Salsabiela Dwiyudrisa Suyudi-Fkik
Salsabiela Dwiyudrisa Suyudi-Fkik
Salsabiela Dwiyudrisa Suyudi-Fkik
SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi
ii
iii
iv
v UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRAK
Gel semprot merupakan salah satu bentuk pengembangan sediaan gel. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik gel semprot dengan
kombinasi Karbopol 940 dan HPMC. Dalam penelitian ini dibuat 6 formulagel
semprot dengan perbandingan karbopol 940 : HPMC yaitu 0,4:0,4 %, 0,4:0,8 %,
0,8:0,4 %, 0,6:0,6 %, 1,2:0,6 %, dan 0,6%:1,2 %, gel semprot di evaluasi meliputi
evaluasi organoleptik, homogenitas, viskositas, pH, pola semprot, dan daya sebar
lekat. Hasil menunjukkan formula A-E (0,4:0,4 %, 0,4:0,8 %, 0,8:0,4 %, 0,6:0,6
%, dan 1,2:0,6 %) dapat disemprotkan dari alat semprot dengan pola
penyemprotan pada formula A menyebar dan pada formula B-E hasil semprot
berada pada satu titik lurus dari alat semprot. Evaluasi stabilitas (cycling test dan
uji sentrifugasi) menunjukan bahwa formula A adalah formula yang paling stabil
diantara formula lainnya dan tidak mengalami sineresis. Dari segi stabilitas dan
pola semprot, formula A dapat digunakan sebagai formula gel semprot.
Kata Kunci : Gel semprot, hidroksipropil metilselulosa, karbopol 940, pembentuk
gel, pola semprot.
Spray Gel is one of the development of gel formulation. The objective of this
study was to observe the characterics of gel combination of Carbopol 940 and
HPMC. 6 Formula has been observed with combination concentration of
Carbopol : HPMC 0,4:0,4 %, 0,4:0,8 %, 0,8:0,4 %, 0,6:0,6 %, 1,2:0,6 %, and
0,6%:1,2 %. Viscosity, pH, spray pattern, and spread-stick properties has been
evaluated. The result showed that formula A-E can be spray and have a different
spray pattern, which is formula A have a spread pattern while formula B-E have a
one spot pattern straight form the spray. The stability of all formula (cycling test
and centrifuge) showed that formula A had the best stability compared with
another formula and it didnt experience any sineresis. From stability and spray
pattern evaluation, formula A can be used as spray gel.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang
berjudul Formulasi Gel Semprot Menggunakan Kombinasi Karbopol 940
dan Hidroksipropil Metilselulosa sebagai Pembentuk Gel. Skripsi ini disusun
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi
pada Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama penelitian dan penulisan skripsi ini, telah banyak pihak yang berperan
dalam memberikan bantuan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Nelly Suryani Ph.D, M.Si, Apt dan ibu Yuni Anggraeni, M.Farm., Apt
yang dengan sabar memberikan ilmu, pengarahan, bimbingan, nasehat,
waktu, tenaga, dan petunjuk selama penyusunan skripsi penulis.
2. Bapak Prof. Dr. dr. (hc). M.K. Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. Umar Mansur, M.Sc selaku ketua Prodi Studi Farmasi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Seluruh dosen di Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atas ilmu
pengetahuan yang telah diberikan kepada saya.
5. Kedua orang tua tercinta, Bapak H. Suyud Safari, S.T dan Ibu Hj. Eris
Darsawati, S.Pd, M.M, yang telah menjadi orang tua terhebat dan selalu
memberikan curahan kasih sayang, doa, nasehat, dukungan moral maupun
materil. Tidak ada apapun di dunia ini yang dapat membalas semua
kebaikan, cinta, dan kasih sayang yang telah kalian berikan kepada
anakmu, semoga Allah selalu memberikan perlindungan dan cinta kasih
kepada kedua orang tua hamba.
6. Adik dan kakak tersayang Salmaraisa Estri Suyudi, Sayid Mufti Suyudi,
dan Siti Nur Annisa yang selalu memberikan doa dan semangat.
Semoga bantuan yang diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis
menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi terciptanya
kebaikan akan penulis nantikan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan
semua pihak yang membutuhkan serta dapat dijadikan referensi bagi
pengembangan ilmu pengetahuan.
