Peran Cerebral Digital Subtraction Angiography (C-Dsa) Untuk Menegakkan Kelainan Di Bidang Neurologi
Peran Cerebral Digital Subtraction Angiography (C-Dsa) Untuk Menegakkan Kelainan Di Bidang Neurologi
Peran Cerebral Digital Subtraction Angiography (C-Dsa) Untuk Menegakkan Kelainan Di Bidang Neurologi
selanjutnya
ditemukannya
teknologi
mesin
DSA
dan Road
Map
Fluoroscopy yang hingga saat ini sudah memasuki generasi biplane dan 3 dimensi (2), namun
tampaknya para ahli saraf masih belum cukup familiar untuk menggunakan prosedur
pemeriksaan C-DSA guna membantu menegakkan diagnosis atau merencanakan terapi
selanjutnya pada saat mereka memberikan pelayanan kepada pasien-pasien mereka .
yang ada, seperti adanya stenosis, oklusi, aneurisma, vasospasme, AVM, ataupun fistula sehingga
para mereka bisa merencanakan strategi terapi selanjutnya.
Sejak adanya Computerized Tomography (CT) dan Magnetic Resonance (MR)
Angiography, maka kedua pemeriksaan itu menjadi pilihan utama bagi para ahli saraf karena
bersifat non invasif. Namun keduanya hanya mampu menurunkan dan tidak mengeliminasi
kebutuhan akan DSA, karena DSA tetap memiliki superioritas dan keunggulan dalam mendeteksi
suatu abnormalitas pada pembuluh darah ekstra dan intrakranial, terlebih untuk pembuluh darah
yang berukuran kecil dan letaknya distal .
7. Vaskulitis
2. Pemeriksaan C-DSA memberikan efektivitas dan keoptimalan dalam hal waktu bila kita
ingin
melakukan
sekaligus
pemeriksaan
pada
(setelah
CT scan kepala) dan sekaligus tindakan terapi trombolisis. Untuk trombolisis transarterial dapat dilakukan dalam rentang waktu sebelum 9 jam.
3. Dengan pemeriksaan C-DSA kita dapat mengetahui hasil yang lebih akurat bila kita
dihadapkan dengan suatu keadaan stenosis ataupun oklusi dibanding dengan pemeriksaan
lainnya.
Dengan pemeriksaan C-DSA kita bisa lebih memastikan berapa persen stenosis
yang terjadi? Apakah benar terjadi stenosis atau hanya hipoplasi? Bagaiman sifat dari
plak yang ada? Ulseratif atau non ulseratif ?
Dan bila memang terdapat stenosis kita dapat melihat dan memikirkan apakah perlu
dilakukan stenting dengan
melihat
kompensasi
atau
pola
aliran
darah
sisi
(5-6,10-12)
alergi
terhadap
bahan
kontras
yang
digunakan
saat
ischemic
attack,
gangguan
orientasi, disusul hematoma, luka pada bidang tindakan yang tidak kunjung
sembuh, dan nyeri pada lokasi bekas tindakan. Demikian pula pada anak-anak,
tindakan C-DSA akan aman untuk dilakukan.
- Hematoma
- Urtikaria
- Infeksi
- Transient hipotensi
- Transient disritmia
2. Lama terjadinya komplikasi :
a. Transient : durasi komplikasi berlangsung hingga 24 jam
b. Reversibel : durasi komplikasi berlangsung antara 24 jam hingga 7 hari
c. Permanen : durasi komplikasi berlangsung hingga lebih dari 7 hari
Non neurology
Neurology complication
Transient
Reversible
Permanent
Author
(%)
(%)
(%)
1000
0.5
0.1
0.5
483
1.2
0.7
0.4
2899
0.7
0.2
0.5
241
203
1.5
0.5
1.5
Burger,Murphy et al / 2006
(children )
5 Guo,Piza,Rubin,Dorsch et al / 2007
4
complication
14.7
0.05
19826
2.09
0.36
0.14
4.5
2924
0.34
0.45
0.41
1715
0.05
0.5
200
0.5
Usman FS,
9 Shakir / 2012
Tabel 1 . Daftar prevalensi komplikasi cerebral DSA dari berbagai sumber (5-12)
Frits Sumantri menulis, dari 75 kasus yang telah dikerjakan ( Januari 2009 November
2010 ) , tercatat beberapa data seperti :
1. Berdasarkan Jenis kelamin :
a. Laki laki : 47 orang ( 63% )
b. Perempuan: 28 orang ( 37% )
2. Berdasarkan jenis kasus :
a. CVD
: 73%
b. Non CVD : 27%
Simpulan
Tindakan C-DSA merupakan salah satu tindakan penunjang diagnostik yang masih belum
mendapat perhatian para ahli saraf. C-DSA mempunyai akurasi yang tinggi, banyak hal yang
dapat diperoleh dan digali guna mengetahui keadaan sebenarnya dari pasien dan
merencanakan strategi tindakan selanjutnya guna penatalaksanaan yang komprehensif .
Daftar Pustaka