Makalah Perlindungan Hutan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

Oleh:

Kelompok 2

Melinda sari L 131 15 039


Agus Rudiansyah L 131 15 188
Ahmad Haykal L 131 15 243

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2017
I. PENDAHULUAN

Pembangunan hutan tanaman merupakan suatu kegiatan penting untuk memenuhi

berbagai fungsi produksi dan perlindungan, dan apabila direncanakan dengan baik dari hutan

tanaman dapat diperoleh pula kestabilan lingkungan. Pembangunan hutan tanaman umumnya

dilakukan dengan pola tanam satu jenis (monokultur), sehingga hutan tanaman merupakan

suatu ekologi binaan dengan budidaya pohon hutan, dan menerapkan silvikultur intensif.

Kesengajaan menyederhanakan ekosistem alam menjadi ekosistem rekayasa seperti pola

pertanaman monokultur tersebut sangatlah rentan terhadap kerusakan hutan yang disebabkan

faktor biotik dan abiotik. Upaya mengurangi dan menghindarkan hutan tanaman dari

kerusakan menjadi bagian dari substansi strategi silvikultur yang diletakkan sejak awal. Oleh

karena itu tindakan perlindungan hutan tidak dapat dianggap sebagai satu penyelesaian

masalah kerusakan sesaat, atau hanya merupakan tindakan darurat, melainkan lebih diarahkan

untuk mengenali dan mengevaluasi semua sumber kerusakan yang potensial, agar kerusakan

yang besar dapat dihindari.

Perlindungan hutan mengutamakan pencegahan awal terjadinya atau perkembangan

suatu kerusakan hutan melalui perencanaan silvikultur dan pengelolaan yang baik. Apabila

dapat diwujudkan maka prosedur itu akan lebih efektif daripada pengendalian langsung

setelah kerusakan yang besar terjadi. Oleh karena itu teknik pencegahan dan pengendalian

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) di sektor kehutanan perlu segera mendapat perhatian

khusus, karena masalah OPT sektor kehutanan di Indonesia masih kurang mendapat perhatian

dibandingkan dengan kegiatan perlindungan hutan yang lain. Upaya ini harus ditempuh

karena masalah OPT merupakan bagian integral dari kegiatan pengelolaan hutan. Para ahli

kehutanan mengatakan bahwa banyak faktor yang dapat menyebabkan kerusakan hutan, baik

yang berasal dari luar hutan maupun faktor-faktor yang berhubungan dengan perkembangan

hutan itu sendiri.


Faktor-faktor penyebab kerusakan hutan dapat terdiri dari organisme hidup (biotik)

atau faktorfaktor lingkungan fisik (abiotik). Penyebab kerusakan hutan dari organisme hidup

salah satunya adalah penyakit hutan. Penyakit hutan dapat menimbulkan kerugian antara lain

mengurangi kuantitas dan kualitas hasil dan meningkatnya biaya produksi.


II. PEMBAHASAN

Untuk mengetahui hama apa saja yang ada, maka terlebih dahulu kita jabarkan apa

yang disebut hama. Hama adalah semua binatang yang menimbulkan kerugian pada pohon

hutan dan hasil hutan seperti serangga, bajing, tikus, belalang, ulat dan lain-lain.

Adapun macam-macam hama yaitu:

1. Tikus

Gejala serangan :

1. Tikus menyerang berbagai tumbuhan.

2. Menyerang di pesemaian, masa vegetatif, masa generatif, masa panen, tempat

penyimpanan.

3. Bagian tumbuhan yang disarang tidak hanya biji bijian tetapi juga batang tumbuhan

muda.

4. Tikus membuat lubang lubang pada pematang sawah dan sering berlindung di

semak semak.

2. Wereng

Gejala serangan :

1. Menyebabkan daun dan batang tumbuhan berlubang lubang.

2. Daun dan batang kemudian kering, dan pada akhirnya mati.

3. Walang Sangit
Gejala serangan :

1. Menghisap butir butir padi yang masih cair.

2. Biji yang sudah diisap akan menjadi hampa, agak hampa, atau liat.

3. Kulit biji iu akan berwarna kehitam hitaman.

4. Walang sangit muda (nimfa) lebih aktif dibandingkan dewasanya (imago), tetapi

hewan dewasa dapat merusak lebih hebat karenya hidupnya lebih lama.

5. Walang sangit dewasa juga dapat memakan biji biji yang sudah mengeras, yaitu

dengan mengeluarkan enzim yang dapat mencerna karbohidrat.

6. Faktor faktor yang mendukung yang mendukung populasi walang sangit antara lain

sebagai berikut:

Sawah sangat dekat dengat perhutanan.


Populasi gulma di sekitar sawah cukup tinggi.
Penanaman tidak serentak

4. Ulat

Gejala serangan :

1. Aktif memakan dedaunan bahkan pangkal batang, terutama pada malam hari.

2. Daun yang dimakan oleh ulat hanya tersisa rangka atau tulang daunya saja.

5. Cacing liang (Radhopolus Similis)

Gejala serangan :
1. Menghisap cairan pada akar tanaman.

2. Tanaman yang terserang hama ini adalah tanaman menjadi lambat tumbuh dan kerdil

serta menghasilkan bunga yang kecil.

6. Fungus gnats

Gejala serangan :

1. Adalah serangga yang berbentuk seperti nyamuk berwarna hitam.

2. Larvanya yang berbentuk seperti cacing hidup di dalam media tanam dan sering

makan akar halus tanaman.

3. Fungus gnats dewasa merusak seludang bunga, dengan gejala serangan munculnya

bintik-bintik hitam pada seludang bunga.

