Bab 2 Pelat Atap

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PERENCANAAN PELAT ATAP DAN PELAT LANTAI

2.1 Perencanaan Pelat Atap


2.1.1 Data perencanaan
Lx = 3000 mm
Ly = 3000 mm
b balok = 200 mm
h balok = 400 mm
beton bertulang = 2400 kg/m3

Lihat SNI 03-2847-2002 pasal 9.7 perlindungan beton untuk tulangan


Untuk beton bertulang ,tebal selimut beton minimum yang harus disediakan
untuk tulangan harus memenuhi ketentuan.

Tebal pelat (h) = 100 mm


(menggunakan tebal plat standart 10 cm)
Selimut beton (p) = 40 mm
Diameter tulangan X () = 8 mm
Diameter Tulangan Y () = 8 mm

Mutu baja (fy) = 400 Mpa


Mutu Beton (fc) = 30 Mpa

2.1.2 Pembebanan Pelat Atap


Untuk pembebanan, beban kerja diambil dari SNI 03-1727-1989-F tentang
Tata cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, atau
penggantinya, yaitu sebagai berikut :

Beban Mati (Death Load)


Berat sendiri pelat = 1 x 240 = 240 kg/m2
Plafond + penggantung = 11 + 7 = 18 kg/m2
Instalansi ME =1x5 = 5 kg/m2 +
= 263 kg/m2

Beban Hidup (Live Load)


Sama seperti untuk beban mati, nilai beban hidup dapat dilihat di SNI untuk
pembebanan gedung perpustakaan yaitu sebagai berikut :
Perpustakaan = 1 x 100 = 100 kg/m2
Air Hujan = 1 x 18 = 18 kg/m2 +
= 118 kg/m2

Beban Terfaktor
Nilai beban kombinasi beban terfaktor diambil dari SNI 03-1727-1989
tentang pembebanan , yaitu sebagai berikut :

Wu = (1,2 x DL) + (1,6 x LL)


= 504,4 kg/m2

= 1,00 2,00 (Pelat Dua Arah)

.Karena nilai Lx/Ly kurang dari 2,00 maka menurut SNI SNI 03-1727-1989
perhitungan pelat atap masuk pada jenis pelat 2 arah (Two Way Slab).

Tabel Koefisien Momen ( lihat dari tabel Gideon )


Menurut tabel Gideon , pelat atap masuk dalam kategori pelat dengan
tumpuan terjepit penuh.
Nilai X1 X4 untuk pelat Tumpuan terjepit penuh menurut tabel Gideon yaitu
sebagai berikut :
X1 = 21
X2 = 21
X3 = 52
X4 = 52

Momen yang Terjadi :


Mlx = 0,001 x Wu x 32 x X1
= 0,001 x 504,4x 32 x 21
= 95,33 kgm

Mly = 0,001 x Wu x 32 x X2
= 0,001 x 504,4 x 32 x 21
= 95,33 kgm

Mtx = -0,001 x Wu x 32 x X3
= -0,001 x 504,4x 32 x 52
= -236,06 kgm

Mtx = -0,001 x Wu x 32 x X4
= -0,001 x 504,4 x 32 x 52
= -236,06 kgm

2.1.3 Penulangan Pelat Atap


Untuk pelat beton yang difungsikan sebagai atap diguakan perencanaan
perhitungan penulangan dua arah (Double Slab / Two Way Slab) seperti yang
umumnya digunakan untuk pembuatan pelat atap / dak beton konvensional.
Untuk perhitungan tulangan pelat atap yaitu sebagai berikut :
Tebal efektif (dx) =

= 56 mm

Tebal efektif pelat (dy) =

= 48 mm

= 0,85 untuk Fc 30 Mpa

max =

= 0,383

min =

= 0,0035

Tulangan Pada Lapangan


Mu lapangan = 95,33 kgm
= 953316 Nmm

Mn = Mu /

= 1191645 Nmm
RI = x fc
= 0,85 x 30

= 25,5 Mpa

K =

= 0,011

F = 1- 1 - 2 x K

= 1- 1 - 2 x 0,015

= 0,015

Fmin =

= 0,055

Fmax =

= 0,383
Jika F = 0,055 < Fmax = 0,383
maka digunakan tulangan tunggal

Digunakan tulangan tunggal


Fpakai = 0,055

Nilai As tulangan perlu dan As tulangan terpasang untuk pelat dan fondasi
telapak struktural menurut SNI SNI 03-1727-1989 Pasal 12.5(4). Untuk nilai
As terpasang harus lebih besar dari nilai As penulangan perlu.
As penulangan perlu = F x b x d x

= 0,055 x 1000 x 56 x

= 196 mm2

Dipasang tulangan = 8 mm
Jumlah tulangan =5 buah
As terpasang = 251,53 mm2

= 0,0045

min =

= 0,0035

max = x ( ) x ( )

