Laporan PKL Di Instalasi Kab - Gow, Sulawesi Selatan
Laporan PKL Di Instalasi Kab - Gow, Sulawesi Selatan
Laporan PKL Di Instalasi Kab - Gow, Sulawesi Selatan
PENDAHULUAN
1
Instalasi atau UPTD ( Unit Pelaksanaan Teknis Daerah ) merupakan
Instalasi Farmasi dan Alat Kesehatan Dinas Kesehatan Gowa yang adalah instalasi
farmasi milik Pemerintah Kabupaten Gowa. Keberadaan Instalasi ini sangat
berarti karena dapat memudahkan puskesmas Se-wilayah Gowa untuk
memperoleh perbekalan farmasi dan alat kesehatan untuk pelayanan kesehatan,
pencegahan, dan pemberantasan penyakit di wilayah kerja masing-masing
Puskesmas di seluruh Kabupaten Gowa.
2
I.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL
Praktek kerja lapangan ini dilakukan pada tanggal 13 Maret s/d 24 Maret
2017, di Instalasi Farmasi Gowa, Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulawesi
Selatan.
3
BAB II
URAIAN UMUM
4
II.4 Pengelolaan Perbekalan Farmasi di UPTD Kabupaten/Kota
1. Perencanaan
2. Penerimaan
3. Penyimpanan
4. Pengadaan
5. Pengendalian Persediaan
6. Pengeluaran
7. Penghapusan
8. Pelaporan
9. Evaluasi kegiatan pengelolaan Obat
BAB III
URAIAN KHUSUS
5
UPTD Instalasi farmasi di kabupaten/kota mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan, penerimaan, penyimpanan dan pendistribusian
perbekalan farmasi serta peralatan kesehatan, pencegahan dan pemberantasan
penyakit dan pembinaan kesehatan masyarakat sesuai petunjuk Kepala Dinas
Kesehatan kabupaten/kota.
Untuk melaksanakan tugas tersebut Instalasi Farmasi kabupaten/kota
mempunyai beberapa fungsi antara lain:
1. Melakukan penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan dan pendistribusian
obat, alat kesehatan dan perbekalan farmasi
2. Melakukan penyimpanan, penyusunan rencana, pencatatan dan pelaporan
mengenai persediaan penggunaan obat, alat kesehatan dan perbekalan
farmasi.
3. Melakukan pengamatan terhadap mutu dan khasiat obat secara umum baik
yang ada dalam persediaan maupun yang akan didistribusikan
4. Melakukan urutan tata usaha keuangan, kepegawaian dan urusan dalam.
(SDK)
6
GUDANG FARMASI
OBTRA
PERAPOTIKAN
BAB IV
PEMBAHASAN
7
Tujuan perencanaan:
Tahap-tahap perencanaan:
1. Faktor Eksternal
a) Teknologi
b) Sosial budaya
c) Politik
d) Ekonomi
8
e) Peraturan Perundang-undangan
f) Pesaing
g) Penduduk
2. Faktor Internal
a) Rencana strategi
b) Anggaran
c) Estimasi produksi dan penjualan
d) Sistem marketing dan pasar
e) Pola penyakit
9
1. Dokter
2. Perawat
3. Apotek
4. Asisten Apoteker
5. Petugas administrasi
6. Petugas kesehatan lainnya
1. Metode Konsumsi
Metode konsumsi didasarkan atas analisa data konsumsi obat tahun
sebelumnya. Langkah pelaksanaan perhitungan rencana kebutuhan obat
menurut pola konsumsi sebagai berikut:
a) Pengumpulan dan pengelolaan data
b) Analisa data untuk informasi dan evaluasi
c) Perhitungan perkiraan kebutuhan obat
2. Metode Epidemiologi
Metode Epidemiologi didasarkan pada data jumlah kunjungan, frekuensi
penyakit dan standar pengobatan yang ada.
Langkah-langkah pokok dalam metode ini sebagai berikut:
a) Pengumpulan dan pengelolaan data
Menentukan jumlah penduduk yang akan dilayani
Menentukan jumlah kunjungan kasus berdasarkan frekuensi
penyakit
b) Menyediakan standar/pedoman pengobatan yang digunakan untuk
pendaftaran
c) Menghitung perkiraan kebutuhan obat
d) Penyesuaian dengan alokasi dana yang tersedia
10
Pengadaan adalah suatu proses untuk mengadakan obat yang
dibutuhkan di unit pelayanan kesehatan. Tujuan dari pengadaan yaitu
tersedianya obat dengan jenis dan jumlah yang tepat (dengan mutu yang
tinggi dan dapat diperoleh pada waktu yang tepat).
11
Untuk mendapatkan kemudahan dalam penyimpanan, penyusunan,
pencarian dan pengawasan obat-obatan, maka diperhatikan tata ruang
gudang dengan baik.
