Laporan Silvikultur

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN II SILVIKULTUR

“PENYIANGAN GULMA”

RISKY FIDELIS
M1A119075

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemeliharaan tanaman hutan merupakan salah satu kegiatan yang

bertujuan untuk menjamin keberhasilan tanaman. Keberhasilan ini diperlihatkan

oleh kondisi tegakan yang mempunyai kualitas baik sesuai dengan tujuan

penanamannya. Pemeliharaan sangat diperlukan karena tedapat masalah utama

setelah kegiatan penanaman yaitu kematian bibit. Pemeliharaan bibit bertujuan

untuk mendapatkan kualitas bibit yang baik, sehingga menghasilkan tanaman

yang pertumbuhannya baik di lapangan. Kegiatan pemeliharaan bibit meliputi

penyiraman, penyulaman, penyiangan, pemupukan dan pencegahan dan

pemberantasan hama dan penyakit (Kurniawan, 2013).

Pemeliharaan bibit yang biasanya dilakukan adalah penyiangan.

Penyiangan adalah kegiatan membuang dan membersihkan gulma atau tumbuhan

pengganggu dari sekitar pertanaman pokok baik secara mekanik maupun

penggunaan herbisida (Mudin et al., 2020). Penyiangan secara mekanik adalah

penyiangan yang menggunakan mesin sebagai alat bantu. Penyiangan herbisida

merupakan penyiangan jenis kimiawi yang biasanya digunakan ketika penyiangan

mekanik tidak memungkinkan untuk dilakukan. Penyiangan yang sering

digunakan ialah penyiangan secara manual dengan menggunakan tangan untuk

mencabut gulma.

Gulma adalah salah satu organisme pengganggu tanaman (OPT) atau jasad

pengganggu tanaman. Keberadaan gulma disekitar tanaman merupakan salah satu

masalah penting dalam budidaya tanaman, khususnya dalam hal peningkatan


2

produksi. Semakin lama gulma tumbuh bersama dengan tanaman pokok, semakin

hebat persaingannya, pertumbuhan tanaman pokok semakin terlambat dan

hasilnya semakin menurun (Pertiwi dan Arsyad, 2018).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari praktikum ini adalah apa saja jenis – jenis gulma

dan tanaman pokoknya yang terdapat di Persemaian Mikoriza.

1.3 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis – jenis gulma

dan tanaman pokoknya yang terdapat di Persemaian Mikoriza.

1.4 Manfaat

Manfaat dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui jenis –

jenis gulma dan tanaman pokoknya yang terdapat di Persemaian Mikoriza.


II TINJAUAN PUSTAKA

Gulma adalah suatu tumbuhan lain yang tumbuh pada lahan tanaman

budidaya, tumbuhan yang tumbuh disekitar tanaman pokok (tanaman yang

sengaja ditanam) atau semua tumbuhan yang tumbuh pada tempat (area) yang

tidak diinginkan oleh si penanam sehingga kehadirannya dapat merugikan

tanaman lain yang ada di dekat atau disekitar tanaman pokok (Oksari, 2014).

Kehadiran gulma akan menurunkan hasil produksi pada tanaman pokok karena

tanaman sangat peka terhadap lingkungan terutama air, unsur hara, cahaya dan

ruang tumbuh. Teknik pengendalian gulma dapat dilakukan secara langsung yaiu

dengan cara penggunaan herbisida dan penyiangan manual. Penyiangan manual

dilakukan dengan cara mencabut gulma yang tidak diinginkan dari dari tanah atau

secara mekanis landak dan osrok. Penggunaan herbisida yang merupakan bahan

kimiawi, pemilihan herbisida dan dosis perlu dilakukan karena mampu

mempengaruhi jenis gulma yang dikendalikan (Afrilianty, 2019).

Gulma yang hidup di sekitar tanaman pokok perlu diberikan perlakuan

pemeliharaan yaitu penyiangan gulma. Penyiangan gulma bertujuan mengurangi

persaingan dalam mendapatkan unsur hara dan air. Penyiangan gulma juga

berfungsi untuk menekan serangan hama dan penyakit karena gulma dapat

menjadi inang bagi hama maupun vektor penyakit (Novianti, 2018). Gulma yang

telah menjadi inang bagi hama akan memperburuk kualitas pertumbuhan tanaman

pokok.

Gulma yang telah dihilangkan dari tanaman pokok akan membuat pertumbuhan

tanaman pokok menjadi lebih baik. Ngatiman dan Fajri (2018) menyatakan bahwa
pengendalian gulma dengan cara menebas gulma secara total dimulai sejak

tanaman umur empat bulan setelah tanam tersebut cukup berpengaruh terhadap

pertumbuhan tanaman, karena dengan penebasan gulma tanaman mendapat sinar

matahari dengan intensitas cukup tinggi, khususnya pada areal yang agak terbuka.
III METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan Praktikum dilaksanakan pada hari sabtu, 27 November 2021

pada pukul 09.00 Wita dan dilakukan di Persemaian Mikoriza, Kelurahan

Lahundape, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara .

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah handphone, alat tulis dan

buku.

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah (lihat Lampiran 1) :

1. Amati gulma dan tanaman pokoknya yang ada di lokasi praktikum.

2. Gunakan handphone untuk mengambil gambar gulma dan tanaman pokok

yang diamati.

3. Catat nama gulma dan tanaman pokoknya.


IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan

Tabel 1 Jenis Tanaman dan Jenis Gulma

No Jenis Tanaman Jenis Gulma


Eha
(Ca stan
opsi s

Rumput Teki
(Cyperus rotundus)
buruana Miq)

2
Lumut Daun
(Sphagnum sp.)
Kayu Putih
(Melaleuca leucadendra)

Ruruhi
(Syzygium polycephalum) Salam
(Syzygium polyanthum)
Tanaman eha (Castanopsis buruana Miq) pada tabel 1 merupakan jenis

tanaman pokok yang hidup dengan tanaman gulma yaitu rumput teki

(Cyperus rotundus). Eha merupakan tumbuhan serbaguna yang dipergunakan

untuk obat-obatan dan pangan alternatif (Irwanto et al., 2018). Rumput teki

(Cyperus rotundus) merupakan jenis rumput golongan Cyperaceae yang

merupakan gulma dan sering disepelekan keberadaannya. Rumput teki dapat

menggangu pertumbuhan tanaman eha. Jenis rumput ini banyak ditemukan di

dataran rendah dan banyak tersebar di Indonesia. Rumput teki dapat tumbuh pada

jenis tanah yang berbeda dan tumbuh 1-1000 meter mdpl (Rahayu dan

Romalasari, 2019).

Kayu putih (Melaleuca leucadendra) pada tabel 1 memiliki gulma, yaitu

lumut daun (Sphagnum sp.). Lumut daun merupakan tumbuhan kecil yang

mempunyai batang semu dan tumbuhnya tegak. Lumut ini tidak melekat pada

substratnya, tetapi mempunyai rizoid yang melekat pada tempat tumbuhnya.

Bentuk daunnya berupa lembaran yang tersusun spiral.

Jenis tanaman terakhir pada tabel 1 adalah ruruhi (Syzygium

polycephalum) yang memiliki gulma, yaitu salam (Syzygium polyanthum).

Tanaman salam dikategorikan sebagai gulma karena hidup disekitar tanaman

ruruhi sehingga menimbulkan persaingan. Syzygium polyanthum merupakan

tanaman yang tumbuh di berbagai daerah baik di pegunungan maupun dataran

rendah dan banyak dikenal dengan nama pohon salam. Daun salam bisa

digunakan sebagai pengobatan beberapa penyakit seperti diabetes, diare dan darah

tinggi (Zanaria et al., 2017).


V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah terdapat tiga jenis tanaman dan

gulmanya di lokasi praktikum. Tanaman eha (Castanopsis buruana Miq) memiliki

gulma yaitu rumput teki, tanaman kayu putih (Melaleuca leucadendra) memiliki

gulma yaitu lumut daun (Sphagnum sp.) dan tanaman kayu putih (Syzygium

polycephalum) memiliki gulma yaitu salam (Syzygium polyanthum).

5.2 Saran

Praktikum selanjutnya diharapkan agar semua praktikan dapat lebih tertib

dan lebih memperhatikan penjelasan dan arahan dari asisten praktikum.


DAFTAR PUSTAKA

Afrilianty. 2019. Uji Teknis Tiga Jenis Mata Pisau Pada Mesin Portable Mini
Cultivator Terhadap Hasil Penyiangan Gulma Alang – Alang [skripsi].
Universitas Sriwijaya. Palembang.

Irwanto, A. Tuhumury dan A. Sahupala. 2018. Analisis penyebaran lasa


(Castanopsis buruana Miq) sebagai pohon penghasil pangan alternatif di
Seram Bagian Barat Maluku. Jurnal Hutan Pulau-Pulau Kecil. 2 (2): 149-
164.

Kurniawan, E. 2013. Teknik pembibitan Gofasa (Vitex cofassus Reinw). Jurnal


Info Teknis Eboni. 10 (1): 58-67.

Mudin, D.K.L., P. Un dan L. Bernadina. 2020. Faktor-faktor yang mempengaruhi


pendapatan usahatani kacang tanah di Kecamatan Semau Kabupaten
Kupang. Jurnal Impas. 21 (1): 25-33.

Ngatiman dan M. Fajri. 2018. Teknik pengendalian gulma terhadap pertumbuhan


Shorea leprosula miq. di Khdtk Labanan, Berau, Kalimantan Timur.
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa. 4 (1): 35-48.

Novianti, F.D. 2018. Analisis Risiko Produksi Selada Hidroponik di PT. Kebun
Pangan Jaya (Kebun Sayur) Pamulang, Tangerang Selatan [skripsi].
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Oksari, A.A. 2014. Analisis vegetasi gulma pada pertanaman jagung dan
hubungannya dengan pengendalian gulma di Lambung Bukit, Padang,
Sumatera Barat. Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa. 4 (2): 135-
142.

Pertiwi, E.D dan M. Arsyad. 2018. Keanekaragaman dan dominasi gulma pada
pertanaman jagung di Lahan Kering Kecamatan Marisa Kabupaten
Pohuwato. Jurnal Agrovigor. 11 (2): 71-76.

Rahayu, W. E dan A. Romalasari. 2019. Penggunaan media tanam dan pupuk npk
terhadap hasil rumput teki (Cyperus rotundus) serta analisa kandungan
keripik olahannya. Jurnal Ilmu Ilmiah dan Teknologi Rekayasa. 2 (1): 7-
13.

Zanaria, R., M.T. Kamaluddin dan Theodorus. 2017. Efektivitas ekstrak etanol
daun salam (Eugenia polyantha) terhadap GLUT 4 di jaringan adiposa dan
kadar gula darah puasa pada tikus putih jantan. Jurnal Biomedik. 3 (3):
145-153.
Lampiran 1. Prosedur Kerja
Lampiran 2. Jenis Gulma

Rumput Teki (Cyperus rotundus)

Lumut Daun (Sphagnum sp.)

Salam (Syzygium polyanthum)

Anda mungkin juga menyukai