Bahan Perubahan Dan Pegembangan Organisasi
Bahan Perubahan Dan Pegembangan Organisasi
Bahan Perubahan Dan Pegembangan Organisasi
A. Latar Belakang
Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat.
Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak
ada perbedaan yang prinsip, sehingga dapat kami simpulkan bahwa organisasi
merupakan sarana untuk melakukan kerjasama antara orang-orang dalam rangka
mencapai tujuan bersama, dengan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki.
Pengertian Perubahan Organisasi adalah suatu variasi dari cara-cara yang telah
mapan,yang selama ini berlangsung dalam organisasi dan dipergunakan serta ditaati
oleh anggota organisasi dalam melakukan aktivitasnya dan berbeda dari apa yang
selama ini ada dan telah berlaku dalam organisasi.
Pengertian Pengembangan Organisasi adalah suatu pendekatan sistematik, terpadu
dan terencana untuk meningkatkan efektivitas organisasi serta memecahkan masalah-
masalah (seperti kurangnya kerja sama/koperasi, desentralisasi yang berlebihan dan
kurang cepatnya komunikasi dan sebagainya) yang merintangi efisiensi
pengoperasian pada semua tingkatan.(Edi Wibowo,2010)
BAB II
PEMBAHASAN
Perubahan organisasi akan mengarah pada opsi maju apabila ada kesinambungan
yang harmonis antara system dan pelaksananya. Suasana yang berlangsung pada
sisterm tersebut tertata dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur atau membuat
inovasi yang koorperatif satu sama lain.
Sebuah perubahan dan pengembangan dapatlah terjadi pada apapun dan siapapun
tidak terkecuali dengan organisasi. Tidak banyak individu atau organisasi menyukai
adanya perubahan namun tidak dapat dihindari namun harus dihadapi
Faktor perubahan terjadi karena ada 2 faktor yaitu faktor internal dan eksternal.
a. Faktor Internal
Adalah penyebab perubahan yang berasal dari dalam organisasi yang bersangkutan,
yang dapat berasal dari berbagai sumber.Problem yang sering timbul berkaitan
dengan hubungan sesama anggota organisasi pada umumnya menyangkut masalah
komunikasi dan kepentingan masing-masing anggota.Proses kerja sama yang
berlangsung dalam organisasi juga kadang-kadang merupakan penyebab
dilakukannya perubahan. Problem yang timbul dapat menyangkut masalah sistem
kerjasamanya dan dapat pula menyangkut perlengkapan atau peralatan yang
digunakan. Sistem kerja sama yang terlalu birokratis atau sebaliknya dapat
menyebabkan suatu organisasi menjadi tidak efisien. System birokrasi (kaku)
menyebabkan hubungan antar anggota menjadi impersonal yang mengakibatkan
rendahnya semangat kerja dan pada gilirannya produktivitas menurun, demikian
sebaliknya. Perubahan yang harus dilakukan akan menyangkut struktur organisasi
yang digunakan.
2. Perubahan tujuan
b. Faktor eksternal
Adalah penyebab perubahan yang berasal dari luar, atau sering disebut lingkungan.
Organisasi bersifat responsive terhadap perubahan yang terjadi di lingkungannya.
Oleh karena itu, jarang sekali suatu organisasi melakukan perubahan besar tanpa
adanya dorongan yang kuat dari lingkungannya. Artinya, perubahan yang besar itu
terjadi karena lingkungan menuntut seperti itu. Beberapa penyebab perubahan
organisasi yang termasuk faktor ekstern adalah perkembangan teknologi, faktor
ekonomi dan peraturan pemerintah.
1. Politik
2. Hukum
3. Kebudayaan
4. Teknologi
5. Sumberdaya alam
6. Demografi
7. Sosiologi
Ada berbagai teknik yang dirancang para ahli, dengan tujuan meningkatkan
kemampuan berkomunikasi serta bekerja secara efektif, antar-individu maupun antar-
kelompok dalam organisasi. Beberapa teknik yang sering digunakan berikut ini.
1. Sensitivity training, merupakan teknik OD yang pertama diperkenalkan dan ayang
dahulu paling sering digunakan. Teknik ini sering disebut juga T-group. Dalam
kelompok kelomok T (singkatan training) yang masing masing terdiri atas 6 10
peserta, pemimpin kelompok (terlatih) membimbing peserta meningkatkan kepekaan
(sensitivity) terhadap orang lain, serta ketrampilan dalam hubunga antar-pribadi.
2. Team Building, adalah pendekatan yang bertujuan memperdalam efektivitas serta
kepuasaan tiap individu dalam kelompok kerjanya atau tim. Teknik team building
sangat membantu meningkatkan kerjasama dalam tim yang menangani proyek dan
organisasinya bersifat matriks.
3. Survey feedback. Dalam teknik sruvey feedback. Tiap peserta diminta menjawab
kuesioner yang dimaksud untuk mengukur persepsi serta sikap mereka (misalnya
persepsi tentang kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan mereka). Hasil surveini
diumpan balikkan pada setiap peserta, termasuk pada para penyelia dan manajer
yang terlibat. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan kuliah atau lokakarya yang
mengevaluasi hasil keseluruhan dan mengusulkan perbaikan perbaikan konstruktif.
4. Transcational Analysis (TA). TA berkonsentrasi pada gaya komunikasi antar-
individu. TA mengajarkan cara menyampaikan pesan yang jelas dan bertanggung
jawab, serta cara menjawab yang wajar dan menyenangkan. TA dimaksudkan untuk
mengurangi kebiasaan komunikasi yang buruk dan menyesatkan.
5. Intergroup activities. Fokus dalam teknik intergroup activities adalah peningkatan
hubungan baik antar-kelompok.Ketergantungan antar kelompok , yang membentuk
kesatuan organisasi, menimbulkan banyak masalah dalam koordinasi. Intergroup
activities dirancang untuk meningkatkan kerjasama atau memecahkan konflik yang
mungkin timbul akibat saling ketergantungan tersebut.
1. Pencarian
2. Kreativitas
Yaitu dihasilkannya ide baru dan segar yang dapat memenuhi kebutuhan yang timbul
atau menawarkan peluang bagi organisasi.
Pejuang-pejuang ide ialah orang yang melihat kebutuhan dan berjuang untuk
perubahan produktif dalam organisasi.Tim spekulasi baru ialah sebuah unit terpisah
dari induk organisasi yang bertanggungjawab untuk mengembangkan dan
mencetuskan inovasi.
Merupakan proses untuk menetukan kekuatan yang mendorong dan kekuatan yang
melawan sebuah perubahan yang diajukan.
3. Taktik-taktik penerapan
1. Perubahan Teknologi
3. Perubahan Struktural
Merubah nilai, norma, sikap, dan perilaku karyawan melalui pelatihan dan
pengembangan karyawan, serta perkembangan organisasional.
Di dalam proses perubahan, terdapat seorang atau individu yang bertanggung jawab
atas peranan kepemimpinan dalam proses pengelolaan perubahan. Individu ini
disebut dengan Change Agent (pengantar perubahan). Sedangkan individu atau
kelompok yang merupakan sasaran perubahan disebut sistem klien. Pengantar
perubahan ini dapat berasal dari para anggota organisasi atau dapat sebagai konsultan
dari luar organisasi.
Biasa digunakan bila ada kekurangan informasi atau ketidakpastian informasi dan
analisis.
Biasa dilakukan bila orang orang pendakkan karna masalah masalah adaptasi
atau penyesuaian.
Biasa digunakan bila banyak dari orang atau kelompok dengan kekuatan cukup besar
untuk menolak akan kalah dalm suatu perubahan.
Biasa digunakan bila taktik taktik lain dirasa kurang bekerja maksimal dan di sisi
lain biaya atau cost yang dikeluarkan besar .
Biasa digunakan bila kecepatan adalah hal yang paling penting dan para pengusul
mempunyai kekuasaan yang besar.
Proses pengelolaan perubahan harus mencakup dua gagasan dasar untuk mencapai
efektifitas organisasi. Pertama ada retribusi kekuasaan dalam struktur organisasi,
kedua retribusi ini dihasilkan dari proses perubahan yang bersifat pengembangan.
Proses ini dimulai ketika manajemen puncak mulai merasa adanya kebutuhan atau
tekanan akan perubahan. Misalnya adanya perubahan penjualan, penurunan
produktivitas dan sebagainya.
Digunakan untuk merumuskan masalah dan dimulai proses dengan membuat para
anggota organisasi memusatkan perhatiannya pada masalah tersebut. Pihak-pihak
luar sering digunakan, juga staff internal yang mempunyai dan dipandang ahli serta
dapat dipercaya sebagai konsultan atau pengantar perubahan.
Informasi dikumpulkan dan dianalisa mana yang penting dan tidak penting.
Pada tahap keempat diuji dalam program-program yang berskala kecil dan hasilnya
dianalisa.
Setelah diuji dan sesuai dengan keinginan, harus diterima secara sukarela dan harus
menjadi sumber penguatan dan menimbulkan keterikatan pada perubahan.
Pendekatan ini bisa digunakan bila ada kekurangan informasi atau ketidak tepatan
informasi dan analisa.
Pendekatan ini bisa digunakan bila pengembangan inisiatif tidak mempunyai semua
informasi yang dibutuhkan untuk merancang perubahan dan orang-orang lainnya,
mempunyai kekuasaan untuk menolak.
Pendekatan ini bisa digunakan bila banyak orang atau kelompok dengan kekuatan
cukup besar untuk menolak akan kalah dalam suatu perubahan.
Pendekatan ini bisa digunakan bila taktik-taktik lain tidak akan bekerja, atau mahal.
Pendekatan ini bisa digunakan bila kecepatan adalah esensial dan para pengusul
perubahan mempunyai kekuasaan cukup besar.
a. Pendektan struktur
(3) Melalui modifikasi aliran kerja dalam organisasi. Pendekatan ini didasarkan pada
pemikiran bahwa aliran kerja dan pengelompokan keahlian yang tepat akan berakibat
kenaikan produktifitas secara langsung dan cenderung memperbaiki semangat dan
kepuasan kerja.
2. Pendekatan teknologi
3. Pendekatan orang
Menurut Robbins (1984), usaha PO pada umumnya diarahkan pada dua tujuan akhir,
yaitu peningkatan keefektifan organisasi dan peningkatan kepuasan anggotanya.
Lebih lanjut, Robbins merinci tujuan PO sebagai berikut:
a. Security
Merasa tidak aman dengan kondisi baru yang belum diketahui sehingga perlu
penyesuaian.
Persepsi- Persepsi yang salah bisa menjadi sumber terjadinya sikap menentang
terhadap perubahan.
d. Emosi
Emosi akan menimbulkan prasangka sehingga cenderung menolak perubahan
e. Kultur
Berguna sebagai dasar dalam menilai hal-hal baru yang diterimanya
(3) Perubahan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial yang membuat
organisasi berfikir, bagaimana mendaptkan sumber diluar organisasi untuk masa
depan organisasi.
b. Kekuatan-kekuatan Internal yaitu:
(1). Struktur
(4) Proses dan saran apabila tidak cocok akan membuat organisasi melalui perbaikan.
(5) Perubahan organisasi dilakukan untuk mencocokan dengan kebutuhan yang ada.
Nilai yang dicari untuk mengembangkan OD adalah nilai yang dianggap tepat, benar
dan baik dalam pengelolaan SDM.
Proses efektif
Proses manajemen
Proses pelaksanaan kerja.
b. Diterapkan pada semua sub sistem manusia baik individu, kelompok dan
organisasi.
c. Menerima intervensi baik dari luar maupun dalam organisasi yang mempunyai
kedudukan di luar mekanisme organisasi.
d. Kolaborasi.
a. Penilaian keadaan
b. Pemecahan masalah
c. Implementasi.
d. Evaluasi.
BAB III
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
PEMBAHASAN
Alvin L. Bertrand berpendapat bahwa awal dari perubahan itu adalah komunikasi,
yaitu proses penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak yang lain sehingga
dicapai pemahaman bersama, hal ini disebabkan karena adanya pengkomunikasian
gagasan-gagasan, ide-ide, nilai-nilai, keyakinan-keyakinan maupun hasil-hasil
kebudayaan fisik.
Sebuah perubahan dan pengembangan dapatlah terjadi pada apapun dan siapapun
tidak terkecuali dengan organisasi. Tidak banyak individu atau organisasi menyukai
adanya perubahan, namun perubahan tidak dapat dihindari namun harus di hadapi.
Proses perubahan organisasi adalah konsep daur hidup atau life cycle. Organisasi
mengalami proses kelahiran pertumbuhan, berkembang, kematangan, kemunduran
dan akhirnya mengalami kematian sebagaimana dalam semua sistem biologi dam
sistem sosial. Secara garis ada dua faktor penyebab terjadinya perubahan dalam
organisasi yaitu:
a. Faktor Ekstern
Adalah penyebab perubahan yang berasal dari luar, atau sering disebut lingkungan.
Organisasi bersifat responsive terhadap perubahan yang terjadi di lingkungannya.
Oleh karena itu, jarang sekali suatu organisasi melakukan perubahan besar tanpa
adanya dorongan yang kuat dari lingkungannya. Artinya, perubahan yang besar itu
terjadi karena lingkungan menuntut seperti itu. Beberapa penyebab perubahan
organisasi yang termasuk faktor ekstern adalah perkembangan teknologi, faktor
ekonomi dan peraturan pemerintah.
b. Faktor Intern
Adalah penyebab perubahan yang berasal dari dalam organisasi yang bersangkutan,
yang dapat berasal dari berbagai sumber antara lain:
- Problem hubungan antar anggota
- Problem dalam proses kerja sama
- Problem keuangan
Hubungan antar anggota yang kurang harmonis merupakan salah satu problem yang
lazim terjadi. Dibedakan menjadi dua, yaitu: problem yang menyangkut hubungan
atasan bawahan (hubungan yang bersifat vertikal), dan problem yang menyangkut
hubungan sesama anggota yang kedudukannya setingkat (hubungan yang bersifat
horizontal).
Dari perubahan tersebut tentunya akan berdampak pada beberapa perubahan dalam
organisasi tersebut, seperti perubahan sifat organisasi. Untuk menangani masalah
tersebut, haruslah organisasi tersebut menetapkan suatu tindakan atau kebijakan dan
penyesuaian diri agar sifat organisasi yang sebelumnya tidak lenyap dan terganti.
Saat terjadi perubahan struktur organisasi, haruslah tetap berpegang teguh kepada
prinsip bahwa struktur organisasi telah disusun dan di tetapkan dengan tujuan
memberikan suatu gambaran tentang berbagai hal dalam organisasi tersebut. Dalam
melakukan perubahan dalam suatu organisasi umumnya tidak berjalan dengan begitu
lancar karna terdapat beberapa hambatan dalam proses perubahan tersebut.
Hambatan tersebut umumnya terjadi dari luar atau dari faktor ekstenal.
2. Proses Perubahan
Organisasi apapun tidak dapat menghindarkan diri dari pengaruh daripada berbagai
perubahan yang terjadi di luar organisasi. Yang dimaksud dengan proses perubahan
organisasi adalah tata urutan atau langkah langkah dalam mewujudkan perubahan
organisasi.
Perubahan organisasi merupakan perubahan yang berkaitan dengan pengembangan,
perbaikan, maupun penyesuaian yang meliputi struktur, teknologi, metode kerja
maupun sistem manajemen suatu organisasi. suatu organisasi tidak harus
melaksanakan suatu perubahan. Hal ini merupakan suatu strategi untuk memenuhi
beberapa keseluruhan tujuan dari suatu organisasi.Langkah tersebut terdiri dari :
a. Mengadakan Pengkajian
b. Mengadakan Identifikasi
Yang perlu diidentifikasi adalah dampak perubahan perubahan yang terjadi dalam
organisasi. Setiap faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan organisasi harus
diteliti secara cermat sehingga jelas permasalahannya dan dapat dipecahkan dengan
tepat.
c. Menetapkan Perubahan
Sebelum langkah-langkah perubahan diambil, pimpinan organisasi harus yakin
terlebih dahulu bahwa perubahan memang harus dilakukan, baik dalam rangka
meningkatkan kemampuan organisasi maupun dalam rangka mempertahankan
eksistensi serta pengembangan dan pertumbuhan organisasi selanjutnya.
d. Menentukan Strategi
Apabila pimpinan organisasi yakin bahwa perubahan benar-benar harus dilakukan
maka pemimpin organisasi haru segera menyusun strategi untuk mewujudkannya.
e. Melakukan Evaluasi
Untuk mengetahui apakah hasil dari perubahan itu bersifat positif atau negatif, perlu
dilakukan penilaian. Apabila hasil perubahan sesuai dengan harapan berarti
berpengaruh postif terhadap organisasi, dan apabila sebaliknya berarti negatif.
Bila selama ini kita hanya mengenal pembelajaran pada tingkat individu dan
yang secara terus menerus melakukan perubahan diri agar dapat mengelola
daya, dan memperluas area belajarnya agar mampu bertahan di lingkungan yang
selalu berubah.
kelompok dan individu. Hal itu dapat dilakukan dengan mempergunakan berbagai
cara. Dengan kata lain, metode pengembangan perilaku dapat dibedakan menjadi
berberapa macam.
Dalam buku ini hanya disebutkan 4 macam yaitu, jaringan manajerial, latihan
Jaringan manajerial : Jaringan manajerial atau kisi manajerial disebut juga latihan
material. Teori ini dipelopori oleh Robert Blake dan Jane Mouton. Menurut mereka,
gaya kepemimpinan akan menjadi sangat efektif apabila perhatian pimpinan terhadap
produksi dan orang dalam keadaan seimbang. Dalam hal demikian pimpinan
Latihan Kepekaan : merupakan latihan dalam kelompok. Oleh karena itu metode ini
dinamakan pula metode T-group. dalam metode ini yang dimaksud dengan kepekaan
adalah kepekaan terhadap diri sendiri dan terhadap hubungan diri sendiri dengan
orang lain. Metode ini berlandaskan pada anggapan bahwa kesulitan untuk
pembentukan tim. Tujuan dari pada pengembangan perilaku kelompok ialah untuk
Umpan Balik Survei : adalah suatu metode yang berusaha mengumpulkan data-data
dari para anggota organisasi. Data itu meliputi data-data yang berhubungan dengan
tingkah laku, sikap, seta berbagai perasaan lain yang ada pada diri setiap anggota
organisasi.
Metode ini merupakan suatu program latihan yang dilaksanakan secara terus-
para anggota organisasi. Oleh karena itu yang dimaksud dengan latihan atau training
Program latihan dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya ialah latihan di
tempat kerja, latihan instruksi kerja, latihan di luar tempat pekerjaan, dan latihan di
Latihan di tempat kerja : Latihan kerja di tempat kerja yang sebenarnya. Latihan ini
efisien. Keuntungan yang diperoleh dalam latihan di tempat kerja ini antara lain,
sangat ekonomis karena para peserta tetap produktif selama mereka mengikuti dan
menjalankan latihan, selain itu prestasi anggota organisasi tidak akan berkurang atau
hilang, hal ini sangat berbeda apabila dibanding dengan latihan yang diadakan diluar
tempat kerja. Latihan yang di luar tempat kerja akan mengakibatkan sebagian
Latihan instruksi kerja : Terdiri dari 3 macam yaitu Job Instruction Training (latihan
dan demonstrasi secara bertahap mengenai fungsi pekerjaan.) Job Method Training
hari)
Latihan di luar tempat kerja : merupakan latihan yang diadakan di luar tempat kerja.
Salah satu keuntungan dari latihan ini adalah adanya motivasi dari para peserta
Latihan di tempat kerja tiruan : adalah latihan yang diberikan pada tempat kerja
tiruan. Latihan ini umumnya diberikan kepada mereka yang bekerja di tempat-tempat
kerja yang membawa risiko cukup besar. Dengan latihan ini diharapkan para peserta
zona integritas menuju wilayah bebas korupsi (ZI-WBK) dan wilayah birokrasi
momentum yang tepat untuk menegaskan bahwa pimpinan dan seluruh pegawai
Reformasi Birokrasi (PAN dan RB), Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan
Masyarakat Komisi Pemberantas Korupsi (KPK), serta para pejabat Eselon I dan II
Kementerian Perdagangan.
Pencanangan ini juga terkait dengan strategi nasional pencegahan dan pemberantasan
kor upsi jangka menengah tahun 2012-2014. Lebih lanjut, Mendag menyampaikan
bahwa dalam rangka meraih predikat wilayah bebas dari korupsi, Kemendag telah
mengelola sumber daya manusia (SDM) & tata laksana (reformasi birokrasi) sesuai
dengan petunjuk Kementerian PAN dan RB, mengelola keuangan dan barang milik
PENUTUP
i. KESIMPULAN
Perubahan perlu dilakukan dengan tujuan agar organisasi tersebut dapat berkembang
lebih baik.
Dengan pengalaman yang dimiliki oleh suatu organisasi, mereka dapat menentukan
tujuan tujuan yang ingin dicapai ketika perubahan pada orgnasasi tersebut
dilakukan.
kemampuan organisasi dalam kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berubah,
sehingga dapat mencapai kinerja yang optimal yang dilaksanakan oleh seluruh
anggota organisasi.
kehidupan organisasi dalam menghadapi persaingan dan organisasi masa depan yang
ii. SARAN
Dengan makalah ini penulis berharap agar pembaca dapat memahami tentang arti
Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca. Penulis juga mengharapkan kritik
dan saran yang membangun agar penulis dapat lebih baik lagi.