Makalah Perlindungan Hutan
Makalah Perlindungan Hutan
Makalah Perlindungan Hutan
Kelompok 2
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2017
I. PENDAHULUAN
berbagai fungsi produksi dan perlindungan, dan apabila direncanakan dengan baik dari hutan
tanaman dapat diperoleh pula kestabilan lingkungan. Pembangunan hutan tanaman umumnya
dilakukan dengan pola tanam satu jenis (monokultur), sehingga hutan tanaman merupakan
suatu ekologi binaan dengan budidaya pohon hutan, dan menerapkan silvikultur intensif.
pertanaman monokultur tersebut sangatlah rentan terhadap kerusakan hutan yang disebabkan
faktor biotik dan abiotik. Upaya mengurangi dan menghindarkan hutan tanaman dari
kerusakan menjadi bagian dari substansi strategi silvikultur yang diletakkan sejak awal. Oleh
karena itu tindakan perlindungan hutan tidak dapat dianggap sebagai satu penyelesaian
masalah kerusakan sesaat, atau hanya merupakan tindakan darurat, melainkan lebih diarahkan
untuk mengenali dan mengevaluasi semua sumber kerusakan yang potensial, agar kerusakan
suatu kerusakan hutan melalui perencanaan silvikultur dan pengelolaan yang baik. Apabila
dapat diwujudkan maka prosedur itu akan lebih efektif daripada pengendalian langsung
setelah kerusakan yang besar terjadi. Oleh karena itu teknik pencegahan dan pengendalian
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) di sektor kehutanan perlu segera mendapat perhatian
khusus, karena masalah OPT sektor kehutanan di Indonesia masih kurang mendapat perhatian
dibandingkan dengan kegiatan perlindungan hutan yang lain. Upaya ini harus ditempuh
karena masalah OPT merupakan bagian integral dari kegiatan pengelolaan hutan. Para ahli
kehutanan mengatakan bahwa banyak faktor yang dapat menyebabkan kerusakan hutan, baik
yang berasal dari luar hutan maupun faktor-faktor yang berhubungan dengan perkembangan
atau faktorfaktor lingkungan fisik (abiotik). Penyebab kerusakan hutan dari organisme hidup
salah satunya adalah penyakit hutan. Penyakit hutan dapat menimbulkan kerugian antara lain
Untuk mengetahui hama apa saja yang ada, maka terlebih dahulu kita jabarkan apa
yang disebut hama. Hama adalah semua binatang yang menimbulkan kerugian pada pohon
hutan dan hasil hutan seperti serangga, bajing, tikus, belalang, ulat dan lain-lain.
1. Tikus
Gejala serangan :
penyimpanan.
3. Bagian tumbuhan yang disarang tidak hanya biji bijian tetapi juga batang tumbuhan
muda.
4. Tikus membuat lubang lubang pada pematang sawah dan sering berlindung di
semak semak.
2. Wereng
Gejala serangan :
3. Walang Sangit
Gejala serangan :
2. Biji yang sudah diisap akan menjadi hampa, agak hampa, atau liat.
4. Walang sangit muda (nimfa) lebih aktif dibandingkan dewasanya (imago), tetapi
hewan dewasa dapat merusak lebih hebat karenya hidupnya lebih lama.
5. Walang sangit dewasa juga dapat memakan biji biji yang sudah mengeras, yaitu
6. Faktor faktor yang mendukung yang mendukung populasi walang sangit antara lain
sebagai berikut:
4. Ulat
Gejala serangan :
1. Aktif memakan dedaunan bahkan pangkal batang, terutama pada malam hari.
2. Daun yang dimakan oleh ulat hanya tersisa rangka atau tulang daunya saja.
Gejala serangan :
