Laporan Ubi Kayu

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

BUDIDAYA TANAMAN UBI KAYU

(Manihot utilissima)

LAPORAN PRAKTIKUM

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas praktikum Produksi Tanaman Ubi-Ubian
di Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Pangan
Jurusan Produksi Pertanian

oleh
Muhammad Fadli Febrian Wahjudi
NIM A42141458

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2017
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pangan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Dengan adanya pangan
maka manusia dapat menjalankan kehidupannya dengan baik. Karena pangan
berperan dalam menyediakan makanan bagi tubuh yang nantinya dapat
menghasilkan energi yang berguna bagi tubuh. Salah satu pangan ialah nasi. Nasi
memiliki sumber zat gizi berupa karbohidrat yang merupakan sumber utama
energi bagi tubuh. Selain itu, makanan pangan yang memiliki kandungan zat
karbohidrat adalah ubi kayu. Tanaman ubi kayu ini menghasilkan makana berupa
umbi yang disimpan dalam tanah. Dalam hal ini, ubi kayu bisa menjadi salah satu
pengganti sumber energi dalam tubuh selain nasi. Ubi kayu ini dapat
dibudidayakan dengan berbagai cara.
Ubi kayu merupakan tanaman tahunan yang tersebar diwilayah tropic
maupun subtropik, tanaman ubi kayu dalam bahasa latin (Manihot
utilissima) tanaman ini berasal dari Euphorbiaceae, ubi kayu memiliki nama lain
yakni ketela pohon atau ubi kayu yang umum ada di Indonesia. Tanaman ubi kayu
dikenal sangat luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunya
sebagai sayuran.
Tanaman ubi kayu dapat dibudidayakan dilahan sawah maupun kebun atau
perkarangan rumah.Untuk melakukan budidaya tanaman ubi kayu kita harus
menentukan lokasi budidaya yang tepat sehingga dicapai produkis optimal. Ubi
kayu merupakan tanaman tropis, tetapi dapat pula beradaptasi dan tumbuh dengan
baik di daerah sub-tropis. Tanaman ubi kayu tidak menuntut iklim yang spesifik
untuk pertumbuhannya. Secara umum, ubi kayu dapat tumbuh dengan baik pada
iklim dengan curah hujan: 1500-2.500 mm/thn. Sinar matahari yang dibutuhkan
bagi tanaman ubi kayu sekitar 10 jam/hari terutama untuk kesuburan daun dan
perkembangan umbinya. Tanaman ubi kayu dapat tumbuh pada ketinggian 2000
m dari permukaan air laut atau di sub-tropis dengan suhu rata-rata 16 C. Pada
ketinggian tempat sampai 300 m dpl, tanaman ubi kayu dapat menghasilkan umbi
dengan baik, akan tetapi tidak menghasilkan bunga. Sedangkan pada ketinggian
tempat mencapai 800 m dpl tanaman ubi kayu mampu menghasilkan bunga dan
biji. Bahan baku ubi kayu yang didapat dari daerah dataran tinggi akan
menghasilkan rendemen yang tinggi dibandingkan ubi kayu dari dataran rendah.
Ubi kayu yang ditanam pada daerah yang curah hujannya rendah memiliki kadar
air yang lebih rendah dibandingkan dengan ubi kayu yang ditanam pada daerah
dengan curah hujan yang tinggi.
Klasifikasi tanaman ketela pohon adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae atau tumbuh-tumbuhan
Divisi : Spermatophyta atau tumbuhan berbiji
Sub Divisi: Angiospermae atau berbiji tertutup
Kelas : Dicotyledoneae atau biji berkeping dua
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot utilissima

1.2 Tujuan
1. Agar mahasiswa mampu mengetahui tentang cara budidaya ubi kayu yang
baik dan benar.
BAB 2. METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Budidaya Ubi Kayu ini dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2017
pukul 15.00 WIB 17.00 WIB di Lahan Politeknik Negeri Jember

2.2 Alat dan Bahan


2.2.1 Alat
1. Cangkul
2. Koret
3. Gembor
4. Sabit
2.2.2 Bahan
1. Bibit ubi kayu
2. Pupuk phonska
3. Mulsa jerami
4. Papan nama

2.3 Prosedur Kerja


1. Mengolah lahan dengan menggunakan cangkul agar tanah menjadi gembur
2. Menanam ubi kayu dengan cara menancapkan hasil stek atau bibit ubi
kayu ke tanah dengan kedalaman sekitar 5-10 cm
3. Menutup bedengan dengan menggunakan mulsa jerami dengan tujuan
untuk meminimalisir pertumbuhan gulma
4. Melakukan perawatan dengan penyiangan dan pemberian pupuk
5. Pemupukan dengan menggunakan pupuk phonska dengan dosis 1 sendok
makan per tanaman diberikan dengan cara tugal.
BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Ubi Kayu


Ubi kayu atau singkong merupakan salah satu sumber karbohidrat yang
berasal dari umbi. Ubi kayu atau ketela pohon merupakan tanaman perdu. Bagian
Tanaman Ubi Kayu / Singkong Bagian tubuh tanaman singkong terdiri atas
batang, daun, bunga,umbi, dan kulit umbi.
Batang tanaman singkong berkayu, beruas ruas, dengan ketinggian bisa
mencapai lebih dari 3 m. Warna batang bervariasi, ketika masih muda umumnya
berwarna hijau dan setelah tua menjadi keputih putihan, kelabu, atau hijau
kelabu. Susunan daun singkong berurat, menjari dengan cangap 5 9 helai. Daun
singkong, terutama yang masih muda mengandung racun sianida, namun
demikian dapat dimanfaatkan sebagai sayuran. Bunga tanaman singkong berumah
satu dengan penyerbukan silang sehingga jarang berbuah. Umbi yang terbentuk
merupakan akar yang menggelembung dan berfungsi sebagai tempat penampung
makanan cadangan. Bentuk umbi biasanya bulat memanjang, terdiri atas kulit luar
tipis berwarna kecoklat coklatan, kulit dalam agak tebal berwarna keputih
putihan, dan daging berwarna putih atau kuning (tergantung varietasnya) yang
mengandung sianida dengan kadar yang berbeda. Umur Panen Ubi Kayu
biasanya bekisar 7 10 bulan.

3.2 Budidaya Ubi Kayu


Budidaya tanaman ubi kayu ini tergolong mudah dan tidak memerlukan
pekerjaan yang ekstra. Pertama yang harus dilakukan dalam melakukan budidaya
ubi kayau yaitu melakukan pengolahan lahan agar lahan lebih gembur dan dapat
juga sekaligus dilakukan pemberian pupuk dasar agar tanaman dapat memenuhi
nutrisinya. Kemudian tanah didiamkan selama satu minggu.
Sebelum dilakukan penanaman, terlebih dahulu menyiapkan bibit yang akan
ditanam. Pemilihan bibit terbaik yang merupakan varietas tahan dapat juga
meningkatkan nilai produksi dari ubi jalar. Penanaman dilakukan dengan jarang
tanam 30 cm x 30 cm dengan cara menancapkan bibit ubi kayu ke dalam tanah
dengan kedalaman sekitar 5-10 cm.
Untuk perawatan tanaman ubi kayu ini cukup mudah. Tanpa perawatan pun
tanaman ubi kayu ini juga mampu bertahan hidup dan menghasilkan ubi meskipun
hasilnya tidak terlalu baik. Perawatan yang biasanya dilakukan pada tanaman ubi
kayu yaitu penyiangan, pemupukan, dan penyiraman. Penyiangan dilakukan
dengan interval 1 minggu sekali. Penyiangan tersebut dilakukan dengan tujuan
agar tidak ada persaingan nutrisi di lahan tersebut. Pemupukan dilakukan satu kali
ketika usia tanaman 3 minggu. Untuk penyiraman atau pengairan pada tanaman
ubi kayu ini dilakukan ketika dibutuhkan saja. Karena dapat diketahui bahwa ubi
kayu merupakan tanaman yang tahan terhadap cekaman air. Untuk pemanenan ubi
kayu dilakukan dengan menggali disekitar tanaman kemudian tanaman dicabut.
Bagian yang diambil yaitu bagian umbi dari ubi kayu tersebut. Kriteria panen dari
ubi kayu dapat dilihat dari daunnya yang sudah mulai kering dan layu. Biasanya
memasuki usia tanaman sekitar 8-10 bulan.
Kendala yang dihadapi selama melakukan budidaya ubi kayu sebenarnya
sangat sangat sedikit. Namun ketika pelaksanaan di lapangan terjadi drainase
lahan yang buruk sehingga membuat lahan tersebut tenggelam dan harus
dilakukan menyedotan dengan menggunakan diesel. Kemudian curah hujan yang
tinggi juga dapat menyebabkan tanaman busun. Namun untungnya tidak ada
masalah pada tanaman yang diakibatkan dari kejadian tersebut.

