Makalah BUDIDAYA Mangga
Makalah BUDIDAYA Mangga
Makalah BUDIDAYA Mangga
TANAMAN MANGGA
Disusun Oleh:
Risa
Kelas IX A
SMP ISLAM ABATA
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT berkat rahmat, taufik, dan hidayah-Nya
sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan
berhasil dengan baik tanpa adanya bimbingan dan sumbangan pemikiran dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga Allah
SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sebagai balasan atas amal baik
dari semua pihak. Penulis mengharap saran dan kritik membangun guna
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membacanya.
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
a. Tanah yang baik untuk budidaya mangga adalah gembur mengandung
pasir dan lempung dalam jumlah yang seimbang.
b. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok adalah 5.5-7.5. Jika
pH di bawah 5,5 sebaiknya dikapur dengan dolomit.
3. Tempat Ketinggian
Mangga yang ditanam didataran rendah dan menengah dengan ketinggian
0-500 m dpl menghasilkan buah yang lebih bermutu dan jumlahnya lebih
banyak dari pada di dataran tinggi.
3
pada umur 1,5 tahun. Okulasi dilakukan di musim kemarau agar
bagian yang ditempel tidak busuk.
c. Pencangkokan
Batang yang akan dicangkok memiliki diameter 2,5 cm dan berasal
dari tanaman berumur 1 tahun. Panjang sayatan cangkok adalah 5 cm.
Setelah sayatan diberi tanah dan pupuk kandang (1:1), lalu dibungkus
dengan plastik atau sabut kelapa.
2. Pengolahan Media Tanam
a. Persiapan
Penetapan areal untuk perkebunan mangga harus memperhatikan
factor kemudahan transportasi dan sumber air.
b. Pembukaan Lahan
1) Membongkar tanaman yang tidak diperlukan dan mematikan
alang-alang serta menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu
dari areal tanam.
2) Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yang
terlalu besar.
c. Pengaturan Jarak Tanam
Pada tanah yang kurang subur, jarak tanam dirapatkan sedangkan pada
tanah subur, jarak tanam lebih renggang. Jarak tanam standar adalah
10 m dan diatur dengan cara:
1) segi tiga sama kaki.
2) diagonal.
3) bujur sangkar (segi empat).
3. Teknik Penanaman
a. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat dengan panjang, lebar dan kedalaman 100
cm. Pada waktu penggalian, galian tanah sampai kedalaman 50 cm
dipisahkan dengan galian dari kedalaman 50-100 cm. Tanah galian
bagian dalam dicampur dengan pupuk kandang lalu dikeringanginkan
beberapa hari. Masukkan tanah galian bagian atas, diikuti tanah galian
bagian bawah. Pembuatan lubang tanam dilakukan pada musim
kemarau.
b. Cara Penanaman
Lubang tanam yang telah ditimbun digali kembali dengan
ukuran panjang dan mlebar 60 cm pada kedalaman 30 cm, taburi
lubang dengan furadan 10-25 gram. Polibag bibit digunting sampai ke
4
bawah, masukkan bibit beserta tanahnya dan masukkan kembali tanah
galian sampai membentuk guludan. Tekan tanah di sekitar batang dan
pasang kayu penyangga tanaman.
c. Penanaman Pohon Pelindung
Pohon pelindung ditanam untuk menahan hembusan angin yang
kuat. Jenis yang biasa dipakai adalah pohon asam atau trembesi.
4. Pemeliharaan Tanaman
a. Penyiangan
Penyiangan tidak dapat dilakukan sembarangan, rumput/gulma yang
telah dicabut dapat dibenamkan atau dibuang ke tempat lain agar tidak
tumbuh lagi. Penyiangan juga biasa dilakukan pada waktu
penggemburan dan pemupukan.
b. Penggemburan/Pembubunan
Tanah yang padat dan tidak ditumbuhi rumput di sekitar pangkal
batang perlu digemburkan, biasanya pada awal musim hujan.
Penggemburan tanah di kebun mangga cangkokan jangan dilakukan
terlalu dalam.
c. Perempelan/Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk membentuk kanopi yang baik dan
meningkatkan produksi. Ketika tanaman telah mulai bertunas perlu
dilakukan pemangkasan tunas agar dalam satu cabang hanya terdapat
34 tunas saja. Tunas yang dipilih jangan terletak sama tinggi dan
berada pada sisi yang berbeda. Tunas dipelihara selama kurang lebih 1
tahun saat tunas-tunas baru tumbuh kembali. Pada saat ini dilakukan
pemangkasan kedua dengan meninggalkan 2-3 tunas. Pemangkasan
ketiga, 1 tahun kemudian, dilakukan dengan cara yang sama dengan
pemangkasan ke-2.
d. Pemupukan
1) Pupuk organik
a) Umur tanaman 1-2 tahun: 10 kg pupuk kandang, 5 kg pupuk
kandang.
b) Umur tanaman 2,58 tahun: 0,5 kg tepung tulang, 2,5 kg abu.
c) Umur tanaman 9 tahun: tepung tulang dapat diganti pupuk
kimia SP-36, 50 kg pupuk kandang, 15 kg abu.
d) Umur tanaman > 10 tahun: 100 kg pupuk kandang, 50 kg
tepung tulang, 15 kg abu.
5
Pupuk kandang yang dipakai adalah pupuk yang sudah
tercampur dengan tanah. Pemberian pupuk dilakukan di dalam
parit keliling pohon sedalam setengah mata cangkul (5 cm).
2) Pupuk anorganik
a) Umur tanaman 1-2 bulan : NPK (10-10-20) 100
gram/tanaman.
b) Umur tanaman 1,5-2 tahun: NPK (10-10-20) 1.000
kg/tanaman.
c) Tanaman sebelum berbunga: ZA 1.750 gram/tanaman, KCl
1.080 gram/tanaman.
d) Tanaman waktu berbunga : ZA 1.380 gram/tanaman, Di
kalsium fosfat 970 gram/tanaman, KCl 970 gram/tanaman.
e) Tanaman setelah panen: ZA 2700 gram/tanaman, Di kalsium
fosfat 1.940 gram/tanaman, KCl 1.940 gram/tanaman.
e. Peningkatan Kuantitas Buah
Dari sejumlah besar bunga yang muncul hanya 0,3% yang
dapat menjadi buah yang dapat dipetik. Untuk meningkatkan
persentase ini dapat disemprotkan polinator maru atau
menyemprotkan serbuk sari diikuti pemberian 300 ppm hormon
giberelin. Dengan cara ini, persentase pembentukan buah yang dapat
dipanen dapat ditingkatkan menjadi 1,3%.
6
Gejala: daun menjadi berbisul dan daun menjadi berwarna
coklat, hijau dan kemerahan. Pengendalian: penyemprotan buah dan
daun dengan Ripcord, Cymbuth atau Phosdrin tiga kali dalam
seminggu, membakar daun yang terserang, menggemburkan tanah
untuk mengeluarkan kepompong dan memperbaiki aerasi.
d. Lalat buah
Gejala: buah busuk, jatuh dan menurunkan produktivitas.
Pengendalian: dengan memusnahkan buah yang rusak, memberi
umpan berupa larutan sabun atau metal eugenol di dalam wadah dan
insektisida.
e. Wereng ( Idiocerus clypealis, I. Niveosparsus, I. Atkinsoni)
Jenis wereng ini berbeda dengan yang menyerang padi. Wereng
ini menyerang daun, rangkaian bunga dan ranting sambil
mengeluarkan cairan manis sehingga mengundang semut api untuk
memakan tunas atau kuncup. Cairan yang membeku menimbulkan
jamur kerak hitam. Pengendalian dengan insektisida Diazinon dan
pengasapan seminggu empat kali.
f. Tungau (Paratetranychus yothersi, Hemitarsonemus latus)
Tungau pertama menyerang daun mangga yang masih muda
sedangkan yang kedua menyerang permukaan daun mangga bagian
bawah. Keduanya menyerang rangkaian bunga. Pengendalian dengan
menyemprotkan tepung belerang, insektisida Diazinon atau Basudin.
g. Codot
Memakan buah mangga di malam hari. Pengendalian: dengan
membiarkan semut kerangkeng hidup di sela daun mangga, memasang
kitiran angin berpeluit dan melindungi pohon dengan jaring.
2. Penyakit
a. Penyakit mangga
Penyebab: jamur Gloeosporium mangifera. Jamur ini menyebabkan
bunga menjadi layu, buah busuk, daun berbintik-bintik hitam dan
menggulung. Pengendalian: fungisida Bubur Bordeaux.
b. Penyakit diplodia
Penyebab: jamur Diplodia sp. Tumbuh di luka tanaman muda
hasil okulasi. Pengendalian: dengan bubur bordeaux. Luka
diolesi/ditutup parafin-carbolineum.
c. Cendawan jelaga
7
Penyebab: virus Meliola mangifera atau jamur Capmodium
mangiferum. Daun mangga yang diserang berwarna hitam seperti
beledu. Warna hitam disebabkan oleh jamur yang hidup di cairan
manis. Pengendalian: dengan memberantas serangga yang
menghasilkan cairan manis dengan insektisida atau tepung belerang.
d. Bercak karat merah
Penyebab: jamur Colletotrichum gloeosporiodes. Menyerang
daun, ranting, bunga dan tunas sehingga terbentuk bercak yang
berwarna merah. Penyakit ini sangat mempengaruhi proses
pembuahan. Pengendalian: pemangkasan dahan, cabang, ranting,
menyemprotkan fungisida bubuk bordeaux atau sulfat tembaga.
e. Kudis buah
Menyerang tangkai bunga, bunga, ranting dan daun. Gejala:
adanya bercak kuning yang akan berubah menjadi abu-abu.
Pembuahan tidak terjadi, bunga berjatuhan. Pengendalian: fungisida
Dithane M-45, Manzate atau Pigone tiga kali seminggu dan
memangkas tangkai bunga yang terserang.
f. Penyakit Blendok
Penyebab: jamur Diplodia recifensis yang hidup di dalam lubang yang
dibuat oleh kumbang Xyleborus affinis). Lubang mengeluarkan getah
yang akan berubah warna menjadi coklat atau hitam. Pengendalian:
memotong bagian yang sakit, lubang ditutupi dengan kapas yang telah
dicelupkan ke dalam insektisida dan menyemprot pohon dengan bubur
bordeaux.
3. Gulma
Benalu memberikan kerusakan dalam waktu pendek karena
menyebabkan makanan tidak diserap tanaman secara sempurna.
Pengendalian dengan memotong cabang yang terserang, menebang
tanaman yang diserang benalu dengan berat.
2.8 Panen
1. Ciri dan Umur Panen
Mangga cangkokan mulai berbuah pada umur 4 tahun, mangga
okulasi pada umur 5-6 tahun. Banyaknya buah panen pertama hanya 10-
15 buah, pada tahun ke 10 jumlah buah dapat mencapai 300-500
8
buah/pohon. Panen besar biasanya jatuh di bulan September-Oktober.
Tanda buah sudah dapat dipanen adalah adanya buah yang jatuh karena
matang sedikitnya 1 buah/pohon, warna buah arumanis/manalagi berubah
menjadi hijau tua kebiruan, warna buah mangga golek/gedok berubah
menjadi kuning/merah Buah yang dipetik harus masih keras.
2. Cara Panen
Pada saat pemetikan, buah jangan sampai terpotong, tercongkel
atau jatuh sampai memar. Buah dipetik di sore hari dengan menggunakan
pisau tajam atau dengan galah yang diujungnya terdapat pisau dan
keranjang penampung buah.
3. Periode Panen
Di Indonesia pohon mangga berbunga satu tahun sekali sehingga
panen dilakukan satu periode dalam satu tahun. Dari satu pohon, buah
tidak akan masak bersamaan sehingga dilakukan beberapa kali panen.
4. Perkiraan Produksi
Pohon muda okulasi menghasilkan 50-100 buah/tahun, meningkat
sampai 300-500 buah pada umur 10 tahun, 1.000 buah pada umur 15
tahun dan 2.000 buah pada waktu produksi maksimum di umur 20 tahun.
2.9 Pascapanen
1. Pengumpulan
Buah hasil panen dikumpulkan di tempat yang teduh.
2. Penyortiran dan Penggolongan
Mangga yang rusak dipisahkan dengan mangga yang mulus.
Setelah sortasi buah mangga dilap untuk menghilangkan getah yang dapat
menurunkan mutu terutama jika buah akan dipasarkan ke pasar swalayan
atau luar negeri. Buah yang akan dipasarkan di dalam negeri dapat
diperam untuk mempercepat pemasakan. Sortasi didasarkan berat buah
atau ukuran buah. Kelas berdasarkan berat buah antara lain:
a. Kelas I: > 320 gram/buah
b. Kelas II: 270 - 320 gram/buah
c. Kelas III: 200 - 270 gram/buah
Sedangkan berdasarkan ukuran buah dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. Klasifikasi Besar: arum manis > 17,5 cm, golek > 20 cm
b. Klasifikasi Sedang: arum manis 15 - 17,5 cm, golek 17,5 - 20 cm
9
c. Klasifikasi Kecil: arum manis < 15 cm, golek < 17,5 cm
3. Penyimpanan
Buah mangga yang telah dipetik disimpan ditempat yang kering, teduh
dan sejuk.
10
BAB III
KESIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Marhijanto, Drs & Setiyo Wibowo. 1994. Bertanam Mangga. Surabaya.
Bonus Trubus No. 345. 1998. Celah-celah Usaha Terpilih
Pracaya, Ir. 1998. Bertanam Mangga. Penebar Swadaya. Jakarta
Rismunandar. 1990. Membudayakan Tanaman Buah-buahan. Sinar Baru Bandung
Trubus No. 345. 1998. Memperbanyak Mangga di Pohon. Jakarta, Februari 2000
12