yang sudah diajarkan. Tes ada yang dibuat oleh seorang guru yang kemudian
disebut tes buatan guru dan ada tes yang sudah memenuhi standar suatu satuan
pendidikan maupun lembaga pendidikan yang kemudian disebut tes terstandar.
a. Aptitude test
b. Achievement tes
Perbedaan antara dua tes ini sebenearnya tidak tegas, soal soal mengenai
kedua tes tersebut sering kali saling melingkupi ( overlap ). Untuk kedua macam
tes ini biasanya menggunakan hitung hitungan dan perbendaharaan kata kata
dan sekelompok tes dari kedua macam tes ini biasanya juga menguji tentang
keterampilan membaca. Kesamaan yang lain adalah bahwa keduanya telah
digunakan untuk meramalkan hasil untuk yang masa akan dating, walaupun pada
umumnya jika kita menggunakan tes prestasi penilai melihat apa yang telah
diperoleh setelah siswa ( tercoba ) itu diberi suatu pelajaran.
Prosedur yang digunakan untuk menyusun tes standar untuk tes prestasi
melalui cara langsung yang ditumbuhkan dari tes yang digunakan di kelas.
Sedangkan spesifikasi yang digunakan untuk menentukan isi dalam tes bakat
biasanya didasarkan atas analisis job (jabatan) atau analisis tugas yang merupakan
tuntutan calon pekerjaannya. Disamping itu juga mempertimbangkan sifat-sifat
yang ada pada manusia. Analisis jabatan analisis tugas yang dilakukan biasanya
tidak tidak didasarkan atas satu kurikulum, tetapi diambil dari masyarakat.
Tes standar disusun dalam tipe-tipe soal yang sama yang meliputi bahan
atau pengetahuan yang sama banyak dengan bahan atau pengetahuan yang
dicakup oleh tes buatan guru. Lalu apakah perbedaan antara tes standar dengan tes
buatan guru, atau apakah keburukan dan keuntungan tes standar?
Sebuah tes yang sudah distandardisasikan dan sudah dapat disebut sebagai
tes standar, biasanya dilengkapi dengan sebuah manual. Manual ini memuat
keterangan-keterangan atau petunjuk-petunjuk yang perlu terutama yang
menjelaskan tentang pelaksanaan, menskor, dan mengadakan interpretasi.Secara
garis besar manual tes standar ini memuat:
g. Saran-saran lain
BAB 10
PENYUSUSNAN TES
1. Fungsi Tes
4) menilai kurikulum
d. Menderetkan semua TIK dalam tabel persiapan yang memuat pula aspek
tingkah laku dalam terkandung TIK itu, tabel digunakan untuk identifikasi
terhadap tingkah laku yang dikehendaki, agar tidak terlewati.
e. Menyusun tabel spesifikasi yang memuat pokok materi, aspek berfikir yang
diukur beserta imbangan antara kedua hal tersebut. (Uraian penjelasan tentang
tabel spesifikasi i akan kami jelaskan di sub bab berikutnya)
3. Komponen-Komponen Tes
a. Buku tes, yakni lembaran atau buku yang memuat butir-butir soal yang
mesti dikerjakan oleh siswa
b. Lembar jawaban tes, yaitu lembaran yang disediakan oleh penilain bagi
testee untuk mengerjakan tes, untuk bentuk pilihan ganda dibuat lembaran nomor
dan huruf A, B, C, D, E menurut banyaknya alternative yang disediakan
BAB 11
1. Bentuk-Bentuk Tes
a. Tes subyektif.
b. Tes objektif
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara
objektif (Arikunto, 1995 : 165). Merujuk kepada berbagai pendapat tentang tes
objektif dapat diambil kesimpulan bahwa tes objektif adalah tes yang semua
informasi yang diperlukan peserta tes untuk memberikan respon telah disediakan
oleh penyusun tes, sehingga peserta tes tinggal memilihnya. Jawaban yang berupa
pilihan bersifat deterministik, sehingga hanya ada dua kemungkinan kebenaran
jawaban benar atau salah.