= 0,85 x ( ) x ( )
= 0,0244

Syarat : min < < max

As terpasang = x 0,25 x 3,14 x D2

= 1000 x 0,25 x 3,14 x 82


251,33 = 50265,48 / S
S = 200 mm pakai 200 250 mm

As tulangan ada = x 3,14 x D2 x


= 251,43 mm2

As tulangan ada > As tulangan perlu OK

Digunakan tulangan 5D8 - 200 mm

Tulangan pada tumpuan


Mu tumpuan = 236,06 kgm
= 2360592 Nmm

Mn =

= 2950740 Nmm

RI = x fc
= 0,85 x 30
= 25,5 Mpa

K =

= 0,037

F =1- 1 - 2 x K

=1- 1 - 2 x 0,037

= 0,038

Fmin =
=

= 0,055

Fmax =

= 0,383 Maka digunakan tulangan tunggal

Digunakan tulangan tunggal


Fpakai = 0,055

As penulangan perlu = F x b x d x

= 0,055 x 1000 x 56 x

= 196 mm2

Dipasang tulangan = 8 mm
Jumlah tulangan =5 buah
As terpasang = 251,53 mm2

= 0,0045

min =

= 0,0035

max = x ( ) x ( )
= 0,85 x ( ) x ( )
= 0,0244
Syarat : min < < max

As terpasang = x 0,25 x 3,14 x D2

= 1000 x 0,25 x 3,14 x 82


251,33 = 50265,48 / S
S = 200 mm pakai 150 250 mm

As tulangan ada = x 3,14 x D2 x

= 335,10 mm2

As tulangan ada > As tulangan perlu OK


Digunakan tulangan 5D8 - 150 mm
2.2 Perencanaan Pelat Lantai
Analisis perhitungan pelat lantai dan pelat atap disesuaikan dengan beban yang
dipikul tiap lantai dan bentuk pelat mengikuti bentuk denah balok. Dalam
tugas akhir ini penulangan mekanika pelat menggunakan cara diskreet metode
finite element dengan bantuan program ETABS.
Struktur pelat seluruhnya menggunkan beton konversional dengan material
bahan menggunakan beton fc = 30 Mpa = 300 kg/cm 2, dab baja tulangan
utama menggunakan fy = 400 Mpa = 4000 kgcm2.

Langkah langkah Perencanaan Pelat :


1. Menentukan syarat-syarat batas, tumpuan dan panjang bentang.
2. Menentukan tebal pelat lantai (berdasarkan ketetntuan SK SNI 2002 ayat 11
butir sub butir 3) dan melakukan cheking terhadap lendutan yang diijinkan.
3. Menghitung beban yang bekerja pada pelat, yang terdiri dari beban mati (DL)
dan beban hidup (LL).
4. Menghitung kombinasi pembebanan.
5. Mencari gaya-gaya dalam defleksi dengan ETABS.

2.2.1 Data perencanaan


Berikut adalah Data-Data perencanaan Plat lantai :
Lx = 3000 mm
Ly = 3000 mm
b balok = 200 mm
h balok = 400 mm
beton bertulang = 2400 kg/m3

Tebal pelat (h) = 120 mm


(menggunakan Tebal Plat Standart 12 cm untuk semua tipe pelat kecuali pelat
atap yang dipakai tebal 10 cm)

Selimut beton (p) = 20 mm


(dari grafik dan tebal perhitungan beton bertulang gideon hal 14 tabel 2.1)

Diameter tulangan X () = 10 mm
Diameter Tulangan Y () = 10 mm

Mutu baja (fy) = 400 Mpa


Mutu Beton (fc) = 30 Mpa

Untuk memodelkan pelat lantai, dianggap lantai mampu menahan gaya-gaya


dari arah horizontal/gempa maupun arah vertikal. Dalam ETABS, pada menu
define terdapat 3 pilihan untuk memodelkan pelat berdasarkan pelat berdasar-
dasarkan gaya-gaya atau momen yang diwakilinya, yaitu :
1. Element membrane, hanya me memperhitungkan gaya-gaya sebidang atau
momen yang berputar pada sumbu yang tegak lurus bidangnya.
2. Element plate, hanya memperhitungkan momen dan gaya tranversal yang
dihasilkan oleh gaya-gaya yang bekerja tegak lurus pada bidang elemen
tersebut.
3. Element shell adalah elemen yang mempunyai kemampuan membrane dan
shell sekaligus.
Dari pengertian tersebut, maka dipilih elemen shell dengan tipe shell thick
dengan asumsi pelat lantai sebagai pelat kaku yang mampu berperan untuk
menahan gaya gempa dengan cara lantai tersebut harus dikekang.