Penulis
gel yang bening dan mudah larut dalam air. Perbedaan kedua pembentuk gel
ini adalah HPMC memiliki daya pengikat zat aktif yang kuat dibandingkan
dengan karbopol 940 (Purnomo, Hari., 2012). Kombinasi ini diharapkan
dapat diaplikasikan sebagai pembentuk gel dalam formulasi gel semprot
dengan membentuk pola semprot yang menyebar.
Dari uraian di atas, dilakukan pembuatan sediaan gel semprot dengan
menggunakan kombinasi karbopol dan HPMC dengan perbandingan 0,4:0,4
%, 0,4:0,8 %, 0,8:0,4 %, 0,6:0,6 %, 1,2:0,6 %, dan 0,6%:1,2 %.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apakah pembentuk gel kombinasi karbopol 940 dan
HPMC dapat dibuat menjadi sediaan gel semprot.
2. Untuk mengetahui karakteristik gel semprot yang dihasilkan dari
kombinasi karbopol 940 dan HPMC.
1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terkait
perkembangan sediaan gel dengan menggunakan alat semprot.
2.1 Gel
Gel, kadang kadang disebut Jeli, merupakan sistem semi padat terdiri
dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul
organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan (Depkes, 1995). Gel
didefinisikan sebagai suatu sistem setengah padat yang terdiri dari suatu
dispersi yang tersusun baik partikel anorganik yang kecil atau molekul
organik yang besar dan saling diresapi cairan. Gel dalam makna
makromolekulnya disebarkan ke seluruh cairan sampai tidak terlihat ada
batas diantaranya, cairan ini disebut gel satu fasa (Ansel, 1989).
Sistem dispersi gel merupakan sistem koloid, dibedakan menjadi gel
sistem fasa tunggal dan gel sistem fasa rangkap. Jika massa gel terdiri dari
jaringan partikel kecil yang terpisah, gel digolongkan sebagai sistem dua
fasa. Dalam sistem dua fasa, jika ukuran partikel dari fase terdispersi relative
besar, massa gel kadang kadang dinyatakan sebagai magma. Gel fasa
tunggal terdiri dari makromolekul organik yang tersebar sama dalam suatu
cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul makro
yang terdispersi dan cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari
makromolekul sintetik (seperti karbomer) atau dari gom alam (misalnya
Tragakan). Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara topikal
atau dimasukkan ke dalam lubang tubuh (Depkes,1995)
Gel mempunyai kekakuan yang disebabkan oleh jaringan yang saling
menganyam dari fase terdispersi yang mengurung dan saling memegang
medium pendispersi. Perubahan temperatur dapat menyebabkan gel tertentu
mendapatkan kembali bentuk sol atau bentuk cairnya. Juga beberapa gel
menjadi encer setelah pengocokan dan segera menjadi setengah padat atau
padat kembali setelah dibiarkan tidak terganggu untuk beberapa waktu,
peristiwa ini dikenal sebagai tiksotropi (Ansel, 1989).
Gel dapat dikelompokkan menjadi : lipophilic gels dan hydrophilic
gels. Lipophilic gels (oleogel) merupakan gel dengan basis yang terdiri dari
paraffin cair, polietilen atau minyak lemak yang ditambah dengan silika
koloid atau sabun sabun aluminium atau seng. Sedangkan hydrophylic gels,
basisnya terbuat dari air, gliserol atau propilen glikol, yang ditambah gelling
agent seperti amilum, turunan selulosa, carbomer dan magnesium-aluminum
silikat (Gaur et al., 2008).
disukai dibandingkan salep atau gel, terutama untuk luka di kulit (Juregui
K.M.G, 2009). Spray delivery dapat meningkatkan penetrasi polimer ke area
luka sehingga membuat potensi pengiriman zat aktif semakin efisien. Spray
dapat diaplikasikan ke luka berukuran kecil dan besar menggunakan alat
yang sama (Scales T.J, 1963).
Mekanisme Gel semprot atau spray gel dijelaskan dalam Porzio, S.,
(1998) yaitu keadaan stress, yang disebabkan oleh mekanisme
penyemprotan mekanik akan menyebabkan penurunan viskositas dari
formulasi. Produk selesai disemprotkan, keadaan bebas dari stress atau
tekanan, secara cepat kembali ke konsistensi bentuk semula.
Salah satu komponen yang mempengaruhi gel semprot adalah
viskositas. Viskositas harus cukup rendah sehingga dapat disemprotkan
menggunakan alat semprot. Secara umum, viskositas kurang dari 400 cPs,
bisa juga kurang dari 300 atau 200 cPs untuk sediaan aerosol, sedangkan
untuk pump spray memerlukan viskositas yang lebih rendah sekitar 150 cPs.
(Holland, Troy., et al., 2002), Sedangkan menurut Kamishita, Takuzo., et
al., (1992) Viskositas dari Basis spray gel berkisar antara 800 3000 cPs.
Ketika sediaan memilik viskositas yang tinggi maka ketika dipaksa untuk
disemprotkan, ukuran partikel dari spray enjadi sangat besar dan ketika
viskositas semakin besar maka akan semakin sulit disemrotkan bahkan
hingga tidak dapat di semprotkan.
Menurut Kamishita, Takuzo., et al., (1992) gel semprot dapat
diformulasikan dengan obat yang larut maupun tidak larut dalam air. Ketika
menggunakan obat yang tidak larut dalam air maka zat aktif terlebih dahulu
dilarutkan atau didispersikan dalam pelarut organic atau pelarut yang dapat
melarutkan zat aktif namun dapat larut dalam air (water-soluble organic
solvent). Contoh pelarut tersebut adalah surfakran, alkohol dengan rumus
molekul rendah (etanol, isopropanol), dan golongan glikol (propilen glikol,
1-2 butilen glikol, polietilen glikol dgn berat molekul 300-500).
Karbopol tipe 940 dengan rumus molekul (C3H4O2)n untuk jenis 940
mempunyai berat molekul monomer sekitar 72 gram/mol dan karbopol 940
teridiri dari 1450 monomer. (Avinash, 2006). Karbopol 940 merupakan
cross-linked antara poliakrilat dengan divinil glikol, merupakan sebuah
hidrogel anionik yang digunakan untuk meningkatkan kekentalan. (Lee, Ji-
seok., and Ki-Wong Song, 2011). Karbopol dengan luar biasa baik dalam
hal kejernihan optik (bening) dan segi kekuatan kekentalan membuat
karbopol sangat efektif dan ekonomis. Setelah dineralkan, karbopol dapat
digunakan sebagai emulsifikasi, stabilitas, dan control reologi dalam
industry kosmetik dan farmasi. Karbopol juga dapat digunakan untuk
mengatur lepasnya sediaan (control-release) tablet. Beberapa keuntungan
menggunakan karbopol adalah viskositas tinggi pada konsentrasi rendah,
interval viskositas beragam dan karakteristik alir yang baik, ketercampuran
dengan banyak zat aktif, sifat bioadhesif, suhu stabil, dan karakteristik
organoleptik yang bagus dan penerimaan oleh pasien baik. (Mohammad T.
Islam, Nar Rodrguez-Hornedo, Susan Ciotti, and Chrisita Ackermann,
2004).
Karbopol dinetralkan dengan mengunakan basa karena sifatnya yang
merupakan asam lemah dengan penggunaan amina organik sebagai agen
C. Natrium Klorida
Natrium klorida merupakan senyawa ion dengan rumus NaCl.
Natrium Klorida dalam formulasi dapat digunakan sebagai pengatur
tonisitas, selain digunakan dalam sediaan parenteral, NaCl juga dapat
digunakan sebagai diluent dalam pembuatan tablet dan kapsul, dalam
suspensi flokulasi terkendali, dan sebagai lubrikan tablet yang bersifat larut
air. NaCl sedikit larut dalam etanol, 1:250 dalam etanol (95%), 1:10 dalam
gliserin, 1:2,8 dalam air (Rowe, R.C., Paul, J.S., dan Marian, 2006)
Natrium klorida adalah garam yang berbentuk kristal atau bubuk
berwarna putih NaCl dapat larut dalam air tetapi tidak larut dalam alkohol.
NaCl juga merupakan senyawa yang berlimpah di alam (Rowe, R.C., Paul,
J.S., dan Marian, 2009) Berikut merupakan reaksi Natrium Klorida dalam
air :
(95%), gliserin, dan air; larut pada 1 pada 6 bagian eter, tidak larut dengan
minyak mineral ringan atau fixed oil, tetapi akan melarutkan beberapa
minyak esensial. Propilen glikol telah banyak digunakan sebagai pelarut,
ekstraktan, dan pengawet dalam berbagai formulasi farmasi parenteral dan
nonparenteral. Pelarut ini umumnya lebih baik dari gliserin dan melarutkan
berbagai macam bahan, seperti kortikosteroid, fenol, obat sulfa, barbiturat,
vitamin (A dan D), alkaloid, dan banyak anestesi lokal. Propilenglikol biasa
digunakan sebagai pengawet antimikroba, desinfektan, humektan,
plasticizer, pelarut, dan zat penstabil. Sebagai humektan, konsentrasi
propilenglikol yang biasa digunakan adalah 15% (Rowe, R.C., Paul, J.S.,
dan Marian, 2009).
juga biasa digunakan sebagai buffer, pelarut, dan plasticizer polimer, atau
humektan.
3.2 Alat
Alat yang digunakan adalah Lumpang dan alu, timbangan analitik,
batang pengaduk, spatula, hot plate (maspion), alumunium foil, becker glass
(Pyrex), kaca arloji, buret, pH meter (Horiba), Viskometer (Haake), oven,
lemari pendingin, botol semprot, plastic mika (Asahi)
3.3 Bahan
Aquadest, Karbopol 940 (Sahdong Bio-Technology), Hidroksipropil
Metilselulosa atau HPMC (ShiEtSu), Propilen Glikol (Bumi Indah Group),
Trietanolamine (Bumi Indah Group), Metil Paraben atau Nipagin (Brataco),
Propil Paraben atau Nipasol (Brataco), Etanol, NaCl (Brataco), dan Tisu.
4.1 Formulasi Gel Semprot dengan Kombinasi Karbopol 940 dan HPMC
Dalam penelitian ini dilakukan formulasi gel semprot dengan
kombinasi karbopol 940 dan HPMC sebagai pembentuk gel, trietanolamin
sebagai pembasa, propilen glikol sebagai humektan, metil dan propil
paraben sebagai pengawet, dan NaCl sebagai pengatur viskositas.
Pada proses pengembangan karbopol dengan menggunakan
trietanolamin, karbopol mengembang menjadi gel bening yang kaku, proses
ini terjadi karena karbopol merupakan polimer anionik yang bersifat asam
bebas dalam media air karbopol mula - mula terdispersi secara seragam
kemudian gel dinetralkan dengan basa maka terjadi kerenggangan muatan
negatif sepanjang rantai polimer dan menyebabkan polimer menjadi terurai
lalu mengembang membentuk sediaan semipadat (Mulyono, dan Tri Suseno,
2010) dan menjadi sedikit kaku (Viota, Julia., Juan de Vicente, Maria M.
Ramos-Tejada, dan Juan D.G. Duran, 2004).
Ketika penambahan media air, baik itu aquadest maupun zat
tambahan berupa larutan lainnya, ke dalam karbopol maka volume menjadi
lebih banyak namun gel tetap mempertahankan konsistensinya. Hal ini
karena karbopol mengandung jaringan dari rantai cross-linked ketika kontak
dengan air dan terbongkar dalam pH netral, sehingga karbopol dapat
mengembang hingga 1000 kali dari volumenya (Hagerstm, Helene., 2003)
dan 10 kali dari diameter awal untuk membentuk sebuah gel (Lee, Ji-seok.,
and Ki-Wong Song, 2011).
Sediaan gel yang sudah ditambahkan zat - zat tambahan dalam
formula kemudian ditambahkan larutan NaCl dan viskositas sediaan
menurun. Hal ini karena penambahan elektrolit dapat menyebabkan
penurunan viskositas sediaan gel karbopol (Allen, 1997 dalam Tristiana,
Erawati., 2005).
(Sudjono, T.A., Honniasih, M., & Pratimasari, Y.T. 2012). pH tidak boleh
terlalu asam karena dapat mengiritasi kulit dan tidak boleh terlalu basa
karena dapat membuat kulit menjadi bersisik (Dureja, 2010, Vasiljevic.,
2005 dalam Sharon, Nela., Syariful Anam, Yuliet, 2013).
5.1 Kesimpulan
Kombinasi pembentuk gel karbopol 940 dan Hidroksipropil Metil
Selulosa (HPMC) dapat digunakan sebagai pembentuk gel semprot pada
konsentrasi 0,4 : 0,4 %.
Gel semprot dengan menggunakan kombinasi ini homogen, dengan
organoleptik sediaan yang keruh dan terdapat gelembung udara, pola
semprot yang menyebar untuk formula A, tidak menyebar dan hanya berada
pada satu titik dari alat semprot untuk formulasi B, C, D, dan E, dan tidak
dapat disemprotkan dari alat untuk formula F. Evaluasi stabilitas (cycling
test dan uji sentrifugasi) menunjukan bahwa formula A adalah formula yang
paling stabil diantara formula lainnya karena formula A tidak mengalami
sineresis. Dari segi stabilitas dan pola penyemprotan formula A dapat
digunakan sebagai gel semprot.
5.2 Saran
Perlu dilakukan optimasi terkait konsentrasi kombinasi karbopol 940
dan hidroksipropil metilselulosa (HPMC) yang dapat digunakan sebagai
pembentuk gel semprot, serta konsentrasi optimum natrium klorida yang
dapat digunakan sebagai pengatur viskositas karbopol 940 dalam sediaan gel
semprot.
DAFTAR PUSTAKA
Gaur, R., Azizi, M., Gan, J., Hansal, P., Harper, K., Mannan, R., Panchal, A.,
Patel, K., Patel, M., Patel, N., Rana, J., Rogowska, A., 2008. British
Pharmacopoeia 2009. (Electronic version).
Ghosal, Kajal., Subrata Chakrabarty and Arunabha Nanda, 2011. Hydroxypropyl
Methylcellulose In Drug Delivery. Der Pharmacia Sinica, Vol. 2 (2) :
152-168.
Hagerstrm, Helene., 2003. Polimer Gels as Pharmaceutical Dosage Forms :
Rheological Performance and Physicochemical Interactions at the Gel-
Mucus Interface for Formulations Intended for Mucosal Dug Delivery.
Compherehensive Summaries of Uppsala Dissertations, Acta Universitatis
Upsaliensis., German.
Holland, Troy., Hassan Chaouk, Bruktawit Aswaf, Stephen Goodrich, Adrian
Hunter, dan Vimala Francis, 2002. Spray Hydrogel Wound Dressing.
United State Patent Application Publication.
Im-Jak, Jeon., 2007. Development and Formulation Of Carbomer 934P-
Containing Mucoadhesive Pellets Through Fluid-Bed Granulation. Google
Book (online)
Juregui K. M., Gregorio., Juan Carlos Cano Cabrera, Elda Patricia Segura
Ceniceros, Jose Luis Martnez Hernndez, dan Anna Ilyina, 2009. A New
Formulated Stable Papin-Pectin Aerosol Spray For Skin Woundhealing.
Biotechnology and Bioprocess Engineering, Vol. 14 : 450-456
Joshi, Sunil C,. 2011. Sol-Gel Behavior of Hydroxypropyl Methylcellulose
(HPMC) in Ionic Media Including Drug Release. Materials, Vol 4
Kamishitta, Takuzo., Takashi Miyazaki, Yoshihide Okuno, 1992. Spray Gel Base
and Spray Gel Preparation Using Thereof. United State Patent Application
Publication. America.
Khanum, Aisha., Vinay Pandit, Shyamala Bhaskaran, dan Vasiha Banu.
Preparation and Evaluation of Tolterodine Tartarate Transdermal Films for
the Treatment of Overactive Bladder. Research J. Pharm. and Tech, Vol. 1
(4)
Kuncahyo, Ilham., 2011. Optimasi Campuran Carbopol 941 Dan Hpmc Dalam
Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Daun Jambu Mete Secara Simplex Lattice
Design. Jurnal Farmasi Indonesia, Vol. 8
Lee, Ji Seok., and Song Ki Wong. Rheological Characterization of Carbopol 940
in Staedy Shear and Start-up Flow Fields. Annual Transaction Of The
Nordic Rheology Society, Vol 19.
Malik PH., Abdul., dan S Satyananda, 2014. pH-induced In Situ Gelling System
Of An Anti-Infective Drug For Sustained Ocular Delivery. Journal of
Applied Pharmaceutical Science. Vol. 4 (01) : 101-104.
Martin, Alfred., James Swarbrick, dan Arhut Cammarata, 1993. Farmasi Fisik
Edisi Ketiga Jilid 2. UI Press : Jakarta.
Islam, Mohammad T., Nar Rodrguez-Hornedo, Susan Ciotti, dan Chrisita
Ackermann. 2004. Rheological Characterization of Topical Carbomer Gels
Neutralized to Different pH. Pharmaceutical Research, Vol. 21 (7).
Mulyono, Tri Suseno., 2010. Pembuatan Etanol Gel sebagai Bahan bakar padat
alternatif. Laporan Tugas Akhir. UNS.
Panjaitan E., Natalia., Awaluddin Saragih, dan Djendakita Purba. 2012. Formulasi
Gel Dari Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe)
Journal of Pharmaceutics and Pharmacology, 2012 Vol. 1 (1) : 9-20
Porzio S., et.al, 1998. Efficacy Of A New Topical Gel-Spray Formulation Of
Ketoprofen Lysine Salt In The Rat: Percutaneous Permeation In Vitro And
In Vivo And Pharmacological Activity. Pharmacological Research, Vol.
37 (1).
Purnomo, Hari., 2012. Formulasi Obat Jerawat Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut
(Citrus hystrix D.C) dan Uji Aktifitas Terhadap Propinibacterium secara
in vitro. Skripsi. Universitas Andalas
Rizi. Khalida, Rebecca J. Green, Michael X. Donaldson, dan Adrian C. Williams.
Using pH Abnormalities in Diseased Skin to Trigger and Target Topical
Therapy. Pharm Res (2011) 28 : 25892598
Rowe, R.C, Paul J.S, dan Marian, 2006. Handbook Of Pharmaceutical Science 5th
Edition. New York
Rowe, R.C, Paul J.S, dan Marian, 2009. Handbook Of Pharmaceutical Science 6 th
Edition. New York
Scales T.J., 1963. Wound Healing and The Dressing. British Journal of Industrial
Medicine. Vol 20 (2) : 82-94.
Septiani, S., N. Wathoni, dan S. R. Mita. 2011. Formulasi Sediaan Masker Gel
Antioksidan dari Ekstrak Etanol Biji Melinjo (Gnetum gnemon Linn.).
Jurnal UNPAD. Vol. 1 (1) : 4-24
Sharon, Nela., Syariful Anam, Yuliet 2013 Formulasi Krim Antioksidan Ekstrak
Etanol Bawang Hutan (Eleutherine palmifolia L. Merr). Jurnal of Natural
Science, Vol 2 (3) : 111-122.
Sudjono, T.A., Mimin Honniasih, Yunita Ratna Pratimasari, 2012. Pengaruh
Konsentrasi Gelling Agent Carbomer 934 dan HPMC Pada Formulasi Gel
Lender Bekicot (Achatina Fulica) Terhadap Kecepatan Penyembuhan
Luka Baka Pada Punggung Kelinci. PHARMACON : Jurnal Farmasi
Indonesia, Vol 13 (1).
Swarbrick, J and Boylan, J.C. 1992. Encyclopedia of Pharmaceutical Technology.
Volume VI. Marcell Dekker Inc. New York. USA. Page 404-407.
Tristiana, Erawati., Noorma Rosita, Wing Hendroprasetyo, Dien Rina Juwita
2005. Pengaruh Jenis Basis Gel dan Penambahan NaCl (0.5% b/b)
terhadap Intensitas Echo Gelombang Ultrasonik Sediaan Gel Untuk
Pemeriksaan USG (Acoustic Coupling Agent). Majalah Farmasi
Airlangga, Vol. 5 (2).
Vasiljevic, D., Vuleta, G., and Primorac, M., 2005. The Characterization Of The
Semi-Solid W/O/W Emulsions With Low Concentrations Of The Primary
Polymeric Emulsifier, Int J CosmetSci, (Online).
Viota, Julia n L., Juan de Vicente, Maria M. Ramos-Tejada, Juan D.G., Duran
2004. Electrical Double Layer and Rheological Properties Of Yttria-
Stabilized Zirconia Suspensions In Solutions Of High Molecular Weight
Polyacrylic Acid Polymers. Springer-Verlag,
Organoleptik pH Sentrifugasi
Evaluasi
Formula D Formula E
Formula A Jarak 3 cm
Formula A Jarak 5 cm
Formula A Jarak 10 cm
Formula A Jarak 15 cm
Formula A Jarak 20 cm
Formula B Jarak 3 cm
Formula B Jarak 5 cm
Formula B Jarak 10 cm
Formula B Jarak 15 cm
Formula B Jarak 20 cm
Formula C Jarak 3 cm
Formula C Jarak 5 cm
Formula C Jarak 10 cm
Formula C Jarak 15 cm
Formula C Jarak 20 cm
Formula D Jarak 3 cm
Formula D Jarak 5 cm
Formula D Jarak 10 cm
Formula D Jarak 15 cm
Formula D Jarak 20 cm
Formula E Jarak 3 cm
Formula E Jarak 5 cm
Formula E Jarak 10 cm
Formula E Jarak 15 cm
Formula E Jarak 20 cm