Sindrom Sirkulasi Serebral Posterior: Diagnosis & Management
Sindrom Sirkulasi Serebral Posterior: Diagnosis & Management
Sindrom Sirkulasi Serebral Posterior: Diagnosis & Management
Management
ABSTRAK
sirkulasi posterior yang patut diperhatikan untuk
Satu dari lima stroke terjadi pada sirkulasi manajemen pasien yang tepat. Review peneliti
posterior. Mendiagnosis stroke sirkulasi posterior menyediakan update, khusunya data uji coba terakhir
menjadi tantangan tersendiri, karena anatomi pada pengobatan intervensi stenosis arteri
pembuluh darah sangat bervariasi, dan gejala yang vertebralis, dan kami juga fokus pada gejala dan
muncul sering non-spesifik dan berfluktuasi. penanganan oklusi arteri basilar (BAO)
Namun, membuat sangatlah penting, karena stroke
berpotensi kambuh, & dapat mengancam ANATOMI DARI SIRKULASI POSTERIOR DAN
kehidupan. Penggunaan MRI merupakan pilihan VARIAN ANATOMI PENTING
untuk mendiagnosis lesi fossa posterior, manajemen Sirkulasi posterior terdiri dari arteri vertebral,
trombosis arteri basilar, dan penggunaan terapi arteri basilar, arteri serebral posterior dan
endovaskular untuk pencegahan sekunder, yang percabangannya (Figur 1). Arteri vertebralis berasal
sejauh ini, belum menunjukkan manfaat dalam dari arteri subklavia, meskipun kadang-kadang bisa
pengobatan stenosis arteri vertebralis atau basilar. berasal langsung dari arkus aorta. Sirkulasi posterior
Dalam ulasan ini, kami merangkum anatomi, biasanya dibagi menjadi empat segmen. Tiga
etiologi dan presentasi stroke sirkulasi posterior, segmen pertama Berada pada ekstrakranial: V1- dari
dan membahas pendekatan untuk manajemen. asal mula, masuk ke foramen transversum; V2 jalur
yang melalui foramen transversum; V3-loop yang
berasal dari C2 disekitar tulang atlas hingga ke dura.
PENGANTAR Segmen intrakranial (V4) berjalan dari dura ke
Sekitar satu dari lima stroke terjadi pada sirkulasi medula atas atau pons bawah. Mereka menyuplai
posterior.1 Meskipun kejadian ini relatif tinggi, arteri cerebellar posterior (PICA) bawah, yang
stroke sirkulasi posterior kurang mendapat perhatian memasok bagian medulla oblongata dan otak kecil.
dan penanganannya berbeda dibandingkan stroke Selanjutnya, setiap segmen V4 menyuplai cabang-
sirkulasi anterior. Penyebab potensialnya yakni cabang kecil yang bersatu dengan rekan
kesulitan mendiagnosis, alat investigasi non-invasif kontralateralnya untuk membentuk arteri spinalis
yang minim dan perbedaan fisiologi, patogenesis anterior. Kedua arteri vertebralis bersatu di
dan risiko. Mendiagnosis stroke sirkulasi posterior persimpangan pontomedullary untuk membentuk
dapat menantang, karena bisa muncul dengan gejala arteri basilar. Arteri basilar berjalan di sepanjang
non-spesifik, atau gejalanya dapat tumpang tindih pons anterior, menyuplai beberapa paramedian dan
dengan stroke sirkulasi anterior. Dulunya sulit percabangan pendek ke pons, arteri antero-inferior
melakukan pencitraan fossa posterior dan sistem cerebellar (AICA) dan arteri superior cerebellar
arteri vertebrobasilar sebelum ditemukannya MRI (SCA), sebelum terbagi menjadi dua arteri serebral
dan sekarang pencitraan non-invasif vaskular posterior (PCA) di persimpangan ponto-
dengan CT atau MR angiography (CTA, MRA) mesencephalic.
dapat digunakan. Walaupun mirip dengan sirkulasi
anterior, terdapat aspek-aspek tertentu dari gejala
klinis, potensi komplikasi dan manajemen stroke
Varian anatomi
Variasi anatomi umum dijumpai pada sirkulasi
posterior. Karena biasanya asimptomatis, penting
untuk menyadari hal tersebut, karena mungkin
berisiko terjadinya stroke.
Hipoplasia arteri vertebralis (Figur 2A) dijumpai
Gambar 2 Contoh varian anatomi sirkulasi
pada seperempat populasi umum, tetapi tampak
posterior. (A) Hypoplastic arteri vertebralis
lebih umum pada orang dengan stroke sirkulasi
(panah); (B) arteri serebral posterior di sebelah
posterior. Risiko stroke dapat meningkat karena
kanan (panah tebal), tidak ada arteri posterior
aliran dinamika yang asimetris, menyebabkan
terhubung di sebelah kiri (panah putus2); (C) infark
shear stress dan ateroma.
talamus bilateral,; (D) arteri vertebralis kanan
Prevalensi arteri Percheron, tidak diketahui,
berakhir di arteri cerebellar postero-inferior (panah
karena pembuluh darah ini terlalu terlalu kecil
tebal), pasien juga memiliki stenosis segmen V4 di
untuk terlihat di pada pencitraaan konvensional.
sebelah kiri (panah). kecil terlihat pada pencitraan
Oklusi arteri Percheron menyebabkan infark
konvensional.
bilateral dari talamus paramedian, dengan atau
varian anatomi lainnya termasuk hipoplasia
tanpa keterlibatan otak tengah rostral (Figur 2C).
atau aplasia segmen intrakranial arteri vertebralis,
yang berakhir di PICA, menyuplai pasokan darah
batang otak (Figur 2D). Hipoplasia arteri basilar
jarang dijumpai, dan sering dikaitkan dengan PCA
bilateral. Prevalensi arteri trigeminal persisten ialah
0,1-0,6%. arteri ini berasal dari arteri karotis
internal, dan beranastomosis dengan arteri
midbasilar. Bagian kaudal arteri basilar ke bagian
anastomosis biasanya hipoplasia.