1. Menghisap cairan pada akar tanaman.
2. Tanaman yang terserang hama ini adalah tanaman menjadi lambat tumbuh dan kerdil
6. Fungus gnats
Gejala serangan :
2. Larvanya yang berbentuk seperti cacing hidup di dalam media tanam dan sering
3. Fungus gnats dewasa merusak seludang bunga, dengan gejala serangan munculnya
7. Spider mite
Gejala serangan :
2. Serangan hama ini mengakibatkan daun berwarna kuning, kemudian muncul bercak-
3. Serangan Spider mite secara besar bisa mengakibatkan daun habis dan tanaman mati.
8. Kutu perisai
Gejala serangan :
1. Hama ini menyerang bagian daun.
2. Kutu ini biasanya terdapat koloni dengan membentuk barisan di bagian tulang daun.
9. Belalang
Gejala serangan :
1. Gejala penyerangan hama belalang ini sama dengan ulat, yaitu daun menjadi
rombeng.
Gejala serangan :
1. Lalat ini menusuk pangkal buah cabe yang terlihat ada bintik hitam kecil bekas
2. Buah yang terserang akan menjadi bercak-bercak bulat, kemudian membusuk, dan
berlobang.
3. Setelah telur menetas jadi larva (belatung) dan hidup di dalam buah sampai buah
rontok dan membusuk larva akan keluar ke tanah dan seminggu kemudian berubah
Gejala serangan :
1. Daun bolong-bolong pertanda serangan ulat grayak. Kalau dibiarkan tanaman bisa
Gejala serangan :
sebaiknya dihindari penanaman cabai dalam skala luas dapa satu hamparan.
Gejala serangan :
2. Kupu sebagai induk dari hama Ostrinia furnacalis muncul di pertanaman pada malam
hari, antara pk. 20.00 sampai pk. 22.00 dan meletakkan telurnya pada jam-jam
tersebut. Kupu betina meletakkan telur sebanyak 300-500 butir pada daun ketiga.
3. Setelah 4-5 hari telur menetas, ulat akan masuk ke dalam batang setelah berumur 7-10
hari melalui pucuknya dan sering merusak malai yang belum keluar. Selanjutnya ulat
menggerek ke dalam batang dan kebanyakan pada ruas batangnya, dan setelah habis
digereknya pula ruas yang disebelah bawah. Umur ulat 18-41 hari
4. Gejala serangan ulat yang masih muda, tanda daun kelihatan garis-garis putih bekas
gigitan.
14.Pengorok daun atau hama putih (Nymphola depunctalis) dan hama putih palsu
(Cnaphalocrosis medinalis)
Gejala serangan :
1. Pengorok daun atau hama putih (Nymphola depunctalis) menyerang daun padi sejak
2. Daun padi yang telah dikorok menjadi putih, tinggal kerangka daunnya saja.
4. Larva membuat gulungan/kantung dari daun padi kemudian menjatuhkan diri ke air.
Larva berwarna hijau, perkembangan sampai menjadi pupa 14 20 hari. Stadia pupa
4 7 hari.
Gejala serangan :
1. Hama ganjur sejenis lalat ordo Diptera. Ngengat betina hanya kawin satu kali seumur
hidupnya, bertelur antara 100-250 telur. Telur berwarna coklat kemerahan dan
2. Larva makan jaringan tanaman diantara lipatan daun padi, pertumbuhan daun padi
3. Pucuk tanaman menjadi kering dan mudah dicabut. Masa larva selama 6 12 hari.
1. Uret yang merusak tanaman padi terdiri dari spesies Exopholis hypoleuca,
2. Perkembangan hidup ketiga uret tersebut sama yaitu dari telur larva (uret) pupa
imago (kumbang).
3. Kumbang hanya makan sedikit daun-daunan dan tidak begitu merusak dibanding
uretnya.
Dari bebagai jenis hama diatas hama yang palin potensial dan eksplosif menimbulkan
III. KESIMPULAN
https://www.academia.edu/29188373/PENGENDALIAN_ORGANISME_PENGGANGGU_
TANAMAN_OPT/diakses-pada-22-02-2017
Pracaya, 2008. Hama dan Penyakit Tanaman: edisi revisi. Penerbit Swadaya, Jakarta
Untung, Kasumbogo. 2006. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu (edisi kedua). Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.