2.2.2 Pembebanan Pelat Lantai


Beban Mati (DL)
(Lihat di PPBBI 1983 tentang pembebanan bangunan)
Berat sendiri pelat = 288 kg/m2
Spesi tebal 2 cm = 42 kg/m2
Tegel tebal 1 cm = 24 kg/m2
Plafond & penggantung = 18 kg/m2
Instalansi ME =5 kg/m2 +
Jumlah beban mati (DL) = 377 kg/m2
Beban Hidup (LL)
Perpustakaan = 400 kg/m2 +

LL = 400 kg/m2

Selanjutnya beban Wu dimasukkan sebagai beban merata (uniform shell)


dalam program ETABS sedangkan pelat akan dihitung otomatis oleh komputer
dengan memasukkan faktor pengali 1 untuk self weigh multiplier pada saat
pembebanan (load case).

Beban Terfaktor
Wu = (1,2 x DL) + (1,6 x LL)
= 1092,4 kg/m2

= 1,00 2,00 (Pelat Dua Arah)

Tabel Koefisien Momen


Tumpuan terjepit penuh
X1 = 21
X2 = 21
X3 = 52
X4 = 52

Momen yang Terjadi :


Mlx = 0,001 x Wu x 32 x X1
= 0,001 x 1092 x 32 x 21
= 206,46 kgm

Mly = 0,001 x Wu x 32 x X2
= 0,001 x 1092 x 32 x 21
= 206,46 kgm

Mtx = -0,001 x Wu x 32 x X3
= -0,001 x 1092 x 32 x 52
= -511,24 kgm

Mtx = -0,001 x Wu x 32 x X4
= -0,001 x 1092 x 32 x 52
= -511,24 kgm

2.2.3 Penulangan Pelat


Yang dimaksud plat lantai dua arah (two way slab) adalah sistem plat yang
mempunyai rasio bentang pendek kurang dari dua. Pada perhitungan plat lantai
tulangan yang dibutuhkan harus lebih besar sepertiga dari yang diperlukan
berdasarkan analisis.
Tebal efektif (dx) =

= 95 mm

Tebal efektif pelat (dy) =

= 85 mm
= 0,85 untuk Fc 30 Mpa

max =

= 0,383

min =

= 0,0035

Tulangan Pada Lapangan


Mu lapangan = 206,46 kgm
= 2064636 Nmm

Mn = Mu /

= 2580795 Nmm

RI = x fc
= 0,85 x 30
= 25,5 Mpa
K =

= 0,011

F = 1 - 1 - 2 x K
= 1 - 1 - 2 x 0,011
= 0,011

Fmin =

= 0,055

Fmax =

= 0,383
Jika F = 0,055 < Fmax = 0,383 maka digunakan tulangan
tunggal

Digunakan tulangan tunggal


Fpakai = 0,055

As penulangan perlu = F x b x d x

= 0,055 x 1000 x 95 x

= 332,5 mm2
Dipasang tulangan = 10 mm
Jumlah tulangan =5 buah
As terpasang = 392,70 mm2
=

= 0,0041

min =

= 0,0035

max = x ( ) x ( )

= 0,85 x ( ) x ( )
= 0,0244
Syarat : min < < max

As terpasang = x 0,25 x 3,14 x D2

= 1000 x 0,25 x 3,14 x 102


392,70 = 78539,82 / S
S = 200 mm pakai 200 250 mm

As tulangan ada = x 3,14 x D2 x

= 392,86 mm2

As tulangan ada > As tulangan perlu OK

Digunakan tulangan 5D10 - 200 mm

Tulangan pada tumpuan


Mu tumpuan = 511,24 kgm
= 5112432 Nmm

Mn =

= 6390540 Nmm
RI = x fc
= 0,85 x 30
= 25,5 Mpa

K =

= 0,028

F = 1 - 1 - 2 x K
= 1 - 1 - 2 x 0,028
= 0,028

Fmin =

= 0,055

Fmax =

= 0,383 Maka digunakan tulangan tunggal

Digunakan tulangan tunggal


Fpakai = 0,055

As penulangan perlu = F x b x d x

= 0,055 x 1000 x 95 x

= 332,5 mm2
Dipasang tulangan = 10 mm
Jumlah tulangan =5 buah
As terpasang = 392,70 mm2

= 0,0041

min =

= 0,0035

max = x ( ) x ( )

= 0,85 x ( ) x ( )
= 0,0244
Syarat : min < < max

As terpasang = x 0,25 x 3,14 x D2

= 1000 x 0,25 x 3,14 x 102


392,70 = 78539,82 / S
S = 200 mm pakai 150 250 mm

As tulangan ada = x 3,14 x D2 x

= 523,60 mm2
As tulangan ada > As tulangan perlu OK

Digunakan tulangan 5D8 - 150 mm

Anda mungkin juga menyukai