Tes benar salah adalah bentuk tes yang mengajukan beberapa pernyataan
yang bernilai benar atau salah. Tugas peserta tes adalah menentukan apakah
pernyataan tersebut benar atau salah.
Mudah ditebak
Banyak masalah yang tidak dapat dinyatakan hanya dengan kemungkinan
benar atau salah
Reliabilitasnya rendah.
Hanya dapat mengungkapkan daya ingat dan pengenalan kembali
Petunjuk Penyusunan:
Hindari kalimat negatif, yakni kalimat yang mengandung kata tidak atau
bukan.
Pernyataan harus disusun sedemikian rupa sehingga siswa yang memiliki
pengertian samar-samar dapat terkecoh dalam menjawabnya.
Dalam menyusun keseluruhan tes, diharapkan item yang mengandung
salah sedikit cukup banyak.
Menjodohkan terdiri atas satu sisi pertanyaan dan satu sisi jawaban, setiap
pertanyaan mempunyai jawaban pada sisi sebelahnya. Siswa ditugaskan untuk
memasangkan atau mencocokkan, sehingga setiap pertanyaan mempunyai
jawaban yang benar.
Kelebihan:
Kelemahan:
Sukar menyusun test jenis ini yang benar-benar baik.
Untuk menilai ingatan saja.
Pengarahan jawaban sering terjadi
Memakan banyak waktu dan tenaga untuk menyusunnya.
Saran Penulisan:
Banyaknya jawaban di sebelah kanan lebih dari jawaban di sebelah kiri
Lebihnya jawaban hendaknya menunjukkan jawaban yang salah
Materinya setiap sisi baiknya mengenai satu pokok bahasan saja
Pisahkan menjadi dua kolom, kolom pertama memuat jawaban, nomor
soal dan pertanyaan. Sedangkan kolom kedua memuat kode dan pilihan
jawaban.
Tes isian terdiri dari kalimat yang dihilangkan (diberi titik-titik). Bagian
yang dihilangkan ini yang diisi oleh peserta tes merupakan pengertian yang
diminta agar pernyataan yang dibuat menjadi pernyataan yang benar.
Pengukuran ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif,
karena dalam ranah afektif kemampuan yang diukur adalah, Menerima
(memperhatikan), merespon, menghargai, mengorganisasi, dan karakteristik suatu
nilai.Sedangkan tujuan penilaian afektif adalah :
a. Untuk mendapatkan umpan balik (feedback) baik bagi guru maupun siswa
sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan
mengadakan program perbaikan (remedial program) bagi anak didiknya.
b. Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku anak didik yang dicapai
antara lain diperlukan sebagai bahan bagi : perbaikan tingkah laku anak
didik, pemberian laporan kepada orang tua, dan penentuan lulus tidaknya
anak didik.
c. Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar mengajar yang tepat,
sesuai dengan tingkat pencapaian dan kemampuan serta karakteristik anak
didik.
d. Untuk mengenal latar belakang kegiatan belajar dan kelainan tingkah laku
anak didik.
Jenis-jenis skala sikap
a. Skala Likert
Skala ini bentuknya seperti soal bentuk pilihan ganda yaitu suatu
pernyataan yang diikuti oleh sejumlah alternative pendapat.
c. Skala Thurstone
d. Skala Guttman
Skala pengukuran dengan tipe ini, akan di dapat jawaban yang tegas, yaitu
ya atau tidak, benar atau salah, pernah atau tidak, positif atau negative dan lain
lain. Data yang di peroleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua
alternatif). Jadi kalau pada skala likert terdapat 3,4,5,6,7 interval, dari kata sangat
setuju sampai sangat tidak setuju, maka pada dalam skala Guttman hanya ada
dua interval yaitu setuju atau tidak setuju. Penelitian menggunakan sakal
Guttman di lakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu
permasalahan yang di tanyakan
e. Semantic Deferensial.
BAB 12
TABEL SPESIFIKASI
Fungsi dari tabel spesifikasi ialah untuk menjaga agar tes yang kita susun
tidak menyimpang dari bahan (materi) serta aspek kejiwaan (tingkah laku) yang
akan dicakup dalam tes.
2. Langkah-Langkah Pembuatan
Yang dimaksud seragam disini adalah bahwa antara pokok materi yang
satu dengan pokok materi yang lain mempunyai kesamaan dalam imbangan aspek
tingkah laku. Misalnya 50% untuk ingatan, 30% untuk pemahaman, dan 20%
untuk aplikasi. Selanjutnya banyaknya butir soal untuk setiap sel (kotak kecil)
diperoleh dengan cara menghitung persentase dari banyaknya soal bagi tiap pokok
materi yang sudah tertulis di kolom paling kanan.
a. Menentukan bentuk soal. Ada dua hal yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan bentuk soal yaitu waktu yang tersedia dan sifat materi yang
diteskan.
b. Menuliskan soal-soal. Langkah terakhir dalam penyusunan tes adalah
penulisan soal-soal tes (item writing). Langkah ini merupakan langkah
penting karena kegagalan dalam hal ini dapat berakibat fatal. Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam menuliskan soal-soal tes yaitu:
Untuk memperoleh sebuah tes yang standar, harus dilakukan uji coba (try
out) berkali-kali sehingga diperoleh soal-soal yang baik. Dengan mengadakan uji
coba terhadap soal-soal tes yang sudah disusun, maka akan memperoleh manfaat
yaitu: pengalaman menggunakan tes tersebut, mengetahui kesukaran bahasa,
mengetahui variasi jawaban siswa, mengetahui waktu yang dibutuhkan, dan lain-
lain.
BAB 13
MENGANALISIS HASIL TES
Analisis butir soal yang dalam bahasa inggris disebut item analiysis dilakukan
terhadap empirik.Maksudnya, analisis itu baru dapat dilakukan apabila suatu tes
telah dilaksanakan dan hasil jawaban terhadap butir-butir soal telah kita peroleh.
Untuk mengetahui kapan soal dikatakan baik, kurang baik, dan soal yang jelek
sangat berhubungan dengan analisis soal, yaitu taraf kesukaran, daya pembeda,
dan pola jawaban soal.
a. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi
usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan
siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi
karena di luar jangkauannya.Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya
sesuatu soal disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00
sampai dengan 1,0. Soal yang indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu
terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah.
b. Daya Pembeda.
Jika seluruh kelompok atas (pandai) dapat menjawab soal dengan benar,
sedang seluruh kelompok bawah (bodoh) menjawab salah, maka soal tersebut
mempunyai diskriminasi paling besar, yaitu 1,00. Sebaliknya jika semua
kelompok atas menjawab salah, tetapi semua kelompok bawah menjawab betul,
maka nilai diskriminasinya adalah -1,00. Tetapi jika siswa kelompok atas dan
siswa kelompok bawah sama-sama menjawab benar atau sama-sama menjawab
salah, maka soal tersebut mempunyai nilai diskriminasi 0,00 karena tidak
mempunyai daya pembeda sama sekali. Rumus mencari nilai Diskriminasi adalah
: D = BA/JA BB/JB = PA PB
BAB 14
Maka penilaian kelas diartikan penilaian yang terarah pada semua kejadian
yang terdapat pada diri siswa dan lingkungannya secara riil. Oleh karena itu yang
diraih adalah hasil seutuhnya yang ada pada peserta didik , baik kognitif, afektif ,
dan psikomotorik.
2. Jenis Penilaian
3. Bentuk-Bentuk Penilaian
BAB15
1. Menskor
Nama lain menskor adalah memberi angka. Dalam hal pekerjaan menskor
atau menentukan angka, dapat digunakan 3 macam alat bantu yaitu:
1. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk betul-salah.
2. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk pilihan ganda
(multiple choice)
3. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk jawab singkat
(sort answer test)
4. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk menjodohkan
(matching)
5. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk uraian (essay
test)
6. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tugas
Apa yang terjadi selama ini, banyak di antara para guru sendiri yang masih
mencampuradukkan antara dua pengertian yaitu skor dan nilai.Skor : adalah hasil
pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka bagi setiap
soal tes yang dijawab betul oleh siswa.Nilai : adalah angka ubahan dari skor
dengan menggunakan acuan tertentu, yakni acuan normal atau acuan
standar.Secara rinci skor dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu skor yang
diperoleh (obtained score), skor sebenarnya (true score), dan skor kesalahan (error
score).
Score yang diperoleh adalah sejumlah biji yang dimiliki oleh testee
sebagai hasil mengerjakan tes. Kelemaham-kelemahan butir tes, situasi yang tidak
mendukung, kecemasan dan lain-lain factor dapat berakibat terhadap skor yang
diperoleh ini. Apabila factor yang berpengaruh ini muncul, baik sebagian
atauppun menyeluruh, penilai tidak dapat mengira-ngira seberapa cermat skor
yang diperoleh siswa ini mampu mencerminkan pengetahuan dan keterampilan
siswa yang sesungguhnya.
Skor sebenarnya (true score) sering kali juga disebut dengan istilah skor
univers = skor alam (universe score), adalah nilai hipotesis yang sangat tergantung
dari perbedaan individu berkenaan dengan pengetahuan yang dimiliki secara
tetap. Perbedaan antara skor yang diperoleh dengan skor yang sebenarnya, disebut
dengan istilah kesalahan dalam pengukuran atau kesalahan skor, atau dibalik skor
kesalahan. Hubungan antara ketiga macam skor tersebut adalah sebagai berikut:
2. Nilai diperoleh dengan mencari skor rata-rata langsung dari skor asal (skor
mentah).
1. pemberian skor terhadap siswa juga didasakan atas pencapaian siswa terhadap
tujuan yang ditentukan
BAB 16
MENGOLAH NILAI
a. Skala Bebas
Skala bebas yaitu skala yang tidak tetap, ada kalanya skor tertinggi 20, lain kali
lagi 50. Ini semua tergantung dari banyak dan bentuk soal. Jadi, angka tertinggi
dari skala yang di gunakan tidak selalu sama.
b.Skala 1-10
Dalam skala 1-10, guru jarang memberikan angka pecahan, misalnya 5,5. Angka
5,5 tersebut di bulatkan menjadi 6. Dengan menggunakan skala 1-10 maka
bilangan bulat yang ada masih menunjukan penilaian yang agak kasar.
c.Skala 1-100
2. Distribusi Nilai
3. Standar Nilai
a.Nilai standar berskala Sembilan (stannine), yaitu rentangan atau skala nilai yang
bergerak mulai dari 1 sampai dengan 9
b.Nilai standar berskala sebelas (standar eleven/ stanel= eleven points scale), yaitu
skala nilai yang bergerak mulai dari nilai 0 sampai dengan nilai 10.
c.Standar sepuluh. Didalam Buku Pedoman Penilaian (Buku III B Seri Kurikulum
SMA Tahun 1975) ditentukan bahwa untuk mengolah hasil tes, digunakan standar
relative, dengan nilai berskala 1 10. Untuk mengubah skor menjadi nilai,
diperlukan dahulu:
BAB 17
1. Pengertian
BAB 18
b.Fungsi informatif bertujuan untuk memberikan nilai siswa kepada orang tuanya
mempunyai arti bahwa orang tua siswa tersebut menjadi tahu akan kemajuan dan
prestasi putranya di sekolah.
d.Fungsi administratif:
Menentukan kenaikan dan kelulusan siswa
Memindahkan atau menempatkan siswa
Memberikan beasiswa
Memberikan rekomendasi untuk melanjutkan belajar
Memberi gambaran tentang prestasi siswa atau lulusan kepada calon
pemakai tenaga kerja.
a. Untuk memperoleh nilai akhir, perlu diperhitungkan nilai tes formatif dan
tes sumatif.
b. Nilai akhir diperoleh dari nilai tugas, nilai ulangan harian, dan nilai
ulangan umum dengan bobot 2,3,dan 5.
c. Nilai akhir untuk STTB diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian (diberi
bobot satu) dan nilai EBTA (diberi bobot dua), kemudian dibagi 3.
BAB 19
MEMBUAT LAPORAN
1. Pentingnya Laporan
Laporan biasanya dibuat oleh seorang guru dibuat pada akhir semester,
dibuatnya laporan ini diperlukan untuk mengetahui hasil akhir dari apa yang
dilakukan oleh siswa-siswi serta diperlukan agar guru dapat mengetahui tingkat
keberhasilannya dalam mengajar sudah berhasil atau belum jika belum maka guru
akan meninjau kembali metodenya dalam mengajar.Secara sistematis dapat
dikemukakan disini bahwa laporan tentang siswa bermanfaat bagi beberapa pihak
yaitu sebagai berikut:
a. Siswa sendiri
b. Guru yang mengajar akan mengetahui catatan laporan kemajuan siswa.
c. Guru lain
d. Petugas lain disekolah.
e. Orang tua akan mengetahui kemajuan anak dari hari ke hari.
f. Pemakai lulusan
2. Macam dan Cara Membuat Laporan
a. Catatan lengkap.
b. Catatan tidak lengkap.
c. Lulus-belum lulus.
d. Nilai siswa.
BAB 20
1. Evaluasi Program
a. Input(masukan)
b. Materi atau kurikulum
c. Guru
d. Metode atau pendekatan dalam mengajar.
e. Sarana: alat pelajaran atau media pendidikan
f. Lingkungan manusia
g. Lingkungan bukan manusia.
Taksanomi Bloom ranah kogitif yang telah direvisi Anderson dan Krathwohl
(2001 : 66-68) dibagi menjadi 6, yakni :
a. Mengingat, merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari
memori atau ingatan yang telah lampau.
b. Memahami(mengerti), berkaitan dengan membangun sebuah pengertian
dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi.
c. Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau
mempergunakan suatu prosedur unyuk melaksanakan percobaan atau
menyelesaikan masalah,.
d. Menganalisis, merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan
memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan
dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan
tersebut daapaay menimbulkan masalah.
e. Mengevluasi, brkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian
berdasarkan kriteria dan standar yangg sudah ada.
f. Menciptakan, mengarah pada proses kognitif meletaakan unsur-unsur
secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren.
3. Taksonomi Gagne
4. Taksanomi Merrill
BAB II
KONSEP DASAR PENILLAIAN
A. Evaluasi, Penilaian, Pengukuran, dan Tes
Evaluasi dimaknai sebagi penilaian sistematik tentang manfaat atau kegiatan
suatu objek.Penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran,
didasarkan pada tujuan pembelajaran secara utuh, untuk memperoleh hasil
penilaian yang maksimal terkait dengan evaluasi. Pengukuran adalah proses
pengumpulan data melalui pengamatan empiris, terhadap suatu gejala menurut
aturan tertentu, dari objek yang hendak diukur. Pengukuran yang bersifat
kuantitatif dibedakan menjadi 3 yaitu : pengukuran yang dapat dilakukan bukan
untuk menguji sessuatu, pengukuran yang dilakukan untuk menguji sesuatu, dan
pengukuran yang digunakan untuk meniilai. Tes adalah seperangkat alat yang
berisi tugas yang harus dilakukan atau sejumlah pertanyaan yang harus di jawab
peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguaannya terhadap
cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu.
BAB III
PENILAIAN AUTENTIK
A. Defenisi dan Makna Penilaian Autentik
Penilaian autentik (authentic assessment) adalah suatu proses pengumpulan,
pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan
menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti
autentik, akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas public (Pusat Kurikulum,
2009). Hal ini sejalan dengan pendapat Johnson (2002) , yang mengatakan bahwa
penilaian autentik memberikan kesempatan luas kepada siswa untuk menunjukkan
apa yang telah dipelajari dan apa yang telah dikuasai selama proses pembelajaran.
Lebih lanjut Johnson (2009) mengatakan bahwa penilaian autentik berfokus pada
tujuan, melibatkan pembelajaran secara langsung, membangun kerja sama, dan
menanamkan tingkat berpikir yang lebih tinggi. Melalui tugas-tugas yang
diberikan , para siswa akan menunjukkan penguasaannya terhadap tujuan dan
kedalaman pemahamannya, serta pada saat yang bersamaan diharapkan akan
dapat meningkatkan pemahaman dan perbaikan diri.
Untuk lebih jelasnya kaitan perbedaan di antara keduanya dapat dilihat pada
tabel berikut :
Penilaian tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban diberikan kepada
peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab peserta didik tidak selalau
merespons dalam bentuk jawaban, tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain
seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar, dan lain sebagainy. Ada dua
bentuk soal tertulis, yaitu : soal dengan memilih jawaban dengan pilihan
berganda, dua pilihan (benar-salah, ya-tidak), dan menjodohkan, soal dengan
menyuplai-jawaban dengan isian atau melengkap, jawaban singkat, dan soal
uraian.
BAB IV
PENILAIAN AUTENTIK DAN TUNTUNAN KURIKULUM
BAB V
TUGAS AUTENTIK DAN RUBRIK PENILAIAN
A. Tugas (Tasks) Autentik
Tugas autentik atau authentic task : is an assignment given to students
designed to assess their ability to apply sarandard-driven knowledge and skills to
real-world challenges. Dengan kata lain, suatu tugas yang meminta siswa
melakukan atau menampilkannya dianggap autentik apabila : siswa diminta untuk
mengonstruk respon mereka sendiri, tugas merupakan tantangan yang mirip yang
dihadapkan dalam kenyataan sesungguhnya. Ada dua hal perlu dipilih dalam
menyiapkan tugas dalam penilaian autentik, yaitu keterampilan dan kemampuan.
Hal ini dilakukan dengan memperhatikan lima dimensi yang perlu
dipertimbangkan pada saat menyiapkan task yang autentik pada pembelajaran
sains. Pertama, lama waktu pengajaran tugas. Kedua, jumlah tugas terstruktur
yang perlu dilalui siswa. Kitiga, partisipasi individu, kelompok atau kombinasi
keduanya. Keempat, fokus evaluasi pada produk atau pada proses. Kelima,
keragaman cara-cara komunikatif yang dapat digunakan siswa untuk
menunjukkan kinerjanya.
BAB VI
LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN PENILAIAN SERTA
PENERAPAN KRITERIA KETENTUAN MINIMAL
BAB VII
TEKNIK-TEKNIK PENILAIAN
A. Teknik Penilaian Proses dalam Pembelajaran
1. Penilaian Proses dengan Observasi
2. Penilaian Proses dengan Cara BIAS, Flander dan VIC
B. TEKNIK Penilaian Kompetensi Sikap
1. Pengertian: sikap adalah afeksi positif atau negatif yang berhubungan
dengan beberapa objek psikologis.
2. Komponen dan Objek Sikap
3. Perumusan Indikator Domain Sikap
4. Teknik Penilaian Sikap
a. Observasi
b. Penilaian Diri
c. Penilaian Antarteman
d. Jurnal
e. Sikap Spiritual
f. Sikap Sosial
C. Penilaian Pengetahuan
1. Pengertian: dalam UU Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian
pendidikan dijelaskan bahwa penilaian pendidikan merupakan proses
pengumpula dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil
belajar peserta didik yang mencakup: penilaian autentik, penilaian diri,
penilaian berbasis fortopolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi sikap,
pengathuan dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga
dapat diguanakan untuk menentukan posisi relatif setiappeserta didik
terhadap standar yang telah ditetapkan.
2. Cakupan Penilaian Pengetahuan
3. Pengembangan dan Perumusan Indikator Penilaian
4. Teknik Penilaian Pengetahuan
5. Format Rekap Penilaian Akhir Siswa
D. Penilaian Keterampilan
1. Performance/Kinerja
2. Penilaian Produk
3. Penilaian Proyek
4. Portofolio
BAB VIII
PROGRAM TIDAK LANJUT PROSES dan HASIL BELAJAR
A. Pembelajaran Tuntas
1. Konsep Belajar Tuntas
2. Prinsip Belajar Tuntas
3. Prosedur Belajar Tuntas
4. Perbedaan antara Pembelajaran Tuntas dan Pembelajaran Konvensional
5. Indikator Guru melaksanakan Pembelajaran
a. Metode pembelajaran
b. Peran Guru
c. Peran Siswa
d. Penilaian
B. Program Remedial
1. Pengertian: Remedial berasal dari kata remedy yang berarti memperbaiki,
obat, atau menolong. Karena itu remedial brarti hal-hal/tindakan-
tindakan/usaha-usaha yang berhubungan dengan perbaikan.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
3. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Remedial
a. Pendekatan yang Bersifat Kuratif
b. Pendekatan yang Bersifat Preventif
c. Pendekatan yang Bersifat Pengembangan
4. Pelaksanaan Program Remedial
a. Metode Pembelajaran Remedial
b. Materi dan Waktu Pelaksaan Program Remedial
c. Pelaksaan Program Remedial
C. Program Pengayaan
1. Pengertian: Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman
atau kegiatan peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang
ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat
melakukannya.
2. Tujuan Program Pengayaan
3. Faktor yang Harus Diperhatikan dalam Program Pengayaan
4. Pelaksaan Progam Pengayaan
D. Program Akselerasi/Percepatan
1. Pengertian: percepatan belajar (akselerasi) adalah proses layanan
pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki kemampuan dan
kecerdasan luar biasa dengan penyelesaian waktu belajar yang lebih
cepat/lebih awal dari waktu yang telah ditentukan pada setiap jenis dan
jenjang pendidikan.
2. Tujuan
3. Model Pengembangan Program Akselerasi
4. Keleihan dan Kekurangan Program Akselerasi
BAB IX
PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN HASIL PENILAIAN
A. Pengolahan Nilai Kelas
1. Capaian Kompetensi Pengetahuan
2. Capaian Kompetensi keterampilan
3. Capaian Kompetensi Sikap
B. Penglahan Nilai Rapor
1. Penilaian Pengetahuan
2. Penilaian Keterampilan
3. Penilaian Sikap
C. Pemanfataan Hasil Penilaian
1. Bagi Peserta Didik yang Memerlukan Remedial
2. Bagi Peserta Didik yang Memerlukan Pengayaan
3. Bagi Guru
4. Bagi Kepala Sekolah
D. Pelaporan Hasil Penilaian
1) Laporan sabagai akuntabilitas Publik
2) Bentuk Laporan
3) Isi Laporan
4) Jenis Administrasi dan pelaporan
a. Leger
b. Buku Laporan (Rapor)
c. Transkrip
d. Paspor Keterampilan (Skill Passport)
e. Ijazah
f. Sertifikat Kompetensi untuk SMK
5) Penentuan Kenaikan Kelas
III. KEUNGGULAN BUKU
1. Buku Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan
a. Keterkaitan antar bab
Pada buku tersebut, antara setiap bab mempunyai keterkaitan yang sangat
erat. Dimana bab yang selanjutnya merupakan kelanjutan dari bab yang
sebelumnya. Dengan pembahasan yang lebih luas lagi. Sehingga ketika
kita membaca buku tersebut, kita mendapatkan alur dari yang
dimaksudkan oleh penulis
b. Kemuktahiran isi buku
Pada buku ini, isi nya mempunyai banyak referensi yang digunakan,
misalanya pada pengertian-pengertian, tujuan, sistematika penulisan,
penggunaan dan perbedaan, sehingga kemuktahiran isi bukunya semakin
unggul. Selain itu penulis juga menjabarkan kembali referensi yang telah
dikutip oleh penuilis, sehingga pembaca semakin mengerti apa yang
disampaikan oleh penulis sumber referensi tersebut, dan tahun
pengutipannya tidak terlalu jauh.
c. Penjelasan disertai contoh
d. Terdapat petunjuk untuk membuat tes yang baik serta menskor dan
menilai
e. Bahasa yang digunakan mudah dipahami
f. Terdapat tabel analisis untuk membuat butir soal.
2. Buku Penilaian Autentik
a. Keterkaitan antar bab
Pada buku tersebut, antara setiap bab mempunyai keterkaitan yang sangat
erat. Dimana bab yang selanjutnya merupakan kelanjutan dari bab yang
sebelumnya. Pembahasan dimulai dari tingkat yang sederhana sampai ke
tingkat yang lebih kompleks.
b. Kemutakhiran isi buku
Buku ini membahas secara lengkap penilaian autentik. Pembahasan
dijelaskan secara detail sehingga mudah dipahami. Isi pembahasan juga
sangat runtut dan teratur mulai dari tingkat hal yang sederhana sampai
ketingkat yang lebih kompleks.
c. Bahasa yang diigunakan mudah dipahami.
IV. KELEMAHAN BUKU
1. Buku Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan
a. Kemuktahiran isi buku
Pada buku ini terlalu banyak kutipan. Sehingga pembaca susah memilih
pendapat mana yang harus diikuti.
b. Tidak diiringi ilustrasi, sehingga kurang menarik minat baca.
c. Penjelasan terlalu rinci sehingga membuat bingung.
d. Terlalu tebal sehingga menimbulkan kebosanan.
2. Buku penilaian Autentik
a. Kemuktahiran isi buku
Pada buku penilaian autentik , terdapat pengulangan bahasa yang sering
terjadi dalam isi setiap bab dan bahasa yang digunakan banyak
menggunakan istilah yang sulit dipahami.
b. Masih banyak kesalahan penulisan dalam buku.
V.Implikasi
a. Terhadap Teori
Teori yang digunakan pada evaluasi hasil belajar dan penilaian autentik ini
sangat bagus dalam membantu pengejar untuk melakukan penelitian karena
didalamnya menggunakan teori yang sesuai dengan teori buku evaluasi hasil
belajar lain sehingga teruji keabsahannya. Didalam buku ini, lengkap dipaparkan
apa saja yang berhubungan dengan bagaimana cara mengevaluasi hasil belajar.
Buku ini sangat cocok untuk tenaga pengajar pemula karena didalam nya lengkap
dasar-dasar mengevaluasi hasil belajar dan juga lengkap bagaimana cara
memberikan penilaian yang sebenarnya.
Buku yang berjudul Penilaian Autentik ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihannya dapat dilihat pada keterkaitan antar bab yang dipaparkan pada buku
sesuai dengan judul buku tersebut. Pemilihan bahasa yang tepat dan
mencantumkan tabel. Selain itu, materi dalam buku ini pun sudah lengkap. Jadi
pembaca pun mudah untuk memahami apa yang di maksud dengan penelitian itu.
Adapun kelemahan yang terdapat pada buku ini yaitu , pada bab penulisan
laporan kurang dipaparkan contoh, dan tidak ada dipaparkan cara penulisan dan
contoh catatan kaki, cover buku juga kurang menarik pembaca. Buku ini juga
membutuhkan revisi untuk memperbaharui isi buku dan memperbaiki kesalahan
penulisan kata.
VI.KESIMPULAN