3.3 Hama dan Penyakit


3.3.1 Hama
a. Uret (Xylenthropus)
Ciri-ciri hama ini yaitu berada dalam akar dari tanaman dengan gejala yaitu
tanaman mati pada tanaman yang usianya muda, karena akar batang dan umbi
dirusak. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan membersihkan sisa-sisa bahan
organik pada saat tanam dan atau mencampur sevin pada saat pengolahan lahan.
b. Tungau merah (Tetranychus bimaculatus)
Ciri-ciri hama ini yaitu menyerang pada permukaan bawah daun dengan
menghisap cairan daun tersebut dengan gejala daun akan menjadi kering.
Pengendaliannya dapat dilakukan dengan menanam varietas tahan dan dapat juga
dengan menyemprotkan air yang banyak.
3.3.2 Penyakit
a. Bercak daun bakteri
Penyebab penyakit ini adalah dari Xanthomonas manihotis atau Cassava
Bacterial Blight/CBG dengan gejala muncul bercak-bercak bersudut pada daun
lalu bergerak dan mengakibatkan pada daun kering dan akhirnya mati.
Pengendaliannya dapat dilakukan dengan menanam varietas yang tahan,
memotong atau memusnahkan bagian tanaman yang sakit, melakukan pergiliran
tanaman dan sanitasi kebun.
a. Layu bakteri (Pseudomonas solanacearum E.F. Smith)
Penyebab penyakit ini yaitu bakteri yang hidup di daun, akar dan batang
dengan gelaja daun yang mendadak menjadi layu seperti tersiram air panas. Akar,
batang dan umbi langsung membusuk. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan
melakukan pergiliran tanaman, menanam varietas yang tahan dan melakukan
pencabutan dan pemusnahan tanaman yang sakit berat.
b. Bercak daun coklat (Cercospora heningsii)
Penyebab dari penyakit ini adalah cendawan yang hidup di dalam daun
dengan gejala daun bercak-bercak coklat, mengering, lubang-lubang bulat kecil
dan jaringan daun mati. Pengendaliannya dapat dengan melakukan pelebaran
jarak tanam, penanaman varietas yang tahan, pemangkasan pada daun yang sakit
serta melakukan sanitasi kebun.
d. Bercak daun konsentris (Phoma phyllostica)
Penyebab penyakit ini adalah cendawan yang hidup pada daun dengan
gejala adanya bercak kecil dan titik-titik, terutama pada daun muda.
Pengendaliannya dapat dilakukan dengan memperlebar jarak tanam, mengadakan
sanitasi kebun dan memangkas bagian tanaman yang sakit .
3.2.3 Gulma
Sistem penyiangan/pembersihan secara menyeluruh dan gulmanya dibakar /
dikubur dalam dapat menekan pertumbuhan gulma. Namun demikian, gulma tetap
tumbuh. Khusus gulma dari golongan teki ( Cyperus sp.) dapat di berantas dengan
cara manual dengan penyiangan yang dilakukan 2-3 kali permusim tanam.
Penyiangan dilakukan sampai akar tanaman tercabut. Secara kimiawi dengan
penyemprotan herbisida.
BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwah budidaya ubi kayu
sangat mudah untuk dilakukan. Terlebih dikarenakan ubi kayu merupakan
tanaman yang tahan hama penyakit juga karena tidak perlu membutuhkan
perawatan ekstra untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai