Untitled
Untitled
Untitled
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
HARFINAH NH0520024
FIRGIN APRIYANI NH0520021
GUSTI KASMILA NH0520023
IKHSAN FAUZIH NH0520026
JUMIATI DATU NH0520032
LISAYANTI NH0520034
MEIZI SAMBA LANGI’ NH0520037
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Instalasi Farmasi rumah sakit”ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari dosen . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang instalasi farmasi rumah sakit bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu, selaku dosen matakuliah
farmasi rumah sakit yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Makassar, 23 September
Kelompok II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
I.I Latar Belakang..............................................................................................4
I.II Rumusan Masalah.....................................................................................5
I.III Tujuan........................................................................................................5
I.IV Manfaat......................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
A. Pengertian..................................................................................................6
B. Tugas, Tanggungjawab Dan Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit........7
C. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit..................................8
D. Ruang Lingkup........................................................................................10
E. Central Sterilization Supply Department (Cssd).....................................19
BAB III..................................................................................................................20
PENUTUP..............................................................................................................20
A. Kesimpulan..........................................................................................20
B. Saran....................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
I.IIRumusan Masalah
I.III Tujuan
I.IV Manfaat
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu unit di rumah
sakit tempat penyelenggaraan semua kegiatan pekerjaan kefarmasian yang
ditujukan untuk keperluan rumah sakit dan pasien. Pekerjaan kefarmasian
yang dimaksud adalah kegiatan yang menyangkut pembuatan,
pengendalian mutu sediaan farmasi, pengelolaan perbekalan farmasi
(perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi,
pencatatan, pelaporan, pemusnahan/penghapusan), pelayanan resep,
pelayanan informasi obat, konseling, farmasi klinik di ruangan.
IFRS merupakan suatu organisasi pelayanan di rumah sakit yang
memberikan pelayanan produk yaitu sediaan farmasi, perbekalan
kesehatan dan gas medis habis pakai serta pelayanan jasa yaitu farmasi
klinik (PIO, Konseling, Meso, Monitoring Terapi Obat, Reaksi Merugikan
Obat) bagi pasien atau keluarga pasien.
IFRS adalah fasilitas pelayanan penunjang medis, di bawah
pimpinan seorang Apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan kompeten secara profesional, yang
bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian,
yang terdiri atas pelayanan paripurna, mencakup perencanaan; pengadaan;
produksi; penyimpanan perbekalan kesehatan/sediaan farmasi; dispensing
obat berdasarkan resep bagi penderita rawat inap dan rawat jalan;
pengendalian mutu dan pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh
perbekalan kesehatan di rumah sakit; serta pelayanan farmasi klinis .
Menurut Permenkes no 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit, Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana
fungsional yang menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan
kefarmasian di Rumah Sakit . Pelayanan kefarmasian adalah suatdu
pelayanan langsung dan bertanggungjawab kepada pasien yang berkaitan
dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien. Instalasi Farmasi harus memiliki
Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian yang sesuai dengan beban kerja
dan petugas penunjang lain agar tercapai sasaran dan tujuan Instalasi
Farmasi. Ketersediaan jumlah tenaga Apoteker dan Tenaga Teknis
Kefarmasian di Rumah Sakit dipenuhi sesuai dengan ketentuan klasifikasi
dan perizinan Rumah Sakit yang ditetapkan oleh Menteri.
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup IFRS yaitu memberikan pelayanan farmasi berupa
pelayanan nonklinik dan klinik. Pelayanan nonklinik biasanya tidak secara
langsung dilakukan sebagai bagian terpadu, pelayanan ini sifatnya
administrasi atau manajerial seperti pengelolaan sediaan farmasi dan
pengelolaan perbekalan kesehatan dan interaksi profesional dengan tenaga
kesehatan lainnya. Pelayanan klinik mencakup fungsi IFRS yang
dilakukan dalam program rumah sakit yaitu Pelayanan obat di apotik/depo,
konseling pasien, pelayanan informasi obat, evaluasi penggunaan obat,
monitoring efek samping obat, pemantauan terapi obat.
I. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Pengelolaan
sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan merupakan suatu siklus
kegiatan, dimulai dari pemilihan, perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian,
penghapusan, administrasi dan pelaporan serta evaluasi yang
diperlukan bagi kegiatan pelayanan, dengan tujuan:
a. Mengelola perbekalan farmasi yang efektif dan efisien.
b. Menerapkan farmakoekonomi dalam pelayanan.
c. Meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga farmasi.
d. Mewujudkan sistem informasi manajemen berdaya guna dan tepat
guna.
e. Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan.
7) Pendistribusian
Pendistribusian adalah kegiatan yang mendistribusikan
perbekalan farmasi di rumah sakit untuk pelayanan individu
dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan
serta untuk mendukung pelayanan medis. Sistem distribusi
dirancang dari dasar yang mudah untuk dicapai oleh pasien
dengan mempertimbangkan sebuah. Efisiensi dan efektifitas
sumber daya yang ada Metode sentralisasi atau desentralisasi
Sistem floor stock, resep individu, dispensing dosis unit atau
kombinasi.
II. Farmasi Klinis
Pelayanan farmasi klinik adalah pelayanan langsung yang diberikan
kepada pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi dan
meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena obat. Pelayanan
farmasi klinik meliputi:
a.Pengkajian pelayanan dan resep
Pelayanan resep dimulai dari penerimaan, pemeriksaan
ketersediaan, pengkajian resep, penyiapan perbekalan farmasi
termasuk peracikan obat, pemeriksaan, penyerahan disertai
pemberian informasi. Pada setiap tahap alur pelayanan resep,
dilakukan upaya pencegahan terjadinya kesalahan pemberian obat
(medication error). Tujuan pengkajian pelayanan dan resep untuk
menganalisa adanya masalah terkait obat, bila ditemukan masalah
terkait obat harus dikonsultasikan kepada dokter penulis resep.
b.Penelusuran riwayat penggunaan obat
Penelusuran riwayat penggunaan obat adalah proses untuk
mendapatkan informasi mengenai seluruh obat/sediaan farmasi lain
yang pernah dan sedang digunakan, riwayat pengobatan dapat
diperoleh dari wawancara atau data rekam medik/pencatatan
penggunaan obat pasien.
e.Visite
Visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap
yang dilakukan apoteker secara mandiri atau bersama tim tenaga
kesehatan untuk mengamati kondisi klinis pasien secara langsung,
dan mengkaji masalah terkait obat, memantau terapi obat dan
reaksi obat yang tidak dikehendaki, meningkatkan terapi obat
yang rasional, dan menyajikan informasi obat kepada dokter,
pasien serta profesional kesehatan lainnya. Visite juga dapat
dilakukan pada pasien yang sudah keluar rumah sakit atas
permintaan pasien yang biasa disebut dengan pelayanan
kefarmasian di rumah (home pharmacy care). Sebelum
melakukan kegiatan visite apoteker harus mempersiapkan diri
dengan mengumpulkan informasi mengenai kondisi pasien dan
memeriksa terapi obat dari rekam medis atau sumber lain.
f. Pemantauan terapi obat (PTO)
PTO adalah suatu proses yang mencakup kegiatan untuk
memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi
pasien. Tujuan pemantauan terapi obat adalah meningkatkan
efektivitas terapi dan meminimalkan risiko ROTD.
g. Monitoring efek samping obat (MESO)
MESO merupakan kegiatan pemantauan setiap respons
terhadap obat yang tidak dikehendaki (ROTD) yang terjadi pada
dosis lazim yang digunakan pada manusia untuk tujuan
profilaksis, diagnosa, dan terapi. Efek samping obat adalah reaksi
obat yang tidak dikehendaki yang terkait dengan kerja
farmakologi.
h. Evaluasi penggunaan obat (EPO)
EPO merupakan program evaluasi penggunaan obat yang
terstrukturi dan berkesinambungan secara kualitatif dan
kuantitatif.
PENUTUP
F. Kesimpulan
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu unit di rumah
sakit tempat penyelenggaraan semua kegiatan pekerjaan kefarmasian yang
ditujukan untuk keperluan rumah sakit dan pasien. Pekerjaan kefarmasian
yang dimaksud adalah kegiatan yang menyangkut pembuatan,
pengendalian mutu sediaan farmasi, pengelolaan perbekalan farmasi
(perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi,
pencatatan, pelaporan, pemusnahan/penghapusan), pelayanan resep,
pelayanan informasi obat, konseling, farmasi klinik di ruangan.
Tugas IFRS yaitu melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi dan
pengelolaan perbekalan kesehatan. Tanggung jawab IFRS adalah
mengembangkan pelayanan farmasi yang luas dan terkoordinasi dengan
baik dan tepat untuk memenuhi kebutuhan unit pelayanan yang bersifat
diagnosis dan terapi untuk kepentingan pasien yang lebih baik. IFRS
berfungsi sebagai unit pelayanan dan unit produksi. Unit pelayanan yang
dimaksud adalah pelayanan yang bersifat manajemen (nonklinik) dan
pelayanan farmasi klinik.
Central Sterilization Supply Department (CSSD) atau instalasi
pusat pelayanan sterilisasi merupakan satu unit atau departemen dari
rumah sakit yang menyelenggarakan proses pencucian, pengemasan,
sterilisasi terhadap semua alat atau bahan yang membutuhkan kondisi
steril.
G. Saran
Diharapkan dengan adanya berbagai macam pembahasan tentang
instalasi farmasi rumah sakit dapat membantu setiap kalangan untuk
menambah pengetahuan tentang keadaan atau bagaimana pengelolaan
farmasi di rumah sakit. Khususnya membantu muda mudi yang ingin tahu
banyak tentang instalasi farmasi rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA