Igm Printt
Igm Printt
Igm Printt
Oleh :
1. Ni Nayoman Sri M.
(713902S.11.045)
(713902S.11.0)
3. Mila Soleha
(713902S.11.0)
4. Aspian
(713902S.11.0)
DIPLOMA KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2013
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA FARMASI
DI PBF PT. INDOFARMA GLOBAL MEDIKA
Jalan Bungkarno No. 76 Mataram, NTB
Tanggal 17 s/d 22 Juni 2013
Disetujui oleh :
PEMBIMBING AKADEMIK
PEMBIMBING LAHAN
( Sri Mulyani,SE )
Mengetahui
Kaprodi Farmasi Diploma Kesehatan
KATA PENGANTAR
2
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
Laporan Praktek Farmasi di PBF (Pedagang Besar Farmasi) PT. Indofarma
Global Medika Cabang Mataram tepat pada waktunya.
Hasil laporan ini kami susun berdasarkan dari pelaksanaan praktek
farmasi di PBF PT. Indofarma Global Medika. Pelaksanaan Praktek Kerja
Farmasi ini merupakan kewajiban dan persyaratan yang harus dilaksanakan
oleh setiap mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Mataram, berkat
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka laporan ini dapat kami
selesaikan, tidak lupa kami menyampaikan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Ir. Hanafi Abdurrahman, MP selaku Direktur Diploma Kesehatan
Universitas Muhammadyah Mataram.
2. Dzun Haryadi Ittiqo, S. Farm, Apt selaku kepala program studi D3
Farmasi Universitas Muhammadyah Mataram.
3. Ahmad Marzuki S.P selaku kepala cabang PT. Indofarma Global
Medika cabang Mataram.
4. Sri Mulyani selaku pembimbing lahan di PT. Indofarma Global Medika
Cabang Mataram.
5. Nirtanti Harwiningtyas, S. Farm, Apt selaku pembimbing akademik.
6. Para staf dan Karyawan PBF PT. Indofarma Global Medika yang telah
banyak membantu dan membimbing kami selama praktek kerja
farmasi.
7. Seluruh panitia pelaksana Praktek Kerja Farmasi periode 2013.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan kemampuan yang
kami miliki , untuk itu kami mengaharapkan kritik dan saran kepada semua
pihak yang bermanfaat untuk penyusunan laporan kami.
Mataram, Juni 2013
BAB I
3
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Diploma Kesehatan Farmasi adalah penyelenggara pendidikan
guna menghasilkan tenaga pelayanan kesehatan khususnya dibidang
Farmasi. Untuk menghasilkan tenaga farmasi tingkat diploma, maka
penyelenggara pendidikan terutama proses mengajar perlu ditingkatkan
secara terus-menerus baik kuantitas maupun kualitasnya. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan diantaranya dengan memberikan
pengalaman kerja kepada peserta didik melalui latihan kerja yang
disebut Praktek Kerja Farmasi (PKF).
Bahwa keterampilan yang secara intensif diberikan di
Laboratorium sekolah hanyalah keterampilan dasar umum bekerja di
Laboratorium Farmasi yaitu keterampilan meracik obat, mengenal
bahan obat dan alat-alat kesehatan dengan jumlah yang terbatas.
Keterampilan lain misalnya perencanaan, pengadaan, pengendalian
obat di dalam suatu perusahaan yang mengelola obat dalam suatu
pabrik tertentu, penerapan sikap yang baik sebagai tenaga kesehatan
yang lain dan cara pemecahan masalah yang terjadi di lapangan tidak
diberikan secara khusus. Untuk itu praktek kerja farmasi di lapangan
merupakan cara yang terbaik untuk menerapkan kemampuan dan
keterampilan yang diperoleh selama mengikuti pendidikan.
PKF merupakan sarana pengenalan lapangan kerja bagi peserta
didik. Dengan mengikuti PKF, peserta didik dapat melihat, mengetahui,
menerima, dan menyerap teknologi kesehatan yang ada di masyarakat.
Dengan kata lain PKF merupakan masa orientasi bagi peserta didik
sebelum langsung bekerja dimasyarakat. Disisi lain PKF dapat
digunakan sebagai sarana informasi terhadap dunia pendidikan
kesehatan, sehingga pendidikan kesehatan dapat mengembangkan diri
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan adanya pedoman PKF
calon
Asisten
Apoteker
yang
bermutu,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian PBF (Pedagang Besar Farmasi)
Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan berbentuk badan
hukum yang memiliki ijin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran
perbekalan farmasi dalam jumlah besar sesuai ketentuan perundangundangan yang berlaku.(pp no 1148/MENKES/PER/VI/2011)
Batasan mengenai pedagang besar farmasi (PBF) yaitu (pp no
1148/MENKES/PER/VI/2011) :
a. Perbekalan farmasi adalah perbekalan yang meliputi obat, bahan obat dan
alat kesehatan.
b. Sarana pelayanan kesehatan adalah apotek, rumah sakit atau unit
kesehatan lainnya yang ditetapkan menteri kesehatan, toko obat dan
pengecer lainnya.
Pedagang Besar Farmasi (PBF) wajib memenuhi persyaratan sebagai
berikut .(pp no 1148/MENKES/PER/VI/2011(pasal 4)) :
1. Dilakukan oleh badan hukum berbentuk PT, PN maupun perusahaan
patungan (antara PMA berijin dan PN).
2. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
3. Anggota direksi tidak pernah terlibat pelanggaran ketentuan perundangundangan dibidang farmasi.
Pedagang
Besar
Farmasi
dalam
kelancaran
penyelenggaraan
2.
3.
4.
Kartu persediaan
PBF wajib membuat laporan pendistribusian obat pertriwulan, sehingga
2. Sebagai penyedia perbekalan farmasi untuk apotik, rumah sakit, toko obat
dan pengecer lainnya serta unit kesehatan lain.
3. Untuk membantu pemerintah dalam mencapai tingkat kesempurnaan
penyediaan obat-obatan untuk pelayanan kesehatan.
4. Sebagai penyalur tunggal obat-obatan golongan narkotik dimana PBF
khusus, yang melakukannya adalah PT. KIMIA FARMA.
5. Sebagai aset atau kekayaan nasional dan lapangan kerja.
6. Tempat menyediakan dan menyimpan perbekalan farmasi yang meliputi
obat, bahan obat, dan alat kesehatan.
7. Sebagai sarana yang mendistribusikan perbekalan farmasi ke sarana
pelayanan kesehatan masyarakat yang meliputi : apotek, rumah sakit, toko
obat berizin dan sarana pelayanan kesehatan masyarakat lain serta PBF
lainnya.
8. Membuat laporan dengan lengkap setiap pengadaan, penyimpanan,
penyaluran, perbekalan farmasi sehingga dapat di pertanggung jawabkan
setiap dilakukan pemeriksaan. Untuk toko obat berizin, pendistribusian
obat hanya pada obat-obatan golongan obat bebas dan obat bebas terbatas,
sedangkan untuk Apotek, rumah sakit dan PBF lain melakukan
pendistribusian obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras dan obat keras
tertentu.
2.3 Larangan Bagi Pedagang Besar Farmasi
Pedagang Besar Farmasi di larang :
1. Menjual Perbekalan Farmasi secara eceran baik di tempat kerjanya atau di
tempat lain.
2. Melayani Resep Dokter
3. Melakukan pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran narkotika tanpa izin
khusus dari Mentri kesehatan.
2.4 Peraturan Perundang-Undangan
Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di PBF Asisten Apoteker
Penanggung jawab PBF harus memiliki surat izin kerja. Keputusan Mentri
kesehatan Apoteker( pp no 51 tahun 2009) :
9
Ayat (1)
Setiap fasilitas distribusi atau penyaliuran sediaan farmasi (PBF) harus
memiliki
2.
Ayat (2)
Apoteker sebagai penanggung jawab sebagaimana diatur dalam ayat (1)
dapat dibantu oleh Apoteker pendamping dan/atau Tenaga Teknis
Menurut Pasal 17 PP No.51 tahun 2009 tentang Pekerjaan
Pnyaluran sediaan farmasi (PBF) wajib dicatat oleh Tenaga kefarmasian sesuai
tugas dan fungsinya.
10
11
BAB III
PT. INDOFARMA GLOBAL MEDIKA
3.1 Sejarah PT. Indofarma Global Medika
PT. Indofarma Global Medika cabang mataram adalah salah satu
perusahaan jasa distribusi produk farmasi dan medical equipment dengan 10
orang karyawan. PT. Indofarma Global Medika meupakan PBF yang
didirikan pada tahun 2000 bertempat di jalan Bungkarno No. 76 Mataram
Nusa Tenggara Barat. PT Indofarma Global Medika merupakan anak dari PT.
Indofarma Persero dengan klasifikasi Cabang kelas III yang berperan sebagai
distributor dan pemasaran produk farmasi termasuk alat kesehatan dengan 30
cabang diseluruh Indonesia dan salah satunya terletak di Mataram beserta
satu Kantor Pusat.
Selama kurang lebih 13 tahun PT. Indofarma Global Medika telah
membangun reputasinya dengan para pelanggan dan dapat mendistribusikan
produk yang dimilikinya pada sasaran yang tepat, sehigga sampai sekarang
PT. Indofarma Global Medika dapat tetap berdiri menjadi salah satu
perusahaan PBF dan dapat bersaing dengan pedagang besar farmasi lainnya.
Dasar budaya kerja di Indofarma Global Medika adalah :
1. Jujur, bertanggung jawab
2. Di siplin dan dapat diandalkan
3. Ramah, terbuka dan Royal
4. Motivasi dan Inofatif
5. Saling menghargai dan kerja sama
6. Berbakti kepada negara di bidang distribusi
7. Bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa
Filosofi PT. Indofarma Global Medika yaitu :
1. Sekecil apapun konstribusi kami untuk perusahaan akan dihargai.
2. Konstribusi kami yang besar adalah konstribusi yang membangun
perusahaan.
3. Konstribusi kami yang besar dan memberi aura positif akan membuat exis
dan langgeng.
12
Melambangkan Harapan,
Kemuliaan, dan Kejayaaan
Optimis,
Warna Biru
Melambangkan
Ketenagan,
Kewibawaan dan Kepercayaan
penempatan
karyawan
cabang
dan
mengelola
administrasi SDM
14
Menerima surat pesanan dari sales maupun via telpon dan fax.
Menandatangani Faktur.
Medika seperti :
a. Kepala Administrasi
Membuat dan Menyusun rencana kebutuhan dan dana operasional,
estimasi tagihan dan budget biaya.
Memberikan laporan-laporan yang diminta oleh pimpinan.
Melakukan Pemeriksaan atas keabsahan bukti-bukti penarikan dan
pengeluaran uang sesuai standar Operasional.
b. Kasir
Mengeluarkan uang sesuai bukti-bukti dan syarat transaksi dengan
benar.
15
: -Amoxicilin
-Captopril
-Omeprazol, dll
Otsuka
: -Otsu RL
: -Otsu NS
: -Otsu D5, dll
OGB
:-
Widatra
: -RL
-Nacl, dll
18
Blood set
Spuit
Kondom
Masker
Dan lain-lain.
Untuk sediaan vaksin dan serum tidak didrop langsung oleh Depo
center tapi atas permintaan dari PBF sendiri. Cara pengiriman, penyimpanan
dan pendistribusiannya pun berbeda dengan sediaan-sediaan lainnya, vaksin di
PT. Indofarma Global Medika cabang mataram tidak tersedia stoknya,
sedangkan untuk serum yang tersedia hanya albumin. Vaksin dan serum
disimpan di Chiler dengan suhu pengiriman min 20C dan max 10oC tergantung
dari jenis serum dan vaksin yang dikirim. Pengiriman vaksin dan serum harus
beserta packing slip dan harus dicatat suhunya.
disimpan di Ice Bag ketika akan didistribusikan ke outlet, sebelum dan sesudah
pengiriman vaksin ataupun serum tetap diukur suhunya dan dicatat untuk
mengontrol penurunan suhu untuk menjaga kualitas ataupun mutu tetap terjaga.
19
BAB IV
URAIAN HASIL KEGIATAN
DAN PEMBAHASAN PRAKTEK KERJA FARMASI
Praktek Kerja Farmasi di PBF PT. Indofarma Global Medika (IGM)
cabang Mataram yang telah dilaksanakan mulai tanggal 24 s/d 29 Juni 2013
memberikan banyak pengetahuan tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
proses pengelolaan dan pendistribusian perbekalan farmasi dan alat kesehatan.
Penempatan mahasiswa PKF selama 6 hari yakni di bagian fakturis,
keuangan/administrasi dan gudang. Penempatan PKF paling banyak di bagian
gudang dan fakturis karena pada bagian tersebut transaksi dan pekerjaan yang
berhubungan dengan farmasis paling banyak dilakukan. Dalam hal tersebut
mahasiswa langsung ikut membantu pekerjaan dari petugas gudang dan fakturis
agar lebih mengetahui gambaran dari pekerjaan tersebut pada tingkat PBF
(Pedagang Besar Farmasi).
4.1
Kegiatan Mahasiswa
Kegiatan mahasiswa di beberapa bagian selama Praktek Kerja
Farmasi antara lain :
4.1.1 Kegiatan di Bagian Administrasi
Yang berperan pada bagian ini yaitu Apoteker Penanggung
jawab dari PT. Indofarma Global Medika. Mahasiswa PKF juga
diberi kesempatan untuk ikut melakukan beberapa kegiatan yang
dilakukan oleh petugas bagian administrasi seperti mengentry barang
yang akan dipesan, membuat faktur, dan lain-lain. Berikut ini
merupakan kegiatan di bagian administrasi :
Menyusun faktur berdasarkan tanggal, nomor faktur, dan nama
barang yang dipesan oleh outlet. Dimana faktur obat dibedakan
dengan faktur alkes.
Menginput Barang keluar sesuai faktur sesuai dengan surat
pesenan.
20
Pembayaran
dilakukan
bisa
dengan
cash
dan
1 (warna putih)
barang
dilakukan
untuk
menghindari
23
o Nama barang
o Bentuk sediaan
o Kemasan
o Nama pabrik
o No. Registrasi
o No. Faktur
o Dari mana barang tersebut diterima atau untuk outlet mana
barang tersebut dikeluarkan
o Tanggal masuk atau keluarnya barang
o Jumlah masuk atau keluarnya barang
o No. Batch
o Ex.Date
o Jumlah sisa stok obat atau alkes yang ada.
4.2 Ruang Lingkup Kegiatan
PT. Indofarma Global Medika Cabang Mataram merupakan
perusahaan di bawah naungan BUMN yang mengelola perbekalan farmasi
dan alat kesehatan. Maka dari itu, kegiatan yang dilakukan tidak lepas dari
kegiatan
pengelolaan,
pengadaan,
penyimpanan
dan
pendistribusian
dipesan seperti sisa stok, GIT (good in transit) yang merupakan item
barang yang masih dalam perjalanan atau pengiriman dari tempat
pemesanan, SOIT (SO in transit) yang merupakan item barang akan
dilayani oleh pusat atau tempat pemesanan, dan lain-lain.
Pembelian barang-barang dilakukan dengan memesan ke Depo
Central yang ada di Jakarta dari Indofarma. Stok barang-barang atau
obat-obat yang dipesan untuk digunakan selama sebulan kedepan,
misalnya melakukan pemesanan pada bulan Juni maka pemesanan
berikutnya dilakukan pada bulan juli. Apabila barang atau obat yang
dipesan dalam jangka satu bulan stoknya telah habis, maka PT IGM
cabang mataram memesan melakukan order kembali dengan (PR
Purchasing Request) dan dikirim melalui jasa udara untuk yang CITO.
Barang atau obat yang telah dipesankan disalurkan ke apotek, rumah
sakit, dan outlet-outlet lain, selain itu juga akan disalurkan untuk
program lain seperti askes dan GFK melalui pengadaan Dinas
Kesehatan.
Obat-obat yang masuk maupun yang datang harus dibukukan
dalam buku khusus gudang. Kepala Gudang atau petugas gudang
sedapat mungkin menghindari dead stok dan lost stok. Artinya dimana
terjadi kekosongan permintaan terhadap item obat atau alkes tersebut
dan terjadi kekosongan stok ketika terjadi permintaan oleh outlet.
4.2.2 Pengadaan
PBF PT. Indofarma Global Medika Cabang Mataram melakukan
pengadaan obat dan alat kesehatan dari Indofarma Pusat/ Depo central
yang merupakan hasil pabrikan dari Indofarma. Obat-obat yang
diadakan lebih banyak obat generik berlogo. Ada juga beberapa obat
paten yang merupakan hasil produksi dari Indofarma. Proses pengadaan
obat harus ada persetujuan dari kepala cabang dan Pt. IGM pusat
sebagai pengendali permintaan obat.
Pengadaan obat tergantung dari kebutuhan obat di gudang sesuai
perhitungan pada PR. Setelah obat atau barang datang di cek fisik obat
25
dengan surat jalan atau packing List, kertas kerja akan ada dalam
bentuk GR (Good Reseipt).Tetapi, tidak semua obat-obat tersebut
didatangkan atau berasal dari Indofarma/Depo central. Ada juga obatobat yang didatangkan dari kantor cabang IGM daerah lain atau IPS
maupun PBF lain yang sudah memiliki kesepakatan (MOU) yang
menunjuk IGM sebagai distributor dalam proses pengelolaan termasuk
di dalamnya pengadaan perbekalan farmasi.
Untuk pengadaan Obat Keras Tertentu didatangkan dari
Indofarma pusat / Depo Central dengan surat pesanan khusus yang
kemudian akan diproses dan siap dikirimkan sesuai dengan pesanan.
Pemesanan Obat Keras Tertentu seperti obat golongan psikotropika
dilakukan secara khusus yang pemesanannya hanya boleh dalam jumlah
tertentu dan hal tersebut harus ditaati. Sehingga pemesanannya tidak
boleh berlebihan dan terjadi dead stok. Pengantaran Obat Keras
Tertentu dari Indofarma pusat harus lewat udara dengan pengepakan
khusus (ditempatkan dengan peti kemas).
4.2.3
Penerimaan
Penerimaan obat yang dipesan harus disertai dengan surat jalan
yang sudah mendapat persetujuan atau sudah ditanda tangani oleh
bagian tempat pemesanan obat, dan penerima pesanan sebagai tanda
bukti penerimaan obat. Kegiatan penerimaan obat di PBF Indofarma
Global Medika dilakukan dengan mengecek barang yang datang
disesuaikan dengan nomor bacth, tanggal expired, quantity barang,dan
lain-lain yang tertera pada GR untuk menghindari terjadi kesalahan
dalam pengolahan data.
Selain itu, data yang sudah terupdate harus disesuaikan juga
dengan sistem agar dapat di monitoring oleh kantor pusat IGM. Barang
yang diterima rutin dikirim melalui tim ekspedisi untuk persediaan tiap
satu bulan kedepan. Untuk Obat Keras Tertentu (OKT) khusus hanya
diterima dari Indofarma pusat / Depo Central di Jakarta dengan SP
26
khusus yang asli dan terdiri dari syarat syarat lainnya. Berikut adalah
hal-hal penting dalam penerimaan barang :
a. Packing List atau surat jalan yang di bawa oleh expedisi di cocokkan
dengan Quantyti dan nama barang.
b. Petugas Gudang menerbitkan (GR Good Recipe) yang mengacu
kepada nomor packing list dengan item barang dan Quantyti yang
diterima.
c. Jika (GR Good Recipe) sudah terbit, maka barang yang diterima
disusun dan diatur sesuai lokasi gudang.
4.3.4 Penyimpanan
Setelah proses penerimaan obat dan alkes, petugas gudang
selanjutnya melakukan penyimpanan barang sesuai dengan aturan yang
ditetapkan untuk standar gudang. Selain itu, di gudang farmasi PBF
IGM, dibedakan menjadi beberapa kode untuk penyimpanan obat sesuai
dengan bentuk sediaan dan kondisi seharusnya tempat peletakan obat.
Tidak semua obat harus disimpan pada suhu tertentu, adapula obat yang
disimpan pada suhu normal,semua obat harus didalam gudang harus
diletakkan di atas valet.
Pembagian gudang di IGM cabang mataram berdasarkan kode :
a. Gudang 82A : Distribusi Normal
b. Gudang 82C : Desantralisasi
c. Gudang 82D : Good Intrancipt
d. Gudang 82F : Gudang Tender
e. Gudang 82E : Gudang ED
Pengaturan suhu dilakukan dengan tujuan agar obat yang
disimpan di gudang, pada saat dilakukan pengepakan obat dalam
keadaan baik. Suhu yang tidak sesuai akan merusak obat. Misalnya saja
pada serum, apabila serum disimpan pada suhu yang ruangan, maka
obat tersebut dapat rusak dan tidak dapat digunakan sehingga harus
disimpan pada suhu min 2oC dan max 10oC. Selain itu obat yang harus
disimpan pada suhu yang dingin adalah vaksin, injeksi dan supositoria.
27
Vaksin harus disimpan pada kulkas, tetapi suhunya harus diatur sesuai
ketetapan suhunya (suhu kamar), dengan menyesuaikan sediaan dengan
ketentuan suhunya sehingga kualitas sediaan dapat terjamin dan tetap
terjaga.
Untuk memudahkan proses pengambilan obat, petugas mengatur
sedemikian rupa pemajangan obat di rak sesuai dengan nomor batch
dan tanggal kadaluwarsanya.
4.3.5
Pelaporan
PT. IGM Cabang Mataram merupakan salah satu PBF yang
mengelola perbekalan farmasi di bawah naungan BUMN sehingga
dalam proses pengelolaannya harus dilakukan pelaporan yang sudah
sesuai dengan aturan yang berlaku.
Pelaporan obat, dilakukan 3 bulan sekali paling lambat
dilaporkan pada tanggal 20 bulan berjalan. Untuk pelaporan
Psikotropika dilakukan setiap bulan paling lambat pada tanggal 10
bulan berjalan. Pengiriman laporan triwulan (3 bulan) atau laporan
Dinamika pbf dilakukan via email oleh apoteker penanggung jawab
yang sekaligus merangkap dalam urusan fakturis.
Pelaporan OKT tersebut dilaporkan ke BPOM pusat, tembusan
BPOM Provinsi dan kemudian ke Dinas Ksehatan Provinsi. Sedangkan
untuk pelaporan seluruh item obat yang keluar maupun yang masuk
(Laporan Dinamika PBF) dilaporkan oleh PBF kepada Departemen
Kesehatan Pusat tembusan Dinas Kesehatan Provinsi dan kemudian ke
Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Mataram.
4.3.6
Distribusi
Selama PKF di PBF, mahasiswa hanya sedikit berperan dalam
kegiatan distribusi obat. Misalnya dalam proses pemotongan barang di
kartu stok, pembuatan SO Packing List, pembuatan SO Packing Slip,
pembuatan faktu dan lain-lain.
Alur dalam proses distribusi barang yaitu pertama-tama
salesman melakukan promosi penjualan ke outlet-outlet berdasarkan
28
29
BAB V
PENUTUPAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan peraktikum di PBF Indofarma Global Medika
Cabang Mataram selama 6 hari, kami dapat mengambil beberapa kesimpulan
antara lain :
1. PT Indofarma Global Medika merupakan anak dari PT. Indofarma Persero
dengan klasifikasi Cabang kelas III yang berperan sebagai distributor dan
pemasaran produk farmasi termasuk alat kesehatan dengan 30 cabang
diseluruh Indonesia dan salah satunya terletak di Mataram beserta satu
Kantor Pusat.
2. Di gudang farmasi PBF IGM, dibedakan menjadi beberapa kode untuk
penyimpanan obat sesuai dengan bentuk sediaan dan kondisi seharusnya
tempat peletakan obat. Tidak semua obat harus disimpan pada suhu
tertentu, adapula obat yang disimpan pada suhu normal.
3. PT. Indofarma Global Medika Cabang Mataram merupakan perusahaan di
bawah naungan BUMN yang mengelola perbekalan farmasi dan alat
kesehatan. Maka dari itu, kegiatan yang dilakukan tidak lepas dari kegiatan
pengelolaan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian perbekalan
farmasi dan alat kesehatan.
4. PKF yang dilaksanakan di PBF IGM Cabang Mataram memberikan
banyak informasi mengenai PBF tempat melakukan praktik kerja farmasi.
5.2 Saran
Berikut adalah saran-saran yang kiranya dapat menjadi pelengkap
dalam melakukan pekerjan yang lebih baik lagi dimasa sekarang dan
kedepannya.
1. PT. Indofarma Global Medika Cabang Mataram diharapkan dapat lebih
teliti
dan
meningkatkan
pelayanan
dalam
melakukan
pekerjaan
30
31