2) Pengawasan mutu
Mutu obat yang disimpan di gudang dapat mengalami perubahan
baik karena faktor fisik maupun kimiawi. Perubahan mutu obat dapat
diamati secara visual. Tanda-tanda perubahan mutu obat adalah sebagai
berikut :
a. Tablet
1. Terjadi perubahan warna, bau dan rasa
2. Kerusakan berupa noda, bintik-bintik, pecah, retak atau benda-
benda asing
3. Kaleng/botol rusak
b. Tablet salut
1. Pecah-pecah
2. Basah dan lengket satu dengan yang lainnya
3. Kaleng/botol rusak sehingga menimbulkan kelainan fisik
c. Kapsul
1. Perubahan warna isi kapsul
2. Kapsul terbuka, kosong, rusak atau melekat satu sama lainnya.
d. Cairan
1. Menjadi keruh atau timbul endapan
2. Konsistensi berubah
3. Warna atau rasa berubah
e. Salep
1. Warna berubah
2. Pot rusak atau bocor
f. Injeksi
1. Kebocoran wadah
2. Terdapat partikel asing pada injeksi
3. Warna larutan berubah
4. Larutan yang seharusnya kering tampak keruh atau ada
endapan
12
Kegiatan pengendalian pengawasan persediaan dilakukan melalui pengadaan
dan pendistribusian obat dan ditunjang dengan kegiatan pencatatan dan pelaporan.
Kegiatan pengendalian antara lain adalah menetapkan:
Pengeluaran barang dilakukan atas LPLPO yang dibuat oleh puskesmas lalu
dikirim ke gudang farmasi. Gudang farmasi lalu menyusun obat-obatan apa saja
yang dibutuhkan oleh puskesmas, kemudian Kepala Dinas menandatangani
setelah menyetujui dan mengembalikannya ke UPTD instalasi farmasi untuk
mengeluarkan barang, lalu dikirim ke puskesmas yang membutuhkan secara tetapi
dalam keadaan mendesak dapat secara lisan yang harus diikuti dengan peneguhan
tertulis.
Pada umumnya barang yang telah dikeluarlan oleh gudang digunakan untuk
keperluan pelayanan kesehatan di puskesmas. Puskesmas sebagai tempat
pelayanan kesehatan masyarakat dapat meminta obat sebagai persediaan di
puskesmas yang bersangkutan dengan cara panjar maupun sebagai jata bulanan
bagi puskesmas.
13
Barang yang telah dikeluarkan dari gudang dicatat oleh pencatatan dan evaluasi
pada buku harian pengeluaran barang. Buku harian memuat semua catatan
pengeluaran baik mengenai barang-barangnya maupun dokumen tersebut. Buku
harian tersebut setiap harinya ditutup dan dibubuhi paraf atau tandatangan Kepala
UPTD Instalasi Farmasi.
Tugas penghapusan:
14
jumlah penerimaan, pengeluaran dan sisa persediaan di UPTD Instalasi
Farmasi, kecuali Narkotik yang dilakukan tiap bulan
2. Laporan pencatatan barang akhir tahun anggaran
Sub seksi pencatatan dan evaluasi mempersiapkan atau membuat
pencatatan barang akhir tahun. Laporan pencatatan barang akhir tahun
anggaran dibuat pada setiap tahun anggaran yang memuat jumlah
penerimaan dan pengeluaran selama 1 tahun anggaran dan sisa
persediaan pada akhir tahun anggaran yang bersangkutan.
Untuk mengevaluasi harus mengadakan pembinaan supervisi dan
pengelolaan obat yang meliputi seluruh kegiatan yang menyangkut
pengelolaan obat yang meliputi:
a) Perencanaan pengorganisasian
Pengorganisasian meliputi kegiatan penataan dan pengaturan
undang-undang semua kegiatan untuk mencapai sasaran secara
efektif dan efesien.
b) Perencanaan pengawasan dan pengendalian
1. Pengawasan dan pengendalian adalah kegiatan yang
ditujukan untuk memantau semua kegiatan yang
dilaksanakan kemudian mengevaluasi dan harus ada
hasilnya
2. Supervisi pengelolaan obat adalah super kualitas yang
sangat tinggi baik berupa kedudukan, kemampuan dan
peranannya.
Jadi, pengertian supervisi ada 4, yaitu:
a. Proses pembinaan kerja untuk meningkatkan prestasi
petugas dan untuk mencapai tujuan organisasi
b. Sebagai kegiatan atau prosedur pengawasan dan
pengendalian
c. Kegiatan pengumpulan dan analisa data hasil
pelaksanaan pengawasan
d. Supervisi dimaksudkan untuk meningkatkan prestasi
staf secara berkesinambungan
3. Tahap kegiatan supervisi yaitu:
a. Menentukan pelaksanaannya (perorang)
15
b. Menentukan aspek atau fungsi pengelolaan obat yang
akan dilakukan
c. Menentukan metode
d. Menentukan waktu dan frekuensi
e. Menyusun daftar pertanyaan kegiatan
f. Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. UPTD Instalasi Farmasi adalah tempat penerimaan, penyimpanan,
pemeliharaan dan pendistribusian barang persediaan berupa obat dan
alat kesehatan.
16
2. Praktek klinik merupakan cara terbaik untuk menerapkan
pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh selama
menjalani pendidikan di bangku perkuliahan. Pelaksanaan praktek
klinik ini merupakan sarana pengenalan lapangan pekerjaan bagi
seluruh peserta didik agar dapat melihat, menerima dan menyerap
teknologi kesehatan yang telah ada di tengah masyarakat.
V.2 Saran
1. Kami sebagai Mahasiswa/i dalam melakukan Praktek Kerja
Lapangan tentu tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan bimbingan.
2. Kerja sama antara para staff perlu dipertahankan bahkan
ditingkatkan agar hal yang diinginkan tercapai.
3. Kebersihan gudang harus lebih diperhatikan.
17