7. Spider mite

Gejala serangan :

1. Spider mite mengisap cairan pada tanaman.

2. Serangan hama ini mengakibatkan daun berwarna kuning, kemudian muncul bercak-

bercak pada bagian yang diisap cairannya.

3. Serangan Spider mite secara besar bisa mengakibatkan daun habis dan tanaman mati.

Spider mite lebih kebal terhadap insektisida.

8. Kutu perisai

Gejala serangan :
1. Hama ini menyerang bagian daun.

2. Kutu ini biasanya terdapat koloni dengan membentuk barisan di bagian tulang daun.

9. Belalang

Gejala serangan :

1. Gejala penyerangan hama belalang ini sama dengan ulat, yaitu daun menjadi

rombeng.

10.Lalat buah (Dacus ferrugineus Coquillet atau Dacus dorsalis Hend)

Gejala serangan :

1. Lalat ini menusuk pangkal buah cabe yang terlihat ada bintik hitam kecil bekas

tusukan lalat buah untuk memasukkan telur.

2. Buah yang terserang akan menjadi bercak-bercak bulat, kemudian membusuk, dan

berlobang.

3. Setelah telur menetas jadi larva (belatung) dan hidup di dalam buah sampai buah

rontok dan membusuk larva akan keluar ke tanah dan seminggu kemudian berubah

menjadi lalat muda.

11.Ulat grayak (Spodoptera litura)

Gejala serangan :

1. Daun bolong-bolong pertanda serangan ulat grayak. Kalau dibiarkan tanaman bisa

gundul atau tinggal tulang daun saja.


2. Ia juga memakan buah hingga berlubang akibatnya cabe tidak laku dijual.

12.hrips/kemreki (Thrips parvispinus)

Gejala serangan :

1. Daun yang cairannya diisap menjadi keriput dan melengkung ke atas.

2. Thrips sering bersarang di bunga, ia juga menjadi perantara penyebaran virus.

sebaiknya dihindari penanaman cabai dalam skala luas dapa satu hamparan.

13.Penggerek jagung (Ostrinia furnacalis)

Gejala serangan :

1. Menyebabkan batang jagung retak dan patah.

2. Kupu sebagai induk dari hama Ostrinia furnacalis muncul di pertanaman pada malam

hari, antara pk. 20.00 sampai pk. 22.00 dan meletakkan telurnya pada jam-jam

tersebut. Kupu betina meletakkan telur sebanyak 300-500 butir pada daun ketiga.

Telut berwarna putih kekuningan diletakkan di bawah permukaan daun secara

berkelompok. Biasanya ditutupi oleh bulu-bulu.

3. Setelah 4-5 hari telur menetas, ulat akan masuk ke dalam batang setelah berumur 7-10

hari melalui pucuknya dan sering merusak malai yang belum keluar. Selanjutnya ulat

menggerek ke dalam batang dan kebanyakan pada ruas batangnya, dan setelah habis

digereknya pula ruas yang disebelah bawah. Umur ulat 18-41 hari

4. Gejala serangan ulat yang masih muda, tanda daun kelihatan garis-garis putih bekas

gigitan.
14.Pengorok daun atau hama putih (Nymphola depunctalis) dan hama putih palsu

(Cnaphalocrosis medinalis)

Gejala serangan :

1. Pengorok daun atau hama putih (Nymphola depunctalis) menyerang daun padi sejak

dipesemaian hingga dilapang.

2. Daun padi yang telah dikorok menjadi putih, tinggal kerangka daunnya saja.

3. Larva bersifat semi aquatik, memanfaatkan air sebagai sumber oksigen.

4. Larva membuat gulungan/kantung dari daun padi kemudian menjatuhkan diri ke air.

Larva berwarna hijau, perkembangan sampai menjadi pupa 14 20 hari. Stadia pupa

4 7 hari.

15.Ganjur (Orseolia oryzae)

Gejala serangan :

1. Hama ganjur sejenis lalat ordo Diptera. Ngengat betina hanya kawin satu kali seumur

hidupnya, bertelur antara 100-250 telur. Telur berwarna coklat kemerahan dan

menetas setelah 3 hari.

2. Larva makan jaringan tanaman diantara lipatan daun padi, pertumbuhan daun padi

jadi tidak normal.

3. Pucuk tanaman menjadi kering dan mudah dicabut. Masa larva selama 6 12 hari.

Siklus hidup keseluruhan 19 26 hari.

16.Uret (Exopholis hypoleuca, Leucopholis rorida, Phyllophaga helleri)


Gejala serangan :

1. Uret yang merusak tanaman padi terdiri dari spesies Exopholis hypoleuca,

Leucopholis rorida, Phyllophaga helleri

2. Perkembangan hidup ketiga uret tersebut sama yaitu dari telur larva (uret) pupa

imago (kumbang).

3. Kumbang hanya makan sedikit daun-daunan dan tidak begitu merusak dibanding

uretnya.

Dari bebagai jenis hama diatas hama yang palin potensial dan eksplosif menimbulkan

kerugian adalah dari golongan serangga. Sehingga masyarakat umumnya mengidentikan

hama sama dengan serangga.

III. KESIMPULAN

Dari hasi pembahasan diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa


https://sugiartoagribisnis.wordpress.com/2011/01/20/macam-macam-hama-dan-penyakit-
pada-tanaman-serta-cara-pengendaliannya/diakses-pada-22-02-2017

https://www.academia.edu/29188373/PENGENDALIAN_ORGANISME_PENGGANGGU_
TANAMAN_OPT/diakses-pada-22-02-2017
Pracaya, 2008. Hama dan Penyakit Tanaman: edisi revisi. Penerbit Swadaya, Jakarta
Untung, Kasumbogo. 2006. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu (edisi kedua). Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai